Você está na página 1de 30

ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS, BAYI, BALITA

DAN ANAK PRA SEKOLAH


( ASUHAN KEBIDANAN BAYI DENGAN KENJANG )

DOSEN PENGAJAR:
Feryani, S.SiT, MPH

DISUSUN OLEH :
Kelompok 3
Ilfiani .S. Nuhun
Surahmilah Bahar
Karmila
Risa Risnawati
Risna Chairunnisa
Andani Mulya Dewi
Winda Julifah Sari Putri

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
PRODI DIII JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN AJARAN 2016/2017

1
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala kebesaran
dan nikmat hidayah yang telah diberikan-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
Makalah Asuhan Kebidanan Pada Bayi Dengan Kejang ini dengan lancar.
Penyusunan Makalah ini dalam rangka memenuhi tugas Asuhan Kebidanan
Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah dan sebagai sarana untuk menambah
pengetahuan serta wawasan.
Penyusun juga berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Makalah ini, pihak-pihak tersebut adalah:
1. Dosen mata kuliah
2. Orangtua tercinta.
3. Teman-teman
Penyusun sadar bahwa makalah ini masih memiliki kelemahan dan kekurangan.
Oleh karena itu, Penyusun memohon maaf atas kekurangan tersebut. Penyusun juga
menerima kritik dan saran yang membangun agar kelak kami bisa berkarya lebih baik
lagi.
Harapan Penyusun, semoga karya kecil ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
Semoga pula makalah ini dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

Kendari, 03
Oktober 2017

Ke
lompok 3

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................


KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan ..................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi Kejang .......................................................................................................... 3
2.2 Patogenesis ................................................................................................................ 4
2.3 Pembagian Kejang ..................................................................................................... 4
2.4 Diagnosis ................................................................................................................... 6
2.5 Prognosis ................................................................................................................... 7
2.6 Etiologi ...................................................................................................................... 8
2.7 Penanganan ............................................................................................................... 9
2.8 Tinjauan Kasus .......................................................................................................... 12
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan
Kejang dan spasme merupakan keadaan emergensi atau tanda bahaya yang
sering terjadi pada BBL, karena kejang dapat mengakibatkan hipoksia otak yang
cukup berbahaya bagi kelangsungan hidup bayi atau dapat mengakibatkan sekuele
dikemudian hari. Disamping itu kejang dapat merupakan tanda atau masalah dari
satu masalah atau lebih. Sekitar 70-80% BBL secara klinis tidak tampak kejang,
namun secara elektrografik masih mengalami kejang. Karena sulitnya mengenal
bangkitan kejang pada BBL, angka kejadian sesungguhnya tidak diketahui.
Meskipun demikian angka kejadian di Amerika Serikat berkisar antara 0.8-1.2
setiap 1000 BBL pertahun, sedang pada kepustakaan lain menyebutkan 1-5% bayi
pada bulan pertama mengalami kejang. Insidensi meningkat pada bayi kurang
bulan sebesar 57.5-132 dibanding bayi cukup bulan sebesar 0.7-2.7 setiap 1000
kelahiran hidup. Pada kepustakaan lain menyebutkan bahwa insidensi 20% pada
bayi kurang bulan dan 1.4% pada bayi cukup bulan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi dari kejang pada BBL?
2. Apa saja jenis-jenis kejang yang sering terjadi pada BBL?
3. Apa saja masalah yang timbul oleh kejang pada BBL?
4. Apa etiologi kejang pada BBL?
5. Bagaimana patofisiologi kejang pada BBL?
6. Bagaimana manifestasi klinik kejang pada BBL?
7. Bagaimana diagnosis kejang pada BBL?
8. Bagaimana diagnosis banding kejang pada BBL?
9. Bagaimana penatalaksanaan kejang pada BBL

4
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui definisi kejang pada BBL
2. Untuk mengetahui jenis-jenis kejang yang terjadi pada BBL
3. Untuk mengetahui masalah yang dapat timbul oleh kejang pada BBL
4. Untuk mengetahui etiologi kejang pada BBL
5. Untuk mengetahui patofisiologi kejang pada BBL
6. Untuk mengetahui manifestasi klinik kejang pada BBL
7. Untuk mengetahui diagnosis kejang pada BBL
8. Untuk mengetahui diagnosis banding kejang pada BBL
9. Untuk mengetahui penatalaksanaan kejang pada BBL

1.4 Manfaat Penulisan


Bagi Penulis
Penulis mampu memahami kejang pada BBL serta penatalaksanaanya
sehingga dapat menambah wawasan yang dapat bermanfaat dalam melaksanakan
pelayanan kebidanan kelak.
Bagi Pembaca
Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat menjadi sumber referensi
yang dapat digunakan sebagai penunjang kegiatan perkuliahan serta sebagai bekal
pengetahuan yang bermanfaat dalam melaksanakan pelayanan kebidanan
dikemudian hari.

