ANALISIS PERFORMANSI PROTOKOL ZIGBEE
PADA JARINGAN WIRELESS PERSONAL AREA NETWORK (WPAN)
Vera Suryani1, Yudi Satria Gondokaryono2
Program Magister Teknik Elektro, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika
Institut Teknologi Bandung, Jl Ganesha no 10 Bandung, 022-2500985
mbakvera@gmail.com1, yudi@stei.itb.ac.id2
Abstracts Dalam penelitian ini, dikaji penggunaan
protokol Zigbee/IEEE 802.15.4 pada Wireless Sensor
Network (WSN) dengan cara mengukur besar energi,
delay, packetloss, dan throughput sebagai parameter
unjuk kerja dari protokol tersebut. Pengukuran
dilakukan melalui simulasi dengan memanfaatkan
Network Simulator 2 (NS-2). Hasil pengukuran di
analisis lebih lanjut dengan metode Analysis of
Variations (ANOVA) untuk melihat parameter mana
saja yang berpengaruh dalam kinerja protokol
Zigbee/IEEE 802.15.4.
Dari hasil percobaan didapatkan bahwa batere jenis
Alkalin tipe AA yang dipakai sebagai catu daya dari
node (sebagai device) dalam jaringan Zigbee/IEEE
802.15.4 dapat bertahan hingga kurang lebih 7 bulan
dengan interval waktu pengiriman paket adalah 1
detik. Untuk interval waktu pengiriman 1 jam
didapatkan hasil bahwa batere mampu bertahan
hingga 17 bulan. Berdasarkan perhitungan didapatkan
bahwa interval waktu memiliki pengaruh terhadap
konsumsi energi namun tidak sama halnya dengan
besar payload. Selain itu parameter energy juga
dipengaruhi oleh besar paket dan jarak yang
digunakan.
Kata kunci : Zigbee/IEEE 802.15.4, WSN, WPAN, ,
delay, packetloss, throughput.
I. PENDAHULUAN
Wireless Sensor Network (WSN) merupakan
system yang terdistribusi dan terdiri dari perangkat-
perangkat deteksi, pengirim paket data, beroperasi
pada jaringan nirkabel dan memiliki keterbatasan
daya. WSN banyak dimanfaatkan untuk proses
monitoring dan kontrol di bidang industri, untuk
monitoring kondisi pasien di bidang kesehatan,
aplikasi otomasi rumah, dan untuk pengontrolan
trafik. Setiap perangkat sensor dibekali dengan
sumber daya, biasanya berupa batere.
Protokol Zigbee/IEEE 802.15.4 merupakan
protokol komunikasi nirkabel yang memiliki jarak
komunikasi sekitar 100 meter dan bersifat low-power.
Karakteristik inilah yang membuat protokol
Zigbee/IEEE 802.15.4 sering digunakan bersama
WSN untuk menghemat daya yang dimiliki perangkat
sensor. Dalam komunikasi nirkabel, penghematan
daya merupakan hal yang penting.
1
Dalam penelitian ini diamati besar energi yang
dikonsumsi oleh perangkat sensor pada jaringan WSN
yang memanfaatkan protokol Zigbee/IEEE 802.15.4.
Sebagai parameter unjuk kerja digunakan total energi
yang terpakai selama rentang waktu 1 jam pada
topologi start dan mesh. Parameter lainnya yang
diukur antara lain delay, packetloss, dan throughput.
II.TEORI
A. Wireless Personal Area Network (WPAN)
WPAN merupakan jaringan yang
menghubungkan perangkat-perangkat wireless atau
nirkabel dalam jarak sangat dekat, yaitu beberapa
meter. Konsep yang mendasari WPAN adalah plug
in, yaitu dalam kondisi ideal perangkat-perangkat
PAN dapat berkomunikasi jika terhubung dalam jarak
dekat secara otomatis. Perangkat yang telah terhubung
dapat dikunci oleh perangkat lain secara selektif untuk
menghindari interferensi atau akses informasi yang
tidak diinginkan dari perangkat lainnya [13].
Teknologi WPAN yang dikembangkan oleh IEEE
adalah 802.15.4 untuk WSN (Wireless Sensor
Network) dengan konsumsi energi rendah.
B. Wireless Sensor Network (WSN)
WSN dibangun untuk monitoring, controlling,
dan gabungan dari keduanya sekaligus (monitoring
dan controlling) [1]. Untuk monitoring dapat dilihat
pada gambar II.1.a, dimana penggunaannya lebih
sering untuk sensor jarak jauh dari identifikasi suhu,
tekanan, dan lain-lain. Sedangkan controlling pada
gambar II.1.b lebih banyak digunakan untuk control
pengiriman perintah melalui udara untuk actuator
(misal : switches, sound emitters, robot) .
Dalam industri yang berkaitan dengan standar
teknologi, lebih khusus lagi adalah standar protokol,
pengembang/vendor sangat memerlukan adanya suatu
standarisasi yang berkaitan dengan sensor. Hal ini
menjadi penting agar jenis perangkat yang sama dari
pengembang yang berbeda masih dapat saling
berkomunikasi. Adapun standar yang terkenal untuk
WSN adalah IEEE 802.15.4 yang ditetapkan oleh
IEEE 802.15.4 dan Zigbee yang dikembangkan oleh
Zigbee Alliance [1].
 (a)

G
Gambar 2. Arssitektur Zigbee

D Protokol Adhoc On-ddemand Disttance Vectorr

D.
(AODV)

Protokol routing AODV m

menggunakan n
ppendekatan sesuai kebutu uhan untuk mencari
m rute,,
(b) y
yaitu bahwa ruter hanya adda ketika dibbutuhkan olehh
n
node sumberr untuk men ntransmisikan paket data..
Gambbar 1. (a) WSN
N untuk monittoring (b) WS
SN untuk A
AODV mennggunakan urutan nom mor tujuann
controlling [1]
[ (
(destination seequence numb ber) untuk menngidentifikasii
lintasan yang terbaru. Perbeedaan utama antaraa AODV V
C. IE
EEE 802.15.44 dan Zigbee d
dan Dynamicc Source Rou uting (DSR) adalah
a bahwaa
D
DSR menggun nakan rute suumber dimanaa sebuah dataa
Z
Zigbee berasall dari kata zigg dan bee, dim mana zig p
paket yang membawa
m jalur
j lengkapp yang akann
berartti gerakan zig
g-zag dan bee berarti lebah h. Hal ini d
dilewati. Dallam AODV node sumbeer dan nodee
dimakksudkan untu uk meniru siffat komunikaasi lebah i
intermediate menyimpan informasi hoop berikutnyaa
dalam
m menyampaiikan informaasi adanya madu m ke t
terkait dengann tiap aliran traansmisi pakett data. Dalam m
lebah lainnya [4]. Zigbee yangg dikembangkkan oleh p
protokol routing on-deemands, noode sumberr
Zigbeee Alliance dig gunakan sebagai alternatif protokol m
membanjiri p
paket route request
r di jarringan ketikaa
yang memiliki ko onsumsi dayaa rendah, daata rate s
sebuah rute tidak terseedia untuk tujuan yangg
rendahh, biaya rendaah, serta ditarrgetkan untuk jaringan d
dikehendaki. Hal ini munngkin akan menghasilkan
m n
nirkabbel dalam applikasi otomaasi dan kendaali jarak b
beberapa rute untuk tujuan yang berbeda dari sebuahh
jauh. Komite IEEE E 802.15.4 beekerja untuk membuat
m p
permintaan rooute. Perbeddaan utama antara
a AODV V
standaar protokol yaang memiliki ddata rate renddah juga, d
dan routing on-demand lainnya
l yaituu penggunaann
dan memutuskan
m untuk bergabbung dengann Zigbee d
destination seequence number (DestSeqqNum) untukk
Alliannce dengan naama dagang Ziigbee. m
menentukan lintasan yanng up-to-datee ke tujuan..
P
Perbedaan meendasar antarra Zigbee daan IEEE S
Sebuah node meng-updatee informasi jaalurnya hanyaa
802.15.4 adalah caakupan layer yang ditang gani oleh jika DestSeq qNum dari paaket yang diteerima saat inii
masinng-masing kom mite. IEEE 8002.15.4 fokus kepada
k 2 lebih besar daari DestSeqNuum terakhir yang y disimpann
layer terbawah, yaaitu layer physsical dan layeer MAC. d
dalam node.
Sedanngkan Zigbeee Alliance menangani
m 2 protokol Sebuah RouteRequest membawa
m souurce identifierr
lainnyya, yaitu layerr network dann layer applicaation [2]. (
(SrcID), destination iden ntifier (DesttID), sourcee
Arsiteektur Zigbee/IEEE 802.15.4 dapat dilihhat pada s
sequence nummber (SrcSeqN Num), destinattion sequencee
Gambbar 2. n
number (D
DesSeqNum), broadcastt identifierr
(
(BcastID), daan time to livel (TTL). DestSeqNum m
m
mengindikasik kan kebaruan dari rute yaang di terimaa
o
oleh sumber. Ketika nodde intermediaate menerimaa
s
sebuah RouteeRequest, hall itu juga mengirim
m atauu
m
mempersiapka an sebuah Ro outeReply jikaa terdapat rutee
y
yang valid kee tujuan. Valiiditas dari ruute pada nodee
i
intermediate ditentukan dengan meembandingkann
n
nomor urutan pada node inntermediate dengan
d nomorr
2
urutann tujuan dalam
m paket RouteeRequest. Jikaa sebuah eenergi dari node pada saaat mengirim paket adalahh
RouteeRequest diiterima berrulang kali,, yang (
(DecrTxEnerg gy(txtime, P_tx))
P dan pada saatt
diindiikasikan denggan pasangan BcastID-SrcIID, copy m
menerima paket ialah (DecrRcvEnnergy(rcvtime,,
yang terduplikassi dihilangkkan. Semuaa node P
P_rcv)). P_tx merupakan ju umlah energi yang dikirim m
mediate memppunyai rute yang
interm y valid kee tujuan, o
oleh layer PH HY dari nodde dan P_rcvv merupakann
atau node tujuan itu sendiri yang
y diijinkaan untuk jumlah energii yang diteriima oleh layer PHY darii
mengirimkan pakeet RouteReplyy ke sumberr. Setiap n
node. Pada saat awaal simulasi,, parameterr
node intermediatee, sementara meneruskan sebuah initialEnergy__ di gunakan sebagai
s energyy_ , dimanaa
RouteeRequest, memasuki alam mat node seb belumnya n
nilainya akann selalu berkkurang setiapp kali terjadii
dan B BcastID-nya. Sebuah timer digunakan diigunakan p
proses pengiriiman dan pennerimaan pakeet pada node..
untukk menghapus entri ini dalamd kasus sebuah A
Apabila level energi dari noode terus berkkurang hinggaa
RouteeReply tidak diterima
d sebellum waktu haabis. Hal m
menjadi nol, maka
m tidak akaan lagi paket yang
y diterimaa
ini meembantu dalaam penyimpannan sebuah jaalur yang m
maupun dikirrim dari nodde tersebut. HalH ini dapatt
aktif pada node inntermediate dimana
d AOD DV tidak d
dilihat pada dokumen
d penelusuran, yaittu baris yangg
menggunakan sourrce routing daari paket dataa. Ketika b
berisi kode DEBUG:
D nodee <node-id> dropping
d pktss
sebuaah node men nerima sebuaah paket Rou uteReply, d to energy = 0. Pemodellan energy yaang digunakann
due
informmasi tentang node sebeluumnya dimanna paket d
dalam simulaasi ini meng gadopsi pem modelan yangg
yang diterima jugaa disimpan unttuk meneruskkan paket d
dibuat oleh Jiaan Liang Zhenng dari Cuny University dii
data kke node node setelahnya
s meenuju ke node tujuan. N
New York dand Vijay Kaakadia dari University
U off
S
Southern Califfornia[8].

