Você está na página 1de 8

KEMAS 8 (2) (2013) 153-160

Jurnal Kesehatan Masyarakat


http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas

PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH BERISIKO TERHADAP KEHAMILAN TIDAK


DIINGINKAN

Muhammad Azinar

Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Perilaku seksual pranikah di kalangan mahasiswa semakin meningkat, sehingga diperlukan
Diterima September 2012 perhatian khusus dari semua pihak termasuk perguruan tinggi. Kasus kehamilan yang tidak
Disetujui Oktober 2012 diinginkan (KTD), aborsi, dan infeksi menular seksual pranikah semakin banyak terjadi di
Dipublikasikan Januari 2013 kalangan mahasiswa. Permasalahan penelitian adalah faktor apakah yang mempengaruhi
perilaku seksual pranikah berisiko KTD pada mahasiswa. Tujuan penelitian untuk mengetahui
faktor yang mempengaruhi perilaku seksual pranikah berisiko KTD pada mahasiswa. Metode
Keywords:
penelitian adalah explanatory research dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah
Premarital Sexual Behavior;
sebagian mahasiswa yang berusia remaja (18-24 tahun) yang berjumlah 380 mahasiswa, dengan
Pregnancy;
proporsional simple random sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 12,1% mahasiswa
Reproduction. memiliki perilaku seksual pranikah berisiko terhadap Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD).
Analisis bivariat dengan menggunakan uji chi square menunjukkan ada lima variabel yang secara
signifikan berhubungan dengan perilaku seksual pranikah mahasiswa yaitu religiusitas, sikap, akses
dan kontak dengan media pornografi , sikap teman dekat, serta perilaku seksual teman dekat.
Simpulan penelitian adalah perilaku seksual teman dekat, sikap responden terhadap seksualitas,
dan religiusitas dominan mempengaruhi perilaku seksual pranikah berisiko KTD pada mahasiswa.

RISK SEXUAL BEHAVIOR TOWARD UNWANTED PREGNANCY

Abstract
Increasing premarital sexual behavior among college students today needs special attention from all
parties, including the universities. The case of an unwanted pregnancy, abortion, and sexually trans-
mitted infections premarital are more common among students. Research problem was whether the
factors that influence the risk of premarital sexual behavior to unwanted pregnancy in college students.
Research purpose was to determine the factors that influence to premarital sexual behavior to un-
wanted pregnancy in college students. Methods research was explanatory research with cross sectional
approach. Sample was mostly teenage students (18-24 years old) who totaled 380 students, by propor-
tional simple random sampling. The results of this study showed that 12.1 % of students have high risk
of premarital sexual behavior to unwanted pregnancy. Bivariate analysis by chi square test showed that
religiosity; attitudes, access and contact with pornography media, close friends attitudes and sexual
behavior were significantly associated with premarital sexual behavior of students. Conclusion, close
friends sexual behavior, respondents sexuality attitudes, and religiosity dominant influence to sexual
behavior for students unwanted pregnancy.

2013 Universitas Negeri Semarang

Alamat korespondensi:
ISSN 1858-1196
Gedung F1, Lantai 2, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
Email: azinar@unnes.ac.id
Muhammad Azinar / KEMAS 8 (2) (2013) 153-160