5
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Kejang pada bayi baru lahir ialah kejang yang timbul masa neonatus atau
dalam 28 hari sesudah lahir (Buku Kesehatan Anak).
Menurut Brown (1974) kejang adalah suatu aritma serebral.
Kejang adalah perubahan secara tiba-tiba fungsi neurology baik fungsi
motorik maupun fungsi otonomik karena kelebihan pancaran listrik pada otak
(Buku Pelayanan Obstetric Neonatal Emergensi Dasar).
Kejang bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan gejala dari gangguan
saraf pusat, lokal atau sistemik. Kejang ini merupakan gejala gangguan syaraf dan
tanda penting akan adanya penyakit lain sebagai penyebab kejang tersebut, yang
dapat mengakibatkan gejala sisa yang menetap di kemudian hari. Bila penyebab
tersebut diketahui harus segera di obati. Hal yang paling penting dari kejang pada
bayi baru lahir adalah mengenal kejangnya, mendiagnosis penyakit penyebabnya
dan memberikan pertolongan terarah, bukan hanya mencoba menanggulangi
kejang tersebut dengan obat antikonvulsan.
Manifestasi kejang pada bayi baru lahir dapat berupa tremor, hiperaktif,
kejang-kejang, tiba-tiba menangis melengking. Tonus otot hilang disertai atau
tidak dengan kehilangan kesadaran, gerakan yang tidak menentu (involuntary
movements) nistagmus atau mata mengedip-edip proksismal, gerakan seperti
mengunyah dan menelan. Oleh karena itu Manifestasi klinik yang berbeda-beda
dan bervariasi, sering kali kejang pada bayi baru lahir tidak di kenali oleh yang
belum berpengalaman. Dalam prinsip, setiap gerakan yang tidak biasa pada bayi
baru lahir apabila berangsur berulang-ulang dan periodik, harus dipikirkan
kemungkinan Manifestasi kejang.

6
2.2 Patogenesis
Kejang pada neonatus seringkali tidak dikenali kerena bentuknya yang
berbeda dengan kejang orang dewasa dan anak-anak. Penyelidikan sinemotografi
dan EEG menunjukkan bahwa kelainan pada EGG sesuai dengan twitching dari
muka, kedipan muka, menguap, kaku tiba-tiba dan sebagainya. Oleh karena itu,
kejang pada bayi baru lahir tidak spesifikasi dan lebih banyak digunakan istilah
fit atau seizure.
Manifestasi yang berbeda-beda ini disebabkan morfologi dan organisasi
dari korteks serebri yang belum terbentuk sempurna pada neonatus (Froeman,
1975). Demikian pula pembentukan dendrit, synopsis dan mielinasasi. Susunan
syarat pusat pada neonatus terutama berfungsi pada medulla spinalis dan batang
orak. Kelainan lokal pada neuron tidak disalurkan kepada jaringan berikutnya
sehingga kejang umum jarang terjadi.
Batang otak berhubungan dengan gerakan-gerakan seperti menghisap,
gerakan bola mata, pernafasan dan sebagainya, sedangkan fleksi umum atau
kekakuan secara fokal atau umum adalah gejala medula spinalis.

2.3 Pembagian Kejang


Volve (1977)membagi kejang pada bayi baru lahir sebagai berikut :
1. Bentuk kejang yang hampir tidak terlihat (Subtle) yang sering tidak di
insafi sebagai kejang. Terbanyak di dapat pada neonatus berupa :
a. Deviasi horizontal bola mata
b. Getaran dari kelopak mata (berkedip-kedip)
c. Gerakan pipi dan mulut seperti menghisap, mengunyah, mengecap, dan
menguap
d. Opnu berulang
e. Gerakan tonik tungkai

7
2. Kejang klonik multifokal (miogratory)
Gerakan klonik berpindah-pindah dari satu anggota gerak ke yang lain secara
tidak teratur, kadang-kadang kejang yang satu dengan yang lain dapat menyerupai
kejang umum.
Kejang tonik
Ekstensi kedua tungkai, kadang-kadang dengan flexi kedua lengan menyerupai
dekortikasi
4. Kejang miokolik
Berupa gerakan flexi seketika seluruh tubuh, jarang terlihat pada neonatus
5. Kejang umum
Kejang seluruh badan, sianosis, kesadaran menurun
6. Kejang fokal
Gerakan ritmik 2-3 x/detik. Sentakan yang dimulai dari salah satu kaki, tangan
atau muka (gerakan mata yang berputar-putar, menguap, mata berkedip-kedip,
nistagmus, tangis dengan nada tinggi).

