Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Obyek wisata tanah lot merupakan salah satu daya tarik wisata yang ada di
Kabupaten Tabanan yaitu di Desa Adat Beraban Kecamatan Kediri. Sifat dan keberadaan
obyek wisata ini adalah merupakan wisata budaya, dimana terdiri atas bangunan-
bangunan sejarah berupa peninggalan umat hindu yang sampai saat ini masih disungsung
oleh umat hindu yang ada di Bali.
Walaupun obyek wisata tanah lot memiliki daya tarik tersendiri yang mana sudah
terkenal di mancanegara namun dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh
manajemen operasional obyek wisata tanah lot menunjukkan bahwa kunjungan tamu
asing sebesar 14% dari total wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata tanah lot dan
sebesar 20% wisatawan yang datang dari kunjungan wisatawan yang berkunjung ke bali,
dengan rata-rata tamu menikmati obyek wisata tanah lot selama 2 jam. Permasalahan di
atas membutuhkan suatu pemahaman dan analisis yang lebih lanjut terhadap situasi
seperti tersebut di atas, dan tentunya dengan perubahan-berubahan kebutuhan wisatawan
harus sejalan dengan perubahan-perubahan atau pengembangan pada obyek wisata tanah
lot sebagai tempat tujuan wisata, sehingga pada masa mendatang Obyek Wisata Tanah
Lot tidak berpaku pada satu daya tarik untuk dapat dikunjungi.
1. Daya Tarik (Atraction)
a. Nilai Historis
Menurut legenda, pura ini dibangun oleh seorang brahmana yang mengembara
dari Jawa. Beliau adalah Dang Hyang Nirartha yang berhasil menguatkan
kepercayaan penduduk Bali akan ajaran Hindu dan membangun Sad Kahyangan
tersebut pada abad ke-16. Pada saat itu penguasa TanahLot,BendesaBeraben,iri
terhadapbeliaukarenaparapengikutnyamulaimeninggalkannyadanmengikuti
Danghyang Nirartha. Bendesa Beraben menyuruh Danghyang Nirartha untuk
meninggalkanTanahLot.IamenyanggupidansebelummeninggalkanTanahLot
beliaudengankekuatannyamemindahkanBongkahanBatuketengahpantaidan
membangunpuradisana.Iajugamengubahselendangnyamenjadiularpenjaga
pura.Ularinimasihadasampaisekarangdansecarailmiahularinitermasukjenis
ular laut yang mempunyai ciriciri berekor pipih seperti ikan, warna hitam
berbelangkuningdanmempunyairacun3kalilebihkuatdariularcobra.
AkhirdarilegendamenyebutkanbahwaBendesaBerabenakhirnyamenjadi
pengikutDanghyangNirartha.Ternyatatidaksemuaorangbolehmasukkedalam
puratersebut.Parawisatawanhanyadiperbolehkanmelongokdaribawahpura
dan hanya orangorang tertentu yang hendak bersembahyang atau melakukan
kegiatankeagamaanyangdiperkenankanmasukkedalampura.Terkaitdengan
konseptriangga(penggambarantubuhmanusiadarikepala,badanhinggakaki),
pura ini menjadi terkait dengan 2 tempat suci lainnya di Tabanan, yaitu Pura
Luhur Batukaru (hulu) dan Pura Puser Tasik (madya) serta Pura Tanah Lot
sebagaihilirnya.Purahuludanhilirinipundigambarkansebagaisimbolisasi
linggadanyoni,PuraLuhurBatukarusebagailingga(purusa)danPuraTanahLot
sebagai yoni (segara). perpaduannya menjadi sumber kehidupan yang
mensejahterakanmanusiadisekitarnya.
