Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
3. Nn.Zs menyangkal perasaaan sedih, tidak berguna dan putus asa namun sesekali
mengalami sulit tidur, sulit konsentrasi, tegang, dan mudah marah.
Note : Diagnosis depresi ringan sampai berat, minimum meliputi dua gejala dari
kelompok A dan dua gejala dari kelompok B. Gejala depresi ini minimal telah
berlangsung dua minggu.
5. Nn. Zs mengakui bahwa dirinya merupakan tipe orang yang cenderung menghindari
konflik dengan orang lain namun sangat mudah terpengaruhi dengan perkataan orang
lain
Template :
1. Diagnosis multiaksial
Aksis 1 Gangguan Somatisasi
DD : Gangguan Hipokondriasis
Gangguan Konversi
Aksis 2 Gangguan Kepribadian Histrionik
Aksis 3 Tidak Ada
Aksis 4 Gagal Menikah
Aksis 5 GAF Scale 70-61
2. Selalu tidak mau menerima nasehat atau penjelasan dari beberapa dokter
bahwa tidak ada kelainan fisik yang dapat menjelaskan keluhan-
keluhannya.
1. Riwayat banyak keluhan fisik, yang dimulai sebelum usia 30 tahun yang
terjadi selama periode lebih dari beberapa tahun
2. Tiap kriteria berikut harus memenuhi, dengan gejala individual yang
terjadi kapan pun selama perjalanan dari gangguan : 4 gejala nyeri, 2
gejala gastrointestinal, 1 gejala seksual, dan 1 gejala pseudoneurologik
3. Tak dapat dijelaskan melalui pemeriksaan fisik dan laboratorik
1. Satu atau lebih gejala atau defisit yang mengenai fungsi motorik
volunter atau sensorik yang mengarahkan pada kondisi neurologis atau
kondisi medis lain.
2. Faktor psikologis dipertimbangkan berhubungan dengan gejala atau
defisit karena awal atau eksaserbasi gejala atau defisit adalah didahului
oleh konflik atau stresor lain.
3. Satu atau lebih gejala atau defisit yang mengenai fungsi motorik
volunter atau sensorik yang mengarahkan pada kondisi neurologis atau
kondisi medis lain
4. Faktor psikologis dipertimbangkan berhubungan dengan gejala atau
defisit karena awal atau eksaserbasi gejala atau defisit adalah didahului
oleh konflik atau stresor lain.
5. Faktor psikologis dipertimbangkan berhubungan dengan gejala atau
defisit karena awal atau eksaserbasi gejala atau defisit adalah didahului
oleh konflik atau stresor lain.
6. Gejala atau defisit tidak ditimbulkkan secara sengaja atau dibuat-buat
(seperti pada gangguan buatan atau berpura-pura).
7. Gejala atau defisit tidak dapat, setelah penelitian yang diperlukan,
dijelaskan sepenuhnya oleh kondisi medis umum, atau oleh efek
langsung suatu zat, atau sebagai perilaku atau pengalaman yang
diterima secara kultural.
8. Gejala atau defisit menyebabkan penderitaan yang bermakna secara
klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting
lain atau memerlukan pemeriksaan medis.
9. Gejala atau defisit tidak terbatas pada nyeri atau disfungsi seksual,
tidak terjadi semata-mata selama perjalanan gangguan somatisasi, dan
tidak dapat diterangkan dengan lebih baik oleh gangguan mental lain
GAF SCALE
100 - 91 Tidak ada gejala
90 - 81 Ada sedikit gejala, mis : sedikit cemas
menjelang ujian.
80 - 71 Bila ada simptom merupakan reaksi yang
biasa timbul karena stresor psikososial.
70 - 61 Beberapa simptom ringan, misal : sedih dan
insomnia ringan.
60 - 51 Beberapa simptom pada taraf sedang, efek
datar dan bicara ngelantur, kadang-kadang
serangan panik.
50 - 41 Simptom yang serius, misal keinginan
untuk bunuh diri, perilaku obsesif cukup
kuat.
40 - 31 Beberapa gangguan dalam reality testing
atau komunikasi, misal : bicara tidak logis,
tidak bisa dimengerti
30 - 21 Perilaku dipengaruhi oleh halusinasi/ delusi.