2.4 Diagnosis
1. Anamnesa
a. Anemnesa lengkap mengenai keadaan ibu pada saat hamil
b. Obat yang di minum oleh ibu saat hamil
c. Obat yang diberikan dan yang diperlukan sewaktu persalinan
d. Apakah ada anak dan keluarga yang sebelumnya menderita kejang dan
lain-lain.
e. Riwayat persalinan: bayi lahir prematus, lahir dengan tindakan,
penolong persalinan, asfiksia neontorum
f. Riwayat immunisasi tetanus ibu, penolong persalinan bukan tenaga
kesehatan
g. Riwayat perawatan tali pusat dengan obat tradisional
h. Riwayat kejang, penurunan kesadaran, ada gerakan abnormal pada
mata, mulut, lidah, ekstremitas
i. Riwayat spasme atau kekakukan pada ekstremitas, otot mulut dan perut

8
j. Kejang dipicu oleh kebisingan atau prosedur atau tindakan pengobatan
k. Riwayat bayi malas minum sesudah dapat minum normal
l. Adanya faktor resiko infeksi
m. Riwayat ibu mendapatkan obat, misal: heroin, metadon, propoxypen,
alkohol
n. Riwayat perubahan warna kulit (kuning)
o. Saat timbulnya dan lama terjadinya kejang

2. Pemeriksaan fisik
a. Kejang
1) Gerakan normal pada wajah, mata, mulut, lidah dan ekstremitas
2) Ekstensi atau fleksi tonik ekstremitas, gerakan seperti mengayuh sepeda, mata
berkedip berputar, juling
3) Tangisan melengking dengan nada tinggi, sukar berhenti
4) Perubahan status kesadaran, apnea, ikterus, ubun-ubun besar menonjol, suhu
tidak normal
b. Spasme
1) Bayi tetap sadar, menangis kesakitan
2) Trismus, kekakuan otot mulut pada ekstremitas, perut, kontraksi otot, tidak
terkendali dipicu oleh kebisingan, cahaya atau prosedur diagnostik
3) Infeksi tali pusat

3. Pemeriksaan laboratorium
Gula darah, kalsium, fospor, magnesium, natrium, bilirubin, fungsi lumbal, darah
tepi, dan kalau mungkin biakan darah dan cairan serebrospinal foto kepala dan
EEG, pemeriksaan sedapat mungkin terarah.

2.5 Prognosis
Tergantung dari cepat lambatnya timbul kejang (makin dini timbulnya
kejang, makin tinggi angka kematian dan gejala usia) beratnya penyakit, fasilitas

9
laboratorium, cepat lambatnya mendapat pengobatan yang adekuat dan baik
tidaknya perawatan.

2.6 Etiologi
1. Metabolik
Hipoglikemia
Bila kadar darah gula kurang dari 30 mg% pada neonatus cukup bulan dan kurang
dari 20 mg% pada bayi dengan berat badan lahir rendah. Hipoglikemia dapat
dengan/tanpa gejala. Gejala dapat berupa serangan apnea, kejang sianosis, minum
lemah, biasanya terdapat pada bayi berat badan lahir rendah, bayi kembar yang
kecil, bayi dari ibu penderita diabetes melitus, asfiksia.
Hipokalsemia
Yaitu: keadaan kadar kalsium pada plasma kurang dari 8 mg/100 ml atau kurang
dari 8 mg/100 ml atau kurang dari 4 MEq/L
Gejala: tangis dengan nada tinggi, tonus berkurang, kejang dan diantara dua
serangan bayi dalam keadaan baik.
Hipomagnesemia
Yaitu kadar magnesium dalam darah kurang dari 1,2 mEg/l. biasanya terdapat
bersama-sama dengan hipokalsemia, hipoglikemia dan lain-lain.
Gejala kejang yang tidak dapat di atasi atau hipokalsemia yang tidak dapat
sembuh dengan pengobatan yang adekuat.
Hiponatremia dan hipernatremia
Hiponatremia adalah kadar Na dalam serum kurang dari 130 mEg/l. gejalanya
adalah kejang, tremor. Hipertremia, kadar Na dalam darah lebih dari 145 mEg/l.
Kejang yang biasanya disebabkan oleh karena trombosis vena atau adanya petekis
dalam otak.
Defisiensi pirodiksin dan dependensi piridoksisn
Merupakan akibat kekurangan vitamin B6. gejalanya adalah kejang yang hebat
dan tidak hilang dengan pemberian obat anti kejang, kalsium, glukosa, dan lain-
lain. Pengobatan dengan memberikan 50 mg pirodiksin

