Você está na página 1de 74

KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami panjatkan ke hadiran Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat
kemurahan-Nya naskahPendukung pembelajaran Kurikulum 2013 ini dapat
diselesaikan.Naskah ini kami beri judul Pembelajaran Berbasis Kompetensi Mata
Pelajaran dengan Pendekatan Saintifik. Hal ini disesuaikan dengan tuntutan Kurikulum
2013 yang menekankan pada pembelajaran dengan pendekatan ilmiah (saintifik) dan
penilaian autentik.
pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya proses penguasaan
pengetahuan, keterampilan dan sikap oleh subjek yang sedang belajar. Pelaksanaan
pembelajaran akan berjalan efektif apabila didahului dengan penyiapan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual
maupun kelompok yang mengacu pada Silabus. Sehubungan hal tersebut, maka naskah
ini disusun dalam rangka memenuhi kebutuhan guru yang terkait dengan pengembangan
persiapan pembelajaran.
Semoga naskah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, untuk memfasilitasi
guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi,
dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua
pihak yang telah terlibat dalam penyusunan naskah ini, yang tidak dapat kami sebutkan
satu persatu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan dan jerih payah
saudara-saudara sekalian.

Dalam penyusunan naskah ini, kami akui masih jauh dari sempurna. Untuk itu saran dan
kritik yang membangun kearah penyempurnaan naskah Pendukung pembelajaran
Kurikulum 2013 ini kami terima dengan tangan terbuka.

Akhirnya, mudah-mudahan naskah ini dapat berguna dan membantu siapa saja yang
membaca dan membutuhkan khususnya guru mata pelajaran dalam upaya peningkatan
mutu pendidikan melalui kegiatan pembelajaran.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR I
DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ............................................ 1
2. Tujuan.......................................................... 2
3. Ruang Lingkup............................................. 3
4. Landasan Hukum....... ................................. 3

BAB II PEMBELAJARAN KOMPETENSI


1. Pendekatan Pembelajaran Saintifik............. 5
2. Penilaian Autentik........................................ 22

BAB III ANALISIS KOMPETENSI

1. Prosedur Analisis.. ......................................... 30


2. Hasil Analisis Kompetensi.............................. 34

BAB IV PENUTUP 65

DAFTAR PUSTAKA 67
LAMPIRAN-LAMPIRAN

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya
dalam rangka mencapai tujuan tersebut disusun standar pendidikan nasional, terdiri
atas: standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar sarana
prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses disebutkan bahwa setiap pendidik pada satuan pendidikan
berkewajiban menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara lengkap
dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan perlu melakukan
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses
pembelajaran dengan strategi yang benar untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.

Lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013
tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran, menyebutkan
bahwa Strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya
seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Kurikulum memuat apa
yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik, sedangkan pembelajaran
merupakan cara bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik.
Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan RPP yang dikembangkan oleh
guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus.

1
Sedangkan Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam
mengembangkan pendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil belajar dengan
pendekatan autentik. Penilaian memungkinkan para pendidik mampu menerapkan
program remedial bagi peserta didik yang tergolong pebelajar lambat dan program
pengayaan bagi peserta didik yang termasuk kategori pebelajar cepat.

Pemerintah telah menetapkan pelaksanaan kurikulum 2013 secara terbatas pada


1.270 SMA di 33 provinsi pada 295 kabupaten/kota mulai tahun pelajaran 2013/2014
untuk kelas X. Untuk mendukung implementasi pelaksanaan kurikulum tersebut
pemerintah telah melatih instruktur nasional (master teacher), guru inti dan guru
sasaran serta menyediakan silabus, buku guru, dan buku siswa untuk mata pelajaran
Matematika, Bahasa Indonesia, dan Sejarah. Sedangkan untuk mata pelajaran
lainnya diharapkan dapat memanfaatkan buku-buku yang ada (dari kurikulum 2006
dan buku sebelumnya),mulai menerapkan kurikulum 2013 mengacu pada silabus
yang telah disediakan.

Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan


pembelajaran saintifik serta melakukan penilaiain autentik dan menggunakan
silabus sebagai acuan, perlu penjabaran operasional antara lain dalam
mengembangkan materi pembelajaran, mengembangkan langkah pembelajaran
serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik. Oleh karena itu diperlukan
rambu-rambu yang bisa memfasilitasi guru secara individual dan kelompok dalam
mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi,
dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya.

B. Tujuan
Secara umum tujuan penulisan naskah ini adalah membantu guru mata pelajaran
dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan memafaatkan buku sumber
yang ada. Secara khusus naskah ini bertujuan:

Memberikan rambu-rambu bagi guru dalam menganalisis kompetensi inti dan


kompetensi dasar

1. Mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan materi pokok dari silabus


mata pelajaran
2. Mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik
3. Mengembangkan indikator pencapaian dan penilaian
4. Merancang penilaian autentik
2
C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup naskah ini terdiri atas:

1. Penjelasan dan langkah-langkah pembelajaran saintifik

2. Langkah-langkah analisis kompetensi;

3. Penilaian autentik; dan

4. Hasil analisis kompetensi untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


(RPP)

D. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang
Standar Kompetensi Lulusan
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang
Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang
Standar Penilaian
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA-MA
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A tentang
Implementasi Kurikulum
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor . Tentang Silabus

3
BAB II

PEMBELAJARAN KOMPETENSI

Pembelajaran kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan memperkuat


proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai kompetensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Penguatan proses pembelajaran dilakukan melalui
pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran yang mendorong siswa lebih mampu dalam
mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan data, mengasosiasi/menalar, dan
mengomunikasikan.

Karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada


Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan
memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus
dicapai. Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan
pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi.

Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup


pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk
setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan
perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas
menerima,menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan.
Pengetahuandiperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas
mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Karaktersitik
kompetensi beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta mempengaruhi
karakteristik standar proses. Penguatan pendekatan saintifik perlu diterapkan
pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk
mendorong kemampuan peserta didik menghasilkan karya kontekstual, baik individual
maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran
yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).

Prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013 menekankan perubahan paradigma: (1)


pesertadidik diberi tahu menjadi pesertadidik mencari tahu; (2) guru sebagai satu-
satunya sumberbelajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar; (3) pendekatan
tekstual menjadi pendekatan proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan
ilmiah; (4) pembelajaran berbasis konten menjadi pembelajaran berbasis
kompetensi; (5) pembelajaran parsial menjadi pembelajaran terpadu; (6) pembelajaran
4
yang menekankan jawaban tunggal menjadi pembelajaran dengan jawaban yang
kebenarannya multi dimensi; (7) pembelajaran verbalisme menjadi keterampilan
aplikatif; (8) peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills)
dan keterampilan mental (softskills); (9) pembelajaran yang mengutamakan
pembudayaan danpemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;
(10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan(ing
ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri
handayani); (11) pembelajaranyang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di
masyarakat; (12) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru,
siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas; (13) pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran;
dan (14) pengakuan atas perbedaan individualdan latar belakang budaya peserta
didik.

Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk


menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang
meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian autentik menilai
kesiapan siswa, serta proses dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga
komponen (input proses output) tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan
hasil belajar peserta didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional
(instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.

A. Pendekatan Pembelajaran saintifik

Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah


saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah.Model pembelajaran
yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir
sains, terkembangkannya sense of inquiry dan kemampuan berpikir kreatif siswa
(Alfred De Vito, 1989). Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu
menghasilkan kemampuan untuk belajar (Joice & Weil: 1996), bukan saja
diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih
penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh
peserta didik (Zamroni, 2000; &Semiawan, 1998).

Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir,
namum proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu
5
pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model pembelajaran
berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah model pembelajaran yang
mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem penyajian materi
secara terpadu (Beyer, 1991). Model ini menekankan pada proses pencarian
pengetahuan dari pada transfer pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai
subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru
hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan
belajar. Dalam model ini peserta didik diajak untuk melakukan proses pencarian
pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses
sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan (scientist) dalam melakukan
penyelidikan ilmiah (Nur: 1998), dengan demikian peserta didik diarahkan untuk
menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang
diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses pembelajaran diarahkan pada
pengembangan keterampilan siswa dalam memproseskan pengetahuan, menemukan
dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan
(Semiawan: 1992).

Model ini juga tercakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan struktur dari
ide atau gagasan, sehingga secara bertahap siswa belajar bagaimana
mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Pembelajaran berbasis keterampilan
proses sains menekankan pada kemampuan peserta didik dalam menemukan sendiri
(discover) pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman belajar, hukum-hukum,
prinsip-prinsip dan generalisasi, sehingga lebih memberikan kesempatan bagi
berkembangnya keterampilan berpikir tingkat tinggi (Houston, 1988). Dengan
demikian peserta didik lebih diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus
berperan aktif dalam memburu informasi dari berbagai sumber belajar, dan guru
lebih berperan sebagai organisator dan fasilitator pembelajaran.

Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains berpotensi membangun


kompetensi dasar hidup siswa melalui pengembangan keterampilan proses sains,
sikap ilmiah, dan proses konstruksi pengetahuan secara bertahap. Keterampilan
proses sains pada hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk belajar (basic learning
tools) yaitu kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap
individu dalam mengembangkan diri (Chain and Evans: 1990).

1. Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Ilmu-ilmu sosial (social science)


Sebelum membicarakan mengenai pendekatan ilmiah (scientific), perlu
dipahami terlebih dahulu mengenai metode ilmiah. Pada umumnya seseorang
6
selalu ingin memperoleh pengetahuan. Pengetahuan dapat merupakan
pengetahuan ilmiah dan pengetahuan tidak ilmiah.

Suatu pengetahuan ilmiah hanya dapat diperoleh dari metode ilmiah. Metode
ilmiah pada dasarnya memandang fenomena khusus (unik) dengan kajian
spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan pada simpulan. Dengan
demikian diperlukan adanya penalaran dalam rangka pencarian (penemuan).
Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus
berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan
terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik.

Metode ilmiah umumnya memuat rangkaian kegiatan koleksi data atau fakta
melalui observasi dan eksperimen, kemudian memformulasi dan menguji
hipotesis. Sebenarnya apa yang kita bicarakan dengan metode ilmiah merujuk
pada: (1) adanya fakta, (2) sifat bebas prasangka, (3) sifat objektif, dan (4)
adanya analisa. Selanjutnya secara sederhana pendekatan ilmiah merupakan
suatu cara atau mekanisme untuk mendapatkan pengetahuan dengan prosedur
yang didasarkan pada suatu metode ilmiah. Ada juga yang mengartikan
pendekatan ilmiah sebagai mekanisme untuk memperoleh pengetahuan yang
didasarkan pada struktur logis. Pendekatan ilmiah ini memerlukan langkah-
langkah pokok:

a) Mengamati
b) Menanya
c) Menalar
d) Mencoba
e) Membentuk jejaring

Langkah-langkah di atas boleh dikatakan sebagai pembelajaran terhadap


pengetahuan ilmiah yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis dalam
ilmu-ilmu sosial. Karena yang dikehendaki adalah jawaban mengenai fakta-
fakta sosial, maka pendekatan dengan langkah-langkah tersebut dikatakan
sangat erat dengan metode ilmiah.

Prosespembelajaran pada Kurikulum 2013 dilaksanakan menggunakan


pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran berbasis
pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi
7
ajar agar peserta didik tahu mengapa. Ranah keterampilan menggamit
transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu bagaimana.
Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar
peserta didik tahu apa. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan
keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik(soft skills)
dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara
layak (hard skills)dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan.

8
1) Mengamati

Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran


(meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti
menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan
tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Dalam pembelajaran ilmu-ilmu
sosial, pengamatan dapat dilakukan terhadap hal- hal sebagai berikut,
contoh:

Proses terbentuknya negara


interaksi sosial
Situs sejarah

Sedangkandalam pembelajaran di kelas, mengamati dapat dilakukan


melalui berbagai media yang dapat diamati siswa, misalnya: video,
gambar, grafik, bagan, dsb.

Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh


langkah-langkah seperti berikut ini.

Menentukan objek apa yang akan diobservasi


Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan
diobservasi
Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik
primer maupun sekunder
Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi
Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk
mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar
Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi ,
seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video
perekam, dan alat-alat tulis lainnya.

Secara lebih luas, alat atau instrumen yang digunakan dalam melakukan
observasi, dapat berupa daftar cek (checklist), skala rentang (rating
scale), catatan anekdot (anecdotal record), catatan berkala, dan alat
mekanikal (mechanical device). Daftar cek dapat berupa suatu daftar yang
berisikan nama-nama subjek, objek, atau faktor- faktor yang akan
diobservasi. Skala rentang , berupa alat untuk mencatat gejala atau
fenomena menurut tingkatannya. Catatan anekdot dapat berupa catatan

9
yang dibuat oleh peserta didik dan guru mengenai kelakuan-kelakuan luar
biasa yang ditampilkan oleh subjek atau objek yang diobservasi. Alat
mekanik dapat berupa berupa alat mekanik yang dapat dipakai untuk
memotret atau merekam peristiwa-peristiwa tertentu yang ditampilkan
oleh subjek atau objek yang diobservasi.