3. PEMOD
DELAN DAN
N SIMULASII Protokol Rutiing AODV
P
P
Pemodelan ru
uting dalam NS-2
N secara umum
u terdirii
P
Pemodelan peenggunaan ennergi dan pennggunaan d 3 bagian :
dari
protokkol ruting AODV
A pada jaringan WS SN yang a Routing agent
a. a : untuuk mempertukkarkan pakett
menggunakan pro otokol IEEEE 802.15.4 dilakuan dengan noode tetangga
menggunakan Netw work Simulattor 2 (NS2). Berikut b Route loggic : berisi infformasi yang dikumpulkann
b.
dijelaskan tentangg pemodelan dan simulaasi yang dari routing agent (aatau basisdataa yang berisii
dilakuukan. topologi yang
y dipakai pada
p ruting staatis)
c Classifierrs : berada dallam node, diggunakan untukk
c.
A. P
Pemodelan menghitun ng tabel ruuting agar paket dapatt
diteruskan n hingga nodee tujuan
Energgi I
Implementasi protokol ruuting baru, misal
m AODV V
k
kadangkala tid
dak memerlu ukan ketiga bagian di atass
Energgi pada Netwo ork Simulator 2 dimodelkann sebagai u
untuk di impplementasikann semua. Haal ini hanyaa
atribuut dari node yaang merepresentasikan leveel energi t
terjadi jika seebelumnya teelah dibuat routing
r agentt
pada node tersebut. Pemodeelan dibuat dengan y
yang memilikki perilaku yang hampir sama dengann
menggunakan kelas EnergyM Model [14] dan di A
AODV, misal protokol rutinng Distance Vector.
V
definiisikan sebagaii berikut : J
Jika suatu prrotokol ruting g menggunakkan memilikii
class EnergyyModel : publiic TclObject c
classifier terssendiri, makaa protokol tersebut akann
public: m
memiliki obyyek lain yan ng disebut modul
m rutingg
EnergyModeel(double enerrgy) energy_ = (
(routing moduule). Routing module bertuugas mengaturr
energy; s
semua blok fungsi
fu dan meembuat antarm muka dengann
inline doublee energy() retuurn energy_; n
node. Proses interaksi darii node, moduul ruting, dann
inline void setenergy(doubble e) energy__ = e; r
ruting dapat diilihat pada Gaambar III.4.
virtual void DecrTxEnerg
D gy(double txtimme,
double P_tx))
energy_ -= (P_tx
( * txtimee);
virtual void DecrRcvEner
D rgy(double rcvvtime,
double P_rcvv)
energy_ -= (P_rcv
( * rcvtim
me);
protected:
double energgy_;

Sebaggaimana terlihhat pada kodee di atas, hanyya ada 1

kelas variabel, yaittu energy_ yaang merepreseentasikan
level energi dari suatu node pada suatuu waktu.
Konsttruktor EnerrgyModel(eneergy) membbutuhkan Gambar 3. In nteraksi antarra node, moduul ruting, dan
intial--energy yangg dilewatkann sebagai paarameter. ruting. Garis putus-putus menunjukkann detail dari
Class method yangg digunakan unntuk menguraangi level protokol ruuting [13]
3
Protokkol ruting AO
ODV mengguunakan routinng agent Dalam topoloogi star diggunakan 6 node
D n dengann
yang sama dengan n protokol rutting Distancee Vector. p
penjelasan sebbagai berikut :
Moduul AODV yang dipakkai dalam simulasi a. Node 0 adalah PAN Koordinator
K
meruppakan modul yang sudah teerintegrasi paada NS-2 b. Node 1, 1 2, 3, 4, 5, dan 6 meruupakan devicee
versi 2.31.
2 yang jaraknya
j 10 meter dari PAN N
Koordinnator. Node 1 merupakan device
d 1, nodee
2 meruupakan devicce 2, node 3 merupakann
B. SSimulasi
device 3, node 4 meerupakan deviice 4, node 5
merupaakan device 5 dan node 6 merupakann
SSimulasi yang g dibuat unntuk mensim mulasikan device 6.
6
protokkol IEEE 802.15.4 dalam m NS-2 mengggunakan
moduul-modul sebag gai berikut [8]]:
a. W Wireless Scenaario Definitionn :
DDigunakan untuku menddefinisikan topologi
jaaringan, pemiilihan protokool ruting, kon nfigurasi
aanimasi pada simulasi, evvent handlingg seperti
innisialisasi koordinator PA AN, pemilihann model
ppropagasi geloombang radio, jarak transmiisi radio,
mmodel antena, antrian yanng digunakann dalam
bbuffer, model error link, pola trafik, struktur
suuperframe, dan
d proses unntuk mengaw wali dan Gambaar 6. Topologgi star pada sim
mulasi
mmengakhiri apllikasi.
b. SService Spesifiic Convergencce Sub-layer (SSCS)
(S
MModul ini meerupakan antaar-muka antaara layer Topologi star digunakan pada skennario 1 karenaa
MMAC dengan layer di attasnya pada protokol topologi ini cukup unntuk cakupann satu areaa
IEEEE 802.15.4 4 (gambar III.3). Fungsiny ya adalah rumah [3]].
mmenyediakan akses
a ke semuua primitif lay
yer MAC
ddan sebagai selubung (w wrapper) darii semua 2
2. Topologi Mesh
pprimitif terseebut agar operasi
o yangg ingin
ddijalankan dappat tercapai. Topologi messh digunakann dalam sim
T mulasi untukk
c. IE EEE 802.15.44 PHY m
memodelkan proses rutinng dalam jarringan IEEE E
BBerisi implem mentasi primittif-primitif daari layer 8
802.15.4. Toppologi ini diipilih untuk memodelkann
PPHY. jaringan IEEE
E 802.15.4 yan ng lebih besarr dengan nodee
d. IE EEE 802.15.44 MAC lebih banyakk dan area lebih luas dari d topologii
BBerisi implem mentasi primittif-primitif daari layer s
sebelumnya. Topologi meesh yang diipakai dalam m
MMAC. s
simulasi dapatt dilihat pada Gambar
G 7.

Gambbar 5. Modul-modul IEEE 802.15.4 dalaam NS-2 Gambarr 7. Topologii mesh pada siimulasi