10
Asfiksia
Suatu keadaan bayi tidak bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir
etiologi karena adanya gangguan pertukaran gas dan transfer O2 dari ibu ke janin.
Perdarahan intrakranial
Dapat disebabkan oleh trauma lahir seperti asfiksia atau hipoksia, defisiensi
vitamin K, trombositopenia. Perdarahan dapat terjadi sub dural, dub aroknoid,
intraventrikulus dan intraserebral. Biasanya disertai hipoglikemia, hipokalsemia.
Diagnosis yang tepat sukar ditetapkan, fungsi lumbal dan offalmoskopi mungkin
dapat membantu diagnosis. Terapi : pemberian obat anti kejang dan perbaikan
gangguan metabolism bila ada.
Infeksi
Infeksi dapat menyebabkan kejang, seperti : tetanus dan meningitis
2. Genetik/kelainan bawaan
3. Penyebab lain
Polisikemia
Biasanya terdapat pada bayi berat lahir rendah, infufisiensi placenta, transfuse dari
bayi kembar yang satunya ke bayi kembar yang lain dengan kadar hemoktrokit di
atas 65%
Kejang idiopatik
Tidak memerlukan pengobatan yang spesifik, bila tidak diketahui penyebabnya
berikan oksigen untuk sianosisnya
Toksin estrogen
Misalnya : hexachlorophene

11
2.7 Penanganan (Buku Acuan Nasional Maternatal dan Neonatal)
1. Prinsip dasar tindakan mengatasi kejang pada bayi baru lahir sebagai berikut :
a. Mengatasi kejang dengan memberikan obat anti kejang-kejang (Misal :
diazepam, fenobarbital, fenotin/dilantin)
b. Menjaga jalan nafas tetap bebas dengan resusitasi
c. Mencari faktor penyebab kejang
d. Mengobati penyebab kejang (mengobati hipoglikemia, hipokalsemia dan
lain-lain)
2. Obat anti kejang (Buku Acuan Nasional Maternatal dan Neonatal, 2002)
a. Diazepam
Dosis 0,1-0,3 mg/kg BB IV disuntikan perlahan-lahan sampai kejang
hilang atau berhenti. Dapat diulangi pada kejang beruang, tetapi tidak
dianjurkan untuk digunakan pada dosis pemeliharaan
b. Fenobarbital
Dosis 5-10 mg/kg BB IV disuntikkan perlahan-lahan, jika kejang berlanjut
lagi dalam 5-10 menit. Fenitoin diberikan apabila kejang tidak dapat di
berikan 4-7 mg/kg BB IV pada hari pertama di lanjutkan dengan dosis
pemeliharaan 4-7 mg/kg BB atau oral dalam 2 dosis.
3. Penanganan kejang pada bayi baru lahir (Buku Acuan Nasional Maternal dan
Neonatal, 2002)
a. Bayi diletakkan dalam tempat yang hangat pastikan bahwa bayi tidak
kedinginan. Suhu dipertahankan 36,5oC - 37oC
b. Jalan nafas bayi dibersihkan dengan tindakan penghisap lendir di seputar
mulut, hidung sampai nasofaring
c. Bila bayi apnea dilakukan pertolongan agar bayi bernafas lagi dengan alat
bantu balon dan sungkup, diberikan oksigen dengan kecepatan 2
liter/menit
d. Dilakukan pemasangan infus intravena di pembuluh darah perifer di
tangan, kaki, atau kepala. Bila bayi diduga dilahirkan oleh ibu berpenyakit
diabetes miletus dilakukan pemasangan infus melalui vena umbilikostis

12
e. Bila infus sudah terpasang di beri obat anti kejang diazepam 0,5 mg/kg
supositoria IM setiap 2 menit sampai kejang teratasi, kemudian di tambah
luminal (fenobarbital 30 mg IM/IV)
f. Nilai kondisi bayi selama 15 menit. Perhatikan kelainan fisik yang ada
g. Bila kejang sudah teratasi, diberi cairan dextrose 10% dengan kecepatan
60 ml/kg BB/hari
h. Dilakukan anamnesis mengenai keadaan bayi untuk mencari faktor
penyebab kejang :
1. Apakah kemungkinan bayi dilahirkan oleh ibu yang berpenyakit
DM
2. Apakah kemungkinan bayi prematur
3. Apakah kemungkinan bayi mengalami asfiksia
4. Apakah kemungkinan ibu bayi mengidap/menggunakan narkotika
i. Bila sudah teratasi di ambil bahan untuk pemeriksaan laboratorium untuk
mencari faktor penyebab kejang, misalnya :
1. Darah tepi
2. Elektrolit darah
3. Gula darah
4. Kimia darah (kalsium, magnesium)
j. Bila kecurigaan kearah pepsis dilakukan pemeriksaan fungsi lumbal
k. Obat diberikan sesuai dengan hasil penelitian ulang
l. Apabila kejang masih berulang, diazepam dapat diberikan lagi sampai 2
kali.

