Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ABSTRAK
Kota Padang merupakan daerah yang berpotensi tinggi akan bencana gempa bumi yang diikuti
oleh gelombang tsunami. Kondisi yang dihadapi Kota Padang tentunya harus disikapi secara
cepat dan serius oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah setempat sehingga tidak
menimbulkan kerugian. Menyikapi UU No. 24 tahun 2007, Kota Padang, telah mengeluarkan
kebijakan, di antaranya Perda No. 03 Tahun 2008 tentang Penanggulangan Bencana. Namun
setelah beberapa tahun kebijakan tersebut ditetapkan, kondisi Kota Padang saat ini dinilai masih
belum siap dalam menghadapi ancaman akan bahaya tersebut. Oleh karena itu, yang menjadi
permasalahan adalah bagaimana implementasi kebijakan penanggulangan bencana gempa bumi
dan tsunami di Kota Padang? Penelitian ditujukan untuk mendeskripsikan kebijakan
penanggulangan bencana dan juga menganalisa implementasi kebijakan penanggulangan
bencana gempa bumi dan tsunami pada BPBD Kota Padang. Penelitian ini menggunakan teori
implementasi kebijakan. Penelitian dilakukan secara kualitatif dengan tipe studi kasus deskriptif.
Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam dengan teknik pemilihan
informan porposive sampling. Unit analisis dalam penelitian adalah BPBD Kota Padang. Hasil
penelitian dapat digambarkan bahwa kebijakan penanggulangan bencana di Kota Padang diawali
dari tindak lanjut UU No.24 tahun 2007 dengan dikeluarkannya Perda No. 03 Tahun 2008
tentang Penanggulangan Bencana. Sebagai penyelenggara penanggulangan bencana tersebut,
Walikota Padang membentuk sebuah badan melalui kebijakan Perwako No. 18 Tahun 2008.
Dalam implementasi kebijakan tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi yang dilakukan
BPBD dengan instansi lain masih rendah. Sumber daya manusia yang dimiliki BPBD juga
rendah baik dari kuantitas maupun kualitas. Hal tersebut dipengaruhi oleh financial, dimana
rendahnya anggara yang diperoleh BPBD dalam menjalankan kebijakan. Program kerja BPBD
yang berkaitan langsung dalam penanggulangan bencana (PB) gempa bumi dan tsunami adalah
Program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam. Kegiatan yang dilakukan
yaitu: 1.Pembentukan/pembinaan organisasi, 2.Sosialisasi, 3.Rambu-rambu, peta, jalur evakuasi,
dan shalter, 4.Simulasi, 5.Pembuatan protap PB, 6.Sistem peringatan dini, 7.Sarana dan
prasarana PB, 8.Rehabilitasi dan rekonstruksi
Kata Kunci: Penanggulangan bencana, gempa bumi, tsunami, implementasi kebijakan
1
Bencana gempa bumi terjadi hampir setiap diperkuat oleh penelitian yang dilakukan
tahun di Indonesia. Bencana alam tentunya oleh Prof. Kerry Sieh dan Dr. Danny
memberikan dampak dan kerugian yang Natawidjaya, yang juga menyatakan bahwa
cukup besar, seperti halnya pada gempa Sumbar merupakan daerah dengan resiko
bumi yang diikuti tsunami pada tahun 2004 dan potensi tsunami tinggi.
