Você está na página 1de 29

Analisis Laporan Keuangan PT.

Telekomunikasi Indonesia

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN


1. Rasio Likuiditas
adalah rasio yang menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan untuk memenuhi kewajiban
keuangan pada saat ditagih.
Rasio Likuiditas, terdiri dari :
a. Current Ratio
b. Acid Test Ratio(Ratio Solvency)
c. Cash Ratio
d. Working Capital To Total Asset Ratio

2. Ratio Solvabilitas
adalah rasio untuk mengukur perbandingan dana yang di sediakan oleh pemiliknya dengan
dana yang di pinjam dari kreditur perusahaan tersebut. Rasio ini di maksudkan untuk
mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang.
Ratio Solvabilitas, terdiri dari :
a. Total Debt to Equity Ratio(Rasio Hutang terhadap Equitas)
b. Total Debt to Asset Ratio(Ratio Hutang terhadap Harta
c. Ratio Hutang Modal (Debt to Equity Ratio atau Ratio Leverage)

3. Ratio Aktivitas
adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan semau sumber
daya yang ada padanya. Ratio aktivitas ini melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan
dan investasi pada berbagai jenis aktiva.
Ratio Aktivitas, terdiri dari :
a. Total Asset turn over
b. Working Capital
c. Rasio Perputaran Aktiva Tetap
d. Rasio Perputaran Persediaan.

4. Ratio Probabilitas
adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau
keuntungan, probabilitas suatu perusahaan mewujudkan perbandingan antara laba dengan
aktiva atau modal yang mengasilkan laba tersebut.
Ratio Probabilitas, terdiri dari :
a. Gross Profit Marginal (Margin Laba Kotor).
b. Net Profit Marginal (Margin Laba Bersih).
c. Operating Profit Marginal.
d. Return Of Asset
e. Return Of Equity
f. Rasio Perputaran Piutang
g. Earning Per Share(EPS)
h. Asset Turn Over atau Fixed Asset Turn Over
Perhitungan:

1. Rasio Likuiditas
a. Current Rasio = (Aktiva Lancar / Kewajiban Lancar)

- Tahun 2013 = ( Rp. 33.075.000.000 / Rp. 28.437.000.000) = 1,16


analisis : Pada tahun 2013, current ratio PT Telekomunikasi,Tbk 1,16 yang
diperoleh dengan perbandingan akiva lancar sebesar Rp 33.075.000.000
dengan hutang lancar sebesar Rp. 27.973.000. Hal ini berarti setiap Rp 1
hutang lancar dapat dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 1,16
- Tahun 2012 = ( Rp. 27.973.000.000 / Rp. 24.107.000.000) = 1,16
analisis : Pada tahun 2013, current ratio PT Telekomunikasi,Tbk 1,16 yang
diperoleh dengan perbandingan akiva lancar sebesar Rp 27.973.000.000
dengan hutang lancar sebesar Rp. 24.107.000. Hal ini berarti setiap Rp 1
hutang lancar dapat dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 1,16
- Tahun 2011 = (Rp.21.258.000.000 / Rp. 22.189.000.000 ) * 100% = 0.95
analisis: Pada tahun 2011, current ratio PT Telekomunikasi,Tbk 0.95 yang
diperoleh dengan perbandingan akiva lancar sebesar Rp21.258.000.000
dengan hutang lancar sebesar Rp.22.189.000.000 Hal ini berarti setiap Rp 1
hutang lancar tidak dapat dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 0.91
Jadi pada tahun 2013 dan 2012 hutang lancar dapat dijamin oleh aktiva
lancar tetapi untuk tahun 2011 hutang lancar tidak dapat dijamin oleh aktiva.

b. Acid Test Ratio atau quick ratio =( (aktiva lancar persediaan) / hutang lancar)) * 100%

-Tahun 2013=((Rp. 32.075.000.000 509.000.000) / Rp. 28.437.000.000 ))*100%=1,11


analisis : Rata rata industry tingkat liquidnya atau quick rasio adalah 0,5 sedangkan
PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, tbk 1,11 maka keadaannya sangat
baik, karena perusahaan dapat membayar hutang walaupun sudah dikurangi
persediaan.

