Você está na página 1de 13

RINGKASAN MATERI KULIAH

AKUNTANSI KEPERILAKUAN

SAP I

Pengantar Akuntansi Keperilakuan

OLEH KELOMPOK 3 :

Gede Teguh Prasetya Muttiwijaya (1506305058)

Chrismendo Haniel Caesario Paath (1506305163)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2017

0
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................1
SAP I..........................................................................................................................................2
1.1 Definisi dan Ruang Lingkup Akuntansi Keperilakuan................................................2
1.2 Perkembangan Sejarah Akuntansi Keperilakuan.........................................................2
1.3 Landasan Teori dan Pendekatan Akuntansi Keperilakuan..........................................4
1.3.1 Dari Pendekatan Normatif ke Deskriptif..............................................................4
1.3.2 Dari Pendekatan Universal ke Pendekatan Kontijensi.........................................4
1.4 Aspek-aspek penting dalam akuntansi keprilakuan....................................................5
1.4.1 Teori perusahaan dan keprilakuan manajerial......................................................5
1.4.2 Penganggaran dan Perencanaan...........................................................................5
1.4.3 Pengambilan Keputusan.......................................................................................5
1.5 Beberapa Teori Terkait dengan Sikap..........................................................................6
1.5.1 Teori Perubahan Sikap.........................................................................................6
1.5.2 Teori Pertimbangan Sosial...................................................................................6
1.5.3 Konsistensi dan Teori Perselisihan.......................................................................7
1.5.4 Teori Disonansi Kognitif......................................................................................7
1.5.5 Teori Persepsi Diri................................................................................................7
1.5.6 Teori Motivasi dan Aplikasinya...........................................................................7
1.5.7 Teori Motivasi Awal.............................................................................................7
1.5.8 Teori Kebutuhan dan Kepuasan...........................................................................8
1.5.9 Teori Prestasi........................................................................................................8
1.5.10 Teori Motivasi......................................................................................................8
1.5.11 Teori Keadilan......................................................................................................9
1.5.12 Teori ERG............................................................................................................9
1.5.13 Teori Harapan.......................................................................................................9
1.5.14 Teori penguatan....................................................................................................9
1.5.15 Teori Penetapan Tujuan......................................................................................10
1.5.16 Teori Atribusi......................................................................................................10
KESIMPULAN........................................................................................................................11
REFRENSI...............................................................................................................................12

1
SAP I

PENGANTAR AKUNTANSI KEPERILAKUAN

1.1 Definisi dan Ruang Lingkup Akuntansi Keperilakuan


Akuntansi Keperilakuan merupakan bagian dari disiplin ilmu akuntansi yang mengkaji
hubungan antara perilaku manusia dan sistem akuntansi, serta dimensi keperilakuan dari
organisasi di mana manusia dan sistem akuntansi itu berada dan diakui keberadaannya.
Dengan demikian, definisi akuntansi keperilakuan adalah suatu studi tentang perilaku
akuntan atau non-akuntan yang dipengaruhi oleh fungsi-fungsi akuntansi dan pelaporan.
Akuntansi keperilakuan menekankan pada pertimbangan dan pengambilan keputusan akuntan
dan auditor, pengaruh dari fungsi akuntansi (misalnya partisipasi penganggaran, keketatan
anggaran, dan karakter sistem informasi) dan fungsi auditing terhadap perilaku, misalnya
pertimbangan (judgment) dan pengambilan keputusan auditor dan kualitas pertimbangan dan
keputusan auditor, dan pengaruh dari keluaran dari fungsi-fungsi akuntansi berupa laporan
keuangan terhadap pertimbangan pemakai dan pengambilan keputusan

1.2 Perkembangan Sejarah Akuntansi Keperilakuan

Riset Akuntansi Keprilakuan merupakan bidang baru yang secara luas berhubungan
dengan perilaku individu, kelompok, dan organisasi bisnis, terutama yang berhubungan
dengan proses informasi akuntansi dan audit. Studi terhadap perilaku Akuntan atau perilaku
non akuntan telah banyak dipengaruhi oleh fungsi meliputi masalah yang berhubungan
dengan :

