Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Muhammad Azinar
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Abstract
Increasing premarital sexual behavior among college students today needs special attention from all
parties, including the universities. The case of an unwanted pregnancy, abortion, and sexually trans-
mitted infections premarital are more common among students. Research problem was whether the
factors that influence the risk of premarital sexual behavior to unwanted pregnancy in college students.
Research purpose was to determine the factors that influence to premarital sexual behavior to un-
wanted pregnancy in college students. Methods research was explanatory research with cross sectional
approach. Sample was mostly teenage students (18-24 years old) who totaled 380 students, by propor-
tional simple random sampling. The results of this study showed that 12.1 % of students have high risk
of premarital sexual behavior to unwanted pregnancy. Bivariate analysis by chi square test showed that
religiosity; attitudes, access and contact with pornography media, close friends attitudes and sexual
behavior were significantly associated with premarital sexual behavior of students. Conclusion, close
friends sexual behavior, respondents sexuality attitudes, and religiosity dominant influence to sexual
behavior for students unwanted pregnancy.
Alamat korespondensi:
ISSN 1858-1196
Gedung F1, Lantai 2, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
Email: azinar@unnes.ac.id
Muhammad Azinar / KEMAS 8 (2) (2013) 153-160
154
Muhammad Azinar / KEMAS 8 (2) (2013) 153-160
Kondisi tersebut merupakan dampak se- di mana para remaja hanya mengetahui cara
rius sebagai akibat dari perilaku seksual yang dalam melakukan hubungan seks tetapi tidak
cenderung bebas di kalangan masyarakat ter- mengetahui dampak yang akan muncul akibat
masuk di dalamnya adalah pada kelompok re- perilaku seks tersebut.
maja dan mahasiswa. Seksualitas dan perilaku Semakin banyaknya kasus kehamilan
seks dianggap sebagai hal yang biasa di kalan- di luar nikah yang dialami remaja telah me-
gan remaja, bahkan tidak sedikit yang menjadi- nyebabkan hancurnya masa depan remaja
kan sebagai kebutuhan yang harus dipenuhi tersebut. Berdasarkan latar belakang tersebut,
oleh remaja. maka perlu dilakukan penelitian untuk meng-
Kasus mengenai perilaku seksual pada etahui perilaku seksual pranikah berisiko ter-
remaja dari waktu ke waktu semakin meng- hadap kehamilan tidak diinginkan serta faktor
khawatirkan karena perilaku seksual remaja yang mempengaruhinya.
sekarang ini sudah melebihi batas dan cukup
mengkhawatirkan terutama pada masa remaja Metode
akhir. Sekarang ini remaja cenderung bersikap
permisif terhadap seks bebas. Hal ini disebab- Penelitian ini adalah explanatory re-
kan terbukanya peluang aktifitas pacaran yang search yang menggunakan metode survey de-
mengarah kepada seks bebas. Sementara di ngan pendekatan cross sectional. Populasi
masyarakat terjadi pergeseran nilai-nilai moral dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa
yang semakin jauh sehingga masalah tersebut Universitas Negeri Semarang usia remaja (18-
sepertinya sudah menjadi hal biasa, padahal 24 tahun) yang berjumlah 26.486 orang. Jum-
penyimpangan perilaku seksual merupakan lah sampel dihitung menggunakan rumus min-
sesuatu yang harus dihindari oleh setiap indi- imal sample size, didapatkan sampel 380 orang
vidu. (laki-laki 197 orang, perempuan 183 orang).
Hasil penelitian tentang perilaku seksual Sampel tesebut kemudian didistribusikan pada
mahasiswa yang dilakukan oleh Pusat Informa- tiap-tiap fakultas secara proporsional. Pengam-
si dan Pelayanan Remaja (PILAR) PKBI Jawa bilan sampel dilakukan secara random.
