Você está na página 1de 32

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-
Nyalah sehingga laporan kelompok kami terselesaikan.
Laporan ini merupakan hasil kerjasama anggota kelompok 12, dan selama dalam waktu
kurang lebih 1 minggu penulis membuat ASKEB dalam bentuk laporan walaupun disertai
beberapa kendala-kendala yang dihadapi, akan tetapi berkat bimbingan dan kerjasama dari
berbagai pihak maka kendala tersebut dapat diatasi oleh penulis ( kelompok 12 ).
Dengan hati yang lapang penulis menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya
dan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada:
Bid.Mariani S, S.ST yang telah membimbing kami sehingga tugas ini dapat terselesaikan.
Penulis telah berusaha menyelesaikan laporan dengan sebaik mungkin, namun tidak ada
manusia yang tidak luput dari kesalahan, oleh karena itu saran dan kritik yang relevan dengan
laporan ini, penulis mengharapkan laporan ini dapat memberikan manfaat bagi para pemabaca,
khususnya bagi rekan-rekan mahasiswi Akbid Minasa Upa Makassar.

Makassar,APRIL 2010

Penyusun

KELOMPOK 12

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i
Daftar isi ii
Bab I Pendahuluan. 1
Bab II Tinjauan Pustaka
A. Pengertian Kehamilan
B. Diagnosis kehamilan
C. Penentuan usia kehamilan
D. Fisiologi dan patologi kehamilan
E. Pengertian Post matur
F. Etiologi
G. Permasalahan kehamilan post matur
H. Tanda bayi post matur
I. Diagnosa
J. Pengaruh terhadap ibu dan janin
K. Penatalaksanaan Post matur0

Bab III Penutup


Daftar Pustaka

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Asuhan Antenatal (antenatal care) meliputi pengawasan terhadap kehamilan untuk


mendapatkan informasi mengenai kesehatan umum ibu, menegakkan secara dini penyakit yang
menyertai kehamilan, menegakkan secara dini penyakit yang menyertai kehamilan dan
menetapkan resiko kehamilan (resiko tinggi, resiko meragukan atau resiko rendah). Asuhan
Antenatal juga untuk menyiapkan persalinan menuju kelahiran bayi yang baik (well health
mother), mempersiapkan pemeliharaan bayi dan laktasi, memfasilitasi pulihnya kesehatan ibu
yang optimal pada saat akhir kala masa nifas.

Asuhan Prenatal (Prenatal care) meliputi pengawasan janin dalam rahim yang dapat
ditentukan dengan pemeriksaan khusus, mengurangi kejadian abortus, prematuritas dan
gangguan neonatus, serta evaluasi kala I dan II sehingga tercapai well born baby dan well health
mother. Dalam praktik kedua istilah itu dipakai tanpa berbeda. Dalam arti lebih luas, pengawasan
antenatal berarti mempersiapkan pasangan baru menjadi orang tua yang efektif, meningkatkan
pengertian bahwa keluarga adalah bagian dari masyarakat, mencari factor social yang dapat
mempengaruhi kesehatan ibu hamil dan meningkatkan pengertian tentang keluarga berencana
untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga. Selain makna tersebut pengawasan antenatal juga
secara spesifik bertujuan menghindarkan ibu dari komplikasi-komplikasi yang dapat terjadi
selama kehamilan yang mana salah satunya adalah POST MATUR yang akan dibahas pada
pembahasan selanjutnya

Kehamilan umumnya berlangsung 40 minggu atau 280 hari dari haid pertama haid terakhir.
Kehamilan aterm ialah usia kehamilan antara 38-42 minggu dan ini merupakan periode dimana
terjadi persalinan normal. Kehamilan yang melewati 294 hari atau lebih dari 42 minggu lengkap
disebut sebagai postmatur atau kehamilan lewat waktu.
BAB ll

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN KEHAMILAN
Kehamilan (Pregnancy), Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara
waktu menstruasi terakhir dan kelahiran (38 minggu dari pembuahan). Kehamilan dibagi
menjadi tiga tahap atau trimester:

Trimester I : Dari hari pertama menstruasi terakhir sampai minggu ke 14,


Trimester II : Minggu ke 14 sampai minggu ke 28,

Trimester III : Minggu ke 28 sampai bayi lahir.

Triwulan pertama membawa resiko tertinggi keguguran (kematian alami embrio


Atau janin). Triwulan kedua perkembangan janin dapat didiagnosa dan dimonitor.
Triwulan ketiga menandakan awal viabilitas yang berarti janin dapat tetap hidup Bila
terjadi kelahiran awal atau kelahiran dipaksakan.
(sumber : buku Kamus kebidanan, hal 101).

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya bayi. Lamanya 280 hari
(40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir yang melibatkan
perubahan fisik dan emosional dari ibu serta perubahan social di dalam keluarga. (buku
Pelayanan kesehatan Maternal dan Neonatal, Sarwono).

B. DIAGNOSIS KEHAMILAN

Tanda/ Gejala
Banyak tanda dan gejala kehamilan tidak spesifik, namun kemunculannya pada wanita usia
reproduksi tanpa bukti adanya penyakit mengindikasikan perlunya tes kehamilan, khususnya
bila muncul beberapa tanda/ gejala.
Tanda-tanda Kehamilan Berdasarkan Riwayat atau Pemeriksaan

Presumtif Kemungkinan Positif

1. Berhenti 1. Tes kehamilan 1. Denyut jantung janin


menstruasi positif 2. Pada sonogram
secara tiba-tiba 2. Abdomen teridentifikasi
2. Peningkatan membesar kehamilan dalam rahim
suhu basal 3. Terpalpasi janin
tubuh yang 4. Ballotemen
menetap tanpa 5. Gerakan janin
disertai infeksi 6. Uterus
3. Mual muntah membesar,beruba
berkala dan h bentuk
terus- menerus 7. Tanda piskacek
4. Peningkatan 8. Tanda hegar
salvias 9. Tanda goodel
5. Payudara dan 10. Terpalpasi
puting kontraksi uterus
membesar, Braxton-hicks
kesemutan dan
nyeri tekan
6. Warna putting
dan aerola
menjadi gelap
7. Muncul
tuberkel
Montgomery
8. Nodul pada
payudara
9. Produksi
kolostrum
10. Sering
berkemih
11. Letih
12. Perubahan
pigmentasi
kulit (linea
nigra,cloasma)
terbentuk
striae,vascular
spiders
13. Tanda
Chadwick
14. Quickening

(Buku saku asuhan kebidanan Varney edisi 2)

C. PENENTUAN USIA KEHAMILAN

Untuk menentukan usia kehamilan secara akurat, taksiran usia kehamilan harus selaras
dengan dua dari tiga metode berikut:

1. Tanggal pasti Pasti HPHT wanita mengetahuai tanggal pertama menstruasi normal
terakhirnya dan siklus menstruasinya teratur-berdasarkan rumus naegele;
a. Tanggal HPHT ditambah tujuh
b. Bulan pada HPMT dikurang tiga
c. Pastikan untuk menggunakan jumlah hari yang sebenarnya pada bulan tersebut jika
berganti kebulan berikutnya.

