Você está na página 1de 16

Kata Pengantar

Syukur Alhamdulillah selalu kita panjatkan kehadirat Allah SWT. atas segala nikmat
dan karunia-Nya kepada kita semua. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada
Rasulullah Muhammad Shallallahualaihi wa sallam. Kepada keluarganya, para sahabatnya
dan tak lupa kepada kita semua selaku umatnya sampai akhir zaman.
Akhirnya pembuatan makalah Mikrobiologi Analisis ini telah terselesaikan, meskipun
masih terdapat banyak kekurangan dalam penyampaian materinya. Untuk itu, penulis
berterima kasih kepada pengajar mata kuliah Mikrobiologi Analisis, termasuk semua pihak
yang telah membantu penulis baik moril maupun materil.
Penulis berharap dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita
semua, terutama dalam hal ini dapat menambah wawasan bagi kita semua. Memang makalah
ini masih jauh dari kata sempurna maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.

Palu, 09 OKTOBER 2017

Penuils

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................1

DAFTAR ISI..............................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

II.1 Uji Mikrobiologi......................................................................................................5

II.2 Metode Uji Mikrobiologi.........................................................................................5

BAB III PENUTUP

III.1 Kesimpulan...........................................................................................................12

2
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang


Populasi mikroorganisme di alam sekitar kita sangat besar dan kompleks.
Beratus-ratus spesies berbagai mikroba berada disekitar kita. Mikroorganisme ada
yang menguntungkan dan ada yang merugikan. Mikrorganisme yang merugikan yaitu
mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi, menghasilkan racun dan merusak
bahan dengan cara menyebabkan pembusukan, menguraikan bahan-bahan.
Terdapatnya mikroorganisme dalam sediaan farmasi, makanan, minuman sebagai
kontaminan, kemungkinan disebabkan oleh cara pengolahan yang tidak bersih dan
sehat, cara pengepakan yang kurang bagus, cara penyimpanan yang tidak baik dan
lain-lain. Sedangkan sumbernya kemungkinan dari udara, tanah, air, peralatan yang
digunakan dalam pengolahan, atau pekerja yang melakukan proses pembuatan.
Makanan, minuman, obat tradisional, sediaan non steril, serta kosmetik
merupakan suatu sediaan yang berasal dari hewan, tumbuhan, mineral, maupun dari
zat-zat kimia sintetik. Pada umumnya sediaan-sediaan tersebut, diproduksi oleh
industri secara besar-besaran dan biasanya memakan waktu yang cukup lama dalam
produksi, penyimpanan, distribusi dan akhirnya sampai ke tangan konsumen. Jadi
kemungkinan dapat terjadi pertumbuhan mikroba di dalamnya.
Di dalam bidang ilmu mikrobiologi ada suatu hal mendasar yang juga perlu
diperhatikan yaitu analisia kuantitatif terhadap suatu bahan. Suatu analisis ini Sangat
penting untuk mengetahui jumlah mikroorganisme yang ada pada suatu sampel
tertentu mengandung banyak mikroorganisme atau sebaliknya.

I.2 Tujuan percobaan


Mengetahui cara analisi kuantitatif dengan mengunakan berbagai metode

3
BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Uji Mikrobiologi

Uji mikrobiologi merupakan salah satu jenis uji yang penting, karena selain dapat
menduga daya tahan simpan suatu makanan, juga dapat digunakan sebagai indikator
sanitasi makanan atau indikator keamanan makanan. Pengujian mikrobiologi diantaranya
meliputi uji kuantitatif untuk menentukan mutu dan daya tahan suatu makanan, uji
kualitatif bakteri patogen untuk menentukan tingkat keamanannya, dan uji bakteri
indikator untuk mengetahui tingkat sanitasi makanan tersebut.

