Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun oleh :
Eka Rahmawati
12/332992/EK/19010
ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMIKAN DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi membutuhkan modal, dijelaskan melalui Harrod-Domar model yg
menggambarkan mengenai growth-rate relation :
=
Dimana g menggambarkan equilibrium of growth rate, s sebagai the capital-formation
rate dan sebagai productivity of capital. Foreign Direct Investment (FDI) meningkatkan
gross capital dan juga meningkatkan s. FDI juga meningkatkan produktifitas , juga
meningkatkan kompetisi, eksternalitas positif tekonologi dan mempercepat spillover
effects. Sehingga banyak negara-negara berkembang meningkatkan FDI secara agresif.
Tidak bisa dipungkiri, kebutuhan akan modal investasi sangat diperlukan untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi. Di era globalisasi saat ini kesempatan untuk
mendapatkan dukungan modal dari negara lain sangat memungkinkan, kegiatan ekonomi
termasuk investasi saat ini tidak lagi hanya bisa dilakukan di dalam negeri, kesempatan
terbuka lebar untuk bebas memilih membangun relasi dengan negara manapun, ditambah
dengan keterbukaan suatu negara saat ini sangat membantu dalam percepatan
pertumbuhan pada negara tersebut.
Menyadari kebutuhan investasi yang begitu penting bagi pertumbuhan ekonomi, tidak
jarang negara-negara berkembang menwarkan tingkat suku bunga yang tinggi demi
menarik perhatian para investor. Dewasa ini Foreign Direct Investment tidak hanya
untuk memenuhi kebutuhan modal suatu perekonomian, Foreign Direct Investment juga
diharapkan bisa mentransfer kemampuan dan adanya alih teknologi bagi host country.
B. Rumusan masalah :
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah adalah sebagai
berikut :
1. Apakah FDI berperan penting terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia?
2. Seberapa besar proporsi FDI dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di
Indonesia?
C. Tujuan penelitian :
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah FDI berperan
penting terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan mengetahui seberapa
banyak proporsi FDI dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi dan bahan kajian
tentang Foreign Direct Investment dan Pertumbuhan ekonomi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Landasan teori
Foreign Direct Investment (FDI)
FDI adalah Investasi langsung yang dilakukan ke luar negeri. FDI merupakan bentuk
ekspansi dengan cara membangun anak perusahaan mereka di negara lain, hal ini dilakukan
pada negara tujuan ekspor dalam jumlah besar sehingga dapat mempermudah kegiatan ekspor
dan dapat menghemat biaya. Beberapa kondisi pada perusahaan multinasional yang
melakukan FDI kepada negara tujuan ekspor adalah sebagai berikut :
1. Menghemat biaya transportasi
2. Adanya hambatan dari pemerintah negara tujuan ekspor
3. Harapan untuk mempekerjaan penduduk lokal
Menurut Krugman (1994) yang dimaksud dengan FDI adalah arus modal internasional
dimana perusahaan dari suatu negara mendirikan atau memperluas perusahaannya di negara
lain. Oleh karena itu tidak hanya terjadi pemindahan sumber daya, tetapi juga terjadi
pemberlakuan control terhadap perusahaan di luar negeri.
FDI (Foreign Direct Investment) adalah salah satu bukti bahwa perekenomian sudah makin
mengglobal. Hal ini dimulai pada saat sebuah perusahaan multinasional dari satu negara
menanamkan modalnya dalam jangka panjang ke sebuah perusahaan di negara lain. Dengan
cara ini perusahaan yang ada di negara asal (Home Country) dapat mengontrol perusahaan
yang ada di negara tujuan investasi (Host Country) baik sebagian atau seluruhnya.
Biasanya, FDI terkait dengan investasi asset-aset produktif, seperti pembelian tanah, peraltan,
dan bangunan atau pembangunan pabrik yang baru yang dilakukan oleh perusahaan yang
akan berinvestasi.