C. T
Topologi D
D. Skenario Simulasi

Topollogi yang diguunakan dalam

m penelitian in
ni ada 2, Skenario 1 :
S
yaitu star dan meshh. T
Topologi yanng digunakan n adalah starr, digunakann
1. T Topologi Star u
untuk mengetahui sejauuh mana energi e yangg
d
dikonsumsi olleh masing-maasing node deengan intervall
Pengggunaan toppologi star dalam simulasi w
waktu dan jaraak yang berbeeda-beda. Kommunikasi yangg
dimakksudkan untu uk meniru kondisi nyaata dari d
digunakan ad dalah devicee-to-koordinattor. Adapunn
pemannfaatan IEEE E 802.15.4 dalam
d aplikassi sensor p
parameter yanng digunakan n sebagai maasukan untukk
rumahh. s
simulasi disajiikan pada Tabbel 1.
4
 Tabel 1. Parameter Masukan Simulasi dipilih digunakan untuk 2 skenario, yaitu pengiriman
Parameter Spesifikasi paket melalui koordinator (RN-) dan tanpa melalui
Jarak antar node yang 10 meter koordinator PAN (RN+).
bertetangga Besar paket yang digunakan adalah sama dengan
Ukuran paket 30 bytes, 60 bytes, dan skenario 1, yaitu 30 bytes, 60 bytes, dan 90 bytes.
90 bytes Sedangkan jarak yang dipakai berkisar dari 10 meter
Rate paket 5 Kbps hingga 80 meter. Parameter masukan untuk energi
Energi awal 13770 Joules dapat dilihat pada tabel III.4. Dari masing-masing
Energi yang digunakan 0.0744 Watt
skenario tidak diberikan background traffic dengan
untuk mengirim paket
(txPower) asumsi bahwa jaringan IEEE 802.15.4 tidak
Energi yang digunakan 0.0648 Watt digunakan untuk mengirimkan data lainnya seperti
untuk menerima paket halnya Internet.
(rxPower)
Energi saat idle atau sleep 0.00000552 Watt atau
5.52 W IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Lama simulasi 3600 detik
Error model Distribusi Uniform Percobaan dilakukan dengan 2 skenario seperti
yang dijelaskan dalam bab 3 digunakan untuk
Perhitungan energi awal atau initial energy mengetahui kinerja protokol IEEE 802.15.4 pada
didapatkan dari asumsi bahwa batere yang digunakan jaringan Wireless Sensor Network. Parameter yang
oleh node adalah Alkalin tipe AA dengan tegangan diamati adalah besar energi, besar throughput, delay,
sebesar 1.5V dan arus yang diset konstan sebesar 15 dan packet loss dari node yang berfungsi sebagai
mA dan memiliki waktu hidup sekitar 170 jam [10]. device. Besar energi yang dihitung adalah dari node
Energi (dalam Joule) = Power (dalam Watt) yang berfungsi sebagai device, bukan dari node yang
x waktu (dalam detik) berfungsi sebagai koordinator PAN. Hal ini
Energi (dalam Joule) = (1.5 x 15.10-3) Watt dikarenakan node yang berfungsi sebagai device
x (170 x 60 x 60) detik hanya dibekali dengan batere untuk catu dayanya,
Energi (dalam Joule) = 13770 Joule sedangkan koordinator PAN biasanya mendapat catu
daya secara langsung dari jala-jala listrik. Nilai yang
Untuk perhitungan energi saat mengirim paket ditampilkan pada grafik merupakan nilai rata-rata dari
digunakan arus sebesar 31 mA dan tegangan 2.4 V, semua node.
sehingga besar daya yang pakai adalah [10]:
txPower = 31 mA x 2.4 V A. Analisis Skenario 1
txPower = 0.0744 watt
Skenario ini digunakan untuk memberikan gambaran
Untuk menerima paket dengan ukuran yang sama
berapa besar energi (dalam Joule) yang dikeluarkan
dipakai arus sebesar 27 mA dan tegangan sebesar 2.4
oleh node yang menggunakan protokol IEEE 802.15.4
V, sehingga besar daya yang digunakan sebesar [10]:
pada layer MAC-nya. Simulasi dilakukan dengan
rxPower = 27 mA x 2.4 V
interval waktu berbeda-beda, jarak berbeda-beda dan
rxPower = 0.0648 watt
energi yang dihitung adalah energi rata-rata yang
Sedangkan energi yang dipakai untuk mensimulasikan
terpakai pada node pengirim yang berjumlah 6 buah.
node dalam kondisi idle atau sleep sebesar
Besar paket dan rate pada simulasi disesuaikan
0.00000552 watt yang dihasilkan dari arus sebesar 2.3
dengan besar paket dan rate yang digunakan pada
A dan tegangan sebesar 2.4 V [10].
aplikasi otomasi rumah [3].
Dalam skenario 1 ini akan diuji cobakan dengan
menonaktifkan protokol ruting karena tidak ada node
1. Parameter Interval
perantara yang berada di antara pengirim dan
penerima.
Simulasi diujicobakan dalam topologi star dengan 6
Dari masing-masing kasus diberikan interval waktu
node, dengan masing-masing node mengirimkan
yang berbeda-beda dalam pengiriman paketnya, yaitu
paket setiap interval 1 detik, 10 detik, 30 detik, 1
: 1 detik, 10 detik, 30 detik, 1 menit, 15 menit, 30
menit, 5 menit, 15 menit, 30 menit, dan 1 jam kepada
menit, dan 1 jam.
node 0 yang bertindak sebagai koordinator PAN.
Jarak yang digunakan dalam simulasi adalah 10
Mengingat node pengirim dan penerima hanya
meter, 15 meter, 20 meter, 25 meter, 30 meter, 35
terdapat 1 jalur secara langsung tanpa melalui node
meter, dan 40 meter.
yang lain, maka mekanisme ruting di non-aktifkan.
Skenario 2 :
Simulasi dalam skenario 2 dipakai untuk melihat
perilaku protokol ruting AODV pada jaringan
nirkabel berbasis IEEE 802.15.4. Topologi yang
5
 5 3. Parameter Delay, Packetloss dan Throughput
30bytes
4
60bytes Hasil perhitungan nilay delay pada skenario 1 dapat
3 90bytes dilihat pada Tabel 2.
2
Tabel 2. Nilai end-to-end delay skenario 1
1
0 10 m 15 m 20 m 25 m 30 m 35 m 40 m
30
bytes 2.591967 2.591967 2.591967 2.591967 2.591967 2.591967 2.591907
60
bytes 3.551967 3.551967 3.551967 3.551967 3.551967 3.551967 3.551907
90
bytes 4.511967 4.511967 4.511967 4.511967 4.511967 4.511967 4.511917

Gambar 8. Hubungan konsumsi energi (Joule)

terhadap parameter Interval
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam simulasi,
terlihat bahwa terjadi penurunan energi yang cukup
signifikan dari interval 1 detik ke interval 10 detik.
Hal ini disebabkan pada interval 10 detik node lebih
lama berada dalam kondisi sleep dibandingkan dalam
kondisi mengirim maupun menerima data. Dengan
demikian semakin pendek interval pengiriman paket
maka semakin besar energi yang terpakai.
2 Parameter Jarak
Simulasi dilakukan pada topologi star dengan 6 node,
dengan jarak node yang berfungsi sebagai device
dengan koordinator PAN berkisar dari 10 meter, 15
meter, 20 meter, 25 meter, 30 meter, 35 meter hingga
40 meter. Energi yang dihitung merupakan energi
rata-rata dari node pengirim.
12
Nilai end-to-end delay dari node pengirim ke node
penerima tidak berbeda untuk jarak 10 hingga 40
meter. Hal ini disebabkan oleh jarak yang tidak
signifikan dibandingkan dengan cepat rambat
gelombang elektromagnetik di udara sebesar 3.108
m/s.
Packetloss untuk semua node dan semua payload
adalah sama, yaitu 0%. Sedangkan throughput untuk
payload 30 bytes sebesar 1.508 kbps, untuk payload
60 bytes sebesar 3.024 kbps, serta untuk payload 90
bytes sebesar 4.536 kbps. Dari hasil percobaan
didapatkan hasil bahwa untuk topologi star dengan 6
node dan mekanisme pengiriman secara bergantian
akan didapatkan throughput sebesar 100% dari total
paket yang dikirim. Namun jika pengiriman dilakukan
secara serentak maka nilai throughput akan menurun
seiring bertambahnya packetloss yang dikarenakan
oleh mekanisme buffering di koordinator PAN yang
tidak mampu menangani semua paket yang datang
dari semua node pengirim [6].

10 B. Analisis Skenario 2
8

6
4 30bytes
60bytes
2
90bytes
0 skenario 1, yaitu besar energi dalam interval waktu
10m 15m 20m 25m 30m 35m 40m
Gambar 9. Hubungan konsumsi energi (Joule)
terhadap parameter jarak
Tampak dari Gambar 9, kenaikan energi terjadi pada
jarak 20 hingga 30 meter. Hal ini disebabkan oleh
jarak yang semakin jauh berakibat pada meningkatnya
daya pancar yang diperlukan oleh node pengirim.
Kenaikan energi tidak disebabkan oleh paket yang
hilang saat komunikasi data berlangsung karena
throughput yang diterima adalah 100%.
Skenario 2 digunakan untuk memodelkan jaringan
WSN dengan topologi yang berbeda dengan skenario
1. Jika skenario 1 menggunakan topologi star, maka
topologi yang dipakai pada skenario 2 adalah mesh.
Parameter kinerja yang digunakan sama dengan
dan jarak, end-to-end delay, packetloss, dan
throughput. Dikarenakan banyak node yang terlibat
dalam skenario 2 ini maka protokol ruting di aktifkan
untuk mempermudah pencarian jalur antara node
pengirim dan node penerima. Adapun protokol ruting
yang digunakan adalah AODV.
Skenario untuk RN- (melalui Koordinator PAN)
1. Parameter Interval
Topologi yang dipergunakan dalam skenario 2 adalah
mesh dengan 101 node. Jarak antara node pengirim
dan node penerima 20 meter. Energi yang dihitung
adalah energi yang terpakai pada node pengirim.