2) Menanya

Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan


dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya.
Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau
memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab
pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong siswa untuk
menjadi penyimak dan pembelajar yang baik. Artinya guru dapat
menumbuhkan sikap ingin tahu siswa, yang diekspresikan dalam bentuk
pertanyaan. Misalnya: Mengapa terjadi kasus pelanggaran HAM? Apakah
seni bangun candi itu asli Indonesia atau ada pengaruh dari luar? Dalam
hukum permintaan dinyatakan ketika harga naik maka jumlah barang yang
diminta akan turun, namun kenyataannya setiap menjelang hari raya
walaupun harga cenderung naik tetapi permintaan juga ikut naik. Mengapa
demikian?, dsb. Diusahakan setelah ada pengamatan, yang bertanya bukan
guru, tetapi yang bertanya peserta didik. Berikut manfaat / fungsi
bertanya:

Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik


tentang suatu tema atau topik pembelajaran.
Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta
mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.
Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan
ancangan untuk mencari solusinya.
Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan
pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan.
Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara,
mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis,
sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.

10
Mendorong partisipasipeserta didik dalam berdiskusi, berargumen,
mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan.
Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima
pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan
toleransi sosial dalam hidup berkelompok.
Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap
dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul.
Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan
berempati satu sama lain.

Bobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan kognitif yang lebih


rendah hingga yang lebih tinggi disajikan berikut ini.

Tingkatan Subtingkatan Kata-kata kunci pertanyaan


Kognitif yang lebih Pengetahuan Apa...
rendah (knowledge)
Siapa...
Kapan...
Di mana...
Sebutkan...
Jodohkan atau pasangkan...
Persamaan kata...
Golongkan...
Berilah nama...
Dll.
Pemahaman Terangkahlah...
(comprehension)
Bedakanlah...
Terjemahkanlah...
Simpulkan...
Bandingkan...
Ubahlah...
Berikanlah interpretasi...
Penerapan Gunakanlah...
(application
Tunjukkanlah...
Buatlah...
Demonstrasikanlah...
Carilah hubungan...
Tulislah contoh...

11
Tingkatan Subtingkatan Kata-kata kunci pertanyaan
Siapkanlah...
Klasifikasikanlah...

Kognitif yang lebih Analisis (analysis) Analisislah...


tinggi
Kemukakan bukti-bukti
Mengapa
Identifikasikan
Tunjukkanlah sebabnya
Berilah alasan-alasan
Sintesis (synthesis) Ramalkanlah
Bentuk
Ciptakanlah
Susunlah
Rancanglah...
Tulislah
Bagaimanakita dapat
memecahkan
Apa yang terjadi
seaindainya
Bagaimana kita dapat
memperbaiki
Kembangkan
Evaluasi Berilah pendapat
(evaluation)
Alternatif mana yang lebih
baik
Setujukah anda
Kritiklah
Berilah alasan
Nilailah
Bandingkan
Bedakanlah

12
3) Menalar

Istilah menalar dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan


ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa
guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam
banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif daripada guru.
Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta
empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa
pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski
penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat.

3.1 Cara menalar

Seperti telah dijelaskan di muka, terdapat dua cara menalar, yaitu


penalaran induktif dan penalaran deduktif. Penalaran induktif merupakan
cara menalardengan menarik simpulan dari fenomena atau atribut-atribut
khusus untuk hal-hal yang bersifat umum. Kegiatan menalar secara induktif
lebih banyak berpijak pada observasi inderawi atau pengalaman empirik.

Penalaran deduktif merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari


pernyataan-pernyataan atau fenomena yang bersifat umum menuju pada
hal yang bersifat khusus. Pola penalaran deduktif dikenal dengan pola
silogisme. Cara kerja menalar secara deduktif adalah menerapkan hal-hal
yang umum terlebih dahulu untuk kemudian dihubungkan ke dalam bagian-
bagiannya yang khusus.

Ada tiga jenis silogisme, yaitu silogisme kategorial, silogisme hipotesis,


silogisme alternatif. Pada penalaran deduktif tedapat premis, sebagai
proposisi menarik simpulan. Penarikan simpulan dapat dilakukan melalui
dua cara, yaitu langsung dan tidak langsung. Simpulan secara langsung
ditarik dari satu premis, sedangkan simpulan tidak langsung ditarik dari
dua premis.

Contoh:

Akuntan publik adalah akuntan yang kegiatannya memberikan jasa


untuk kepentingan perusahaan dengan sejumlah pembayaran tertentu,
atau disebut juga akuntan ekstern.

13
Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja sebagai pemeriksa
atau auditor untuk pemerintah atau negara.

Akuntan pendidik adalah akuntan yang bekerja sebagai pengajar atau


dosen di perguruan tinggi.

Akuntan Intern atau Akuntan Perusahaan adalah akuntan yang bekerja


dalam perusahaan dan bertugas khusus di bidang akuntansi intern untuk
membantu pengelola perusahaan.

Simpulan Akuntan publik, Akuntan pemerintah, Akuntan pendidik,


Akuntan Intern merupakan jabatan-jabatan dalam lapangan akuntansi
pada berbagai lingkup kegiatan dan bidang garapannya.

3.2 Analogi dalam Pembelajaran

Selama proses pembelajaran, guru dan peserta didik sering kali


menemukan fenomena yang bersifat analog atau memiliki persamaan.
Dengan demikian, guru dan peserta didik adakalanya menalar secara
analogis. Analogi adalah suatu proses penalaran dalam pembelajaran
dengan cara membandingkan sifat esensial yang mempunyai kesamaan atau
persamaan.

Berpikir analogis sangat penting dalam pembelajaran ilmu-ilmu sosial,


karena hal itu akan mempertajam daya nalar peserta didik. Seperti halnya
penalaran, analogi terdiri dari dua jenis, yaitu analogi induktif dan analogi
deklaratif. Kedua analogi itu dijelaskan berikut ini.

Analogi induktif disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua


fenomena atau gejala. Atas dasar persamaan dua gejala atau fenomena itu
ditarik simpulan bahwa apa yang ada pada fenomena atau gejala pertama
terjadi juga pada fenomena atau gejala kedua. Analogi induktif merupakan
suatu metode menalar yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu
simpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti
terdapat pada dua fenomena atau gejala khusus yang diperbandingkan

Contoh:

14
Hakekat Pergerakan Nasional bagi peserta didik adalah jiwa nasionalisme
dan ketekunan dalam belajar. Peserta didik adalah generasi muda yang
harus memiliki jiwa nasionalisme dan harus giat belajar.

