Você está na página 1de 4

Keterkaitan Antara Tujuan Audit, Kriteria, Asersi, Serta Teknik Dan Prosedur Audit

Tujuan pengauditan umum atas laporan keuangan oleh auditor independen merupakan pemberian
opini atas kewajaran dimana laporan tersebeut telah disajikan secara wajar, dalam segala hal
yang material, posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas, sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia.
Tujuan audit terkait transaksi ini dimaksudkan dalam upaya memberikan kerangka untuk
membantu auditor dalam mengumpulkan bahan bukti audit yang memadai sesuai standar ketiga
pekerjaan lapangan, untuk selanjutnya memutuskan bukti yang tepat di setiap kelompok
transaksi.
Tujuan umum audit terkait transaksi terdiri atas :
1) Keterjadian : transaksi yang dicatat benar-benar ada atau terjadi.
2) Kelengkapan : transaksi yang ada telah dicatat.
3) Akurasi : transaksi yang dicatat disajikan dalam jumlah yang benar.
4) Pemindahbukuan dan pengikhtisaran : transaksi yang dicatat telah dimasukkan dalam
arsip utama dengan tepat dan telah diikhtisarkan dengan benar.
5) Klasifikasi : transaksi yang dimasukkan dalam jurnal klien telah diklasifikasikan
dengan tepat.
Tujuan khusus audit terkait transaksi: Setelah ditentukannya tujuan umum audit atas transaksi,
maka selanjutnya penyusunan atas tujuan khususnya dapat digunakan. Kelompok-kelompok
tersebut biasanya termasuk penjualan, penerimaan kas, pembelian barang dan jasa, gaji.
Tujuan audit terkait saldo lebih difokuskan pada saldo akunnya. Karena cara pengauditan yang
dilakukan, tujuan audit terkait saldo hampir selalu diterapkan pada saldo akhir pada akun neraca,
seperti piutang dagang, persediaan, dan wesel bayar. Namun, beberapa tujuan audit terkait saldo
juga diterapkan pada sejumlah akun laba rugi yang melibatkan transaksi yang tidak rutin dan
biaya tidak terduga.
Tujuan umum audit terkait saldo terdiri atas:
1) Keberadaan : jumlah yang dicatat benar-benar ada.
2) Kelengkapan : jumlah yang ada telah dicatat.
3) Akurasi : jumlah yang dimasukkan dinyatakan dalam jumlah yang benar.
4) Klasifikasi :jumlah yang dimasukkan pada daftar milik klien yang telah
diklasifikasikan dengan benar.
5) Pisah batas : transaksi mendekati tanggal neraca dicatat dalam periode yang benar.
6) Keterikatan : perincian saldo akun sesuai dengan jumlah si arsip utama yang terkait,
sesuai dengan jumlah total saldo akun dan sesuai dengan jumlah total di buku besar.
7) Nilai terealisasi : aset dicatat pada estimasi jumlah yang dapt direalisasi.
8) Hak dan kewajiban : hak selalu dihubungkan dengan aset dan kewajiban dengan
liabilitas.
Tujuan khusus audit terkait saldo dari setiap saldo akun pada laporan keuangan dapat
dikembangkan. Ada lebih dari satu tujuan khusus audit terkait saldo untuk sebuah tujuan umum
audit terkait saldo.
Beberapa sumber informasi lainnya yang dapat digunakan sebagai referensi dalam menentukan
kriteria audit, diantaranya :
1. Tim audit lainnya yang pernah memeriksa kegiatan yang sama
2. Produk-produk kerja yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan
3. Undang-undang dan kebijakan entitas yang diaudit
4. Pernyataan para ahli atau akademisi
5. Laporan-laporan yang disusun oleh entitas yang diaudit
6. Pendapat dari pimpinan tertinggi dari entitas yang diaudit
7. Kebijakan pemerintah
8. Informasi yang berasal dari auditee
Prosedur audit merupakan tindakan spesifik yang dilakukan oleh auditor untuk mengumpulkan
bukti mengenai apakah asersi tertentu telah terpenuhi. Ada tiga kelompok prosedur audit.
Masing-masingnya dilakukan untuk tujuan berikut:
1. Prosedur Penilaian Risiko
Digunakan untuk memperoleh pemahaman atas entitas dan ruang lingkupnya, termasuk
pengendalian internal, untuk menilai risiko salah saji material pada laporan keuangan dan
level asersi yang relevan.
2. Uji Pengendalian
Digunakan untuk menguji keefektifan pengendalian dalam menghindari atau mendeteksi
dan mengoreksi salah saji material pada level asersi yang relevan.
3. Prosedur Substantif
Digunakan untuk mendeteksi salah saji material pada level asersi yang relevan. Prosedur
substantif mencakup uji rincian dan prosedur analitis substantive
Jenis prosedur audit:
1. Prosedur analitis
Terdiri dari penelitian dan perbandingan hubungan diantara data.Prosedur ini meliputi