- Pembuatan keputusan dan pertimbangan oleh akuntan dan auditor


- Pengaruh dan fungsi akuntansi seperti partisipasi dalam penyusunan anggaran,
karakteristik sistem informasi, dan fungsi audit terhadap perlaku baik karyawan,
manajer, investor,maupun Wajib Pajak
- Pengaruh dari fungsi tersebut, seperti informasi akuntansi dan peggunaan
pertimbangan dalam pembuatan keputusan

Pada bulan Juni 1951, Controllership Foundation of America mensponsori suatu riset
untuk menyelidiki dampak anggaran terhadap manusia. Sejumlah penjelasan dan kesimpulan
dari hasil riset mengenai perangkap keprilakuan pada anggaran dan pembuatan anggaran
dalam banyak pemikiran masih bersifat sementara, dan oleh karena itu masih perlu
disempurnakan. Riset lain yang dilakukan oleh Chris Argyris lebih berfokus pada hubungan
antara manusia dengan anggaran. Riset tersebut memperkenalkan permasalahan bidang serta
dimensi akuntansi keprilakuan bagi khalayak bisnis yang lebih luas. Selain itu hasil riset dari
2
Maslow, McGregor, dan Likert telah banyak mempertimbangkan studi mengenai aplikasi
ilmu pengetahuan keprilakuan dalam bisnis.

Paradigma riset perilaku yang dilakukan oleh Steadry (1960) dalam disertasinya di
Carnegie Mellon University telah menggali pengaruh anggaran yang bertemakan
motivasional (motivational budget) dengan menggunakan suatu eksperimen analog.
Selanjutnya disusul oleh karya benston (1963) serta Chruchill dan Cooper (1965) yang
memfokuskan pada akuntansi manajerial dan pengaruh fungsi akuntansi pada perilaku. Riset-
riset ini berlanjut pada tahun 1970-an dengan satu rangkaian studi oleh Mock (1969, 1973)
Barefield (1972), Magee dan Dickhout (1978), Benbasat dan Dexter (1979). Fokus dari studi-
studi tersebut adalah pada akuntansi manajerial, namun penekanannya mengalami pergeseran
dari pengaruh fungsi akuntansi ke perilaku terhadap pemrosesan informasi oleh pembuat
keputusan.

Riset yang dilakukan oleh Ashton (1974) dan Libby (1975) memfokuskan pada kinerja
dari pembuat keputusan. Khususnya Auditor, dan ditujukan pada kemampuan auditor untuk
mengombinasikan bagian-bagian informasi ke dalam suatu pertimbangan menyeluruh yang
meliputi konsistensi, konsensus, wawasan diri auditor, dan penggunaan informasi tersebut.

Pentingnya bidang baru dari riset ini membuat banyak kemajuan pada aplikasi teori dan
teknik eksperimental terhadap studi perilaku dalam konteks akuntansi. Hal ini telah
meningkatlan relevansi dari pengakuan masalah-masalah perilakudalam bidang akuntansi
secara umum dan audit secara khusus, yaitu dalam mempelajari dan membuat pertimbangan
secara kritis untuk meningkatkan efektivitas fungsi audit.

Dyckman (1998) telah membuat gambaran perkembangan yang menunjukkan secara


kronologis beberapa kejadian utama yang menggambarkan pertumbuhan pengaruh perilaku
dalam bidang akuntansi setelah tahun 1960.

