Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
Dispepsia adalah gangguan pencernaan makanan. (Kamus Kedokteran,
2000)
Dispepsia adalah kumpulan gejala/keluhan klinis yang terdiri dari rasa
tidak enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami
kekambuhan. ( Hadi sujono.2002 )
Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari
rasa tidak enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami
kekambuhan. ( Mansjoer, Arief. Kapita Selekta jilid 1, 2001)
Dapat disimpulkan dispepsia adalah gangguan pencernaan makanan
yang berupa kumpulan gejala/keluhan klinis yang terdiri dari rasa tidak
enak/sakit di perut bagian atas yang menetap/mengalami kekambuhan.
Dispepsia terbagi 2, yaitu:
1. Dispepsia organik: bila diketahui kelainan organik
sebagai penyebabnya.
2. Dispepsia non organik atau dispepsia fungsional: bila
tidak jelas penyebabnya.
B. Etiologi
Seringnya, dispepsia disebabkan oleh ulkus lambung atau penyakit acid reflux.
Jika anda memiliki penyakit acid reflux, asam lambung terdorong ke atas menuju
esofagus (saluran muskulo membranosa yang membentang dari faring ke dalam
lambung). Hal ini menyebabkan nyeri di dada. Beberapa obat-obatan, seperti obat
anti-inflammatory, dapat menyebabkan dispepsia. Terkadang penyebab dispepsia
belum dapat ditemukan.
1
2. Regurgitasi (alir balik, refluks) asam dari lambung
3. Iritasi lambung (gastritis)
4. Ulkus gastrikum atau ulkus duodenalis
5. Kanker lambung
6. Peradangan kandung empedu (kolesistitis)
7. Intoleransi laktosa (ketidakmampuan mencerna susu dan
produknya)
8. Kelainan gerakan usus
9. Stress psikologis, kecemasan, atau depresi
10. Infeksi Helicobacter pylory
(Kapita Selekta jilid 1, 2001)
C. Pathofisiologi
1. Dispepsia organik
Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik
sebagai penyebabnya. Sindroma dispepsi organik terdapat kelainan yang
nyata terhadap organ tubuh misalnya tukak (luka) lambung, usus dua belas
jari, radang pankreas, radang empedu, dan lain-lain.
Dispepsia tukak dan dispepsia bukan tukak dengan gejala nyeri
ulu hati waktu makan, refluk gastro esofagal berupa rasa panas di dada dan
mengiritasi makan. Penyakit saluran empedu karsinoma dengan gejala
nyeri perut dan bertambah jika makan, anoreksia dan menyebabkan berat
badan turun. Pankreatitis nyeri dirasakan di epigastrium setelah makan
banyak/minum alkohol. Nyeri disesbabkan pembengkakan dan peregangan
duktus pankreatikus sindrom malabsorbsi dengan gejala diare dan
berlendir, steatore, penurunan berat badan dan gangguan tumbuh kembang
pada anak.
2. Dispepsia non organik
Faktor Dispepsia non-organik atau dispepsia fungsional, atau
dispesia non-ulkus (DNU), bila tidak jelas penyebabnya. Dispepsi
fungsional tanpa disertai kelainan atau gangguan struktur organ
2
berdasarkan pemeriksaan klinis, laboratorium, radiologi, dan endoskopi
(teropong saluran pencernaan).
asam lambung yang meningkat, keadaan psikis, stress, dan
faktor lingkungan, gangguan motilitas, pengosongan lambung yang
lambat, akan mengakibatkan peradangan lambung/irtasi karena
berkurangnya sekresi lambung sehingga menyebabkan nyeri karena iritasi
pada lambung.