- Tahun 2012 = ((Rp.27.973.000.000 579.000.000) / Rp.24.107.000.000)) * 100%= 1,13


analisis : Rata rata industry tingkat liquidnya atau quick rasio adalah 0,5 sedangkan
PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, tbk 1,13 maka keadaannya sangat
baik, karena perusahaan dapat membayar hutang walaupun sudah dikurangi
persediaan.
- Tahun 2011 = ((Rp.21.258.000.000 758.000.000) / 22.189.000.000 )) * 100%= 0.94
analisis : Rata rata industry tingkat liquidnya atau quick rasio adalah 0,5 sedangkan
PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, tbk 0,94 maka keadaannya sangat
baik, karena perusahaan dapat membayar hutang walaupun sudah dikurangi
persediaan.
c. Cash Rasio = ( kas + equivalen cash ratio / kewajiban lancar ) * 100%

- Tahun 2013 = ( Rp. 14.696.000.000 / Rp. 28.437.000.000 ) * 100% = 0,60 = 60%


analisis : Pada tahun 2013, cash ratio Pt Telkom Tbk sebesar 60% yang diperoleh
dari perbandingan kas(bank)sebesar Rp14.696.000.000 dengan hutang lancar
sebesar Rp28.437.000.000. Hal ini berarti setiap Rp1 hutang lancar dapat
dijamin oleh cash asset sebesar Rp0.60
- Tahun 2012 = ( Rp. 13.118.000.000 / Rp. 24.107.000.000 ) * 100% = 0,54 = 54%
analisis : Pada tahun 2012, cash ratio Pt Telkom Tbk sebesar 54% yang diperoleh
dari perbandingan kas(bank) sebesar Rp13.118.000.000 dengan hutang lancar
sebesar Rp24.107.000.000. Hal ini berarti setiap Rp1 hutang lancar dapat
dijamin oleh cash asset sebesar Rp0.54
- Tahun 2011 = ( Rp. 9.634.000.000 / Rp. 22.189.000.000 ) * 100% = 0,43 = 43%
analisis : Pada tahun 2011, cash ratio Pt Telkom Tbk sebesar 43% yang diperoleh
dari perbandingan kas(bank) sebesar Rp9.634.000.000 dengan hutang lancar
sebesar Rp22.189.000.000. Hal ini berarti setiap Rp1 hutang lancar dapat
dijamin oleh cash asset sebesar Rp0.29
d. Working Capital to Asset Ratio = (( aktiva lancar persediaan ) / total aktiva )) * 100%

- Tahun 2013 = ((32.357.000.000 509.000.000) / 127. 951.000.000))*100% =0,25 = 25%


analisis : Pada tahun 2013 total working capital to asset ratio sebesar 25%

- Tahun 2012 = ((27.973.000.000 579.000.000) / 111.369.000.000 ))*100%= 0,24 = 24%


analisis : Pada tahun 2012 total working capital to asset mengalami penurunan
sebesar 24% dari tahun 2013
- Tahun 2011 = (( 21.258.000.000 758.000.000) /103.054.000.000 ))*100% = 0,20 =
20%
analisis : Pada tahun 2011 total working capital mengalami penurunan sebesar 20%
dari tahun 2013 dan 2012

2. Rasio Solvabilitas
a. Total Debt to Equity Ratio ( Rasio Hutang terhadap Equitas )
Rumus : ( Total hutang / equitas pemegang saham) * 100%
- Tahun 2013 = (50. 527. 000. 000 / 60. 542.000.000 ) * 100% = 0,83 =83%
analisis : Perusahaan yang dibiayai oleh hutang 83% untuk tahun 2013
menunjukkan kreditor menyediakan Rp. 83

