Você está na página 1de 16

STEP 1

1. Relining :
Proses penambahan bahan baru pada basis gigi tiruan pada mukosa
yang menghadap jaringan tanpa membuat protesa baru.
Relining adalah memperbaiki protesa yang lama sedangkan
rebasing membuat protesa yang baru.
Relining dibagi menjadi dua yaitu direct relining yang dikerjakan
langsung pada rongga mulut pasien dan indirect relining yang
dikerjakan 2 tahap yaitu tahapan klinis dan laboratoris.
Syarat relining adalah dimensi vertikal tetap, oklusi sentrik baik,
tidak terdapat undercut.

STEP 2
1. Bagaimana prosedur relining ?
2. Apakah dimensi vertical berubah tidak bisa dilakukan relining ? bila bisa
apakah prosedurnya sama ? Kalau salah satu tidak memenuhi syarat
apakah bisa di relining ?
3. Apa saja indikasi dan kontraindikasi relining ?
4. Apakah ada pengaruh usia, jenis kelamin dan lama penggunaan gigi tiruan
?
5. Apa saja indikator keberhasilan relining ?

STEP 3
1. Prosedur relining:

- Relining direct (self cure) : di lakukan di dalam mulut, kemudian dibiarkan agar
setting, tetapi memiliki kekurangan yaitu bisa menyebabkan porositas. Pada
prosedur ini pasien yang tidak memiliki kelainan sistemik serta pasien kooperatif.

Persiapan Pasien
Gigi tiruan dilepas 1-2 hari agar jaringan rongga mulut stabil
Jika terdapat hiperplasi dilakukan pembedahan
Dapat ditambahkan tissue conditioner

1
Daerah lingir dibuat retensi
Ditambah self curing akrilik pada daerah retensi tadi ditekan pd mulut
Instruksi pasien untuk kumur kumur dengan air dingin

- Relining indirek (hardcure) : merupakan prosedur laboratoris, dilakukan pada


pasien yang tidak kooperatif. Memiliki kelebihan tidak menyebabkan porositas.

Functional impression
Static impression
Dicetak dengan alginat
Dicetak dengan bahan mukostatik pada saat pasien oklusi
Model kerja dan gigi tiruan ditanam pada kuvet yang permukaan dipulas
dengan gipsum
Kuvet lawannya dipasang diisi gips lunak dan dipress
Kuvet dibuka dan gigi tiruan dilepas serta bahan cetak dibersihkan
Diisi dengan adonan self cure akrilik dan dipres
Kemudian di setting
2. Terdapat indikasi yaitu stabilitas retensi berkurang, dimensi vertikal baik,
estetik baik, oklusi baik. Jika dimensi vertikal berkurang lebih baik
direbasing. Relining yaitu penambahan protesa lama sedangkan rebasing
membuat protesa baru dan memiliki proses yang panjang
3. Indikasi:
Hilangnya retensi dan stabilisasi
Gigi tiruan longgar
Underextended gigi
Resorbsi tulang alveolar
Pengucapan baik

Kontraindikasi:

Terjadi denture stomatitis


Sakit padaa TMJ
Resorpsi tulang alveolar berlebih

2
Kesukaran bicara
4. Jenis kelamin memiliki pengaruh pada perempuan ada hormon estrogen
yang dapat mempercepat terjadinya menopouse. Usia lebih baik
menggunakan indirect relinning. Gtl lama dapat dapat menjadi resorpsi
psikologis. Lama penggunaan sebagai tumpuan dan semakin lama menjadi
bantalan sehingga resorpsi semakin besar. Usia memiliki pengaruh yaitu
sel-sel akan menurun , osteoblas dan osteoklas tidak seimbang. Laki-laki
dan perempuan memiliki lifestyle yang berbeda seperti merokok. Zat-zat
kimia yang dapat mengubah homeostatis sel.
5. indikator keberhasilan relining:
- Kembalinya retensi, da stabilisasi gigi tiruan pasien
- Kembalinya rasa nyaman
- Tidak menimbulkan keluhan iritasi pasien
- Pasien tidak susah bicara
- Kenyamanan pasien pada saat mengunyah
- Estetika baik
- Lebih cekat
- Memperbaiki oklusi