13
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
TERHADAP BAYI Ny. M
DENGAN KEJANG

I. PENGUMPULAN DATA DASAR


Anamnesa, ada tanggal 19 November 2007
A. Identitas
Nama Bayi : By. Ny. M
Jenis Kelamin : Perempuan
Anak ke : I (pertama)

Nama Ibu : Ny. M Nama Suami : Tn. anto


Umur : 23 Tahun Umur : 26 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Jawa Suku : Jawa
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Teratai Alamat : Jl. Teratai

B. Keluhan Utama
Bayi Ny. Rina lahir spontan pervaginam, dengan keluhan kejang, bayi tampak
kejang, mata berputar-putar, sianosis, ektremitas kaku, tremor, bayi mengalami
asfiksia ringan, sulit bernafas, suhu tubuh 36oC, apgar score 5/8. BB : 2800 gr, PB
: 50 cm, denyut jantung : 98 x/menit

C. Riwayat Persalinan
1. Persalinan ditolong oleh : Bidan
2. Jenis persalinan : Spontan pervaginam
3. Tempat persalinan : RB Kasih Ibu

14
4. Lama persalinan :
a. Kala I : 10 jam 30 menit
b. Kala II : 30 menit
c. Kala III : 30 menit
d. Kala IV : 2 jam
5. Masalah yang terjadi selama persalinan : tidak ada
6. Keadaan air ketuban : jernih
7. Keadaan umum bayi : kelahiran tunggal, usia kehamilan saat
melahirkan + 40 minggu

D. Pemeriksaan Fisik

No Asfek Yang 0 1 21 Waktu


Dinilai 1 5
1. Frekuensi Tidak ada Kurang dari Lebih dari 1 2
denyut 100 100
jantung
2. Usaha Tidak ada Lambat Menangis 1 1
bernafas teratur kuat
3. Tonus otot Lumpuh Ekstremitas Gerakan aktif 1 1
flexi sedikit
4. Reaksi Tidak ada Gerakan Menangis 1 2
terhadap sedikit
rangsangan
5. Warna kulit Biru/pucat Tubuh Seluruh tubuh 1 2
kemerahan kemerahan
ekstremitas
biru
Jumlah 5 8

15
1. Nilai apgar
2. Atropometri
a. Berat badan : 2800 gr
b. Panjang badan : 49 cm
c. Lingkar kepala : 35 cm
d. Lingkar dada : 30
e. Lila : 9,5 cm

3. Reflek
a. Moro : tidak ada
b. Tonic neak : tidak ada
c. Palmargrap : tidak ada
4. Menangis : tidak menangis spontan, bayi manangis saat dirangsang
5. Tanda vital-vital
a. Nadi : 110 x/menit
b. Suhu : 36oC
c. Pernafasan : 32 x/menit
6. Kepala
a. Simetris : tidak ada kelainan yang dialami
b. Ubun-ubun besar : cembung
c. Ubun-ubun kecil : tidak ada
d. Caput succedenum : tidak ada
e. Chepal hematoma : tidak ada
f. Sutura : tidak ada moulage
g. Luka kepala : tidak ada
h. Kelainan yang dijumpai : tidak ada kelainan
7. Mata
a. Posisi : simetris kanan dan kiri, tampak berputar-putar
b. Kotoran :tidak terdapat kotoran
c. Perdarahan : tidak terdapat perdarahan
d. Konjungtiva : pucat

16
e. sclera : ikterik
8. Hidung
a. Lubang hidung : terdapat 2 lubang kanan dan kiri
b. Cuping hidung : ada, simetris kanan dan kiri
c. Keluaran : tidak ada
9. Mulut
a. Simetris : atas dan bawah
b. Palatum : tidak ada celah
c. Saliva : tidak ada hipersaliva
d. Bibir : tidak ada labia skizis
e. Gusi : merah, tidak ada laserasi
f. Lidah bintik putih : tidak ada
10. Telinga
a. Simetris : kanan dan kiri
b. Daun telinga : ada kanan dan kiri
c. Lubang telinga : ada kanan dan kiri berlubang
d. Keluhan : tidak ada
11. Leher
a. Kelainan : tidak ada kelainan
b. Pergerakan : dapat bergerak ke kanan dan ke kiri
12. Dada
a. Simetris : simetris akan dan kiri
b. Pengeraakan : bergerak waktu bernafas
c. Bunyi nafas : nafas lambat, teratur
d. Bunyi jantung : dangkal, cepat, tidak teratur, 98
x/menit
13. Perut
a. Bentuk : simetris, tidak ada kelainan
b. Bising usus : teratur
c. Kelainan : tidak ada kelainan

17
14. Tali pusat
a. Pembuluh darah : 2 arteri 1 vena
b. Perdarahan : tidak ada perdarahan
c. Kelainan : tidak ada kelainan
15. Kulit
a. Warna : kebiruan
b. Turgor : (+) ada
c. Lanugo : ada
d. Vernik kaseosa : ada
e. Kalainan : tidak ada kelainan
16. Punggung
a. Bentuk : lurus
b. Kelainan : tidak ada kelainan
17. Ekstremitas\
a. Tangan : simetris kanan dan kiri, kulit
tampak biru
b. Kaki : simetris kanan dan kiri, kulit
tampak biru
c. Pergerakan : kaku
d. Kuku : lengkap, warna kebiruan
e. Bentuk kaki : lurus
f. Bentuk tangan : lurus
g. Kelainan : tidak ada kelainan
18. Genetalia : jenis kelamin perempuan