- Tahun 2012 = ( 44.391.000.000 / 51.541.000.000 ) * 100% = 0,86 = 86%


analisis : Perusahaan yang dibiayai oleh hutang 86% untuk tahun 2012
menunjukkan kreditor menyediakan Rp. 86
- Tahun 2011 = ( 42.073.000.000 / 47.510.000.000) * 100 % = 0,88 = 88%
analisis : Perusahaan yang dibiayai oleh hutang 88% untuk tahun 2011
menunjukkan kreditor menyediakan Rp. 88
b. Total Debt to Asset ( Rasio Hutang terhadap Harta )
Rumus : ( Total Hutang / Total aktiva ) * 100%

- Tahun 2013 = ( 50. 527.000.000 / 127. 951.000.000 ) * 100% = 0,39 = 38%


analisis : Pendanaan perusahaan dibiaya oleh hutang utuk tahun 2013 artinya
bahwa setiap Rp. 100, pendanaan perusahaan Rp. 39 dibiaya dengan
hutang dan Rp. 61 disediakan oleh pemegang saham.

- Tahun 2012 = ( 44.391.000.000 / 111. 369. 000.000 ) * 100% = 0,40 = 39%


analisis : Pendanaan perusahaan dibiaya oleh hutang utuk tahun 2012 artinya
bahwa setiap Rp. 100, pendanaan perusahaan Rp. 40 dibiaya dengan
hutang dan Rp. 60 disediakan oleh pemegang saham.

- Tahun 2011 = ( 42. 073. 000. 000 / 103. 054.000.000 ) * 100% = 0,41 = 40%
analisis : Pendanaan perusahaan dibiaya oleh hutang utuk tahun 2012 artinya
bahwa setiap Rp. 100, pendanaan perusahaan Rp. 41 dibiaya dengan
hutang dan Rp. 59 disediakan oleh pemegang saham.

c. Ratio Hutang Modal (Debt to Equity Ratio atau Ratio Leverage)


Rumus: ( Total Hutang / Total Modal )
- Tahun 2013 = ( Rp.50.527.000.000 / Rp. 77.424.000.000 ) = 0,65 = 65%
analisis: Pada tahun 2013, ratio hutang modal sebesar 65% yang diperoleh dari
perbandingan total hutang sebesar Rp. 50.527.000.000 dengan
penjualan sebesar Rp77.424.000.000 .Ini berarti perusahaan baru bisa
menutupi hutang sebesar Rp 00.65%
- Tahun 2012 = ( Rp. 44.391.000.000 / Rp. 66.978.000.000 ) = 0,66 = 66%
analisis: Pada tahun 2012, ratio hutang modal sebesar 66% yang diperoleh dari
perbandingan total hutang sebesar Rp. 44.391.000.000 dengan
penjualan sebesar Rp66.978.000.000 .Ini berarti perusahaan baru bisa
menutupi hutang sebesar Rp 00.66%

- Tahun 2011 = ( Rp. 42.073.000.000 / Rp. 60.981.000.000 ) = 0,68 = 68%


analisis: Pada tahun 2011, ratio hutang modal sebesar 68% yang diperoleh dari
perbandingan total hutang sebesar Rp. 42.073.000.000 dengan
penjualan sebesar Rp60.981.000.000 .Ini berarti perusahaan baru bisa
menutupi hutang sebesar Rp 00.68%

d. Times Interest Earned / Coverage Ratio (Rasio Penutupan)


Rumus : Laba Bersih Sebelum Bunga dan Pajak
Beban Bunga
- Tahun 2013 = ( Rp. 27.149.000.000 / Rp. 1.504.000.000) = 18,05 = 1805%
analisis : Pada tahun 2010 ratio coverage PT Telkom Tbk yakni sebesar
1805% yang diperoleh dari perbandingan laba bersih sebelum bunga
dan pajak sebesar Rp27.149.000.000 dengan beban bunga sebesar
Rp1.504.000.000

