Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kereta api struktur atas terdiri dari lantai kendaraan (rel), gelagar
memanjang, gelagar melintang, gelagar induk, tumpuan jembatan. Dan
Laporan Tugas Akhir Bab II Tinjauan Pustaka
2.3 Komponen Jembatan Rangka
2.3.1 Struktur Bawah
tersebut secara umum berupa rangka utama, portal ujung, gelagar melintang,
gelagar memanjang, ikatan angin / lateral bracing, plat buhul, dan lantai
kendaraan.
1. Rangka Utama
Rangka utama jembatan rangka dapat dibentuk dengan berbagai variasi
dan kebanyakan di Indonesia menggunakan jembatan rangka type
Warren. Rangka utama merupakan pemikul utama keseluruhan beban
jembatan yaitu beban mati dan beban atas (top chords), gelagar bawah
(bottom chords), dan batang diagonal (diagonal chords). Seperti terlihat
pada Gambar 2.1.
Laporan Tugas Akhir Bab II Tinjauan Pustaka
memiliki dimensi penampang yang lebih besar dibandingkan komponen
rangka utama lainnya, seperti terlihat pada Gambar 2.2.
Laporan Tugas Akhir Bab II Tinjauan Pustaka
5. Ikatan Angin (Lateral Bracing)
Ikatan angin merupakan rangkayan profil baja yang berfungsi untuk
menahan beban lateral akibat beban angin pada jembatan. Ikatan angin
pada jembatan terletak di bagian atas dan bawah dari jembatan tersebut.
6. Pelat Buhul (Gusset Plate)
Pelat buhul adalah satu komponen jembatan yang berfungsi untuk
yang bekerja pada struktur rangka utama akan disalurkan ke pelat buhul
tersebut,seperti terlihat pada Gambar 2.4
Laporan Tugas Akhir Bab II Tinjauan Pustaka
Laporan Tugas Akhir Bab II Tinjauan Pustaka
Jembatan pemberat disambungkan dengan jembatan pokok dengan
menggunkan rangka penghubung (link set). Jembatan pemberat yang
Laporan Tugas Akhir Bab II Tinjauan Pustaka
Baut yang diulir penuh berarti mulai dari pangkal baut sampai ujung
baut diulir, seperti terlihat pada Gambar 2.7 berikut ini :
Gambar 2.7 Baut yang Diulir Penuh
Diameter baut yang diulir penuh disebut Diameter Kern (inti) yang
Baut yang tidak diulir penuh ialah baut yang hanya bagian ujungnya
Laporan Tugas Akhir Bab II Tinjauan Pustaka
Gambar 2.10 Baut dengan dua irisan
3. Baut yang dibebani // sumbunya, seperti terlihat pada Gambar 2.11.
Gambar 2.12 Baut yang Dibebani Sejajar dengan Sumbu dan Tegak Lurus
Laporan Tugas Akhir Bab II Tinjauan Pustaka
2.7 Kriteria Umum Perencanaan Struktur Atas Jembatan Kereta Api
2.7.1 Umum
Laporan Tugas Akhir Bab II Tinjauan Pustaka
2.7.2 Pembebanan
a. Beban Utama
Laporan Tugas Akhir Bab II Tinjauan Pustaka
Gambar 2.15 Beban 6 atau 7 Gandar
Jika pada suatu bentang jembatan hanya muat lima gandar,
maka bebannya ditingkatkan hingga 17 ton seperti pada Gambar
2.16.
Laporan Tugas Akhir Bab II Tinjauan Pustaka
Dimana :
= Faktor kejut
Lt = bentang jembatan dalam (m)
b. Beban Tambahan
Beban utama terdiri dari gaya horizontal akibat angin, gaya
menyimpang akibat lokomotif, gaya rem.