Pertumbuhan studi akuntansi keprilakuan mulai muncul dan berkembang, terutama


diprakarsai oleh akademisi profesi akuntansi. Hal ini dapat dilihat dari diterbitkannya jurnal-
jurnal akuntansi seperti journal of Accounting, Organization , and Society (AOS) dan
Research in Audit Program pada tahun 1976 oleh Peit Marwick

1.3 Landasan Teori dan Pendekatan Akuntansi Keperilakuan

3
Hidayati (2002) menjelaskan bahwa sebagai bagian dari ilmu keperilakuan (behavior
science), teori-teori akuntansi keperilakuan dikembangkan dari riset empiris atas perilaku
manusia dalam organisasi. Dengan demikian, peranan riset dalam pengembangan ilmu itu
sendiri tidak diragukan lagi.

1.3.1 Dari Pendekatan Normatif ke Deskriptif

Pada awal perkembangannya, desain riset dalam bidang akuntansi manajemen masih
sangat sederhana, yaitu hanya memfokuskan pada masalah-masalah perhitungan harga pokok
produk. Seiring dengan perkembangan teknologi produksi, permasalahan riset diperluas
dengan diangkatnya topik mengenai penyusunan anggaran, akuntansi pertanggungjawaban,
dan masalah harga transfer. Meskipun demikian, berbagai riset tersebut masih bersifat
normatif.

Pada tahun 1952 C. Argyris menerbitkan risetnya pada tahun 1952, desain riset
akuntansi manajemen mengalami perkembangan yang signifikan dengan dimulainya usaha
untuk menghubungkan desain system pengendalian manajemen suatu organisasi dengan
perilaku manusia. Sejak saat itu, desain riset lebih bersifat deskriptif dan diharapkan lebih
bisa menggambarkan kondisi nyata yang dihadapi oleh para pelaku organisasi.

1.3.2 Dari Pendekatan Universal ke Pendekatan Kontijensi

Riset keperilakuan pada awalnya dirancang dengan pendekatan universal


(universalistic approach), seperti riset Argyris (1952), Hopwood (1972), dan Otley (1978).
Tetapi, karena pendekatan ini memiliki banyak kelemahan, maka segera muncul pendekatan
lain yang selanjutnya mendapat perhatian besar dalam bidang riset, yaitu pendekatan
kontinjensi (contingency approach).

Berbagai riset yang menggunakan pendekatan kontinjensi dilakukan dengan tujuan


mengidentifikasi berbagai variabel kontinjensi yang mempengaruhi perancangan dan
penggunaan sistem pengendalian manajemen. Secara ringkas, berbagai variabel kontinjensi
yang mempengaruhi desain system pengendalian manajemen tersebut adalah sebagai berikut:

1. Ketidakpastian (uncertainty) seperti tugas, rutinitas, repetisi, dan faktor-faktor


eksternal lainnya.
2. Teknologi dan saling ketergantungan (technology and interdependence) seperti proses
produksi, produk masal, dan lainnya.

4
3. Industri, perusahaan, dan unit variabel seperti kendala masuk ke dalam industri, rasio
konsentrasi, dan ukuran perusahaan.

4. Strategi kompetitif (competitive strategy) seperti penggunaan biaya rendah atau


keunikan.

5. Faktor-faktor yang dapat diamati (observability factor) seperti desentralisasi,


sentralisasi, budaya organisasi dan lainnya

Chenhall dan Morris meneliti tentang hubungan antara variabel kontinjensi


ketidakpastian lingkungan dan ketergantungan organisasi terhadap hubungan antara struktur
organisasi dan persepsi atas manfaat sistem akuntansi.

1.4 Aspek-aspek penting dalam akuntansi keprilakuan

1.4.1 Teori perusahaan dan keprilakuan manajerial

Teori organisasi modern mempunyai perhatian dalam menjelaskan perilaku komponen


entitas perusahaan sebagai dasar untuk memahami tindakan dan motif-motif mereka. Teori
organisasi modern memandang adanya interaksi antarelemen organisasi untuk mendukung
tujuan organisasi. Perusahaan adalah sebuah entitas yang lengkap. Secara spesifik, teori
organisasi modern berkonsentrasi pada perilaku pengarahan tujuan perusahaan, motivasi dan
karakteristik penyelesaian masalah

