Você está na página 1de 18

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENANGGULANGAN BENCANA

GEMPA BUMI DAN TSUNAMI DI KOTA PADANG

oleh: Febi Leofano


(di bawah bimbingan: Dr. Erwin, M.Si dan Dr. Asrinaldi, M.Si)

ABSTRAK

Kota Padang merupakan daerah yang berpotensi tinggi akan bencana gempa bumi yang diikuti
oleh gelombang tsunami. Kondisi yang dihadapi Kota Padang tentunya harus disikapi secara
cepat dan serius oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah setempat sehingga tidak
menimbulkan kerugian. Menyikapi UU No. 24 tahun 2007, Kota Padang, telah mengeluarkan
kebijakan, di antaranya Perda No. 03 Tahun 2008 tentang Penanggulangan Bencana. Namun
setelah beberapa tahun kebijakan tersebut ditetapkan, kondisi Kota Padang saat ini dinilai masih
belum siap dalam menghadapi ancaman akan bahaya tersebut. Oleh karena itu, yang menjadi
permasalahan adalah bagaimana implementasi kebijakan penanggulangan bencana gempa bumi
dan tsunami di Kota Padang? Penelitian ditujukan untuk mendeskripsikan kebijakan
penanggulangan bencana dan juga menganalisa implementasi kebijakan penanggulangan
bencana gempa bumi dan tsunami pada BPBD Kota Padang. Penelitian ini menggunakan teori
implementasi kebijakan. Penelitian dilakukan secara kualitatif dengan tipe studi kasus deskriptif.
Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam dengan teknik pemilihan
informan porposive sampling. Unit analisis dalam penelitian adalah BPBD Kota Padang. Hasil
penelitian dapat digambarkan bahwa kebijakan penanggulangan bencana di Kota Padang diawali
dari tindak lanjut UU No.24 tahun 2007 dengan dikeluarkannya Perda No. 03 Tahun 2008
tentang Penanggulangan Bencana. Sebagai penyelenggara penanggulangan bencana tersebut,
Walikota Padang membentuk sebuah badan melalui kebijakan Perwako No. 18 Tahun 2008.
Dalam implementasi kebijakan tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi yang dilakukan
BPBD dengan instansi lain masih rendah. Sumber daya manusia yang dimiliki BPBD juga
rendah baik dari kuantitas maupun kualitas. Hal tersebut dipengaruhi oleh financial, dimana
rendahnya anggara yang diperoleh BPBD dalam menjalankan kebijakan. Program kerja BPBD
yang berkaitan langsung dalam penanggulangan bencana (PB) gempa bumi dan tsunami adalah
Program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam. Kegiatan yang dilakukan
yaitu: 1.Pembentukan/pembinaan organisasi, 2.Sosialisasi, 3.Rambu-rambu, peta, jalur evakuasi,
dan shalter, 4.Simulasi, 5.Pembuatan protap PB, 6.Sistem peringatan dini, 7.Sarana dan
prasarana PB, 8.Rehabilitasi dan rekonstruksi
Kata Kunci: Penanggulangan bencana, gempa bumi, tsunami, implementasi kebijakan

juga diikuti dengan gelombang tsunami.


Pendahuluan
Tingginya resiko bencana di Indonesia ini
1. Latar Belakang
disebabkan letak geografis yang berbatasan
Indonesia merupakan salah satu Negara
langsung dengan Samudera Hindia dan
yang menjadi langganan gempa bumi dan
dilalui lempeng Indo Australia-Eurasia.

1
Bencana gempa bumi terjadi hampir setiap diperkuat oleh penelitian yang dilakukan

tahun di Indonesia. Bencana alam tentunya oleh Prof. Kerry Sieh dan Dr. Danny

memberikan dampak dan kerugian yang Natawidjaya, yang juga menyatakan bahwa

cukup besar, seperti halnya pada gempa Sumbar merupakan daerah dengan resiko

bumi yang diikuti tsunami pada tahun 2004 dan potensi tsunami tinggi.

di Aceh telah mengakibatkan lebih dari 2. Rumusan Masalah

150.000 orang meninggal dunia. Begitu juga Kondisi rawan bencana yang dihadapi

halnya dengan Sumatera Barat, dimana Sumatera Barat, khususnya Kota Padang

dalam 3 tahun terakhir telah terjadi beberapa tentunya harus disikapi secara cepat dan

rangkaian bencana gempa bumi, diantaranya serius oleh Pemerintah Pusat maupun

gempa bumi dengan kekuatan 7,6 SR pada Pemerintah Daerah setempat sehingga tidak

tanggal 30 September 2009. Dari beberapa menimbulkan kerugian. Menyikapi dari

wilayah yang rawan bencana di Indonesia, lahirnya UU No. 24 tahun 2007, Pemerintah