Analogi deklaratif merupakan suatu metode menalar untuk menjelaskan


atau menegaskan sesuatu fenomena atau gejala yang belum dikenal atau
masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Analogi deklaratif ini
sangat bermanfaat karena ide-ide baru, fenomena, atau gejala menjadi
dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang
sudah diketahui secara nyata dan dipercayai.

Contoh:

Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia dapat dilaksanakan karena


adanya sinergitas, saling menghargai, sikap pantang menyerah antara
golongan muda dan golongan tua. Begitu pula tercapainya suatu prestasi
disekolah tidak terlepas dari sinergitas, saling menghargai, sikap pantang
menyerah dari dewan guru, peserta didik, dan seluruh stake holder
sekolah.

3.3 Hubungan Antarfenomena

Seperti halnya penalaran dan analogi, kemampuan menghubungkan


antarfenomena atau gejala sangat penting dalam proses pembelajaran,
karena hal itu akan mempertajam daya nalar peserta didik. Disinilah esensi
bahwa guru dan peserta didik dituntut mampu memaknai hubungan
antarfenomena atau gejala, khususnya hubungan sebab-akibat.

Hubungan sebab-akibat diambil dengan menghubungkan satu atau


beberapa fakta yang satu dengan satu atau beberapa fakta yang lain.Suatu
simpulan yang menjadi sebab dari satu atau beberapa fakta itu atau dapat
juga menjadi akibat dari satu atau beberapa fakta tersebut.

Penalaran sebab-akibat ini masuk dalam ranah penalaran induktif, yang


disebut dengan penalaran induktif sebab-akibat. Penalaran induktif sebab
akibat terdiri dari tiga jenis.

Hubungansebabakibat. Pada penalaran hubungan sebab-akibat, hal-hal


yang menjadi sebab dikemukakan terlebih dahulu, kemudian ditarik
simpulan yang berupa akibat.
15
Contoh:

Sehubungan adanya pembuatan jalan oleh Belanda yang melewati


makam leluhur Diponegoro, maka pecahlah perang Diponegoro melawan
Belanda 1825 1830 (mapel Sejarah).
Nilaisuatubarangditentukanjumlahbiaya
yangdikeluarkanuntukmenghasilkanbarangitukembali(biayareproduksi).O
lehkarenauntukmenentukannilaisuatubarangtidakberasalpadabiayaproduk
siyangpertamakali,tetapipadabiayaproduksiyangdikeluarkansekarang
(mapel Ekonomi).

Hubungan akibatsebab. Pada penalaran hubungan akibat-sebab, hal-hal


yang menjadi akibat dikemukakan terlebih dahulu, selanjutnya ditarik
simpulan yang merupakan penyebabnya.

Contoh (Mata pelajaran Sejarah):

Perang Diponegoro 1825 1830 melawan Belanda, sampai-sampai


Belanda mengalami kerugian besar, dan nyaris dikalahkan, disebabkan
Belanda membuat jalan yang melewati makam leluhur Diponegoro.
Perjuang bangsa Indonesia melalui Pergerakan Nasional, mengakibatkan
diproklasikan kemerdekaan. Akibat proklamasi kemerdekaan datanglah
Sekutu yaitu Inggris dan Belanda datang ke Indonesia . Kedatangan
Sekutu yang berkeinginan menjaga status quo, tentu tidak diharapkan
oleh pemuda Indonesia, terjadilah perang.

Contoh (Mata pelajaranEkonomi)


Nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah biaya produksi yang
dikeluarkan oleh produsen untuk membuat barang tersebut. Semakin
tinggi nilai pakai suatu barang, nilai tukarnya akan semakin tinggi.
Masyarakat yang tinggal di daerah terpencil, hidupnya terisolasi.
Keterisolasian itu menyebabkan mereka kehilangan akses untuk
melakukan aktivitas ekonomi, sehingga muncullah kemiskinan keluarga
yang akut. Kemiskinan keluarga yang akut menyebabkan anak-anak
mereka tidak berkesempatan menempuh pendidikan yang baik. Dampak
lanjutannya, bukan tidak mungkin terjadi kemiskinan yang terus
berlangsung secara siklikal.

16
Hubungan sebabakibat 1 akibat 2. Pada penalaran hubungan sebab-
akibat 1 akibat 2, suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaian
akibat. Akibat yang pertama menjadi penyebab, sehingga menimbulkan
akibat kedua. Akibat kedua menjadi penyebab sehingga menimbulkan
akibat ketiga, dan seterusnya.

3.4 Mencoba/mengeksplorasi
Eksplorasi adalah upaya awal membangun pengetahuan melalui
peningkatan pemahaman atas suatu fenomena. Strategi yang digunakan
adalah memperluas dan memperdalam pengetahuan yang menerapkan
strategi belajar aktif. Pendekatan pembelajaran yang berkembang saat ini
secara empirik telah melahirkan disiplin baru pada proses belajar. Tidak
hanya berfokus pada apa yang dapat peserta didik temukan, namun sampai
pada bagaimana cara mengeksplorasi ilmu pengetahuan. Istilah yang
populer untuk menggambarkan kegiatan ini adalah explorative learning.
Pendekatan belajar yang eksploratif tidak hanya berfokus pada bagaimana
mentransfer ilmu pengetahuan, pemahaman, dan interpretasi, namun
harus diimbangi dengan peningkatan mutu materi ajar. Informasi tidak
hanya disusun oleh guru. Perlu ada keterlibatan peserta didik untuk
memperluas, memperdalam, atau menyusun informasi atas inisiatifnya.
Dalam hal ini peserta didik menyusun dan memvalidasi informasi sebagai
input bagi kegiatan belajar. Peta Konsep yang dikembangkan menunjukan
kompleksitas kegiatan eksplorasi dalam proses pembelajaran yang
mengharuskan adanya proses dialog yang : (1) interaktif (2) adaptif,
interaktif dan reflektif (3) menggambarkan tingkat-tingkat penguasaan
pokok bahasan (4) menggambarkan level kegiatan yang berkaitan dengan
meningkatkan keterampilan menyelesaikan tugas sehingga memperoleh
pengalaman yang bermakna.
Mengintegrasikan pendekatan ini dengan lima faktor yang menyebabkan
kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna, yaitu belajar aktif,
belajar konstruktif, belajar intens, belajar autentik, dan kolaboratif yang
menegaskan pernyataan bahwa pembelajaran eksploratif lebih
menekankan pada pengalaman belajar dari pada pada materi pelajaran.
Eksplorasi merupakan proses kerja dalam memfasilitasi proses belajar
peserta didik dari tidak tahu menjadi tahu. Peserta didik menghubungkan