6
 3.5
30bytes
3
60bytes
2.5
Energi(Joule) 90bytes
2 sehingga node harus mengeluarkan energi lebih untuk
1.5
1
0.5
0
1 10 30 1 5
detik detik detik menit menit menit menit
Gambar 10. Hubungan Besar Energi (Joule)
tehadap parameter Interval untuk RN-
Hasil percobaan dapat dilihat pada Gambar 10. Grafik
tersebut menunjukkan bahwa untuk node dengan
pengiriman paket setiap 1 detik dengan besar payload
30 bytes akan menghabiskan batere Alkalin tipe AA
selama kurang lebih 8 bulan, dan jika interval
pengiriman paket adalah 1 jam akan menghabiskan
energi batere selama kurang lebih 16.9 bulan atau 17
bulan.
Sedangkan untuk payload sebesar 60 bytes akan
menghabiskan masa hidup batere selama kurang lebih
6.7 bulan, dan payload sebesar 90 bytes akan habis
dalam selang waktu 5.7 bulan. Pengiriman paket
dengan payload 60 bytes maupun 90 bytes dalam
interval waktu 1 jam akan menghabiskan waktu hidup
batere yang setara dengan 16.9 bulan. Dalam
perhitungan masa hidup batere, diasumsikan 1 bulan
sebanding dengan 30 hari.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa batere untuk
masing-masing node yang berfungsi sebagai device
pada skenario pengiriman data melalui koordinator
PAN dapat bertahan hingga kurang lebih 2 tahun
dengan besar paket yang optimal adalah 30 bytes dan
rate sebesar 5 kbps.
2. Parameter Jarak
Pengukuran energi dilakukan pada node pengirim
dengan interval pengiriman paket setiap 1 detik.
Mengingat topologi yang digunakan adalah mesh
maka jarak 10 meter setara dengan jarak 1 hop. Hasil
percobaan dapat dilihat pada gambar 11.
30
25
Energi(Joule)
20
15
10
5 packetloss, yaitu menggunakan 101 node sebagai
0 device dan sebuah koordinator PAN. Besar payload
10m 20m 30m 40m 50m 60m 70m 80m
Gambar 11. Hubungan Besar Energi (Joule) terhadap
parameter Jarak untuk RN-
Tampak pada gambar di atas terjadi kenaikan energi
pada payload 60 bytes dari jarak 70 ke 80 meter.
Adapun penyebab kenaikan energi tersebut adalah
meningkatnya jumlah paket yang hilang (Gambar 13)
retransmisi paket.
3. Parameter Delay
15 30 1jam Langkah yang digunakan untuk mengukur nilai delay
dalam skenario 2 adalah mengirimkan 3 jenis paket
dengan payload sebesar 30, 60, dan 90 bytes dengan
rentang jarak yang berbeda-beda, berkisar dari 10
hingga 80 meter. Rate yang digunakan oleh semua
payload adalah 5 kbps. Hal ini diperuntukkan untuk
melihat hubungan antara jarak dengan nilai delay.
120
EndtoEndDelay(ms)
30bytes
100
60bytes
80
90bytes
60
40
20
0
10m 20m 30m 40m 50m 60m 70m 80m
Gambar 12. Nilai end-to-end delay terhadap jarak
pada skenario RN-
Dari hasil percobaan pengiriman paket melalui
koordinator PAN pada Gambar 11 didapatkan bahwa
ukuran paket yang semakin besar dengan jarak yang
semakin jauh antara node pengirim dan penerima
mengakibatkan meningkatnya nilai delay. Untuk
ukuran paket dengan payload sebesar 30 dan 60 bytes
didapatkan nilai delay yang masih ditolerir dengan
syarat jarak antara node pengirim dan penerima
maksimal 70 meter. Sedangkan untuk payload 90
bytes jarak maksimal yang dapat ditempuh untuk
mendapatkan nilai delay yang ditolerir menjadi lebih
pendek, yaitu 60 meter. Adapun nilai delay yang
ditolerir untuk aplikasi otomasi rumah adalah dibawah
10 ms/hop atau 10 ms/10 meter [3].
Hal ini mengindikasikan jarak maksimal antara
node pengirim dan penerima pada jaringan WSN
dengan topologi mesh dan skenario RN- berkisar pada
60 hingga 70 meter dengan besar paket 90 bytes.
4. Parameter Packetloss
Percobaan dilakukan untuk melihat persentase paket
yang hilang selama proses pengiriman beserta
penyebabnya. Adapun skenario yang dipakai sama
30bytes
dengan percobaan pada perhitungan delay dan
60bytes
90bytes
yang digunakan yaitu 30, 60, dan 90 bytes. Dalam
percobaan tidak disertakan background traffic dengan
asumsi tidak ada proses pengiriman data lainnya
selama simulasi. Pemodelan error yang digunakan
7
adalah distribusi Uniform dengan error rate sebesar ditarik kesimpulan bahwa untuk besar paket dibawah
0.2 %. 90 bytes dengan rate sebesar 5 kbps pada topologi
7
mesh masih dimungkinkan untuk diaplikasikan pada
30bytes otomasi rumah.
6
Packetloss(%) 60bytes
5 Skenario untuk RN+ (langsung, tanpa melalui
90bytes
4 Koordinator PAN)
3
2 1. Parameter Interval
1
Skenario ini dimaksudkan untuk mengetahui
0
konsumsi energi dalam beberapa interval waktu
10m 20m 30m 40m 50m 60m 70m 80m
pengiriman dari 3 besar payload yang berbeda, yaitu
30, 60, dan 90 bytes. Jarak antara node pengirim dan
node penerima 20 meter, sedangkan energi yang
Gambar 13. Persentase Paket yang hilang pada
dihitung adalah energi yang terpakai pada node
skenario RN-
pengirim.
Paket yang hilang selama proses transmisi disebabkan 3.5
30bytes
oleh banyak hal. Penggunaan model error 3
60bytes

Energi(Joule)
mengakibatkan beberapa paket ditandai sebagai paket 2.5
90bytes
dengan bit yang rusak. Jika mekanisme error 2
correction pada protokol IEEE 802.15.4 tidak mampu 1.5
mengatasi bit yang rusak tersebut maka paket tersebut 1
akan dibuang. Penyebab lainnya yang tak kalah 0.5
penting adalah lemahnya sinyal yang ditandai dengan 0
nilai LQI yang rendah pula. Jarak yang terlalu jauh 1 10 30 1 5 15 30 1jam
mengakibatkan sinyal menjadi menurun sehingga detik detik detik menit menit menit menit
paket tidak dapat sampai ke node tujuan dengan
selamat.
Gambar 15. Hubungan Pemakaian Energi (Joule)
5. Parameter Throughput terhadap Interval untuk RN+

Nilai throughput berbanding terbalik dengan besarnya

packetloss. Dengan demikian turunnya nilai Grafik pada gambar 15. menunjukkan hasil untuk
throughput disebabkan oleh naiknya nilai packetloss. node dengan pengiriman paket setiap 1 detik dengan
Hasil dari perhitungan throughput dari node pengirim besar payload 30 bytes akan menghabiskan batere
ke node penerima pada skenario 2 dapat dilihat pada Akalin tipe AA selama kurang lebih 8.3 bulan, dan
Gambar 14. jika interval pengiriman paket adalah 1 jam akan
80
menghabiskan energi batere selama kurang lebih 16.9
bulan atau 17 bulan.
70
Sedangkan untuk payload sebesar 60 bytes akan
Throughput(kbps)

60
menghabiskan masa hidup batere selama kurang lebih
50
6.8 bulan, dan payload sebesar 90 bytes akan habis
40 dalam selang waktu 5.8 bulan. Pengiriman paket
30 dengan payload 60 bytes maupun 90 bytes dalam
20 30bytes interval waktu 1 jam akan menghabiskan waktu hidup
10 60bytes batere yang setara dengan 16.9 bulan. Dalam
0 90bytes perhitungan masa hidup batere, diasumsikan 1 bulan
10m 20m 30m 40m 50m 60m 70m 80m sebanding dengan 30 hari.
Gambar 14. Nilai rata-rata throughput Protokol IEEE 802.15.4 didesain untuk transfer rate
pada skenario RN- dan energi rendah, yaitu untuk masa hidup batere
antara 6 bulan hingga 2 tahun [9]. Hasil simulasi
membuktikan bahwa batere untuk masing-masing
Hasil simulasi menunjukkan nilai throughput yang node yang berfungsi sebagai device pada skenario
turun karena bertambahnya jarak ternyata tidak terlalu RN+ dapat bertahan hingga kurang lebih 2 tahun
signifikan. Menurunnya nilai throughput yang tidak dengan besar paket yang optimal adalah 30 bytes dan
signifikan dikarenakan besar paket yang dibuang rate sebesar 5 kbps.
relatif kecil dibandingkan dengan total paket yang Dari hasil simulasi dapat ditarik kesimpulan bahwa
dikirim selama proses pengiriman data, yaitu di energi yang dikonsumsi oleh node pengirim dalam
kisaran nilai dibawah 7%. Dari hasil simulasi dapat skenario RN- maupun RN+ tidak memiliki perbedaan
8
yang sangat besar selama jarak yang digunakan oleh
keduanya sama.
2. Parameter Jarak
Pengukuran energi dilakukan pada node pengirim
dengan interval pengiriman paket yang tidak berbeda
dengan skenario RN-, yaitu setiap 1 detik. Asumsi
yang digunakan untuk menghitung jarak juga sama,
yaitu 10 meter setara dengan jarak 1 hop. Hasil
percobaan dapat dilihat pada Gambar 16.
Dari hasil percobaan pengiriman paket dengan
payload 90 bytes tanpa melalui koordinator PAN
didapatkan nilai delay sebesar 99.944 ms pada jarak
80 meter. Nilai delay tersebut melebihi nilai rata-rata
delay yang ditolerir untuk aplikasi otomasi rumah
yang berkisar pada nilai 80 ms pada jarak 80 meter
[3]. Penyebab naiknya nilai delay adalah banyaknya
sinyal yang diterima tidak cukup kuat untuk
mentransmisikan paket sehingga paket harus dibuang.
Dalam dokumen penelusuran paket yang dibuang
karena sinyal lemah adalah LQI.

30 4. Parameter Packetloss
25
Packetloss dicari melalui skenario yang sama dengan
Energi(Joule)

20 pengiriman paket pada RN-, yaitu pengiriman 3

15 payload yang berbeda pada kisaran jarak 10 hingga 80
30bytes
10
meter. Hasil simulasi dapat dilihat pada gambar 18.
60bytes
5 8 30bytes
90bytes

Paketloss(%)
0 6 60bytes
10m 20m 30m 40m 50m 60m 70m 80m 4 90bytes

Gambar 16. Hubungan Pemakaian Energi (Joule) 2

tehadap Jarak untuk RN+
0
Peningkatan energi pada jarak ke 20 meter disebabkan 10m 20m 30m 40m 50m 60m 70m 80m
oleh paket yang dibuang sebagai akibat karena
kualitas sinyal yang kurang baik. Indikator dari Gambar 18. Persentase Paket yang hilang pada
kurang baiknya sinyal dapat dilihat pada dokumen skenario RN+
penelusuran hasil simulasi (*.tr) dari parameter nilai
Link Quality Indicator (LQI). Adapun penyebab meningkatnya paket yang dibuang
adalah menurunnya kualitas sinyal yang
3. Parameter Delay diindikasikasikan dengan kode LQI pada paket yang
dibuang.
Skenario ini digunakan untuk mengetahui hubungan Penyebab packetloss selain menurunnya kualitas
antara jarak dengan nilai delay. Parameter input yang sinyal adalah kapasitas buffer dari node penerima
digunakan masih sama dengan skenario yang sehingga paket harus dikirim ulang. Kapasitas buffer
digunakan dalam RN-, yaitu mengirimkan 3 jenis dari masing-masing node ditunjukkan oleh kode IFQ
paket dengan payload sebesar 30, 60, dan 90 bytes pada dokumen penelusuran.
dengan rentang jarak yang berbeda-beda, berkisar dari
10 hingga 80 meter. Rate yang digunakan oleh semua 5. Parameter Throughput
payload adalah 5 kbps. Pembedanya adalah jika RN-
pengiriman paket melalui koordinator PAN, Nilai throughput yang dihitung pada skenario 2
sedangkan pada RN+ langsung menuju node tujuan dilakukan dengan mengirimkan paket yang berbeda-
tanpa harus melalui koordinator PAN. Hasil simulasi beda pada jarak 10 meter sampai 80 meter selama 1
dapat dilihat pada gambar 17. jam.