Sumatera Barat merupakan salah satu daerah Daerah sebagai penanggung jawab atas

yang memiliki potensi cukup tinggi akan penyelenggaraan penanggulangan bencana

ancaman bencana gempa bumi, bahkan di daerah, khususnya di Kota Padang, telah

diikuti dengan gelombang tsunami. Khusus mengeluarkan kebijakan, di antaranya Perda

di Sumatera Barat, Kota Padang yang No. 03 Tahun 2008 tentang Penanggulangan

merupakan Ibukota Provinsi dinyatakan Bencana.

daerah paling rawan akan bencana tersebut. Belajar dari pengalaman di beberapa

Tingginya resiko ini disebabkan letak daerah yang telah mengalami bencana, dapat

geografis daerah ini berbatasan langsung dilihat bahwa kegiatan pada tahap

dengan Samudera Hindia. Hal tersebut juga prabencana selama ini banyak dilupakan.

2
Selama ini pemerintah, masyarakat, dan ada upaya dan tindak lanjut sehingga tujuan

swasta kurang memikirkan langkah yang dari kebijakan dapat tercapai.

perlu dilakukan dalam menghadapi bencana Menurut salah satu surat kabar di Kota

atau cara memperkecil dampaknya. 1 Tahap Padang, hingga saat ini Kota Padang masih

prabencana ini dinilai sangatlah penting belum siap untuk menghadapi ancaman dari

karena merupakan modal dalam menghadapi bencana gempa bumi dan bahkan

ancaman bencana. Kota Padang yang gelombang tsunami yang mengancam

memiliki potensi besar terhadap ancaman keselamatan masyarakat. Hal tersebut dapat

gempa bumi dan tsunami, dituntut untuk terlihat pada saat gempa 11 April 2012,

dapat melakukan berbagai macam upaya dengan kekuatan 8,5 SR yang berpusat di

agar dapat meningkatkan kesiapsiagaan Aceh yang juga dirasakan hingga Kota

masyarakat, meminimalisir bencana yang Padang. Meskipun pusat gempa tersebut

akan terjadi dan juga dampak dari bencana dinilai cukup jauh dari daerah Kota Padang,

tersebut. Pemerintah Kota Padang telah namun telah menimbulkan kepanikan bagi

melakukan berbagai upaya dalam masyarakat Kota Padang.

penanggulangan bencana, seperti membuat Dengan adanya kebijakan Pemerintah

Perda yang membahas mengenai Daerah tentang perda penanggulangan

penanggulangan bencana dan juga bencana di Kota Padang, diharapkan dapat

membentuk badan yang mengurusi bencana. memberikan perlindungan kepada

Dengan dikeluarkannya kebijakan masyarakat dari ancaman bencana dan

penanggulangan bencana, tentunya harus menjamin terselenggaranya penanggulangan

bencana secara terencana, terpadu,

terkoordinasi, dan menyeluruh. Berdasarkan


1
http://edukasi.kompas.com/read/2011/01/07/14140710/Tt
ahap.Prabencana.Selalu.Dilupakan-3.

3
latar belakang tersebut, maka yang menjadi 3. Proses pembelajaran bagi penulis dalam

permasalahan adalah bagaimana menganalisa implementasi kebijakan

implementasi kebijakan penanggulangan penanggulangan bencana alam.

bencana gempa bumi dan tsunami di Kota

Padang? Metodologi

3. Tujuan Penelitian 1. Pendekatan dan Desain Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk: Penelitian ini dilaksanakan

1. Mendeskripsikan kebijakan menggunakan pendekatan kualitatif dengan

penanggulangan bencana gempa bumi tipe studi kasus deskriptif. Pendekatan

dan tsunami di Kota Padang. kualitatif yaitu suatu pendekatan yang

2. Menganalisis implementasi kebijakan berguna untuk mempelajari fenomena sosial

penanggulangan bencana gempa bumi dengan tujuan menjelaskan dan

dan tsunami pada BPBD Kota Padang. menganalisis perilaku manusia dan

kelompok dari sudut pandang yang sama


4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah: sebagaimana objek yang diteliti

1. Menambah referensi mengenai 2. Lokasi (Subyek) Penelitian

kebijakan Pemerintah Daerah, Lokasi penelitian dilakukan di Kota

khususnya mengenai penanggulangan Padang

bencana alam di Kota Padang 3. Unit Analisis

2. Bahan referensi bagi peneliti dan pihak Unit analisis dalam penelitian ini adalah

lain yang tertarik dalam menganalisa lembaga, yaitu BPBD Kota Padang.

kebijakan pemerintah

4
4. Teknik Pemilihan Informan triangulasi data antara lain: KOGAMI dan

Dalam pemilihan informan juga beberapa masyarakat di Kota Padang.

dipergunakan teknik porposive sampling 7. Analisis Data

agar diperoleh data yang tepat dari orang Dalam menganalisa data digunakan

yang tepat pula.2 Informan penelitian terdiri data emik dan data etik.

atas informan biasa dan informan kunci. 3 8. Jenis dan Sumber Data

Informan kunci adalah orang yang dinilai Penelitian ini menggunakan dua jenis

sarat akan informasi yang dibutuhkan yang data, yaitu Data Primer dan Data Sekunder.

mana sesuai dengan tujuan penelitian.