D. Manifestasi klinik
Klasifikasi klinis praktik didasarkan atas keluhan atau gejala yang
dominan membagi dispepsia menjadi 3 tipe:
1. Dispepsia dengan keluhan seperti ulkus (ulkus-like-
dyspepsia) dengan gejala:
a. Nyeri apigastrium terlokalisasi
b. Nyeri hilang setelah makan atau pemberian antasida
c. Nyeri saat lapar
2. Dispepsia dengan gejala seperti dismotilitas
(dysmotility-likedyspepsia) dengan gejala:
a. Mudah kenyang
b. Perut terasa cepat penuh saat makan
c. Mual
d. Muntah
e. Rasa tidak nyaman bertambah saat makan
3. Dispepsia non spesifik (tidak ada gejala seperti di atas)
(Crowin (Pathofisiologi):2001;Kapita Selekta jilid 1:2001)
3
E. Pathway
Anoreksia Nyeri
Resiko kekurangan volume Perubahan nutrisi kurang Gangguan pola istirahat, tidur
cairan dari kebutuhan
G. Pengkajian.
o Pada data subyektif sering ditemukan :
pasien sering mual.
Anoreksia
nyeri perut pada bagian atas atau pada daerah tertentu dengan
frekuensi lama.
tidak nyaman perut pada tingkat tertentu.
o Sedangkan pada Data obyektif meliputi
- muntah dengan jumlah banyak.
- Frekuensi muntah sering dan banyak.
- Adanya rasa haus.
- penurunan turgor kulit.
- selaput mukosa kering.
- oliguria, otot lemah.
- Nyeri pada perut bagian atas
H. Diagnosa keperawatan.
a. Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan anoreksia, mual muntah.
c. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah.
d. Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan adanya nyeri
I. Fokus intervensi/rencana tindakan.
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada kasus dispepsia menurut
Doenges (1999)
a. Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, nyeri dapat berkurang
Kriteria hasil:
- Skala nyeri menurun
- Klien dapat mengantisipasi saat nyeri muncul
Intervensi:
- Kaji skala nyeri
- Berikan posisi yang nyaman
- Ajarkan teknik penanggulangan nyeri, distraksi,
relaksasi.
- Kolaborasi pemberian analgetik dengan medis
b. Ketidakseimbanagan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan anoreksia, mual, muntah.
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi
Kriteria hasil:
- Berat badan tidak turun/stabil
- Klien tidak mual dan muntah, nafsu makan baik
Intervensi:
- Kaji ulang status nutrisi pasien ( BB, intake dan out put )
- Anjurkan untuk makan dengan porsi sedikit tetapi
sering.
- Instruksikan klien dan keluarga untuk menghindari
makanan /minuman yang dapat mengiritasi lambung
- Kolaborasi pemberian cairan parenteral dan
pemberian obat anti mual, muntah
- Sajikan makanan semenarik mungkin
c. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, tanda-tanda tidak seimbang
cairan dan elektrolit tidak terjadi
Kriteria hasil:
- Cairan dan elektrolit seimbang
- Tanda dehidrasi tidak muncul
Intervensi:
- Monitor Input dan Output cairan
- Monitor TTV secara rutin
- Pertahankan terapi intravena untuk penggantian
cairan dan tidak terjadi dehidrasi
- Beri cairan peroral sampai 2600 ml/hari
- Awasi keadaan kulit, warna, kelembaban, dan turgor
kulit.
d. Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan adanya nyeri
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, pola tidur klien bisa
terpenuhi
Kriteria hasil:
- Pola istirahat klien terpenuhi
- Klien dapat beristirahat dengan cukup
Intervensi:
- Kaji ulang status istirahat tidur pasien
- Beri kesempatan kepada klien untuk istirahat
- Kondisikan ruangan senyaman mungkin untuk
istirahat klien.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marylin E., 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, edisi 3. EGC. Jakarta
Mansjoer, Arief. 1999. Kapita Selekta Kedokteran jilid 1. Media Aesaulapius. FKUI:
Jakarta
Nanda, 2006. Panduan Diagnosa Keperawatan 2005 2006, Editor Budi Santosa,
Prima Medika, Jakarta.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Pengkajian ini dilakukakan di RSUD Purbalingga pada :
Hari : Senin
Tanggal : 11 februari 2008
Jam : 12.30 WIB
Ruang : Flamboyan
1. Identitas
a. Identitas pasien.
Nama : Ny. U
Umur : 48 tahun.
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku bangsa : Jawa
Alamat : Purbalingga Wetan. RW.2 RT.5
Tangagal masuk : 11 februari 2008
No. RM : 193321
Diagnosa medis : Dispepsia
2. Riwayat kesehatan
a. keluhan utama :
nyeri perut bagian atas ( nyeri ulu hati ).
b. keluhan tambahan :
dada sakit, kadang perut sakit dan pedih, pusing
c. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien datang lewat IGD dengan keluhan nyeri pada perut bagian atas ( ulu
hati ) kurang lebih satu minggu terakhir, disertai pusing, nyeri pada punggung,
mata susah dibuka.