1.4.2 Penganggaran dan Perencanaan

Fokus dari area ini adalah formulasi tujuan organisasi dan interaksi perilaku individu.
Beberapa dimensi penting dalam area ini adalah proses partisipasi anggaran, level kesulitan
dalam pencapaian tujuan, level aspirasi, dan adanya konflik antara tujuan individual dengan
tujuan organisasi. Keselarasan antara tujuan individu dengan tujuan organisasi menjadi
kerangka manajerial mengembangkan organisasi. Dua isu penting dalam bidang
penganggaran dan perencanaan adalah organizational slck dan budgetary slack

1.4.3 Pengambilan Keputusan

Fokus dalam bidang ini adalah teori-teori dan model-model tentang pengambilan
keputusan. Ada teori normative, paradox, dan model deskriptifdalam pengambilan keputusan.
Teori normative adalah bagaimana seharusnya orang mengambil keputusan. Paradoks adalah
sesuatu bertentangan dengan teori normatuf, sedangkan model deskriptif menjelaskan apa
yang terjadi ketika orang mengambil keputusan berdasarkan fakta-fakta empiris yang ada.

5
Apa informasi (subject matter) yang digunakan untuk pengambilan keputusan informasi yang
digunakan tetaplah informasi akuntansi

1.4.4 Pengendalian

Aspek pengendalian sangat penting dalam organisasi perusahaan. Semakin besar


perusahaan, memerlukan tindakan pengendalian yang semakin intensif. Pengendalian selalu
dihubungkan dengan pengukuran kinerja dan adaptasi individu terhadap pengendalian.
Dimensi penting dalam pengendalian adalah struktur organisasi, pengengalian internal,
desentralisai-sentralisasi dan hubungan antara dan antar hirearki administrasi. Perkembangan
terbaru dalam pengendalian internal adalah diakuinya lingkungan pengendalian sebagai salah
satu kunci dalam mengendalikan operasional perusahaan

1.4.5 Pelaporan Keuangan

Aspek keprilakuan dalam pelaporan keuangan meliputi perataan laba dan keandalan
informasi akuntansi dan relevansi informasi akuntansi bagi investor. Perataan laba adalah
bagian dari manajemen laba yang disebabkan oleh pihak manajemen mempunyai informasi
privat untuk kepentiangan dirinya. Manajemen laba intinya adalah masalah keprilakuan, yaitu
perilaku manajemen yang mementingkan dirinya sendiri dalam suatu pola keagenan. Ruang
lingkup manajemen laba termasuk didalamnya aslah pemilihan metode akuntansi, estimasi,
klasifikasi, dan format yang digunakan dalam pengungkapan yang bersifat wajib. Yang perlu
diperhatikan disini adalah antara format/bentuk sama pentingnya dengan isi yang
disajikan/yang dilaporkan. Orang bias terpengaruh dengan perbedaan format, padahal
memiliki isi yang sama

1.5 Beberapa Teori Terkait dengan Sikap

1.5.1 Teori Perubahan Sikap

Teori perubahan sikap dapat membantu untuk memprediksikan pendekatan yang paling
efektif. Sikap, mungkin dapat berubah sebagai hasil pendekatan dan keadaan.

1.5.2 Teori Pertimbangan Sosial

Teori pertimbangan sosial ini merupakan suatu hasil perubahan mengenai bagaimana
orang-orang merasa menjadi suatu objek dan bukannya hasil perubahan dalam memercayai
suatu objek. Teori ini menjelaskan bahwa manusia dapat menciptakan perubahan dalam sikap

6
individu jika mau memahami struktur yang menyangkut sikap orang laindan membuat
pendekatan setidaknya untuk dapat mengubah ancaman

1.5.3 Konsistensi dan Teori Perselisihan

Teori konsistensi menjaga hubungan antara sikap dan perilaku dalam ketidakstabilan,
walaupun tidak ada tekanan teori dalam sistem. Teori perselisihan adalah suatu variasi dari
teori konsistensi.

