Você está na página 1de 2

- Anamnesis Tambahan

1. Gangguan Somatisasi
a) Apakah ada keluhan lain selain nyeri dada sebelah kiri?
b) Bagaimana riwayat pengobatan sebelumnya (konsumsi obat jenis apa
saja)?
2. Gangguan Hipokondriasis
a) Apakah Anda mencurigai salah satu penyakit yang mungkin sedang Anda
derita saat ini?
b) Terkait keluhan yang sedang Anda derita, obat-obatan apa saja yang
sudah dikonsumsi?
3. Body Dysmorphic Disorder
a) Apakah Anda merasa kurang/tidak percaya diri dengan tubuh Anda
sendiri?
b) Apakah Anda pernah/ ada keinginan untuk melakukan operasi plastik?
4. Gangguan Konversi
a) Apakah ada keluhan lemah badan, kebutaan atau kesemutan?
b) Apakah keluhan-keluhan tersebut berhenti sendiri dalam beberapa hari?
5. Gangguan Nyeri Somatoform
a) Apakah jenis nyeri ini, menyulitkan Anda dalam melakukan kegiatan
sehari-hari?
b) Apakah sebelumnya ada konflik emosional yang terjadi pada Anda?

- Pemeriksaan Penunjang
Untuk mendiagnosis suatu penyakit dalam bidang psikiatrik, penyakit-
penyakit sistemik yang dapat mendasari suatu kelainan terlebih dahulu harus
dipastikan tidak ada. Pada Skenario 1 Modul Gangguan Somatoform, diketahui
bahwa pasien mengeluh nyeri dada sebelah kiri. Kita ketahui bahwa penyakit
seperti angina pektoris, asma bronchial, abses paru dan penyakit lainnya juga
mempunyai gejala nyeri dada sebelah kiri. Maka dari itu untuk menentukan
diagnosis kerja diperlukan pemeriksaan penunjang, seperti Elektrokardiogram
(EKG) dan Foto Thoraks X-ray.
Selain itu, salah satu diagnosis banding pada scenario ini adalah body
dysmorphic disorder dimana untuk menegakkan diagnosis penyakit tersebut
diperlukan pemeriksaan penunjang berupa Tes Psikotes yaitu Draw a Person /
Draw a Man.
Tes Draw a Person
Tes Draw a Person (DAP) termasuk tes grafis yang dapat digunakan
untuk mengungkapkan aspek kepribadian dan psikologis, sehingga DAP
dikelompokkan sebagai alat diagnostic psikologis. Tes DAP memiliki unsure
subyektivitas yang tinggi karena sangat terkait dengan minat, imajinasi
kemampuan menuangkan ide, dan perhatian pasien terhadap obyek yang
digambar.
Pada pasien yang memiliki gangguan dismorfik tubuh tes ini dapat
menjadi salah satu alat untuk menegakkan diagnosis tersebut, karena pasien
akan disuruh untuk menggambar dirinya pada sebuah kertas kosong. Hasil dari
gambar pasien akan kita interpretasikan sesuai dengan pedoman Tes DAP,
dimana biasanya pasien menggambarkan dirinya berbeda dari yang kita lihat,
karena pasien-pasien gangguan dismorfik tubuh menganggap dirinya jelek atau
berpikiran seperti itu.

Sumber :Supartini, Endang. Tes Menggambar Orang untuk Mendiagnosis


Psikologis Anak Tunarungu. Jurnal Pendidikan Khusus. Vol. 1 No. 2. November
2005.

Você também pode gostar