Tengah pada bulan Juni-Juli 2006, diketahui
bahwa dari 500 responden mahasiswa di Sema- Hasil dan Pembahasan
rang, 31 orang (6,2%) menyatakan pernah mel-
akukan intercourse, 111 orang (22%) pernah Tingkat religiusitas, pengetahuan, sikap,
melakukan petting (Dirjen P2PL Kemenkes RI, persepsi peran gender, akses media, sikap or-
2011). angtua, sikap teman dan perilaku seksual te-
Penelitian lain yang dilakukan oleh Unnes man dekat
Sex Care Community (USeCC) suatu orga- Hasil penelitian menunjukkan bahwa
nisasi mahasiswa peduli kesehatan reproduksi 12,1% responden menyatakan bahwa pernah
remaja pada tahun 2009, menyebutkan bahwa melakukan intercourse. Hal ini menandakan
kebiasaan pacaran mahasiswa UNNES dilaku- bahwa perilaku seksual mereka berisiko terha-
kan dengan aktivitas yaitu kissing 43%, necking dap KTD.
17%, petting 15%, dan sebanyak 5% mengaku
pernah melakukan intercourse (hubungan sek- Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku
sual) pranikah (Ningrum, dkk, 2008). Seksual Pranikah Berisiko terhadap Kehami-
Fakta-fakta di atas disebabkan oleh ba- lan Tidak Diinginkan
nyak faktor, antara lain masih rendahnya peng- Hasil analisis multivariat dengan meng-
etahuan yang dimiliki remaja mengenai sek- gunakan analisis regresi logistik dengan me-
sualitas. Selain itu, meskipun banyak remaja tode enter, diperoleh hasil yang dapat dilihat
mengetahui tentang seks akan tetapi faktor bu- pada Tabel 3.
daya yang melarang membicarakan mengenai Dari Tabel 3 di atas diketahui bahwa vari-
seksualitas di depan umum karena dianggap abel yang dominan mempengaruhi perilaku
tabu, akhirnya akan dapat menyebabkan peng- seksual pranikah responden adalah perilaku
etahuan remaja tentang seks tidak lengkap, seksual teman dekat, religiusitas, sikap seperti
155
Muhammad Azinar / KEMAS 8 (2) (2013) 153-160
Karakteristik N %
Tingkat Religiusitas
Tidak Religius (total skor <10) 196 51,6
Religius (total skor 10) 184 48,4
Pengetahuan
Kurang (skor <70%) 315 82,9
Baik (skor 70%) 65 17,1
Sikap
Lebih Permisif (skor 29,00) 201 52,9
Kurang Permisif (skor < 29,00 179 47,1
Persepsi terhadap Peran Gender
Lebih Modern (skor 40,00) 200 52,6
Tradisional (skor <40,00) 180 47,4
Akses dan Kontak dengan Media Pornografi
Pernah (skor > 0) 317 83,4
Tidak Pernah (skor = 0) 63 16,6
Sikap Orangtua terhadap Seksualitas
Lebih Permisif (skor 17,00) 211 55,5
Kurang Permisif (skor< 17,00) 169 44,5
Sikap Teman Dekat terhadap Seksualitas
Lebih Permisif (skor 35,00) 204 53,7
Kurang Permisif (skor <35,00) 176 46,3
Perilaku Seksual Teman Dekat
Berisiko 110 28,9
Tidak Berisiko 270 71,1
Perilaku Seksual Responden
Berisiko 46 12,1
Tidak Berisiko 334 87,9
yang terlihat dalam tabel 3. Ketiga variabel in- yang kurang permisif.
dependen tersebut menjadi prediktor terhadap (3) Responden yang tidak memiliki resiko atau
perilaku seksual pranikah, yaitu sebagai berikut kecenderungan 3 kali lebih besar untuk
: melakukan perilaku seksual berisiko KTD
(1) Responden yang teman dekatnya dibandingkan dengan responden yang yang
melakukan perilaku seksual berisiko religius.