18
II. INTERPRESTASI DATA DASAR

1. Diagnosa
Bayi Ny. Rina lahir spontan pervaginam cukup bulan dengan kejang
Dasar: Bayi kejang seluruh tubuh, suhu tubuh 36oC, apgar score 5/8 berat badan: 2800
gr, tinggi badan : 49 cm, denyut jantung 98 x/menit, ekstremitas kaku dan mata
berputar-putar.
2. Masalah
1) Kejang
Dasar:
a. Ektremitas bayi pergerakannya kaku
b. Mata berputar-putar
c. Seluruh tubuh bayi kejang
d. Gangguan O2
Dasar: Terdapat lendir pada jalan nafas bayi
4. Gangguan cairan dan nutrisi
Dasar: bayi belum mau menyusu
5. Hipotermi
Dasar:
a. Esktrimitas bayi biru
b. Bayi teraba dingin
c. Suhu 36oC
3. Kebutuhan
a. Atasi kejang
b. Pasang infus
c. Perbaiki jalan nafas bayi
d. Perbaiki suhu
e. Perawatan tali pusat
f. Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan cairan
Dasar:
Ektremitas bayi pergerakannya kaku

19
Mata berputar-putar
Seluruh tubuh bayi kejang
Terdapat lendir pada jalan nafas bayi
Apgar 5/8
Bayi susah bernafas
Suhu 360C
Tali pusat masih basah

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


1. Tetanus neonatorum, sepsis, meningitis, ensefalitis
2. Akan terjadi kecacatan syaraf dan kemunduran mental karena kurang
tersuplainya oksigen ke otak
3. Infeksi tali pusat karena tali pusat masih basah
4. Perdarahan otak

IV. IDENTIFIKASI MASALAH DAN KEBUTUHAN YANG


MEMERLUKAN PENANGANAN DAN KOLABORASI
Kolaborasi dengan dokter jika terjadi komplikasi dan kelainan

V. PERENCANAAN
1. Atasi kejang
a. Beri bayi obat anti kejang dengan memberikan obat diazepam
dengan dosis 0,1-0,3 mg/kg BB IV.
b. Pasang infus intravena dipembuluh darah periver dengan cairan
dextrose 10%
2. Lakukan pembebasan jalan nafas
a. Bebas jalan nafas
b. Letakkan bayi pada posisi yang benar
c. Lakukan slim zuinger
3. Lakukan ransangan taktil
a. Usap-usap punggung bayi

20
b. Atau sentil
4. Pertahankan suhu badan bayi
a. Membungkus bayi
b. Menghidupkan radian warmer
5. Lakukan perawatan tali pusat
a. Jepit tali pusat dengan 2 klem
b. Potong tali pusat dengan kasa steril
c. Bungkus tali pusat dengan kasa steril
d. Ajarkan ibu untuk perawatan tali pusat
e. Anjurkan pada ibu untuk perawatan tali pusat secara teratur
f. Evaluasi kemampuan ibu untuk mengulang
6. Lakukan penilaian bayi
a. Perhatikan dan nilai nafas bayi
b. Hitung frekuensi/denyut jantung bayi
c. Nilai warna kulit bayi
7. Jelaskan pada ibu mengenai pentingnya ASI Ekslusif
8. Anjurkan ibu untuk mengkomsumsi sayuran hijau

VI. PELAKSANAAN
Pada tanggal 19 November 2007
1. Mengobati kejang
a. Pasang infus intravena di pembuluh darah perifer, di tangan, kaki
atau kepala jika bayi di duga dilahirkan oleh ibu yang berpenyakit
diabetes melitus pemasangan infus melalui vana umbilikostik
b. Beri obat anti kejang yaitu : diazepam 0,5/kg, supositoria IM
sampai kejang teratasi
c. Bila kejang sudah teratasi, beri cairan dextrose 10% dengan
kecepatan 60 ml/kg BB/hari
2. Melakukan pembebasan jalan nafas