1.5.4 Teori Disonansi Kognitif

Leon Festinger pada tahun 1950-an mengemukakan teori Disonansi Kognitif. Teori ini
menjelaskan hubungan antara sikap dan perilaku. Disonansi dalam hal ini berarti adanya
suatu inkonsistensi. Festinger mengatakan bahwa hasrat untuk mengurangi disonansi akan
ditentukan oleh pentingnya unsur-unsur yang menciptakan disonansi itu, derajat pengaruh
yang diyakini dimiliki oleh individu terhadap unsur-unsur itu, dan ganjaran yang mungkin
terlibat dalam disonansi. Teori ini dapat membantu kecenderungan untuk mengambil bagian
dalam perubahan sikap dan perilaku.

1.5.5 Teori Persepsi Diri

Teori persepsi diri menganggap bahwa orang-orang mengembangkan sikap berdasarkan


bagaimana mereka mengamati dan menginterpretasikan perilaku mereka sendiri. Teori ini
mengusulkan fakta bahwa sikap tidak menentukan perilaku, tetapi sikap itu dibentuk setelah
perilaku terjadi guna menawarkan sikap yang konsisten dengan perilaku.

1.5.6 Teori Motivasi dan Aplikasinya

Terdapat keyakinan bahwa perilaku manusia ditimbulkan oleh adanya motivasi. Dengan
demikian, ada sesuatu yang mendorong (memotivasi) seseorang untuk berbuat sesuatu.

1.5.7 Teori Motivasi Awal

Tiga teori spesifik dirumuskan selama kurun waktu tahu 1950-an. Ketiga teori ini
adalah teori hierarki kebutuhan,teori X dan Y, dan teori motivasi higiene. Teori-teori ini
bersifat awal karena: 1) teori-teori ini mewakili suatu dasar dari mana teori-teori kontemporer
berkembang, dan 2) para manajer mempraktikkan penggunaan teori dan istilah-istilah ini
untuk menjelaskan motivasi karyawan secara teratur.

1.5.8 Teori Kebutuhan dan Kepuasan

7
Moslow menjelaskan suatu bentuk teori kelas. Teorinya menjelaskan bahwa masing-
masing individu mempunyai beraneka ragam kebutuhan yang dapat mempengaruhi perilaku
mereka. Hierarki kebutuhan manusia oleh Moslow diantaranya :

Kebutuhan fisiologis (physiologis needs ), yaitu kebutuhan fisik , seperti rasa


lapar, rasa haus, kebutuhan akan perumahan, pakaian, dan lain sebagainya.
Kebutuhan akan keamanan (safety needs ), yaitu akan kebutuhan keselamatan dan
perlindungan dari bahaya, ancaman, perampasan atau pemecatan.

Kebutuhan sosial (social needs ), yaitu kebutuhan akan rasa cinta dan kepuasan
dalam menjalin hubunnga dengan orang lain, kebutuhan akan kepuasan dan
perasaan memiliki serta diterima dalam suatu kelompok, rasa kekeluargaan,
persahabatan, dan kasih sayang.

Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs ), yaitu kebutuhan akan status atau
kedudukan, kehormatan diri, reputasi, dan prestasi.
Kebutuhan akan aktualisasi diri (self actualization needs ), yaitu kebutuhan
pemenuhan diri untuk mempergunakan potensi ekspresi diri dan melakukan apa
yang paling sesuai dengan dirinya.