Pendahuluan naikan. Fakta yang ditemukan pada penelitian


tersebut adalah dari populasi yang berdasarkan
Masa remaja atau adolescence merupa- pendidikan, dari tahun 2002-2005, remaja yang
kan salah satu fase penting bagi perkembangan mengalami KTD terbanyak adalah yang memi-
pada tahap-tahap kehidupan selanjutnya. Ber- liki pendidikan perguruan tinggi yakni maha-
dasarkan sensus penduduk tahun 2000, jumlah siswi (59,22 persen), remaja yang berpendidi-
remaja di Indonesia adalah 62.594.200 jiwa atau kan SMU (17,70 persen) dan yang paling kecil
sekitar 30,41 % dari total seluruh penduduk In- SMP (1,63 persen). Secara keseluruhan, remaja
donesia (Dirjen P2PL Kemenkes RI, 2011). yang hamil di luar nikah terbesar terjadi pada
Pada umumnya remaja memiliki rasa in- tahun 2002 (640 kasus). Kemudian tahun 2004
gin tahu yang tinggi (high curiousity). Remaja sebanyak 560 kasus dan tahun 2005 sebanyak
cenderung ingin berpetualang menjelajah sega- 551 kasus.
la sesuatu dan mencoba segala sesuatu yang be- Data Kementerian Kesehatan RI, jumlah
lum pernah dialaminya. Selain didorong juga kasus baru AIDS selalu meningkat. Pada tahun
oleh keinginan menjadi seperti orang dewasa 2009 ditemukan kasus baru AIDS sebanyak
menyebabkan remaja ingin mencoba melaku- 3.863 kasus, tahun 2010 terdapat 4.917 kasus
kan apa yang sering dilakukan orang dewasa serta Januari sampai dengan Desember 2011
termasuk yang berkaitan dengan masalah sek- ditemukan 1.805 kasus. Jika dilihat dari kelom-
sualitas (Azwar A, 2000). pok umurnya, proporsi kasus AIDS ini dari ta-
Tidak tersedianya informasi yang akurat hun ke tahun tetap didominasi oleh kelompok
dan benar tentang kesehatan reproduksi, me- umur 20-29 tahun yang secara kumulatif rata-
maksa remaja mencari akses dan melakukan rata mencapai 45,9%. Dilihat dari pekerjaann-
eksplorasi sendiri. Majalah, buku dan film por- ya, pada tahun 2011 (Januari-September), dari
nografi dan pornoaksi memaparkan kenikma- 1.805 kasus baru AIDS tersebut, ditemukan 45
tan hubungan seks tanpa mengajarkan tang- kasus AIDS terjadi pada pelajar dan mahasiswa
gung jawab dan risiko yang harus dihadapi, (Dirjen P2PL Kemenkes, 2011). Hal ini menun-
menjadi acuan utama mereka. Mereka juga jukkan kelompok usia ini termasuk kelompok
mempelajari seks dari internet. Hasilnya, re- dengan perilaku yang sangat rentan tertular
maja yang beberapa generasi lalu masih malu- maupun menularkan HIV/AIDS.
malu kini sudah melakukan hubungan seks di Data Kemenkes RI, juga menyebutkan,
usia dini, yakni 13-15 tahun (Depsos RI, 2008). secara kumulatif sampai dengan tahun 2010,
Perkembangan jaman saat ini, ikut mem- propinsi Jawa Tengah menempati urutan ke-7.
pengaruhi perilaku seksual dalam berpacaran Pada tahun 2011 kumulatif kasus HIV/AIDS
remaja. Hal ini misalnya dapat dilihat bahwa ini meningkat secara drastis yang akhirnya
hal-hal yang ditabukan oleh remaja pada be- menempatkan Jawa Tengah pada peringkat
berapa tahun yang lalu, seperti berciuman ke-6 kasus AIDS terbanyak di Indonesia sete-
dan bercumbu kini telah dibenarkan oleh re- lah Jawa Timur, Papua, DKI Jakarta, Jawa Barat,
maja sekarang. Bahkan ada sebagian kecil dari dan Bali (Dirjen P2PL Kemenkes, 2011).
mereka setuju dengan free sex. Kondisi tersebut Kota Semarang merupakan kota dengan
cukup mengkhawatirkan mengingat perilaku jumlah kasus AIDS terbesar di Jawa Tengah yai-
tersebut dapat menyebabkan Kasus Kehami- tu sampai 30 September 2011 ditemukan kasus
lan Tidak Diinginkan (KTD) yang selanjutnya AIDS sebanyak 195 kasus dan positif HIV 769
memicu praktik aborsi yang tidak aman, penu- kasus. Kasus ini meningkat drastis karena pada
laran PMS dan HIV/AIDS, bahkan kematian tahun sebelumnya jumlah kasus AIDS di kota
(DeLamater, 2007). Semarang yaitu 111 kasus, dan positif HIV 491
Penelitian yang dilakukan oleh Balai Be- kasus. Fenomena AIDS adalah seperti gunung
sar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan es, sehingga diperkirakan jumlah penderita ini
Kesejahteraan Sosial (B2P3KS), Departemen akan terus bertambah sejalan dengan perilaku
Sosial Republik Indonesia menyatakan bahwa berisiko yang dilakukan oleh masyarakat seper-
jumlah remaja yang memiliki masalah KTD ti perilaku seksual, penggunaan Napza suntik,
dan berkonsultasi tiap tahun mengalami ke- dan sebagainya.

