Você está na página 1de 7

ANALISIS MATERI AJAR

Materi Pembelajaran : 1. Elastisitas dan Hukum Hooke


2. Hukum Hooke
3. Susunan pegas seri-paralel
A. Pengertian Elastisitas
Semasa kecil Anda mungkin pernah bermain karet gelang, tanah liat, atau plastisin.
Saat Anda menarik karet gelang, karet makin panjang. Jika tarikan dihilangkan, maka
bentuk karet kembali seperti semula. Lain halnya dengan karet, tanah liat saat ditekan akan
berubah bentuk. Jika tekanan dihilangkan, ternyata bentuk tanah liat tidak kembali seperti
semula. Sifat sebuah benda yang dapat kembali ke bentuk semula disebut elastis. Benda
benda yang mempunyai elastisitas atau sifat elastis seperti karet gelang, pegas, dan plat
logam disebut benda elastis. Untuk mengetahui lebih dalam tentang perilaku berbagai jenis
benda dalam menanggapi gaya yang dikenainya, siswa dapat melakukan percobaan
sederhana terkait elestisitas bahan.tujuan dari praktikum ini, diharapkan siswa dapat
mengetahui batas elastisitas suatu benda.
B. Tegangan, Regangan, dan Modulus Elastisitas
Di SMP siswa sudah mengetahui tentang gaya dan luas penampang suatu benda. Sehingga
di materi elastisitas siswa akan mempelajari tentang tegangan, regangan dan modulus
elastisitas.
Benda yang dikenai gaya tertentu akan mengalami perubahan bentuk. Perubahan bentuk
bergantung pada arah dan letak gaya-gaya tersebut diberikan. Ada tiga jenis perubahan
bentuk yaitu regangan, mampatan, dan geseran.
1. Regangan. Renggangan merupakan perubahan bentuk yang dialami sebuah benda
jika dua buah gaya yang berlawanan arah (menjauhi pusat benda) dikenakan pada
ujung-ujung benda. Perhatikan Gambar 1 (b)!
2. Mampatan. Mampatan adalah perubahan bentuk yang dialami sebuah benda jika dua
buah gaya yang berlawanan arah (menuju pusat benda) dikenakan pada ujung-ujung
benda. Perhatikan Gambar 1 (c)!
3. Geseran. Geseran adalah perubahan bentuk yang dialami sebuah benda jika dua buah
gaya yang berlawanan arah dikenakan pada sisi-sisi bidang benda.Perhatikan Gambar
1 (d)!

Gambar 1. Perubahan bentuk benda akibat pengaruh suatu gaya.

|
Tegangan (stress) pada benda, misalnya kawat besi, didefinisikan sebagai gaya
persatuan luas penampang benda tersebut. Tegangan diberi simbol (dibaca sigma).
Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.


=

Keteranagn :

: tegangan (/2 )

F : Gaya ( N)

A : Luas Penampang (m2)

Regangan (strain) didefinisikan sebagai perbandingan antara penambahan panjang


benda 'X terhadap panjang mula-mula X. Regangan dirumuskan sebagai berikut.


=

Keterangan :

: Regangan

Pertambahan panjang (m)

X : Panjang mula-mula (m)

Makin besar tegangan pada sebuah benda, makin besar juga regangannya.
Artinya, 'X juga makin besar. Berdasarkan berbagai percobaan di laboratorium,
diperoleh hubungan antara tegangan dan regangan untuk baja dan aluminium seperti
tampak pada Gambar 2.

Gambar 2. Grafik perbandingan tegangan terhadap regangan

untuk baja dan aluminium.

|
Selama gaya F yang bekerja pada benda elastis tidak melampaui batas
elastisitasnya, maka perbandingan antara tegangan (V ) dengan regangan (H ) adalah
konstan. Bilangan (konstanta) tersebut dinamakan modulus elastic atau modulus Young
(E). Jadi, modulus elastis atau modulus Young merupakan perbandingan antara
tegangan dengan regangan yang dialami oleh suatu benda. Secara matematis ditulis
seperti berikut.



= = =


Keterangan :

E : Modulus Young (N/m2)

Nilai modulus Young untuk beberapa jenis bahan ditunjukkan pada Tabel 1
berikut.

