Você está na página 1de 17

TUGAS KEPERAWATAN JIWA

ASUHAN KEPERAWATAN HARGA DIRI RENDAH

Disusun Oleh:

Dewi Purnama Sari Hana Tri Ayu Gaspar


Riski Annisa Parida Trysnawati
Surya Akhmad Gazali Akhmad Maulidi Sofyan

PROGRAM STUDY ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIYATA HUSADA SAMARINDA
TAHUN AKADEMIK 2010
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terselesainya makalah
ini. Makalah yang kami buat yaitu tentang ASUHAN KEPERAWATAN HARGA DIRI
RENDAH. Makalah ini memberi perhatian yang besar terhadap mata kuliah Keperawatan
Jiwa. Sesuai dengan judul makalah ini, penguraian yang disajikan dalam makalah ini cukup
jelas, singkat dan terutama menekan yang berhubungan dengan judul makalah tersebut.

Akhir kata, kami ucapkan Terima Kasih terutama kepada dosen pembimbing dan temam-
teman sekalian. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Samarinda, 29 Oktober 2012

PENULIS
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAAN

A. Latar Belakang ......................................................................................................... 03


B. Tujuan ...................................................................................................................... 03

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep diri ............................................................................................................... 04


B. HargaDiri Rendah .................................................................................................... 07
C. Penyebab dan Akibat Harga Diri Rendah ................................................................ 07
D. Tanda dan Gejala ..................................................................................................... 08
E. Pohon Masalah ......................................................................................................... 09
F. Pengkajian pada pasien dengan Harga diri Rendah ................................................. 09
G. Diagnosa Keperaawatan .......................................................................................... 13
H. Tindakan Keperawatan ............................................................................................ 13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................................................. 16
B. Saran......................................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manusia dalam kehidupan sehari-hari selalu mempunyai masalah. Setiap


individu biasanya mempunyai cara sendiri untuk menyelesaikan masalahnya, tetapi jika
ada sebagian manusia yang tidak dapat menyelesaikan masalahnya sendiri akan dapat
mengakibatkan gangguan jiwa. Tidak dapat dipungkiri dengan adanya perkembangan
zaman dan teknologi semakin banyak masalah rumit yang timbul dan dampaknya sangat
besar berpengaruh terhadap jiwa seseorang yang tidak dapat mengantisipasi gejala yang
timbul.
Harga diri rendah adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh
dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang dengan diri sendiri tanpa syarat
walaupun melakukan kesalahan, kegagalan, dan kekalahan tetapi merasa sebagai
seseorang yang tidak penting dan berharga.
Peristiwa traumatik seperti kehilangan pekerjaan, harta, benda, dan orang yang
dicintai dapat meninggalkan dampak yang serius. Dampak kehilangan tersebut sangat
mempengaruhi persepsi individu akan kemampuan dirinya sehingga mengganggu harga
diri seseorang.

B. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari konsep diri
2. Mengetahui penyebab terjadinya harga diri rendah
3. Mengetahui cara mengkaji pasien dengan gangguan harga diri rendah
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Diri
Menurut Rogers (2004), konsep diri adalah kesadaran batin yang tetap
mengenai pengalaman yang berhubungan dengan aku dan membedakan aku
dari yang bukan aku. Komponen-komponen dalam konsep diri terdiri atas
beberapa hal diantaranya adalah sebagai berikut, (Rogers,2004) :
1. Gambaran Diri
Kumpulan dari sikap individu yang disadari dan tidak disadari terhadap
tubuhnya, termasuk persepsi masa lalu dan sekarang, serta perasaan
tentang ukuran, fungsi, penampilan, dan potensi yang secara
berkesinambungan dimodifikasi dengan persepsi dan pengalaman baru.
Hal-hal yang terkait dengan gambaran diri sebagai berikut :
a. Fokus individu terhadap fisik lebih menonjol pada usia remaja
b. Bentuk tubuh, tinggi badan, berat badan, dan tanda-tanda pubertas
c. Cara individu memandang diri berdampak penting terhadap aspek
psikologis
d. Gambaran yang realistic terhadap menerima dan menyukai bagian
tubuh, akan member rasa aman dalam menghindari kecemasan dan
meningkatkan harga diri
e. Individu yang stabil, realistic, dan konsisten terhadap gambaran
dirinya dapat mendorong sukses dalam kehidupan
2. Ideal diri
Persepsi individu dengan perilakunya disesuaikan dengan standart pribadi
yang terkait dengan cita-cita, harapan, dan keinginan serta nilai personal
tertentu yang ingin dicapai. Hal-hal yang terkait dengan ideal diri adalah :
a. Perkembangan awal terjadi pada masa kanak-kanak
b. Terbentuknya masa remaja melalui proses identifikasi terhadap orang
tua, guru, dan teman
c. Dipengaruhi oleh orang-orang yang dipandang penting dalam member
tuntutan dan harapan
d. Mewujudkan cita-cita dan harapan pribadi berdasarkan norma
keluarga dan social
3. Harga diri
Penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan
menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal diri.
Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berakar dalam penerimaan
diri sendiri tanpa syarat. Walaupun melakukan kesalahan, kekalahan, dan
kegagalan tetap merasa sebagai seorang yang penting dan berharga.
4. Peran diri
Serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh lingkungan social
berhubungan dengan fungsi individu di berbagai kelompok social. Peran
yang ditetapkan adalah peran dimana seseorang tidak mempunyai pilihan
untuk menentukan perannya sendiri. Peran yang diterima adalah peran
yang dipilih atau terpilih oleh individu itu sendiri
5. Identitas diri
Pengorganisasian prinsip dari kepribadian yang bertanggung jawab
terhadap kesatuan kesinambungan, konsistensi dan keunikan individu
mempunyai konotasi otonomi dan meliputi persepsi seksualitas seseorang.
Pembentukan kualitas dimulai pada masa bayi dan terus berlangsung
sepanjang kehidupan tapi merupakan tugas utama pada masa remaja.
B. Definisi Harga Diri Rendah
Salah satu komponen konsep diri yaitu harga diri, dimana harga diri
adalah penilaian individu terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa
sebrapa jauh perilaku memenuhi ideal dirinya. Dapat diartikan bahwa harga
diri menggambarkan sejauh mana individu tersebut menilai dirinya sebagai
orang yang memiliki kemampuan, keberartian, berharga dan kompeten.
Sedangkan harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang
berharga dan tidak bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri. Jika
individu sering gagal maka cenderung harga diri rendah, kehilangan kasih
saying dan penghargaan orang lain. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan
orang lain, aspek utama adalah diterima dan menerima penghargaan dari
orang lain.
Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negative
terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri merasa
gagal mencapai keinginan, mengkritik diri sendiri, penurunan produktivitas,
destruktif yang diarahkan pada orang lain, perasaan tidak mampu, mudah
tersinggung dan menarik diri secara social. Biasanya harga diri sangat rentan
terganggu pada saat remaja dan usia lanjut. Dari hasil riset yang ditemukan
bahwa masalah kesehatan fisik mengakibatkan harga diri rendah. Harga diri
tinggi terkait dengan ansietas yang rendah, efektif dalam kelompok dan
diterima oleh orang lain. Sedangkan harga diri rendah terkait dengan
hubungan interpersonal yang buruk dan resiko terjadi depresi dan skizofrenia

C. Penyebab dan akibat harga diri rendah


1. Penyebab harga diri rendah
Salah stu penyebab dari harga diri rendah yaitu berduka disfungsional.
Berduka disfungsional merupakan pemanjangan atau tidak sukses dalam
menggunakan respon intelektual dan emosional oleh individu dalam melalui
proses modifikasi konsep diri berdasarkan persepsi kehilangan. Tanda dan
gejalanya adalah :
a. Rasa bersalah
b. Adanya penolakan
c. Marah, sedih, dan menangis
d. Perubahan pola makan, tidur, mimpi, konsentrasi dan aktivitas
e. Mengungkapkan tidak berdaya