Suatu jenis koloni mikroba yang terpisah dari koloni campurannya akan lebih
mudah untuk diamati. Selain itu teknik untuk memisahkan dan mendapatkan koloni
tunggal serta pemeliharannya terdapat beberapa jenis. Teknik-teknik tersebut memiliki
kelebihan dan kelemahan. Beberapa cara dapat dilakukan untuk menentukan jumlah
bakteri yang terdapat pada bahan pemeriksaan. Cara yang paling sering digunakan
adalah cara penghitungan koloni pada lempeng pembiakan (plate count), atau juga dapat
dilakukan penghitungan langsung secara mikroskopis (Burrows, 2004).
Media agar merupakan substrat yang sangat baik untuk memisahkan campuran
mikroorganisme sehingga masing-masing jenisnya menjadi terpisahpisah. Teknik yang
digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme pada media agar memungkinkannya
tumbuh dengan agak berjauhan dari sesamanya, juga memungkinkan setiap selnya
berhimpun membentuk koloni, yaitu sekelompok massa sel yang dapat dilihat dengan
mata telanjang. Bahan yang diinokulasikan pada medium disebut inokulum, dengan
menginokulasi medium agar nutrient (nutrien agar) dengan metode cawan gores atau
media cawan tuang, sel-sel mikroorganisme akan terpisah sendiri-sendiri. Setelah
inkubasi, sel-sel mikroba individu memperbanyak diri secara cepat sehingga dalam
waktu 18 sampai 24 jam terbentuklah massa sel yang dapat dilihat dan dinamakan
koloni. Koloni dapat terlihat oleh mata telanjang. Setiap koloni merupakan biakan murni
satu macam mikroorganisme .
Perhitungan secara tidak langsung ada beberapa cara yaitu : perhitungan pada
cawan petri (total plate count) TPC, perhitungan melalui pengenceran, perhitungan

4
jumlah terkecil atau terdekat (MPN metode), dan kalorimeter (cara kekeruhan atau
turbidimetri). Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan (presumtive test),
uji konfirmasi (confirmed test), dan uji kelengkapan (completed test). Dalam uji tahap
pertama, keberadaan coliform masih dalam tingkat probabilitas rendah; masih dalam
dugaan.

II.2 Metode MPN


MPN adalah suatu metode enumerasi mikroorganisme yang menggunakan data dari
hasil pertumbuhan mikroorganisme pada medium cair spesifik dalam seri tabung yang
ditanam dari sampel padat atau cair yang ditanam berdasarkan jumlah sampel atau
diencerkan menurut tingkat seri tabungnya sehingga dihasilkan kisaran jumlah
mikroorganisme yang diuji dalam nilai MPN/satuan volume atau massa sampel. Contoh :
data yang didapat adalah : 3 tabung positif dari pengenceran 1/10, 2 tabung positif dari
pengenceran 1/100 dan 1 tabung positif dari pengenceran 1/1000. Lalu dicocokkan
dengan tabel, menghasilkan nilai : 150 MPN/g (Gallup, 2008).
Metode MPN biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam
contoh yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh berbentuk
padat. Perhitungan jumlah suatu bakteri dapat melalui berbagai macam uji seperti uji
kualitatif koliform yang secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji penduga (uji
kuantitatif, bisa dengan metode MPN), uji penguat dan uji pelengkap. Waktu, mutu
sampel, biaya, tujuan analisis merupakan beberapa faktor penentu dalam uji kualitatif
koliform. Bakteri koliform dapat dihitung dengan menggunakan metode cawan petri
(metode perhitungan secara tidak langsung yang didasarkan pada anggapan bahwa setiap
sel yang dapat hidup akan berkembang menjadi satu koloni yang merupakan suatu indeks
bagi jumlah organisme yang dapat hidup yang terdapat pada sampel (Plummer, 1987).
Prinsip utama metode ini adalah mengencerkan sampel sampai tingkat tertentu
sehingga didapatkan konsentrasi mikroorganisme yang pas/sesuai dan jika ditanam
dalam tabung menghasilkaan frekensi pertumbuhan tabung positif kadang-kadang tetapi
tidak selalu. Semakin besar jumlah sampel yang dimasukkan (semakin rendah
pengenceran yang dilakukan) maka semakin sering tabung positif yang muncul.
Semakin kecil jumlah sampel yang dimasukkan (semakin tinggi pengenceran yang
dilakukan) maka semakin jarang tabung positif yang muncul. Jumlah
sampel/pengenceran yang baik adalah yang menghasilkan tabung positif kadang-kadang
tetapi tidak selalu. Semua tabung positif yang dihasilkan sangat tergantung dengan

