Você está na página 1de 22

1

PERANAN PROGRAM KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH BAITUL MAAL


WAT TAMWIL ( KJKS BMT) DALAM PEMBERDAYAAN PELAKU USAHA
MIKRO KECIL MENENGAH DI KOTA PADANG

ARTIKEL

Oleh:

RIZKI AFRI MULIA


15208025

PROGRAM STUDI MAGISTER (S2)


ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2017
2

PERANAN PROGRAM KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH BAITUL MAAL


WAT TAMWIL ( KJKS BMT) DALAM PEMBERDAYAAN PELAKU USAHA
MIKRO KECIL MENENGAH DI KOTA PADANG

Rizki Afri Mulia, Afriva Khaidir, MAPA., Ph.D,Dr. Yulhendri, M.Si


Program Studi Magister Administrasi Publik
FIS Universitas Negeri Padang
Email: rizkiafri_mulia@yahoo.com

ABSTRACT
This research background was found in the implementation of the program Baitul Maal Wat
Tamwil (BMT) in Empowerments actors UMKM in Padang. The aims of this research was
to describe the implementation of Sharia Baitul Maal Wat Tamwil (KJKS BMT) Cooperative
Program and to know the impact of KJKS Program implementation through savings and loan
program in approaching the access of business capital to SMEs in Padang City. The method
used in this research was qualitative research using descriptive method. The research found
that the Role of Sharia Financial Services Cooperative Program Baitul Maal Wat Tamwil
(KJKS BMT) for the Empowerment of Micro Small Medium Enterprises has been effective
by providing financing in the addition of venture capital to UMKM for the development of
their business. Although the implementation of KJKS program has been in accordance with
existing procedures but has not fully able to improve the welfare of its members. This can be
seen from its still found some obstacles in the implementation, constraints faced can be
categorized into two forms. Internal obstacles such as: lack of KJKS capital, poor people's
mindset about KJKS program, lack of supervision on KJKS program implementation,
external constraints such as: the utilization of aid funds that have not maximized, Fructuative
Community Economic Condition (unstable), Competitor with product Just like the existence
of loan sharks, obstacles that come from the participants of the program carried out efforts
such as guidance, the system pick up the ball against members who are stuck in the payment.

Keywords: Role, Community Empowerment, UMKM, KJKS Program


3

PERANAN PROGRAM KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH BAITUL MAAL


WAT TAMWIL ( KJKS BMT) DALAM PEMBERDAYAAN PELAKU USAHA
MIKRO KECIL MENENGAH DI KOTA PADANG

Rizki Afri Mulia, Afriva Khaidir, MAPA., Ph.D,Dr. Yulhendri, M.Si


Program Studi Magister Administrasi Publik
FIS Universitas Negeri Padang
Email: rizkiafri_mulia@yahoo.com
ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya masalah yang ditemukan dalam pelaksanaan
program Program Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) dalam Pemberdayaan Pelaku UMKM di
Kota Padang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskrispikan pelaksanaan Program
Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul Maal wat tamwil (KJKS BMT) dan mengetahui
dampak pelaksanaan Program KJKS melalui program simpan pinjam dalam mendekatkan
akses penambahan modal usaha terhadap pelaku UMKM di Kota Padang. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menggunakan metode
deskriptif. Temuan penelitian menunjukkan bahwa Peranan Program Koperasi Jasa Keuangan
Syariah Baitul Maal Wat Tamwil (KJKS BMT) Untuk Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil
Menengah sudah efektif dengan memberikan pembiayaan dalam penambahan modal usaha
kepada UMKM untuk pengembangan usaha mereka. Walaupun pelaksanaan program KJKS
telah sesuai dengan prosedur yang ada namun belum sepenuhnya mampu meningkatkan
kesejahteraan anggotanya. Hal ini dapat dilihat dari masih ditemukannya beberapa kendala
dalam pelaksanaan, kendala yang dihadapi dapat dikategorikan kedalam dua bentuk. Kendala
internal seperti: kurangnya modal KJKS, Pola pikir masyarakat yang masih kurang terhadap
program KJKS, Lemahnya pengawasan terhadap pelaksanaan program KJKS,Kendala
eksternal seperti: pemanfaatan dana bantuan yang belum maksimal,Keadaan Ekonomi
Masyarakat yang Fruktuatif (tidak stabil), Kompetitor dengan produk yang sama seperti
keberadaan rentenir,kendala yang bersumber dari peserta program dilakukan upaya seperti
pembimbingan, melakukan sistem jemput bola terhadap anggota yang macet dalam
pembayaran.

Kata Kunci: Peranan, Pemberdayaan masyarakat, UMKM, Program KJKS


1

A. Pendahuluan oleh masyarakat sebagai prinsipal


Proses pemberdayaan menekankan Mahmudi (2015:8).
pada proses memberikan kemampuan Menurut Undang-Undang Republik
kepada masyarakat akan menjadi Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 bahwa
berdaya, mendorong atau memotivasi Koperasi baik sebagai gerakan ekonomi
individu agar mempunyai kemampuan rakyat maupun sebagai badan usaha
atau keberdayaan untuk menentukan berperanan serta untuk mewujudkan
pilihan hidupnya. Orientasi usaha masyarakat yang maju, adil dan makmur
pemberdayaa ini bisa tertuju pada sektor berdasarkan pancasila dan Undang-
usahanya, dengan memberikan motivasi undang Dasar 1945 dalamtata
atau dukungan dan peluang usaha serta perekonomian nasional yang disusun
tertuju kepada individu sendiri dengan sebagai usaha bersama berdasarkan atas
memberikan pendidikan dan asas kekeluargaan dan demokrasi
keterampilan atau pelatihan untuk ekonomi.
memulai suatu usaha. BMT merupakan Kemiskinan merupakan fenomena
bagian dari lembaga keuangan mikro kehidupan nyata, yang menyertai
telah lama menjadi sarana yang efektif kehidupan manusia dari masa ke masa.
untuk mengembangkan perekonomian Berbagai upaya telah dilakukan untuk
rakyat dan memberdayakan rakyat menanggulanginya. Saat ini,berkembang
miskin. Pada saat intermediasi perbankan paradigma baru dalam upaya
belum berfungsi secara optimal, maka pengentasan kemiskinan tersebut. Dalam
keberadaan LKM atau BMT semakin Mikrocredit Summit 2002 misalnya,
penting dalam menegakkan sektor riil telah menyepakati paradigma baru dalam
(Fitri Raya 2013). pengentasan kemiskinan melalui
Tugas utama pemerintah sebagai pendekatan keuangan mikro atau micro-
organisasi sektor Publik terbesar adalah finance. Hal ini merupakan
untuk menciptakan kesejahteraan penyempurnaan dari pendekatan pada
masyarakat. Dalam suatu pemerintahan tahap sebelumnya yang lebih
yang demokrasi, hubungan antara menekankan pada program-program
pemerintah dan masyarakat dapat langsung yang bersifat subsidi. Upaya
digambarkan sebagai hubungan keagenan memberdayakan sekaligus mengentaskan
dalam hal ini pemerintah berfungsi kemiskinan adalah dengan menciptakan
sebagai agen yang diberi kewenangan suatu tatanan dimana masyarakat miskin
untuk melaksanakan kewajiban tertentu dapat melakukan akses kelembaga
2