memiliki kecenderungan 8 kali lebih besar
untuk juga melakukan perilaku seksual Pembahasan
berisiko KTD dibandingkan dengan
responden yang teman dekatnya melakukan Religiusitas
perilaku seksual tidak berisiko. Dari hasil uji statistik diperoleh p value
(2) Responden yang sikapnya terhadap 0,0001 pada taraf signifikansi (=0,05) terlihat
seksualitas lebih permisif memiliki resiko ada pengaruh yang signifikan antara tingkat
atau kecenderungan 4 kali lebih besar religiusitas dengan perilaku seksual pranikah
untuk melakukan perilaku seksual berisiko berisiko KTD. Hasil penelitian ini sesuai de-
KTD dibandingkan dengan responden ngan penelitian yang menyatakan bahwa ter-
156
Muhammad Azinar / KEMAS 8 (2) (2013) 153-160
Tabel 2. Tabulasi silang tingkat religiusitas, pengetahuan, sikap, persepsi peran gender, akses me-
dia pornogarfi, sikap orangtua, sikap teman dan perilaku seksual teman dekat dengan perilaku
seksual pranikah responden
dapat hubungan yang signifikan antara tingkat Hal ini juga sesuai dengan teori yang
religiusitas dengan perilaku seksual pranikah menyatakan bahwa faktor predisposisi dalam
(artinya semakin tinggi religiusitas maka akan hal ini religiusitas yang diwujudkan dalam ben-
semakin rendah intensi perilaku seksual prani- tuk praktik menjalankan aktivitas keagamaan
kah dan sebaliknya) (Suryoputro, 2006). berhubungan dengan perilaku seseorang.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan
pendapat para ahli yang menyatakan bahwa ada Sikap terhadap Seksualitas
hubungan negatif antara keagamaan dengan Dari hasil uji statistik diperoleh p value
hubungan seks pranikah seperti halnya pada 0,0001 pada taraf signifikansi (=0,05) disim-
perilaku penyimpang. Agama membentuk se- pulkan ada pengaruh yang signifikan antara si-
perangkat moral dan keyakinan tertentu pada kap dengan perilaku seksual pranikah berisiko
diri seseorang. Melalui agama seseorang belajar KTD. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dari
mengenai perilaku bermoral yang menuntun BKKBN yang menyatakan bahwa dalam sikap
mereka menjadi anggota masyarakat yang baik. permisif 40% tidak keberatan pacaran dengan
Seseorang yang menghayati agamanya dengan saling rangkulan, 30% tidak keberatan pacaran
baik cenderung akan berperilaku sesuai dengan dengan saling pelukan, 20% tidak keberatan
norma. pacaran dengan saling ciuman, 35% remaja pria
157
Muhammad Azinar / KEMAS 8 (2) (2013) 153-160
158
Muhammad Azinar / KEMAS 8 (2) (2013) 153-160
sehingga informasi dan sikap dari teman tidak terjadi di kalangan mahasiswa merupakan hal
sedikit membawa pengaruh terhadap sikap se- yang sudah dianggap biasa. Sikap yang makin
orang remaja. permisif ini tidak jarang akan berdampak ter-
Dalam permasalahan seksualitas, peran hadap perilaku seksual mereka.
teman dekat ini dapat terlihat dari sikap te- Hasil uji statistik diperoleh p value 0,0001
man dekat yang mencerminkan tanggapan dan pada taraf signifikansi (=0,05) dapat disim-
mereka terkait seksualitas. Kebiasaan terpapar pulkan ada pengaruh yang signifikan antara
dengan sikap-sikap yang permisif dari teman perilaku seksual teman dekat dengan perilaku
dekat dapat mempengaruhi sikap dan bahkan seksual pranikah berisiko KTD. Hasil ini me-
terkadang teman-teman dekat tersebut me- nunjukkan bahwa pada masa remaja kedeka-
dorong teman lainnya untuk melakukan peri- tan dengan teman sebayanya sangat tinggi ka-
laku-perilaku sebagaimana yang dia lakukan rena ikatan teman sebaya dapat menggantikan
termasuk kemungkinan perilaku seksual (Ho- ikatan keluarga, sumber afeksi, simpati dan
bart, 2002; Santor, 2000). pengertian, saling berbagi pengalaman dan se-
Hasil penelitian ini sesuai dengan peneli- bagai tempat remaja untuk mencapai otonomi
tian yang dilakukan oleh Iswarati dan T.Y. Pri- dan idependensi.