154
Muhammad Azinar / KEMAS 8 (2) (2013) 153-160

Kondisi tersebut merupakan dampak se- di mana para remaja hanya mengetahui cara
rius sebagai akibat dari perilaku seksual yang dalam melakukan hubungan seks tetapi tidak
cenderung bebas di kalangan masyarakat ter- mengetahui dampak yang akan muncul akibat
masuk di dalamnya adalah pada kelompok re- perilaku seks tersebut.
maja dan mahasiswa. Seksualitas dan perilaku Semakin banyaknya kasus kehamilan
seks dianggap sebagai hal yang biasa di kalan- di luar nikah yang dialami remaja telah me-
gan remaja, bahkan tidak sedikit yang menjadi- nyebabkan hancurnya masa depan remaja
kan sebagai kebutuhan yang harus dipenuhi tersebut. Berdasarkan latar belakang tersebut,
oleh remaja. maka perlu dilakukan penelitian untuk meng-
Kasus mengenai perilaku seksual pada etahui perilaku seksual pranikah berisiko ter-
remaja dari waktu ke waktu semakin meng- hadap kehamilan tidak diinginkan serta faktor
khawatirkan karena perilaku seksual remaja yang mempengaruhinya.
sekarang ini sudah melebihi batas dan cukup
mengkhawatirkan terutama pada masa remaja Metode
akhir. Sekarang ini remaja cenderung bersikap
permisif terhadap seks bebas. Hal ini disebab- Penelitian ini adalah explanatory re-
kan terbukanya peluang aktifitas pacaran yang search yang menggunakan metode survey de-
mengarah kepada seks bebas. Sementara di ngan pendekatan cross sectional. Populasi
masyarakat terjadi pergeseran nilai-nilai moral dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa
yang semakin jauh sehingga masalah tersebut Universitas Negeri Semarang usia remaja (18-
sepertinya sudah menjadi hal biasa, padahal 24 tahun) yang berjumlah 26.486 orang. Jum-
penyimpangan perilaku seksual merupakan lah sampel dihitung menggunakan rumus min-
sesuatu yang harus dihindari oleh setiap indi- imal sample size, didapatkan sampel 380 orang
vidu. (laki-laki 197 orang, perempuan 183 orang).
Hasil penelitian tentang perilaku seksual Sampel tesebut kemudian didistribusikan pada
mahasiswa yang dilakukan oleh Pusat Informa- tiap-tiap fakultas secara proporsional. Pengam-
si dan Pelayanan Remaja (PILAR) PKBI Jawa bilan sampel dilakukan secara random.
Tengah pada bulan Juni-Juli 2006, diketahui
bahwa dari 500 responden mahasiswa di Sema- Hasil dan Pembahasan
rang, 31 orang (6,2%) menyatakan pernah mel-
akukan intercourse, 111 orang (22%) pernah Tingkat religiusitas, pengetahuan, sikap,
melakukan petting (Dirjen P2PL Kemenkes RI, persepsi peran gender, akses media, sikap or-
2011). angtua, sikap teman dan perilaku seksual te-
Penelitian lain yang dilakukan oleh Unnes man dekat
Sex Care Community (USeCC) suatu orga- Hasil penelitian menunjukkan bahwa
nisasi mahasiswa peduli kesehatan reproduksi 12,1% responden menyatakan bahwa pernah
remaja pada tahun 2009, menyebutkan bahwa melakukan intercourse. Hal ini menandakan
kebiasaan pacaran mahasiswa UNNES dilaku- bahwa perilaku seksual mereka berisiko terha-
kan dengan aktivitas yaitu kissing 43%, necking dap KTD.
17%, petting 15%, dan sebanyak 5% mengaku
pernah melakukan intercourse (hubungan sek- Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku
sual) pranikah (Ningrum, dkk, 2008). Seksual Pranikah Berisiko terhadap Kehami-
Fakta-fakta di atas disebabkan oleh ba- lan Tidak Diinginkan
nyak faktor, antara lain masih rendahnya peng- Hasil analisis multivariat dengan meng-
etahuan yang dimiliki remaja mengenai sek- gunakan analisis regresi logistik dengan me-
sualitas. Selain itu, meskipun banyak remaja tode enter, diperoleh hasil yang dapat dilihat
mengetahui tentang seks akan tetapi faktor bu- pada Tabel 3.
daya yang melarang membicarakan mengenai Dari Tabel 3 di atas diketahui bahwa vari-
seksualitas di depan umum karena dianggap abel yang dominan mempengaruhi perilaku
tabu, akhirnya akan dapat menyebabkan peng- seksual pranikah responden adalah perilaku
etahuan remaja tentang seks tidak lengkap, seksual teman dekat, religiusitas, sikap seperti

155
Muhammad Azinar / KEMAS 8 (2) (2013) 153-160

Tabel 1. Deskripsi responden menurut karakteristik responden, tingkat religiusitas, pengetahuan,


sikap, persepsi peran gender, akses media, sikap orangtua, sikap teman dan perilaku seksual te-
man dekat