permodalan dengan relatif mudah. Akses mendirikan Lembaga Keuangan Mikro


ini khususnya digunakan untuk modal Baitul Maal Wat Tamwil untuk
usaha yang diharapkan sedikit demi memberikan akses bagi UMKM dalam
sedikit mampu mengentaskan memperoleh sumber-sumber permodalan
kemiskinan yang dialami masyarakat dan pendampingan dari KJKS-BMT
(Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Keci) dalam bidang manajemen usaha, sosial
(PINBUK). maupun moral, akhlak, dan etika bisnis
Sebelum adanya lembaga simpan pelaku usaha hal ini diperkuat dengan
pinjam syariah, masyarakat kecil dan Peraturan Walikota Nomor 4.A tahun
menengah dalam menambah modal 2013 tentang Program Penanggulangan
usahanya dengan cara meminjam kepada kemiskinan melalui pengembangan
rentenir atau lembaga simpan pinjam Koperasi jasa Keuangan Syariah Baitul
konvensional yang beban bunganya Maal Wat Tamwil Kelurahan.
cukup tinggi serta cara mengakses Program KJKS dirintis pada tahun
sumber pendanaan dari bank yang terlalu 2010 dan tersebar di 104 kelurahan di
sulit bagi masyarakat menengah Kota Padang. Pendirian KJKS ini
kebawah. Hal ini disebabkan terbentur dilakukan bertahap, yaitu pada tahun
pada sistem dan prosedur pembiayaan 2010 didirikan 54 KJKS, dan dilanjutkan
yang berlaku terkesan rumit, sehingga pada tahun 2011 dengan mendirikan 20
masyarakat tidak mampu memenuhi KJKS. Pada tahun 2012 dikembangkan
prosedur perbankan tersebut. Mengetahui lagi pada 30 Kelurahan, dan tahun 2013
fenomena tersebut Pusat Inkubasi Bisnis berdiri lagi 20 KJKS. Sehingga total
Usaha Kecil (PINBUK) merasa prihatin keseluruhan ada 104 KJKS yang tersebar
terhadap usaha kecil dan menengah, pada 11 Kecamatan di Kota Padang.
sehingga mulai merumuskan sistem Keberadaan UMKM dalam
keuangan yang lebih sesuai dengan perekonomian Indonesia menempati
kondisi usaha kecil dan sesuai dengan posisi yang kurang menguntungkan
prinsip syariah Islam. Menurut dalam sektor perekonomian berkenaan
Sudarsono (2005) alternatif tersebut dengan masalah pendanaan dari UMKM
adalah dengan terealisasinya Baitul Maal tersebut. Tidak cukupnya dana yang
Wat Tamwil (BMT) di kalangan tersedia membuat UMKM kesulitan
masyarakat. untuk mengembangkan usahanya, apalagi
Berpijak dari kenyataan tersebut di di era globalisasi seperti sekarang ini.
atas, Pemerintah Kota Padang bermaksud Berdasarkan survey Biro Pusat Statistik
3

(BPS) ada tiga jenis kesulitan yang harus Kartasasmita dalam Zubaedi
dihadapi Usaha Kecil dan Menengah (2013:79) harus dilakukan melalui
dalam menjalankan usahanya, yaitu a) tiga arah.
ketersediaan bahan baku b) masalah 1. Menciptakan suasana iklim yang
permodalan c) masalah pemasaran. memungkinkan potensi
B. METODE PENELITIAN masyarakat berkembang
Penelitian ini menggunakan (enabling), Artinya, setiap
pendekatanmetodekualitatif.Penelitian manusia atau setiap masyarakat
kualitatif bertujuan untuk menjelaskan telah memilki potensi, sehingga
fenomena yang sedalam-dalamnya tanpa pada saat melaksanakan langkah
mengutamakan besarnya populasi dan pemberdayaan diupayakan agar
sampling.Penelitian kualitatif ini bersifat mendorong dan membangkitakn
deskripstif. Penelitian dilakukan di kesadaran masyarakat akan
sekitar lingkungan Kabupaten pentingnya mengembangkan
Sarolangun. Dalam penelitian ini potensi-potensi yang telah
pengambilan informan penelitian dimiliki.
dilakukan dengan menggunakan teknik 2. Memperkuat potensi atau daya
purposive sampling yaitu menentukan yang dimiliki masyarakat
informan dengan pertimbangan tertentu (empowering). Langkah
yang dipandang dapat memberikan data pemberdayaan diupayakan
secara maksimal, artinya orang yang melalui aksi-aksi nyata seperti
betul-betul memahami permasalahan pendidikan, pelatihan,
yang diteliti.Instrumen penelitian adalah peningakatan kesehatan,
peneliti sendiri yang bertindak sebagai pemberian modal, informasi,
perencana, pelaksana dalam lapangan kerja, pasar serta sarana
pengumpulan data, melakukan analisis, dan prasarana lainnya.
menafsirkan data, dan melakukan laporan 3. Melindungi masayrakat
penelitian. (protection). Artinya, dalam
C. PEMBAHASAN pemberdayaan masyarakat perlu
1. Upaya peran program KJKS BMT di upayakan langkah-langkah
dalam Pemberdayaan UMKM di yang perlu mencegah persaingan
Kota Padang secara tidak seimbang serta
Agar dapat mencapai upaya praktik eksploitasi yang kuat
pemberdayaan yang dikatakan oleh terhadap yang lemah, melalui
4