b. Atraksi wisata
Potensi yang menarik wisatawan untuk datang ke tanah lot dimana Pura Tanah
Lot berupa bangunan fisik yang tua dan kokoh merupakan faktor utama sebagai
promotor pergerakan wisatawan untuk melihat secara langsung keberadaannya,
dimana bangunan ini memiliki nilai sejarah yang tinggi dari warisan budaya, dan
didirikan pada tahun 1512 yang telah diperhatikan oleh dunia. Nilai sejarah itulah
yang menjadi daya tarik tersendiri dimana pada air laut pasang posisinya diliputi
oleh air laut yang ganas, dan pada air laut pasang posisinya berada pada pesisir
dan tepi lautan. Di samping itu nilai budaya dan pelestarian oleh umat hindu
dilaksanakan dengan baik dengan nilai religius pada setiap piodalan yaitu pada
buda wage langkir memiliki daya tarik dari kebudayaan dari umat hindu yang ada
di Bali. Dipandang dari sisi alam atau natural bangunan Pura Tanah Lot yang
memiliki nilai sejarah tinggi akan sangat menarik bilamana untuk dipandang dan
diperhatikan seiring dengan perputaran bumi dimana matahari menunjukkan
cahayanya yang merah tatkala mau tenggelam dari peredarannya bahwa telah
memberikan makna tersendiri tentang sunset yang ditunjukkan dengan
membelakangi bangunan tua yaitu Pura Luhur Tanah Lot. Sunset inilah yang
sangat digemari para wisatawan dengan tujuan wisata alam tentang keindahan
alam semesta ini. Jadi dapat diidentifikasi bahwa beberapa poin tentang daya tarik
Obyek Wisata Tanah Lot adalah sebagai berikut;
1) Bangunan Tua dengan nilai sejarah yang tinggi merupakan arah wisata alam
yang merupakan tujuan pendidikan dan penggemar sejarah.
2) Adanya sunset yang menarik untuk dilihat yang membelakangi bangunan
sejarah. Upaya dan pengembangan fasilitas untuk menikmati sunset ini telah
disediakan oleh masyarakat lokal yang mempunyai tempat usaha pada
sebelah timur dan utara pura luhur tanah lot, serta menyediakan sofdrink,
food, dan event, merupakan tempat yang strategis untuk menyimak sunset.
Tempat ini dihiasi dengan taman-taman bunga serta pegangan pengaman
pada ujung-ujung tebing ke timur sampai ke barat. Keberadaan usaha ini
adalah salah satu komponen untuk menarik wisatawan, karena sistem
penjualan dan promosi yang dilaksanakan yaitu dengan metode personal
selling cooperation dengan travel agent dan secara tidak langsung fungsi
promotion obyek wisata dilaksanakan oleh pelaku usaha yang ada ditempat
tersebut dengan sifat yang paling menguntungkan.
3) Adanya kehidupan organisme laut berupa ular laut yang jinak, dimana perlu
dilestarikan untuk komponen pendukung daya tarik pada areal obyek Wisata
Tanah Lot.
4) Adanya event atau piodalan pura luhur tanah lot yaitu 2 kali per tahun yang
memberikan kontribusi untuk daya tarik wisatawan untuk dapat melihat
prosesi keagamaan dan kebudayaan yang ada di Bali.
5) Adanya lokasi atau tempat madya mandala, yang digunakan sebagai
penunjang-penunjang kegiatan keagamaan, sekaligus berfungsi sebagai
tempat dan kegiatan wisata budaya dan kesenian.
c. Kondisi lingkungan
Potensi Sumber Daya Alam dilihat dari sisi pariwisata, obyek wisata tanah
lot adalah merupakan potensi yang baik untuk dapat menarik wisatawan, baik
daya tarik secara fisik, kultur, dan sejarah. Hal ini ditunjukkan dengan data
perkembangan wisatawan yang datang serta proyeksi kedepan dimana setiap
tahunnya menunjukkan data yang positif dan mengalami peningkatan.
d. Daya tarik pendukung
Tanah Lot merupakan pura laut yang dijadikan sebagai tempat untuk
pemujaan dewa-dewa penjaga laut. Di sini ada dua pura yang terletak di atas batu
besar. Satu tertelak benar-benar di atas bongkahan batu dan satunya terletak di
atas tebing mirip dengan Pura Uluwatu.