Tabel 1 Modulus Young Beberapa Jenis Bahan

C. HUKUM HOOKE
Setelah siswa mempelajari tentang eleastisitas bahan dan perubahan bentuk bahan. Siswa
akan mempelajari tentang hokum Hooke . Suatu benda yang dikenai gaya akan
mengalami perubahan bentuk (volume dan ukuran). Misalnya suatu pegas akan
bertambah panjang dari ukuran semula, apabila dikenai gaya sampai batas tertentu.
Perhatikan Gambar 3 berikut!

|
Pemberian gaya sebesar F akan mengakibatkan pegas bertambah panjang sebesar X .
Besar gaya F berbanding lurus dengan X . Secara matematis dirumuskan dengan
persamaan berikut :
=
Keterangan:
F : gaya yang dikerjakan pada pegas (N)
X : penambahan panjang pegas (m)
k : konstanta pegas (N/m)
Persamaan di atas dapat dinyatakan dengan kata-kata sebagai berikut. Jika gaya
tarik tidak melampaui batas elastisitas pegas, maka pertambahan panjang pegas
berbanding lurus (sebanding) dengan gaya tariknya. Pernyataan tersebut dikemukakan
pertama kali oleh Robert Hooke, seorang arsitek yang ditugaskan untuk membangun
kembali gedung gedung di London yang mengalami kebakaran pada tahun 1666. Oleh
karena itu, pernyataan di atas dikenal sebagai hukum Hooke. Hubungan antara Hukum
Hooke dengan moduls Young adalah sebagai berikut.

=


= =

|
Gambar 2. Grafik pertambahan panjang kawat
terhadap berat beban.

Untuk lebih memahami tentang Hukum Hooke siswa dapat melakukan percobaan
sederhana terkait Hukum Hooke tersebut. Tujuan siswa melakukan percobaan ini adalah
siswa dapat menyelidiki hubungan antara gaya dengan pertambahan panjang pegas.
1. Energy Potensial Elastisitas
Di SMP siswa telah mempelajari tentang energi potensial. Dan juga Di SMP
siswa telah mempelajari bahwa usaha dapat dihitung sebagai luas daerah di bawah
grafik gaya F dan perpindahan s. Menggunakan cara yang sama, usaha yang
dilakukan untuk menarik pegas juga dapat dihitung sebagai luas daerah di bawah
grafik gaya F dan pertambahan panjang pegas X . Perhatikan Gambar 5 berikut!

Gambar 3.5 Grafik antara gaya yang bekerja sebesar F dan pertambahan
panjang pegas X .

|
Anda dapat menghitung luas daerah yang diarsir (luas segitiga) pada Gambar 3.5
sebagai berikut.

=

Karena F = k X , maka :

=


=

Seluruh usaha (W) yang dilakukan oleh gaya F tersimpan menjadi energi
potensial elastis pegas karena tidak terjadi perubahan energi kinetic pegas. Oleh
karena itu, sebuah pegas yang memiliki konstanta pegas k dan terentang sejauh 'X
dari keadaan setimbangnya, memiliki energy potensial elastis sebesar Ep :

Contoh penggunaan gaya pegas adalah ketapel. Jika ketapel diregangkan,


kemudian dilepaskan, ketapel dapat melontarkan batu. Dalam hal ini, energi
potensial elastis berubah menjadi energi kinetik batu.

Keterangan:
k : konstanta pegas karet ketapel (N/m)
X : pertambahan panjang karet (m)
m : massa benda (kg)
v : kecepatan benda (m/s)

2. Susunan Pegas
Dua buah pegas atau lebih dapat disusun seri, paralel, atau gabungan seri dan
paralel. Susunan pegas dapat diganti dengan sebuah pegas pengganti. Berikut
hal-hal yang berkaitan dengan pegas pengganti dari susunan pegas seri dan paralel.
a. Susunan seri
Materi susunan pegas ini merupakan materi baru bagi siswa SMA kelas XI.
Berikut gambar susunan pegas secara seri

|
Jika dua buah pegas disusun secara seri seperti terlihat pada Gambar diatas,
maka panjang pegas menjadi 2X. Oleh karena itu, persamaan pegasnya (ks)
menjadi seperti berikut.

b. Susunan parallel

Bila pegas disusun paralel, maka panjang pegas (X) tetap. Sedangkan luas
penampang pegas berubah dari A menjadi 2A, bila pegas yang disusun sebanyak dua
buah. Jadi, untuk dua buah pegas yang disusun secara paralel, tetapan pegasnya (kp)
menjadi seperti berikut.

D. Penerapan sifat elastisitas Bahan


Dalam kehidupan sehari-hari, alat yang menerapkan sifat elastis bahan banyak
dijumpai. Misalnya, pada mainan anak-anak seperti pistol-pistolan, mobil-mobilan, dan
ketapel; perlengkapan rumah tangga seperti kursi sudut dan spring-bed.

Você também pode gostar