5
probabilitas sel yang terambil oleh pipet saat memasukkannya ke dalam media. Oleh
karena itu homogenisasi sangat mempengaruhi metode ini. Frekuensi positif (ya) atau
negatif (tidak) ini menggambarkan konsentrasi mikroorganisme pada sampel sebelum
diencerkan (Gallup, 2008).
Output metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan jumlah unit
tumbuh (growth unit) atau unit pembentuk koloni (colony forming unit) dalam sampel.
Namun, pada umumnya nilai MPN juda diartikan sebagai perkiraan jumlah individu
bakteri. Satuan yang digunakan, umumnya per 100 mL atau per gram. Metode MPN
memiliki limit kepercayaan 95 persen sehingga pada setiap nilai MPN, terdapat
jangkauan nilai MPN terendah dan nilai MPN tertinggi (Lim, 1998).
Menurut Plummer (1987), ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk
menghitung atau mengukur jumlah jasad renik di dalam suatu suspensi atau bahan, yang
dapat dibedakan atas beberapa kelompok yaitu:
a. Perhitungan jumlah sel
1. Hitungan mikroskopik
2. Hitungan cawan
3. MPN (Most Probable Number)
b. Perhitungan massa sel secara langsung
1. Volumetrik
2. Gravimetrik
3. Kekeruhan (turbidimetri)
c. Perhitungan massa sel secara tidak langsung
1. Analisis komponen sel
2. Analisis produk katabolisme
3. Analisis konsumsi nutrient

Metode MPN biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam


contoh yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh berbentuk
padat dengan terlebih dahulu membuat suspensi 1:10 dari contoh tersebut. Metode MPN
digunakan medium cair di dalam tabung reaksi, dimana perhitungannya dilakukan
berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu yang ditumbuhi oleh jasad renik setelah
inkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat
dengan mengamati timbulnya kekeruhan atau terbentuknya gas di dalam tabung kecil

6
(tabung Durham) yang diletakkan pada posisi terbalik, yaitu untuk jasad renik
pembentuk gas (Fardiaz, 1993).

Untuk metode MPN (most probable number) digunakan medium cair dalam
wadah berupa tabung reaksi, perhitungan di lakukan berdasarkan jumlah tabung yang
positif yaitu tabung yang mengalami perubahan pada mediumnya baik itu berupa
perubahan warna atau terbentuknya gelembung gas pada dasar tabung durham. Pada
metode perhitungan MPN ini digunakan bentuk tiga seri pengenceran, yang pertama 10-1,
10-2, dan 10-3. Kemudian dari hasil perubahan tersebut dicari nilai MPNnya pada tabel
nilai MPN, dan untuk jumlah bakterinya maka digunakan rumus (Gobel, 2008).

Metode MPN merupakan uji deretan tabung yang menyuburkan pertumbuhan


koliform sehingga diperoleh nilai untuk menduga jumlah koliform dalam sampel yang
diuji. Uji positif akan menghasilkan angka indeks. Angka ini disesuaikan dengan tabel
MPN untuk menentukan jumlah koliform dalam sampel (Pakadang, S, 2010).

Bakteri koliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain


dengan kata lain merupakan bakteri indikator sebagai tanda bahwa adanya pencemaran
bakteri patogen. Penentuan koliform fecal menjadi indikator pencemaran dikarenakan
jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen.
Keuntungan mendeteksi koliform adalah jauh lebih murah, cepat, dan sederhana daripada
mendeteksi bakteri patogenik lain. Koliform merupakan suatu grup bakteri yang
digunakan sebagai indikator adanya pencemaran dan kondisi sanitasi yang tidak baik
terhadap air, makanan, susu dan produk-produk susu. Pada saat perhitungan koloni,
apabila jumlah koloni yang di temukan kurang dari standart yang telah di tetapkan, maka
suatu sampel bisa di katakan murni (Umbreit, 1960).

Beberapa jenis bakteri selain coliform juga memiliki sifat fermentatif, sehingga
diperlukan uji konfirmasi untuk mengetes kembali kebenaran adanya coliform dengan
bantuan medium selektif diferensial. Uji kelengkapan kembali meyakinkan hasil tes uji
konfirmasi dengan mendeteksi sifat fermentatif dan pengamatan mikroskop terhadap
ciri-ciri coliform: berbentuk batang, gram negatif, tidak-berspora. Bakteri coliform
adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup dalam saluran pencernaan manusia.
Bakteri coliform adalah bakteri indicator keberadaan bakteri patogenik lainnya. Lebih
tepatnya, sebenarnya bakteri coliform fecal adalah bakteri indicator adanya pencemaran
bakteri pathogen. Penentuan coliform fekal menjadi indikator pencemaran dikarenakan

7
jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri pathogen. Selain
itu, mendeteksi coliform jauh lebih murah, cepat dan sederhana daripada mndeteksi
bakteri patogenik lain (Lim, 1998).