keberpihakan atau adanya aturan dapat bersaing dengan perusahaan-


atau kesepakatan yang jelas dan perusahan yang memiliki modal
tegas untuk melindungi golongan besar.
yang lemah. Dari hasil temuan penelitian
Program KJKS BMT upaya Program KJKS BMT untuk
merupakan salah upaya yang pemberdayaan pelaku UMKM di
dilakukan oleh pemerintah Kota Kota Padang harus terlaksana dengan
Padang dalam rangka menekan angka maksimal menyentuh seluruh lapisan
kemiskinan, melalui lembaga simpan masyarakat dengan merancang dan
pinjam, diharapkan masyarakat mengelola seluruh potensi yang ada
miskin bisa terbantu serta memiliki ditengah-tengah masyarakat. KJKS
akses untuk penambahan modal BMT merupakan upaya Pemerintah
usaha memperlancar kegiatan pelaku dalam mengentaskan kemiskinan
usaha dalam mengembangkan usaha dan pengangguran di Kota Padang
mereka hal ini akan berdampak untuk itu kelembagaan KJKS BMT
terhadap meningkatkan kesejahteraan harus dikelola dengan profesional
selain itu juga untuk memperlancar serta dituntut kreatif dalam
mobilitas penduduk hal ini sesuai menciptakan berbagai program dan
dengan tiga arah pemberdayaan usaha-usaha koperasi. Sejak dibentuk
menurut Kartasasmita dalam Zubaedi pada tahun 2010 sampai 2014 telah
dimana Pemerintah Kota Padang telah terdapat 104 KJKS yang
ingin memberdayakan pelaku menyebar di setiap Kelurahan di Kota
UMKM yang mengalami kendala Padang yang bertujuan menurunkan
dengan modal usaha mereka dengan garis kemiskinan penduduk Kota
memberikan pinjaman lunak melalui padang namun tingkat penurunan
lembaga simpanan pinjam KJKS disetiap tahunnya tidak terlalu
BMT, hal ini diharapkan agar pelaku memberikan dampak yang signifikan
atau masyarakat yang menjadi terhadap penurunan Penduduk miskin
anggota KJKS terdorong serta di Kota Padang hal ini
membangkitkan kesadaran menggambarkan bahwa program
masyarakat akan pentingnya KJKS BMT kurang efektif
mengembangkan potensi-potensi menurunkan kemiskinan.
yang telah dimiliki sehingga produk- Hasil ini diperkuat oleh
produk yang dimiliki oleh UMKM penelitian yang dilakukan oleh Aan
5

Afrianti (2010) menyatakan bahwa maju, adil dan makmur berdasarkan


Strategi koperasi jasa keuangan pancasila dan Undang-undang Dasar
syariah Arrahmah dalam menekan 1945 dalam tata perekonomian
Tingkat Non Performing Financing nasional yang disusun sebagai usaha
(NPF) yaitu selalu mematuhi SOP bersama berdasarkan atas asas
pengajuan pembiayaan yang telah kekeluargaan dan demokrasi
ditetapkan perusahaan, memberikan ekonomi.
hadiah bagi anggota yang a. Implementasi Program
pembiayaannya lancar, sering Salah satu faktor
melakukan kunjungan ke anggota, pendukung tercapainya tujuan
melakukan binaan terhadap usaha suatu program KJKS adalah
anggota, dan sering bersilaturrahmi pelaksanaannya. Apabila
dengan anggota. Strategi yang pelaksanaan suatu program baik
diterapkan Koperasi Jasa Keuangan dan tepat sasaran, maka program
Syariah Arrahmah sudah cukup tersebut dapat memberikan
efektif berdasarkan laporan keuangan dampak yang baik jugaterhadap
KJKS Arrahmah yaitu dari tahun masyarakat. KJKS Mandiri
2006 tingkat NPF nya sebesar 3,3%, Sejahtera menjadi salah satu
pada tahun 2007 sebesar 3%, dan alternatifbagi masyarakat dalam
pada tahun 2008 sebesar meningkatkan pemberdayaan
2,3%.walaupun tidak terlalu ekonomi, khususnyadikalangan
signifikan tetapi mengalami usaha mikro dan kecil menengah,
penurunan setiap tahunnya antara mendorong kehidupan
0,3% hingga 0,7%. ekonomisyariah, serta
4. Peran program Koperasi Jasa meningkatkan semangat dan
Keuangan Syariah Baitul Maal peran serta anggota
Wat Tamwil ( KJKS BMT) Dalam masyarakatdalam kegiatan
Membina UMKM Di Kota Padang Koperasi Jasa Keuangan Syariah.
Menurut Undang-Undang Berdasarkan keputusan
Republik Indonesia Nomor 25 Tahun bersama tiga menteri dan
1992 bahwa Koperasi baik sebagai Gubernur 2009 tentang Strategi
gerakan ekonomi rakyat maupun pengembangan lembaga
sebagai badan usaha berperanan serta keuangan mikro berbadan hukum,
untuk mewujudkan masyarakat yang menyatakan bahwa lembaga
6

keuangan mikro yang belum juga bisa jadi modal awal


berbadan hukum segera di bentuk pendirian KJKS BMT.
atas inisiatif pemerintah, Wakil Walikota
pemerintah daerah dan atau mengingatkan sejak program
masyarakat yang mengelola dana- transformasi KMK ke KJKS,
dana masyarakat harus timbul beberapa permasalahan di
ditransformasi menjadi lembaga masyarakat terkait dengan belum
keuangan mikro berbadan hukum seluruhnya dana KMK di 50
dalam bentuk Bank Pengkreditan Kelurahan Ditransformasikan ke
Rakyat (BPR), BUMD/BUMK KJKS, di akibatkan gempa 2009
atau Koperasi. lalu, di mana perekonomian
Menindak lanjuti masyarakat miskin semakin
keputusan tiga menteri, Pemko terpuruk tak mampu mengasur
Padang mengeluarkan Perwako hutang.
No. 15 Tahun 2010. Tentang Tujuan pelaksanaan
program penanggulangan Program Koperasi Jasa Keuangan
kemiskinan melalui Syariah Baitul Maal Wat Tamwil
pengembangan koperasi jasa (KJKS BMT) adalah: untuk
keuangan Syariah Baitul, Maal mendukung program Kredit
Wat Tamwil (KJKS BMT) Mikrodan recovery ekonomi
Padang Amanah Sejahtera. pasca gempa di kota Padang bagi
Perwako No. 15 di revisi penanggulangan kemiskinan dan
menjadi Perwako No. 13 Tahun penciptaan kesempatan dan
2014 tentang penanggulangan lapangan kerja bagi masyarakat
kemiskinan melalui banyak. Dalam RPJP tahun 2014-
pengembangan KJKS BMT 2019 tertuang beberapa Program
Kelurahan, dengan di kebunnya Unggulan Walikota Padang
KMK Kelurahan menjadi KJKS diantaranya:
BMT Kelurahan akan a) Program penciptaan iklim
mempetkuat keberadaan KJKS usaha yang kondusif
BMT dalam membantu modal b) Program pengembangan
usaha bagi masyarakat miskin, kewirausahaan dan
serta dana Rp. 300 Juta tersebut keunggulan kompetitif bagi
UMKM
7

