Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Masalah Kesehatan
Delirium adalah gangguan kesadaran yang ditandai dengan berkurangnya
kemampuan memfokuskan, mempertahankan dan mengalihkan perhatian.
Hasil Anamnesis(Subjective)
Keluhan
Pasien datang dengan penurunan kesadaran, ditandai dengan:
- Berkurangnya atensi
- Gangguan psikomotor
- Gangguan emosi
- Arus dan isi pikir yang kacau
- Gangguan siklus bangun tidur
- Gejala diatas terjadi dalam jangka waktu yang pendek dan cenderung
berfluktuasi dalam sehari
Hasil yang dapat diperoleh pada autoanamnesis, yaitu:
- Pasien tidak mampu menjawab pertanyaan dokter sesuai dengan apa yang
diharapkan, ditanyakan.
- Adanya perilaku yang tidak terkendali.
Alloanamnesis, yaitu adanya gangguan medik lain yang mendahului
terjadinya gejala delirium, misalnya gangguan medik umum, atau
penyalahgunaan zat.
Faktor Risiko
Adanya gangguan medik umum, seperti:
- Penyakit SSP (trauma kepala, tumor, pendarahan, TIA)
- Penyakit sistemik, seperti: infeksi, gangguan metabolik, penyakit jantung,
COPD, gangguan ginjal, gangguan hepar
- Penyalahgunaan zat
Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan pada layanan primer.
Pemeriksaan yang dilakukan untuk delirium, adalah:
- Mini-mental State Examination (MMSE).
- Pemeriksaan laboratorium bertujuan untuk mencari Diagnosis penyakit
utama, yaitu:
Hemoglobin, hematokrit, leukosit, trombosit, gula darah, elektrolit
(terutama natrium), SGOT, SGPT, ureum, kreatinin, urinalisis, analisis
gas darah, foto toraks, elektrokardiografi, dan CT Scan kepala, jika
diperlukan.
Penegakan Diagnostik(Assessment)
Diagnosis Klinis
Diagnosis klinis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Gangguan perhatian/
konsentrasi (inattention)
SINDROM DELIRIUM
Diagnosis Banding
Demensia, psikosis fungsional, kelainan neurologis.
Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Tujuan Terapi
- Mencari dan mengobati penyebab delirium
- Memastikan keamanan pasien
- Mengobati gangguan perilaku terkait delirium, misalnya agitasi psikomotor
Penatalaksanaan
- Kondisi pasien harus dijaga agar terhindar dari risiko kecelakaan selama perawatan.
- Apabila pasien telah memperoleh pengobatan, sebaiknya tidak menambahkan obat pada
terapi yang sedang dijalanin oleh pasien.
- Bila belum mendapatkan pengobatan, pasien dapat diberikan obat anti psikotik. Obat ini
diberikan apabila ditemukan gejala psikosis dan atau agitasi, yaitu: Haloperidol injeksi 2-
5 mg IntraMuskular (IM)/ IntraVena (IV). Injeksi dapat diulang setiap 30 menit, dengan
dosis maksimal 20 mg/hari.
Konseling dan Edukasi
Memberikan informasi terhadap keluarga/ care giver agar mereka dapat memahami tentang
delirium dan terapinya.
Kriteria Rujukan
Bila gejala agitasi telah terkendali, pasien dapat segera dirujuk ke fasilitas pelayanan rujukan
sekunder untuk memperbaiki penyakit utamanya.
Peralatan : -
Prognosis
Prognosis delirium dapat diprediksi berdasarkan dari penyakit yang mendasarinya.