Pasien datang sendiri dengan di antar oleh keluarganya dan disarankan dokter
untuk rawat inap.
c. riwayat penyakit dahulu :
pasien mengatakan belum pernah mengalami penyakit seperti sekarang.
d. riwayat penyakit keluarga :
dalam keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan
pasien, dan tidak ada penyakit keturunan dan menular.
Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Klien
: Menikah
: Tinggal serumah
: Garis keturunan
3. Pemeriksaan fisik
a. keadaan umum : baik
b. kesadaran : compos mentis.
c. tanta-tanda vital ( TTV )
tekanan darah : 120/80 MmHg
suhu : 36 C.
nadi : 84 X/menit.
pernapasan/respirasi : 24 X/menit
d. pemeriksaan sistematis
pemeriksaan kepala :
- kepala
bentuk mesocepal, warna rambut hitam beruban dengan panjang sebahu,
lurus, kulit kepala bersih dan tidak ada lesi
- mata
mata tampak cembung ke depan, conjungtiva amemis ( - ), skelera
ikkterus ( - ), pupil isokor.
- telinga/hidung
tidak ada discharge
- leher
tyroid tidak teraba.
pemeriksaan dada :
- dada
dada datar, retraksi ada ( + ).
- jantung
S1 > S2 reguler, mur-mur ( - ), gallop ( - ).
- paru-paru
suara paru vesikuler, wheasing ( + ), rhonki ( + )
pemeriksaan perut :
- dinding perut
perut tampak cembung, kalau di tekan sakit terutama pada bagian atas
( ulu hati ), bagian bawah tanpak keras kalau di tekan dan ada
penimbunan cairan.
- hepar
hepar tampak membesar dan sakit kalau di tekan.
- lien
tampak membesar dan sakit kalau di tekan
- usus
bunyi usus ada ( + ) dan meninggi.
genetalia : perempuan, tidak ada kelainan seksual
ekstremitas atas : tangan knan pasien di pasang infus satu jalur.
ekstremitas bawah : baik, tidak ada oedema
pemeriksaan turgor : turgor kulit cukup
pemeriksaan akral : akral hangat.
5. Pemeriksaan penunjang
Tanggal 11 februari 2008
Hasil
satuan
Normal
Gula Darah
sewaktu 224 mg % 60 100
Lemak
kolesterol 199 mg % 150 200
Trigliserit 111 mg % 74 172
Fungsi Ginjal
Ureum darah 31 mg % 10 50
Creatinin darah 0,7 mg % L. 0,6-1,1 P. 0,5-0,9
Asam urat darah 6,2 mg % L. 3,5-7 P. 2,4-5,7
Pengobatan
Infus : KAEN 3A 20 tetes/menit
Oral : Antasid 3x1
Injeksi : Genta 3x mg/ IV
Diaform 2x 80 mg/ IV
B. ANALISA DATA
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan anoreksia, mual, muntah
3. Gangguan pola istirahat/ tidur berhubungan dengan nausea.
E. Implementasi
Tgl Jam No.Dx Tindakan Respon Ttd
12/2/08 07.15 I,II,III mengobservasi ku pasien Ku cukup
07.20 I,II,III Memonitor TTV TD : 130/80
N : 80 x/m
R : 24x/m
S : 37,2 C
07.40 II,III Mengkaji keluhan pasien Nyeri perut,
mual, muntah
08.00 I Memberikan therapi oral dan Obat masuk
injeksi,
-
G
e
09.50 I,II n Infus lancar D5
t %
12.30 I,II a Pasien kooperatif
-
D
i
a
f
o
r
m
-
A
n
t
a
s
i
d
Disusun Oleh :
1. Melciana D Alle ( 05.020 )
2. Melkisedek Banamtuan ( 05.021 )
3. Mery Sukrisno ( 05.022 )
4. Mutharom ( 05.023 )
5. Vivi Haryani ( 04.0 )