c) Program peningkatan program yaitu minimal 70% dari


produktivitas dan sistem keluarga miskin yang terdaftar
pendukung usaha bagi dalam database penduduk miskin
Koperasi dan UMKM Kota Padang tahun 2016 yaitu
d) Program peningkatan kualitas 37.072 KK RTM dan hanya
kelembagaan koperasi terealisasi sekitar 14.410 KK
e) Program Peningkatan dan RTM.
Pengembangan Usaha KJKS merupakan
Koperasi organisasi terstruktur tokoh
f) Program peningkatan kualitas masyarakat, setiap unsur yang
kelembagaan lembaga berpotensi mempengaruhi
keuangan mikro. masyarakat di Kelurahan
Dilihat dari program- mempunyai tugas meningkatkan
program yang diungulkan ekonomi diwilayah mereka
Walikota Padang ini Pemerintah dengan bantuan penambahan
Kota Padang benar-benar modal usaha lewat pembiayaan
memberikan dukungan penuh yang dilakukan di KJKS semua
dalam peningkatan lembaga unsur tesebut harus bekerja
KJKS sebagai salah satu program keras, jujur, iklas serta bersinergi
untuk menekan angka kemiskinan dalam meningkatkan KJKS BMT
di Kota Padang dengan yang memakai sistim syariah, ini
memberdayakan pelaku UMKM merupakan kunci keberhasilan
dengan lebih mendekatkan lagi KJKS BMT untuk dapat lebih
akses penambahan modal lewat berkembang, namun selama ini
lembaga simpan pinjam yang ada masih ada terjadi perselisihan
di 104 Kelurahan yang menyebar mengakibatkan koordinasi yang
di Kota Padang . terbangun kurang bagus dan
Perkembangan warga menghambat laju pertumbuhan
miskin yang menerima bantuan dari KJKS bisa dilihat dari
modal usaha melalui pembiayaan Cakupan warga miskin penerima
di KJKS masih kurang maksimal dana KJKS masih sangat sedikit
hal ini bisa dilihat dari cakupan mengisyaratkan bahwa kinerja
penerima dana KJKS belum yang kurang efektif dari setiap
memenuhi target realisasi dari unsur dalam berada di KJKS
8

karena perselisihan yang terjadi dimiliki serta beruaya untuk


maka sinergi antara unsur-unsur mengembangkannya.
yang ada di Kelurahan menjadi b. Konteks program
tidak kondusif hal ini dapat Program KJKS BMT
menghambat perkembangan dilaksanakan untuk
KJKS. Program KJKS juga dapat pemberdayakan ekonomi
memperlancar kegiatan masyarakat dengan memberikan
perekonomian, meningkatkan bantuan berupa dana bergulir
kesejahteraan selain itu juga guna penambahan modal usaha
untuk memperlancar mobilitas bagi UMKM yang mudah di
penduduk namun hal ini tidak akses oleh masyarakat Kelurahan
terlepas dari pengawasan dan dalam upaya meningkatkan
bimbingan dari berbagai pihak perekonomian dan kesejahteraan.
yakni pemerintah setempat mulai KJKS BMT dapat mengurangi
dari Camat, lurah dan pemuka kegiatan yang besifat ribawi dan
masyarakat, Pengelola, satuan rentenir ditengah-tengah
kerja, fasilitator serta masyarakat. masyarakat miskin yang terdapat
Setiap UMKM pasti di Kota Padang.
memiliki daya, akan tetapi Pelaksanaan Peran
kadang-kadang pihak UMKM Program KJKS BMT di Kota
sendiri tidak menyadari, atau Padang dari hasil penelitian dapat
sumber daya yang dimiliki terlihat bahwa perencanaan
tersebut masih belum dapat program KJKS BMT adalah salah
diketahui secara eksplisit. Oleh satu upaya Pemerintah dalam
karena itu sumber daya yang ada mengentaskan kemiskinan dan
harus digali, dan kemudian pengangguran di Kota Padang.
dikembangkan, jika asumsi ini Terlaksananya Program KJKS
yang berkembang maka BMT ini tentunya memerlukan
pemberdaya pelaku UMKM dapat keseriusan dan dukungan dari
dikatakan sebagai upaya untuk berbagai pihak baik dari
membangun daya yang dimiliki pemerintah maupun masyarakat
UMKM, dengan cara mendorong, dalam semua tahapan proses
memotivasi dan membangkitkan penyelengaraan kegiatannya.
kesadaran akan potensi yang
9

Konteks Program KJKS langsung dengan masyarakat.


merupakan program percepatan KJKS diharapkan sebagai wadah
penurunan kemiskinan, dari tahun pengembangan perekonomian
2010 sampai 2014 telah dibentuk masyarakat Kelurahan yang
104 KJKS BMT di kota Padang miskin. Hasil ini juga didukung
terlaksananya program dengan oleh penelitian lain yang
baik perlu adanya pembagian dilakukan Ananda (2011) bahwa
tugas serta sosialisasi yang baik ada perbedaan dalam hal modal
juga. Salah satu faktor pendukung usaha, omzet penjualan dan
tujuan program KJKS adalah keuntungan UMK sebelum dan
pelaksanaan program KJKS sesudah memperoleh pembiayaan
dengan baik, masih adanya dari BMT At Taqwa Halmahera
masyarakat yang menganggap Kota Semarang khususnya yang
program ini adalah uang menjadi anggotanya. Dari
pemerintah maka tidak masalah variabel modal usaha, omzet
kalau pembiayaan yang diberikan penjualan dan keuntungan dalam
tidak dikembalikan lagi, hal ini UMK sesudah memperoleh
akan menghambat perkembangan pembiayaan dari BMT At Taqwa
usaha dari Program KJKS untuk Halmahera terbukti mempunyai
itu di perlukan sosialisasi yang pengaruh positif terhadap kinerja
lebih baik lagi tentang program UMK binaan BMT At Taqwa
ini. Hasil penelitian ini sesuai Halmahera di Kota Semarang.
dengan penelitian yang dilakukan c. Kebutuhan Program
oleh Variyetmi (2015) Program KJKS BMT
menyatakan bahwa KJKS merupakan program untuk
dipercaya untuk menjalankan mewujudkan akselerasi
program pengetasan kemiskinan penanggulangan kemiskinan di
dan pemberdayaan perekonomian Kota Padang. Program KJKS
masyarakat bersama pemerintah. BMT merupakan lembaga
KJKS merupakan salah satu Keuangan Mikro Simpan Pinjam
langkah strategis yang ditempuh dengan badan hukum Koperasi
pemerintah Kota Padang dalam yang pengelolaannya
upaya penanggulangan dilaksanakan dengan
kemiskinan, dengan bekerjasama
10