3
STEP 4

Gigi Tiruan Faktor Penyebab


Longgar

Relining Indikasi dan


Kontraindikasi

Penatalaksanaan

Kelebihan dan Direct Relining Indirect Kelebihan dan


Kekurangan Relining Kekurangan

Indikator
Keberhasilan

STEP 5
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang :
1. Penyebab gigi tiruan longgar.
2. Indikasi dan kontraindikasi serta syarat relining.
3. Prosedur relining.

STEP 6

4
STEP 7

LO 1. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Faktor-Faktor Yang Menyebabkan


Terjadinya Gigi Tiruan Longgar

A. Faktor Lokal
1) Pembuatan sayap gigi tiruan yang terlalu pendek sehingga menyebabkan
retensi dan stabilisasi berkurang karena sayap gigi tiruan termasuk
mendukung dari retensi dan stabilisasi.
2) Pemakaian gigi tiruan dalam jangka waktu yang lama menyebabkan
kontak oklusi akan hilang sehingga menyebabkan gigi mengalami aus
yang dapat menyebabkan resorbsi tulang alveolar
3) Penggunaan gigi tiruan yang tidak benar sehingga tekanan tidak merata
maka daerah yang tertekan lebih besar menyebabkan mempercepat
resorpsi tulang alveolar pada daerah tersebut.
4) Keausan pada permukaan oklusal gigi tiruan yang disebabkan oleh
terganggunya oklusi sehingga mempercepat resorpsi tulang alveolar
5) Oklusi berlebih yang disebabkan oleh beban pengunyahan yang diterima
oleh gigi tiruan yang berlebihan tidak mampu ditahan oleh gigi tersebut
sehingga nantinya akan disalurkan ke jaringan dibawahnya.
6) Pasien immediete denture karena pemakaian immediete denture
membutuhkan relining yang berulang kali untuk proses adaptasi.
7) Iritasi jaringan yang disebabkan oleh terganggunya oklusi sehingga
mempercepat resorpsi tulang alveolar.

B. Faktor Sistemik
1. Penyakit Sistemik
a. Diabetes Mellitus
Pada penderita diabetes mellitus, meningkatnya mediator
inflamatori seperti TNF dan Iinterleukin yang dapat menyebabkan
osteoblas mengekspresikan RANKL sehingga menstimulasi precursor

5
oasteoklas untuk berdiferensiasi dan secara langsung menyebabkan
resorpsi tulang alveolar.

b. Kekurangan vitamin D
Vitamin D sangat berpengaruh dalam tulang sehingga apabila
terjadi defisiensi maka menyebabkan meningkatnya resorpsi tulang
alveolar.

c. Tubercolosis
Penyebaran dari bakteri penyebab tuberkolosis secara
hematogen yang paling sering dengan menyebar secara sporadic dan
sedikit demi sedikit sehingga tidak ada gejala serta organ yang dituju
adalah organ dengan vaskularisasi yang baik yaitu tulang. Serta
terjadinya gangguan metabolis tubuh sehingga mengurangi biomarker
tulang seperti osteocalcin yitu protein yang disintesis osteoblas dan
mengatur metabolism tubuh serta pembentukan tulang sehingga
mempercepat resorbsi dari tulang.

d. Sifilis
Terjadinya gangguan metabolis tubuh sehingga mengurangi
biomarker tulang seperti osteocalcin yitu protein yang disintesis
osteoblas dan mengatur metabolism tubuh serta pembentukan tulang
sehingga mempercepat resorbsi dari tulang.

2. Usia
Usia yang semakin lanjut menyebabkan kualitas dari sel-sel menjadi
berkurang seperti osteoblas sehingga secara tidak langsung menyebabkan
resorpsi tulang.