120 80
70
EndtoendDelay(ms)

100
Throughput(kbps)

30bytes
80 60
60bytes 50
60
40 90bytes 40 30bytes

20 30 60bytes

0 20 90bytes
10m 20m 30m 40m 50m 60m 70m 80m 10
0
10m 20m 30m 40m 50m 60m 70m 80m
Gambar 17. Nilai end-to-end delay terhadap jarak
pada skenario RN+ Gambar 18. Nilai rata-rata throughput
pada skenario RN+
9
Hasil yang tidak jauh berbeda untuk perhitungan nilai
throughput pada skenario pengiriman paket secara
langsung ditunjukkan pada gambar 18. Kisaran
persentase throughput yang diterima adalah 93%
hingga 99% dari total paket yang dikirim selama
proses komunikasi data berlangsung. Hal ini
membuktikan pemilihan skenario RN- atau RN+ tidak
akan terlalu berpengaruh dalam protokol ruting
AODV selama jarak yang dipakai pada kedua
skenario adalah sama.
V. KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan adalah :
1. Node yang berfungsi sebagai device dalam
jaringan IEEE 802.15.4 bertopologi star mampu
bertahan selama 6 bulan hingga 2 tahun dengan
catu daya berasal dari batere sekelas Alkalin tipe
AA jika selama proses komunikasi data tidak
mengaktifkan protokol ruting tertentu.
2. Mekanisme pengiriman paket secara bergantian
pada topologi star dengan 6 node dapat
meningkatkan throughput dibandingkan dengan
pengiriman paket secara serentak.
3. Batere untuk masing-masing node yang berfungsi
sebagai device pada skenario pengiriman data
melalui koordinator PAN dapat bertahan hingga
kurang lebih 2 tahun dengan besar paket yang
optimal adalah 30 bytes dan rate sebesar 5 kbps
4. Persentase throughput yang diterima pada
topologi mesh adalah 93% hingga 99% dari total
paket yang dikirim. Hal ini membuktikan
pemilihan skenario RN- atau RN+ tidak akan
terlalu berpengaruh dalam protokol ruting AODV
selama jarak yang dipakai pada kedua skenario
adalah sama.
5. Pengiriman paket dengan payload 90 bytes tanpa
melalui koordinator PAN menghasilkan nilai
delay sebesar 99.944 ms pada jarak 80 meter.
Nilai delay tersebut melebihi nilai rata-rata delay
yang ditolerir untuk aplikasi otomasi rumah yang
berkisar pada nilai 80 ms pada jarak 80 meter.
6. Penyebab meningkatnya paket yang dibuang
adalah menurunnya kualitas sinyal yang
diindikasikasikan dengan Link Quality Indicator
(LQI), dan penuhnya kapasitas buffer dari node
penerima yang diindikasikan dengan kode IFQ.
REFERENSI
[1] Anonim. (2008) : Wireless Sensor Network
MeshNetics Learning Courses, di unduh dari
alamat www.meshnetics.com/learning, pada
April 2009.
[2] Burchfield, T. Ryan dan S. Venkatesan :
Maximizing Throughput in Zigbee Wireless
10
Sensor Network through Analysis, Simulations
and Implementation. White paper. 2006.
[3] Callaway, Ed., Gorday, Paul., dan Hester,
Lance., A. Gutierrez, Jose., Naeve, Marco.,
Heile, Bob. : Home Networking with IEEE
802.15.4: A Developing Standard for Low-rate
Wireless Personal Area Networks, IEEE
Communications Magazine, Agustus 2002.
[4] Dermawan, Candra. Zigbee : Teknologi Wireless
Masa Depan, di unduh dari alamat
http://candra.us/blog/?p=75 pada April 2009.
[5] Gunarto, Thomas Yuni : ANOVA (Analysis of
Variation), E-book untuk Materi Kuliah
Statistika, Universitas Gunadharma, 2008.
[6] Iqbal, Muhammad Syamsu : Studi Kinerja
Protokol IEEE 802.15.4 untuk Jaringan Sensor
Nirkabel Adhoc, Thesis, Bandung: ITB, 2008.
[7] J. Zheng dan M.J.Lee : A Comprehensive
Performance Study of 802.15.4, IEEE Press
Book, 2004.
[8] J. Zheng : Zigbee/IEEE 802.15.4 Routing
Simulation, Samsung/CUNY, 2003.
[9] Kinney, Patric (Chair of IEEE 802.15.4 Task
Group): ZigBee Technology: Wireless Control
that Simply Works, Communications Design
Conference, 2003.
[10] Marandin, Dimitri : Simulation of IEEE
802.15.4/ZigBee with Network Simulator-2 (ns-
2), di unduh dari alamat http://www.ifn.et.tu-
dresden.de/~marandin/ZigBee/ZigBeeSimulation.
html pada Maret 2009.
[11] Myers, Raymond dan Walpole Ronald : Ilmu
Peluang dan Statistika untuk Insinyur dan
Ilmuwan, Penerbit ITB, 1995.
[12] Pruim, Randall : ANOVA (Analysis of
Variation), Department of Mathematics and
Statistics at Calvin College, E-book untuk Materi
Matematika, di unduh dari alamat
http://www.calvin.edu/~rpruim/courses/m143/F0
0/ pada Mei 2009.
[13] TechTarget : What is WPAN? di unduh dari
http://searchmobilecomputing.techtarget.com/sDe
finition/0,,sid40_gci837444,00.html], pada Mei
2009.
[14] UC Berkeley, LBL, USC/ISI, and Xerox PARC :
The ns Manual, Maret 2008.
[15] Wirawan, A.B. dan Eka Indarto : Mudah
Membangun Simulasi dengan Network
Simulator-2, Penerbit Andi, Yogyakarta., 2004
 PERF
FORMANNCE ANAALYSIS OF
O ZIGBEEE PROT
TOCOL OON
WIIRELESS
S PERSO
ONAL ARREA NETW
WORK (WWPAN)
Verra Suryanii1, Yudi Sattria Gondokaryono2
Electrrical Engineering Master Program,
P Sek
kolah Teknik k Elektro dan
n Informatikaa
Institut Teeknologi Band
dung, Jl Gan
nesha 10 Band dung, 022-25000985
mbakvera@@gmail.com1, yudi@stei.itbb.ac.id2

Abstractss In this study,

s we exxamined the use of 2. THE
EORY
protocol Zigbee / IEE EE 802.15.4 in Wireless Sensor
Network (WSN) withh a measuree of energy, delay, A. Wireless Peersonal Area Network
N (WPA
AN)
packetlosss, and thrroughput as the perforrmance
parameteers of the protocol.
p Measurement iss done WPAN is a network that connectting wirelesss
through ssimulator usinng the Networrk Simulator 2 (NS- deevices in shoort range, abbout few meeters. WPAN N
2). Fromm the results of o the experim ment yields thhat the
concept is plug in, in ideal condition
c PAN
N devices cann
type of B Battery Alkalline AA type that is used as the communicate iff connect cloose automatically. Devicess
power poortion of the node
n (as a devvice) in the network
n thaat connectedd can be lo ocked by other
o devicess
Zigbee/IE EEE 802.15.4 4 can last appproximately 7 month
sellectively to avoid intterference or o unwantedd
with the time intervall of packets is i 1 second. ForF the infformation acccess from otther devices [13]. WPAN N
time inteerval of 1 hour it was fouund that the Battery
B
tecchnology devveloped by IE EEE is 802.15.4 for loww
results arre able to survvive 17 montths. Based on a time
poower consumpption WSN.
interval tthat was foundd has a consummption of enerrgy but
not the same as with the t large paylload. Besides energy
parameteer is also influuenced by the large packet and
a the nsor Networkk (WSN)
B. Wireless Sen
distance uused.
WSN is build
b for moonitoring, conntrolling andd
Keywordds : Zigbee/IIEEE 802.15..4, WSN, WP
PAN, , combination booth of them [11]. For monitooring, usuallyy
delay, paacketloss, thro
oughput. W
WSN used forf temperatture telemettry, pressuree
tellemetry etc. Inn controlling,, WSN used for commandd
traansmission wirelessly
w for actuator succh as switch,,
1. INTRODUC
CTION robbot etc.
In industriial field, devvelopers or vendors
v needd
Wireeless Sensor Network
N (WSSN) is a distributed staandardization to ensure devices froom differentt
system aand consist of sensor deevices, data packet veendors can communicate.
c Standard foor WSN aree
transmittter, and operrated on wirreless networrk, has IE
EEE 802.15.4 by IEEE andd Zigbee that was developtt
limitationn in energy. WSN waas implementted for byy Zigbee Alliannce [1].
monitorinng and controolling processees in industriaal field,
for patiient monitorring in meddical field, house
automatioon applicationn, and trafficc controlling. Every
sensor deevices was commpleted by poower supply, usually
u
as batteryy.
Zigbbee/IEEE 80 02.15.4 prottocol is wireless
w
communiication proto ocol which has h communnication
range abbout 100 metrres and low powerp consum mption. (a))
This chharacteristic makes Zigbbee/IEEE 8002.15.4
protocol frequent used with WS SN to save sensor
devices power. In wireless
w commmunication, power
saving beecomes imporrtant issue.
In thhis research, power conssumption of sensor
devices aand WSN usinng Zigbee/IEE EE 802.15.4 protocol
was studdied. We use total energy consumptionn for 1
hour obbservation inn star and mesh topolo ogy as (b))
performaance parameeter. Other parameterss that Figure 1. (aa) WSN for moonitoring (b) WSN for
measuredd are delay, paacketloss, andd throughput. ng [1]
controllin