2. Pengukuran tinggi fundus

Tinggi Fundus

Usia kehamilan Dalam cm Menggunakan penunjuk-


penunjuk badan

12 minggu - Teraba diatas simfisis


pubis

16 minggu - Ditengah,antara simfisi


pubis dan umbilicus

20 minggu 20 cm (2cm) Pada umbilicus

22-27 minggu Usia kehamilan dalam -


minggu=cm(2cm)
28 minggu 28 cm (2cm) Ditengah,antara
umbilicus dan prosesus
sifodeus

29-35 minggu Usia kehamilan dalam -


minggu=cm(2cm)
36 minggu 36cm(2cm) Pada prosesus sifodeus
D. FISIOLOGI DAN PATOLOGI KEHAMILAN

Hamil Normal Hamil dengan Komplikasi

Trimester I 1. Hiperemesis gravidarum


1. Morning sicknes 2. Kehamilan ektopik
2. Emesis gravidarum 3. Abortus
3. Kram kaki 4. Gravida dengan infeksi (sistisis)
4. Muncul varises
Trimester II 1. Pendarahan abortus
1. Keluhan berkurang 2. Kematian janin intrauterine
2. Makan bertambah 3. Molahidatidosa
3. Quickening 16-18 minggu,ada 4. Preklamsia
gerakan janin 5. Eklamsia
6. Persalinan premature
7. Hidramnion
Trimester III 1. Pecah ketuban dini
1. Lightening/perut bagian atas kosong 2. Perdarahan (plasenta previa,solusio
2. Kepala masuk PAP plasenta,pecah sinus
3. Sesak pada bagian perut bawah marginalis,plasenta laterend)
4. Pinggang pegal 3. Kematian janin intrauterine
4. Hidramnion

E. POST MATUR

Kehamilan postmatur menurut Prof. Dr. dr. Sarwono Prawirohardjo adalah kehamilan
yang melewati 294 hari atau lebih dari 42 minggu lengkap di hitung dari HPHT. Sedangkan
menurut Ida Bagus Gde Manuaba kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang melebihi
waktu 42 minggu belum terjadi persalinan.

Postmatur menggambarkan kehamilan yang berlangsung melebihi 42 minggu, antara lain


kehamilan memanjang, kehamilan lewat bulan, postterm, dan pascamaturitas. Kehamilan
lewat bulan, suatu kondisi antepartum, harus dibedakan dengan sindrom pascamaturitas,
yang merupakan kondisi neonatal yang didiagnosis setelah pemeriksaan bayi baru lahir.

Postmatur/ kehamilan lewat bulan adalah 294 hari setelah hari pertama haid terakhir, atau
280 hari setelah ovulasi. Istilah lewat bulan (postdate) digunakan karena tidak menyatakan
secara langsung pehaman mengenai lama kehamilan dan maturitas janin. (Varney Helen,
2007).
Postmatur adalah kehamilan yang melewati 294 hari atau lebih dari 42 minggu lengkap
(Ilmu Kebidanan, hal 317).

F. ETIOLOGI

Penyebab pasti belum diketahui, faktor yang dikemukakan adalah :

1. Hormonal, yaitu kadar progesteron tidak cepat turun walaupun kehamilan telah cukup
bulan sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang.
2. Herediter, karena postmaturitas sering dijumpai pada suatu keluarga tertentu.
3. Kadar kortisol pada darah bayi yang rendah sehingga disimpulkan kerentanan akan stress
merupakan faktor tidak timbulnya His.
4. Kurangnya air ketuban.
5. Insufisiensi plasenta

G. PERMASALAHAN KEHAMILAN LEWAT WAKTU

Permasalahan kehamilan lewat waktu adalah plasenta tidak sanggup memberikan nutrisi
dan pertukaran CO2/O2 sehingga mempunyai risiko asfiksia sampai kematian dalam rahim.
Makin menurunnya sirkulasi darah menuju sirkulasi plasenta dapat mengakibatkan :
1. Pertumbuhan janin makin lambat.
2. Terjadi perubahan metabolisme janin.
3. Air ketuban berkurang dan makin kental.
4. Sebagian janin bertambah berat, serhingga memerlukan tindakan persalinan.
5. Berkurangnya nutrisi dan O2 ke janin yang menimbulkan asfiksia dan setiap saat dapat
meninggal di dalam rahim.
6. Saat persalinan janin lebih mudah mengalami asfiksia.
(Menurut Manuaba dalam Buku Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB Untuk
Pendidikan Bidan, 1998).

H. TANDA BAYI POST MATUR

a) Tanda postterm dapat di bagi dalam 3 stadium (Sarwono Prawirohardjo) :

a. Stadium I
Kulit menunjukkan kehilangan verniks kaseosa dan maserasi berupa kulit kering,
rapuh dan mudah mengelupas.
b. Stadium II
Gejala di atas disertai pewarnaan mekonium (kehijauan) pada kulit
c. Stadium III
Terdapat pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit dan tali pusat
b) Tanda bayi Postmatur (Manuaba, Ida Bagus Gde, 1998)
a. Biasanya lebih berat dari bayi matur ( > 4000 gram)
b. Tulang dan sutura kepala lebih keras dari bayi matur.
c. Rambut lanugo hilang atau sangat kurang.
d. Verniks kaseosa di bidan kurang.
e. Kuku-kuku panjang.
f. Rambut kepala agak tebal.
g. Kulit agak pucat dengan deskuamasi epitel.

I. DIAGNOSA

Postmatur ialah kondisi bayi yang lahir akibat kehamilan lewat waktu dengan kelainan
fisik akibat kekurangan makanan dan oksigen. Bila kasus telah mengalami insufisiensi yang
berat maka akan lahir bayi dangan kelainan .

Diagnosis kehamilan lewat waktu biasanya dari perhitungan rumus Naegle setelah
mempertimbangkan siklus haid dan keadaan klinis. Bila terdapat keraguan, maka pengukuran
tinggi fundus uteri dengan sentimeter akan memberikan informasi mengenai usia gestasi
yang lebih tepat. Keadaan klinis yang mungkin ditemukan ialah:
1) Air ketuban yang berkurang.
2) Gerakan janin yang berkurang.

Bila telah dilakukan pemeriksaan ultrasonografi teratur terutama sejak trimester pertama
maka hampir dapat dipastikan usia kehamilan. Sebaliknya pemeriksaan yang sesaat setelah
trimester III sukar untuk memastikan usia kehamilan.

Pemeriksaan sitologi vagina (indeks kariopiknotik >20%) mempunyai sensitifitas 75%


dan tes tanpa tekanan dengan kardiotokografi mempunyai sensitifitas 100% dalam
menentukan adanya disfungsi janin plasenta postterm. Perlu diingat bahwa kematangan
serviks tidak dapat dipakai untuk menentukan usia gestasi.