2. Akibat dari harga diri rendah


Harga diri rendah dapat beresiko terjadinya isolasi social seperti menarik diri.
Menarik diri merupaka percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain
dan menghindari hubungan dengan orang lain. Tanda dan gejalanya adalah :
a. Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul
b. Menghindar dari orang lain (menyendiri)
c. Komunikasi kurang/tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan
klien lain/perawat
d. Tidak ada kontak mata, klien sering menunduk
e. Berdiam diri dikamar/klien kurang mobilitas
f. Menolak berhubungan dengan orang lain, klien memutuskan pembicaraan
atau pergi jika diajak berbicara
g. Tidak/jarang melakukan kegiatan sehari-hari

D. Tanda dan Gejala


1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan
terhadap penyakit
2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri
3. Merendahkan martabat
4. Gangguan hubungan social
5. Percaya diri kurang
6. Mencederai diri
E. Pohon Masalah

Isolasi sosial : Menarik Diri

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

Gangguan Citra Tubuh

F. Pengkajian pada pasien dengan harga diri rendah


Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi factor penyebab (predisposisi)
dan factor pencetus (presipitasi)
1. Faktor penyebab (predisposisi)
a. Penolakan orang tua
b. Harapan orang tua yang tidak realistis
c. Kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab
personal
d. Ketergantungan pada orang lain
e. Ideal diri yang tidak realistis
2. Factor pencetus (Presipitasi)
Stresor pencetus mungkin ditimbulkan dari sumber-sumber internal dan
eksternal seperti :
a. Trauma, seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan
kejadian yang mengancam
b. Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan
dimana individu mengalami frustasi. Ada tiga jenis transisi peran :
1) Transisi peran perkembangan adalah perubahan normative yang berkaitan
dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam
kehidupan individuatau keluarga dan norma-norma budaya, nilai-nilai
tekanan untuk penyesuaian diri. Setiap perkembangan dapat menimbulkan
ancaman pada identitas. Setiap perkembangan harus dilalui individu
dengan menjelaskan tugas perkembangan yang berbeda-beda. Hal ini
dapat merupakan stressor bagi konsep diri
2) Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya
anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian. Transisi situasi terjadi
sepanjang daur kehidupan, bertambah atau berkurang orang yang berarti
melalui kelahiran atau kematian, misalnya status sendiri menjadi berdua
atau menjadi orang tua. Perubahan status menyebabkan perubahan peran
yang dapat menimbulkan ketegangan peran yaitu konflik peran, peran
tidak jelas atau peran berlebihan
3) Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari keadaan sehat ke
keadaan sakit. Transisi ini mungkin dicetuskan oleh kehilangan bagian
tubuh, perubahan ukuran, bentuk, penampilan dan fungsi tubuh,
perubahan fisik, prosedur medis dan keperawatan. Stressor pada tubuh
dapat menyebabkan gangguan gambaran diri dan berakibat diri dan
berakibat perubahan konsep diri. Perubahan tubuh dapat mempengaruhi
semua komponen konsep diri yaitu gambaran diri, identitas diri, peran dan
harga diri. Masalah konsep diri dapat dicetuskan oleh factor psikologis,
sosiologi, atau fisiologi, namun yang penting adalah persepsi klien
terhadap ancaman.