1
C. IEEE
E 802.15.4 annd Zigbee
Zigbbee come from m words zig annd bee, zig has mean
zig-zag m movement annd bee is ann insect. Thee name
notice tthat the prootocol imitattes bee in spread
informatiion about honney to other beeb [4]. Zigbee was
developeed by Zigbee Alliance as altenative protocol
which haas low power consumptionn, low data ratte, low
cost, andd targeted forr wireless nettwork in autoomation
and remmote controlled applicationn. IEEE Com mmittee
802.15.4 worked for low l data rate protocol deciided to
merge wwith Zigbee Alliance
A and use Zigbee as
a trade
mark.
Funddamental diffeerences betweeen Zigbee angg IEEE
802.15.4 are layer coverage handles by each
Committtee. IEEE 8022.15.4 focusess on 2 lowestt layer,
physical layer and MAC layerr. Whereas Zigbee
Alliance focus on 2 other protocolss, layer netwoork and
layer aapplication [2]. Zigbeee/IEEE 8002.15.4
architectuure can be seeen at Figure 2 below.
recceived a RouteRequest,
R node willl prepare a
RoouteReply if valid
v route to destination exist.
e Validityy
off route is determined
d inn intermediaate node byy
comparing sequ uence numberr in intermediaate node withh
deestination seqquence numbeer in RouteR Request. If a
RoouteRequest received
r morre than one time whichh
inddicate
If a RouteeRequest receeived repeateedly, the pairr
inddicated by thet BcastID-S SrcID, then the copy iss
remmoved. All inntermediate nodes have a validv route too
thee destination, or destinationn node itself is allowed too
sennd packets too RouteReply source. Eachh intermediatee
noode, while a forward
fo RouteeRequest, enteer the addresss
off the node befoore and BcastIID it. Use a tim
mer is used too
remmove this enntry in the case of a RouteReply nott
recceived before the time runs out. This helpps in saving a
paath that is acctive at the intermediate node wheree
AO ODV does noot use sourcee routing of data packets..
W
When a nodde receives a packet RouteReply,,
infformation abo out the previouus node wheree the packet iss
recceived to forwward the storeed data packeet to the nodee
aftter the node to
o the destination node.

3. MOD
DELING AND SIMULAT
TION

Modeling of energy usage and AO ODV routingg

prootocol in WSN
W network for IEEE 802.15.4
8 wass
conducted by Network
N Simuulator 2 (NS2). Modelingg
annd simulation will
w describe below.
b

A. Modelling
Figure 2. Zigbee Archhitecture
Ennergy
D. Adhooc On-demaand Distancee Vector (A
AODV) Ennergy on the Network
N Sim
mulator 2 is mmodelled as ann
Prottocol atttribute of the node that reprresents the ennergy level onn
thee node. Modeeling is made using
u a class EnergyModel
E l
[144] and definedd in the follow
wing:
AOD DV routing protocol
p usess approach base on class EnnergyModel : public TclObject
necessityy to find path, path will available only if needed public:
by sourcce node to trransmit data packet. AOD DV use EnergyMoodel(double energy) energy_ =
destinatioon sequence number
n to inddentify newesst path. energy;
inline double
d gy() return energy_;
energ
Major diffferences betw ween AODV and a Dynamic Source inline void
v setener
rgy(double e) energy_ =
Routing ((DSR) are DS SR uses source route which h a data e;
packet bbrings compleete path thatt will be cro oss. In virtual void DecrTxxEnergy(doub
ble txtime,
AODV, source nodee and interm mediate nodee save double P_tx)
P
energy_ -= (P_tx * txtime);
informatiion for nextt hope abouut each dataa flow virtual void DecrRccvEnergy(dou
uble
transmisssion. In routting on-demannds protocol, source rcvtime,, double P_r
rcv)
node floods route reqquest packet in network when w a energy_ -= (P_rcv * rcvtime);
protecteed:
route does not availaable for wantted destination. The double energy_;
e
method could
c result so
ome route for different routte from Ass seen from thhe EnergyMod del Class defiinition above,,
a single rroute request. Major differeence between AODV
A theere is only a single class variable eneergy_ whichh
and otheer routing on--demand is usageu of desttination reppresents the leevel of energyy in the nodee at any givenn
sequencee number (DeestSeqNum) tto determine up-to- tim
me. The consstructor EnerrgyModel(energy) requiress
date paath to destinnation. A node n updatee path thee initial-energgy to be passsed along as a parameter..
informatiion only if DestSeqNum frrom received packet Thhe other class methods are used
u to decreaase the energyy
bigger thhan las DestS SeqNum whicch is saved in last levvel of the node for every e packett transmittedd
packet. (DDecrTxEnergy( (txtime, P_ _tx)) and every
e packett
A RRouteRequest bring sourcee identifier (S SrcID), recceived ( DecrrRcvEnergy (rcvtime,
( _rcv)) by the
P_ e
destinatioon identifierr (DestID), source sequence
recception of pacckets at the no
ode. When thee energy levell
number (SrcSeqNum)), destinationn sequence number n
at the node goes down to zerro, no more packets can bee
(DesSeqN Num), broadccast identifier (BcastID), annd time recceived or trannsmitted by thhe node. If traccing is turnedd
to live (TTTL). DestSeeqNum indicaates novelty of o path
onn, line DEBUG: node <node-id> dropping pkts duee
whichrecceived by soource. When intermediatee node
to energy = 0 is printed in the tracefile.

2
The enerrgy model useed in simulation is adopted from access to alll the primitivve and the MA
AC layer as a
model m
made by Liang g Jian Zheng Cuny's
C Univerrsity in wrapper of the primitivess.
New Yorrk and Vijay Kakadia from m the Univerrsity of c. IEEE 802.115.4 PHY
Southernn California [8
8]. Contain thhe implementtation of thee PHY layerr
primitives.
d. IEEE 802.115.4 MAC
AODV Routing
R Protoocol
Contain thhe implementtation of the MAC layerr
Routing m
model in NS-22 generally coonsists of 3 paarts:
primitives.
a. Routting agent : to forward and a receive packets
p
Figuree 4. IEEE 802 2.15.4 Modulss in NS-2
withh neighbors noode
b. Routte logic : con ntains informmation gathered from
C. Topology
the rrouting agent (or a databaase that contaains the
topology used in the
t static routiing)
c. Classsifiers : loccated in the node, is used to
calcuulate the routting table so that packets can be
forwwarded to the destination
d node

Routing implementatioon of new prrotocols, e.g. AODVA

sometimees does not need the third part in the abbove to
implemennt all. This only happenns if a prevviously
created rrouting agent that has a behhavior that is almost
the samee as AODV V, e.g. routinng Distance Vector
protocol. If a protocool routing usinng the classiffier has
withdrawwn, then the protocol
p will have another object Toopology used in
i this researcch are star andd mesh.
called a module rouuting (routingg module). Routing
R 1. Star Topollogy
module responsible for managinng all functioons of
blocks aand make thee interface withw the node. The
process oof interaction of the node, the module routing,
r Thhe use of star
s topology
y in the sim
mulation wass
and routiing can be seen in Figure 3. inttended to rep
plicate the reaal conditions of the IEEE E
8002.15.4 sensor applicaations in the home..
In star topologyy used 6 nodees with the explanation ass
folllows:
a. Node 0 asa PAN Coorddinator
b Node 1, 2,
b. 2 3, 4, 5, and 6 is a device that has 100
meters inn distance froom the PAN N coordinator..
Node 1 isi the device 1, node 2 is the device 2,,
node 3 iss the device 3, node 4 is the device 4,,
node 5 is a device 5 an
nd node 6 is thhe device 6.
3 Interaction between nodees, routing moodule,
Figure 3.
and rrouting. Brokeen line shows the detail of the
t
proto
ocol routing [113]

AODV rrouting agentt uses same routing proto ocol of

Distance Vector. AOD DV modules that are used d in the
simulatioon is integrated
d in the NS-2 version of 2.3
31. Figure 5. Star Topollogy on simulation
Staar topology iss used in scenaario 1 becausee the topologyy
B. Simuulation is sufficient for a home area coverage
c [3].

2. Mesh Topoology
Simulatioons are made to simulate thhe protocol in n IEEE
802.15.4 NS-2 modulees use the folloowing [8]: Mesh topollogy is used in n the simulatioon for routingg
a. Wireeless Scenarioo Definition : process prootocol modeliing in the IE EEE 802.15.44
Usedd to define the network toppology, the seelection network. Topology
T is seelected for IE
EEE 802.15.44
protoocol routing,, animation on the simuulation, for larger nodes
n and wid der area fromm the previouss
evennt handling, such as iniitializing thee PAN topology. Mesh
M topologgy used in thhe simulationn
coorrdinator, the selection off radio propaagation can be seenn in Figure 7.
moddel, the distancce of radio trransmission, antenna
a
moddel, the queue used in the buffer,
b the erroor link,
traffi
fic patterns, structure of thhe superframee , and
for thhe process at the
t application.
b. Servvice Specific Convergence
C S
Sub-layer (SSCCS)
This module is an interface between LL LC and
MAC C layer (Figuure 4). Its funnction is to provide
p