Karakteristik N %
Tingkat Religiusitas
Tidak Religius (total skor <10) 196 51,6
Religius (total skor 10) 184 48,4
Pengetahuan
Kurang (skor <70%) 315 82,9
Baik (skor 70%) 65 17,1
Sikap
Lebih Permisif (skor 29,00) 201 52,9
Kurang Permisif (skor < 29,00 179 47,1
Persepsi terhadap Peran Gender
Lebih Modern (skor 40,00) 200 52,6
Tradisional (skor <40,00) 180 47,4
Akses dan Kontak dengan Media Pornografi
Pernah (skor > 0) 317 83,4
Tidak Pernah (skor = 0) 63 16,6
Sikap Orangtua terhadap Seksualitas
Lebih Permisif (skor 17,00) 211 55,5
Kurang Permisif (skor< 17,00) 169 44,5
Sikap Teman Dekat terhadap Seksualitas
Lebih Permisif (skor 35,00) 204 53,7
Kurang Permisif (skor <35,00) 176 46,3
Perilaku Seksual Teman Dekat
Berisiko 110 28,9
Tidak Berisiko 270 71,1
Perilaku Seksual Responden
Berisiko 46 12,1
Tidak Berisiko 334 87,9

yang terlihat dalam tabel 3. Ketiga variabel in- yang kurang permisif.
dependen tersebut menjadi prediktor terhadap (3) Responden yang tidak memiliki resiko atau
perilaku seksual pranikah, yaitu sebagai berikut kecenderungan 3 kali lebih besar untuk
: melakukan perilaku seksual berisiko KTD
(1) Responden yang teman dekatnya dibandingkan dengan responden yang yang
melakukan perilaku seksual berisiko religius.
memiliki kecenderungan 8 kali lebih besar
untuk juga melakukan perilaku seksual Pembahasan
berisiko KTD dibandingkan dengan
responden yang teman dekatnya melakukan Religiusitas
perilaku seksual tidak berisiko. Dari hasil uji statistik diperoleh p value
(2) Responden yang sikapnya terhadap 0,0001 pada taraf signifikansi (=0,05) terlihat
seksualitas lebih permisif memiliki resiko ada pengaruh yang signifikan antara tingkat
atau kecenderungan 4 kali lebih besar religiusitas dengan perilaku seksual pranikah
untuk melakukan perilaku seksual berisiko berisiko KTD. Hasil penelitian ini sesuai de-
KTD dibandingkan dengan responden ngan penelitian yang menyatakan bahwa ter-

156
Muhammad Azinar / KEMAS 8 (2) (2013) 153-160

Tabel 2. Tabulasi silang tingkat religiusitas, pengetahuan, sikap, persepsi peran gender, akses me-
dia pornogarfi, sikap orangtua, sikap teman dan perilaku seksual teman dekat dengan perilaku
seksual pranikah responden

Perilaku seksual responden


Berisiko KTD Tidak Berisiko p value
F % F %
Religiusitas
Tidak religius 37 18,9 159 81,1 0,0001
Religius 9 4,9 175 95,1
Pengetahuan
Kurang 40 12,7 275 87,3 0,568
Baik 6 9,2 59 90,8
Sikap
Lebih Permisif 40 19,9 161 80,1 0,0001
Kurang Permisif 6 3,4 173 96,6
Persepsi terhadap Peran Gender
Lebih Modern 23 11,5 177 88,5 0,823
Tradisional 23 12,8 157 87,2
Akses dan Kontak Media Informasi
Pernah 46 14,5 271 85,5 0,003
Tidak Pernah 0 0,0 63 100,0
Sikap orangtua
Lebih Permisif 25 11,8 186 88,2 0,989
Kurang Permisif 21 12,4 148 87,6
Sikap Teman Dekat
Lebih Permisif 39 19,1 165 80,9 0,0001
Kurang Permisif 7 4,0 169 96,0
Perilaku Seksual Teman Dekat
Berisiko 35 31,8 75 68,2 0,0001
Tidak Berisiko 11 4,1 259 95,9

dapat hubungan yang signifikan antara tingkat Hal ini juga sesuai dengan teori yang
religiusitas dengan perilaku seksual pranikah menyatakan bahwa faktor predisposisi dalam
(artinya semakin tinggi religiusitas maka akan hal ini religiusitas yang diwujudkan dalam ben-
semakin rendah intensi perilaku seksual prani- tuk praktik menjalankan aktivitas keagamaan
kah dan sebaliknya) (Suryoputro, 2006). berhubungan dengan perilaku seseorang.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan
pendapat para ahli yang menyatakan bahwa ada Sikap terhadap Seksualitas
hubungan negatif antara keagamaan dengan Dari hasil uji statistik diperoleh p value
hubungan seks pranikah seperti halnya pada 0,0001 pada taraf signifikansi (=0,05) disim-
perilaku penyimpang. Agama membentuk se- pulkan ada pengaruh yang signifikan antara si-
perangkat moral dan keyakinan tertentu pada kap dengan perilaku seksual pranikah berisiko
diri seseorang. Melalui agama seseorang belajar KTD. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dari
mengenai perilaku bermoral yang menuntun BKKBN yang menyatakan bahwa dalam sikap
mereka menjadi anggota masyarakat yang baik. permisif 40% tidak keberatan pacaran dengan
Seseorang yang menghayati agamanya dengan saling rangkulan, 30% tidak keberatan pacaran
baik cenderung akan berperilaku sesuai dengan dengan saling pelukan, 20% tidak keberatan
norma. pacaran dengan saling ciuman, 35% remaja pria