21
a. Membersihkan jalan nafas dengan cara membersihkan mata,
hidung dan mulut bayi secara zig-zag dengan kasa steril segera
setalah lahir
b. Melakukan bayi terlentang atau miring dengan leher agak ekstensi
atau tengadah dengan meletakkan selimut atau handuk yang
digulung ke bawah bahu sehingga bahu terangkat 2-3 cm
c. Membersihkan jalan nafas dengan menghisap cairan amnion dan
lendir dari mulut dan hidung menggunakan slim zuinger. Bila air
ketuban bercampur mekonium. Maka penghisapan dari trakea
diperlukan untuk mencegah aspirasi mekonium. Hisap dari mulut
terlebih dahulu kemudian hisap dari hidung
3. Mempertahankan suhu tubuh bayi
a. Membungkus bayi dengan handuk kering dan bersih yang ada di
atas perut ibu bila tali pusat panjang, mengeringkan tubuh dan
kepala bayi dengan handuk untuk mengihilangkan air ketuban dan
mencegah kehilangan suhu tubuh melalui evaporasi
b. Menghidupkan radio warmer untuk menghangatkan bagian dada
bayi dengan meletakkan bayi telentang di bawah alat pemancar
panas. Alat pemancar panas perlu disiapkan sebelumnya agar kasur
tempat diletakkan bayi juga hangat.
4. Melakukan perawatan tali pusat
a. Menjepit tali pusat dengan 2 buah klem
b. Memotong tali pusat dengan gunting tali pusat dan mengikatnya
c. Membungkus tali pusat dengan kasa steril
d. Mengajarkan pada ibu untuk perawatan tali pusat
e. Menganjurkan pada ibu untuk melakukan perawatan tali pusat
5. Melakukan rangsangan taktil
a. Usap-usap punggung bayi kearah atas
b. Menyentil telapak kaki bayi untuk memberikan rangsangan yang
dapat menimbulkan atau mempertahankan pernafasan

22
6. Melakukan penilaian bayi
a. Memperhatikan dan menilai pernafasan bayi
b. Menilai warna kulit bayi
7. Menjelaskan pada ibu mengenai pentingnya ASI ekslusif bagi bayi selama
6 bulan
8. Menganjurkan pada ibu untuk melakukan perawatan tali pusat
9. Melibatkan suami dan keluarga untuk mendukung kegiatan ibu dalam
merawat bayinya
10. Menganjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi sayuran hijau seperti bayam,
daun katu, daun singkong, serta kacang-kacang.

VII. EVALUASI
Pada tanggal 19 November 2007
1. Pemberian obat anti kejang telah dilakukan
a. Pemasangan infus intravena
b. Memberi obat anti kejang yaitu diazepam 0,5/kg sampai kejang
teratasi
2. Pembebasan jalan nafas telah dilakukan
a. Mata, hidung, dan mulut telah di bersihkan
b. Bayi telah diposisikan dengan benar
c. Jalan nafas telah dibersihkan
3. Suhu tubuh bayi telah dipertahankan
a. Bayi telah dibungkus dengan handuk kering dan bersih
b. Tubuh dan kepala bayi telah dikeringkan dengan handuk
c. Radian wamer telah melakukan pembesan jalan nafas
4. Rangsangan taktil telah dilakukan dan punggung telah diusap ke arah atas
5. Perawatan tali pusat telah dilakukan
Kejang telah teratasi, memberikan cairan dextrose 10% dengan kecepatan
60 ml/kgBB/hari
6. Bayi telah bernafas spontan
7. Ibu mengerti akan pentingnya ASI ekslusif selama 6 bulan

23
8. Ibu mengerti cara merawat tali pusat bayi
9. Suami dan keluarga bersedia membantu ibu dalam merawat bayinya
10. Ibu mengerti dan tersedia mengkonsumsi sayuran hijau, seperti : bayam,
daun katu, daun sinkong, serta kacang-kacang

CATATAN PERKEMBAGAN
Hari ke-2
Tanggal 20 November 2007
S :
1. Ibu menyatakan sudah melakukan apa yang dianjurkan kepadanya
2. Ibu menyatakan sudah memberi ASI pada bayinya
3. Ibu mengatakan bayinya BAB 3x\
4. Ibu mengatakan anaknya tampak sehat dan akan segera pulang
5. Ibu mengatakan bayinya sudah mandi lap dan di bedong
6. Ibu mengatakan bayinya sudah tidak kejang lagi
O :
1. Keadaan umum ibu baik
2. Tanda-tanda vital :
RR : 34 x/menit BB : 2800 gr
Suhu : 37oC TB : 49 gr
Nadi : 125 x/menit
3. Refleks :
Moro : ada
Tonic neak : ada
Palmargrap : ada
4. Ektremitas ekstermitas sudah mulai aktif
5. Warna kulit sudah mulai kemerahan
6. Tali pusat terawat baik dan masih basah
7. Perut bayi tidak kembung
8. Eliminasi
BAB : 3 x/hari

24
BAK : 8 x/hari
9. Bayi sudah mau menyusu pada ibu. Bayi menyusu tiap 4 jam sekali
A :
1. Diagnosa
Bayi baru lahir umur 1 hari
Dasar : Bayi lahir spontan tanggal 19 November 2007
2. Masalah : tidak ada
3. Kebutuhan
a. Pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi\
b. Perawatan tali pusat
c. Perawatan pada ibu dan keluarga tentang
Personal hygiene bayi
Pemberian ASI ekslusif
Pertahankan suhu tubuh bayi
Perawatan bayi sehari-hari
P :
1. Memandikan bayi dengan cara mandi lap 2 x sehari. Pagi dan sore
2. Merawat tali pusat
3. Berikan penyuluhan pada ibu dan keluarga tentang :
a. Personal hygiene bayi
b. Pemberian ASI ekslusif
c. Pertahankan suhu bayi