Salah satu anggota kelompok coliform adalah E.coli. Karena E.coli adalah
bakteri coliform yang ada pada kotoran manusia, maka E.coli sering disebut sebagai
coliform fekal. Pengujian coliform jauh lebih cepat jika dibandingkan dengan uji E.coli
karena hanya memerlukan uji penduga yang merupakan tahap pertama uji E.coli (Penn,
1991).

Bakteri coliform merupakan parameter mikrobiologis terpenting bagi kualitas air


minum. Kelompok bakteri coliform, antara lain Eschericia coli, Enterrobacter
aerogenes, dan Citrobacter fruendi. Keberadaan bakteri di dalam air minum itu
menunjukkan tingkat sanitasi rendah. Keberadaan bakteri ini juga menunjukkan adanya
bakteri pathogen lain misalnya, Shigella, yang menyebabkan diare hingga muntaber
(Lim, 1998).

II.3 Metode TPC


Prinsip dari metode hitungan cawan atau Total Plate Count (TPC) adalah
menumbuhkan sel mikroorganisme yang masih hidup pada media agar, sehingga
mikroorganisme akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat
langsung dan dihitung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop. Metode ini
merupakan metode yang paling sensitif untuk menentukan jumlah
mikroorganisme.Dengan metode ini, kita dapat menghitung sel yang masih hidup,
menentukan jenis mikroba yang tumbuh dalam media tersebut serta dapat mengisolasi
dan mengidentifikasi jenis koloni mikroba tersebut.
Pada metode ini, teknik pengenceran merupakan hal yang harus
dikuasai.Sebelum mikroorganisme ditumbuhkan dalam media, terlebih dahulu dilakukan
pengenceran sampel menggunakan larutan fisiologis.Tujuan dari pengenceran sampel
yaitu mengurangi jumlah kandungan mikroba dalam sampel sehingga nantinya dapat
diamati dan diketahui jumlah mikroorganisme secara spesifik sehingga didapatkan
perhitungan yang tepat.Pengenceran memudahkan dalam perhitungan koloni (Fardiaz,
1993). Menurut Waluyo (2005), tahapan pengenceran dimulai dari membuat larutan
sampel sebanyak 10 ml (campuran 1 ml/1gr sampel dengan 9 ml larutan fisiologis). Dari
larutan tersebut diambil sebanyak 1 ml dan masukkan kedalam 9 ml larutan fisiologis

8
sehingga didapatkan pengenceran 10-2. Dari pengenceran 10-2 diambil lagi 1 ml dan
dimasukkan kedalam tabung reaksi berisi 9 ml larutan fisiologis sehingga didapatkan
pengenceran 10-3, begitu seterusnya sampai mencapai pengenceran yang kita
harapkan.Secara keseluruhan, tahap pengenceran dijelaskan dalam gambar berikut ini.

Gambar 1. Teknik pengenceran Sampel

9
Setelah dilakukan pengenceran, kemudian dilakukan penanaman pada media
lempeng agar.Setelah diinkubasi, jumlah koloni masing-masing cawan diamati dan
dihitung.Koloni merupakan sekumpulan mikroorganisme yang memiliki kesamaan sifat
seperti bentuk, susunan, permukaan, dan sebagainya. Sifat-sifat yang perlu diperhatikan
pada koloni yang tumbuh di permukaan medium adalah sebagai berikut:

Besar kecilnya koloni. Ada koloni yang hanya berupa satu titik, namun ada pula yang
melebar sampai menutup permukaan medium.
Bentuk. Ada koloni yang bulat dan memanjang. Ada yang tepinya rata dan tidak rata.
Kenaikan permukaan. Ada koloni yang rata dengan permukaan medium, ada pula
yang timbul diatas permukaan medium.
Halus kasarnya pemukaan. Ada koloni yang permukaannya halus, ada yang
permukaannya kasar dan tidak rata.
Wajah permukaan. Ada koloni yang permukaannya mengkilat da nada yang
permukaannya suram.
Warna. Kebanyakan koloni bakteri berwarna keputihan atau kekuningan.
Kepekatan. Ada koloni yang lunak seperti lender, ada yang keras dan kering.