17
pikiran yang terdahulu dengan pengalaman belajarnya. Mereka
menggambarkan pemahaman yang mendalam untuk memberikan respon
yang mendalam juga. Bagaimana membedakan peran masing-masing dalam
kegiatan belajar bersama. Mereka melakukan pembagian tugas seperti
dalam tugas merekam, mencari informasi melalui internet serta
memberikan respon kreatif dalam berdialog. Di samping itu peserta didik
menindaklanjuti penelusuran informasi dengan membandingkan hasil
telaah. Secara kolektif, mereka juga dapat mengembangkan hasil
penelusuran informasi dalam bentuk grafik, tabel, diagram serta
mempresentasikan gagasan yang dimiliki.
Pelaksanaan kegiatan mencoba/eksplorasi pada mata pelajaran ilmu-ilmu
sosial dapat dilakukan melalui kerja sama dalam kelompok kecil. Bersama
teman sekelompoknya peserta didik dalam menelusuri informasi yang
mereka butuhkan, merumuskan masalah dalam kehidupan nyata, berpikir
kritis untuk menerapkan ilmu yang dimiliki dalam kehidupan yang nyata
dan bermakna. Melalui kegiatan mencoba/eksplorasi peserta didik dapat
mengembangkan pengalaman belajar, meningkatkan penguasaan ilmu-ilmu
sosial, serta menerapkannya untuk menjawab fenomena yang ada. Peserta
didik juga dapat mengeksploitasi informasi untuk memperoleh manfaat
tertentu sebagai produk belajar.

3.5 Jejaring Pembelajaran atau Pembelajaran Kolaboratif

Pembelajaran kolaboratif merupakan suatu filsafat personal, lebih dari


sekadar teknik pembelajaran di kelas-kelas sekolah. Kolaborasi esensinya
merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup manusia yang menempatkan
dan memaknai kerjasama sebagai struktur interaksi yang dirancang secara
baik dan disengaja untuk memudahkan usaha kolektif dalam rangka
mencapai tujuan bersama.

Pada pembelajaran kolaboratif kewenangan guru lebih bersifat direktif


atau manajer belajar, sebaliknya, peserta didiklah yang harus lebih aktif.
Jika pembelajaran kolaboratif diposisikan sebagai satu falsafah peribadi,
maka ia menyentuh tentang identitas peserta didik terutama jika mereka
berhubungan atau berinteraksi dengan yang lain atau guru. Dalam situasi
kolaboratif itu, peserta didik berinteraksi dengan empati, saling
menghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing.
18
Dengan cara semacam ini akan tumbuh rasa aman, sehingga memungkin
peserta didik menghadapi aneka perubahan dan tuntutan belajar secara
bersama-sama.

Tantangan baru dinamika kehidupan yang makin kompleks menuntut


aktivitas pembelajaran bukan sekedar mengulang fakta dan fenomena
keseharian yang dapat diduga melainkan mampu menjangkau pada situasi
baru yang tak terduga.Dengan dukungan kemajuan teknologi dan seni,
pembelajaran diharapkan mendorong kemampuan berpikir siswa hingga
situasi baru yang tak terduga.

Agar pembelajaran terus menerus membangkitkan kreativitas dan


keingintahuan siswa, kegiatan pembelajaran kompetensi dilakukan dengan
langkah sebagai berikut:

1. Menyajikan atau mengajak siswa mengamati fakta atau fenomena


baik secara langsung dan/ atau rekonstruksi sehingga siswa mencari
informasi, membaca, melihat, mendengar, atau menyimak
fakta/fenomena tersebut
2. Memfasilitasi diskusi dan Tanya jawab dalam menemukan konsep,
prinsip, hukum,dan teori
3. Mendorong siswa aktif mencoba melalui kegiatan eksperimen
4. Memaksimalkan pemanfaatan tekonologi dalam mengolah data,
mengembangkan penalaran dan memprediksi fenomena
5. Memberi kebebasan dan tantangan kreativitas dalam presentasi
dengan aplikasi baru yang terduga sampai tak terduga

Macam-macam Pembelajaran Kolaboratif

Banyak metode yang dipakai dalam pembelajaran atau kelas kolaboratif.


Beberapa di antaranya dijelaskan berikut ini:

JP = Jigsaw Proscedure.

Pembelajaran dilakukan dengan cara peserta didik sebagai anggota


suatu kelompok diberi tugas yang berbeda-beda mengenai suatu pokok
bahasan. Agar masing-masing peserta didik anggota dapat memahami
keseluruhan pokok bahasan, tes diberikan dengan materi yang
menyeluruh. Penilaian didasari pada rata-rata skor tes kelompok.

STAD = Student Team Achievement Divisions.


19
Peserta didik dalam suatu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok
kecil. Anggota-anggota dalam setiap kelompok bertindak saling
membelajarkan. Fokusnya adalah keberhasilan seorang akan
berpengaruh terhadap keberhasilan kelompok dan demikian pula
keberhasilan kelompok akan berpengaruh terhadap keberhasilan
individu peserta didik lainnya. Penilaian didasari pada pencapaian hasil
belajar individual maupun kelompok peserta didik

CI = Complex Instruction

Titik tekan metode ini adalam pelaksanaan suatu proyek yang


berorientasi pada penemuan, khususnya dalam bidang sains,
matematika, dan ilmu pengetahuan sosial. Fokusnya adalah
menumbuhkembangkan ketertarikan semua peserta didiksebagai
anggota kelompok terhadap pokok bahasan. Metode ini umumnya
digunakan dalam pembelajaran yang bersifat bilingual (menggunakan
dua bahasa) dan di antara para peserta didik yang sangat heterogen.
Penilaian didasari pada proses dan hasil kerja kelompok.

TAI = Team Accelerated Instruction.