Adapun pendapat bahwa diagnose Post matur antara lain:


1. Bila tanggal HPHT dicatat dan diketahui wanita hamil, diagnosis tidak sukar.
2. Bila wanita tidak tahu, lupa atau tidak ingat, atau sejak melahirkan yang lalu tidak dapat
haid dan kemudian menjadi hamil, hal ini akan sukar memastikannya. Hanyalah dengan
pemeriksaan antenatal yang teratur dapat diikuti tinggi dan naiknya fundus uteri,
mulainya gerakan janin dan besarnya janin dapat membantu diagnosis.
3. Pemeriksaan berat badan diikuti, kapan menjadi berkurang, begitu pula lingkaran perut
dan jumlah air ketuban apakah berkurang.
4. Pemeriksaan rontgenologik, dapat dijumpai pusat-pusat penulangan pada bagian distal
femur, bagian proksimal tibia, tulang kuboid, diameter bipariental 9,8 cm atau lebih.
5. USG : ukuran diameter bipariental, gerakan janin dan jumlah air ketuban
6. Pemeriksaan sitologik air ketuban : air ketuban diambil dengan amniosentesis, baik
transvaginal maupun transabdominal. Air ketuban akan bercampur lemak dari sel-sel
kulit yang dilepas janin setelah kehamilan mencapai lebih dari 36 minggu. Air ketuban
yang diperoleh dipulas dengan sulfat biru nil maka sel-sel yang mengandung lemak akan
berwarna jingga. Bila :
a. Melebihi 10% : kehamilan di atas 36 minggu
b. Melebihi 50% : kehamilan di atas 39 minggu
7. Amnioskopi : melihat derajat kekeruhan air ketuban, menurut warnanya karena dikeruhi
mekonium.
8. Kardiotografi : mengawasi dan membaca DJJ, karena insufiensi plasenta
9. Uji Oksitosin (stress test) : yaitu dengan infus tetes oksitosin dan diawasi reaksi janin
terhadap kontraksi uterus. Jika ternyata reaksi janin kurang baik, hal ini mungkin janin
akan berbahaya dalam kandungan.
10. Pemeriksaan kadar estriol dalam urin.
11. Pemeriksaan PH darah kepala janin.
12. Pemeriksaan sitologi vagina.
(Menurut Rustam Mochtar, Sinopsis Obstetri Jilid I, 1998)

J. PENGARUH TERHADAP IBU DAN JANIN

Terhadap Ibu
Persalinan postmatur dapat menyebabkan distosia karena :
1. Aksi uterus tidak terkoordinir.
2. Janin besar.
3. Moulding kepala kurang.
Maka akan sering dijumpai: partus lama, kesalahan letak, inersia uteri, distosia bahu dan
perdarahan postpartum. Hal ini akan menaikkan angka morbiditas dan mortalitas.

Terhadap janin
Jumlah kematian janin/bayi pada kehamilan 43 minggu 3 kali lebih besar dari
kehamilan 40 minggu, karena postmaturitas akan menambah bahaya pada janin.
Pengaruh post maturitas pada janin bervariasi : berat badan janin dapat bertambah besar,
tetap, dan ada yang berkurang, sesudah kehamilan 42 minggu. Ada pula yang bisa terjadi
kematian janin dalam kandungan. Bayi besar dapat menyebabkan Disproporsi
sefalopelvik. Oligohidramnion dapat menyebabkan kompresi tali pusat, gawat janin
sampai bayi meninggal. Keluarnya mekoneum yang dapat menyebabkan aspirasi
mekonium.

(Menurut Rustam Mochtar, Sinopsis Obstetri Jilid I, 1998)


K. PENATALAKSANAANNYA

1. Setelah usia kehamilan > 40-42 minggu yang penting adalah monitoring janin sebaik-
baiknya.
2. Apabila tidak ada tanda-tanda insufisiense plasenta, persalinan spontan dapat ditunggu
dengan pengawasan ketat.
3. Lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai kematangan serviks, kalau sudah matang boleh
dilakukan induksi persalinan dengan atau tanpa amniotomi.
4. Bila :

a. Riwayat kehamilan yang lalu ada kematian janin dalam rahim.


b. Terdapat hipertensi, pre-eklampsia.
c. Kehamilan ini adalah anak pertama karena infertilitas.
d. Pada kehamilan > 40-42 minggu.
Maka ibu dirawat di rumah sakit
a. Tindakan operasi seksio sesarea dapat dipertimbangkan pada:
1. Insufisiensi plasenta dengan keadaan serviks belum matang
2. Pembukaan yang belum lengkap, persalinan lama dan terjadi gawat janin, atau
3. Pada primigravida tua, kematian janin dalam kandungan, pre-eklampsia,
hipertensi menahun, anak berharga (infertilitas) dan kesalahan letak janin.
b. Pada persalinan pervaginam harus diperhatikan bahwa partus lama akan sangat
merugikan bayi, janin postmatur kadang-kadang besar; dan kemungkinan diproporsi
sefalo-pelvik dan distosia janin perlu dipertimbangkan. Selain itu janin postmatur
lebih peka terhadap sedatif dan narsoka, jadi pakailah anestesi konduksi.
(Menurut Rustam Mochtar, Sinopsis Obstetri Jilid I, 1998)

5. Sikap bidan dalam penanganan kehamilan lewat waktu

Kehamilan lewat waktu dapat membahayakan janin karena sensitif terhadap


rangsangan kontraksi, yang menimbulkan asfiksia sampai kematian dalam rahim. Dalam
melakukan pengawasan hamil dapat diperkirakan bahwa kehamilan lewat waktu dengan
:

a. Anamnesa.
b. Kehamilan belum lahir setelah melewati waktu 42 minggu.
c. Gerak janinnya makin berkurang dan kadang-kadang berhenti sama sekali.

Hasil anamnesa penderita perlu diperhatikan sebagai dasar permulaan.


a. Hasil pemeriksaan

Hasil pemeriksaan dapat dijumpai :


a. Berat badan ibu mendatar atau menurun.
b. Air ketuban terasa berkurang.
c. Gerak janin menurun.

b. Bagaimana sikap bidan

Menghadapi keadaan demikian bidan dapat bersikap :


a. Melakukan konsultasi dengan dokter
b. Menganjurkan untuk melakukan persalinan di rumah sakit
c. Penderita dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan yang adekuat.
(Menurut Manuaba dalam Buku Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB
Untuk Pendidikan Bidan, 1998)

Pencegahan

Pencegahan dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan kehamiLan yang teratur,


minimal 4 kali sehari;
1 kali pada trimester pertama (sebelum UK 12 minggu).
1 kali pada trimester kedua (antara 13-28 minggu).
2 kali pada trimester ketiga (di atas 28 minggu).
Konseling antenatal yang baik.

