Você está na página 1de 3

ANALISIS DATA

Pengaruh pH terhadap aktivitas enzim amilase

Praktikum kali ini mengamati pengaruh pH terhadap aktivitas enzim amilase. Ada 5
tabung reaksi besar yang digunakan, tabung pertama berisi amilum dan enzim amilase
(supernatan kecambah). Tabung kedua berisi amilum, enzim amilase (supernatan kecambah)
dan HCl 10% sebanyak 1 ml. Tabung ketiga berisi amilum, enzim amilase (supernatan
kecambah) dan NaOH 1% sebanyak 1 ml. Tabung keempat berisi 1 ml amilum 1% dan 1 ml
IKI. Sedangkan tabung kelima berisi 1 ml amilum 1%, fehling A, dan fehling B. Tabung
keempat dan kelima berfungsi sebagai kontrol

Tabung pertama, kedua, dan ketiga dibagi dalam tiga tabung reaksi kecil dengan label
a, b, dan c. Tabung a didiamkan selama 10 menit dan ditambahkan larutan IKI. Tabung b
didiamkan selama 20 menit lalu ditambahkan larutan IKI. Tabung c didiamkan selama 30 menit
dan ditambahkan larutan IKI.

PEMBAHASAN

Pengaruh pH terhadap aktivitas enzim amilase


Enzim adalah protein katalik. Suatu katalis adalah suatu agen kimiawi yang mengubah
laju reaksi tanpa harus dipergunakan oleh reaksi itu. Dengan tidak adanya enzim, lalu lintas
kimiawi melalui jalur metabolisme akan berjalan lambat. Setiap reaksi kimiawi melibatkan
pemutusan ikatan dan pembentukan ikatan. Misalnya, hidrolisis sukrosa melibatkan pemutusan
ikatan antara glukosa dan fruktosa dan kemudian pembentukan ikatan baru dengan suatu atom
hidrogen dan suatu gugus hidroksil dari air (Campbell, 2002).

Pada praktikum kali ini, mengamati pengaruh pH terhadap aktivitas enzim amilase yang
didapatkan dari supernatan ekstraksi kecambah yang berusia 2 hari. Pada tabung pertama a
(amilum 1%+enzim amilase) setelah didiamkan selama 10 menit dan ditambah IKI memiliki
pH 7. Sedangkan tabung pertama b (amilum 1%+enzim amilase) yang didiamkan selama 20
menit dan tabung pertama c (amilum 1%+enzim amilase) yang didiamkan selama 30 menit
setelah itu ditambahkan IKI sama sama memiliki pH 6.

Pada tabung kedua a (amilum 1%+enzim amilase+HCl 10%) setelah didiamkan selama
10 menit memiliki pH 1. Tabung kedua b (amilum 1%+enzim amilase+HCl 10%) setelah
didiamkan selama 20 menit memiliki pH 3. Sedangkan tabung kedua c(amilum 1%+enzim
amilase+HCl 10%) setelah didiamkan selama 30 menit memiliki pH 4.

Pada tabung ketiga a (amilum 1%+enzim amilase+NaOH 1%) setelah didiamkan


selama 10 menit memiliki pH 10. Sedangkan tabung ketiga b dan c (amilum 1%+enzim
amilase+HCl 10%) yang didiamkan berturut turut dengan waktu 20 dan 30 menit sama
sama memiliki pH 13. Dari hasil pengamatan didapatkan hasil bahwa pada tabung keempat
(amilum 1%+IKI) sebagai kontrol memiliki pH 8. Sedangkan tabung kelima (amilum
1%+fehling A+fehling B) yang juga berperan sebagai kontrol memiliki pH 13.

Praktikum ini tidak dilakukan sesuai dengan prosedur kerja. Pertama, praktikan
seharusnya menambahkan IKI pada tabung kedua dan ketiga setelah didiamkan dengan variasi
waktu yang berbeda. Padahal penambahan IKI ini bertujuan untuk melihat hasil hidrolisis
amilum oleh enzim amilase pada lingkungan asam ataupun basa melalui perubahan warna.
Penambahan IKI ini juga bertujuan untuk mengetahui pH optimum kerja enzim amilase dengan
variasi waktu yang berbeda beda.

Kedua, praktikan seharusnya mencatat perubahan warna sebelum dan sesudah


penambahan IKI pada tabung pertama, kedua, dan ketiga. Bergitupun tabung keempat dan
kelima seharusnya dicatat pula perubahan warnanya. Sebab tabung keempat dan kelima
berfungsi sebagai kontrol yang akan digunakan sebagai pembandingan dalam mengamati hasil
hidrolisis amilum sebelum dan sesudah penambahan enzim amilase.

Menurut Gaman & Sherrington (1994) suasana yang terlalu asam atau alkalis
menyebabkan denaturasi protein dan hilangnya secara total aktivitas enzim. Pada sel hidup,
perubahan pH sangat kecil. Enzim hanya aktif pada kisaran pH yang sempit. pH optimal enzim
sekitar 7 (pH netral) dan jika medium menjadi sangat asam atau sangat alkalis enzim
mengalami inaktivasi. Akan tetapi beberapa enzim hanya beroperasi dalam keadaan asam atau
alkalis. Sebagai contoh, pepsin, enzim yang dikeluarkan ke lambung, hanya dapat berfungsi
dalam kondisi asam, dengan pH optimal 2.

Berdasarkan teori tersebut, ketika enzim amilase berada dalam keadaan asam (pada
tabung 2) maka enzim tidak dapat bekerja secara optimal. Artinya enzim amilase tidak dapat
memecah amilum sehingga ketika diuji dengan IKI maka seharusnya larutan berwarna biru.
Begitu juga dengan tabung dalam keadaan basa (tabung 3), dalam keadaan basa enzim juga
tidak dapat bekerja secara optimal. Tetapi pada praktikum ini tidak dilakukan penambahan IKI.
Hal ini disebabkan ketidak telitian praktikan dalam memahami prosedur kerja praktikum.

DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A., dkk. 2002. Biologi Jilid I. Jakarta : Erlangga.
Gaman, P.M & K.B. Sherrington. 1994. Ilmu Pangan, Pengantar Ilmu Pangan, Nutrisi dan
Mikrobiologi. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada press.

Você também pode gostar