3. Mekanisme koping
a. Pertahanan jangka pendek
1) Aktivitas yang dapat memberikan pelarian sementara dari krisis identitas,
misalnya main musik, bekerja keras, menonton, televise.
2) Aktivitas yang dapat memberikan identitas pengganti sementara, misalnya
ikut dalam aktivitas social, keagamaan.
3) Aktivitas yang secara sementara menguatkan perasaan diri, misalnya
olahraga yang kempetitif pencapaian akademik/belajar giat.
4) Aktivitas yang mewakili upaya jangka pendek untuk membuat masalah
identitas menjadi kurang berarti dalam kehidupan individu, misalnya
penyalahgunaan obat.
b. Pertahanan jangka panjang
1) Penutupan identitas yaitu adapsi identitas pada orang yang menurut klien
penting, tanpa memperhatikan kondisi dirinya
2) Identitas negative yaitu klien beranggapan bahwa identifikasi yang tidak
wajar akan diterima masyarakat.
3) Pertahanan yang berorientasi ego yang sering disebut sebagai mekanisme
pertahanan mental :
a) Disosiasi
b) Isolasi
c) Proyeksi
d) Displacement
4) Sumber-sumber koping
a) Aktifitas olahraga
b) Hobi dan kerajinan tangan
c) Seni yang ekspresif
d) Kesehatan
e) Kecerdasan
f) Hubungan interpersonal

5) Masalah dan Data yang Perlu Dikaji

Masalah
No Data Subyektif Data Obyektif
Keperawatan

1 Isolasi sosial Mengungkapkan Ekspresi


: menarik diri tidak berdaya dan wajah
tidak ingin hidup kosong
lagi Tidak ada
Mengungkapkan kontak mata
enggan berbicara ketika diajak
dengan orang lain bicara
Klien malu bertemu Suara pelan
dan berhadapan dan tidak
dengan orang lain jelas

2 Gangguan Mengungkapkan Merusak diri


konsep diri : ingin diakui jati sendiri
harga diri dirinya Merusak
rendah Mengungkapkan orang lain
tidak ada lagi yang Menarik diri
peduli dari
Mengungkapkan hubungan
tidak bisa apa-apa sosial
Mengungkapkan Tampak
dirinya tidak mudah
berguna tersinggung
Mengkritik diri Tidak mau
sendiri makan dan
tidak tidur
Perasaan
malu
Tidak
nyaman jika
jadi pusat
perhatian

3 Berduka Mengungkapkan Ekspresi


disfungsional tidak berdaya dan wajah sedih
tidak ingin hidup Tidak ada
lagi kontak mata
Mengungkapkan ketika diajak
sedih karena tidak bicara
naik kelas Suara pelan
Klien malu bertemu dan tidak
dan berhadapan jelas
dengan orang lain Tampak
karena diceraikan menangis
suaminya
Dan lain lain

G. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko isolasi social : Menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
2. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah berhubungan dengan berduka
disfungsional

H. Tindakan Keperawatan
Setelah menegakkan diagnosis keperawatan, perawat melakukan beberapa tindakan
keperawatan, baik pada pasien maupun keluarganya.
1. Tindakan keperawatan pada pasien
a. Tujuan keperawatan
1) Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
2) Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
3) Pasien dapat memilih kegiatan sesuai dengan kemampuan
4) Pasien dapat melatih kegiatan yang dipilih sesuai dengan kemampuan
5) Pasien dapat merencanakan kegiatan yang sudah dilatih sesuai jadwal.
b. Tindakan keperawatan
1) Identifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien
untuk membantu pasien mengungkapkan kemampuan dan aspek positif
yang masih dimilikinya, perawat dapat melakukan hal-hal berikut ini :
2) Diskusikan tentang sejumlah kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
pasien seperti kegiatan pasien dirumah sakit, dan dirumah adanya
keluarga dan lingkungan terdekat pasien
3) Beri pujian yang realistik dan hindarkan penilaian yanh negative.