2. Aksesibilitas/Transportation
Tanah lot terletak di Desa Beraban di kabupaten Tabanan. Daerah ini berjarak
sekitar 13 kilometer dari Tabanan. Perjalanan sekitar 30 hingga 40 menit dari
Denpasar, dengan mengendarai mobil pribadi atau dalam bentuk mobil sewa.
3. Infrastruktur
a. Areal Batu Mejan.
1) Dimanfaatkan sebagai tempat permandian pada areal pantai, dimana akan
menjadi satu kesatuan pada pendayaagunaan jetski yang launching dari pantai
batu bolong.
2) Pemanfaatan tebing-tebing yang tinggi sebagai tempat pemanjatan tebing
tingkat yunior.
3) Memperkenalkan dan mempromosikan 9 sumber mata air tawar.
b. Areal Tugu Pahlawan
1) Perbaikan Tugu Pahlawan dan pembuatan taman keliling pada tugu pahlawan.
2) Pemanfaatan lokasi pada sebelah barat tugu pahlawan sebagai taman rekreasi
dan hiburan anak-anak sebagai berikut;
a) Pembuatan kolam renang air tawar, dengan mengambil lokasi tepi tebing.
b) Pembuatan permainan anak-anak
c) Pembuatan tempat party coctail.
d) Pembuatan tempat pameran lukisan.
e) Pembangunan mini cafe untuk kebutuhan soft dink pada lokasi kolam
renang.
c. Areal Yeh Kutikan.
Pembangunan area arung jeram untuk anak-anak.
d. Areal Enjung Sibun.
Areal enjung sibun merupakan tempat yang sangat strategis untuk
dikembangkan sebagai panggung alami untuk pementasan-pementasan kesenian
yang bernuansa alami. Posisi dan lokasinya sangat menarik untuk melaksanakan
atraksi kesenian dimana menggunakan tanah lot dan sunsetnya sebagai latar
belakang. Jadi yang diperlukan dalam pengembangan areal enjung sibun adalah
penataan-penataan tebing-tebing yang ada untuk dibentuk sebagai tempat yang
datar untuk melaksanakan pementasan, yang memuat tempat penonton maksimal
100 orang dan penari 100 orang. Disamping hal di atas, pada areal enjung sibun
pada sisi timur cocok untuk dikembangkan budidaya organisme laut yang bernilai
tinggi seperti udang laut.
4. Fasilitas
Beberapa fasilitas yang tersedia di obyek wisata Tanah Lot antara lain :
a. Areal Parkir dan Pasar.
Tempat parkir merupakan permasalahan yang ada di Obyek Wisata Tanah Lot,
khususnya tempat parkir untuk musim-musim ramai, dimana para costumer atau
pengunjung tidak dapat dilayani dengan baik karena kurangnya kapasitas parkir
yang ada pada hari-hari tersebut. Hari-hari yang tergolong ramai biasanya sebagai
berikut ; hari tahun baru, hari natal, hari lebaran, hari Piodalan Pura Luhur Tanah
Lot, Piodalan Pura Luhur Pakendungan, liburan murid bulan Juni-Juli dan setiap
ke 7 hari besar tersebut di atas, rata-rata kekurangan luas parkir adalah dari luas
parkir yang ada sekarang, yang dipersiapkan untuk roda 4 dan roda 6. Untuk
menentukan besarnya luas parkir bersama ini disajikan data akomodasi kendaraan
dengan mengambil sampel pada tahun 2001.
b. Keamanan
Tanah Lot telah memiliki fasilitas: kamera CCTV, metal detector dan mirror
detector, life guard team untuk keamanan pantai.