157
Muhammad Azinar / KEMAS 8 (2) (2013) 153-160

Tabel 3. Hasil Analisis Regresi Logistik

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)


Religiusitas 1.124 .434 6.695 1 .010 3.077
Penget .035 .570 .004 1 .951 1.035
Sikap_Sex 1.298 .511 6.442 1 .011 3.661
Pers_Gender -.570 .388 2.157 1 .142 .565
Akses_Media 18.778 4.346E3 .000 1 .997 1.429E8
Sikap_Ortu -.446 .391 1.301 1 .254 .640
Sikap_Teman .957 .488 3.852 1 .050 2.605
Perilaku_Tmn 2.106 .416 25.638 1 .000 8.214
Constant -24.122 4.346E3 .000 1 .996 .000

tidak perlu mempertahankan keperjakaannya, munculnya fenomena kematangan seksual


10% remaja wanita tidak perlu mempertahan- sebelum waktunya. Ilmuwan North Caroline,
kan keperawanannya dan ngobrol saja adalah Jane Brown meneliti remaja dengan eksploitasi
gaya pacaran lama 95%. Sedangkan dalam si- seks di video klip, majalah dan televisi ternyata
kap tidak permisif 60% keberatan dengan gaya mendorong remaja melakukan aktivitas seks
pacaran saling berpegangan (Dirjen P2PL Ke- bebas (Yee, 2007).
menkes RI, 2011). Menurut Sarlito Wirawan, pendidikan
Kesesuaian hasil penelitian-penelitian seks paling banyak didapat dari media massa
ini mengindikasikan bahwa sikap merupakan 58,81%. Hal tersebut sesuai dengan peneliti dari
predisposisi (penentu) yang memunculkan North Caroline, yang secara umum remaja yang
adanya perilaku yang sesuai dengan sikapnya. paling banyak mendapat dorongan seksual dari
Sikap tumbuh diawali dari pengetahuan yang media cenderung melakukan seks pada usia 14
dipersepsikan sebagai suatu hal yang baik hingga 16 tahun 2,2 kali lebih tinggi di ban-
(positif) maupun tidak baik (negatif), kemu- ding dengan remaja lain yang lebih sedikit meli-
dian diinternalisasikan ke dalam dirinya (Dali- hat eksploitasi seks dari media (Iswarati, dkk,
munthe, dkk, 2012). Ini juga sesuai dengan 2008). Hal ini sesuai dengan teori L.W Green,
teori L. Green yang menyatakan bahwa faktor media sebagai salah satu faktor pemungkin
predisposisi dalam hal ini sikap berhubungan berhubungan dengan perilaku seksual.
dengan perilaku seseorang.
Sikap Teman Dekat terhadap Seksualitas
Akses dan Kontak dengan Media Pornografi Hasil uji statistik diperoleh p value
Dari hasil uji statistik diperoleh p value 0,0001, sehingga disimpulkan ada pengaruh
0,003 pada taraf signifikansi (=0,05) dapat di- yang signifikan antara sikap teman dekat den-
simpulkan ada pengaruh yang signifikan antara gan perilaku seksual pranikah berisiko KTD.
akses dan kontak media informasi dengan per- Kondisi ini menunjukkan bahwa pengalaman
ilaku seksual pranikah berisiko KTD. Hal ini dan pandangan dari teman ini tidak jarang
sesuai dengan Sarlito, yang menyatakan bahwa akan dapat mempengaruhi sikap dari teman
remaja yang sedang dalam periode ingin tahu sebaya lainnya. Hal ini dimungkinkan karena
dan ingin mencoba, akan meniru apa yang dili- teman sebagai tempat untuk bertanya seputar
hat atau didengarnya dari media massa, karena masalah seks di mana mereka baru sama-sama
mereka belum pernah mengetahui masalah merasakannya sekarang. Interaksi dan komu-
seks secara lengkap dari orang tua mereka nikasi dengan teman lebih sering terjadi jika
sendiri (Suryoputro, 2006). dibandingkan dengan interaksi dengan orang-
Banyak peneliti yang mengakui bahwa tua. Seorang remaja akan lebih terbuka bercer-
tayangan media baik cetak maupun elektronik ita dan membahas permasalahan seksualitas
memberi kontribusi yang signifikan terhadap dengan teman dekat atau teman sebayanya,

