Você está na página 1de 6

RABISH Solusi Kota Tanpa Kumuh dengan Meningkatakan Kreativitas Masyarakat Berbasis

Pengelolaan Sampah Plastik di RW 12 Kelurahan Kanigaran Problinggo

Masunatul Ubudiyah
S1 Pendidikan Ners Universitas Airlangga email:masunatul1216@gmail.com
Muhammad Rahthin Izzan R
S1 Manajemen Universitas Airlangga email: g901muhammadizzan@gmail.com
Wahyu Dwi Kristyanto
S1 Manajemen Universitas Airlangga email: wdkristyanto@gmail.com
Arieny Ratna Oetaminingsih
S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga email: arienycece@yahoo.com
Firda Rahmawati
S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga email:firdarahma24@gmail.com
Tamara Avilla
S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga email: tamaraavilla82@gmail.com
Encik Irindayanti
S1 Sastra Inggris Universitas Airlangga email: id.encik@yahoo.com
Dharma Ayoeb
S1 Sastra Inggris Universitas Airlangga email: dharmaayoeb@yahoo.co.id
Gita Ahmad Dany Wintono
S1 Sastra Inggris Universitas Airlangga email: gitaahmad4@gmail.com
Renticabella Praharanie
S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga email: renticapraharanie@gmail.com

KURANG ABSTRAK hehehhehe


1.1 Pendahuluan
Kelurahan Kanigaran Kecamatan Kanigaran Kota Probolinggo merupakan daerah padat
penduduk dengan tingkat aktivitas masyarakat yang tinggi, sehingga muncul beberapa masalah
kesehatan, sosial, dan lingkungan utamanya adalah pengelolaan sampah. Tahun 2006 di RW 12
Kelurahan Kanigaran sudah berdiri Bank Sampah BUNDA PEDULI sebagai salah satu usaha
mikro yang dijalankan oleh ibu PKK dan masyarakat setempat, namun hal ini tidak berkembang
seperti pengelolaan Bank Sampah di beberapa kota setingkatnya. Rendahnya partisipasi
masyarakat dalam kegiatan Bank Sampah dikarenakan harga jual sampah di pengepul kota lebih
tinggi dibandingkan dengan penjulan di Bank Smapah Bund Peduli, sedangkan hasil pengelolaan
Bank Sampah Bunda Peduli sudah diminati banyak konsumen.
Menurut hasil wawancara dengan inisiator Bank Sampah Bunda Peduli, PKK dan pihak
Keluarahan sejak tahun 2006 jumlah nasabah hanya 20 orang dari 600 KK di kecamatan
Kanigaran, sedangkan dalam melakukan pengambilan data terkait faktor penyebab rendahnya
nasabah sulit terkaji.. Untuk mengkajinya kami menggunakan metode PAR (Participatory Action
Research), menurut Corey (1953) PAR adalah proses dimana kelompok sosial berusaha
melakukan studi masalah mereka secara ilmiah dalam rangka mengarahkan, memperbaiki, dan
mengevaluasi keputusan dan tindakan mereka. Langkah awal yang kami lakukan yaitu
mengobservasi aktivitas masyarakat sehari-hari, kemudian melakukan pendekatan dengan cara
membaur dalam kehidupan masyarakat salah satunya mengikuti kegiatan ibu-ibu PKK dan
berdiskusi dengan pengurus inti Bank Sampah Bunda Peduli.
Upaya lanjutan yang dilakukan oleh tim bersama pengurus inti bank sampah adalah
dengan metode FGD (Focus Group Discussion) yang bertujuan mengumpulakn data terkait
peranan pengurus inti, pengelolaan nasabah dan kegiatan pengelolaan sampah. Ditinjau dari
peranan pengurus inti belum terbentuk pengurus inti secara resmi dan selam ini masih dipimpin
sekaligus dijalankan oleh Bu Tono, akibatnya permasalahn keuangan dan kesekretariatan belum
terorganisir dengan baik sebagaimana mestinya Bank Sampah. Pada komponen nasabah, jumlah
nasabah sangat rendah jika dibandingkan dengan yang lainnya, hal ini dikarenakan pendapatan
yang rendah setiap kali mengempulkan sampah ke bank sampah, selain itu hal ini didukung
dengan tidak adanya aturan yang disepakati sejak awal oleh pengurus dan nasabah akibatnya
nasabah tidak berperan aktif selama pelaksanaan kegiatan bank sampah. Pada komponen
pengelolaan sampah hanya ada 1 orang pengrajin olahan sampah seperti tas, rak buku, dompet
dan berbagai souvenir lain sedangkan minat konsumen sangat tinggi, hal ini dibuktikan
banyaknya permintaan konsumen setiap 3 bulan dari berbagai kota seperti Jombang dan
Sidoarjo.
Menurut hasil FGD dari permsalahan Bank Sampah Bunda Peduli, kami memberikan
sebuah solusi baru yaitu kami memberikan informasi pengorganisasian Bank Sampah Nasional
sebagai acuan dalam pelaksanaan Bank Sampah termasuk di dalamnya adalah menyusun struktur
organisasi dan membuat aturan-aturan yang disepakati bersama oleh nasabah dan pengurus..
Selanjutnya kami membuat akun media sosial dan catalogue sebagai salah satu media promosi
yang lebih luas, selain itu pengurus inti mendapatkan buku panduan dan informasi rencana
strategi pengelolaan bank sampah di RW 12 Kelurahan Kanigaran Kecamatan Kanigaran
Probolinggo.