5. Teknik Pengumpulan Data Hasil dan Pembahasan

Dalam mendapatkan informasi, peneliti 1. Kebijakan Penanggulangan Bencana

menggunakan teknik pengumpulan data Kota Padang

dengan cara: wawancara dan dokumentasi Kesadaran akan pentingnya upaya

6. Validasi Data pengurangan resiko bencana sebenarnya

Untuk menjamin keabsahan data dalam telah muncul semenjak dekade 1990-1999

penelitian ini, peneliti menggunakan yang dicanangkan sebagai Dekade

trianggulasi data. Teknik triangulasi yang Pengurangan Risiko Bencana Internasional.4

dipakai adalah trianggulasi sumber data Selain itu, dewan ekonomi dan sosial

artinya memilih berbagai sumber data yang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam

sesuai dengan permasalahan penelitian. Resolusi Nomor 63 tahun 1999 menyerukan

Dalam penelitian ini, yang menajadi kepada Pemerintah di setiap negara untuk

menyusun dan melaksanakan Rencana Aksi

2
Burhan Bungin. Analisis Data Penelitian Kualitatif.
4
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2005. hlm 53 Perwako Padang No. 25 Tahun 2011 tentang Protap
3
Ibid. hlm 55 Penanggulan Bencana Kota Padang, hal: 25

5
5
Pengurangan Risiko Bencana Nasional. tahun 2007, Kota Padang juga mengeluarkan

Resolusi PBB dalam prakteknya di kebijakan yaitu Perda No. 03 Tahun 2008

Indonesia belum dapat sepenuhnya tentang Penanggulangan Bencana. Untuk

dijalankan. Keterbatasan tugas lembaga penyelenggaraan penanggulangan bencana,

yang berwenang dalam penanganan bencana Pemerintah Kota Padang mengeluarkan

dan minimnya sumber daya dan Perda No. 18 Tahun 2008 tentang

pengetahuan tentang bencana, berdampak Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja

pada besarnya kerugian dan korban jiwa saat Badan Penanggulangan Bencana Kota

bencana gempa bumi dan tsunami di Aceh Padang, atau yang lebih dikenal dengan

pada tahun 2004. BPBD Kota Padang. BPBD Kota Padang

Pasca bencana gempa bumi dan tsunami memiliki peran dalam pelaksanaan upaya

yang menimpa Aceh, telah menyebabkan penanggulangan bencana yang mencakup

pergeseran paradigma tentang pencegahan, tanggap darurat, rehabilitasi

penanggulangan bencana. Pola pikir tentang dan rekonstruksi. Untuk mewujudkan proses

penanggulangan bencana yang selama ini penyelenggaraan penanggulangan bencana,

sebatas tanggap darurat disaat terjadinya BPBD Kota Padang telah membuat program

bencana, harus diarahkan menjadi sebuah dan kegiatan yang berkaitan dengan

proses yang dimulai dari kesiapan sebelum penanggulangan bencana. Pada laporan 2

bencana, saat bencana, dan pasca bencana. tahun terakhir (2011-2012), dapat dilihat

Pergeseran paradigma penanggulangan bahwa BPBD Kota Padang memiliki 5

bencana tidak hanya di tingkat nasional saja, program kerja, yaitu:

namun juga ditujukan hingga tingkat lokal. 1. Program Pelayanan Administrasi

Menyikapi lahirnya Undang-undang No. 24 Perkantoran


5
Ibid, hal: 26.

6
2. Program Peningkatan Sarana dan tentunya BPBD Kota Padang harus memiliki

Prasarana Aparatur program dan kegiatan yang bertujuan untuk

3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur mencapai tujuan dari kebijakan