menggunakan sistem syariah atau bergabung membentuk anggota


pola bagi hasil. dan kelompok dalam rangka
Berdasarkan tujuan bersama-sama membangun
penggunaan dana dapat masyarakat yang aktif dalam
dibedakan menjadi; (1) kegiatan perekonomian yaitu
Pembiayaan modal kerja yaitu dengan mendorong masyarakat
pembiayaan yang ditujukan untuk untuk mau berusaha dan
memberikan modal usaha seperti mengembangkan usaha dengan
pembeliaan bahan baku atau baik sesuai prinsip syariah
barang modal (persediaan) yang melalui KJKS untuk itu
akan diperdagangkan. (2) dibutuhkan kerjasama yang baik
Pembiayaan investasi yaitu antara KJKS dan Masyarakat agar
pembiayaan ditujan untuk modal menaati aturan yang berlaku di
usaha pembeliaan KJKS dengan rajin membayarkan
sarana/peralatan produksi dan simpanan wajib dan simpanan
atau pembeliaan barang modal sukarela yang selama ini masih
berupa aktiva tetap/inventaris. (3) dilalaikan oleh masyarakat dalam
Pembiayaan konsumtif yaitu pembayarannya. Menurut
pembiayaan yang ditujukan untuk pengamatan peneliti masyarakat
pembeliaan barangbarang yang akan menjadi calon anggota
konsumsi dan kebutuhan lainnya. KJKS kurang memiliki minat
Pengenalan tentang untuk mengikuti LWK yang di
program yang dilakukan pihak berikan oleh pihak KJKS karena
KJKS biasanya melakukan mereka masih berfikir bahwa
sosialisasi kepada masyarakat, LWK tidak penting yang menjadi
dengan cara mengumpulkan tujuan utama mereka hanya
masyarakat yang sebelumnya melakukan pembiayaan di KJKS.
telah mendapat izin dari pihak Pengelolaan Koperasi Jasa
Rt/Rw yang bersangkutan ini Keuangan Syariah Baitul Maal
dinamakan Latihan Wajib Wat Tamwil ( KJKS BMT) dalam
Kelompok (LWK). Sosialisasi ini Memberdayakan pelaku UMKM
bertujuan untuk pengenalan di Kota Padang harus terlaksana
program kepada masyarakat dan dengan maksimal menyentuh
mengajak masyarakat untuk seluruh lapisan masyarakat.
11

Sebagai wadah koordinasi dan juga berdasarkan uji t-statistik


integrasi penanggulangan yang dilakukan bahwa BMT
kemiskinan di kelurahan tepat berpengaruhnyata (signifikan)
sasaran, kelembagaan KJKS terhadap pengembangan UMKM
BMT harus dikelola dengan yang ditinjau dari jumlah omset
profesional serta dituntut kreatif pada tingkat kepercayaan 95% (
dalam menciptakan berbagai = 5%). Lalu kehidupan usaha
produk sehingga menurut yang jika dilhat dari segi omset
pengamatan peneliti dilapangan produksi, nilai penjualan,
masyarakat yang datang ke KJKS pendapatan, asset perusahaan dan
hanya memiliki keinginan untuk lainlainnya mengalami
melakukan peminjaman saja peningkatan setelah bergabung
bukan untuk melakukan dan melalukan pinjaman kredit
penyimpanan atau menabungkan usaha di BMT.
uang mereka di KJKS serta Program KJKS BMT
kreatif dalam pengembangkan merupakan program untuk
usaha-usaha koperasi lainnya. mewujudkan akselerasi
Hasil ini seusai dengan penelitian penanggulangan kemiskinan di
yang dilakukan oleh Fauziah Kota Padang. Program KJKS
Amini (2008) menyatakan bahwa BMT merupakan lembaga
keberadaan BMT penting bagi Keuangan Mikro Simpan Pinjam
pengembangan usaha mikro, dengan badan hukum Koperasi
kecil, dan menengah sehingga yang pengelolaannya
keberadaannya bisa tetap dilaksanakan dengan
berlangsung hingga sampai saat menggunakan sistem syariah atau
ini. Disamping itu banyaknya pola bagi hasil.
usaha yang muncul lewat BMT Sosialisasi dalam rangka
dikarenakan BMT merupakan pengenalan program, biasanya
lembaga keungan mikro yang pihak KJKS terlebih dahulu
menawarkan kredit / pinjaman melakukan sosialisasi kepada
yang sangat mudah dan cepat masyarakat, dengan cara
prosesnya dan adanya kemudahan mengumpulkan masyarakat yang
fasilitas apabila terjadi sebelumnya telah mendapat izin
penunggakan pembayaran. Dan dari pihak Rt/Rw yang
12

bersangkutan. Sosialisasi ini KJKS untuk mengembangkan


bertujuan untuk pengenalan usaha yang dijalankan sehingga
program kepada masyarakat dan menambah penghasilan dan
mengajak masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan diri
bergabung membentuk anggota dan keluarganya ditambah dengan
dan kelompok dalam rangka sistim syariah yang digunakan
bersama-sama membangun dalam proses peminjaman yang
masyarakat yang aktif dalam tidak membutuhkan jaminan
kegiatan perekonomian yaitu cukup dengan rasa kepercayaan
dengan mendorong masyarakat terhadap anggota KJKS hal ini
untuk mau berusaha dan tentu dapat membantu sekali bagi
mengembangkan usaha dengan masyarakat miskin yang
baik sesuai prinsip syariah mempunyai usaha namun
melalui KJKS . kekurangan modal usaha
d. Dampak Program sedangkan untuk jaminan sendiri
Setiap program yang mereka tidak memilikinya.
dilaksanakan oleh pemerintah Hasil ini sesuai dengan
tentu mempunyai tujuan dan tidak penelitian yang dilakukan Ananda
terkecuali untuk program KJKS (2011) yang menyatakan bahwa
BMT yang bertujuan untuk ada perbedaan dalam hal modal
penanggulangan kemiskinan usaha, omzet penjualan dan
dengan memberikan bantuan keuntungan UMK sebelum dan
berupa dana bergulir dalam sesudah memperoleh pembiayaan
menambah permodalan bagi dari BMT At Taqwa Halmahera
UMKM. Program KJKS BMT ini di Kota Semarang khususnya
mempunyai dampak dengan yang menjadi anggotanya. Dari
produk Pembiayaan yang variabel modal usaha, omzet
dilakukan dalam penambahan penjualan dan keuntungan dalam
modal Usaha membuat UMKM UMK sesudah memperoleh
lebih termotivasi dalam pembiayaan dari BMT At Taqwa
pengembangan usahanya. Halmahera terbukti mempunyai
Program KJKS pengaruh positif terhadap kinerja
memberikan manfaat bagi pelaku UMK binaan BMT At Taqwa
usaha yang menjadi anggota Halmahera di Kota Semarang.
13