Metodeini merupakan kombinasi antara pembelajaran


kooperatif/kolaboratif dengan pembelajaran individual. Secara
bertahap, setiap peserta didik sebagai anggota kelompok diberi soal-
soal yang harus mereka kerjakan sendiri terlebih dulu. Setelah itu
dilaksanakan penilaian bersama-sama dalam kelompok. Jika soal tahap
pertama telah diselesaikan dengan benar, setiap peserta didik
mengerjakan soal-soal berikutnya. Namun jika seorang peserta didik
belum dapat menyelesaikan soal tahap pertama dengan benar, ia harus
menyelesaikan soal lain pada tahap yang sama. Setiap tahapan soal
disusun berdasarkan tingkat kesukaran soal. Penilaian didasari pada
hasil belajar individual maupun kelompok.

CLS = Cooperative Learning Stuctures.

Pada penerapan metode pembelajaran ini setiap kelompok dibentuk


dengan anggota dua peserta didik (berpasangan). Seorang peserta
didik bertindak sebagai tutor dan yang lain menjadi tutee. Tutor
mengajukan pertanyaan yang harus dijawab oleh tutee. Bila jawaban

20
tutee benar, ia memperoleh poin atau skor yang telah ditetapkan
terlebih dulu. Dalam selang waktu yang juga telah ditetapkan
sebelumnya, kedua peserta didik yang saling berpasangan itu berganti
peran.

LT = Learning Together.

Pada metode ini kelompok-kelompok sekelas beranggotakan peserta


didik yang beragam kemampuannya. Tiap kelompok bekerjasama untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Satu kelompok hanya
menerima dan mengerjakan satu set lembar tugas. Penilaian
didasarkan pada hasil kerja kelompok.

TGT = Teams-Games-Tournament.

Pada metode ini, setelah belajar bersama kelompoknya sendiri, para


anggota suatu kelompok akan berlomba dengan anggota kelompok lain
sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing. Penilaian didasari
pada jumlah nilai yang diperoleh kelompok peserta didik.

GI = Group Investigation.

Pada metode ini semua anggota kelompok dituntut untuk


merencanakan suatu penelitian beserta perencanaan pemecahan
masalah yang dihadapi. Kelompok menentukan apa saja yang akan
dikerjakan dan siapa saja yang akan melaksanakannya berikut
bagaimana perencanaan penyajiannya di depan forum kelas. Penilaian
didasari pada proses dan hasil kerja kelompok.

AC = Academic-Constructive Controversy.

Pada metode ini setiap anggota kelompok dituntut kemampuannya


untuk berada dalam situasi konflik intelektual yang dikembangkan
berdasarkan hasil belajar masing-masing, baik bersama anggota
sekelompok maupun dengan anggota kelompok lain. Kegiatan
pembelajaran ini mengutamakan pencapaian dan pengembangan
kualitas pemecahan masalah, pemikiran kritis, pertimbangan,
hubungan antarpribadi, kesehatan psikis dan keselarasan. Penilaian
didasarkan pada kemampuan setiap anggota maupun kelompok
mempertahankan posisi yang dipilihnya.

21
CIRC = Cooperative Integrated Reading and Composition.

Pada metode pembelajaran ini mirip dengan TAI. Metode


pembelajaran ini menekankan pembelajaran membaca, menulis dan
tata bahasa. Dalam pembelajaran ini, para peserta didik saling menilai
kemampuan membaca, menulis dan tata bahasa, baik secara tertulis
maupun lisan di dalam kelompoknya

Siswa dapat membentuk jejaring yang lebih luas dengan menginformasikan/


berbagi tentang hasil penugasan, proyek atau makalah melalui berbagai
media.

B. Penilaian Autentik

Penilaian autentik (authentic assessment) menurut beberapa sumber sebagaimana


tertulis dalam Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 adalah sebagai
berikut:(1) American Library Association mendefinisikan sebagai proses evaluasi
untuk mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada
aktivitas yang relevan dalam pembelajaran; (2) Newton Public School, mengartikan
penilaian autentik sebagai penilaian atas produk dan kinerja yang berhubungan
dengan pengalaman kehidupan nyata peserta didik; dan (3) Wiggins mendefinisikan
penilaian autentik sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang
mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktivitas-
aktivitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel,
memberikan analisis oral terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan antar sesama
melalui debat, dan sebagainya.

Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah (scientific


approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013.Karena
penilaian semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta
didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring,
dan lain-lain.Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau
kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka
yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.Karenanya, penilaian autentik
sangat relevan dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran di SMA.

Penilaian autentik merupakan pendekatan dan instrumen asesmen yang memberikan


kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk menerapkan pengetahuan,

22
keterampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya dalam bentuk tugas: membaca dan
meringkasnya, eksperimen, mengamati, survei, projek, makalah, membuat multi
media, membuat karangan, dan diskusi kelas.

Penilaian autentik adalah penilaian kinerja, termasuk di dalamnya penilaian


portofolio dan penilaian projek. Penilaian autentik disebut juga penilaian responsif,
suatu metode untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang memiliki
ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalami kelainan tertentu, memiliki
bakat dan minat khusus, hingga yang jenius. Penilaian autentik dapat diterapkan
dalam berbagai bidang ilmu seperti seni atau ilmu pengetahuan pada umumnya,
dengan orientasi utamanya pada proses dan hasil pembelajaran.

Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan


program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling.
Selain itu, hasil penilaian autentik dapat digunakan sebagai bahan untuk
memperbaiki proses pembelajaran yang memenuhi Standar Penilaian Pendidikan.

Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk


menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian sikap dilakukan melalui
observasi/pengamatan menggunakan jurnal, penilaian diri, dan/atau penilaian antar
teman. Penilaian pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan, dan/atau penugasan.
Penilaian keterampilan melalui tes praktik, penilaian proyek, dan penilaian
portofolio.

1. Pengamatan Sikap
Penilaian sikap melalui pengamatan dapat menggunakan jurnal, penilaian diri,
dan penilaian antar teman. Jurnal adalah catatan pendidik yang sistematis di
dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan
dan kelemahan peserta didik berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal dapat
memuat penilaian siswa terhadap aspek tertentu secara kronologis. Kriteria
penilaian jurnal adalah sbb:
Mengukur capaian kompetensi sikap yang penting.
Sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator.
Menggunakan format yang sederhana dan mudah diisi/digunakan.
Dapat dibuat rekapitulasi tampilan sikap peserta didik secara kronologis.
Memungkinkan untuk dilakukannya pencatatan yang sistematis, jelas dan
komunikatif.