c. Prasarana
Adapun Proyek yang diusulkan untuk pengoptimalan potensi obyek wisata tanah
lot dengan pemberdayaan potensi wisatanya adalah;
1) Pembuatan taman dengan motif bunga pada areal sebalah timur pura penataran
ketimur sampai batas NBR, yang dialokasikan pada ujung tebing yang disertai
dengan pengaman tebing, dengan tujuan memberikan dampak positif kepada
pengusaha mini restaurant yang ada di lokasi ini serta kenyamanan dan
keindahan pemandangan untuk melihat sunset sebagai faktor penunjang wisata
alam. Penempatan taman bunga dengan ketinggian tanaman maksimal 100 cm
sehingga tidak menggangu wisatawan untuk melihat sunset sambil duduk pada
kursi yang telah disediakan.
2) Pemanfaatan wantilan yang ada di madya mandala yang sebelumnya sebagai
open stage untuk event-event wisata yang memberikan dampak positif pada
sektor kesenian yang ada di masyarakat Desa Adat Beraban, baik pementasan
langsung maupun pelaksanaan proses pendidikan kesenial.
3) Pembuatan jalan untuk pengangkutan sampah pada lokasi ini, sehingga dapat
dilalui oleh mobil sampah. Dimana sampah-sampah yang ada saat ini ditimbun
dan dibakar pada belakang bangunannya atau tempat-tempat luang dan untuk
kedepan tidak baik untuk pengembangan kawasan.
4) Metode pelestarian potensi laut khususnya ular laut. Potensi ini dibutuhkan
pengamatan kebudayaan dan religius yang lebih tinggi, untuk dijadikan
penunjang komersial. Pendayagunaan dan pelestarian udang laut dengan
menggunakan pantai yang ada pada areal enjung sibun. Tiga poin 1, 2, 3 di
atas merupakan potensi yang dapat dikembangkan sehingga menambah makna
wisata alam dan kegiatan-kegiatan kebudayaan maupun kesenian.
5) Areal Enjung Galuh Dan Arel Batu Bolong.
Potensi yang ada dalam area Enjung Galuh ini adalah sebagai berikut ;
a) Tersedianya lahan yang dimanfaatkan untuk taman dan penempatan bale
payung yang biasanya digunakan sebagai tempat piknik dan coctail party.
b) Tersediannya tempat untuk melihat Pura Luhur Tanah Lot dari sebelah
Barat.
c) Tersedianya tempat untuk untuk melihat Pura Batu Bolong, yang
merupakan panorama alam yang menarik dan indah, dan adanya jalan turun
ke bawah menuju pantai atau pasir yang ada pada sebelah timur Pura Batu
Bolong. Pada masyarakat lokal, tempat ini biasanya digunakan sebagai
tempat memancing dan surfing pada pantainya.
d) Potensi yang ada pada Batu Bolong menyamai dengan situasi yang ada
pada areal Enjung Galuh, yang membedakan adalah kapasitas tempat untuk
wisatawan yang ada pada areal Batu Bolong lebih kecil daripada areal yang
ada di Enjung Galuh.
e) Pembuatan pemagaran pada sisi-sisi tebing dengan penanaman pohon
bunga pucuk, sehingga keamanan wisatawan lebih terjamin. Pembuatan
pagar ini dibuat sepanjang kawasan tebing sampai pada batas sebelah barat
Obyek Wisata Tanah Lot yaitu pada areal Yeh Kutikan.
f) Pembuatan penerangan pada areal Enjung Galuh berupa lampu-lampu
taman dan lampu mercuri.
g) Perbaikan jalan setapak dan saluran drainase, serta penempatan tong
sampah portable mengingat tempat ini merupakan tempat piknik, sehingga
kenyamanan dan kebersihan sangat diutamakan. Serta perbaikan jalan pada
tebing menuju pantai batu bolong, yang biasanya digunakan sebagai tempat
surfing untuk warga lokal.