1.5.9 Teori Prestasi

Teori ini pada awalnya dikembangkan oleh McClelland pada awal tahun 1990. Teori
McClelland mempunyai suatu faktor hierarki yang memotivasi perilaku. Dalam kasus ini,
terdapat tiga faktor yaitu prestasi, kekuatan dan afiliasi. Riset yang dilakukan oleh
McClellandmembri hasil bahwa terdapat tiga karakreristik dari orang yang memiliki
kebutuhan prestasi yang tinggi, yaitu :

Orang yang memiliki kebutuhan prestasi yang tinggi memiliki rasa tanggung
jawab yang tinggi terhadap pelaksanaan suatu tugas atau pencarian solusi atas
suatu permasalahan.
Orang yang memiliki kebutuhan prestasi yang tinggi cenderung menetapkan
tingkat kesulitan tugas yang moderat dan menghitung risikonya.

Orang yang memiliki kebutuhan prestasi yang tinggi memiliki keinginan yang
kuat untuk memperoleh umpan balik (feed back ) atau tanggapan atas
pelaksanaan tugasnya.

1.5.10 Teori Motivasi

8
Pada pertengahan tahun 1960-an Herzberg mengajukan suatu teori motivasi yang di
bagi kedalam beberapa faktor. Asumsi terpenting dari bentuk teori Herzberg adalah factor
yang mempunyai pengaruh positif dalam motivasi dan menjadi bahan perbedaan yang
menyenangkan dari seluruh pengaruh negatif. Faktor-faktor ini meliputi : kebijakan
perusahaan , kondisi pekerjaan, hubungan perseorangan, keamanan kerja dan gaji. Faktor
motivasi meliputi : prestasi, pengakuan, tantangan pekerjaan, promosi, dan tanggung jawab

1.5.11 Teori Keadilan

Teori keadilan pertama kali dipublikasikan oleh Adam pada tahun1963. Dalam teori
keadilan, kunci ketidakpuasan terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh seorang individu
adalah jika orang tersebut membandingkannya dengan lingkungan lainnya.

1.5.12 Teori ERG

Teori ERG (existence, relatedness, growth ) menganggap bahwa kebutuhan akan


manusia memilki tiga hierarki kebutuahan, yaitu kebutuhan akan eksistensi ( existence
needs), kebutuhan akan keterikatan ( relatedness needs ) dan kebutuhan akan pertumbuhan
(growth needs ).

1.5.13 Teori Harapan

Teori ini dikembangkan sejak tahun 1930-an oleh Kurt Levin dan Edward Tolman.
Teori harapan disebut juga teori valensi atau teori instrumentalis. Ide dasar teori ini adalah
bahwa motivasi ditentukan oleh hasil yang diharapkan akan diperoleh seseorang sebagai
akibat dari tindakannya. Variabel-variabel kunci dalam teori harapan adalah: usaha (effort),
hasil (income),harapan (expectancy), instrumen-instrumen yang berkaitan dengan hubungan
antara hasil tingkat pertama dengan hasil tingkat kedua,hubungan antara prestasi dan imbalan
atas pencapaian prestasi, serta valensi yang berkaitan dengan kader kekuatan dan keinginan
seseorang terhadap hasil tertentu.

1.5.14 Teori penguatan

Teori penguatan memiliki konsep dasar yaitu :


Pusat perhatian adalah pada perilaku yang dapat diukur, seperti jumlah yang
dapat diproduksi, kualitas produksi, ketepatan pelaksanaan jadwal produksi,
dan sebagainya.

9
Kontinjensi penguatan (contingencies of reinforcement), yaitu berkaitan
dengan urutan-urutan antara stimulus, tanggapan, dan konsekuensi dari
perilaku yang ditimbulkan.

Semakin pendek interval waktu antara tanggapan atau respon karyawan (misalnya
prestasi kerja) dengan pemberian penguatan (imbalan), maka semakin besar pengaruhya
terhadap perilaku.

1.5.15 Teori Penetapan Tujuan

Teori ini dikembangkan oleh Edwin Loceke(1986) konsep dasar dari teori ini adalah
bahwa karyawan yang memahami tujuan (apa yang diharapkan organisasi terhadapnya) akan
terpengaruh perilaku kerjanya.