158
Muhammad Azinar / KEMAS 8 (2) (2013) 153-160

sehingga informasi dan sikap dari teman tidak terjadi di kalangan mahasiswa merupakan hal
sedikit membawa pengaruh terhadap sikap se- yang sudah dianggap biasa. Sikap yang makin
orang remaja. permisif ini tidak jarang akan berdampak ter-
Dalam permasalahan seksualitas, peran hadap perilaku seksual mereka.
teman dekat ini dapat terlihat dari sikap te- Hasil uji statistik diperoleh p value 0,0001
man dekat yang mencerminkan tanggapan dan pada taraf signifikansi (=0,05) dapat disim-
mereka terkait seksualitas. Kebiasaan terpapar pulkan ada pengaruh yang signifikan antara
dengan sikap-sikap yang permisif dari teman perilaku seksual teman dekat dengan perilaku
dekat dapat mempengaruhi sikap dan bahkan seksual pranikah berisiko KTD. Hasil ini me-
terkadang teman-teman dekat tersebut me- nunjukkan bahwa pada masa remaja kedeka-
dorong teman lainnya untuk melakukan peri- tan dengan teman sebayanya sangat tinggi ka-
laku-perilaku sebagaimana yang dia lakukan rena ikatan teman sebaya dapat menggantikan
termasuk kemungkinan perilaku seksual (Ho- ikatan keluarga, sumber afeksi, simpati dan
bart, 2002; Santor, 2000). pengertian, saling berbagi pengalaman dan se-
Hasil penelitian ini sesuai dengan peneli- bagai tempat remaja untuk mencapai otonomi
tian yang dilakukan oleh Iswarati dan T.Y. Pri- dan idependensi.
hyugiarto, dari Puslitbang KB dan Kesehatan Kecenderungan untuk mengadopsi in-
Reproduksi BKKBN yang menyatakan bahwa formasi yang diterima dari teman-temannya
remaja yang mempunyai teman pernah me- tanpa memiliki dasar informasi yang siginifi-
lakukan hubungan seksual pra nikah dan men- kan dari sumber yang lebih dapat dipercaya
dorongnya untuk melakukan hubungan seksual termasuk informasi mengenai perilaku seksual
pra nikah cenderung 1,8 kali lebih banyak ber- pranikah, tidak jarang menimbulkan rasa pe-
sikap setuju jika remaja melakukan hubungan nasaran yang membentuk serangkaian pertan-
seksual pra nikah daripada remaja yang tidak yaan dalam diri remaja (Santor, 2000). Untuk
mempunyai teman pernah melakukan hubu- menjawab pertanyaan itu sekaligus membukti-
ngan seksual pra nikah dan mendorongnya kan kebenaran informasi yang diterima, mere-
untuk melakukan hubungan seksual pra nikah ka cenderung melakukan dan mengalami peri-
(Iswarati, 2008). laku seks pranikah itu sendiri.
Selain itu, menurut Azrul Azwar, kesem- Hasil penelitian ini sesuai dengan pe-
patan yang memungkinkan terjadinya perilaku nelitian yang dilakukan oleh Iswarati dan T.Y.
seksual pada remaja antara lain kurangnya Prihyugiarto, yang menyatakan bahwa ada
pengawasan dari pendidik, oleh dorongan dari pengaruh yang siginfikan antara mempunyai
teman sebaya, serta terdapatnya fasilitas un- teman yang pernah melakukan hubungan seks
tuk melakukan peniruan misalnya dari film, dengan sikap remaja melakukan hubungan sek-
bacaan porno dan jaringan internet sehingga sual pranikah. Perilaku remaja yang mempu-
perilaku seksual pranikah mahasiswa merupa- nyai teman pernah melakukan hubungan sek-
kan hasil interaksi antara kepribadian dengan sual pra nikah cenderung 3 kali lebih banyak
lingkungan sekitarnya (Azwar, 2000). bersikap setuju jika remaja melakukan hubu-
Ini juga sesuai dengan teori L. Green ngan seksual pra nikah daripada remaja yang
yang menyatakan bahwa faktor penguat (rein- tidak mempunyai teman yang pernah melaku-
forcing factors) dalam hal ini sikap dari teman kan hubungan seksual pra nikah. Hal ini dika-
dekat (teman sebaya) berhubungan dengan renakan adanya dorongan dari teman dekatnya
perilaku seseorang. untuk melakukan hubungan seks pranikah
menyebabkan seseorang menjadi bersikap per-
Perilaku Seksual Teman Dekat misif dan kemungkinan selanjutnya melakukan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan seksual pranikah (Iswarati, 2008).
sudah cukup banyak teman dekat responden Ini juga sesuai dengan teori L. Green
pernah melakukan perilaku seksual berisiko yang menyatakan bahwa faktor penguat (rein-
terhadap KTD. Kondisi ini sesuai dengan sikap forcing factors) dalam hal ini perilaku teman
dari mahasiswa dan teman-teman dekatnya dekat (teman sebaya) berhubungan dengan
yang menganggap bahwa perilaku seksual yang perilaku seseorang.