- Tahun 2012 = ( Rp.24.228.000.000 / Rp. 2.055.000.000 ) = 11,78 = 1178%


anlisis : Pada tahun 2010 ratio coverage PT Telkom Tbk yakni sebesar 1274%
yang diperoleh dari perbandingan laba bersih sebelum bunga dan
pajak sebesar Rp24.228.000.000 dengan beban bunga sebesar
Rp2.055.000.000
- Tahun 2011 = ( Rp. 20.857.000.000 / Rp. 1.637.000.000 ) = 12,74 = 1274%
analisis : Pada tahun 2010 ratio coverage PT Telkom Tbk yakni sebesar 1274%
yang diperoleh dari perbandingan laba bersih sebelum bunga dan
pajak sebesar Rp20.5871.000 dengan beban bunga sebesar
Rp1.637.000.000
3. Rasio Probabilitas

a. Gross Profit Marginal ( Margin Laba Kotor)


Rumus : ( Laba Kotor / Penjualan ) * 100%

- Tahun 2013 = ( Rp. 27.846.000.000 / Rp. 82.967.000.000 ) * 100% = 0,33


analisis : Pada tahun 2013 gross profit marginal PT. Telekomunikasi sebesar
0,33 atau 33%.
- Tahun 2012 = ( Rp. 25.698.000.000 / Rp. 77.143.000.000 ) * 100% = 0,33
analisis : Pada tahun 2012 gross profit marginal persentase nya tetap dari tahun
2013 sampai 2012 sebesar ,033 atau 33%
- Tahun 2011 = ( Rp. 49.970.000.000 / Rp. 71.253.000.000 ) * 100% = 0,70
analisis : Pada tahun 2011 gross profit marginal mengalami peningkatan sebesar
0,70 atau 70 % dibandingkan pada tahun 2013 dan 2012

b. Net Profit Marginal ( Margin Laba Bersih )


Rumus : ( Laba Setelah Pajak / Total aktiva ) * 100%

- Tahun 2013 = ( 14.205.000.000 / 127.951.000.000 ) * 100% = 11,1


analisis : Pada tahun 2013 Net Profit Marginal sebesar 11,1.

- Tahun 2012 = ( 12.850.000.000 / 111.369.000.000) * 100% = 11,5


analisis : Pada tahun 2012 Net Profit Marginal mengalami peningkatan sebesar
11,5 di bandingkan dengan tahun 2013.

- Tahun 2011 = ( 10.965.000.000 / 103.054.000.000 ) * 100% = 10,6


analisis : Pada tahun 21011 Net Pofit marginal mengalami peningkatan
sebesar
11,6 dibandingkan dengan tahun 2013 dan 2012.
c. Operating Profit Margin
Rumus : ( Laba Usaha / Penjualan Bersih ) * 100%

- Tahun 2013 = ( Rp. 27.846.000.000 / Rp. 82.967.000.000 ) * 100% = 0,33


analisis : Pada tahun 2013 Operating Profit Margin sebesar 0,33 atau 33%
tidak mengalami perubahan (tetap) dari tahun 2012.
- Tahun 2012 = ( Rp. 25.698.000.000 / Rp. 77.143.000.000 ) * 100% = 0,33
analisis : Pada tahun 2012 Operating Profit Margin sebesar 0,33 atau 33%,
pada tahun ini mengalami penurunan dibandingkan tahun 2011,
- Tahun 2011 = ( Rp. 49.970.000.000 / Rp. 71.253.000.000 ) * 100% = 0,70
analisis : Pada tahun 2011 Operating Profit Margin sebesar 0,70 atau
70%,tahun ini jauh lebih tinggi dibandingkan tahun 2013 dan 2012.