6
3. Jenis Kelamin
Pada wanita, monopouse menyebabkan tingkat estrogen menurun sehingga
dikaitkan dengan meningkatnya produk inflamatori seperti TNF dan IL-
1,6,8,10 yang dapat merangsang osteoklas menjadi matang sehingga
memodulasi proliferasi tulang yang menyebabkan meningkatnya resornsi
tulang.

LO 2. Mahasiswa Mampu Mengetahui Indikasi, Kontraindikasi, Dan Syarat


Relining

A. Indikasi
Menurut Henderson,dkk (1973:421) bahwa indikasi penyebab terjadinya
masalah pada gigi tiruan sebagian lepasan sebagai berikut:

1. Adaptasi basis gigi tiruan dengan residual ridge tidak baik akibat adanya
resorbsi residual ridge.

2. Immediate denture yang telah dipakai 36 bulan setelah insersi.

3. Bila pembuatan gigi tiruan merupakan beban bagi pasien.

4. Bila pembuatan gigi tiruan baru memerlukan beberapa kali kunjungan,


mental stress dan physical stress (pasien tua / pasien dengan penyakit
kronis)

5. Tepi sayap gigi tiruan longgar

6. Dimensi vertikal terlalu rendah

7. Dimensi vertikal baik

8. Hilangnya retensi dan stabilisasi pada gigi tiruan

9. Ketidakstabilan gigi tiruan

10. Ketika gigi tiruan kehilangan adaptasi terhadap mukosa


7
11. Gigi tiruan longgar

12. Relasi dan oklusi baik

13. Tepi perluasan basis cukup

14. Tepi- tepi sesuai gaya otot kunyah

15. Proses relining lebih cepat

16. Celah tidak tinggi

17. Akumulasi makanan dibawah gigi tiruan

18. Celah cukup lebar

19. Penyusunan gigi dan oklusi baik

20. Estetik baik

21. Jaringan pendukung sehat

22. Tidak terjadi perubahan warna atau stain yang tebal pada basis gigi tiruan

B. Konta indikasi :
1. Estetik gigi tiruan buruk. Contoh: anasir pecah , abrasi cengkram patah

2. Hubungan intermaxillary sudah tidak selaras.

3. Susunan oklusal tidak benar.

4. Resorbsi sangat banyak hubungan horizontal dan oklusal yang tidak benar.

5. Oklusi sentries dan relasi sentries tidak sesuai

6. Jaringan pendukung tidak sehat

8
C. Syarat :
1. Dimensi vertikal oklusal harus baik

2. Oklusi sentrik harus bertepatan dengan relasi sentrik

3. Jaringan rongga mulut harus dalam keadaan optimal atau sehat

4. Perluasan dasar gigi tiruan harus memadai dan pastikan distribusi kekuatan
pengunyahan seluas mungkin

5. Jarak interoklusal yang baik

6. Susunan gigi yang sudah ada masih dalam keadan baik.

7. Tidak adanya undercut tulang yang parah dan defek jaringan lunak

9
LO 3. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Teknik Atau Prosedur Relining
Sampai Dapat Di Insersikan Kembali Pada Pasien

Pada proses relining menurut Kema, D (1969) dalam melakukan relining dapat
menggunakan alat dan bahan sebagai berikut :

A. Alatalat:
Spatula reline jig

Bowl

Articulator

Scaper/bur
handpiece

Kuas
pressure contain
10
B. Bahanbahan:
Jelly petroleum, zinc oxide eugenol pasta, cold curing acrylic, heat curing
acrylic, tissue conditioning, hydocal, pumice.