5. Kendala-kendala Peran Program Keberadaan rentenir di


Koperasi Jasa Keuangan Syariah tengah-tengah masyarakat merupakan
Baitul Maal Wat Tamwil (KJKS kompetitor yang sangat ingin ditekan
BMT) dalam Pemberdayaan keberadaanya dengan program KJKS
UMKM di Kota Padang namun pada kenyataannya
Pemberdayaan masyarakat di keberadaan rentenir sangat susah di
berbagai bidang tidak terlepas dari diatasi hal ini juga dikarenakan
berbagai hambatan yang kelemahan-kelemahan dari KJKS itu
menyertainya. Hambatan yang sering sendiri misalnya dengan kekurangan
muncul menurut Zubaedi (2013) modal usaha yang di alami KJKS
adalah sulitnya untuk mensinergiskan serta administrasi yang masih
berbagai pemberdayaan itu dalam berbelit-belit yang membuat
suatu program yang terpadu. Kendala masyarakat lebih memilih meminjam
yang terjadi dalam pelaksanaan modal usaha kepada rentenir untuk
program pemberdayaan dapat berasal penambahan modal usaha mereka.
dari kepribadian individu dalam Kompetitor dengan produk yang
komunitas dan bisa juga berasal dari sama seperti rentenir susah untuk
sistem sosial ditekan keberadaannya hal ini
Program penanggulangan disebabkan kurangnya modal serta
kemiskinan melalui pengembangan administrasi yang masih berbelit-belit
KJKS BMT diharapkan mampu dari KJKS sehingga masyarakat
menjembatani masyarakat miskin, masih memilih meminjam kepada
agar mampu berdaya secara social, rentenir karna terlalu lama menunggu
ekonomi dan lingkungan. hal ini mengakibatkan rasa kurang
Keberdayaan masyarakat miskin percaya anggota maupun masyarakat
tersebut, diharapkan secara simultan yang akan melakukan pembiayaan di
mampu mengangkat kondisi mereka KJKS.
lebih sejahtera dan mampu terlepas C. Kesimpulan
dari kemiskinan. Program yang Setelah penulis memaparkan pembahasan
diambil pemerintah sebagai solusi tentang pemberdayaan ekonomi
dari permasalahan kekurangan modal masyarakat melalui Koperasi Jasa
dari UMKM ini diharapkan berjalan Keuangan Syariah Mandiri Baitul Maal
secara efektif. Wat Tamwil (KJKS BMT) ditinjau
menurut perspektif pemberdayaan
14

ekonomi terhadap Usaha Mikro Kecil mengakibatkan koordinasi yang


Menengah (UMKM) , maka penulis terbangun kurang bagus dan
menarikkesimpulan sebagai berikut: menghambat laju pertumbuhan dari
1. Upaya Program KJKS BMT untuk KJKS bisa dilihat dari Cakupan
pemberdayaan UMKM di Kota warga miskin penerima dana KJKS
Padang harus terlaksana dengan masih sangat sedikit mengisyaratkan
maksimal menyentuh seluruh lapisan bahwa kinerja yang kurang efektif
masyarakat dengan merancang dan dari setiap unsur yang berada di
mengelola seluruh potensi yang ada KJKS. Terlaksananya Program KJKS
ditengah-tengah masyarakat. KJKS BMT ini tentunya memerlukan
BMT merupakan upaya Pemerintah keseriusan dan dukungan dari
dalam mengentaskan kemiskinan berbagai pihak baik dari pemerintah
dan pengangguran di Kota Padang maupun masyarakat dalam semua
untuk itu kelembagaan KJKS BMT tahapan proses penyelengaraan
harus dikelola dengan profesional kegiatannya. Hal ini tidak terlepas
serta dituntut kreatif dalam dari pengawasan dan bimbingan dari
menciptakan berbagai program dan berbagai pihak yakni pemerintah
usaha-usaha koperasi, melalui setempat mulai dari Camat, lurah dan
lembaga simpan pinjam maka pemuka masyarakat, Pengelola,
diharapkan masyarakat miskin bisa satuan kerja, fasilitator serta
terbantu serta memiliki akses untuk masyarakat namun temuan
penambahan modal usaha. dilapangan selama ini masih ada
2. KJKS merupakan organisasi terjadi perselisihan mengakibatkan
terstruktur tokoh masyarakat, setiap koordinasi yang terbangun kurang
unsur yang ada di Kelurahan bagus dan menghambat laju
mempunyai tugas meningkatkan pertumbuhan dari KJKS. Konteks
ekonomi diwilayah mereka dengan Program KJKS merupakan program
bantuan penambahan modal usaha percepatan penurunan kemiskinan,
pembiayaan yang dilakukan, semua dari tahun 2010 sampai 2014 telah
unsur harus bersinergi, bekerja keras, dibentuk 104 KJKS BMT di kota
jujur, iklas karena itu merupakan Padang terlaksananya program
kunci keberhasilan KJKS BMT ini dengan baik perlu adanya pembagian
bisa berkembang. Namun selama ini tugas serta sosialisasi yang baik juga.
masih ada terjadi perselisihan Salah satu faktor pendukung tujuan
15