d. Return Of Asset
Rumus : ( Laba Bersih Setelah Pajak / Total Aktiva ) * 100%

- Tahun 2013 = ( Rp.14.205.000.000 / Rp. 127.951.000.000 ) * 100% = 11,1


analisis : pengembalian aset menurun dari tahun 2012 ke tahun
2012.pengembalian pada tahun 2013 sebesar 11,1 % sangatlah rendah
dibandingkan dengan tahun 2012sebesar 11,5 %.
- Tahun 2012 = ( Rp. 12.850.000.000 / Rp. 111.369.000.000) * 100% = 11,5
analisis : Pengembalian asset tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 11,5
% ,jika dibandingkan dengan tahun 2011 sangatlah berbeda.

- Tahun 2011 = ( Rp. 10.965.000.000 / Rp. 103.054.000.000 ) * 100% = 10,6


analisis : Pengembalian aset tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 10,6%
dari tahun 2013 dan 2012.

e. Return Of Equity
Rumus : ( Laba Bersih Setelah Pajak / equitas pemegang saham ) * 100%

- Tahun 2013 = ( 14.205.000.000 / 60.542.000.000 ) * 100% = 23,5


analisis : tingkat pengembalian atas ekuitas pemegang saham mengalami
penurunan dari tahun 2012 ke tahun 2013.Pengembalian pada tahun
2013 sebesar 23,5% sangatlah rendah dibandingkan dengan tahun
2012 sebesar 24,9%.
- Tahun 2012 = ( 12.850.000.000 / 51.541.000.000 ) * 100% = 24,9
analisis : Tingkat pengembalian atas ekuitas pemegang saham mengalami
peningkatan dari tahun 2011 ke tahun 2012.Pengembalian pada
tahun 2012 sebesar 24,9 % sangatlah tinggi dibandingkan dengan
tahun 2011 sebesar 23,1 %.
- Tahun 2011 = ( 10.965.000.000 / 47.510.000.000 ) * 100% = 23,1
analisis : Tingkat pengembalian atas equitas pemegang saham pada tahun
2011 sebesar 23,1 %

f. Fixed Asset Turn Over


Rumus : ( Penjualan / Aktiva Tetap )

- Tahun 2013 = ( Rp. 82.967.000.000 / Rp. 94.876.000.000 ) = 0,87


analisis : Pada tahun 2013 Fixed asset turn over mengalami penurunan
sebesar 0,87 dibandingkan tahun 2012.
- Tahun 2012 = ( Rp. 77.143.000.000 / Rp. 83.396.000.000 ) = 0,92
analisis : Pada tahun 2012 fixed asset turn over mengalami peningkatan
sebesar 0,92 dibandingkan tahun 2011.
- Tahun 2011 = ( Rp. 71.253.000.000 / Rp. 81.796.000.000 ) = 0,87
analisis : Pada tahun 2011 fixed asset turn over sebesar 0,87.

4. Rasio Aktivitas

a. Total Asset turn over


Rumus : ( Penjualan / Total Aktiva )

- Tahun 2013 = ( Rp. 82.967.000.000 / Rp. 127.951.000.000 ) = 0,65


analisis : perputaran aset menunjukkan bahwa pada tahun 2013 PT Telkom
menghasilkan perputaran aset sebesar 0,65 kali . Jadi, perputaran aset
mengalami penurunan dibandingkan dengan pada tahun 2012 sebesar 0,69
- Tahun 2012= ( Rp. 77.143.000.000 / Rp. 111.369.000.000 ) = 0,69
analisis : Perputaran asset pada tahun 2012 tidak mengalami peningkatan (tetap)
dari tahun 2011 sebesar 0,69
- Tahun 2011 = ( Rp. 71.253.000.000 / Rp. 103.054.000.000 ) = 0,69
analisis : Perputaran asset tahun 2011 sebesar 0,69

b. Rasio Perputaran Aktiva Tetap

Rumus : ( Penjualan / Aktiva Tetap )