25
CATATAN PERKEMBAGAN
Hari ke-4
Tanggal 22 November 2007
S :
1. Ibu mengatakan bayi tidur + 16 jam
2. Ibu mengatakan bayinya hanya minum ASI saja atau pada saat bayi lapar
3. Ibu mengatakan bayinya BAB 3 x/hari, BAK + 7-8 x/hari
O :
1. Keadaan umum ibu baik
2. Tanda-tanda vital :
RR : 25 x/menit BB : 2800 gr
Suhu : 37oC TB : 49 gr
Nadi : 128 x/menit Refleks : (+) ada/baik
3. Warna kulit kemerahan
4. Bayi menangis pada saat haus dan lapar
5. Tali pusat masih basah
6. Ektremitas pergerakannya aktif
A :
1. Diagnosa
Bayi baru normal umur 4 hari
Dasar : Bayi lahir spontan tanggal 19 November 2007
2. Masalah : tidak ada
3. Kebutuhan
a. Perawatan bayi sehari-hari
b. Pemberian ASI ekslusif
P :
1. Lakukan perawatan bayi sehari-hari
2. Berikan ASI kepada bayi setiap 4 jam atau pada saat bayi haus dan lapar
untuk memenuhi kebutuhan bayi

26
CATATAN PERKEMBAGAN
Hari ke-7
Tanggal 27 November 2007
S :
1. Ibu mengatakan bayi telah menyusu dengan baik dan akan dilanjutkan
sampai 6 bulan yang akan datang
2. Ibu mengatakan bayi menangis pada saat haus dan lapar juga pada saat
popoknya basah pada saat BAK atau BAB
3. Ibu mengatakan akan menjaga bayinya agar tetap hangat dan mengganti
popok bila basah
O :
1. Keadaan umum ibu baik
2. Refleks hisap bayi baik
3. Bayi telah menangis kuat
4. Gerakan ekstremitas bayi aktif \
5. Tanda-tanda vital :
Suhu : 37oC BB : 2800 gr
Nadi : 128 x/menit TB : 49 gr
Warna kulit kemerahan
Tali pusat mulai kering
A :
1. Diagnosa
Bayi lahir cukup bulan dengan umur 7 hari
Dasar : Bayi lahir spontan tanggal 19 November 2007
2. Masalah : tidak ada
3. Kebutuhan
a. Perawatan bayi sehari-hari
b. Pemberian ASI ekslusif
c. Anjurkan pada ibu dan keluarga dan suami untuk membantu semua
kegiatan ibu dalam merawat bayinya

27
P :
1. Lakukan perawatan bayi sehari-hari
2. Berikan ASI kepada bayi selama 4 jam atau pada saat bayi merasa haus dan
lapar untuk memenuhi kebutuhan bayi
3. Menganjurkan kepada suami dan keluarga untuk membantu perawatan bayi
seperti :
a. Personal hygiene
b. Pertahankan suhu tubuh bayi
4. Menganjurkan pada suami dan keluarga untuk membawa bayi mereka
kembali ke bidan jika ditemukan kelainan pada bayi. Seperti : panas yang
berlebihan atau panas tinggi selama berhari-hari atau ditemukannya
kembali tanda-tanda kejang seperti : badan bagi tremor, ekstremitas bayi
kaku, mata bayi berputar-putar, kulit kebiruan

28
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Kejang bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan gejala dari gangguan
saraf pusat, lokal atau sistemik. Kejang ini merupakan gejala gangguan syaraf dan
tanda penting akan adanya penyakit lain sebagai penyebab kejang tersebut, yang
dapat mengakibatkan gejala sisa yang menetap di kemudian hari. Bila penyebab
tersebut diketahui harus segera di obati. Hal yang paling penting dari kejang pada
bayi baru lahir adalah mengenal kejangnya, mendiagnosis penyakit penyebabnya
dan memberikan pertolongan terarah, bukan hanya mencoba menanggulangi
kejang tersebut dengan obat antikonvulsan.

29
DAFTAR PUSTAKA

Yongki, et al.2012. Asuhan Pertumbuhan Kehamilan, Persalinan, Neonatus,


Bayi dan Balita. Nuha Medika. Jakarta. 246 Hal.
Prawiraharjo, Sarwono. 2002. Pelayanan kesehatan meternal an neonatal.
Jakarta: YBP .
Markum, A. H. dkk. 1981. Kegawatan Anak. Jakarta
Staf pengajar IKA FKUI.1985. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta bagian IKA FKUI

30

Você também pode gostar