3
 (RN-) and without going through the PAN coordinator
Figure 7. Mesh Topology on Simulation (RN +). Packets size used are the same as scenario 1,
which is 30 bytes, 60 bytes, and 90 bytes. While the
D. Simulation Scenario distance that is used ranges from 10 meters to 80
meters. Parameter inputs for the energy can be seen in
Scenario 1 : table 1. Of each scenario is not given background traffic
Topology is star, used to determine the energy with the assumption that the IEEE 802.15.4 network is
consumed by each node with the different time interval not used to transmit other data such as the Internet.
and distance variety. The parameters used as input for
the simulation are presented in Table 1. IV. RESULT AND DISCUSSION
Table 1. Simulation Input Parameter
Parameter Spesification Experiments conducted with scenario 2 as described
Distance between nodes 10 meter in section 3 is used to determine the performance of the
Packet size 30 bytes, 60 bytes, and protocol on the IEEE 802.15.4 Wireless Sensor
90 bytes Network. Parameter is observed that large energy, large
Packet rate 5 Kbps throughput, delay, and packet loss from the node that
Initial Energy 13770 Joules
functions as a device. Large energy is calculated from
Energy that is used to send 0.0744 Watt
the node that functions as a device, not from the node
the packet (txPower)
Energy used to receive the 0.0648 Watt that functions as a PAN coordinator. This is because the
packet (rxPower) node that functions as the device is only provided with
Energy at idle or sleep 0.00000552 Watt or5.52 the Battery for the charged portion, while the PAN
W coordinator, usually get a portion directly from the
Long simulation 3600 s power grid. Value that is displayed on the graph is the
Error model Uniform distribution average value of all nodes.
Calculation of initial energy or energy obtained from
the initial assumption that battery is used by the node is A. Scenario 1 Analysis
AA type Alkaline which voltage is 1.5V and set the
constant current of 15 mA. Battery life time is 170 This scenario is used to give a picture how much energy
hours [10]. (in Joule) issued by the node using the protocol of IEEE
Energy (in Joule) = Power (in Watt) x time (in 802.15.4 MAC layer on it. Simulation is done with the
seconds) time interval is different, the distance is different and
Energy (in Joule) = (1.5 x 15.10-3) Watt x the energy is calculated average energy used on the
(170 x 60 x 60) seconds node that the sender of 6 units. Size rates on the packet
Energy (in Joule) = 13770 Joule and the simulation is adjusted to the large packet and
rate of application used in home automation [3].
To calculate the energy used when sending the packet
current is set to 31 mA and voltage is 2.4 V, so power 1. Interval Parameter
that is used [10]:
txPower = 31 mA x 2.4 V Simulation tested in star topology with 6 nodes, with
txPower = 0.0744 watts each node send a packet every 1 second interval, 10
seconds, 30 seconds, 1 minute, 5 minutes, 15 minutes,
To receive a packet with the same size as the current 27 30 minutes, and 1 hour to node 0 which acts as the PAN
mA and voltage of 2.4 V, so power was used [10]: coordinator . Given the sender and the recipient node,
rxPower = 27 mA x 2.4 V there is only 1 line directly without going through the
rxPower = 0.0648 watt other node, then the mechanism routing in non-active.
5
Meanwhile, energy used for simulating a node in idle or 30bytes
4
sleep condition is 0.00000552 watt generated from the 60bytes
flow of 2.3 A and the voltage of 2.4 V [10]. 3 90bytes
In scenario 1 this will be tested by disabling the routing 2
protocol since there is no intermediate nodes between
1
source and destination. Of each case are given time
interval that is different in the delivery of paketnya, 0
namely: 1 seconds, 10 seconds, 30 seconds, 1 minute, 1 10 30 1 5 15 30 1jam
15 minutes, 30 minutes,and 1 hour. Distance used in the detik detik detik menit menit menit menit
simulation is 10 meters, 15 meters, 20 meters, 25
meters, 30 meters, 35 meters and 40 meters.
Figure 8. The relationship of energy consumption
Scenario 2 : (Joule) of the parameter interval
Simulations in scenario 2 is used to view the behavior
of AODV routing protocol in wireless network based Based on the results obtained in the simulation, it can
on IEEE 802.15.4. Simulation scenario 2, is divided in be seen that the decrease in energy occurs a significant
2 ways: sending the packet through the coordinator interval of 1 second interval to 10 seconds. This is due

4
 to the interval 10 seconds longer node in the sleep
condition than in the condition and receive data to send. B. Scenario 2 Analysis
Thus, the short interval of the packet the more likely
that energy used. Scenario 2 is used to simulate WSN network topology
that is different from the scenario 1. If scenario 1 using
2 Distance Parameter a star topology, the topology used in the scenario 2 is a
mesh. Performance parameters that are used together
Simulation is done on the star topology with 6 nodes, with the scenario 1, the most energy in the interval of
with the distance of the node that functions as a device time and distance, end-to-end delay, packetloss, and
with the PAN coordinator, ranging from 10 meters, 15 throughput. Due to many nodes that are involved in
meters, 20 meters, 25 meters, 30 meters, 35 meters to scenario 2 is the protocol in routing switch to facilitate
40 meters. Energy is an energy that is calculated based the search path between the sender node and the node
on the average of the sender node. receiver. Routing The protocol used was AODV.
12
10 Scenario for RN- (through PAN Coordinator)
8
1. Interval Parameter
6 Topology that is used in scenario 2 is a mesh with 101
4 30 nodes. The distance between the sender node and the
bytes
2 recipient node about 20 meters. Energy is calculated
60
bytes on the node that the sender used.
0
10m 15m 20m 25m 30m 35m 40m 3.5
30bytes
3
60bytes
2.5

Energi(Joule)
Figure 9. The relationship of energy consumption 90bytes
2
(Joule) of the distance parameter
From Figure 9, the increase of energy going on the 1.5
distance of 20 to 30 meters. This is by far the more 1
distance that result in increased power required by the 0.5
dispersed nodes sender. The increase is not caused by 0
the energy lost when the packet data communication 1 10 30 1 5 15 30 1jam
takes place because the received throughput is 100%. detik detik detik menit menit menit menit

3. Delay, Packetloss and Throughput Parameter Figure 10. Relations of Energy (Joule)
of parameter interval for RN -
Results delay calculation in scenario 1 can be seen in
Table 2. Results of the experiment can be seen in Figure 10.
Table 2. End-to-end delay in scenario 1 Figure 10 shows that for the node with the packet of
every 1 second with 30 bytes of payload will spend
Alkaline Battery type AA for about 8 months, and if the
10 m 15 m 20 m 25 m 30 m 35 m 40 m
30 packet is the interval of 1 hour will consume energy
bytes 2.59197 2.59197 2.59197 2.59197 2.59197 2.59197 2.59191 battery for about 16.9 months or 17 months.
60
bytes 3.55197 3.55197 3.55197 3.55197 3.55197 3.55197 3.55191 While for the payload of 60 bytes will spend time
90 during the life battery approximately 6.7 months, and
bytes 4.51197 4.51197 4.51197 4.51197 4.51197 4.51197 4.51192
payload of 90 bytes will be out in time-lapse of 5.7
months. Shipping packet with 60 bytes payload and 90
Value of end-to-end delay from node to node of the
bytes in 1 hour time interval will spend Battery life is
recipient is not different for the range of 10 to 40
equal to 16.9 months. In the calculation of Battery life,
meters. This is caused by the distance that is not
it is assumed proportional to the 1 month 30 days.
significant compared with the electromagnetics
Simulation results show that the Battery to each node
propagation waves in the air as much as 3108 m/s.
that functions as a device in the scenario of data
Packetloss for all nodes and all the payloads is the
through the PAN coordinator can stand up to more than
same, that is 0%. While the throughput for the payload
2 years old with a big packet that is optimal 30 bytes
of 30 bytes 1508 kbps, 60 bytes for the payload of 3024
and rate of 5 kbps.
kbps, and 90 bytes for the payload of 4536 kbps. From
the results of the experimental results obtained for the
2. Distance Parameter
star topology with 6 nodes and the transmission
mechanism will be alternately throughput of 100% of Energy measurement is done on the node with the
the total packet that is sent. However, if the delivery is interval of 1 packet per second. Given the topology of
done simultaneously so the throughput will be reduced the mesh used is a 10 meter distance is equivalent to the
in line due to the increased packetloss by buffering distance of 1 hop. Results of the experiment can be seen
mechanism in the PAN coordinator is not able to handle in Figure 11.
all packets that come from all the nodes [6].

5

30
25
Energi(Joule)
20
15
30bytes
10
60bytes
5
90bytes
0 8
10m 20m 30m 40m 50m 60m 70m 80m
Figure 11. Relations of Energy (Joule) of the
parameters for the RN-Distance
Appear in the figure on the increase in energy occurs in
the payload 60 bytes from distance 70 to 80 meters. The
cause of the increase of energy is increasing the number
of packets that were lost (Figure 13) so that the node
should be issued to more energy retransmission packet.
3. Delay Parameter
Step that is used to measure the value of delay in the
scenario 2 is to send 3 types of packets with a payload
of 30, 60, and 90 bytes with a range of distance that is
different, ranging from 10 to 80 meters. Rate that is
used by all payloads is 5 kbps. This is to see the
relationship between distance with a value of delay.
120
EndtoEndDelay(ms)
30bytes
100
60bytes
80
90bytes
60
40
20
0 to recipient in scenario 2 can be seen in Figure 14.
10m 20m 30m 40m 50m 60m 70m 80m
Figure 12. Value of end-to-end delay on the distance to
the scenario-RN
From the experiment results of the packet through the
PAN coordinator in Figure 11 it was found that the size
of the packet that the greater the distance that the
remote node between the sender and the recipient of the
increasing value of delay. For the size of the packet
with the payload of 30 bytes and 60 obtained delay
values that are still tolerated provided that the distance
between nodes sending and receiving up to 70 meters.
While the payload to 90 bytes maximum distance that
can be applied to obtain the value of the delay to be
tolerated more short of 60 meters. The value of the
delay tolerated for the home automation application is
under 10 ms / hop or 10 meters ms/10 [3].
This indicates the maximum distance between the
sender and the recipient of the nodes in the WSN
network with mesh topology and scenario-ranges on the
RN 60 to 70 meters with 90 bytes of the packet.
4. Packetloss Parameter
Experiment conducted to see the percentage of packets
lost during the delivery process and its causes. The
6
scenario used in the experiment with the calculation of
delay and packetloss, namely the 101 and the device
node as a PAN coordinator. Payload size that used are
30, 60, and 90 bytes. Not included in the experiment
with the background traffic assumptions, there is no
other process of data during simulation. Modeling error
that is used is Uniform distribution with an error rate of
0.2%.
30
bytes
Packetloss(%)
6 60
bytes
4
2
0
10m 20m30m 40m 50m 60m 70m 80m
Figure 13. Packet lost percentage in scenario RN-
Packet lost during transmission caused by many things.
Use of the model error caused some of the packets
marked as a packet with the broken bit. If the error
correction mechanism in the IEEE 802.15.4 protocol is
not able to overcome the broken bit in the packet is
discarded. The cause of the other not less important is
the weak signal is marked with a value of LQI is also
low. The distance is too far cause the signal to be
decreased so that the packet can not be up to the node
with the destination safely.
5. Throughput Parameter
Throughput value proportionate to the size of the
inverted packetloss. Thus the decrease of throughput
value caused by the increase of packetloss value.
Results from the calculation of throughput from sender
80
Throughput(kbps)
60
40
20 30bytes
60bytes
0 90bytes
10m 20m 30m 40m 50m 60m 70m 80m
Figure 14. Average throughput on scenario RN-
Simulation results show the value of throughput is
down because of increased distance is not too
significant. The decreasing value of throughput is not
significant because of the discarded packet is relatively
small compared with the total packet that is sent during
data transmission, i.e. in the range of values under 7%.
From the results of the simulation can be drawn the
conclusion that for large packets under 90 bytes with a
rate of 5 kbps on the mesh topology is still possible to
apply in home automation.
Scenario for the RN + (directly, without going
through the PAN Coordinator)
1. Interval Parameter Figure 16. Relationships of the Energy (Joule) against
This scenario is intended for the consumption of energy distance for the RN +
in some time interval of the 3 large payload that is The Increasing energy at 20 meters is caused by signal
different, namely 30, 60, and 90 bytes. The distance quality. Indicators of signal quality can be seen on the
between the sender node and the recipient node 20 results of the simulation document (*. tr) as parameter
meters, while the calculated energy is the energy used values Link Quality Indicator (LQI).
in the sender node.
3.5 3. Delay Parameter
30bytes
3
60bytes This scenario is used to determine the relationship
Energi(Joule)