150.000 orang meninggal dunia. Begitu juga Kondisi rawan bencana yang dihadapi
halnya dengan Sumatera Barat, dimana Sumatera Barat, khususnya Kota Padang
dalam 3 tahun terakhir telah terjadi beberapa tentunya harus disikapi secara cepat dan
rangkaian bencana gempa bumi, diantaranya serius oleh Pemerintah Pusat maupun
gempa bumi dengan kekuatan 7,6 SR pada Pemerintah Daerah setempat sehingga tidak
wilayah yang rawan bencana di Indonesia, lahirnya UU No. 24 tahun 2007, Pemerintah
Sumatera Barat merupakan salah satu daerah Daerah sebagai penanggung jawab atas
ancaman bencana gempa bumi, bahkan di daerah, khususnya di Kota Padang, telah
di Sumatera Barat, Kota Padang yang No. 03 Tahun 2008 tentang Penanggulangan
daerah paling rawan akan bencana tersebut. Belajar dari pengalaman di beberapa
Tingginya resiko ini disebabkan letak daerah yang telah mengalami bencana, dapat
geografis daerah ini berbatasan langsung dilihat bahwa kegiatan pada tahap
dengan Samudera Hindia. Hal tersebut juga prabencana selama ini banyak dilupakan.
2
Selama ini pemerintah, masyarakat, dan ada upaya dan tindak lanjut sehingga tujuan
perlu dilakukan dalam menghadapi bencana Menurut salah satu surat kabar di Kota
atau cara memperkecil dampaknya. 1 Tahap Padang, hingga saat ini Kota Padang masih
prabencana ini dinilai sangatlah penting belum siap untuk menghadapi ancaman dari
karena merupakan modal dalam menghadapi bencana gempa bumi dan bahkan
memiliki potensi besar terhadap ancaman keselamatan masyarakat. Hal tersebut dapat
gempa bumi dan tsunami, dituntut untuk terlihat pada saat gempa 11 April 2012,
dapat melakukan berbagai macam upaya dengan kekuatan 8,5 SR yang berpusat di
agar dapat meningkatkan kesiapsiagaan Aceh yang juga dirasakan hingga Kota
akan terjadi dan juga dampak dari bencana dinilai cukup jauh dari daerah Kota Padang,
tersebut. Pemerintah Kota Padang telah namun telah menimbulkan kepanikan bagi
3
latar belakang tersebut, maka yang menjadi 3. Proses pembelajaran bagi penulis dalam
Padang? Metodologi
dan tsunami pada BPBD Kota Padang. menganalisis perilaku manusia dan
2. Bahan referensi bagi peneliti dan pihak Unit analisis dalam penelitian ini adalah
lain yang tertarik dalam menganalisa lembaga, yaitu BPBD Kota Padang.
kebijakan pemerintah
4
4. Teknik Pemilihan Informan triangulasi data antara lain: KOGAMI dan
agar diperoleh data yang tepat dari orang Dalam menganalisa data digunakan
yang tepat pula.2 Informan penelitian terdiri data emik dan data etik.
atas informan biasa dan informan kunci. 3 8. Jenis dan Sumber Data
Informan kunci adalah orang yang dinilai Penelitian ini menggunakan dua jenis
sarat akan informasi yang dibutuhkan yang data, yaitu Data Primer dan Data Sekunder.
Untuk menjamin keabsahan data dalam telah muncul semenjak dekade 1990-1999
dipakai adalah trianggulasi sumber data Selain itu, dewan ekonomi dan sosial
artinya memilih berbagai sumber data yang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam
Dalam penelitian ini, yang menajadi kepada Pemerintah di setiap negara untuk
2
Burhan Bungin. Analisis Data Penelitian Kualitatif.
4
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2005. hlm 53 Perwako Padang No. 25 Tahun 2011 tentang Protap
3
Ibid. hlm 55 Penanggulan Bencana Kota Padang, hal: 25
5
5
Pengurangan Risiko Bencana Nasional. tahun 2007, Kota Padang juga mengeluarkan
Resolusi PBB dalam prakteknya di kebijakan yaitu Perda No. 03 Tahun 2008
dan minimnya sumber daya dan Perda No. 18 Tahun 2008 tentang
pada besarnya kerugian dan korban jiwa saat Badan Penanggulangan Bencana Kota
bencana gempa bumi dan tsunami di Aceh Padang, atau yang lebih dikenal dengan
Pasca bencana gempa bumi dan tsunami memiliki peran dalam pelaksanaan upaya
penanggulangan bencana. Pola pikir tentang dan rekonstruksi. Untuk mewujudkan proses
sebatas tanggap darurat disaat terjadinya BPBD Kota Padang telah membuat program
bencana, harus diarahkan menjadi sebuah dan kegiatan yang berkaitan dengan
proses yang dimulai dari kesiapan sebelum penanggulangan bencana. Pada laporan 2
bencana, saat bencana, dan pasca bencana. tahun terakhir (2011-2012), dapat dilihat
6
2. Program Peningkatan Sarana dan tentunya BPBD Kota Padang harus memiliki
6 7
Ryan Nugroho, Public Policy. Hal 494 Ibid., hal. 512.