- Tahun 2013= ( Rp. 82.967.000.000 / Rp. 94.876.000.000 ) = 0,87


analisis : Pada tahun 2013 perputaran piutang mengalami penurunan sebesar 0,87
dibandingkan tahun 2013

- Tahun 2012 = ( Rp. 77.143.000.000 / Rp. 83.396.000.000 ) = 0,92


analisis : Perputaran piutang pada tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar
0,92 dibandingkan tahun 2011

- Tahun 2011 = ( Rp. 71.253.000.000 / Rp. 81.796.000.000) = 0,87


analisis : Perputaran piutang pada tahun 2011 sebesar 0,87, pada tahun ini
perputaran piutang mengalami penurunan dibandingkan tahun 2012

c. Rasio Perputaran Persediaan.

Rumus : ( HPP / Rata rata Persediaan ) atau ( Penjualan / Persediaan )


Periode perputaran : ( 365hari / perputaran persediaan )
- Tahun 2013 : Perputaran persediaan ( Rp. 82.967.000.000 / 509.000.000 ) =163
kali
Periode Persediaan ( 365 hai / 163 ) = 2,24
analisis : Analisis perputaran persediaan mengalami kenaikan.Tahun 2013 sebesar
163 kali dengan periode perputaran 2,24 hari dan tahun 2012 sebesar
133 kali dengan periode perputaran 2,74 hari. Jadi,semakin kecil nilai
perputaran persediaan maka semakin lama periode perputaran persediaan.
- Tahun 2012 : Perputaran Persediaan ( Rp. 77.143.000.000 / 579.000.000 ) = 133 kali
Periode Persediaan = (365 hari / 133 ) = 2,74 hari
analisis : perputaran persediaan mengalami kenaikan.Tahun 2012 sebesar 133 kali
dengan periode perputaran 2,74 hari dan tahun 2011 sebesar 94 kali dengan
periode perputaran 3,88 hari. Jadi,semakin besar nilai perputaran persediaan
maka semakin cepat periode perputaran persediaan.
- Tahun 2011 : Perputaran Persediaan ( Rp. 71.253.000.000 / 758.000.000 ) = 94 kali
Periode Persediaan ( 365 hari / 94 ) = 3,88
analisis : perputaran persediaan mengalami penurunan pada Tahun 2011sebesar 94
kali dengan periode perputaran 3,88 hari. Jadi,semakin besar kecil
perputaran persediaan maka semakin cepat periode perputaran persediaan.

GRAFIK :

Rasio Likuiditas

Faktor faktor yang eksternal yang mempengaruhi naik turunnya Current Ratio ,yaitu :
1. kas pada tahun 2013 dan 2012 nilai nya masih tetap tidak mengalami penurunan, dikarnakan
perusahaann tidak mendapatkan pemasukan dari pihak ekstern, sedangkan
pada tahun 2011 kas perusahaan mengalami penurunan, dikarnakan perusahaan membayar
biaya pada pihak ekstern.
2. Pada setiap tahun perusahaan membayar hutang pada pihak ekstern, contohnya: utang
usaha(kepada pihak berelasi dan pihak ketiga), utang lain-lain, utang pajak, utang deviden,
dan biaya yang masih harus dibayar. Pada tiap tahun nilai hutang terus bertambah.
Faktor faktor yang eksternal yang mempengaruhi naik turunnya Acid Test Ratio ,yaitu :
1. kas perusahaan pada tiap tahun mengalami penurunan, dikarnakan perusahaan harus
membayar sebagian hutangnya kepada pihak eksternal.
2. Pesediaan di perusahan tiap tahunnya masih tersisa, sehingga mengurangi kas perusahaan.