FDI di Indonesia
UU Penanaman Modal Asing (UU No. 1/1967) dikeluarkan untuk menarik investasi asing
guna membangun ekonomi nasional.Di Indonesia adalah wewenang Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM) untuk memberikan persetujuan dan ijin atas investasi langsung
luar negeri.Dalam dekade terakhir ini pemodal asing enggan menanamkan modalnya di
Indonesia karena tidak stabilnya kondisi ekonomi dan politik.
Perusahaan-perusahaan multinasional yang ingin menyedot sumber daya alam menguasai
pasar (baik yang sudah ada dan menguntungkan maupun yang baru muncul) dan menekan
biaya produksi dengan mempekerjakan buruh murah di negara berkembang, biasanya adalah
para penanam modal asing ini.Contoh klasik FDI semacam ini misalnya adalah perusahaan-
perusahaan pertambangan Kanada yang membuka tambang di Indonesia atau perusahaan
minyak sawit Malaysia yang mengambil alih perkebunan-perkebunan sawit di Indonesia.
Cargill, Exxon, BP, Heidelberg Cement, Newmont, Rio Tinto dan Freeport McMoRan, dan
INCO semuanya memiliki investasi langsung di Indonesia.
Biasanya juga FDI adalah komitmen jangka-panjang. Itu sebabnya ia dianggap lebih bernilai
bagi sebuah negara dibandingkan investasi jenis lain yang bisa ditarik begitu saja ketika ada
muncul tanda adanya persoalan.
Akhirnya, pada tahun 2012 untuk pertama kalinya Indonesia masuk ke dalam kelompok 20
besar penerima FDI.Berdasarkan laporan United Nations Conference on Trade and
Development (UNCTAD) terbaru yang berjudul World Investment Report 2013 Indonesia
menduduki urutan ke-17. Berdasarkan survei yang dilakukan lembaga yang sama, tentang
pandangan dan rencana investasi perusahaan-perusahaan transnasional, Indonesia berada di
urutan keempat sebagai negara yang paling prospektif sebagai penerima FDI untuk tahun
2013-2015. Posisi ini sama dengan posisi pada laporan tahun lalu dan naik dua peringkat
dibandingkan dengan laporan dua tahun lalu. Posisi pertama sampai ketiga adalah China,
Amerika Serikat, dan India.Berdasarkan survei yang dilakukan ATKearney, peringkat
Indonesia melonjak dari urutan ke-19 menjadi ke-9.Jika kita keluarkan negara-negara maju,
maka posisi Indonesia tak jauh berbeda dengan laporan UNCTAD.Survei yang dilakukan
Lembaga resmi pemerintah Jepang, JBIC juga meningkatkan peringkat Indonesia dari urutan
ke-5 pada tahun 2011 menjadi urutan ke-3 pada tahun 2012.Survei ini dilakukan hanya untuk
perusahaan manufaktur Jepang yang beroperasi di luar negeri.
Pertumbuhan Ekonomi
Harrod-Domar growth model A functional economic relationship in
which the growth rate of gross domestic product (g) depends directly on
the national net savings rate (s) and inversely on the national capital-
output ratio (c) [Todaro and Smith, Economic Development: 111]
Harrod Domar model menggambarkan mekanisme ekonomi dengan mengatakan bahwa
semakin banyak investasi maka pertumbuhan ekonomi juga semakin meningkat. Meskipun
investasi bukan satu-satunya factor dari pertumbuhan ekonomi tetapi Harrod Domar
menegaskan bahwa investas merupakan factor penting bagi pertumbuhan. Secara matematis
model Harrod Domar menunjukan bahwa pertumbuhan secara langsung berhubungan dengan
saving dan berhubungan dengan capital output ratio secara tidak langsung. Seandainya
pendapatan nasional di definisikan sebagai Y, pertumbuhan ekonomi sebagai G, capital
output ratio sebagai K, saving sebagai S, dan investasi sebagai I dan average saving ratio
sebagai s, dan incremental capital output ratio sebagai k, maka akan dibentuk simple model
of economic growth sebagai berikut :
1. Net saving (S) sebagian proporsi, s, dari pendapatan nasional (Y) maka persamaan
nya adalah
= (1)
2. Net Investment (I) di definisikan sebagai perubahan pada capital stock, K, dan dapat
di gambarkan melalui K seperti
= (2)
= (3)
Y : pertumbuhan ekonomi di definisikan sebagai perubahan pendapatan nasional (Y) dibagi
dengan nilai dari pendapatan national.