7
dan komunikasi antar instansi/SKPD yang mewujudkan tujuan dari program dan
koordinasi yang terjalin selama ini dengan maupun kualitas. Hal ini disebabkan oleh
instansi tersebut, BPBD dapat terbantu dalam minimnya sumber daya financial yang dapat
Padang selama ini dinilai sudah berjalan. diperoleh berdampak kepada terhambatnya
rapat atau pertemuan yang diadakan setiap direncanakan oleh BPBD dalam
Kepala-Kepala Bidang yang terdapat dalam Hal tersebut sesuai dengan yang
struktur BPBD. Rapat ataupun pertemuan disampaikan oleh Edward, dimana resources
evaluasi, dan juga arahan dari Kepala BPBD berjalan efektif. Tanpa sumber-sumber
8
akan menjadi rencana saja dan tidak pernah 4. Struktur Birokrasi
dapat dilihat bahwa ada hal-hal lain yang Pemerintah Daerah telah membentuk badan
dalam menjalankan kegiatan-kegiatan. Salah telah ditetapkan melalui Perda Kota Padang
satunya adalah faktor financial, yang mana No. 18 Tahun 2008. Dari struktur organisasi
dengan kurangnya anggaran yang dimiliki, yang berada di BPBD Kota Padang, dapat
mengakibatkan kegiatan yang telah dilihat bahwa BPBD Kota Padang telah
dengan baik. Hal yang sedikit berbeda dengan tahapan penanggulangan bencana.
dijumpai pada kegiatan tanggap darurat, 3. Program dan Kegiatan BPBD Kota
komitmen dan keseriusan para pelaksana Adapun program BPBD Kota Padang
bahwa, BPBD Kota Padang menyadari akan bencana yaitu program pencegahan dini dan
peranan dan tanggung jawabnya dalam penanggulangan korban bencana alam yang
9
Pembentukan / pembinaan organisasi jalur evakuasi dan pembangunan shalter.
penanggulangan bencana (KSB)
Rambu-rambu dan peta evakuasi yang telah
Sebelum bencana, terdapat 2 hal yang
dipasang di sekitar titik zona rawan bencana
harus dilakukan, yaitu membangun
gempa dan tsunami hingga saat ini sebanyak
kesiapsiagaan dan upaya mitigasi. Dalam
170 yang tersebar di 54 kelurahan di Kota
usaha membangun budaya siaga tersebut,
Padang. Begitu juga halnya dengan jalur
BPBD Kota Padang melakukan upaya untuk
evakuasi yang dirasakan masih belum
peningkatan kapasitas individu di
mencukupi hingga saat ini. Upaya lain yang
masyarakat dengan membentuk kelompok-
dilakukan pemerintah Kota Padang adalah
kelompok di tingkat kelurahan dengan diberi
dengan membangun tempat-tempat
nama KSB (kelompok siaga bencana).
penyelamatan dan pertolongan bagi korban
selama penelitian, dapat dilihat bahwa shalter. Dengan luasnya daerah rawan
belum tertuju kepada masyarakat di Kota bangunan shalter yang telah ada hingga saat
Padang, terutama masyarakat di daerah zona ini dirasa masih belum mencukupi untuk
pencegahan dini, BPBD Kota Padang telah beberapa shalter di daerah zona bahaya
10
direncanakan terbagi dalam 2 bentuk, yaitu Tetap Penanggulangan Bencana Daerah
11
Sistem peringatan dini tsunami telah yang dilakukan pasca bencana. Pasca gempa
ditetapkan pemerintah Kota Padang melalui bumi September 2009, ada sebanyak 8
Sarana/ Prasarana Penanggulangan hanya BPBD Kota Padang yang ikut terlibat.
