Você está na página 1de 3

KATABOLISME

A. DEFENISI

Katabolisme adalah reaksi penguraian senyawa kompleks menjadi senyawa yang


lebih sederhana dengan bantuan enzim. Berbeda dengan anabolisme yang memerlukan
energi. Proses katabolisme justru menghasilkan energi dalam bentuk ATP yang biasa
digunakan organisme untuk beraktivitas. Dari pengertian katabolisme diatas, salah satu
contoh reaksi katabolisme yang terjadi dalam tubuh adalah nasi yang kita makan sehari-
hari. Nasi mengandung karbohidrat dan karbohidrat diubah menjadi energi dalam bentuk
ATP melalui reaksi katabolisme.

Katabolisme mempunyai dua fungsi:


Pertama, menyediakan bahan baku untuk sintesis molekul lain. Kedua,
menyediakan energi kimia yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas sel. Reaksi yang
umum terjadi adalah reaksi oksidasi. Energi yang dilepaskan oleh reaksi katabolisme
disimpan dalam bentuk fosfat, terutama dalam bentuk ATP (Adenosin trifosfat) dan
elektron berenergi tinggi NADH2 (Nikotilamid adenin dinukleotida H2) serta FADH2
(Flavin adenin dinukleotida H2).

B. TAHAPAN KATABOLISME
Secara umum, tahap katabolisme terdiri dari 5 tahap, yaitu:
1. Glikolisis
2. Dekarboksilasi oksidatif
3. Siklus asam sitrat
4. Transpor elektron
5. Siklus krebs

Tahapan Katabolisme
No Tahap Tempat Substrat Hasil
Glikolisis Sitoplasma C6H12O6 2 ATP, 2 Asam
1
piruvat, 2 NADH
Dekarboksilasi Mitokondria Asam piruvat Asetil CO-A
2
oksidatif
3 Siklus asam sitrat Matriks mitokondria Asetil CO-A NADH2 + ATP
Transpor electron Membran dalam NADH2 dan 30 ATP + 4 ATP +
4
mitokondria FADH2 H2O + CO2
5 Siklus Krebs Matriks mitokondria Glukosa 34 ATP

Contoh lain katabolisme adalah respirasi sel. Respirasi sel adalah metabolisme yang
menghasilkan energi (dalam bentuk ATP dan NADPH) dari molekul-molekul bahan bakar
(karbohidrat, lemak dan protein). Respirasi mencakup reaksi katabolisme berikut:

1. Katabolisme karbohidrat
2. Katabolisme lemak
3. Katabolisme protein

Respirasi sel juga terlibat dalam pencernaan makanan. Meskipun dalam kehidupan sehari-
hari respirasi dapat diartikan sebagai pernapasan. Namun, menurut ilmu biologi respirasi
adalah proses mobilisasi energi yang dilakukan jasad hidup melalui pemecahan senyawa
berenergi tinggi untuk digunakan dalam menjalankan fungsi hidup. Istilah respirasi juga
mencakup proses-proses yang tidak tercakup pada istilah pernapasan. Respirasi sebenarnya
terjadi pada semua tingkatan organisme hidup, mulai dari individu hingga mikroorganismi
uniseluler.

Pada dasarnya, respirasi adalah proses oksidasi yang dialami senyawa energi tinggi
(SET) sebagai unit penyimpan energi kimia pada organisme hidup. Contoh SET adalah
molekul gula atau asam-asam lemak, dapat dipecah dengan bantuan enzim dan beberapa
molekul sederhana. Karena proses ini adalah reaksi eksoterm (melepaskan energi), energi
yang dilepas ditangkap oleh ADP atau NADP membentuk ATP atau NADPH. Pada
gilirannya, berbagai reaksi biokimia endotermik (memerlukan energi) dipasok kebutuhan
energinya dari kedua kelompok senyawa terakhir ini.
Kebanyakan respirasi yang dapat disaksikan manusia memerlukan oksigen sebagai
oksidatornya. Reaksi yang demikian ini disebut sebagai respirasi aerob. Namun demikian,
banyak proses respirasi yang tidak melibatkan oksigen, yang disebut respirasi anaerob. Yang
paling biasa dikenal orang adalah dalam proses pembuatan alkohol oleh khamir
Saccharomyces cerevisiae. Berbagai bakteri anaerob menggunakan belerang (atau
senyawanya) atau beberapa logam sebagai oksidator. Respirasi dilakukan pada satuan sel.
Proses respirasi pada organisme eukariotik terjadi di dalam mitokondria.