hyugiarto, dari Puslitbang KB dan Kesehatan Kecenderungan untuk mengadopsi in-
Reproduksi BKKBN yang menyatakan bahwa formasi yang diterima dari teman-temannya
remaja yang mempunyai teman pernah me- tanpa memiliki dasar informasi yang siginifi-
lakukan hubungan seksual pra nikah dan men- kan dari sumber yang lebih dapat dipercaya
dorongnya untuk melakukan hubungan seksual termasuk informasi mengenai perilaku seksual
pra nikah cenderung 1,8 kali lebih banyak ber- pranikah, tidak jarang menimbulkan rasa pe-
sikap setuju jika remaja melakukan hubungan nasaran yang membentuk serangkaian pertan-
seksual pra nikah daripada remaja yang tidak yaan dalam diri remaja (Santor, 2000). Untuk
mempunyai teman pernah melakukan hubu- menjawab pertanyaan itu sekaligus membukti-
ngan seksual pra nikah dan mendorongnya kan kebenaran informasi yang diterima, mere-
untuk melakukan hubungan seksual pra nikah ka cenderung melakukan dan mengalami peri-
(Iswarati, 2008). laku seks pranikah itu sendiri.
Selain itu, menurut Azrul Azwar, kesem- Hasil penelitian ini sesuai dengan pe-
patan yang memungkinkan terjadinya perilaku nelitian yang dilakukan oleh Iswarati dan T.Y.
seksual pada remaja antara lain kurangnya Prihyugiarto, yang menyatakan bahwa ada
pengawasan dari pendidik, oleh dorongan dari pengaruh yang siginfikan antara mempunyai
teman sebaya, serta terdapatnya fasilitas un- teman yang pernah melakukan hubungan seks
tuk melakukan peniruan misalnya dari film, dengan sikap remaja melakukan hubungan sek-
bacaan porno dan jaringan internet sehingga sual pranikah. Perilaku remaja yang mempu-
perilaku seksual pranikah mahasiswa merupa- nyai teman pernah melakukan hubungan sek-
kan hasil interaksi antara kepribadian dengan sual pra nikah cenderung 3 kali lebih banyak
lingkungan sekitarnya (Azwar, 2000). bersikap setuju jika remaja melakukan hubu-
Ini juga sesuai dengan teori L. Green ngan seksual pra nikah daripada remaja yang
yang menyatakan bahwa faktor penguat (rein- tidak mempunyai teman yang pernah melaku-
forcing factors) dalam hal ini sikap dari teman kan hubungan seksual pra nikah. Hal ini dika-
dekat (teman sebaya) berhubungan dengan renakan adanya dorongan dari teman dekatnya
perilaku seseorang. untuk melakukan hubungan seks pranikah
menyebabkan seseorang menjadi bersikap per-
Perilaku Seksual Teman Dekat misif dan kemungkinan selanjutnya melakukan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan seksual pranikah (Iswarati, 2008).
sudah cukup banyak teman dekat responden Ini juga sesuai dengan teori L. Green
pernah melakukan perilaku seksual berisiko yang menyatakan bahwa faktor penguat (rein-
terhadap KTD. Kondisi ini sesuai dengan sikap forcing factors) dalam hal ini perilaku teman
dari mahasiswa dan teman-teman dekatnya dekat (teman sebaya) berhubungan dengan
yang menganggap bahwa perilaku seksual yang perilaku seseorang.
159
Muhammad Azinar / KEMAS 8 (2) (2013) 153-160
160