4. Program Peningkatan Pengembangan penanggulangan bencana tersebut. Dalam

Sistem Pelaporan Capaian Kerja dan proses penyelenggaraan penanggulangan

Keuangan bencana tersebut, tak hanya BPBD yang

5. Program Pencegahan Dini dan memiliki peran untuk terselenggaranya

Penanggulangan Korban Bencana Alam penanggulangan bencana, namun juga

melibatkan pihak dan instansi lain. Dalam


Berdasarkan program-program tersebut,
implementasi kebijakan, ada 4 isu pokok
program yang dijalankan oleh BPBD yang
agar implementasi kebijakan menjadi
berkaitan langsung dengan penanggulangan
efektif, yaitu: komunikasi, resource,
bencana hanya 1 program, yaitu Program
disposition or attitudes, dan struktur
Pencegahan Dini dan Penanggulangan
birokrasi.7
Korban Bencana Alam.
1. Komunikasi
2. Implementasi Kebijakan
Komunikasi berkenaan dengan
Penanggulangan Bencana di Kota
bagaimana kebijakan dikomunikasikan pada
Padang.
organisasi dan/ atau publik. Dalam
Implementasi kebijakan pada prinsipnya
penelitian ini, komunikasi yang dilakukan
adalah cara agar sebuah kebijakan dapat
berkaitan dengan kebijakan penanggulangan
mencapai tujuannya, tidak lebih dan tidak
bencana tersebut terbagi dalam dua hal,
6
kurang. Dalam implementasi kebijakan
yaitu komunikasi dalam BPBD itu sendiri
penanggulangan bencana di Kota Padang,

6 7
Ryan Nugroho, Public Policy. Hal 494 Ibid., hal. 512.

7
dan komunikasi antar instansi/SKPD yang mewujudkan tujuan dari program dan

terkait dan juga dengan masyarakat. kegiatan penanggulangan bencana.

Berdasarkan dari informasi yang diperoleh


2. Resources
dapat diketahui bahwa tahapan komunikasi pada
Resources berkenaan dengan
implementasi kebijakan penanggulangan
ketersediaan sumber daya pendukung
bencana dinilai masih belum berjalan dengan
khususnya sumber daya manusia. BPBD
baik. Adapun instansi lain yang selama ini
masih memiliki kekurangan pada sumber
cukup menjalin koordinasi dengan BPBD Kota
daya manusianya baik dari segi kuantitas
Padang adalah Polri dan TNI. Dengan adanya

koordinasi yang terjalin selama ini dengan maupun kualitas. Hal ini disebabkan oleh

instansi tersebut, BPBD dapat terbantu dalam minimnya sumber daya financial yang dapat

pelatihan para personil mereka. digunakan untuk latihan professional.

Komunikasi di dalam BPBD kota Dengan rendahnya alokasi dana yang

Padang selama ini dinilai sudah berjalan. diperoleh berdampak kepada terhambatnya

Hal tersebut direalisasikan dengan rapat- pelaksanaan kegiatan yang telah

rapat atau pertemuan yang diadakan setiap direncanakan oleh BPBD dalam

bulannya antara Kepala BPBD dengan penyelenggaraan penanggulangan bencana.

Kepala-Kepala Bidang yang terdapat dalam Hal tersebut sesuai dengan yang

struktur BPBD. Rapat ataupun pertemuan disampaikan oleh Edward, dimana resources

tersebut memiliki agenda seperti membuat atau sumber-sumber pada implementasi

program atau kegiatan, menjalankan, kebijakan sangatlah penting agar dapat

evaluasi, dan juga arahan dari Kepala BPBD berjalan efektif. Tanpa sumber-sumber

agar dapat menjalin kerjasama dan tersebut, kebijakan-kebijakan yang telah

dirumuskan di atas kertas mungkin hanya

8
akan menjadi rencana saja dan tidak pernah 4. Struktur Birokrasi

ada realisasinya.8 Struktur birokrasi berkenaan dengan

3. Disposition kesesuaian organisasi birokrasi yang

Disposition berkenaan dengan kesediaan menjadi penyelenggara implementasi

dari para implementator untuk melakukan kebijakan publik. Dalam implementasi

kebijakan tersebut. Berdasarkan informasi kebijakan penanggulangan bencana,

dapat dilihat bahwa ada hal-hal lain yang Pemerintah Daerah telah membentuk badan

mempengaruhi komitmen para pelaksana penanggulangan bencana. Hal tersebut juga

dalam menjalankan kegiatan-kegiatan. Salah telah ditetapkan melalui Perda Kota Padang

satunya adalah faktor financial, yang mana No. 18 Tahun 2008. Dari struktur organisasi

dengan kurangnya anggaran yang dimiliki, yang berada di BPBD Kota Padang, dapat

mengakibatkan kegiatan yang telah dilihat bahwa BPBD Kota Padang telah

direncanakan tidak dapat terealisasikan membagi beberapa bidang yang sesuai

dengan baik. Hal yang sedikit berbeda dengan tahapan penanggulangan bencana.