Faktor faktor yang eksternal yang mempengaruhi naik turunnya Cash Ratio ,yaitu :
1. Tingkat equivalen cash ratio mengalami kenaikan, karena pihak pihak eksternal menanamkan
modal nya ke perusahaan.
2. Tiap tahunnya tingkat hutang pada perusahaan terus bertambah, sehingga cash rasio
mengalami penurunan pada tiap tahun.
Faktor faktor yang eksternal yang mempengaruhi naik turunnyaWorking Capital to Asset
Ratio ,yaitu :
1. Total asset lancar pada perusahaan tiap tahunnya mengalami peningkatan dikarnakan jumlah
persediaaan yang ada di perusahaan tiap tahun nya berkurang, sehingga asset lancar nilai
terus bertambah.
2. kewajiban perusahaan dalam membayar hutang tiap tahunnya berkurang, dikarnakan kas
perusahaan masih mencukupi untuk membayar hutang tersebut.

GRAFIK :
Rasio Solvabilitas
Faktor faktor yang eksternal yang mempengaruhi naik turunnya Total Debt to Asset ,yaitu :
Disebabkan karena perusahaan membiayai aktivanya dalam bentuk utang luar negeri
sehingga ketika rupiah terdepresiasi, nilai utang menjadi lebih besar sebagai akibat besarnya
selisih kurs.
Faktor faktor yang eksternal yang mempengaruhi naik turunnya Total Debt to Equity,yaitu
:
1. Total hutang lebih kecil dibandingkan equitas pemegang saham, sehingga perusahaan masih
sanggup membayar hutang.
2. besar equitas pemegang saham, ini berarti piak eksternal masih mempercayai bahwa
perusahaan ini masih dapat di percaya.
Faktor faktor yang eksternal yang mempengaruhi naik turunnya Times Interest Earned,yaitu
:
1. Beban bunga tiap tahun nya mengalami penurunan karena telah dibayar oleh perusahaan.
2. Laba bersih berkurang akibat pembayaran bunga dan paajak tiap tahunnya.

GRAFIK :
RASIO PROBABILITAS
Faktor faktor yang eksternal yang mempengaruhi naik turunnya Net Profit Marginal ,yaitu
1. biaya bunga meningkat secara signifikan karena besarnya selisih kurs sehingga
mengakibatkan total biaya yang terlalu tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Akibatnya laba
bersih yang diperoleh dari tingkat penjualan tertentu secara signifikan juga menurun.
Faktor faktor yang eksternal yang mempengaruhi naik turunnya Gross Profit Marginal
,yaitu:
1. Penjualan atau pendapatan tiap tahunnya mengalami peningkatan dikarenakan perusahaan
kas nya selalu bertambah.
2. Laba kotor lebih kecil dari penjualan sehingga gross profit marginal mengalami penurunan
tiap tahun.
Faktor faktor yang eksternal yang mempengaruhi naik turunnya ROA ,yaitu:
1. laba bersih menurun secara signifikan karena melemahnya daya beli masyarakat dan
meningkatnya biaya bunga sehingga return on assets menurun secara signifikan.
2. Laba bersih lebih kecil dari penjualan, sehingga hasil dari ROA tiap tahunnya mengalami
penurunan.
Faktor faktor yang eksternal yang mempengaruhi naik turunnya ROE,yaitu:
1. laba bersih menurun secara signifikan karena melemahnya daya beli masyarakat dan
meningkatnya biaya bunga sehingga return on assets menurun secara signifikan.
2. Laba bersih lebih kecil dari equitas pemegang sham sehingga hasil ROE tiap tahunnya
mengalami penurunan.
Faktor faktor yang eksternal yang mempengaruhi naik turunnya Fixed Asset Turn Over
yaitu:
1. Penjualan mengalami kenaikkan tiap tahunnya, dikarenakan adanya pemasukkan yang
diterima oleh perusahaan dari pemegang saham.
2. Aktiva tetap lebih besar dari aktiva lancar, dikarenakan aktiva tetap nilainya sering berubah
akibat adanya penjualan, sehingga nilainya terus meningkat.
3. Penjualan lebih kecil dari aktiva tetap, hal ini dapat mengurangi fixed asset turn over tiap
tahunnya.