1.2 Metode penelitian


a. Rancangan kegiatan
Kegiatan ini diawali dengan FGD (Focus Group Discussion) untuk menggali
masalah tentang kegiatan Bank Sampah yang kurang maksimal sehingga dapat dicari
solusi bersama yang tepat sasaran. Berdasarkan FGD tersebut diambil kesimpulan tentang
masalah yang terjadi yaitu peranan pengurus inti, pengelolaan nasabah dan kegiatan
pengelolaan sampah. Tindakan selanjutnya yaitu melakukan tindakan penyuluhan tentang
Pengorganisasian Bank Sampah yang telah disesuaikan dengan panduan Bank Sampah
Nasional kepada inisiator Bank Sampah yaitu Bu Tono. Selain diberikan pengetahuan
inisiator atau kader juga diberikan kesempatan untuk menyampaikan permasalahan yang
sedang dialami, baik permsalahan secara intrinsik ataupun ekstrinsik, hal ini bertujuan
untuk meningkatkan hubungan saling percaya dan keterbukaan terhadap permsalahan
yang dialami.
Kader atau Inisiator Bank Sampah juga dibekali dengan panduan dan rencana
srategi selama pengelolaan Bank Sampah yang dapat dibaca suatu waktu. Dalam rencana
strategi pengembangan Bank Sampah juga dijelaskan tentang pengorganisasian pengurus
yang minimal dilakukan oleh 7 orang dengan peranan berbeda, (sebutkan 7 devisi beserta
peranannya, aku lupa soalnya)
b. Sasaran Penelitian
Pada teknik pengambilan sampel ini menggunakan dua data, yaitu data primer dan
data sekunder. Pada data primer ini data yang diperoleh secara langsung dari informan
melalui wawancara dan FGD. Langkah awal yang kami lakukan adalah mengambil data
dengan cara wawancara kepada Bu Tono (Pengurus Inti Bank Sampah Bunda Peduli)
sebagai key-informan. Langkah selanjutnya, kami melakukan FGD bersama seluruh
anggota PKK untuk mengkaji seluruh aspek pada masalah Bank Sampah Bunda Peduli
sekaligus memberikan infromasi tentang online marketing.
Pada data sekunder, kami mengambil data observasi dan meninjau bukti fisik
hasil Bank Sampah berupa souvenir dan melihat struktur organisasi sekaligus aturan
aturan yang belum terbentuk dan disepakati bersama.
c. Metode
Metode penelitian yang kami gunakan adalah PAR (Participatory Action
Research). Menurut Corey (1953) adalah proses dimana kelompok social berusaha
melakukan studi masalah mereka secara ilmiah dalam rangka mengarahkan,
memperbaiki, dan mengevaluasi keputusan dan tindakan mereka.
Langkah awal yang kami lakukan yaitu mengobservasi aktivitas masyarakat
sehari-hari, kemudian melakukan pendekatan dengan cara membaur dalam kehidupan
masyarakat salah satunya mengikuti kegiatan ibu-ibu PKK. Selanjutnya yaitu dengan
melakukan tahapan wawancara dan diskusi dengan pengurus inti bank sampah Bunda
Peduli secara berkelanjutan selama 25 hari. Selain menggunakan metode diskusi, tim
KKN mengadakan acara seminar Management Marketing Online dengan sasaran ibu-ibu
PKK dan juga bertugas untuk menyebarluaskan informasi dan publikasi secara online di
social media.