dijumpai pada kegiatan tanggap darurat, 3. Program dan Kegiatan BPBD Kota

dimana mereka melihatkan bagaimana Padang

komitmen dan keseriusan para pelaksana Adapun program BPBD Kota Padang

dalam menjalankan tanggungjawab dan yang telah disebutkan pada bagian

kegiatan penanggulangan bencana. sebelumnya, BPBD memiliki 1 program

Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat yang berkaitan dengan penanggulanangan

bahwa, BPBD Kota Padang menyadari akan bencana yaitu program pencegahan dini dan

peranan dan tanggung jawabnya dalam penanggulangan korban bencana alam yang

penanggulangan bencana. dirinci dalam beberapa kegiatan berikut ini:


8
Ibid, hal: 192

9
Pembentukan / pembinaan organisasi jalur evakuasi dan pembangunan shalter.
penanggulangan bencana (KSB)
Rambu-rambu dan peta evakuasi yang telah
Sebelum bencana, terdapat 2 hal yang
dipasang di sekitar titik zona rawan bencana
harus dilakukan, yaitu membangun
gempa dan tsunami hingga saat ini sebanyak
kesiapsiagaan dan upaya mitigasi. Dalam
170 yang tersebar di 54 kelurahan di Kota
usaha membangun budaya siaga tersebut,
Padang. Begitu juga halnya dengan jalur
BPBD Kota Padang melakukan upaya untuk
evakuasi yang dirasakan masih belum
peningkatan kapasitas individu di
mencukupi hingga saat ini. Upaya lain yang
masyarakat dengan membentuk kelompok-
dilakukan pemerintah Kota Padang adalah
kelompok di tingkat kelurahan dengan diberi
dengan membangun tempat-tempat
nama KSB (kelompok siaga bencana).
penyelamatan dan pertolongan bagi korban

Sosialisasi bencana. Hingga saat ini, telah ada beberapa

Berdasarkan data-data yang diperoleh bangunan yang telah dilengkapi dengan

selama penelitian, dapat dilihat bahwa shalter. Dengan luasnya daerah rawan

sosialisasi tentang kebencanaan masih bencana yang terdapat di Kota Padang,

belum tertuju kepada masyarakat di Kota bangunan shalter yang telah ada hingga saat

Padang, terutama masyarakat di daerah zona ini dirasa masih belum mencukupi untuk

bahaya tsunami. menjadi tempat penyelamatan bagi

Rambu-rambu, Peta Evakuasi, Jalur masyarakat Kota Padang ketika adanya

Evakuasi, dan Shalter ancaman tsunami. Pemerintah Kota Padang

Dalam proses kesiapsiagaan dan telah merencanakan untuk membangun

pencegahan dini, BPBD Kota Padang telah beberapa shalter di daerah zona bahaya

memasang rambu-rambu, peta evakuasi, tsunami. Pembangunan shalter yang

10
direncanakan terbagi dalam 2 bentuk, yaitu Tetap Penanggulangan Bencana Daerah

shalter pemukiman dan shalter Kota Padang. Dalam protap penanggulangan

persimpangan. bencana lebih diarahkan kepada siapa

melakukan apa. Pada intinya, protap tersebut


Simulasi
menjelaskan siapa instansi terkait yang
Di Kota Padang, BPBD hingga saat ini
terlibat dalam penanggulangan bencana dan
(September 2012) belum melakukan
apa yang harus dilakukan oleh tiap-tiap
kegiatan simulasi. Namun pada tahun 2010
instansi dan kelompok pada saat bencana
di Kota Padang telah pernah diadakan
terjadi.
simulasi bencana yang dilakukan oleh
Sistem Peringatan Dini Tsunami
NGO/LSM yang dibantu oleh BPBD Kota
Sistem peringatan dini tsunami
Padang. Dapat diketahui bahwa pada
merupakan panduan bagi Pemerintah Kota
kegiatan simulasi BPBD Kota Padang
Padang dalam melaksanakan sistem dan
hingga saat ini kegiatan simulasi masih
memberikan layanan peringatan dini
sebatas perencanaan.
tsunami bagi masyarakat Kota Padang.
Pembuatan Prosedur Tetap
Peringatan dini ditujukan untuk
Penanggulangan Bencana
menyampaikan informasi secara tepat waktu
Kegiatan yang dilakukan BPBD Kota
dan efektif melalui lembaga yang ditentukan
Padang dalam meningkatan kesiapsiagaan
agar memungkinkan orang-orang yang
dan peringatan dini adalah membuat suatu
berada pada suatu daerah bahaya untuk
prosedur tetap pada saat bencana terjadi.
mengambil tindakan sehingga dapat
Prosedur tetap penanggulangan bencana
menghindar atau mengurangi risiko mereka
telah ditetapkan dengan Peraturan Walikota
dan mempersiapkan respons yang efektif.
Padang No. 25 tahun 2011 tentang Prosedur

11
Sistem peringatan dini tsunami telah yang dilakukan pasca bencana. Pasca gempa

ditetapkan pemerintah Kota Padang melalui bumi September 2009, ada sebanyak 8

Peraturan Walikota Padang No. 14 Tahun kebijakan rehabilitasi dan rekonstruksi.