159
Muhammad Azinar / KEMAS 8 (2) (2013) 153-160

Penutup Depsos RI. 2008. Perilaku Seksual Remaja. Sabili


Nomor 14 Tahun XIV, 24 Januari 2008.
12,1% mahasiswa memiliki perilaku sek- Dirjen P2PL Kemenkes RI. 2011. Laporan Kasus
sual berisiko terjadi Kehamilan Tidak Diingin- HIV-AIDS di Indonesia Tahun 2011. Jakarta.
Kemenkes RI.
kan (KTD). Faktor-faktor yang secara signifikan
Hobart, C.W. 2002. Sexual Permissiveness in Young
mempengaruhi perilaku seksual pranikah pada English and French Canadians. Journal of
mahasiswa adalah religiusitas, sikap terhadap Marriage and The Family, 34(2):292-303
seksualitas, akses dan kontak dengan media in- Iswarati dan T.Y. Prihyugiarto. 2008. Faktor-Faktor
formasi, sikap teman dekat serta perilaku sek- yang Mempengaruhi Sikap terhadap Per-
sual pranikah teman dekat. Adapun faktor yang ilaku Seksual Pra Nikah pada Remaja di In-
paling dominan mempengaruhi dan menjadi donesia. Jurnal Ilmiah Keluarga Berencana
prediktor perilaku seksual pranikah pada ma- dan Kesehatan Reproduksi, 2(2)
Ningrum, Dina Nur Anggraini, Eram TP, Bambang
hasiswa adalah perilaku seksual teman dekat,
BR. 2008. Pendekatan Participatory Rapid
sikap mereka terhadap seksualitas dan tingkat Appraisal (PRA) dalam Analisis Masalah
religiusitas. Hal ini disebabkan karena adanya Kesehatan Reproduksi Mahasiswa Jurusan
dorongan langsung maupun tidak langsung IKM FIK UNNES. Jurnal Kemas. 3(2):165-
dari teman dekat untuk melakukan hubungan 173.
seks pranikah menyebabkan seseorang menjadi Santor, D.A. Messervery D, Kusumakar, V. 2000.
bersikap permisif dan memungkinkan untuk Measuring Peer Pressure, Popularity and
melakukannya. Conformity in Adolescent Boys and Girls:
Predicting School Performance, Sexual Atti-
tude, and Substances Abuse. Journal of Youth
Daftar Pustaka and Adolescence. 29(2):163-182.
Suryoputro, Antono. 2006. Faktor-faktor yang
Azwar, A. 2000. Kesehatan Reproduksi Remaja di Mempengaruhi Perilaku Seksual Remaja di
Indonesia (Adolescent Reproductive Health in Jawa Tengah: Implikasinya Terhadap Kebija-
Indonesia) kan dan Layanan Kesehatan Seksual dan Re-
Dalimunthe, Candra Rukmana dan Kristina Na- produksi. Jurnal Makara, Kesehatan, 10(1):
deak. 2012. Tingkat Pengetahuan Pelajar 29-40
SMA Harapan-1 Medan Tentang Seks Be- Yee, Kimberly Aumack. 2007. Teens Talking About
bas Dengan Risiko HIV/AIDS. E-Journal FK Sexual Health: Girl-Directed Tools to Trigger
USU,1(1). Partner Communication. International Jour-
DeLamater, John dan Sara M. Moorman. 2007. Sex- nal of Humanities and Social Science. 1(18):
ual Behavior in Later Life. Journal of Aging 90-101.
and Health, 20(10): 1-25.