Glikolisis
Glikogenolisis, perubahan glikogen menjadi glukosa. Glikogenolisis adalah lintasan
metabolisme yang digunakan oleh tubuh, selain glukoneogenosis, untuk menjaga
keseimbangan kadar glukosa di dalam plasma darah untuk menghindari simtoma
hipoglisemia. Pada glikogenolisis, glikogen digradasi berturut-turut dengan 3 enzim,
glikogen fosforilase, glukosidase, fosfoglukomutase, menjadi glukosa. Hormon yang
berperan pada lintasan ini adalah glukagon dan adrenalin.
Glikolisis, pengubahan glukosa menjadi piruvat dan ATP tanpa membutuhkan oksigen.
Glikolisis adalah serangkaian reaksi biokimia di mana glukosa dioksidasi menjadi molekul
asam piruvat. Glikolisis adalah salah satu proses metabolisme yang paling umum kita kenal,
dan terjadi (dengan berbagai variasi) di banyak jenis sel dalam hampir seluruh bentuk
organisme. Proses glikolisis sendiri menghasilkan lebih sedikit energi per molekul glukosa
dibandingkan dengan oksidasi aerobik yang sempurna. Energi yang dihasilkan disimpan
dalam senyawa organik berupa adenosine triphosphate atau yang lebih umum dikenal dengan
istilah ATP dan NADH.
Lintasan glikolisis yang paling umum adalah lintasan Embden-Meyerhof-Parnas
(bahasa Inggris: EMP pathway), yang pertama kali ditemukan oleh Gustav Embden, Otto
Meyerhof dan Jakub Karol Parnas. Selain itu juga terdapat lintasan EntnerDoudoroff yang
ditemukan oleh Michael Doudoroff dan Nathan Entner terjadi hanya pada sel prokariota, dan
berbagai lintasan heterofermentatif dan homofermentatif. Jalur pentosa fosfat, pembentukan
NADPH dari glukosa. Jalur pentose fosfat adalah adalah jalur alternative metabolism
glukosa. Jalur ini berlangsung di sitosol. Enzim yang terlibat antara lain G6P, transketolase,
dan transaldolase.

Siklus Krebs
Siklus krebs adalah tahap kedua respirasi aerob. Nama siklus ini berasal dari nama
orang yang menemukan reaksi tahap kedua respirasi aerob ini, yaitu Hans Krebs. Siklus ini
disebut juga siklus asam sitrat. Siklus krebs diawali dengan adanya 2 molekul asam piruvat
yang dibentuk pada glikolisis yang meninggalkan sitoplasma masuk ke mitokondria.
Sehingga, siklus krebs terjadi di dalam mitokondria.
Tahapan Siklus Krebs
1. Asam piruvat dari proses glikolisis, selanjutnya masuk ke siklus krebs setelah bereaksi
dengan NAD+ (Nikotinamida adenine dinukleotida) dan ko-enzim A atau Ko-A,
membentuk asetil Ko-A. Dalam peristiwa ini, CO2 dan NADH dibebaskan. Perubahan
kandungan C dari 3C (asam piruvat) menjadi 2C (asetil ko-A).
2. Reaksi antara asetil Ko-A (2C) dengan asam oksalo asetat (4C) dan terbentuk asam sitrat
(6C). Dalam peristiwa ini, Ko-A dibebaskan kembali.
3. Asam sitrat (6C) dengan NAD+ membentuk asam alfa ketoglutarat (5C) dengan
membebaskan CO2.
4. Peristiwa berikut agak kompleks, yaitu pembentukan asam suksinat (4C) setelah bereaksi
dengan NAD+ dengan membebaskan NADH, CO2 dan menghasilkan ATP setelah
bereaksi dengan ADP dan asam fosfat anorganik.
5. Asam suksinat yang terbentuk, kemudian bereaksi dengan FAD (Flarine Adenine
Dinucleotida) dan membentuk asam malat (4C) dengan membebaskan FADH2.
6. Asam malat (4C) kemudian bereaksi dengan NAD+ dan membentuk asam oksaloasetat
(4C) dengan membebaskan NADH, karena asam oksalo asetat akan kembali dengan
asetil ko-A seperti langkah ke 2 di atas.
Dapat disimpulkan bahwa siklus krebs merupakan tahap kedua dalam respirasi aerob yang
mempunyai tiga fungsi, yaitu menghasilkan NADH, FADH2, ATP serta membentuk kembali
oksaloasetat. Oksaloasetat ini berfungsi untuk siklus krebs selanjutnya. Dalam siklus krebs,
dihasilkan 6 NADH, 2 FADH2, dan 2 ATP.