2. Tindakan keperawatan pada keluarga


a. Tujuan keperawatan
1) Keluarga dapat membantu pasien dengan mengidentifikasi kemampuan
yang dimiliki pasien
2) Keluarga dapat memfasilitasi pelaksanaan kemampuan yang ,asih dimiliki
pasien
3) Keluarga dapat memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan yang sudah
dilatih dan memberikan pujian atas keberhasilan pasien
4) Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan pasien
b. Tindakan keperawatan
1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
2) Jelaskan kepada keluarga tentang harga diri rendah yang dialami oleh
pasien
3) Diskusikan dengan keluarga mengenai kemampuan yang dimiliki pasien
dan puji pasien atas kemampuan yang ditunjukkannya
4) Jelaskan cara-cara merawat pasien harga diri rendah
5) Demonstrasikan cara merawat pasien harga diri rendah
6) Beri kesempatan kepada keluarga untuk mempraktikan cara merawat
pasien harga diri rendah seperti yang telah perawat demonstrasikan
sebelumnya
7) Bantu keluarga menyusun rencana kegiatan pasien dirumah
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari makalah diatas dapat disimpulkan :

1. Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negative terhadap
diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri merasa gagal mencapai
keinginan, mengkritik diri sendiri, penurunan produktivitas, destruktif yang diarahkan
pada orang lain, perasaan tidak mampu, mudah tersinggung dan menarik diri secara
social
2. Salah stu penyebab dari harga diri rendah yaitu berduka disfungsional. Berduka
disfungsional merupakan pemanjangan atau tidak sukses dalam menggunakan respon
intelektual dan emosional oleh individu dalam melalui proses modifikasi konsep diri
berdasarkan persepsi kehilangan.

B. Saran
Semoga makalah ini bisa menambah pemahaman mengenai konsep harga diri rendah dan
di harapkan juga kepada pembaca agar tidak berpatokan pada makalah ini saja,
melainkan mencari informasi yang lain. Demikian pula dalam pembuatan makalah ini ada
banyak kekurangan, Oleh sebab itu penulis sangat membutuhkan saran dan kritik dari
pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

1. Azis R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang : RSJD Dr. Amino
Gondoutomo. 2003
2. Boyd MA, Hihart MA. Psychiatric nursing : contemporary practice. Philadelphia :
Lipincott-Raven Publisher. 1998
3. Keliat BA. Proses kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC. 1999
4. Stuart GW, Sundeen SJ. Buku saku keperawatan jiwa. Edisi 3. Jakarta : EGC. 1998