program KJKS adalah pelaksanaan banyaknya kompetitor dengan produk


program KJKS dengan baik, masih dan pelayanan yang kompetitif,.
adanya masyarakat yang menganggap 5. Faktor internal yaitu modal yang
program ini adalah uang pemerintah terbatas pada KJKS, masih sulitnya
maka tidak masalah kalau merubah pola fikir masyarakat yang
pembiayaan yang diberikan tidak masih beranggapan bahwa dana yang
dikembalikan lagi, hal ini akan disalurkan ini adalah uang bantuan
menghambat perkembangan usaha cuma-cuma dari pemerintah dan tidak
dari Program KJKS untuk itu di perlu dikembalikan, padahal dana
perlukan sosialisasi yang lebih baik yang digunakan ini harus
lagi tentang program ini. Program dipertanggung jawabkan dan harus
KJKS BMT merupakan program digulirkan kepada anggota lain yang
untuk mewujudkan akselerasi membutuhkan tambahan modal
penanggulangan kemiskinan di Kota usaha, kurangnya kesadaran dari
Padang. Program KJKS BMT anggota untuk melakukan kewajiban
merupakan lembaga Keuangan Mikro yaitu membayar simwa (Simpanan
Simpan Pinjam dengan badan hukum Wajib) di KJKS BMT sehingga
Koperasi yang pengelolaannya pengurus dan pengelola harus datang
dilaksanakan dengan menggunakan menjemput ke rumah anggota. Masih
sistem syariah atau pola bagi hasil. kurangnya niat masyarakat untuk
3. Dalam penjelasan sebelumnya telah menabung di KJKS. Masih adanya
dijelaskan beberapa kendala yang beberapa KJKS yang belum berbadan
sering dihadapi KJKS BMT dalam Hukum padahal Program ini sudah
melakukan pemberdayaan UMKM berjalan mulai dari tahun 2010.
diantaranya adalah kendala-kendala Masih banyaknya KJKS yang masih
internal dan eksternal: tidak melaksanakan Rapat Akhir
4. Faktor ekternal yaitu kondisi Tahun (RAT) tepat pada waktunya
ekonomi makro yang tidak mengisaratkan bahwasanya KJKS itu
menentukan (krisis global) yang tidak sehat dalam sistim pelaporan.
berimbas kepada turunnya D. Saran
pendapatan anggota/ nasabah,
Dari hasil analisa dan penarikan
sehingga anggota/ nasabah
kesimpulan diatas, penulis akan
mengalami kemacetan dalam
pengembalian pinjaman, semakin
16

mengemukakan beberapa saran sebagai


berikut:
1. Pemberdayaan ekonomi masyarakat
melalui KJKS Mandiri Sejahtera
yang dinilai berdampak baik
hendaknya terus dikembangkan
sehingga lebih banyak masyarakat
yang terbantu yang merasakan
manfaat dari program KJKS Mandiri
Sejahtera.
2. Untuk mendorong kehidupan
ekonomi syariah dalam kegiatan
usaha mikro, kecil dan menengah
khususnya dan ekonomi indonesia
pada umumnya, prinsip-prinsip
ekonomi syariah harus diterapkan
sebaik mungkin agar masyarakat
benar-benar memahami pentingnya
mengembangkan ekonomi Islam. Hal
ini meskinya dimulai dengan adanya
pembinaan dan sosialisasi yang baik
tentang pelaksanaan prinsip-prinsip
Koperasi Jasa Keuangan syariah
dalam kegiatan ekonomi.
Diharapkan bagi pengurus,
Pengawas,pengelola, sekretariat KJKS serta
Pemerintah dalam hal ini Dinas Koperasi dan
UMKM Kota Padang untuk menjalankan
fungsi dan tugas dalam mengawasi
pelaksanaan dan penerapan prinsip-prinsip
syariah.
17

DAFTAR PUSTAKA HeriSudarsono, Bank &Lembaga Keungan


Syariah :Deskripsi dan Ilustrasi,
A. Buku (Yogyakarta : Ekonisia, 2003), hlm.
Agus, Suryono. 2006. Ekonomi Politik 103.
Pembangunan Dalam Perspektif Hidayat. 1986. Teori Efektifitas Dalam
TeoriIlmu Sosial. Malang : Universitas Kinerja Karyawan. Gajah Mada
Negeri Malang (Um Press). University Press.Yogyakarta.
Alfitri. 2011. Community Development : Indrawijaya Adam Ibrahim. 2010. Teori,
Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : Perilaku, Dan
Pustaka Pelajar. BudayaOrganisasi. Mifka Ali,
Aprillia, Theresia dkk. 2014. Pembangunan editor. Bandung (ID):
Berbasis Masyarakat: Acuan Bagi ReflikaAditama.
Praktisi, Akademisi, dan Pemerhati Kementerian Negara Koperasidan Usaha
Pengembangan Masyarakat. Kecil danMenengahRepublik
Bandung : Alfabeta.Chabib, Soleh. 2014. Indonesia, 2007, Standar
Dialektika Pembangunan dengan Operasional Prosedur
Pemberdayaan. Bandung :Fokusmedia. Koperasi Jasa Keuangan
Syariah/Unit Keuangan Jasa
Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keuangan Syariah, Jakarta.
Perempuan dan Keluarga
Berencan(BPMPKB) Kota Kementerian KUKM [Kementerian
Padang.2010. Pedoman Koperasidan Usaha Kecil dan
Umum Program Menengah]. 2012. Pedoman
Penanggulangan Kemiskinan Kegiatan Pengelolaan Zakat
Berbasis Kelurahan Melalui Oleh KJKS/UJKS Koperasi
Pengembangan KJKS BMT. Untuk Pemberdayaan Usaha
Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Mikro Melalui Kemitraan,
Barat, Padang dalam angka2013. Kementerian Negara
Koperasidan UKM. Jakarta.

Kurniawan,Agung. 2005. Transformasi


Basrowi & Suwandi 2008.Memahami Pelayanan Publik. Yogyakarta:
Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT PEMBARUAN.
Rineka Cipta.
Bogman, Robert dan Steven J. Taylor, 1993,
Kualitatif Dasar-dasar Penelitian, Lall, Sanjaya (2000). Strengthening SMEs
Usaha Nasional, Surabaya. for International
(Diterjemahkan oleh A. Khozin Competitiveness. Profesor of
Afandi) Development Economics,
Queen Elizabeth House,
Burhan Bungin. 2012. Metode Penelitian university of Oxford. Paper
Kualitatif (Aktualisasi Metodologi for the Egyptian Centre for
KeArah Ragam Varian Kontemporer). Economic Studies Workshop,
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Cairo March 6-8, 2000.
Handayaningrat, Soewarno 1994. Pengantar
Mahmudi (2015) Manajemen Kinerja Sektor
Studi Ilmu Administrasi dan
Publik. Yogyakarta: Edisitiga Cetaka
Manajemen . Jakarta: Erlangga.
npertama ,Februari 2015
18