Tetapi karena total stock, K, menghasilkan hubungan secara langsung terhadap Total pendapatan
nasional, atau output (Y), ditunjukan melalui capital/output ratio, sehingga diikuti dengan :
=
atau =
(4)
Karena total national saving, S, harus sama dengan total Investment maka persamaanya ditulis :
= (5)
Tetapi melalui persamaan (1) dapat diketahui bahwa S = sY dan dari persamaan (2) dan (3) dapat
diketahui bahwa : I = K = kY
Sehingga dapat di definisikan Saving dengan kata lain Investment ditunjukan melalui persamaan
sebagai berikut
= = = = (6)
Atau secara sederhana
= (7)
= = (8)
Sekarang dengan membagi kedua sisi dari persamaan (8) di dapatkan model pertumbuhan ekonomi
Y/Y yang menghasilkan rate of change dari pendapatan nasional atau rate of GDP (persentase
perubahan pada GDP)
Persamaan (8), merupakan versi sederhana dari persamaan Harrod-Domar dalam teori pertumbuhan
ekonomi, secara tidak langsung menyatakan bahwa the rate of growth dari GDP (Y/Y) menjadi
penentu secara bersama-sama melalui national saving ratio, s, dan national capital/output ratio,k.
secara spesifik hal ini mengatakan bahwa pada posisi ketiadaan pemerintah, pertumbuhan pada rate of
national income akan secara langsung atau secara positif berhubungan dengan saving ratio (semakin
banyak tabungan dan investasi dari GDP maka akan semakin baik pertumbuhan pada GDP tersebut)
dan sebaliknya, berhubungan dengan economys capital/output ratio (semakin tinggi k maka
pertumbuhan GDP akan semakin rendah)
Logika ekonomi dari persamaan (8) sangat sederhana, dalam proses pertumbuhan ekonomi,
perekonomian harus memiliki proporsi tabungan dan investasi dari GDP. Semakin tinggi proporsi
tabungan dan investasi maka akan semakin cepat proses pertumbuhan ekonomi tersebut. Rate of
growth bergantung pada seberapa produktif investasi pada perekonomian tersebut.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Sapienza, Elvira. (2010). Foreign Direct Investment and growth in Central, Eastern, and
Southern Europe. 69, 99-138.
Shuaib, dkk. (2015). The Impact of Foreign Direct Investment (FDI) on the Growth of the
Nigerian Economy. 2 (3), 38-55.
Todaro, Michael P. dan Smith, Stephen C. (2012). Economic Development 11th edition.
Krugman, Paul R., Obstfeld, Maurice., dan Melitz, Marc J. (2012). International Economics
Theory and Policy ninth edition.
Balasubramanyam, V.N., Salisu, M. and Sapsford, David. (1996). Foreign Direct
Investment and Growth in EP and is Countries. 106 (434), 92-105.
Hsiao, Cheng. and Shen, Yan. (2003). Foreign Direct Investment and Economic Growth:
The Importance of Institutions and Urbanization. 51 (4), 883-896.
BINUS, SBM. (2016). Pengertian FDI [online]. Tersedia: http:/
/sbm.binus.ac.id/2016/11/15/pengertian-fdi/
Erlian. (2014). FDI [online]. Tersedia:
https://erlianabanjarnahor19.wordpress.com/2014/07/15/fdi-foreign-direct-investment-atau-
investasi-langsung-luar-negeri/