5. Keramahtamahan
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di Pura tanah lot oleh masyarakat setempat
diantaranya adalah odalan, yang merupakan hari raya dari berbaga pura yang ada di
sekitar Tanah lot. Perayaan odalan ini biasanya berdekatan dengan waktu saat
dirayakannya kegiatan Galungan dan Kuningan, perayaan akan diadakan sekitar 210
hari sekali. Berdirinya Pura Tanah Lot dan perkembangan sejarahnya menjadi
kawasan wisata sebenarnya tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat desa setempat.
Ini merupakan kesatuan history dan cultural antara masyarakat desa dengan kawasan
wisata Tanah Lot bahwa masyarakat desa harus berperan penting dalam
pengembangan kawasan wisata yang mereka miliki. Merupakan hak dan kewajiban
bagi setiap tempat atau daerah yang memiliki kawasan wisata untuk mengatur dan
mengelola, dengan cara pendekatan kepada tokoh-tokoh Desa Adat setempat,
menjelaskan hak-hak kita sebagai orang Desa Beraban, peluang-peluang yang bisa di
garap demi kemakmuran masyarakat, memotivasi pergerakan-pergerakan dan
menyediakan konsep-konsep perjuangan. Memotivasi kaum muda Desa Beraban
yang terangkum dalam organiasasi Karang Taruna Gapera (Gabungan Pemuda
Beraban).
Tanah Lot
Tanah Lot
Gambar 2. Kontur topografi darat dan laut pulau Bali Gambaran 3 dimensi topografi dasar laut perairan Selatan
pulau Bali
Tanah Lot merupakan pantai dengan jenis pantai berbatu dan memiliki tebing
serta karang-karang yang besar dan kokoh. Pura yang menjadi objek utama berada di
sebuah karang besar di luar dari garis tebing daratan pulau Bali. Sepanjang garis pantai
mengalami terjangan ombak besar dari samudera Hindia. Untuk jenis batuan yang ada
masih dipengaruhi Tuff dari aktivitas vulkanik di pulau Bali. Mengenai kondisi iklim
masih dipengaruhi iklim Bali secara keseluruhan dan sangat dipengaruhi angin musim.
Aktivitas pasang surut air laut menyebabkan pura Tanah Lot kadang berada di tengah
laut kadang berada di daratan. Kondisi ekosistem pun juga di jaga dengan
mempertahankan habitat terumbu karang dan beberapa organisme laut seperti ular laut.
1) Kondisi Geologi
Orientasi batuan yang ada di Tanah Lot mengarah Tuff (abu Vulkanik terbawa
menuruni lereng dan tercampur breksi). Tuff merupakan batuan piroklastik yang
terbentuk dari material vulkanik klastik yang dihasilkan dari serangkaian proses yang
berkaitan dengan letusan gunung api yang memiliki ukuran butir debu halus-kasar
(<0,04 mm). Biasanya dapat dijumpai efek bakar yang merupakan ciri dari batuan
piroklastik. Termasuk di daerah letusan gunung Batur maupun gunung Agung.
Batuannya konglomerat (sedimen) dan hasil abrasi pantai dengan jenis batuan yang
berbeda.
2) Kondisi Geomorfologi
Kenampakan morfologi di daerah Tanah Lot tergolong bentuk lahan asal marine.
Daerah ini mengalmi pengikisan hebat sehingga permasalahan yang paling utama di
hadapi oleh daerah ini adalah adanya abrasi yang tinggi yang dapat berpengaruh
terhadap keberadaan lahan di daerah ini sehingga pemerintah setempat mengambil
langkah solusi dengan membuat pemecah gelombang pada daerah yang mengalami
gelombang tinggi.
3) Kondisi Tanah
Tanah di daerah ini tergolong aluvial grumof, andosol, reandosol. Tanahnya
mempunyai berat jenis yang rendah dan berasal dari ordo eulotropet, mediteran dan
Habluands.
4) Vegetasi
Vegetasinya tergolong vegetasi pantai yang paling dominan seperti kelapa, randu, dan
sebagainya.