Gaya Horizontal Akibat Angin (W) (AVBP 1932)
Tekanan angin dianggap sebagai suatu beban terbagi merata,
tidak dengan kejut dan bekerja dalam arah horizontal. Besarnya
tekanan angin menurut AVBP 1932 adalah 100 kg/m2. Luas
bidang yang tertekan angin untuk jembatan rangka baja ialah luas
bidang rangka batang ditambah dengan luas bagian lantai jalan
yang mungkin muncul diatasnya dan luas muatan gerak.
Gaya Menyimpang Akibat Lokomotif (S) (AVBP 1932)
Dalam AVBP 1932, perlu diperhatikan pula santakan
menyamping yang dilakukan oleh lokomotif terhadap jembatan,
yang pengaruhnya dapat disamakan dengan suatu gaya horizontal
S. Besar arah dan titik tangkap S dapat dilihat pada Tabel berikut
ini.
Laporan Tugas Akhir Bab II Tinjauan Pustaka
Tabel 2.3 Gaya Horizontal S oleh Tekanan Kesamping Lokomotif
Besar Arah Titik Tangkap
Tegak pada sumbu Pada tinggi
Lurus S = A max / 10
memanjang jembatan kepala rel
R 900 S = A max / 10 ditempat yang
R 150 < S = (A max / 7500) paling
Sejajar dengan gaya
Lengkungan 900 x R1500 membahayakan
menjauhi titik pusat
untuk masing
R 150 S=0
masing batang
Catatan :1. A max = Muatan gandar yang terbesar (tidak dengan
koefisien kejut), yang ada dalam gandar lokomotif
atau kumpulan gandar gandar lokomotif yang
Laporan Tugas Akhir Bab II Tinjauan Pustaka
2.7.4 Perencanaan Penampang Baja
a. Perencanaan Penampang Gelagar
terhadap:
1. KELANGSINGAN
Plat Sayap dengan persamaan :
b 170
f p (kompak) (pers 2.5)
2.tf fy
Plat Badan dengan persamaan :
h 2tf 2r 1680
w p (kompak) (pers 2.6)
tw fy
2. KONTROL LENDUTAN AKIBAT BEBAN BALOK
5 M .total L2 1
= < x bentang (pers 2.7)
48EI 800
3. KONTROL TERHADAP PENGARUH LATERAL
Dicari terlebih dahulu, Lp, Lb, Lr.
E
Lp = 1,76 . iy . (pers 2.8)
Fy
Lb = (tidak ada penyangga)
X 1 iy
Lr = 1 1 X 2 FL2 (pers 2.9)
FL
dimana :
AJEG
X1 = . (pers 2.10)
Sx 2
Sx 2 Iw
X2 = 4 . ( ) . (pers 2.11)
JG iy
FL = 0,7 . Fy (pers 2.12)
J = 1/3 (h . tf 3 + 2b . tw3) (pers 2.13)
Laporan Tugas Akhir Bab II Tinjauan Pustaka
Kondisi plastis jika Lb < Lp, maka tahanan momen nominal
menggunakan persamaan :
Mu Mn (pers 2.15)
Dengan :
Mn = Cb (Mp (Mp Mr)) . (pers 2.16)
12,5 Mmaks
Cb = 2.3 (pers 2.17)
2.5Mmaks 3Ma 4Mb 3Mc
Cb .S x . X 1 . 2 X .X
Mn = 1 1 2
Lb L (pers 2.21)
2( b ) 2
ry ry
Laporan Tugas Akhir Bab II Tinjauan Pustaka
Mulai
Analisa Struktur
Pembebanan (Beban mati, hidup, rem,
& angin)
Hitung kombinasi pembebanannya (Mu
dan D ).
Hitung persyratan
Mu x Mn
Mu x (1.12 Sx fy)
Sx Mu / ( x 1.12 x fy)
Perbesar Profil
KONTROL
Tidak Penampang Terpilih" terhadap :
Kelangsingan, Lentur & Geser,
Lendutan, Terhadap Pengaruh
Lateral
Ya
Selesai
Laporan Tugas Akhir Bab II Tinjauan Pustaka
Secara garis besar perancangan batang tarik dapat dilihat pada
Gambar 2.21.