Maleong, Lexi J. 2010. Metode Penelitian Sumadi, Suryabrata. 2012. Metodologi


Kualitatif. Bandung: PT Remaja Penelitian. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Rosdakarya. Persada.
Muhammad Idrus. 2009. Metode Penelitian Syaukani HR. 2004. Otonomi Daerah Demi
Ilmu Sosial (Pendekatan Kesejahteraan Rakyat. Jakarta :
kualitatif dan kuantitatif) Nuansa Madani.
Edisi Kedua. Yogyakarta:
Erlangga YanuarIkbar.2012. Metode Penelitian Sosial
Kualitatif. Bandung: PT
Sinaga, P., U. Triyono, I. Muchtar, Z. Wafa, RefikaAditima.
danSlamet A. W. Zubaedi. 2013. Pengembangan Masyarakat.
2006.Berlayar Mengarungi Jakarta : Kencana Prenada Media
Sejuta Tantangan. Koperasi Group.Pedoman Pelaksanaan
Di Tengah Lingkungan yang Program Pembangunan Infrastruktur
Berubah.Rajawali Pers,Jakarta Perdesaan Tahun2013.Direktorat
jenderal Cipta Karya Kementerian
Sondang P. Siangian. 2007. Administrasi Pekerjaan Umum.
Pembangunan: Konsep, Dimensi dan
Strateginya. Jakarta: Bumi Aksara. B. Peraturan
Steers, Richard M. 1985.Efektivitas
Organisasi: Seri Manajemen.Edisi ke- KeputusanMenteri Negara Koperasidan
1. Jakarta: Erlangga. UKM No. 91 Tahun 2004 yang
Sudarsono, Heri, 2005, Bank dan Lembaga mengatur tentang Kegiatan Usaha Jasa
Keuangan Syariah, Deskripsi dan Keuangan Syariah oleh Koperasi.
Ilustrasi (Ed. 2), Ekonisia Fakultas
Ekonomi UII Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah,
Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Lembaran Negara Republik Indonesia
Kualitatif. Bandung: Alfa Beta. Tahun 2008 Nomor 93
----------. 2014. Metode Penelitian, Kualitatif Undang-Undang No 21 tahun 2008 tentang
dan Kombinasi (Mixed Methods). Perbankan Syariah pasal 2.
Bandung: Alfabeta.
Soerjono Soekanto. 2010. Sosiologi Suatu Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Pengatar. Jakarta: PT Raja 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian
Grafindopersada.
C. Jurnal & Internet
Sondang P. Siagian, 2001, Manajemen
Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Arditobhinadi.2008.MenilaiKinerjakeuangan
Jakarta LembagaMikro.http://arditobhinadi.wo
Suharsimi, Arikunto & Cepi Safruddin, rdpress.com/2008/06/02/menilai-
Abdul Jabar. 2010. Evaluasi Program kinerja-lembaga-keuangan-mikro/ (6
Pendidikan (Pedoman Teoritis Praktis Desember 2016)
Bagi Mahasiswa dan Praktisi Ledoh, Esau K.M. 2009. Efektivitas Program
Pendidikan). Jakarta : Bumi Aksara. Bantuan Dana Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat :: Studi Di Kecamatan
----------------. 2010. Prosedur Penelitian :
Takari Kabupaten Kupang Tahun
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta
2009. Jurnal Penelitian.
Rineka Cipta.
http://etd.repository.ugm.ac.id/index.p
19

hp?mod=penelitian_detail&sub=Peneli Usaha dan Pendapatan Nasabah


tianDetail&act=view&typ=html&buku Mudharabaah di BMT Binamas
_id=45599&obyek_id=4 Purworejo dengan hasil

www.diskop-sumbar.com. Diakses tanggal 10 Wardani (2012) dengan judul Peran


Desember 2016 Pembiayaan Bagi Hasil Mudharanah
Hutomo. Y Mardi (2000) Dalam Pengembangan Usaha Nasabah
PemberdayaanMasyarakat dam (Studi Kasus Pada Kanindo Syariah
BidangEkonomi Jatim)
:TinjauanTeoritikdanImplementasi
(online) www.bappenas.go.iddiakses Ernawati (2012) dengan judul Analisis
22/09/16. Pembiayaan Mudharabah Pada BMT
Dalam Meningkatkan Pendapatan
Info Publik, 13 Mei 2013.Kinerja Koperasi Masyarakat (Studi Kasus Pada KJKS
Dinilai dari Manfaatnya untuk Rakyat. BMT Ummat Sejahtera Abadi
EkonomidanBisnis.http://infopublik.id/ Rembang)
read/47484/menkop-&-ukm-kinerja-
koperasi-dinilai-dari-manfaatnya- Pristiyanto, dkk (2014) dengan judul Strategi
untuk-rakyat.html Pengembangan Koperasi Jasa
Keuangan Syariah Dalam Pembiayaan
Wira, Variyetmi dan Gustati.2015 Upaya Usaha Mikro di Kecamatan
penguatan Koperasi Jasa Keuangan Tanjungsari, Sumedang
Syariah dalam rangka Pemberdayaan
Perekonomian Masyarakat di Kota Mohammad Imsin Almustofa (2015) dengan
Padang. Politeknik Negeri Padang judul Usaha Mikro Dan Menengah
Yang Didukung Lembaga Keuangan
Nurul Widyaningrum (2002) denganjudul Dengan Pola Syariah Sebagai Modal
Model Pembiayaan BMT dan Kegiatan Ekonomi Untuk
Dampaknya bagi Pengusaha Kecil Meningkatkan Daya Saing Daerah
:Studi Kasus BMT
dampinganYayasanPeramu Bogor Lutfiyah Rijma Hanna (2012) dengan judul
Peranan Koperasi Jasa Keuangan
Fitri Audhith (2008) dengan judul Strategi Syariah (KJKS) Perambabulan al-
KBMT El-Umma dalam qomariyah dalam Memberdayakan
mengembangkan UMKM di Bogor Perdagangan Usaha Kecil (Di Desa
Babadan Kecamatan Gunung Jati
AanAfrianti (2010) dengan judul Strategi Kabupaten Cirebon)
Koperasi Jasa Keuangan Syariah dalam
Menekan Tingkat Non Performing Fitriani Prastiawati & Emile Satia Darma
Financing (Npf) (Studi Kasus Pada Kjk (2016) dengan judul Peran Pembiayaan
Syariah Arrahmah Cinere) Baitul Maal Wat Tamwil Terhadap
Perkembangan Usaha dan Peningkatan
Ananda (2011) dengan judul Analisis Kesejahteraan Anggotanya dari Sektor
Perkembangan Usaha Mikro Dan Kecil Mikro Pedagang Pasar Tradisional
Setelah Memperoleh Pembiayaan
Mudharabah dari BMT AtTaqwa Sri Budi Cantika Yuli (2015) dengan judul
Halmahera di Kota Semarang Optimalisasi Peran Wakaf Dalam
Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil
Suryati (2012) dengan judul Pengaruh Dan Menengah (UMKM)
Pembiayaan Mudharabah BMT
Binamas Terhadap Perkembangan

Você também pode gostar