5) Hidrologi
Secara umum, kondisi hidrologi di Bali cukup baik. Banyak terdapat sungai-sungai
besar dan kecil serta terdapat danau. Sumber-sumber hidrologi tersebut sangat
bermanfaat bagi penduduk sekitar. Pemanfaatan sumber-sumber air tersebut
diantaranya untuk kegiatan sehari-hari penduduk seperti mandi, mencuci, memasak
dan sebagainya serta digunakan untuk pengairan atau irigasi yang biasa disebut subak
oleh masyarakat setempat. Begitu pula pada obyek wisata Tanah Lot, kondisi
hidrologi di sini cukup baik karena selain berada pada tepi laut, di daerah sekitar
obyek tersebut juga terdapat aliran-aliran sungai yang mengalir sepanjang tahun yang
dimanfaatkan penduduk setempat untuk kegiatan sehari-hari.
6) Konservasi Lahan
Tanah Lot merupakan salah satu obyek wisata di Bali. Selain terkenal dengan
keindahan alam serta terdapatnya Pura yang berada di tengah laut, di Tanah Lot juga
digunakan sebagai tempat konservasi makhluk yang hidup di laut. Seperti ikan,
terumbu karang, kura-kura serta tidak ketinggalan ular yang dipercaya penduduk
sekitar sebagai penjaga pura. Oleh karena itu, ular tersebut sangat dihormati oleh
penduduk sekitar. Penduduk sekitar percaya bahwa barang siapa yang berani
mengusik bahkan membunuh ular penjaga pura di Tanah Lot, maka orang tersebut
akan menerima balasan yang setimpal dan hal tersebut merupakan salah sau cara
masyarakat Bali untuk melindungi satwa-satwa maupun tumbuhan agar terjaga
kelestariannya, yaitu salah satunya dengan cara mengkeramatkannya, sehingga orang
tidak berani untuk mengusik bahkan membunuh satwa tersebut sehingga satwa
tersebut terjaga kelestariannya.
2. Longsoran Tebing
Pura Tanah Lot seperti yang kita ketahui berdiri di atas keindahan tebing. Di
sekitar tebing terdapat banyak wisatawan asing maupun domestic berkunjung dan
menikmati keindahan alam dan sekitarnya. Tidak luput pula, masyarakat Hindu di
Bali yang melaksanakan kegiatan upacara persembahyangan. Terjadinya
longsoran tentu akan menimbulkan dampak yang cukup serius bagi orang-orang
yang ada di sekitar tebing. Longsoran dapat terjadi akibat adanya gempa dengan
kekuatan yang cukup besar sehingga menimbulkan runtuhnya kekuatan dasar
tebing, serta akibat gelombang pasang yang tinggi maupun oleh abrasi yang
mengikis bebatuan pada dasar atau sekitar tebing.
Abrasi adalah suatu fenomena alam berupa terjadinya proses pengikisan
tanah / pantai yang disebabkan oleh hantaman tenaga gelombang laut, arus laut,
sungai, pasang surut laut, gletser dan angin yang bersifat merusak di sekitarnya.
Abrasi disebut juga dengan erosi pantai. Abrasi berasal dari bahasa Latin yakni
Abradre atau Abrasio, yang berarti "keributan". Intensitas Abrasi tergantung pada
konsentrasi kecepatan kekerasan ombak dan massa partikel yang bergerak. Akibat
dari abrasi ini adalah terjadinya pengikisan tebing yang lambat laun dapat
mengakibatkan longsoran tebing.
3. Tsunami
Istilah tsunami berasal dari bahasa Jepang. Tsu berarti "pelabuhan", dan name
berarti "gelombang", sehingga tsunami dapat diartikan sebagai "gelombang
pelabuhan". Istilah ini pertama kali muncul di kalangan nelayan Jepang karena
panjang gelombang tsunami sangat besar. Pada saat berada di tengah laut, para
nelayan tidak merasakan adanya gelombang ini. Namun, setibanya kembali ke
pelabuhan, mereka mendapati wilayah di sekitar pelabuhan tersebut rusak parah.