12
pengkoordinasian dan melaksanakan 1. Prabencana
bencana. Namun pada kenyataannya tugas bencana pada tahapan prabencana meliputi
pokok dan fungsi tersebut juga dimiliki oleh dalam situasi tidak terjadi bencana dan
PJOK tingkat kabupaten/kota. Dapat dilihat dalam situasi terdapat potensi terjadinya
bahwa adanya tumpang tindih tugas pokok bencana. Dalam situasi tidak terjadi bencana
dan fungsi BPBD dan PJOK dalam proses yang dilakukan oleh BPBD Kota Padang
bencana.
13
bencana yang dilakukan oleh BPBD Kota pemulihan semua aspek pelayanan publik
Dalam tahapan saat bencana, implementasi pada wilayah pasca bencana. Rekonstruksi
dari program dan kegiatan yang dilakukan adalah pembangunan kembali semua
oleh Pemerintah daerah Kota Padang dan prasarana dan sarana, kelembagaan pada
BPBD Kota Padang dalam penyelenggaraan wilayah pasca bencana, baik pada tingkat
Hal tersebut dikarenakan telah adanya sasaran utama tumbuh dan berkembangnya
bencana. Namun tentunya harus ada upaya tegaknya hukum dan ketertiban, dan
pendukung lainnya agar protap yang telah bangkitnya peran serta masyarakat dalam
dihasilkan tersebut dapat berjalan dengan segala aspek kehidupan bermasyarakat pada
Rehabilitasi merupakan perbaikan dan dinas lain yang terkait dalam perbaikan dan
14
pembangunan di Kota Padang. Salah d. Kesimpulan
yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah Padang, pemerintah dinilai masih belum
Kota Padang pada hakekatnya merupakan serius dalam mencapai tujuan kebijakan
bencana alam. Hal ini dapat diartikan bahwa oleh BPBD Kota Padang sebagai
tanggungjawab dari pemerintah daerah dan di dalam BPBD, dan komunikasi dengan
perlindungan dari ancaman dan dampak 3. Resources, atau sumber daya pendukung
Dari program dan kegiatan yang telah sumber daya manusia yang dinilai masih
dilakukan oleh BPBD Kota Padang, masih rendah baik dari sisi kuantitas maupun
ada hal-hal yang dirasa masih kurang kualitas. Kedua, adalah sumber daya
sehingga belum bisa mewujudnya tujuan financial, yang mana anggaran yang
15
untuk BPBD Kota Padang masih sangat penanggulangan bencana selama 1 (satu)
rendah tahun.
kebijakan dapat digambarkan bahwa kegiatan BPBD Kota Padang terbagi atas
BPBD Kota Padang memiliki komitmen 3 bidang, yaitu bidang pencegahan dan
namun hal tersebut terpengaruhi oleh merupakan tahapan saat tanggap darurat,
factor financial yang berdampak kepada dan bidang rehabilitasi dan rekonstruksi,
memiliki struktur organisasi atau badan BAKORNAS PB. 2002. Arahan Kebijakan
Mitigasi Bencana Perkotaan Di
kerja sesuai dengan tahapan dalam Indonesia. Jakarta.
oleh BPBD Kota Padang masih sangat 2006. Rencana Aksi Nasional
Pengurangan Resiko Bencana 2006-
minim. Dari data penelitian, dapt dilihat 2009.
bahwa BPBD hanya memiliki 1 (satu) BPBD Kota Padang. 2011. Protap
Penanggulangan Bencana Kota
program yang berkaitan dengan Padang.