BAB lll
PENUTUP

Kesimpulan

Kehamilan post matur menurut Prof. Dr. dr. Sarwono Prawirohardjo adalah kehamilan
yang melewati 294 hari atau lebih dari 42 minggu lengkap di hitung dari HPHT. Sedangkan
menurut Ida Bagus Gde Manuaba kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang melebihi
waktu 42 minggu belum terjadi persalinan.

ETIOLOGI

Penyebab pasti belum diketahui, faktor yang dikemukakan adalah :


1. Hormonal, yaitu kadar progesteron tidak cepat turun walaupun kehamilan telah cukup
2. bulan sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang.
3. Herediter, karena post naturitas sering dijumpai pada suatu keluarga tertentu.
4. Kadar kortisol pada darah bayi yang rendah sehingga disimpulkan kerentanan akan stress
merupakan faktor tidak timbulnya His.
5. Kurangnya air ketuban.
6. Insufisiensi plasenta.

DIAGNOSA

Postmatur ialah kondisi bayi yang lahir akibat kehamilan lewat waktu dengan kelainan fisik
akibat kekurangan makanan dan oksigen. Bila kasus telah mengalami insufisiensi yang berat
maka akan lahir bayi dangan kelainan .

Diagnosis kehamilan lewat waktu biasanya dari perhitungan rumus Naegle setelah
mempertimbangkan siklus haid dan keadaan klinis .Bila terdapat keraguan, maka pengukuran
tinggi fundus uteri dengan sentimeter akan memberikan informasi mengenai usia gestasi yang
lebih tepat. Keadaan klinis yang mungkin ditemukan ialah:
1) Air ketuban yang berkurang;
2) Gerakan janin yang berkurang

PENGARUH TERHADAP IBU DAN JANIN

Terhadap Ibu
Persalinan postmatur dapat menyebabkan distosia karena :
4. Aksi uterus tidak terkoordinir
5. Janin besar
6. Moulding kepala kurang

Maka akan sering dijumpai: Partus lama, kesalahan letak, inersia uteri, distosia bahu dan
Perdarahan postpartum. Hal ini akan menaikkan angka
morbiditas dan mortalitas.

Terhadap janin
Jumlah kematian janin/bayi pada kehamilan 43 minggu 3 kali lebih besar dari kehamilan
40 minggu, karena postmaturitas akan menambah bahaya pada janin.

Pengaruh post maturitas pada janin bervariasi :


Berat badan janin dapat bertambah besar, tetap, dan ada yang berkurang sesudah kehamilan 42
minggu. Ada pula yang bisa terjadi kematian janin dalam kandungan. Bayi besar dapat
menyebabkan disproporsi sefalopelvik. Oligohidramnion dapat menyebabkan kompresi tali
pusat, gawat janin sampai bayi meninggal. Keluarnya mekonium yang dapat menyebabkan
aspirasi mekoneum.
Pencegahan

Pencegahan dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan kehamiLan yang teratur, minimal 4
kali sehari :

1 kali pada trimester pertama (sebelum UK 12 minggu),


1 kali pada trimester kedua (antara 13-28 minggu),
2 kali pada trimester ketiga(di atas 28 minggu),
Konseling antenatal yang baik.
ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE PATOLOGIS
PADA NYI GESTASI 43 MINGGU 3 HARI
DI BPS FEBY HARIS PUTRI
TANGGAL 5 APRIL 2010

No.register : 050410
Tanggal kunjungan : 05 april 2010,pukul 09.00 Wita
Tanggal pengkajian : 05 april 2010,pukul 09.15 Wita
Nama pengkaji : kelompok 12

A. LANGKAH I : IDENTIFIKASI DATA DASAR

1. Identitas istri/ suami


Nama Istri : Ny I / TnS
Umur : 22 Tahun / 25 tahun
Nikah / lama : 1 x / 5 tahun
Suku : Bugis / makasasr
Agama : Islam / Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga / Guru
Pendidikan : SMA / S 1
Alamat : Btn. Tabaria Blok C3/ 21

2. Riwayat kehamilan sekarang

1. Keluhan utama : Ibu merasa cemas dengan kehamilannya karena sudah


melewati taksiran persalinan.

2. Riwayat keluhan utama :


a. GIPOAO
b. Ini kehamilan ibu yang pertama dan tidak pernah mengalami keguguran.
c. HPHT Tanggal 5 juni 2009 dan sampai sekarang tidak pernah haid lagi.
d. HTP Tanggal 12 maret 2010.
e. Ibu mengatakan usia kehamilannya hampir memasuki 11 bulan.
f. Ibu mulai merasakan gerakan janinnya pada awal bulan oktober 2009, namun akhir-
akhir ini gerakan janinnya jarang ibu rasakan.
g. Ibu merasakan pergerakan janinnya terutama di perut sebelah kiri.
h. Tidak ada nyeri tekan pada saat dilakukan palpasi abdomen.
i. Ibu mengeluh sering kencing.
j. Ibu telah mendapatkan imunisasi tetanus toxoid 2x pada kehamilannya yang sekarang
di BPS Feby Haris Putri pada tanggal TT 1 : 15 septenber 2009 dan TT 2 : 13
september 2009
3. Riwayat Reproduksi
a) Riwayat menstruasi
1. Menarche : 14 tahun
2. Siklus : 28 -30 hari
3. Lamanya : 6-7 hari
4. Dismenerhoe : Tidak ada

4. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu


Ibu tidak ada riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.
5. Riwayat KB
Ibu tidak pernah menjadi akseptor KB

6. Riwayat Ginekologi
Tidak pernah menderita penyakit gangguan pada organ atau system reproduksinya

7. Riwayat Kesehatan / penyakit yang di derita dulu dan sekarang


a. Tidak pernah dioperasi dan dirawat dirumah sakit
b. Tidak mengkonsumsi alcohol dan rokok
c.Tidak mempunyai riwayat penyakit jantung ,Diabetes,Hipertensi,paru-
paru,malaria,asma,penyakit kelamin / HIV / AIDS dan tetanus toxoid
d. ibu tidak ada riwayat kembar dan penyakit keturunan
8. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan tidak ada penyakit keturunan
9. Data Psikologis
Ibu mengatakan agak cemas dengan kehamilanya karena sudah melewati taksiran
persalinan.
10. Riwayat Bio-Psikososial Ekonomi dan Spritual
a) Ibu bersyukur dan bahagia atas kehamilannya
b) Kehamilan ini sangat dinanti
c) Pekerjaan rumah tangga dibantu oleh keluarga
d) Suami sebagai pengambil keputusan dalam rumah tangga
e) Penghasilan suami cukup untuk kebutuhan sehari-hari
f) Ibu berharap agar kehamilannya berjalan normal dan dapat melahirkan dengan
lancer.

11. Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Dasar


a. Nutrisi
Sebelum hamil : Makan 3x sehari dengan nasi, sayur, dan lauk dengan porsi
sedang,
Minum 7-8 gelas per hari
Sesudah hamil : Dalam 1 minggu terakhir, porsi makan ibu berkurang, ibu
merasa cepat kenyang dan minum tidak berubah
b. Eliminasi
Sebelum hamil : BAB: 1x sehari BAK: 3-4 x sehari
Sesudah hamil : BAB: 1x sehari BAK: 6-7x sehari
Ibu mengatakan sering BAK terutama pada malam hari
c. Kebutuhan istrahat
Sebelum hamil : Ibu tidur malam 7-8 jam/hari tidur siang 1 jam
Sesudah hamil : Ibu tidak dapat tidur karena keluhan yang dirasakannya. Ibu
hanya dapat tidur 4-5 jam/hari, dengan keadaan terputus-
putus.

12. Personal hygiene


Sebelum dan sesudah hamil ibu mandi 2x sehari, dan pencucian vagina dilakukan
setelah mandi, BAB dan BAK.

13. Pemeriksaan Fisik


a. pengukuran fisik secara umum
1. Tinggi badan : 158 cm
2. Berat badan : 66 kg saat hamil, sebelum hamil 50 kg
3. LILA : 25 cm
4. tanda-tanda vital : TD : 120/90 mmHg
Nadi : 85 x/i
Suhu : 36,5
Pernafasan : 20 x/i

b. Pemeriksaan fisik
1. keadaan umum ibu agak cemas dengan kehamilannya, kesadaran komposmentis
2. Rambut : Lurus, tidak ada ketombe, dan tidak mudah rontok, keadaan
bersih dan warna hitam
3. Muka : Agak gelisah, tidak ada oedema dan cloasma gravidarum
4. Mata : Bentuk simetris, tidak ada pembengkakan pada kelopak mata,
kojungtiva merah muda, sklera tidak ikterus, fungsi penglihatan
baik
5. Hidung : Bentuk simetris, keadaan bersih dan tidak ada polip, fungsi
penciuman baik
6. Telinga : Bentuk simetris, keadaan bersih, fungsi pendengaran baik
7. Mulut : Bentuk simetris,tidak ada lubang pada gigi,tidak ada karies
8. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thiroid, kelenjar limfe, dan
tidak ada pembengkakan vena jugularis.
9. Payudara : simetris, puting susu terbentuk, hiperpigmentasi aerola
mamma, glandula mantgomeri nampak jelas, tidak ada nyeri
tekan pada saat dilakukan palpasi dan kolestrum belum keluar
apabila areola mammae dipencet.
10. Abdomen : Terjadi pembesaran perut arah memanjang, terdapat linea nigra,
striae lividae, dan striae gravidarum, tidak ada luka bekas operasi

Palpasi menurut Leopold :

Leopold I : - TFU 1 jrbpx (43 cm) Lp 102 cm, teraba bokong difundus.
- TBJ = 43x102= 4386 gr
Leopold II : - Teraba punggung disebelah kanan
- Auskultasi djj 110 x / i.
Leopold III : Bagian terendah kepala
Leopold IV : BDP (divergen)

11. Panggul : a. Spina iliaka anterior superior (SIAS) : 26 cm (25-28 cm)


b. Distansia kristarum : 28 cm (26-30 cm)
c. Spina iliaka posterior : 10 cm ( 8-10 cm)
d. Boudelogue : 20 cm (18-20cm)
12. Genitalia : Vulva tampak bersih, tidak ada odema, varises, massa, kondiloma.
Pada pemeriksaan dalam belum ada pembukaan serviks.
13. Ekstremitas : Tidak ada udema dan varises.
Refleks patella positif kiri dan kanan.
14. Pemeriksaan laboratorium
Darah : HB 11 gr %
Gol darah A
Urine : Albumin negative
Reduksi negative

LANGKAH II : IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH AKTUAL

Diagnosa :
GI PO AO, Gestasi 43 minggu 3 hari(Postmatur), Pu-ka, Persentase kepala, Divergen, Intra
Uteri, Tunggal, Hidup, Keadaan Ibu dan Janin kurang baik.

1. GIP0A0
DS : - Kehamilan pertama dan tidak pernah keguguran
- Ibu merasakan gerakan janinnya pada bulan oktober 2009 sampai sekarang namun
akhir-akhir ini jarang ibu rasakan.
DO : 1. Terdapat linea nigra, striae livide, dan striae gravidarum
2. Terjadi pembesaran perut arah memenjang.
3. Teraba bagian-bagian janin.
4. Terdengar Djj.
5. Terjadi hiperpigmentasi areola mammae.
6. Mammae menjadi tegang dan membesar dan glandula mantgomery nampak jelas.

Analisa dan interpretasi data:


1) Pada wanita primigravida akan tampak striae livide sebagai tanda peregangan baru terjadi
saat ini, serta abdomen teraba tegang merupakan salah satu tanda bahwa seorang wanita
baru pertama kali hamil (Obstetric Fisiologi UNPAD hal 144).
2) Tanda pasti kehamilan meliputi :
a. Teraba bagian-bagian janin.
b. Terdengar denyut jantung janin.
c. Pemeriksa merasakan gerakan janin.
d. USG.
e. Rontgen: Terlihat kerangka janin (Ilmu kebidanan hal 129, Sarwono).
3) Mammae menjadi tegang dan membesar keadaan ini disebabkan oleh pengaruh Hormon
Estrogen dan Progesteron yang merangsang duktuli dan alveoli di mammae. Glandula
Mantgomery tampak lebih jelas (Ilmu kebidanan hal 126, Sarwono).
4) Terjadi Hiperpigmentasi Areola Mammae yaitu areola menjadi lebih hitam karena
didapatkan deposit pigmen yang berlebihan selama hamil. Pigmentasi ini terjadi karena
pengaruh dari Hormon Kortiko-Steroid Plasenta yang merangsang melanofor dan kulit.
(Ilmu Kebidanan hal 126, Sarwono).
2. Gestasi 43 minggu 3 hari

DS : - Ibu mengatakan usia kehamilannya memasuki usia 11 bulan.


- Ibu mengatakan kehamilannya ini sudah melewati tapsiran persalinan.
- HPHT tanggal 05 juni 2009.
- TP tanggal 12 maret 2010.
- Akhir-akhir ini ibu jarang merasakan gerakan janinnya.

DO : - Tanggal Pengkajian 05 april 2009.


- Leopold 1 TFU 1 jrbpx 43 cm dan LP 102 cm ( TBJ : 4386 gram ).

Analisa dan Interpretasi data:


1) Dari HPHT tanggal 05 juni 2009 sampai tanggal pengkajian 5 april 2010 sesuai rumus
neagle (+7-3+1) maka usia kehamilannya genap 43 minggu 3 hari.
2) Leopold I untuk menentukan TFU, umur kehamilan, dan bagian apa yang terdapat pada
fundus. Tua kehamilan disesuaikan dengan hari pertama haid terakhir (HPHT) sehingga
TFU 43 cm menandakan kehamilan 43 minggu ( Ilmu Kebidanan hal 156, Sarwono).