160

Você também pode gostar

  • Analisa Jurnal
    Analisa Jurnal
    Documento14 páginas
    Analisa Jurnal
    Daegu Venu
    Ainda não há avaliações
  • Sirosis Hepatis
    Sirosis Hepatis
    Documento11 páginas
    Sirosis Hepatis
    Daegu Venu
    Ainda não há avaliações
  • Tugas Outline
    Tugas Outline
    Documento2 páginas
    Tugas Outline
    Daegu Venu
    Ainda não há avaliações
  • Etika Promosi Kesehatan
    Etika Promosi Kesehatan
    Documento34 páginas
    Etika Promosi Kesehatan
    Daegu Venu
    100% (1)
  • Soal Gawat Darurat Kelompok 6
    Soal Gawat Darurat Kelompok 6
    Documento2 páginas
    Soal Gawat Darurat Kelompok 6
    Daegu Venu
    Ainda não há avaliações
  • Bhan NE
    Bhan NE
    Documento11 páginas
    Bhan NE
    Daegu Venu
    Ainda não há avaliações
  • Bhan NE
    Bhan NE
    Documento16 páginas
    Bhan NE
    Daegu Venu
    Ainda não há avaliações
  • Makalah KK
    Makalah KK
    Documento9 páginas
    Makalah KK
    Daegu Venu
    Ainda não há avaliações
  • Bhan NE
    Bhan NE
    Documento16 páginas
    Bhan NE
    Daegu Venu
    Ainda não há avaliações
  • Sirosi Hepatis
    Sirosi Hepatis
    Documento28 páginas
    Sirosi Hepatis
    Daegu Venu
    Ainda não há avaliações
  • Sistem Endokrin 1
    Sistem Endokrin 1
    Documento103 páginas
    Sistem Endokrin 1
    Daegu Venu
    Ainda não há avaliações
  • Askep Osteo
    Askep Osteo
    Documento15 páginas
    Askep Osteo
    Daegu Venu
    Ainda não há avaliações
  • VCT Dan Pitc
    VCT Dan Pitc
    Documento7 páginas
    VCT Dan Pitc
    yuni
    Ainda não há avaliações
  • Asuhan Keperawatan Kista Dan Tumor Pankreas
    Asuhan Keperawatan Kista Dan Tumor Pankreas
    Documento9 páginas
    Asuhan Keperawatan Kista Dan Tumor Pankreas
    Daegu Venu
    Ainda não há avaliações
  • Otitis Eksterna
    Otitis Eksterna
    Documento35 páginas
    Otitis Eksterna
    Daegu Venu
    Ainda não há avaliações
  • Rehabilitasi Lansia
    Rehabilitasi Lansia
    Documento43 páginas
    Rehabilitasi Lansia
    Tito Ahmad Rizkiawan
    Ainda não há avaliações
  • Askep Hipertensi
    Askep Hipertensi
    Documento12 páginas
    Askep Hipertensi
    Daegu Venu
    Ainda não há avaliações
  • Leaflet Penyuluhan Komunitas
    Leaflet Penyuluhan Komunitas
    Documento1 página
    Leaflet Penyuluhan Komunitas
    Daegu Venu
    Ainda não há avaliações
  • DIARE
    DIARE
    Documento54 páginas
    DIARE
    Daegu Venu
    Ainda não há avaliações
  • PERNIKAHAN Dini
    PERNIKAHAN Dini
    Documento1 página
    PERNIKAHAN Dini
    Daegu Venu
    Ainda não há avaliações
  • Contoh Disaster
    Contoh Disaster
    Documento7 páginas
    Contoh Disaster
    Daegu Venu
    Ainda não há avaliações
  • Makalah Wabah
    Makalah Wabah
    Documento17 páginas
    Makalah Wabah
    Daegu Venu
    100% (1)
  • Ne DM
    Ne DM
    Documento7 páginas
    Ne DM
    Daegu Venu
    Ainda não há avaliações
  • Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Kognitif
    Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Kognitif
    Documento25 páginas
    Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Kognitif
    Daegu Venu
    Ainda não há avaliações
  • Wabah
    Wabah
    Documento8 páginas
    Wabah
    Daegu Venu
    Ainda não há avaliações
  • Jurnal Pubertas Normal PDF
    Jurnal Pubertas Normal PDF
    Documento9 páginas
    Jurnal Pubertas Normal PDF
    AzkaRhienTsurayya
    Ainda não há avaliações
  • VCT Dan Pitc
    VCT Dan Pitc
    Documento7 páginas
    VCT Dan Pitc
    yuni
    Ainda não há avaliações
  • Analisis Jurnal DIARE
    Analisis Jurnal DIARE
    Documento8 páginas
    Analisis Jurnal DIARE
    Daegu Venu
    Ainda não há avaliações
  • Otitis Eksterna
    Otitis Eksterna
    Documento18 páginas
    Otitis Eksterna
    yuni
    Ainda não há avaliações