2010 tentang Pelaksanaan Sistem Peringatan Dalam kebijakan rehabilitasi dan

Dini Tsunami Walikota Padang. rekonstruksi tersebut, dilihat bahwa tidak

Sarana/ Prasarana Penanggulangan hanya BPBD Kota Padang yang ikut terlibat.

Bencana Dari beberapa kebijakan tersebut,

Dalam menyelenggarakan kegiatan keterlibatan BPBD adalah pemulihan dini

penanggulangan bencana di Kota Padang, mental masyarakat dan pemulihan rumah

BPBD membutuhkan sarana dan prasarana, masyarakat dan pemukiman.

seperti peralatan yang dipergunakan dalam Pada pelaksanaan kegiatan rehabilitasi


sistem peringatan dini. Sirine tanda bahaya dan rekonstruksi, PJOK dilihat lebih
tsunami yang ada di Kota Padang hingga memiliki peran dari pada BPBD Kota
saat ini sebanyak 10 titik. BPBD Kota Padang. Keterlibatan BPBD pada kegiatan
Padang juga memiliki peralatan lainnya rehabilitasi dan rekonstruksi hanya sebatas
yang dipergunakan dalam proses berkoordinasi dan melakukan monitoring
penyelenggaraan penanggulangan bencana. pada proses realisasi rehabilitasi dan
Namun peralatan yang mereka miliki masih rekonstruksi. Jika melihat kepada tugas
sangat minim. Begitu juga dengan jumlah pokok dan fungsi dari bidang rehabilitasi
personil tanggap darurat. dan rekonstruksi pada Perwako No. 58 tahun
Rehabilitasi dan Rekonstruksi 2008 dapat dilihat bahwa yang menjadi
Rehabilitasi dan rekonstruksi merupakan tugas pokok dan fungsi bidang rehabilitasi
salah satu tahap penanggulangan bencana dan rekonstruksi diantaranya adalah

12
pengkoordinasian dan melaksanakan 1. Prabencana

rehabilitasi dan rekonstruksi pada pasca Penyelenggaraan penanggulangan

bencana. Namun pada kenyataannya tugas bencana pada tahapan prabencana meliputi

pokok dan fungsi tersebut juga dimiliki oleh dalam situasi tidak terjadi bencana dan

PJOK tingkat kabupaten/kota. Dapat dilihat dalam situasi terdapat potensi terjadinya

bahwa adanya tumpang tindih tugas pokok bencana. Dalam situasi tidak terjadi bencana

dan fungsi BPBD dan PJOK dalam proses yang dilakukan oleh BPBD Kota Padang

kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi meliputi kegiatan pencegahan. Kegiatan

tersebut. pencegahan tersebut meliputi identifikasi

dan pengenalan secara pasti terhadap

sumber bahaya atau ancaman bencana.


Upaya penanggulangan bencana di Kota
BPBD Kota Padang juga melakukan
Padang telah dilakukan semenjak tahun
kegiatan penguatan ketahanan sosial
2008. Pasca membentuk BPBD di Kota
masyarakat. Kegiatan pencegahan dalam
Padang dengan dikeluarkannya Perda No. 18
penanggulangan bencana juga meliputi
Tahun 2008, dapat dilihat bahwa BPBD
kegiatan penataan ruang dan pengelolaan
Kota Padang telah melakukan berbagai
lingkungan hidup, namun BPBD Kota
upaya dalam kegiatan penanggulangan
Padang tidak berperan aktif. Hal tersebut
bencana sesuai dengan tahapannya masing-
lebih dikoordinir oleh Bappeda dan Dinas
masing, diantaranya prabencana, saat
Tata Ruang Tata Bangun Kota Padang.
bencana, dan pasca bencana. Hal tersebut
Penyelenggaraan penanggulangan
dapat terlihat dari struktur organisasi yang
bencana dalam situasi terdapat potensi
terdapat pada badan penanggulangan

bencana.