3. PUKA
Data penunjang
DO : Ibu merasakan pergerakann janinnya terutama pada perut sebelah kiri
DS : 1. Pada palpasi Leopold II teraba punggung janin disebelah kanan perut ibu.
2. DJJ terdengar pada daerah kuadan kanan bawah perut ibu.

Analisa dan interpertasi data


Saat melakukan palpasi Leopold II untuk menentukan letak punggung janin, teraba tahanan ,
memanjang, lebar memapar seperti papan pada sisi perut sebelah kanan ibu dan pada sisi kiri
perut ibu teraba bagian-bagian kecil yaitu lengan dan tungkai (Sumber Salma, 2006).

4. Presentase kepala
Ds : -
Do : 1. Palpasi Leopold I teraba bokong difundus.
2. Palpasi Leopold III bagian terendah kepala.

Analisa dan interpretasi data


Apabila pada pemeriksaan leopold I yaitu untuk menentukan bagian apa yang terdapat pada
fundus teraba bokong ( besar, lunak, dan tidak melenting ) dan pada pemeriksaan Leopold III
untuk mengetahui bagian terendah janin, teraba kepala (bundar, keras, melenting). Ini
menandakan janin dalam presentase kepala ( Prawiraharjo Tahun 2008).

5. Divergen
Ds : Ibu mengeluh sering kencing.
Do : 1. Pada palpasi Leopold III kepala tidak melenting.
2. Pada palpasi Leopold IV Divergen.

Analisa dan interpretasi data


1. Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus yang mulai
membesar sehingga timbul keluhan sering kencing. Keadaan ini hilang dengan makin
tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan
bila kepala janin mulai turun ke bawah pintu atas panggul, keluhan sering kencing akan
timbul lagi karena kandung kemih mulai tertekan kembali ( Ilmu Kebidanan hal 97,
Sarwono).
2. Pada Palpasi Leopold III jika kepala sudah tidak melenting lagi maka ini menandakan
kepala sudah masuk ke pintu atas panggul. Pada palpasi Leopold IV kedua tangan
pemeriksa sudah tidak dapat dipertemukan (Divergen) menandakan kepala janin sudah
masuk kepintu atas panggul.

6. Intra Uteri

DS : 1. Tidak pernah nyeri perut selama hamil


2. Ibu mengatakan umur kehamilannya memasuki 11 bulan
DO : 1. Inspeksi : Abdomen tidak membesar kesalah satu arah abdomen.
2. Pembesaran perut sesuai umur kehamilan.
3. Pada saat palpasi teraba jelas bagian-bagian janin.
4. Kehamilan telah berlanjut hingga usia kehamilan 43 minggu 3 hari.
Analisa dan interpretasi data:
1. Salah satu gejala awal dari KET adalah nyeri pada bagian abdomen yang mana KET
merupakan kehamilan diluar kandungan atau ekstrauterin (Buku Saku Asuhan Kebidanan
Varney Edisi ke 2 hal 252).
2. Dengan memasuki umur kehamilan 24 minggu menandakan janin telah berkembang dan
dapat berkembang hingga usia kehamilan immature (20-28 minggu) dan terjadi pembesaran
perut sesuiai umur kehamilan. ( Sinopsis Obsestri hal 263)
3. Tempat implantasi yang normal adalah didalam uterus di lapisan endometrium sehingga
janin dapat berkembang dengan baik hingga matur.

7. Tunggal
Ds : Ibu merasakan gerakan janinnya disalah satu bagian perut terutama perut sebelah kiri
Do : 1. Pembesaran perut sesuai umur kehamilan.
2. Pada palpasi Leopold I teraba satu bokong di fundus.
3. Pada palpasi Leopold II teraba satu punggung dan teraba bagian-bagian kecil
disalah satu sisi perut yaitu perut sebelah kiri.
4. Pada palpasi Leopold III teraba satu kepala.
5. Djj terdengar pada salah satu sisi abdomen yaitu pada kuadran kanan bawah perut.

Analisa dan interpretasi data


1. Untuk kehamilan tunggal dengan usia kehamilan 43 minggu, TFU ialah 43 cm sedangkan
untuk kehamilan kembar atau gamely uterus akan lebih besar karena pada kehamilan
kembar umumnya plasenta lebih besar atau terdapat dua plasenta.
2. Untuk kahamilan tunggal pada saat palpasi akan teraba satu kepala, satu bokong, satu
punggung dan teraba bagian-bagian kecil disalah satu sisi perut ibu.
3. Untuk kehamilan tunggal Djj hanya terdengar pad satu tempat. Sedangkan untuk kehamilan
kembar terdengar di kedua sisi perut ibu dan gerakan janin akan dirasakan di kedua sisi
perut ibu. (Sinopsis Obsestri hal 263).

8. Janin Hidup
Ds : Ibu merasakan pergerakan janinnya sejak usia kehamilan 4 bulan namun akhir
akhir ini ibu jarang merasakan gerakan janinnya.
Do : DJJ terdengar disisi perut sebelah kanan, frekuensi 110 x / menit.

Analisis dan interpretasi data:


1. Bunyi jantung janin dapat didengar pada kehamilan 16 minggu dengan menggunakan
Doppler, dimana frekuensinya lebih cepat dari bunyi jantung orang dewasa yaitu antara
120-160 x / menit (Obstetric Fisiologi UNPAD hal. 171)
2. Salah satu tanda pasti kehamilan yaitu pemeriksa merasakan adanya gerakan janin dan
terdengar denyut jantung janin hal tersebut menandakan janin dalam keaadan hidup
(Asuhan Kebidanan hal 623, Varney)

9. Keadaan Ibu Kurang Baik


Ds : - Ibu merasa cemas dengan kehamilannya karena sudah melewati taksiran persalinan.
- HPHT tanggal 05 juni 2009.
Do : Ibu Nampak cemas

Analisis dan interpretasi data


1. Persalinan postmatur dapat menyebabkan distosia karena :
1. Aksi uterus tidak terkoordinir.
2. Janin besar.
3. Moulding kepala kurang.
Maka akan sering dijumpai: partus lama, kesalahan letak, inersia uteri, distosia bahu dan
perdarahan postpartum. Hal ini akan menaikkan angka morbiditas dan mortalitas.
2. Kehamilan merupakan sesuatu yang fisiologis dan alamiah sehingga harus dijalani dengan
baik dan tenang sehingga dapat berlangsung dengan normal. Apabila terjadi kecemasan
maka akan berpengaruh tidak baik terhadap ibu dan janinnya.
3. Ibu mengalami kecemasan karena akhir-akhir ini ibu jarang merasakan gerakan janinnya.
Salah satu penilaian terhadap tingkat kesejahteraan janin adalah gerakannya yang aktif.

10. Keadaan Janin Kurang Baik


Ds : Ibu jarang merasakan gerakan janinnya.
Do : Djj 110 x / menit.