Você também pode gostar

  • Format Pengkajian Neonatus
    Format Pengkajian Neonatus
    Documento6 páginas
    Format Pengkajian Neonatus
    Harma Yudhaningtyas
    Ainda não há avaliações
  • Tak Puzzle
    Tak Puzzle
    Documento10 páginas
    Tak Puzzle
    Harma Yudhaningtyas
    Ainda não há avaliações
  • SAP Cuci Tangan 6 Langkah
    SAP Cuci Tangan 6 Langkah
    Documento12 páginas
    SAP Cuci Tangan 6 Langkah
    Harma Yudhaningtyas
    Ainda não há avaliações
  • Sap Gizi Ibu Menyusui
    Sap Gizi Ibu Menyusui
    Documento9 páginas
    Sap Gizi Ibu Menyusui
    Harma Yudhaningtyas
    Ainda não há avaliações
  • Leaflet Cuci Tangan Bersih
    Leaflet Cuci Tangan Bersih
    Documento2 páginas
    Leaflet Cuci Tangan Bersih
    Giok
    Ainda não há avaliações
  • Hipoglikemi Seminar Kasus Igd
    Hipoglikemi Seminar Kasus Igd
    Documento34 páginas
    Hipoglikemi Seminar Kasus Igd
    Harma Yudhaningtyas
    Ainda não há avaliações
  • Sap Gizi Ibu Menyusui
    Sap Gizi Ibu Menyusui
    Documento9 páginas
    Sap Gizi Ibu Menyusui
    Harma Yudhaningtyas
    Ainda não há avaliações
  • Form Emergency Assesment v2
    Form Emergency Assesment v2
    Documento2 páginas
    Form Emergency Assesment v2
    raisht
    Ainda não há avaliações
  • Format Pengkajian Askep
    Format Pengkajian Askep
    Documento6 páginas
    Format Pengkajian Askep
    Harma Yudhaningtyas
    Ainda não há avaliações
  • Soap DBD
    Soap DBD
    Documento3 páginas
    Soap DBD
    Harma Yudhaningtyas
    Ainda não há avaliações
  • Format Pengkajian Anak
    Format Pengkajian Anak
    Documento9 páginas
    Format Pengkajian Anak
    Harma Yudhaningtyas
    Ainda não há avaliações
  • Askep Gagal Nafas
    Askep Gagal Nafas
    Documento28 páginas
    Askep Gagal Nafas
    FirmanPrasetyoAji
    Ainda não há avaliações
  • WIRAUSAHA
    WIRAUSAHA
    Documento13 páginas
    WIRAUSAHA
    Putri Valentine
    Ainda não há avaliações
  • Proposal Timbang Terima
    Proposal Timbang Terima
    Documento12 páginas
    Proposal Timbang Terima
    kholistya
    Ainda não há avaliações
  • Airway Management
    Airway Management
    Documento5 páginas
    Airway Management
    Harma Yudhaningtyas
    Ainda não há avaliações
  • Ronde Keperawatan
    Ronde Keperawatan
    Documento48 páginas
    Ronde Keperawatan
    Harma Yudhaningtyas
    Ainda não há avaliações
  • Airway Management
    Airway Management
    Documento41 páginas
    Airway Management
    Kharisma Ratih
    Ainda não há avaliações
  • Sap Cuci Tangan New Edit
    Sap Cuci Tangan New Edit
    Documento11 páginas
    Sap Cuci Tangan New Edit
    Harma Yudhaningtyas
    Ainda não há avaliações
  • Proposal PPB
    Proposal PPB
    Documento19 páginas
    Proposal PPB
    kholistya
    Ainda não há avaliações
  • Askep Keluarga Pengantin Baru
    Askep Keluarga Pengantin Baru
    Documento4 páginas
    Askep Keluarga Pengantin Baru
    sudarni enny
    Ainda não há avaliações
  • Askepga
    Askepga
    Documento20 páginas
    Askepga
    Harma Yudhaningtyas
    Ainda não há avaliações
  • Ortho
    Ortho
    Documento32 páginas
    Ortho
    Harma Yudhaningtyas
    Ainda não há avaliações
  • Decomp Cordis 109
    Decomp Cordis 109
    Documento7 páginas
    Decomp Cordis 109
    Harma Yudhaningtyas
    Ainda não há avaliações
  • Askep Keluarga Simon
    Askep Keluarga Simon
    Documento14 páginas
    Askep Keluarga Simon
    Harma Yudhaningtyas
    Ainda não há avaliações
  • HHF
    HHF
    Documento18 páginas
    HHF
    cahhaja
    Ainda não há avaliações
  • Keracunan Ectasy
    Keracunan Ectasy
    Documento22 páginas
    Keracunan Ectasy
    Harma Yudhaningtyas
    Ainda não há avaliações
  • Materi Sap Tetanus
    Materi Sap Tetanus
    Documento5 páginas
    Materi Sap Tetanus
    Harma Yudhaningtyas
    Ainda não há avaliações
  • Fraktur Os - Mandibula
    Fraktur Os - Mandibula
    Documento10 páginas
    Fraktur Os - Mandibula
    Harma Yudhaningtyas
    Ainda não há avaliações
  • Askep Fraktur Cruris
    Askep Fraktur Cruris
    Documento8 páginas
    Askep Fraktur Cruris
    Harma Yudhaningtyas
    Ainda não há avaliações
  • Askep Fraktur Os - Mandibula
    Askep Fraktur Os - Mandibula
    Documento4 páginas
    Askep Fraktur Os - Mandibula
    Faisal Budi
    Ainda não há avaliações