2.5
90bytes
between distances with a value of delay. Input
2
parameters used are the same as that used in the
1.5
scenario-RN, for sending 3 types of packets with a
1
payload of 30, 60, and 90 bytes with a range of distance
0.5 that is different, ranging from 10 to 80 meters. Rate is
0 used by all the payload is 5 kbps. The difference is if
1detik 10 30 1 5 15 30 1jam
the RN-delivery packet through PAN coordinator,
detik detik menit menit menit menit
while the RN + directly to the destination node without
passing through PAN coordinator. Simulation results
Figure 15. Relationships of the Energy (Joule) of the
can be seen in the Figure 17.
interval for the RN + 150

EndtoendDelay(ms)
Figure 15 shows the results for the node with the packet 100
30
bytes
of every 1 second with 30 bytes of payload will spend 60
Alkaline Battery type AA for about 8.3 hours, and if the 50 bytes

transmission interval is 1 day packet will Battery spend

energy for about 16.9 days or 17 days. 0
While for the payload of 60 bytes will spend Battery 10m 20m 30m 40m 50m 60m 70m 80m
life for about 6.8 hours, and payload of 90 bytes will be
out in time-lapse of 5.8 months. Shipping packet with Figure 17. Value of end-to-end delay on the
60 bytes payload and 90 bytes in 1 hour time interval distance to the scenario RN +
will spend Battery life is equal to 16.9 months. In the
calculation of Battery life, it is assumed proportional to From the results of the experiment with a packet of 90
the 1 month 30 days. bytes payload without PAN coordinator through the
IEEE 802.15.4 protocol is designed to transfer rate and established value of 99,944 ms delay on the distance of
low energy, namely for the Battery life between 6 80 meters. Value exceeds the value of delay is the
months to 2 years [9]. Simulation results prove that the average delay is tolerated for home automation
Battery to each node that functions as a device in the applications that range in value of 80 ms on the distance
scenario RN + can stand up to more than 2 years old of 80 meters [3]. The cause of increase in the value of
with a big packet that is optimal 30 bytes and rate of 5 delay is the number of the received signal is not strong
kbps. enough to transmit the packet so that the packet should
From the results of the simulation can be drawn the be discarded. In the packet of documents that are
conclusion that the energy consumed by nodes in the removed because the signal is weak LQI.
scenario RN- or RN + does not have a very big
difference over the distance that is used by both the
same. 4. Packetloss Parameter

2. Distance Parameter Packetloss searched through the same scenario with the
Energy measurement is done on the node with the transmission of the packet-RN, the payload of 3 on a
interval of the packet that does not vary with the different distance range 10 to 80 meters. Simulation
scenario-RN, which is every 1 second. Assumptions results can be seen in the figure18.
used to calculate the distance the same, namely a 10- 8 30
meter distance, equivalent to 1 hop. Results of the
Paketloss(%)

bytes
6
experiment can be seen in Figure 16. 4
60
bytes
30
2
25
Energi(Joule)

0
20 10m 20m 30m 40m 50m 60m 70m 80m
15
10
30bytes
Figure 18. Packet lost percentage in
5
60bytes
the scenario RN +
90bytes
The cause of the increased packetloss is decreasing the
0
10m 20m 30m 40m 50m 60m 70m 80m
quality of the signal was indicated with LQI code on the
packet are removed. The other reason of increasing

7
packetloss is decreasing the buffer capacity of nodes so Indicator (LQI), and full buffer capacity of the
that the recipient of the packet must be sent back. recipient node is indicated by the IFQ code.
Buffer capacity of each node is indicated by the code of
IFQ in tracing file.
REFERENCES
5. Throughput Parameter
[1] Anonim. (2008) : Wireless Sensor Network
Throughput value is calculated in the scenario 2 is done MeshNetics Learning Courses, di unduh dari
by sending a packet that vary on the distance of 10 alamat www.meshnetics.com/learning, pada April
meters to 80 meters for 1 hour. 2009.
80 [2] Burchfield, T. Ryan dan S. Venkatesan :
Maximizing Throughput in Zigbee Wireless Sensor
Throughput(kbps)

60
Network through Analysis, Simulations and
40 30
Implementation. White paper. 2006.
bytes [3] Callaway, Ed., Gorday, Paul., dan Hester, Lance.,
20 60 A. Gutierrez, Jose., Naeve, Marco., Heile, Bob. :
bytes
Home Networking with IEEE 802.15.4: A
0 Developing Standard for Low-rate Wireless
10m 20m 30m 40m 50m 60m 70m 80m Personal Area Networks, IEEE Communications
Magazine, Agustus 2002.
Figure 19. Average throughput
[4] Dermawan, Candra. Zigbee : Teknologi Wireless
on the scenario RN +
Masa Depan, di unduh dari alamat
Results are not much different for the calculation of the http://candra.us/blog/?p=75 pada April 2009.
value of throughput in the scenario packet directly [5] Gunarto, Thomas Yuni : ANOVA (Analysis of
shown in the picture 19. Percentage range of the Variation), E-book untuk Materi Kuliah Statistika,
received throughput is 93% to 99% of the total packet Universitas Gunadharma, 2008.
that is sent during the process of data communication in [6] Iqbal, Muhammad Syamsu : Studi Kinerja Protokol
progress. This election proves scenario-RN or RN + IEEE 802.15.4 untuk Jaringan Sensor Nirkabel
will not be too influential in the AODV protocol Adhoc, Thesis, Bandung: ITB, 2008.
routing distance used during the second scenario is the [7] J. Zheng dan M.J.Lee : A Comprehensive
same. Performance Study of 802.15.4, IEEE Press Book,
2004.
[8] J. Zheng : Zigbee/IEEE 802.15.4 Routing
V. CONCLUSION
Simulation, Samsung/CUNY, 2003.
[9] Kinney, Patric (Chair of IEEE 802.15.4 Task
Conclusions from the research are:
Group): ZigBee Technology: Wireless Control that
1. Node that functions as a network device in the
Simply Works, Communications Design
IEEE 802.15.4 star topology able survive for 6
Conference, 2003.
months to 2 years with the power derived from
[10] Marandin, Dimitri : Simulation of IEEE
Alkaline Battery type AA during the
802.15.4/ZigBee with Network Simulator-2 (ns-2),
communication if the data does not enable a certain
di unduh dari alamat http://www.ifn.et.tu-
protocol routing.
dresden.de/~marandin/ZigBee/ZigBeeSimulation.h
2. Packet delivery mechanism alternately on the star
tml pada Maret 2009.
topology with 6 nodes can increase the throughput
[11] Myers, Raymond dan Walpole Ronald : Ilmu
compared to the shipping packet simultaneously.
Peluang dan Statistika untuk Insinyur dan
3. Battery for each node that functions as a device in
Ilmuwan, Penerbit ITB, 1995.
the scenario of data through the PAN coordinator
[12] Pruim, Randall : ANOVA (Analysis of Variation),
can stand up to more than 2 years old with a big
Department of Mathematics and Statistics at Calvin
packet that is optimal 30 bytes and rate of 5 kbps
College, E-book untuk Materi Matematika, di
4. Percentage of throughput received on the mesh
unduh dari alamat
topology is 93% to 99% of the total packet that is
http://www.calvin.edu/~rpruim/courses/m143/F00/
sent. This election proves scenario-RN or RN +
pada Mei 2009.
will not be too influential in the AODV protocol
[13] TechTarget : What is WPAN? di unduh dari
routing distance used during the second scenario is
http://searchmobilecomputing.techtarget.com/sDefi
the same.
nition/0,,sid40_gci837444,00.html], pada Mei
5. Packet transmission with 90 bytes payload without
2009.
PAN coordinator through the value of 99,944 ms
[14] UC Berkeley, LBL, USC/ISI, and Xerox PARC :
delay on the distance of 80 meters. Value exceeds
The ns Manual, Maret 2008.
the value of delay is the average delay is tolerated
[15] Wirawan, A.B. dan Eka Indarto : Mudah
for home automation applications that range in
Membangun Simulasi dengan Network Simulator-
value of 80 ms on the distance of 80 meters
2, Penerbit Andi, Yogyakarta., 2004
6. The cause of the increasing packet is decreasing
the signal quality with indicator from Link Quality