Karena itulah mereka menyimpulkan bahwa gelombang tsunami hanya timbul di
wilayah sekitar pelabuhan dan tidak di tengah lautan yang dalam.
Tsunami adalah gelombang air yang sangat besar yang dibangkitkan oleh
macam-macam gangguan di dasar samudera. Gangguan ini dapat berupa gempa
bumi, pergeseran lempeng, atau gunung meletus. Tsunami tidak terlihat saat masih
berada jauh di tengah lautan, namun begitu mencapai wilayah dangkal,
gelombangnya yang bergerak cepat dan akan semakin membesar.
Tsunami juga sering disangka sebagai gelombang air pasang. Ini karena saat
mencapai daratan, gelombang ini memang lebih menyerupai air pasang yang
tinggi daripada menyerupai ombak biasa yang mencapai pantai secara alami oleh
tiupan angin. Namun sebenarnya gelombang tsunami sama sekali tidak berkaitan
dengan peristiwa pasang surut air laut.
Jika berbicara mengenai proses terjadinya tsunami, maka kita tentu harus
memulai dari penyebabnya, yakni gempa di wilayah lautan. Tsunami selalu
diawali suatu pergerakan dahsyat yang lazim kita sebut gempa. Meski diketahui
bahwa gempa ini ada beragam jenis, namun 90% tsunami disebabkan oleh
pergerakan lempeng di dalam perut bumi yang letaknya kebetulan ada di dalam
wilayah lautan. Gempa yang terjadi di dalam perut bumi akan mengakibatkan
munculnya tekanan ke arah vertical sehingga dasar lautan akan naik dan turun
dalam rentang waktu yang singkat. Hal ini kemudian akan memicu
ketidakseimbangan pada air lautan yang kemudian terdorong menjadi gelombang
besar yang bergerak mencapai wilayah daratan.
Gelombang tsunami ini merambat dengan kecepatan yang tak terbayangkan. Ia
bisa mencapai 500 sampai 1000 kilometer per jam di lautan. Dan saat mencapai
bibir pantai, kecepatannya berkurang menjadi 50 sampai 30 kilometer per jam.
Meski berkurang pesat, namun kecepatan tersebut sudah bisa menyebabkan
kerusakan yang parah bagi manusia.
Tanah Lot merupakan pantai dengan jenis pantai berbatu dan memiliki tebing.
Juga memiliki karang-karang yang besar dan kokoh. Pura yang menjadi objek
utama berada di sebuah karang besar di luar dari garis tebing daratan pulau Bali.
Sepanjang garis pantai mengalami terjangan ombak besar dari samudera Hindia.
Dari fakta tersebut diketahui bahwa destinasi tujuan wisata pura tanah lot
memiliki potensi terjadinya tsunami karena berbatasan langsung dengan Samudera
Hindia dan Sungai Kutikan. Selain itu diperkuat pula dengan ketinggian
gelombang yang terjadi di sepanjang pantai selatan.
3. Kapasitas Bencana
Dari hasil skoring kebencanaan dapat diketahui bahwa risiko terjadinya bencana
gempa bumi dan tsunami lebih besar dibanding dengan risiko terjadinya bencana
longsoran tebing.
J. Rencana Aksi
Berdasarkan hasil skoring didapatkan bahwa nilai risiko terjadinya bencana
gempa bumi dan tsunami lebih besar dari bencana longsoran tebing sehingga untuk
rencana aksi kami lebih memprioritaskan pencegahan dan penaggulangan untuk
bencana gempa bumi dan tsunami. Dalam hasil analisa SWOT didapatkan beberapa
hal yang patut diberikan perhatian lebih dengan cara menentukan rencana aksi dalam
manajemen risiko bencana. Diantaranya adalah :
1. Meletakkan pengurangan resiko bencana sebagai prioritas daerah dan
implementasinya harus dilaksanakan oleh suatu institusi yang kuat dan dukungan
kuat serta keikutsertaan masyarakat di sekitar Tanah Lot.