C. Teknik Relining
Relining dapat dilakukan melalui dua metode, yaitu direct dan indirect
relining. Direct relining merupakan relining yang dilakukan secara langsung
di dalam mulut pasien. Sedangkan indirect relining merupakan relining yang
dilakukan secara tidak langsung atau diluar mulut pasien. Berikut adalah
prosedur relining direct dan indirect secara lebih jelas.
a) Direct Relining
1. Persiapan pasien:
Pasien harus melepas gigi tiruan selama 1 2 hari agar jaringan dalam
keadaan sehat. Misalnya jika ada jaringan hyperplastic yang besar bisa
dilakukan pembedahan, sedangkan jika kecil cukup diberi tissue
conditioning. Jika ada jaringan yang teriritasi, maka harus
disembuhkan dahulu.

2. Persiapan gigi tiruan:


Permukaan gigi tiruan yang menghadap jaringan pendukung direlief
dengan mengerok akrilik sebanyak 1 2 mm atau tanpa dilakukan
pengkerokan, tetapi basis gigi tiruan yang lama dibersihkan dan
dikeringkan saja. Hal ini ditujukan untuk mempersiapkan tempat
bagi bahan impresi ataupun bahan lining yang baru.
Seluruh undercut yang ada dihilangkan.
Tepi tepi gigi tiruan dipendekkan 1 2 mm guna mendapatkan
seal yang sesuai dengan batas edentulous ridge.

3. Prosedur Relining:
Batas tepi gigi tiruan lama lokal atau seluruhnya dikasarkan yang
bertujuan untuk perlektan basis yang baru tapi tidak dipendekkan
dengan maksud agar lebih baik dalam menahan bahan cetak.

11
Instruksi pasien untuk kumur dengan air dingin
Permukaan basis gigi tiruan yang dipoles dilapisi dengan jelly
petroleum untuk memudahkan pembuangan kelebihan bahan cetak.
Campurkan bubuk (monomer) dan liquid (polimer) sesuai takaran
yang ditentukan pabrik sampai fase dough stage.
Taruhlah campuran bahan diatas permukaan jaringan basis denture
baik secara lokal atau seluruh permukaan yang telah dikeringkan lalu
masukan ke dalam mulut pasien. Instruksikan pasien bernafas
melalui hidung dalam dalam untuk mencegah pasien muntah.
Kerangka dipegang kuat dengan menekan pada masingmasing rest
dan bahan cetak berlebihan dibuang, kemudian gigi tiruan
dikeluarkan dari mulut, protesa dirapikan atau dibentuk. Lalu dipoles
dan dinsersi.

Gambar 1. Prosedur Direct Relining

b) Indirect Relining
1) Persiapan Pasien
Persiapan pasien pada indirect relining sama dengan pada direct
relining yaitu pasien harus melepas gigi tiruan selama 1 2 hari agar

12
jaringan dalam keadaan sehat. Misalnya jika ada jaringan hyperplastic
yang besar bisa dilakukan pembedahan, sedangkan jika kecil cukup
diberi tissue conditioning. Jika ada jaringan yang teriritasi, maka harus
disembuhkan dahulu.

2) Persiapan Gigi Tiruan


Sebelum melakukan tahapan relining hendaknya gigi tiruan di
cuci terlebih dahulu menggunakan ultrasonic cleaner atau pumice
karena meskipun gigi tiruan tampak bersih ketika basah, terkadang
tampak adanya kalkulus setelah kering (Gambar. 1). Sebelum
dilakukan pencetakan rahang, sebaiknya basis gigi tiruan yang
menghadap jaringan mukosa dikerok terlebih dahulu dengan
kedalaman sekitar 1mm. Pengerokan dilakukan agar saat pencetakan
bahan cetak dapat mengalir dengan bebas sehingga diperoleh hasil
cetakan yang baik. Hal tersebut dilakukan jika terdapat perubahan
dimensi vertikal pasien. Jika tidak ada perubahan dimensi vertikal,
hanya perubahan retensi dan stabilitas gigi tiruan maka tidak perlu
dilakukan pengerokan.

Gambar 1. Gigi tiruan dalam keadaan basah tidak tampak kalkulus


(kiri). Dan setelah mengering tampak adanya kalkulus (kanan.)