Dekarboksilasi Oksidatif

Dekarboksilasi Oksidatif atau disingkat dengan DO adalah proses Perubahan Piruvat menjadi
Asetil koezim A. Jadi, hasil dekarboksilasi oksidatif adalah asetil koenzim A (Asetil CO-
A). Proses ini berlangsung di membran luar mitokondria sebagai fase antara sebelum Siklus
Krebs (Pra Siklus Krebs) sehingga DO sering dimasukkan langsung dalam Siklus krebs.
Reaksi oksidasi piruvat hasil glikolisis menjadi asetil koenzim-A, merupakan tahap reaksi
penghubung yang penting antara glikolisis dengan jalur metabolisme lingkar asam
trikarboksilat (daur Krebs).

Reaksi yang diaktalisis oleh kompleks piruvat dehidrogenase dalam matriks


mitokondria melibatkan tiga macam enzim (piruvat dehidrogenase, dihidrolipoil
transasetilase, dan dihidrolipoil dehidrogenase), lima macam koenzim (tiaminpirofosfat,
asam lipoat, koenzim-A, flavin adenin dinukleotida, dan nikotinamid adenine dinukleotida)
dan berlangsung dalam lima tahap reaksi. Keseluruhan reaksi dekarboksilasi ini irreversibel,
dengan G 0 = - 80 kkal per mol. Reaksi ini merupakan jalan masuk utama karbohidrat
kedalam daur Krebs. Tahap reaksi pertama dikatalis oleh piruvat dehidrogenase yang
menggunakan tiamin pirofosfat sebagai koenzimnya. Dekarboksilasi piruvat menghasilkan
senyawa -hidroksietil yang terkait pada gugus cincin tiazol dari tiamin pirofosfat.

Pada tahap reaksi kedua -hidroksietil didehidrogenase menjadi asetil yang kemudian
dipindahkan dari tiamin pirofosfat ke atom S dari koenzim yang berikutnya, yaitu asam
lipoat, yang terikat pada enzim dihidrolipoil transasetilase. Dalam hal ini gugus disulfida
dari asam lipoat diubah menjadi bentuk reduksinya, gugus sulfhidril. Pada tahap reaksi
ketiga, gugus asetil dipindahkan dengan perantara enzim dari gugus lipoil pada asam
dihidrolipoat, kegugus tiol (sulfhidril pada koenzim-A). Kemudian asetil ko-A dibebaskan
dari sistem enzim kompleks piruvat dehidrogenase. Pada tahap reaksi keempat gugus tiol
pada gugus lipoil yang terikat pada dihidrolipoil transasetilase dioksidasi kembali menjadi
bentuk disulfidanya dengan enzim dihidrolipoil dehidrogenase yang berikatan dengan FAD
(flavin adenin dinukleotida).

Akhirnya (tahap reaksi kelima) FADH + (bentuk reduksi dari FAD) yang tetap terikat pada
enzim, dioksidasi kembali oleh NAD + (nikotinamid adenin dinukleotida) manjadi FAD,
sedangkan NAD + berubah menjadi NADH (bentuk reduksi dari NAD+).

Você também pode gostar