perhitungan dan penggunaan rasio-rasio sederhana, analisis vertikal atau laporan
persentase, perbandingan jumlah yang sebenarnya dengan data historis atau anggaran,
serta penggunaan model matematis dan statistik, seperti analisis regresi.
2. Inspeksi
Meliputi pemeriksaan rinci terhadap dokumen dan catatan, serta pemeriksaan sumber
daya berwujud.Prosedur ini digunakan secara luas dalam auditing.
3. Konfirmasi
Bentuk permintaan keterangan yang memungkinkan auditor memperoleh informasi
secara langsung dari sumber independen di luar organisasi klien.Dalam kasus yang lazim,
klien membuat permintaan kepada pihak luar secara tertulis, namun auditor yang
mengendalikan pengiriman permintaan keterangan tersebut.
4. Permintaan keterangan (inquiring)
Permintaan keterangan meliputi permintaan keterangan secara lisan atau tertulis oleh
auditor.Permintaan keterangan tersebut biasanya ditujukan kepada manajemen atau
karyawan, umumnya berupa pertanyaan-pertanyaan yang timbul setelah dilaksanakannya
prosedur analitis atau permintaan keterangan yang berkaitan dengan keusangan
persediaan atas piutang yang dapat ditagih.
5. Penghitungan
Dua aplikasi yang paling umum dari perhitungan adalah (1) perhitungan fisik sumber
daya berwujud seperti jumlah kas dan persediaan yang ada, dan (2) akuntansi seluruh
dokumen nomor yang telah dicetak. Yang pertama menyediakan cara untuk
mengevaluasi bukti fisik tentang jumlah yang ada, sementara yang kedua dapat
dipandang sebagai penyediaan cara untuk mengevaluasi pengendalian internal
perusahaan melalui bukti yang objektif tentang kelengkapan catatan akuntansi.
6. Penelusuran (tracing)
Dalam penelusuran yang seringkali disebut sebagai penelusuran ulang, auditor (1)
memilih dokumen yang dibuat pada saat transaksi dilaksanakan, dan (2) menentukan
bahwa informasi yang diberikan oleh dokumen tersebut telah dicatat dengan benar dalam
catatan akuntansi (jurnal dan buku besar). Arah pengujian prosedur ini berawal dari
dokumen menuju catatan akuntansi; sehingga menelusuri kembali asal-usul aliran data
melalui sistem akuntansi.
7. Pemeriksaan bukti pendukung (vouching)
Pemeriksaan bukti pendukung meliputi (1) pemilihan ayat jurnal dalam catatan akuntansi,
dan (2) mendapatkan serta memeriksa dokumentasi yang digunakan sebagai dasar ayat
jurnal tersebut untuk menentukan validitas dan ketelitian pencatatan akuntansi. Dalam
melakukan vouching, arah pengujian berlawanan dengan yang digunakan dalam tracking.
8. Pengamatan
Pengamatan berkaitan dengan memperhatikan dan menyaksikan pelaksanaan beberapa
kegiatan atau proses. Kegiatan dapat berupa pemrosesan rutin jenis transaksi tertentu
seperti penerimaan kas, untuk melihat apakah para pekerja sedang melaksanakan tugas
yang diberikan sesuai dengan kebijakan dan prosedur perusahaan.
9. Pelaksanaan ulang
Salah satu prosedur audit yang penting adalah pelaksanaan ulang perhitungan dan
rekonsiliasi yang dibuat oleh klien. Misal menghitung ulang total jurnal, beban
penyusutan, bunga akrual dan diskon atau premi obligasi, perhitungan kuantitas dikalikan
harga per unit pada lembar ikhtisar persediaan, serta total pada skedul pendukung dan
rekonsiliasi.
10. Teknik audit berbantuan komputer (computer assisted audit techniques)
Apabila catatan akuntansi klien dilaksanakan melalui media elektronik, maka auditor
dapat menggunakan teknik audit berbantuan komputer (CAAT) untuk membantu
melaksanakan beberapa prosedur yang telah diuraikan sebelumnya. Sebagai contoh,
auditor dapat menggunakan perangkat lunak komputer untuk melakukan hal-hal sebagai
berikut:
Melaksanakan penghitungan dan perbandingan yang digunakan dalam prosedur
analitis.
Memilih sampel piutang usaha untuk konfirmasi.
Mencari sebuah file dalam komputer untuk menentukan bahwa semua dokumen
yang berurutan telah dipertanggungjawabkan.
Membandingkan elemen data dalam file-file yang berbeda untuk disesuaikan
(seperti harga yang tercantum dalam faktur dengan master file yang memuat
harga-harga yang telah disahkan)
Memasukkan data uji dalam program klien untuk menentukan apakah aspek
komputer dari pengendalian intern telah berfungsi.
Melaksanakan ulang berbagai perhitungan seperti penjumlahan buku besar
pembantu piutang usaha atau file persediaan

Você também pode gostar