2. Mengidentifikasi, mengkaji dan memantau resiko bencana lebih lanjut untuk
mengoptimalkan manajemen bencana di Destinasi Tujuan Wisata Tanah Lot.
3. Memanfaatkan pengetahuan, inovasi dan pendidikan untuk membangun
budaya keselamatan dan ketahanan pada seluruh tingkatan terutama dalam
melakukan kajian kebencanaan di Destinasi Tujuan Wisata (DTW) Tanah Lot
karena sejauh ini belum didapatkan kajian mengenai kebencanaan di daerah
Destinasi Tujuan Wisata (DTW) Tanah Lot.
4. Menyediakaan lahan perekonomian kedua bagi penduduk sekitar tanah lot
karena berdasarkan hasil observasi sebagian penduduk desa Beraban, Tabanan
menggunakan tanah lot sebagai lahan mata pencaharian mereka sehingga
perekonomian mereka bergantung pada keberlangsungan Destinasi Tujuan Wisata
Tanah Lot. Dapat dibayangkan bagaimana perekonomian penduduk daerah
tersebut jika suatu saat nanti terjadi bencana di Destinasi Tujuan Wisata Tanah
Lot.
5. Memberikan pelatihan dan sosialisasi serta simulasi mengenai bencana gempa
bumi dan tsunami bagi seluruh lapisan masyarakat sehingga masyarakat dapat
mengetahui tindakan apa yang harus mereka lakukan jika terjadi gempa bumi
yang berpotensi tsunami.
6. Memasang jalur evakuasi di tempat yang mudah dilihat pengunjung atau
wisatawan sehingga wisatawan dapat mengetahui jalur yang tepat untuk dilalui
menuju titik kumpul ketika terjadi bencana. Karena situasi yang didapatkan di
lokasi menunjukkan ketidakefektifan pemasangan jalur evakuasi sehingga
mempersulit pengunjung ataupun wisatawan untuk menemukan titip berkumpul.
7. Melakukan survey atau penilaian tanda evakuasi di areal pura tanah lot untuk
mengetahui tanda evakuasi lama yang tidak dibutuhkan lagi atau
mengetahui tanda evakuasi lama yang hilang atau rusak dan perlu diganti karena
berdasarkan hasil observasi ditemukan beberapa tanda evakuasi yang di corat-
coret dan di tempel dengan berbagai macam stiker. Hal itu mencerminkan bahwa
tanda evakuasi tersebut tidak digunakan secara efektif. Dalam hal ini juga
mencerminkan kurangnya pengetahuan dari pengunjung ataupun wisatawan
tentang tanda evakuasi.
8. Memasang suatu peringatan yang berisikan apa-apa yang harus mereka
lakukan ketika terjadi bencana gempa bumi dan tsunami dalam dua bahasa agar
pengunjung ataupun wisatawan baik lokat maupun asing dapat mengetahuinya
dengan mudah.
9. Strategi Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat
a. Merumuskan sistem, prosedur dan kegiatan-kegiatan Penanggulangan
Bencana Berbasis Masyarakat serta cara-cara yang dimiliki masyarakat untuk
memahami, meramalkan, pemberian peringatan dan menghadapi bencana
perlu diinventarisasi, dimanfaatkan dan ditingkatkan atau dikembangkan
seperti pemanfaatan kulkul di setiap banjar.
b. Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat merupakan penyaluran aspek-
aspek fisik, mental dan emosional dari anggota-anggota masyarakat yang
terlibat. Proses merumuskan berarti menjamin pengelolaan sumber-sumber
(dana, waktu, peralatan, informasi dan teknologi) secara baik dan efisien.
Untuk itu perlu ada program dan pelayanan kepada pendamping sosial yang
membantu masyarakat.