Selanjutnya perhitungan dilakukan terhadap cawan petri dengan jumlah koloni bakteri
antara 30-300.Perhitungan Total Plate Countdinyatakan sebagai jumlah koloni bakteri
hasil perhitungan dikalikan faktor pengencer. Keuntungan dari metode TPC adalah dapat
mengetahui jumlah mikroba yang dominan. Keuntungan lainnya dapat diketahui adanya
mikroba jenis lain yang terdapat dalam contoh.Adapun kelemahan dari metode ini adalah:

Memungkinkan terjadinya koloni yang berasal lebih dari satu sel mikroba, seperti
pada mikroba yang berpasangan, rantai atau kelompok sel.
Memungkinkan ini akan memperkecil jumlah sel mikroba yang sebenarnya.
Kemungkinan adanya jenis mikroba yang tidak dapat tumbuh karena penggunaan
jenis media agar, suhu, pH, atau kandungan oksigen selama masa inkubasi.
Memungkinkan ada jenis mikroba tertentu yang tumbuh menyebar di seluruh
permukaan media,sehingga menghalangi mikroba lain. Hal ini akan mengakibatkan
mikroba lain tersebut tidak terhitung.
Penghitungan dilakukan pada media agar yang jumlah populasi mikrobanya antara 30
300 koloni. Bila jumlah populasi kurang dari 30 koloni akan menghasilkan
10
penghitungan yang kurang teliti secara statistik, namun bila lebih dari 300 koloni akan
menghasilkan hal yang sama karena terjadi persaingan diantara koloni.
Penghitungan populasi mikroba dapat dilakukan setelah masa inkubasi yang
umumnya membutuhkan waktu 24 jam atau lebih.

Uji Total Plate Countmenggunakan media padat dengan hasil akhir berupa koloni
yang dapat diamati secara visual dan dihitung. Sebelum diuji di media padat, sampel
terlebih dahulu harus diencerkan. Pengenceran sampel dilakukan terhadap sediaan yang
akan didentifikasi kemudian ditanam pada media lempeng agar. Jumlah koloni bakteri
yang tumbuh pada lempeng agar dihitung setelah inkubasi pada suhu dan waktu yang
sesuai.Perhitungan dilakukan terhadap petri dengan jumlah koloni bakteri antara 30-
300.Total Plate Count dinyatakan sebagai jumlah koloni bakteri hasil perhitungan
dikalikan faktor pengencer.
Teknik pengenceran sampel dilakukan pada metode cawantuang (pour plate). Pada
metode tuang, sejumlah sampel dari hasil pengenceran sebanyak 1 ml dimasukkan
kedalam cawan petri, kemudian ditambahkan media yang telah disterilkan sebanyak 15-
20 ml. Kemudian cawan petri digoyang agar media dan sampel tercampur rata dan
biarkan memadat. Hal ini akan menyebarkan sel-sel bakteri tidak hanya pada permukaan
media yang kaya oksigen, tetapi ada pula yang tumbuh didalam media yang tidak begitu
banyak mengandung oksigen. Secara keseluruhan tahap dalam metode cawan tuang (pour
plate) ini dijelaskan pada gambar berikut.

Sementara pada metode lainnya yaitu metode goresan, proses penanaman bakteri hanya
dilakukan di permukaan bakteri saja.Teknik ini menguntungkan jika ditinjau dari sudut

11
ekonomi dan waktu, tetapi memerlukan keterampilan-keterampilan yang diperoleh dengan
latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Tetapi
kelemahan metode ini adalah bakteri-bakteri anaerob tidak dapat tumbuh, karena goresan
hanya dilakukan di permukaan media saja.