GRAFIK :
RASIO AKTIVITAS

Faktor faktor yang eksternal yang mempengaruhi naik turunnya Rasio Perputaran
Persediaan ,yaitu:
1. Persediaan tiap tahunnya mengalami penurunan dikarena telah habis di jual.
2. HPP perusahaan mengalami peningkatan tiap tahun.
Faktor faktor yang eksternal yang mempengaruhi naik turunnya Rasio Perputaran Aktiva
Tetap ,yaitu:
1. Jumlah dari rasio aktiva tetap tiap tahun nya mengalami perubahan, dikarenakan aktiva tetap
lebih besar dibandingkan dengan penjualan.
2. Pendapatan atau penjualan di dapat dari pemegang saham.

Analisa Ratio Laporan Keuangan PT XL Axiata Tbk

Bagi setiap entrepreneur wajib untuk mengetahui laporan keuangan.


Seperti pembahasan dalam artikel sebelumnya laporan keuangan
dipergunakan untuk mengetahui seberapa sehatkah perusahaan Anda.
Laporan keuangan berdasarkan akutansi yang baku atau disingkat PABU
(Prinsip Akutansi Berterima Umum) atau GAAP (Generally Accepted
Accounting Principles) biasanya terdiri dari :

Neraca
Laporan Laba-Rugi
Laporan Arus KasLaporan Perubahan Equitas

Untuk mendalami hal ini kita dapat mengamati laporan keuangan pada
perusahaan-perusahaan yang sudah go public atau perusahaan terbuka.
Biasanya nama perusahaannya diberi embel-embel Tbk. Dimana
perusahaan ini sudah menjual sahamnya kepada masyarakat umum
sehingga diwajibkan bagi perusahaan ini untuk menerbitkan laporan
tahunan yang didalamnya juga terdapat laporan keuangan tahunan.

Untuk pembahasan pada artikel ini saya ambil perusahaan PT XL Axiata


Tbk tahun 2010. Karena kebetulan sebelumnya saya berkecimpung di
dunia telekomunikasi juga maka saya senang menganalisa yang
berhubungan dengan bisnis telekomunikasi.

Tujuan dari artikel ini adalah melakukan analisis ratio pada perusahaan
XL Axiata. Analisis ratio dapat digunakan untuk membandingkan kinerja
perusahaan XL Axiata dibandingkan dengan perusahaan sejenis misalkan
Telkomsel, Indosat dengan membandingkan ratio XL Axiata dengan rata-
rata industri. Tetapi analisis ratio bukanlah tanpa celah hal ini
dikarenakan tidak semua perusahaan telekomunikasi seluler sudah go
public dan juga perbedaan sumber pemasukan bagi perusahaan-
perusahaan seluler tersebut (contoh : Indosat juga merambah industri
satelit dan IT tetapi tidak dengan perusahaan lainnya). Pada analisis ini
saya baru membandingkan antara ratio di tahun 2009 dengan ratio di
tahun 2010.

Pertama kita tampilkan Neraca perusahaan


Perlu diingat dalam neraca bahwa
Asset = Liability + Equity
Asset termasuk didalamnya aset lancar berupa kas, piutang dll dan aset
tidak lancar berupa gedung, mesin-mesin dll. Laibility adalah kewajiban
atau hutang perusahaan. Sedangkan Equity adalah modal perusahaan.

Berikut neraca pada XL Axiata 2009, 2010 (Dalam jutaan rupiah kecuali
nilai nominal per saham)
Berikut laporan laba rugi 2009, 2010 (Dalam Jutaan rupiah)

Dan berikut analisa ratio berdasarkan laporan keuangan yang kita


dapatkan.
Berikut penjelasan analisis berdasarkan tiap-tiap analisa ratio

Analisa Likuiditas

Analisa Asset Management


Analisa Debt Management

Profitability
Market Value

Você também pode gostar