23
Format pencatatan memudahkan dalam pemaknaan terhadap tampilan sikap
peserta didik
menuntun guru untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan peserta
didik.
Penilaian-diri (self assessment) termasuk dalam rumpun penilaian kinerja.
Penilaian diri merupakan suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta
untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat
pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran
tertentu. Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi
kognitif, afektif dan psikomotor. Penilaian ranah sikap Misalnya, peserta didik
diminta mengungkapkan curahan perasaannya terhadap suatu objek tertentu
berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah
keterampilan Misalnya, peserta didik diminta untuk menilai kecakapan atau
keterampilan yang telah dikuasainya oleh dirinya berdasarkan kriteria atau
acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah pengetahuan Misalnya, peserta
didik diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikir
sebagai hasil belajar dari suatu mata pelajaran tertentu berdasarkan atas
kriteria atau acuan yang telah disiapkan.
Teknik penilaian-diri bermanfaat memiliki beberapa manfaat positif. Pertama,
menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik. Kedua, peserta didik menyadari
kekuatan dan kelemahan dirinya. Ketiga, mendorong, membiasakan, dan melatih
peserta didik berperilaku jujur. Keempat, menumbuhkan semangat untuk maju
secara personal.
Penilaian antar teman adalah penilaian yang dilakukan terhadap sikap seorang
peserta didik oleh seorang (atau lebih) peserta didik lainnya dalam suatu kelas
atau rombongan belajar. Penilaian ini merupakan bentuk penilaian untuk melatih
peserta didik penilai menjadi pembelajar yang baik.Instrumen sesuai dengan
kompetensi dan indikator yang akan diukur. Kriteria penilaian antar teman
adalah sbb:
Indikator dapat dilakukan melalui pengamatan oleh peserta didik
Kriteria penilaian dirumuskan secara simpel atau sederhana
Menggunakan bahasa lugas dan dapat dipahami peserta didik
Menggunakan format penilaian sederhana dan mudah digunakan oleh peserta
didik

24
Kriteria penilaian yang digunakan jelas, tidak berpotensi munculnya
penafsiran makna ganda/berbeda
Indikator menunjukkan sikap peserta didik dalam situasi yang nyata atau
sebenarnya
Instrumen dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid)
memuat indikator kunci atau esensial yang menunjukkan penguasaan satu
kompetensi peserta didik
Indikator menunjukkan sikap yang dapat diukur
Mampu memetakan sikap peserta didik dari kemampuan pada level terendah
sampai kemampuan tertinggi.

2. Tes tertulis.
Penilaian tertulis atas hasil pembelajaran tetap lazim dilakukan. Tes tertulis
terdiri dari memilih atau mensuplai jawaban dan uraian. Memilih jawaban terdiri
dari pilihan ganda, pilihan benar-salah, ya-tidak, menjodohkan, dan sebab-
akibat. Mensuplai jawaban terdiri dari isian atau melengkapi, jawaban singkat
atau pendek, dan uraian.
Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu
mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis,
mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atasmateri yang sudah dipelajari.
Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehentif, sehingga
mampu menggambarkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta
didik.
Pada tes tertulis berbentuk esai, peserta didik berkesempatan memberikan
jawabannya sendiri yang berbeda dengan teman-temannya, namun tetap
terbuka memperoleh nilai yang sama. Tes tersulis berbentuk esai biasanya
menuntut dua jenis pola jawaban, yaitu jawaban terbuka (extended-response)
atau jawaban terbatas (restricted-response). Hal ini sangat tergantung pada
bobot soal yang diberikan oleh guru. Tes semacam ini memberi kesempatan pada
guru untuk dapat mengukur hasil belajar peserta didik pada tingkatan yang lebih
tinggi atau kompleks.

3. Tes Lisan.
Tes lisan adalah tes yang menuntut siswa memberikan jawaban secara lisan.
Pelaksanaan Tes lisan dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara
langsung antara pendidik dan peserta didik. Kriteria Tes lisan adalah sbb:

25
Tes lisan dapat digunakan jika sesuai dengan kompetensi pada taraf
pengetahuan yang hendak dinilai.
Pertanyaan tidak boleh keluar dari bahan ajar yang ada.
Pertanyaan diharapkan dapat mendorong siswa dalam mengkontruksi
jawabannya sendiri.
disusun dari pertanyaan yang sederhana ke pertanyaan yang komplek.

4. Penilaian Melalui Penugasan.


Instrumen penugasan dapat berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang harus
dikerjakan oleh peserta didik, baik secara individu atau kelompok, sesuai dengan
karakteristik tugas. Kriteria penugasan adalah sbb:
Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar.
Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.
Tugas dapat dikerjakan selama proses pembelajaran atau merupakan bagian
dari pembelajaran mandiri.
Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta didik.
Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum.
Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk menunjukkan kompetensi individualnya meskipun tugas diberikan
secara kelompok.
Untuk tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap anggota.
Tugasharusbersifat adil (tidak bias gender atau latar belakang sosial
ekonomi).
Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara jelas.
Penugasan harus mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas.
5. Tes Praktik.
Tes praktik dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam
melakukan sesuatu. Penilaian digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi
yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktik di
laboratorium, praktik salat, praktik olahraga, bermain peran, memainkan alat
musik, bernyanyi, membaca puisi/deklamasi, dan sebagainya. (Juknis PHB PPMP
Kemdikbud, 2013). Kriteria Tes Praktik adalah sbb:
Tugas mengarahkan peserta didik untuk menunjukkan capaian hasil belajar.
Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.
Mencantumkan waktu/kurun waktu pengerjaan tugas.

26
Sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik,
Sesuai dengan konten/cakupan kurikulum
Tugasbersifat adil (tidak bias gender dan latar belakang sosial ekonomi)
Task untuk Tes Praktik, diperlukan penyusunan rubrik penilaian, rubrik tersebut
harus memenuhi syarat sbb:
Rubrik dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid).
Rubrik sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diamati (observasi).
Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diukur.
Rubrik dapat memetakan kemampuan peserta didik.
Rubrik menilai aspek-aspek penting pada proyek peserta didik.