1.3 Hasil dan Pembahasan


Hasil dari pengkajian dan intervensi yang diberikan tim KKN terhadap
permasalahn yang dialami oleh Bank Sampah Bunda Peduli yaitu peranan pengurus inti,
pengelolaan nasabah dan kegiatan pengelolaan sampah menjadi souvenir.
Pada komponen peranan pengurus inti atau pengorganisasian Bank Sampah ini
tidak sesaui panduan Bank Sampah Nasioanl sehingga kami memberikan intervensi
berupa pengelolaan Bank Sampah minimal harus dilakukan oleh 7 orang dengan peranan
yang berbeda. (sebutkan 7 devisi beserta peranannya, aku lupa soalnya)
Pada komponen pengelolaan nasabah masih belum terorganisir dengan baik, tidak
adanya tauran yang disepakati secara bersama antara pengurus dengan nasabah dan saat
ini masih berlangsung kegiatan upaya mengumpulkan nasabah dan membuat peraturan
yang disepakati bersama dan disahkan oleh pimpinan desa atau lurah setempat.
Pada komponen pengeloaan sampah menjadi souvenir masih dilakukan oleh satu
orang pengrajin sedangkan kebutuhan pesanan konsumen meningkat sehingga intervensi
yang kami lakukan adalah mengusulkan dan open recruitment bagi masyarakat yang mau
serta mampu membuat souvenir dengan bahan pokok sampah plastik di Bank Sampah
Bunda Peduli sengan harapan dapat memenuhi kebutuhan konsumen dalam setiap kali
pemesanan.
Pada komponen penjualan atau marketing masih dengan sistem getuk tular atau
informasi dari mulut ke mulut selain itu penjualan pada saat bazar, pameran atau kegiatan
serupa yang menampilkan produk unggulan pengolahan sampah plastik, sehingga kami
memberikan intervensi berupa pembuatan akun sosial media yang difungsikan sebagai
media promosi souvenir dengan metode Pre Order atau bisa datang ke outlet Bank
Sampah Bunda Peduli. Selain itu terdapat Katalog yang didistribusikan kepada tokoh
masyarakat seperti Lurah atau Kepala Desa, Camat dan Pimpinan Kota Probolinggo
sehingga semua lapisan masyarakat dapat mempromosikan karya unggulan dari
Kecamatan Kanigaran.
Jika ditinjau dari sudut ekonomi dan pendidikan, di RW 12 Kelurahan Kanigaran
ini termasuk masayarakat tingkat menengah ke atas dengan tingkat pendidikan rata-rata
Sarjana, sehingga sedikit yang ikut berpartispasi menjadi nasabah intervensi yang kami
berikan yaitu berupa usulan untuk perluasan wilayah nasabah di seluruh Kecamatan
Kanigaran Kota Probolinggo.

1.4 Simpulan dan Saran


a. Simpulan
Sebagai upaya pembangangunan dan pemberdayaan masyarakat di bidang
perekonomian dan lingkungan, RW 12 Kelurahan Kanigaran Kecamatan Kanigaran Kota
Probolinggo memiliki usaha perekonomian mikro yang sudah berjalan sejak tahun 2006
dan sampai saat ini masih ditemukan berbagai permasalahan diantaranya adalah peranan
pengurus inti, pengelolaan nasabah dan kegiatan pengelolaan sampah menjadi souvenir di
Bank Sampah Bunda Peduli.
Kegiatan yang diawalai dengan wawancara kepada inisiator Bank Sampah dan
dilanjutkan dengan kegiatan FGD (Focus Group Discussion) kepada ibu PKK di RW 12
ini mendapatkan apresiasi yang baik dari pemerintah setempat. Dengan prinsip
community development kami mmberikan beberapa usulan dan masukan diantaranya
adalah dengan memperbaiki struktur organisasi yang selama ini tidak sesuai dengan
panduan Bank Sampah Nasional, Pemberian informasi dan penyuluhan marketing online
kepada ibu PKK sebagai pusat informasi dan bertugas untuk menyebarluaskan produk
secara online di berbagi media social.

b. Saran
Dari kegiatan yang kami lakulan diharapkan kader Bank Sampah Bunda Peduli
dapat berjalan dengan baik dan berkelanjutkan sehingga program ini dapat menjadi
program unggulan dibawah pemantauan pemerintah kota setempat dan dapat digunakan
sebagai salah satu solusi kota tanpa kumuh (KOTAKU) dengan prinsip community
development.

Daftar Pustaka
Joko Subagyo, P. 2006. Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta.

Você também pode gostar

  • Soal Unas 121
    Soal Unas 121
    Documento2 páginas
    Soal Unas 121
    Nourma Aulia Ulfa
    Ainda não há avaliações
  • Soal Unas
    Soal Unas
    Documento1 página
    Soal Unas
    Nourma Aulia Ulfa
    Ainda não há avaliações
  • Soal Unas 1
    Soal Unas 1
    Documento1 página
    Soal Unas 1
    Nourma Aulia Ulfa
    Ainda não há avaliações
  • Soal Unas 1
    Soal Unas 1
    Documento1 página
    Soal Unas 1
    Nourma Aulia Ulfa
    Ainda não há avaliações
  • Soal Unas
    Soal Unas
    Documento1 página
    Soal Unas
    Nourma Aulia Ulfa
    Ainda não há avaliações
  • BAB II Pengaruh Belajar Mengajar Tajwid
    BAB II Pengaruh Belajar Mengajar Tajwid
    Documento30 páginas
    BAB II Pengaruh Belajar Mengajar Tajwid
    Nourma Aulia Ulfa
    Ainda não há avaliações