Mulai
Analisa Struktur
Pembebanan
Hitung gaya tarik masing-masing batang
Hitung gaya tarik paling ekstrim.
Ae Aemin
Ya
Pemeriksaan
Kekompakan Profil
r
Ya
Selesai
Laporan Tugas Akhir Bab II Tinjauan Pustaka
c. Perencanaan Batang Tekan
Batang tekan yaitu komponen struktur yang memikul / mentransfer
gaya tekan pada dua titik pada struktur. Komponen struktur dengan
gaya aksial murni umumnya merupakan komponen pada struktur
segitiga (rangka batang) atau merupakan komponen struktur dengan
kedua ujung sendi.
fy
Nn = Ag . (pers 2.25)
w
Dengan ketentuan :
1 Lk fy
Untuk c 0.25 c = (pers 2.26)
imin E
w=1
Pada kondisi ini, kekuatan batang tekan pada kekuatan
platis.
Untuk 0.25 c 1.2
1.43
w= (pers 2.27)
1.6 0.67c
Pada kondisi ini, kekuatan batang tekan mencapai pada
kekuatan inelastis.
Untuk c 1.2
w = 1.25 c2 (pers 2.28)
Pada kondisi ini, kekuatan batang tekan mencapai pada
kekuatan elastis.
Laporan Tugas Akhir Bab II Tinjauan Pustaka
Mulai
Analisa Struktur
Pembebanan
Hitung gaya tekan masing-masing batang
Hitung gaya tekan paling ekstrim.
Hitung imin yang dibutuhkan
L
i x min kx
( kL ) k
200 200
L ky ( kL ) k
i y min
200 200
Hitung Nn yang dibutuhkan = Nu
i imin
Pemeriksaan Tidak
Kekompakan penampang
r
Ya
Tidak
. NnTerpilih
. Nnyang diperlukan
akibat bebab kerja
Ya
Selesai
Laporan Tugas Akhir Bab II Tinjauan Pustaka
d. Perencanaan Sambungan Baut
Secara garis besar terdapat dua jenis sifat pembebanan yang
beban yang diterima secara merata pada setiap baut. Jumlah baut
Laporan Tugas Akhir Bab II Tinjauan Pustaka
Gambar 2.24 Baut (a) paling atas,mengalami tarikan maksimum akibat adanya
momen yang dihasilkan gaya terpusat P, baut ini juga mengalami gaya geser
1. Sambungan baut yang menahan gaya tarik eksentris
Laporan Tugas Akhir Bab II Tinjauan Pustaka
tertekan.
Momen inersia luas pengganti,
b * c 3 a * ( h c) 3
I = (pers 2.37)
3 3
Laporan Tugas Akhir Bab II Tinjauan Pustaka
1 P
Px = 2 (pers 2.40)
n
Akibat Beban M
M .Yi
KX = (pers 2.41)
( X i Yi )
2 2
M .X i
KY = (pers 2.42)
( X i Yi )
2 2
2
Rpk = K M ( K M Px ) 2 (pers 2.43)
Sambungan dinyatakan kuat menerima beban kerja bila KR N
Besar Rn atau N dihitung dari kuat geser nominal baut terkecil
dari persamaan 2.35 dan persamaan 2.36 di atas.
Secara garis besar perancangan kebutuhan sambungan baut
dapat dilihat pada Gambar 2.26.
Laporan Tugas Akhir Bab II Tinjauan Pustaka
Mulai
Analisa Struktur
Beban & gaya yang bekerja pada
sambungan
Asumsikan jumlah baut dan penempatan
baut
Hitung KiX dan Kiy dalam tabel
Tidak
Perbayak jumlah baut KR N
Ya
Selesai