16
Burhan Bungin, 2005. Analisis Data Kesiapsiagaan di Masa Depan.
Penelitian Kualitatif, PT. Raja Inovasi Online.
Gafindo Persada. Jakarta.
Nugroho, Riant. 2009, Public Policy,
Charles O, Jones, 1996. Pengantar Gramedia, Jakarta.
Kebijakan Publik, Public Policy,
Raja Grafindo Persada, Jakarta. Nurjanah, dkk. 2012. Manajemen Bencana,
Alfabeta, Bandung.
Dye, Thomas R., Luther Harmon Zeigler,
S.Robert Lichter, 1992, American Sadisun, Imam A. 2006. Smart SOP Dalam
Politics in The Media Age, Fourth Mitigasi dan Penanganan Bencana
Edition, Brooks/Cole Pub.Co. Alam. Pusat Mitigasi Bencana,
Institut Teknologi Bandung,
Hidayati, Deni. 2008. Kesiapsiagaan Bandung.
Masyarakat: Paradigma Baru .
Pengelolaan Bencana Di Indonesia. Samudra Wibawa, 1994. Evaluasi Kebijakan
Jakarta. Lipi Press. Vol III, No. 1 Publik, Raja Garafindo Persada,
Jakarta.
IDEP Fondation. 2007. Panduan Umum
Penanggulangan Bencana Berbasis Singarimbun, Masri dan Efendi Sofyan,
Masyarakat. Edisi2. 1989. Metode Penelitian Survei,
LP3S, Jakarta.
Irfan M, Islamy, 2003, Prinsip-Prinsip
Perumusan Kebijaksanaan Negara, Solichin Abdul Wahab, 2002, Analisis
Bumi Aksara, Jakarta. Kebijaksanaan Negara Dari
Formulasi Ke Implementasi, Bumi
Joko Widodo, 2003, Good Gvernance Aksara, Jakarta.
Telaah dari Dimensi Akuntabilitas
dan Kontrol Birokrasi, Insan Suharto, Edi, 2005, Analisis Kebijakan
Cendekia, Surabaya. Publik. Panduan Praktis Mengkaji
Masalah dan Kebijakan Sosial,
Mardalis, 2006. Metode Penelitian Suatu Refika Aditama, Bandung.
Pendekatan Proposal, Bumi Aksara,
Jakarta Undang-Undang No. 24 Tahun 2007
tentang: Penanggulangan Bencana
Majalah National Geographic Indonesia
Edisi I, April 2005 Profil Daerah Kota Padang Tahun 2009,
Badan Perencanaan Pembangunan
Moleong, Lexy J, 2005, Metodologi Daerah
Penelitian Kualitatif, PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung. Padang Dalam Angka,2009, Padang In
Figures. Badan Pusat Statistik Kota
Muhari, A. Imamura, F. Diposaptono, S. Padang.
2010. Tsunami Mentawai 2010:
Analisis Kejadian dan Proyeksi
17
William N,Dunn, 2000, Pengantar Analisis
Kebijakan Publik, Gadjah Mada http://edukasi.kompas.com/read/2011/01/07/
University, Yogyakarta. 14140710/Tahap.Prabencana.Selalu.
Dilupakan-3
Winarno, Budi, 2012 Kebijakan
Public,Teori, Proses, dan Studi http://padangekspres.co.id/?news=berita&id
Kasus, CAPS, Yogjakarta. =27452 Sumbar Panik - Kamis,12
April 2012, TIM PADEK
Yin, K. Robert, 2002, Case Study research
design and method, Edisi bahasa http://padangekspres.co.id/?news=berita&id
Indonesia oleh M. Djauzi Mudjakir, =27451 Pemerintah Masih Belum
Studi Kasus Desain dan Metode, Siap - Kamis,12 April 2012,
PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta. Redaksi_ILS.
18