3) Prosedur Relining
Pelaksanaan relining dimulai dengan melakukan pencetakan.
Secara umum terdapat dua teknik indirect relining, yaitu functional
impression dan static impression.

13
Functional Impression
Pada teknik ini, gigi tiruan yang telah siap (telah direlief dan
diborder moulding) diberi tissue conditioner sebagai bahan impresi.
Gigi tiruan kemudian dimasukkan kedalam mulut pasien dan pasien
diperintahkan untuk melakukan oklusi sentris. Gigi tiruan yang
masih mengandung tissue conditioner ini tetap diinsersikan pada
pasien selama 24 jam untuk mendapatkan cetakan fungsional.

Static Impression
Berbeda dari functional impression, pada static impression gigi
tiruan yang sudah siap kemudian diberi pasta ZOE sebagai bahan
impresi dan kemudian dicetakkan pada mulut pasien. Segera setelah
didapatkan model negatif, maka gigi tiruan langsung dicor dan
diproses secara laboratoris untuk pemberian liner yang baru.
Pada tahap pencetakan dengan dua teknik diatas, sebaiknya
dalam pemilihan bahan cetak diusahakan menggunakan bahan
cetak yang memiliki viskositas rendah seperti elastomer atau tissue
conditioning. Penggunaan bahan cetak dengan lapisan yang tipis
akan mengurangi reflek gagging. Selanjutnya sendok cetak yang
berasal dari gigi tiruan yang telah diberi bahan cetak tersebut
dimasukkan kedalam mulut pasien, agar mendapat kontur
jaringan rongga mulut, maka dilakukan gerakan fisiologis (muscle
trimming) pada mukosa pipi untuk mendapat bentukan vestibulum.
4) Prosedur laboratories

Cetakan negatif rahang pasien yang telah diperoleh kemudian


dirapikan jika terdapat bagian-bagian yang memiliki ketebalan
berbeda dengan tidak mengurangi ukuran atau batas tepi cetakan.
Kemudian membuat cetakan positif/model kerja menggunakan dental
stone yang yang telah dimanipulasi (Gambar 2)

14
Gambar 2

Setelah setting dan mengeras kemudian dengan menggunakan


dental plaster yang telah dimanpulasi letakan model kerja pada reline
jig (Gambar 3)

Gambar 3

Setelah dental plaster setting, reline jig dibuka kemudian bahan


cetakan dipisahkan dari basis gigi tiruan, basis gigi tiruan di dirapikan
menggunakan pumice untuk menciptakan adhesi yang bagus antara
basis akrilik lama dan baru. Cuci dan bersihkan gigi tiruan dan
tuangkan resin akrilik yang telah dimanipulasi pada daerah anatomis
basis gigi tiruan, kemudian letakan pada model kerja, dan pasang pada
reline jig. Lalu reline jig diletakan pada pressure container dan diberi
tekanan kurang lebih 25 psi selama sepuluh menit. Kamudian gigi
tiruan di lepas dari model kerja, dilakukan pemolesan dan siap di
insersi ke dalam rongga mulut pasien.

15
DAFTAR PUSTAKA

Setiawan, Ricky. 2013. Penatalaksanaan Relining Pada Gigi Tiruan Sebagian


Lepasan (Gtsl). Volume 1 Nomor 1 Hal 60-64 Mei-Juni 2013. Universitas
Prof.Dr.Moestopo.
Setiawan, Ricky. 2013. Penatalaksanaan Relining Pada Gigi tiruan Sebagian
Lepasan (GTSL) Volume 1 Mei-Juni 2013. Universitas Prof. Dr. Moestopo
Hikmah, Nuzulul., Shita Permana, Amandia Dewi. 2013. Peran RANKL Pada
Resorbsi Tulang Aveolar Kondisi Diabetes Volume 10 No.3 2013 : 105-109.
Bagian Biomedik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember
Baziad, Ali. 2003. Menopause Dan Andropause, Edisi 1. Jakarta

16

Você também pode gostar