1.5.16 Teori Atribusi

Teori ini dikembangkan oleh Fritz Heider yang berargumentasi bahwa perilaku
seseorang ditentukan oleh kombinasi antara kekuatan internal(internal forces), yaitu faktor-
faktor yang berasal dari dalam diri seseorang, seperti kemampuan atau usaha, dan kekuatan
eksternal (eksternal forces), yaitu factor-faktor yang berasal dari luar seperti kesulitan dalam
pekerjaan atau keberuntungan.

1.5.17 Teori Agensi

Teori ini mengasumsikan kinerja yang efisien dan bahwa kinerja organisasi ditentukan
oleh usaha dan pengaruh kondisi lingkunngan. Teori ini secara umum mengasumsikan bahwa
principal bersikap netral terdadap risiko sementara agen bersikap menolak usaha dan risiko.

10
KESIMPULAN

Dalam akuntansi perilaku ini yang menjadi sorotan adalah dampak dari informasi
akuntansi terhadap perilaku orang yang membaca atau menyiapkannya. Juga melihat
bagaimana reaksi manusia terhadap informasi yang akuntansi yang diberikan. Dampak
perilaku dari system budget terhadap prilaku, dampak system responsibility accounting
terhadap oerilaku, dampak system desentralisasi ataupun sentralisasi pengambilan keputusan
terhadap perilaku, dimensi perilaku dalam system pengawasan internal, beberapa pola
perilaku auditor, aspek perilaku dalam proses pengambulan keputusan, factor perilaku dalam
kebutuhan pengungkapan, aspek perilaku dalam akuntansi sumber daya manusia, dan
sebagainya.

11
REFRENSI

Suartana Wayan, 2010,Akuntansi Keperilakuan Teori dan Implementasi,Penerbit Andi,


Yogyakarta

Lubis, Arfan Ikhsan, 2010, Akuntansi Keprilakuan, Edisi 2, Salemba Empat, Jakarta

http://wirasagala92.blogspot.co.id/2013/01/akuntansi-keperilakuan.html diakses pada tanggal


13/09/2017
http://akuntansikeperilakuan.blogspot.co.id/2009/07/pengantar-akuntansi-
keperilakuan_9945.html diakses pada tanggal 13/09/2017
https://accounting.binus.ac.id/2017/06/15/aspek-aspek-penting-dalam-akuntansi-
keperilakuan/ Diakses pada tanggal 13/09/2007

12

Você também pode gostar

  • Sap 4 Dan 5 CG
    Sap 4 Dan 5 CG
    Documento6 páginas
    Sap 4 Dan 5 CG
    Gede Teguh Prasetya
    Ainda não há avaliações
  • Konsinyasi New Final
    Konsinyasi New Final
    Documento33 páginas
    Konsinyasi New Final
    Gede Teguh Prasetya
    Ainda não há avaliações
  • Matriks Ife
    Matriks Ife
    Documento9 páginas
    Matriks Ife
    Gede Teguh Prasetya
    Ainda não há avaliações
  • Akuntansi Perbankan Dan LPD Sap 8
    Akuntansi Perbankan Dan LPD Sap 8
    Documento14 páginas
    Akuntansi Perbankan Dan LPD Sap 8
    Gede Teguh Prasetya
    Ainda não há avaliações
  • Teori Ak Fix
    Teori Ak Fix
    Documento19 páginas
    Teori Ak Fix
    Krisna
    Ainda não há avaliações
  • Jawaban Uas SIA
    Jawaban Uas SIA
    Documento9 páginas
    Jawaban Uas SIA
    Gede Teguh Prasetya
    Ainda não há avaliações
  • Sia Sap 5
    Sia Sap 5
    Documento5 páginas
    Sia Sap 5
    Gede Teguh Prasetya
    Ainda não há avaliações
  • Sap 8 Kwu
    Sap 8 Kwu
    Documento19 páginas
    Sap 8 Kwu
    Gede Teguh Prasetya
    Ainda não há avaliações