13
bencana yang dilakukan oleh BPBD Kota pemulihan semua aspek pelayanan publik

Padang meliputi: atau masyarakat sampai tingkat yang

a. Kesiapsiagaan memadai pada wilayah pasca bencana

b. Mitigasi bencana dengan sasaran utama untuk normalisasi

atau berjalannya secara wajar semua aspek

2. Saat Tanggap Darurat pemerintahan dan kehidupan masyarakat

Dalam tahapan saat bencana, implementasi pada wilayah pasca bencana. Rekonstruksi

dari program dan kegiatan yang dilakukan adalah pembangunan kembali semua

oleh Pemerintah daerah Kota Padang dan prasarana dan sarana, kelembagaan pada

BPBD Kota Padang dalam penyelenggaraan wilayah pasca bencana, baik pada tingkat

penanggulangan bencana dinilai cukup baik. pemerintahan maupun masyarakat dengan

Hal tersebut dikarenakan telah adanya sasaran utama tumbuh dan berkembangnya

prosedur tetap tentang penanggulangan kegiatan perekonomian, sosial, dan budaya,

bencana. Namun tentunya harus ada upaya tegaknya hukum dan ketertiban, dan

pendukung lainnya agar protap yang telah bangkitnya peran serta masyarakat dalam

dihasilkan tersebut dapat berjalan dengan segala aspek kehidupan bermasyarakat pada

semestinya. Hal tersebut dapat berupa sarana wilayah pasca bencana.

dan prasarana pendukung dalam proses a. Rehabilitasi

tanggap darurat hingga tahap pasca bencana. b. Rekonstruksi

3. Pasca Bencana Dari kegiatan yang dilakukan pada

Tahapan pasca bencana meliputi tahapan Rehabilitasi dan Rekonstruksi dapat

dilihat bahwa adanya peran dari instansi atau


kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi.

Rehabilitasi merupakan perbaikan dan dinas lain yang terkait dalam perbaikan dan

14
pembangunan di Kota Padang. Salah d. Kesimpulan

satunya adalah PJOK (Penanggung Jawab Berdasarkan penelitian lapangan, maka

Operasional Kegiatan) yang berwenang kesimpulan yang dapat diambil dari

dalam pelaksanaan kegiatan rehabilitasi dan penelitian ini adalah:

rekonstruksi. 1. Dalam mengimplementasikan kebijakan

Kebijakan penanggulangan bencana penanggulangan bencana di Kota

yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah Padang, pemerintah dinilai masih belum

Kota Padang pada hakekatnya merupakan serius dalam mencapai tujuan kebijakan

salah satu wujud dari upaya untuk tersebut.

melindungi seluruh masyarakat dari akibat 2. Tahapan komunikasi yang dilakukan

bencana alam. Hal ini dapat diartikan bahwa oleh BPBD Kota Padang sebagai

upaya memberikan perlindungan kepada penyelenggara penanggulangan bencana

seluruh masyarakat merupakan terbagi atas 2 macam, yaitu: komunikasi

tanggungjawab dari pemerintah daerah dan di dalam BPBD, dan komunikasi dengan

seluruh masyarakat tanpa terkecuali instansi lain ataupun juga masyarakat

memiliki hak untuk mendapatkan yang dinilai sangat minim.

perlindungan dari ancaman dan dampak 3. Resources, atau sumber daya pendukung

bencana tersebut. dapat dibagi dalam 2 bentuk, yaitu:

Dari program dan kegiatan yang telah sumber daya manusia yang dinilai masih

dilakukan oleh BPBD Kota Padang, masih rendah baik dari sisi kuantitas maupun

ada hal-hal yang dirasa masih kurang kualitas. Kedua, adalah sumber daya

sehingga belum bisa mewujudnya tujuan financial, yang mana anggaran yang

penanggulangan bencana. diberikan oleh Pemerintah Kota Padang

15
untuk BPBD Kota Padang masih sangat penanggulangan bencana selama 1 (satu)

rendah tahun.

4. Disposition, atau komitmen dari 7. Dari Program Pencegahan Dini dan

implementator dalam menjalankan Penanggulangan Korban Bencana Alam,

kebijakan dapat digambarkan bahwa kegiatan BPBD Kota Padang terbagi atas

BPBD Kota Padang memiliki komitmen 3 bidang, yaitu bidang pencegahan dan

yang tinggi dan memahami kesiapsiagaan yang terfokus pada

tanggungjawabnya sebagai tahapan sebelum bencana, bidang

penyelenggara penanggulangan bencana, kedaruratan dan logistik yang

namun hal tersebut terpengaruhi oleh merupakan tahapan saat tanggap darurat,

factor financial yang berdampak kepada dan bidang rehabilitasi dan rekonstruksi,

tidak terealisasikannya berbagai yang merupakan kegiatan pasca

kegiatan-kegiatan BPBD Kota Padang. bencana.

5. Struktur birokrasi, dapat digambarkan


Daftar Pustaka
bahwa BPBD Kota Padang telah

memiliki struktur organisasi atau badan BAKORNAS PB. 2002. Arahan Kebijakan
Mitigasi Bencana Perkotaan Di
kerja sesuai dengan tahapan dalam Indonesia. Jakarta.

penanggulangan bencana. 2005. Panduan Umum


Penanggulangan Bencana Berbasis
6. Program dan kegiatan yang dijalankan Masyarakat. Jakarta.

oleh BPBD Kota Padang masih sangat 2006. Rencana Aksi Nasional
Pengurangan Resiko Bencana 2006-
minim. Dari data penelitian, dapt dilihat 2009.

bahwa BPBD hanya memiliki 1 (satu) BPBD Kota Padang. 2011. Protap
Penanggulangan Bencana Kota
program yang berkaitan dengan Padang.