Analisa dan interpretasi data


1. Jumlah kematian janin/ bayi pada kehamilan 43 minggu 3 kali lebih besar dari kehamilan 40
minggu, karena postmaturitas akan menambah bahaya pada janin.
Pengaruh post maturitas pada janin bervariasi :
Berat badan janin dapat bertambah besar, tetap, dan ada yang berkurang sesudah kehamilan 42
minggu. Ada pula yang bisa terjadi kematian janin dalam kandungan. Bayi besar dapat
menyebabkan Disproporsi Sefalopelvik. Oligohidramnion dapat menyebabkan kompresi tali
pusat, gawat janin sampai bayi meninggal. Keluarnya mekonium dapat menyebabkan aspirasi
mekonium.

2. Salah satu untuk menilai tingkat kesejahteraan janin adalah gerakan. Gerakan yang aktif (
minimal 10 kali dalam 24 jam) menandakan janin dalam keaadan baik (Asuhan kebidanan)
3. Djj normal 120-160 x permenit namun apabila dibawah batas normal disebut dengan
bradikardia dan jika melebihi batas normal disebut takhikardia.

11. Serotinus
DS : HPHT 05 juni 2009.
DO : Dari HPHT tanggal 05 juni 2009 sampai tanggal penkajian 05 april 2010 didapatkan
gestasi 43 minggu 3 hari.

Analisa dan Interpretasi Data


1. Kehamilan umumnya 40 minggu atau 280 hari dari pertama haid terakhir.Kehamilan
aterm adalah antara 38 s/d 42 minggu dan ini merupakan periode dimana terjadi
persalinan normal. Kehamilan yang melewati 294 hari (42 minggu) disebut post term
yang disebabkan sukar menentukan secara tepat saat ovulasi, faktor siklus haid dan
kesalahan perhitungan.
2. Fungsi plasenta mencapai puncaknya pada umur kehamilan 38 minggu dan kemudian
menurun terutama setelah 42 minggu, hal ini dapat dibuktikan dengan penurunan kadar
Estriol dan Plasenta Laktogen. Rendahnya fungsi plasenta berkaitan dengan
peningkatan kejadian gawat janin.

LANGKAH III : ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL

Potensial terjadi kematian janin dalam kandungan.

Ds : 1. Ibu mengatakan janinnya kurang bergerak.


2. HPHT tanggal 05 juni 2009.
Do : Djj 110 x / menit.

Analisa dan interpentasi:


Jumlah kematian janin/ bayi pada kehamilan 43 minggu 3 kali lebih besar dari kehamilan 40
minggu, karena postmaturitas akan menambah bahaya pada janin. Pengaruh post maturitas pada
janin bervariasi : berat badan janin dapat bertambah besar, tetap, dan ada yang berkurang,
sesudah kehamilan 42 minggu. Ada pula yang bisa terjadi kematian janin dalam kandungan.
Bayi besar dapat menyebabkan disproporsi sefalopelvik. Oligohidramnion dapat menyebabkan
kompresi tali pusat, gawat janin sampai bayi meninggal. Keluarnya mekoneum dapat
menyebabkan aspirasi mekoneum (Menurut Rustam Mochtar, Sinopsis Obstetri Jilid I, 1998).

LANGKAH IV : PERLUNYA TINDAKAN SEGERA

Segera konsultasi dan rujuk ke rumah sakit.

LANGKAH V : RENCANA TINDAKAN

Tujuan:
Masalah ibu dapat teratasi dengan baik.
Mendeteksi segala kemungkinan yang akan terjadi pada ibu dan janinnya.
Mempersiapkan kelahiran dan persalinan.
Keadaan ibu dan bayi baik

Kriteria:

1) Tanda-tanda vital ibu dalam batas normal:


a. Tekanan darah : Systole 100-120 mmHg.
Diastole 60-80 mmHg.
b. Nadi : 60-90 x/menit.
c. Pernafasan : 18-20 x/menit.
d. Suhu : 36-37 C
2) DJJ janin dalam batas normal 120-160 x/menit.
3) Pergerakan janin aktif minimal 10 kali dalam 12 jam.
4) Ibu merasa aman dan nyaman menjalani kehamilan.

Intervensi:

1) Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan.


2) Jelaskan pada ibu mengenai keadaan ibu dan janin saat ini.
Rasional : agar ibu dapat mengetahui keadaan janin dan dirinya untuk mendapat
perhatian yang lebih intensif.
3) Anjurkan ibu untuk menghitung gerakan janin selama 24 jam (tidah boleh < 10 kali ).
Rasional: Dengan pemantauan gerakan janin, maka kita akan mengetahui tingkat
kesejahteraan janin.

4) Anjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene terutama kebersihan genitalia.

Rasional: Agar spora-spora tidak tumbuh disekitar kelamin karena sering lembab.
5) Libatkan suami dan keluarga dalam kehamilan ibu saat ini
a. Libatkan keluarga untuk selalu memberikan dukungan pada ibu.
b. Beritahu keluarga untuk dapat meyakinkan ibu agar selalu tenang menghadapi
kehamilannya dan persalinan nantinya.
c. Beritahu keluarga tentang segala kemungkinan yang akan terjadi dan
mempersiapkan semua yang dibutuhkan, baik itu biaya, transportasi maupun
pendonor.

Rasional : - Dukungan penuh dari keluarga sangat dibutuhkan ibu saat ini untuk
mengilangkan cemasan yang sedang dirasakan.
- Kondisi emosional ibu sangat berpengaruh terhadap kehamilan
dan persalinan sehingga dibutuhkan kondisi yang tenang agar
kehamilan dan persalinan berlangsung dangan baik.
6) Anjurkan ibu untuk segera memeriksakan kehamilannya ke Rumah sakit/ ke fasilitas
pelayanan yang lebih lengkap untuk melakukan pemeriksaan USG dan pemeriksaan lebih
lanjut.

Rasional : Dengan pameriksaan USG maka dapat diketahui usia kehamilan dangan
tepat dan dapat mengetahui kondisi janin sehingga dapat diambil
tindakan segera.

LANGKAH VI : IMPLEMENTASI

1) Menjelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan.


2) Menjelaskan pada ibu tentang kondisi ibu dan janin saat ini. Saat ini ibu dan janin
dalam keadaan kurang baik disebabkan usiah kehamilannya sudah melewati tafsiran
persalinan yang akan megakibatkan:
a.Pertumbuhan janin makin lambat.
b.Terjadi perubahan metabolisme janin.
c.Air ketuban berkurang dan makin kental.
d.Sebagian janin bertambah berat, sehingga memerlukan tindakan persalinan.
e.Berkurangnya nutrisi dan O2 ke janin yang menimbulkan asfiksia dan setiap
saat dapat meninggal di rahim.
f.Saat persalinan janin lebih mudah mengalami asfiksia.