20 - 11 Mengancam dan menyakiti orang lain,
(mis : usaha bunuh diri
10 - 1 Secara persisten membahayakan dirinya dan
orang lain (misal tindakan kekerasan
berulang-ulang), tidak bisa menjaga
personal hygiene dan usaha bunuh diri
disertai keinginan untuk mati.
B. ETIOLOGI
Penyebab gangguan somatisasi tidak diketahui secara pasti tetapi diduga terdapat faktor-
faktor yang berperan terhadap timbulnya gangguan somatisasi yakni:
1. Faktor Psikologis
A. Gejala Kepribadian Histrionik
1. Ekspresi emosi yang dibuat-buat (self dramatization) seperti bersandiwara
(theariticality) yang dibesar-besarkan (exaggerated)
Hubungan : Keluhan-keluhan yang dirasakan tidak terbukti dengan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium
2. Bersifat sugestif, mudah dipengaruhi oleh orang lain atau oleh keadaan
Hubungan : sesuai dengan pengakuan Nn Zs. bahwa bahwa dirinya merupakan
tipe orang yang cenderung menghindari konflik dengan orang lain namun
sangat mudah terpengaruhi dengan perkataan orang lain
2. Faktor Biologis
A. Genetika
Orang dengan minor alel copy rs9567746 dari gen HTR2A memiliki persentase
20% terhadap peningkatan terjadinya gangguan somatis.
Orang dengan minor alel copy rs2274639 dari gen HTR2A memiliki penurunan
yang cukup signifikan terhadap terjadinya gangguan somatis.
Gangguan cendrung menurun pada keluarga dan terjadi pada 10-20% wanita
turunan pertama sedangkan saudara laki-lakinya cenderung menjadi
penyalahgunaan zat dan gangguan kepribadian antisosial. Pada kembar monozigot
transmisi terjadi 29% sedangkan dizigot 10%
1. Konsultasi psikiatrik
Kita harus merujuk pasien pada suatu pelayanan hubungan konsultasi atau kepada
seorang dokter ahli jiwa.konsultasi.
2. Edukasi pasien
Keluhan somatik adalah keluhan yang dikenal di dalam dunia medis. Untuk itudokter
yang menangani pasien seperti ini perlu mempunyaipengetahuan yang cukup tentang
konsep biopsikososial,patofisiologi gangguan kejiwaan, neuropsikiatri, ilmu perilaku,
yang mendukung penjelasan tentang faktor stress biopsikososial dan hubungannya
dengan terjadinya keluhan somatik pasien.
1. Kaplan HI, Sadock BJ. Buku ajar psikistri klinis. Edisi ke-2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2010.h. 268-70.
2. Utama H. Buku ajar psikiatri. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2010. h. 265-
68.
3. Hadisukanto G. Ganngguan somatoform. Dalam: Elvira SD, Hadisukanto G, penyunting. Buku ajar
psikiatri. Jakarta: Badan penerbit FKUI; 2010. h.265-79.
4. Zubaidah S. Gangguan somatoform. Medan: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara;
2009.h.10.
5. Maslim, R. Diagnosis gangguan jiwa rujukan ringkas PPDGJ-III. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran
Jiwa FK Unika Atma Jaya; 2003.h.84.
6. Andri. Konsep biopsikososial pada keluhan psikosomatik. J Indon Med Assoc September 2011;
61(9):377-79.
7. Ismail RI, Siste K. Gangguan depresi.Dalam: Elvira SD, Hadisukanto G, penyunting. Buku ajar
psikiatri. Jakarta: Badan penerbit FKUI; 2010. h.265-79.209-19.
8. Kaplan MD, Harlod I, Benjamin J, Sadock. Ilmu kedokteran jiwa darurat. Jakarta: Penerbit Widya
Medika; 1998.h. 227-31.
9. Redayani P. Gangguan cemas. Dalam: Elvira SD, Hadisukanto G, penyunting. Buku ajar psikiatri.
Jakarta: Badan penerbit FKUI; 2010. h.231-33.
Elvira S, Kusumadewi I. Gangguan panik. Dalam: Elvira SD, Hadisukanto G, penyunting. Buku ajar
psikiatri. Jakarta: Badan penerbit FKUI; 2010. h.235-39