16
Burhan Bungin, 2005. Analisis Data Kesiapsiagaan di Masa Depan.
Penelitian Kualitatif, PT. Raja Inovasi Online.
Gafindo Persada. Jakarta.
Nugroho, Riant. 2009, Public Policy,
Charles O, Jones, 1996. Pengantar Gramedia, Jakarta.
Kebijakan Publik, Public Policy,
Raja Grafindo Persada, Jakarta. Nurjanah, dkk. 2012. Manajemen Bencana,
Alfabeta, Bandung.
Dye, Thomas R., Luther Harmon Zeigler,
S.Robert Lichter, 1992, American Sadisun, Imam A. 2006. Smart SOP Dalam
Politics in The Media Age, Fourth Mitigasi dan Penanganan Bencana
Edition, Brooks/Cole Pub.Co. Alam. Pusat Mitigasi Bencana,
Institut Teknologi Bandung,
Hidayati, Deni. 2008. Kesiapsiagaan Bandung.
Masyarakat: Paradigma Baru .
Pengelolaan Bencana Di Indonesia. Samudra Wibawa, 1994. Evaluasi Kebijakan
Jakarta. Lipi Press. Vol III, No. 1 Publik, Raja Garafindo Persada,
Jakarta.
IDEP Fondation. 2007. Panduan Umum
Penanggulangan Bencana Berbasis Singarimbun, Masri dan Efendi Sofyan,
Masyarakat. Edisi2. 1989. Metode Penelitian Survei,
LP3S, Jakarta.
Irfan M, Islamy, 2003, Prinsip-Prinsip
Perumusan Kebijaksanaan Negara, Solichin Abdul Wahab, 2002, Analisis
Bumi Aksara, Jakarta. Kebijaksanaan Negara Dari
Formulasi Ke Implementasi, Bumi
Joko Widodo, 2003, Good Gvernance Aksara, Jakarta.
Telaah dari Dimensi Akuntabilitas
dan Kontrol Birokrasi, Insan Suharto, Edi, 2005, Analisis Kebijakan
Cendekia, Surabaya. Publik. Panduan Praktis Mengkaji
Masalah dan Kebijakan Sosial,
Mardalis, 2006. Metode Penelitian Suatu Refika Aditama, Bandung.
Pendekatan Proposal, Bumi Aksara,
Jakarta Undang-Undang No. 24 Tahun 2007
tentang: Penanggulangan Bencana
Majalah National Geographic Indonesia
Edisi I, April 2005 Profil Daerah Kota Padang Tahun 2009,
Badan Perencanaan Pembangunan
Moleong, Lexy J, 2005, Metodologi Daerah
Penelitian Kualitatif, PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung. Padang Dalam Angka,2009, Padang In
Figures. Badan Pusat Statistik Kota
Muhari, A. Imamura, F. Diposaptono, S. Padang.
2010. Tsunami Mentawai 2010:
Analisis Kejadian dan Proyeksi

17
William N,Dunn, 2000, Pengantar Analisis
Kebijakan Publik, Gadjah Mada http://edukasi.kompas.com/read/2011/01/07/
University, Yogyakarta. 14140710/Tahap.Prabencana.Selalu.
Dilupakan-3
Winarno, Budi, 2012 Kebijakan
Public,Teori, Proses, dan Studi http://padangekspres.co.id/?news=berita&id
Kasus, CAPS, Yogjakarta. =27452 Sumbar Panik - Kamis,12
April 2012, TIM PADEK
Yin, K. Robert, 2002, Case Study research
design and method, Edisi bahasa http://padangekspres.co.id/?news=berita&id
Indonesia oleh M. Djauzi Mudjakir, =27451 Pemerintah Masih Belum
Studi Kasus Desain dan Metode, Siap - Kamis,12 April 2012,
PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta. Redaksi_ILS.

Jurnal Dialog Penanggulangan Bencana http://padangekspres.co.id/?news=berita&id


Volume 1 Nomor 1 Tahun 2010 =12882 Perbaikan 2 tahun Pasca Gempa -
21 September 2011, Redaksi Ricco
Jurnal Dialog Penanggulangan Bencana Vol Mahmudi
1. No. 2 Tahun 2010

Jurnal Politik Bumi Dan Manajemen


Bencana. Edisi 1 / Juni / Tahun II /
2008

18

Você também pode gostar