3) Anjurkan ibu untuk menghitung gerakan janinnya selama 24 jam ( tidak boleh kurang
dari 10 kali).
4) Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene terutama daerah genitalia.
5) Melibatkan suami dan keluarga untuk selalu memberikan dukungan pada ibu. Karena
ibu membutuhkan pengertian emosional, konseling, serta perhatian lebih. Dukungan
dari suami dan keluarga sangat berpengaruh dalam proses pengembalikan kestabilan
emosional ibu atas kecemasan dan kekhawatiran terhadap kehamiannya.
6) Menganjurkan ibu untuk segara memeriksakan kehamilannya ke Rumah sakit/ ke
fasilitas pelayanan yang lebih lengkap untuk pemeriksaan USG dan pemeriksaan
lebih lanjut.

LANGKAH VII : EVALUASI

05 april 2010,pukul 10.00 Wita


1. Ibu mengerti tentang apa yang disampaikan oleh bidan dan bersedia menanyakan jika
masih ada yang kurang dimengerti.
2. Ibu mengerti tentang kondisi diri dan janinnya dan akan selalu tenang menghadapi
kehamilan dan persalinannya.
3. Suami dan keluarga bersedia memberi dukungan dan bersedia mempersiapkan segala
kebutuhan ibu.
4. Ibu bersedia memantau gerakan janinnya.
5. Ibu bersedia memeriksakan kehamilannya segera di rumah sakit dan suami besedia
mengantar ibu.

PENDOKUMENTASIAAN ASUHAN ANTENATAL CARE PATOLOGIS


PADA NYI GESTASI 43 MINGGU 3 HARI
DI BPS FEBY HARIS PUTRI
TANGGAL 5 APRIL 2010

Nomor register : 050410


Tanggal kunjungan : 05 april 2010, pukul 09.00 Wita
Tanggal pengkajian : 05 april 2010, pukul 09.15 Wita
Nama pengkaji : Kelompok 12

Tanggal 05 April 2010 pukul 09.15 Wita


Identitas ibu dan suami
Nama Istri : Ny I/ Tn S
Umur : 22 Tahun/ 25 tahun
Nikah : 1x / 5 tahun
Suku : Makassar / Bugis
Agama : Islam/ Islam
Pendidikan : SMA/ S1
Pekerjaan : IRT/ GURU
Alamat : Btn.Tabaria Blok C3/2

S (Subjektif)

1. Keluhan utama : Ibu merasa cemas dengan kehamilannya karena sudah


melewati taksiran persalinan.
2. Riwayat keluhan utama :
a. GIPOAO
b. Ini kehamilan ibu yang pertama dan tidak pernah mengalami keguguran.
c. HPHT Tanggal 5 juni 2009 dan sampai sekarang tidak pernah haid lagi.
d. HTP Tanggal 12 maret 2010.
e. Ibu mengatakan usia kehamilannya hampir memasuki 11 bulan.
f. Ibu mulai merasakan gerakan janinnya pada awal bulan oktober 2009, namun akhir-
akhir ini gerakan janinnya jarang ibu rasakan.
g. Ibu merasakan pergerakan janinnya terutama diperut sebelah kiri.
h. Tidak ada nyeri tekan pada saat dilakukan palpasi abdomen.
i. Ibu mengeluh sering kencing.
j. Ibu telah mendapatkan imunisasi tetanus toxoid 2x pada kehamilannya yang sekarang
di BPS Feby Haris Putri pada tanggal TT 1 : 15 septenber 2009 dan TT 2 : 13
september 2009.
O (Objektif)

Pemeriksaan fisik
1. keadaan umum ibu agak cemas dengan kehamilannya, kesadaran komposmentis
2.Rambut : lurus, tidak ada ketombe, dan tidak mudah rontok, keadaan bersih
dan warna hitam
3. Muka : agak gelisah, tidak ada oedema dan cloasma gravidarum
4.Mata : bentuk simetris, tidak ada pembengkakan pada kelopak mata,
kojungtiva merah muda, sklera tidak ikterus, fungsi penglihatan
baik
5. Hidung : bentuk simetris, keadaan bersih dan tidak ada polip, fungsi
penciuman baik
6. Telinga : bentuk simetris, keadaan bersih, fungsi pendengaran baik
7. Mulut : bentuk simetris,tidak ada lubang pada gigi,tidak ada karies
8.Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thiroid, kelenjar limfe, dan tidak
ada pembengkakan vena jugularis
9. Payudara : simetris, puting susu terbentuk,hiperpigmentasi aerola mamma,
glandula mantgomeri nampak jelas, tidak ada nyeri tekan pada
saat dilakukan palpasi dan kolestrum belum keluar apabila areola
mammae di pencet
10.Abdomen : terjadi pembesaran perut arah memanjang, terdapat linea nigra,
striae lividae, dan striae gravidarum, tidak ada luka bekas operasi

Palpasi menurut Leopold :


Leopold I : - TFU 1 jrbpx (43 cm) Lp 102 cm, teraba bokong difundus.
-TBJ = 43x102= 4386 gr

Leopold II : - Teraba punggung disebelah kanan


-Auskultasi djj 110 x / i
Leopold III : Bagian terendah kepala
Leopold IV : BDP (divergen).

11. Panggul : a. Spina iliaka anterior superior (SIAS) : 26 cm


b. Distansia kristarum : 28 cm
c. Spina iliaka posterior : 10 cm
d. Boudelogue : 20 cm
12. Genitalia : Vulva tampak bersih, tidak ada odema, varises, massa, kondiloma.
Pada pemeriksaan dalam belum ada pembukaan serviks.
13. Ekstremitas : Tidak ada udema dan varises
Refleks patella positif kiri dan kanan
14. Pemeriksaan laboratorium
Darah : HB 11 gr %
Gol darah A
Urine : Albumin negative
Reduksi negative

A (Assesment) :

Diagnosa :
GI PO AO, Gestasi 43 minggu 3 hari(Postmatur), Pu-ka, Persentase kepala, Divergen, Intra
Uteri, Tunggal, Hidup, Keadaan Ibu dan Janin kurang baik.

P (Planning)
DAFTAR PUSTAKA

1. Carolyn. L. Gerorge, A, ASUHAN KEBIDANAN VARNEY Edisi 2, 2010 : Jakarta.


2. Nuryaqin, Bahan Ajar Biologi Reproduksi, 2007 : Makassar.
3. Tutu A. Suseno, Skp, Kamus Kebidanan, 2009 : Yogyakarta.
4.dr. I. A.Chandradinata Manuaba, Sp. OG, Gawat - Darurat Obstetri-Ginekologi dan
Obstetri-Ginekologi social untuk profesi Bidan, 2008 : Jakarta.
ASKEB IV PATOLOGI
POST MATUR

DISUSUN OLEH : KLP 12

ANDIKA FITRI DL
MARIANI
MUSDALIFA AZIS

AKADEMI KEBIDANAN MINASA UPA


MAKASSAR
2009/2010

Você também pode gostar