Você está na página 1de 2

Interpretasi Simbol dan Gaya Hidup Bebas Orang Barat dalam Karya

Terjemahan Hemingway, "Bukit-Bukit Bagai Gajah Putih"

Karya sastra adalah gambaran kenyataan atau mimesis. Suatu karya sastra lahir
dari suatu keadaan budaya dan kondisi sosial tertentu yang ingin dituliskan
pengarangnya. Sastra yang diciptakan oleh seseorang tentu dibuat dari pengalaman-
pengalamannya merasakan kehidupan. begitu pula karya sastra terjemahan.
Karya terjemahan dibuat oleh sastrawan asal negaranya. Maka dari itu, tentu saja
karya sastra itu menggambarkan budaya dan kondisi sosial di negara asalnya. Cerpen
berjudul Bukit-Bukit Bagai Putih adalah karya penulis berkebangsaan Amerika, Ernest
Hemingway. Ia adalah penulis dunia terkenal yang pernah meraih nobel sastra. Karya
cerpennya yang satu ini menceritakan percakapan antara dua orang, lelaki dan
perempuan. Yang laki-laki berasal dari Amerika, dan yang perempuan, bernama Jig, tidak
diceritakan dari mana asalnya. Mereka berdua bercakap-cakap di sebuah strasiun di Kota
Madrid, Spanyol. Percakapan mereka sangat alot dan bertenaga. Meskipun yang
dibicarakannya acak sekali, dari mulai apa yang dilihatnya di depan mata mereka (bukit,
bayangan gedung, rel kereta, dll), sampai ke obrolan yang sensitif tentang "operasi",
mereka tetap membicarakannya secara serius.
Membaca dan menginterpretasi cerpen ini akan membuat kita mendapat
pemahaman bahwa gaya hidup orang barat, khususnya Amerika, memang bebas. Amerika
adalah negara liberal dengan maskot patung liberti yang menyimbolkan kebebasan. Tidak
dijelaskan secara gamblang bahwa ada cerita tentang gaya hidup bebas orang barat dalam
cerpen ini, namun jika ditelisik secara lebih mendalam, banyak simbol-simbol yang
menyuratkan demikian.
Simbol yang pertama terletak pada judul. Judulnya adalah Bukit-Bukit Bagai
Gajah Putih atau dalam bahasa Inggris Hills Like White Elephant. Ada apa dengan bukit
dan ada apa pula dengan gajah yang berwarna putih? Kita akan tahu setelah memahami
keseluruhan alur dan isi cerita, khususnya percakapan antara dua orang tokoh dalam
cerpen ini.
Percakapan yang terjadi antara si laki-laki orang Amerika dengan Jig dimulai
dengai obrolan tentang apa yang terlihat oleh mata mereka di kejauhan. Bahwa di
kejauhan ada sekumpulan bukit-bukit yang menurut pandangan Jig terlihat bagai gajah
putih. Akan tetapi, si laki-laki tidak berpikir demikian. Dia bahkan terlihat enggan sekali
berpikir ke arah sana. Ia seperti jijik harus membayangkan seekor gajah putih besar di
depan sana. Kemudian percakapan bergerak ke obrolan tentang minuman bir. Mereka
memesan bir pada pelayan kemudian memilih minuman bir segar dicampur air putih yang
rasanya seperti licorice. Tapi seiring meluasnya percakapan, mereka tiba-tiba
membicarakan tentang operasi. Ini sepertinya inti pembicaraan mereka. pembicaraan
tentang bir dan sebagainya itu hanya bumbu-bumbu percakapan. Mereka mungkin
awalnya bingung pembicaraan dimulai dari mana hingga sampai pada pembicaraan
"operasi" yang harus dilakukan Jig atas permintaan laki-laki orang Amerika itu.
Memang seperti tidak ada hubungannya pembiaraan gajah putih dengan operasi.
Tetapi ada pernyataan dari Jig yang menghubungkan semuanya. Ternyata Jig sepertinya
hamil dan ia ingin meminta pertanggung jawaban laki-laki itu yang katanya mencintai
dia. Dahulu mungkin ia tahu bahwa lelaki itu mencintai dia, tapi sekarang ia ragu. Dari
pernyataannya tentang gajah putih yang tidak diindahkan oleh lelaki itu, mereka sudah
menemukan celah untuk berpecah.
Dari situ terlihat bahwa judul cerpen ini adalah simbol yang harus diinterpretasi
sendiri oleh pembaca. Gajah adalah hewan bertubuh besar. Bukit-bukit itu diibaratkan
tubuh wanita yang melekuk-lekuk. Tubuh yang akan membesar juga dialami oleh wanita
yang sedang hamil. Maka dari itu, jelas bahwa isi pikiran Jig adalah tentang kondisi
tubuhnya yang akan membesar nanti jika memiliki bayi dalam perutnya. Inilah potret
gaya hidup bebas orang barat yang diceritakan dalam cerpen ini.
Itulah gaya penulisan Hemingway: sering menggunakan simbol-simbol untuk
mengutarakan apa yang dia ingin sampaikan kepada pembacanya, dan membiarkan
pembacanya menginterpretasikan sendiri apa yang dimaksud.

Você também pode gostar