Gambar 3. Pertumbuhan bakteri pada metode Spread plate dan Pour plate
Pada gambar diatas dapat anda lihat bahwa pada metode goresan atau spread plate, bakteri
hanya tumbuh pada permkaan media yang digores saja, sementara pada metode cawan
tuang atau pour plate, bakteri tumbuh tidak hanya di permukaan media saja tetapi
diseluruh bagian media.
Dalam melakukan teknik goresan harus memperhatikan beberapa hal berikut ini, antara
lain:

1. Gunakan jarum ose yang telah dingin untuk menggores permukaan lempengan media.
Jarum ose yang masih panas akan mematikan mikroorganisme sehingga tidak terlihat
adanya pertumbuhan mikroorganisme di bekas goresan.
2. Sewaktu menggores, jarum ose dibiarkan meluncur diatas permukaan lempengan.
Media agar yang luka akan mengganggu pertumbuhan mikroorganisme, sehingga sulit
diperoleh koloni yang terpisah.
3. Jarum ose harus dipijarkan kembali setelah menggores suatu daerah, hal ini dengan
tujuan mematikan mikroorganisme yang melekat pada mata jarum ose dan mencegah
kontaminasi pada penggoresan berikutnya.
4. Menggunakan tutup cawan petri untuk melindungi permukaan supaya terhindar dari
kontaminasi.
5. Membalikkan lempengan media agar untuk mencegah air kondensasi jatuh diatas
pemukaan media.

12
Ada beberapa teknik penggesekan, yaitu
1. Goresan T
Lempengan dibagi menjadi 3 bagian dengan huruf T pada bagian luar cawan petri.

Inokulasikan daerah I sebanyak mungkin dengan gerakan sinambung.


Panaskan mata jarum ose dan biarkan dingin kembali.
Gores ulang daerah I sebanyak 3-4 kali dan teruskan penggoresan pada daerah II
Ulangi prosedur diatas untuk melakukan penggoresan untuk daerah III

2. Goresan Kuadran, teknik ini sama dengan goresan T, hanya lempengan agar dibagi
menjadi 4

3. Goresan Radian

Goresan dimulai dari bagian pinggir lempengan.


Pijarkan mata jarum ose dan dinginkan kembali

13
Putar lempengan agar 900 dan buat goresan terputus diatas goresan sebelumnya

4. Goresan Sinambung

Ambil satu mata ose suspense dan goreskan setengah permukaan lempengan agar
Jangan pijarkan ose, putar lempengan 1800, gunakan sisi mata ose yang sama dan
gores pada sisa permukaan lempengan agar.

14
BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan
1. Prinsip utama metode iMPN adalah mengencerkan sampel sampai tingkat tertentu
sehingga didapatkan konsentrasi mikroorganisme yang pas/sesuai dan jika ditanam
dalam tabung menghasilkaan frekensi pertumbuhan tabung positif kadang-kadang
tetapi tidak selalu.
2. Prinsip dari metode hitungan cawan atau Total Plate Count (TPC) adalah
menumbuhkan sel mikroorganisme yang masih hidup pada media agar, sehingga
mikroorganisme akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat
langsung dan dihitung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop

15
DAFTAR PUSTAKA

Buckle,K .A., R.A Edwards,G.H. Fleet,dan M.Woottoon, 1985, Ilmu Pangan, UI-Press,
Jakarta.

Dwidjoseputro, D.1994, Dasar-Dasar Mikrobiologi, Djambatan, Jakarta.

Fardiaz, S., 1996, Analisis Mikrobiologi Pangan, PT. Radja Grafindo Persada, Jakarta.

Gobel, Risco B. 2008. Mikrobiologi Umum Dalam Praktek. Universitas Hasanuddin,


Makassar.

Kawuri, R., Y. Ramona dan I. B. G. Darmayasa, 2007, Penuntun Praktikum Mikrobiologi


Farmasi, Jurusan Biologi F. MIPA UNUD, Bukit Jimbaran.

Lim, D, 1998, Microbiology 2nd edition, United States of America, McGraw Hill.

Pakadang, S., 2010., Buku Penuntun Praktikum Mikrobiologi Farmasi, Jurusan Farmasi
Politeknik Kesehatan Depkes Makassar, Makassar.

Penn, C. 1991. Handling Laboratory Microorganism. Open University, Milton Keynes.

Plummer, D. T., 1987, An Introduction to Practical Biochemistry, Tata Mc-Graw Hill


Publishing Company LTD, Bombay- New Delhi.

Suriawiria, U., 1985, Mikrobiologi Dasar dalam Praktek, Gramedia. Jakarta.

Umbreit, W.W, 1960, Aplied Microbiology, Academic Press, London.

http://www.pintarbiologi.com/2016/02/pemeriksaan-kualitas-air-dan-makanan-metode-
tpc.html

16

Você também pode gostar