6. Penilaian Proyek
Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap
tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu
tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh
peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,
pengolahan, analisis, dan penyajian data. Dengan demikian, penilaian proyek
bersentuhan dengan aspek pemahaman, mengaplikasikan, penyelidikan, dan
lain-lain.
Selama mengerjakan sebuah proyek pembelajaran, peserta didik memperoleh
kesempatan untuk mengaplikasikan sikap, keterampilan, dan pengetahuannya.
Karena itu, pada setiap penilaian proyek, setidaknya ada tiga hal yang
memerlukan perhatian khusus dari guru.
Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan
mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas
informasi yang diperoleh, dan menulis laporan.
Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik.
Orisinalitas atas keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau
dihasilkan oleh peserta didik.
Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, danproduk proyek.
Dalam kaitan ini serial kegiatan yang harus dilakukan oleh guru meliputi
penyusunan rancangan dan instrumen penilaian, pengumpulan data, analisis
data, dan penyiapkan laporan. Penilaian proyek dapat menggunakan instrumen

27
daftar cek, skala penilaian, atau narasi. Laporan penilaian dapat dituangkan
dalam bentuk poster atau tertulis.
Produk akhir dari sebuah proyek sangat mungkin memerlukan penilaian khusus.
Penilaian produk dari sebuah proyek dimaksudkan untuk menilai kualitas dan
bentuk hasil akhir secara holistik dan analitik. Penilaian produk dimaksud
meliputi penilaian atas kemampuan peserta didik menghasilkan produk.
Penilaian secara analitik merujuk pada semua kriteria yang harus dipenuhi
untuk menghasilkan produk tertentu. Penilaian secara holistik merujuk pada
apresiasi atau kesan secara keseluruhan atas produk yang dihasilkan.
7. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang
menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata.
Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara
perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta
didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi.
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada
kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik
dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta
didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai),
atau informasi lain yang releban dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
yang dituntut oleh topik atau mata pelajaran tertentu.Fokus penilaian portofolio
adalahkumpulan karya peserta didik secara individu atau kelompok pada satu
periode pembelajaran tertentu. Penilaian terutama dilakukan oleh guru, meski
dapat juga oleh peserta didik sendiri.
Memalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau
kemajuan belajar peserta didik. Misalnya, hasil karya mereka dalam menyusun
atau membuat karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan,
resensi buku/ literatur, laporan penelitian, sinopsis, dan lain-lain. Atas dasar
penilaian itu, guru dan/atau peserta didik dapat melakukan perbaikan sesuai
dengan tuntutan pembelajaran.
Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah seperti
berikut ini.
Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.
Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan
dibuat.

28
Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah
bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran.
Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang
sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya.
Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.
Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama
dokumen portofolio yang dihasilkan.
Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian
portofolio.

29
BAB III
ANALISIS KOMPETENSI

A. Prosedur Analisis

Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian kompetensi yang


dirumuskan dalam standar kompetensi lulusan, komptensi inti dan kompetensi
dasar. Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru dalam menyiapkan
pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi itu. Dari analisis
itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan
penilaian yang diperlukan.
Standar kompetensi lulusan adalah muara utama pencapaian yang dituju semua
mata pelajaran pada jenjang tertentu. Sedangkan kompetensi inti adalah pijakan
pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat kompetensi
tertentu. Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran tersaji dalam
rumusan kompetensi dasar.
Rumusan standar kompetensi lulusan seperti yang tercantum pada Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 untuk tingkat SMA adalah
sebagai berikut.

Dimensi Kualifikasi Kemampuan

Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,


berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,dan
metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi,seni, dan
budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan
kejadian.
Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif
dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari
yang dipelajari di sekolah secara mandiri.

Kompetensi inti tingkat SMA terdiri atas dua tingkatan, yaitu tingkat kompetensi ke

30
lima yang mencakup kelas X dan kelas XI, dan tingkat kompetensi ke enam untuk
kelas XII. Rumusan kompetensi yang relevan bagi kelas X sesuai Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi adalah
sebagai berikut.
Kompetensi Deskripsi Kompetensi
Sikap Spiritual 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
Sikap Sosial 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia
Pengetahuan 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
Keterampilan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara
efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda
sesuai dengan kaidah keilmuan

Hubungan empat kompetensi inti dalam lingkup standar kompetensi lulusan adalah
sebagai berikut.

31
Prosedur analisis kompetensi inti (KI) dilakukan dengan langkah sebagai berikut
1. Melakukan linierisasi komptensi dasar dari KI 3 dan KI 4 sesuai materi pokok.
2. Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 3 dan materi pokok (silabus) menjadi materi
pembelajaarn yang terdiri atas: fakta, konsep, prinsip, dan prosedur
3. Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 4 menjadi indicator keterampilan yang terkait
dengan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Tahapan penyusunan indikator dari tingkat
yang terendah sampai tertinggi, yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar,
menyaji, dan mencipta.
4. Mengembangkan alternatif pembelajaran mulai dari mengamati, menanya, mencoba,
mengasosiasi, dan mengomunikasikan yang diperlukan untuk mengembangkan sikap sosial
dan sikap religius.
5. Menyusun indikator sikap dari KI 2 dan KI 1 yang relevan
6. Merancang penilaian yang diperlukan

32
Prosedur analisis dapat diilustrasikan dengan diagram berikut ini.

Materi Pokok Penillaian


(Silabus) (Silabus)

Alternatif
Kegiatan Indikator Lulusan yang :
Materi Pembelajaran: Sikap,
Mengamati, Cerdas,
Pembelajaran Pengethuan,
Menanya, Kreatif,
Fakta, Konsep, dan
Mencoba, Produktif, dan
Prinsip, dan Mengasosiasi, Keterampilan
Prosedur untuk Bertanggung
dan
Mengomunikasi Penilaian jawab
kan

Pembelajaran
(Silabus)

1. Mengembangkan Materi pembelajaran


Pengembangan materi pembelajaran merujuk pada materi pokok dalam silabus
dan kompetensi dasar yang termuat dalam kompetensi inti ke tiga
(pengetahuan).Dalam penjabaran materi pembelajaran tetap diperlukan untuk
melihat linierisasi dengan kompetensi inti ke empat (keterampilan).
Hasil pengembangan materi pembelajaran dikelompokan dalam empat kategori,
yaitu:
1) Fakta, yaitu kejadian atau peristiwa yang dapat dilihat, didengar, dibaca,
disentuh, atau diamati
2) Konsep, merupakan ide yang mempersatukan fakta-fakta atau dengan kata
lain konsep merupakan suatu penghubung antara fakta-fakta yang saling
berhubungan. Contoh konsep tentang zat cair (kelompok benda-benda
seperti air, minyak, alkohol, bensin, dan spirtus) adalah zat yang mempunyai
ciri-ciri bentuk selalu berubah sesuai bentuk wadah/tempat yang
ditempatinya, volume dan beratnya selalu tetap, dapat mengalir dari
tempat yang tinggi menuju ke tempat yang lebih rendah, tidak dapat
dimampatkan. Konsep adalah kristalisasi dari fakta yang telah didefinisikan.
3) Prinsip, merupakan generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsep
yang berkaitan Prinsip IPA bersifat analitik, sebab merupakan generalisasi
induktif yang ditarik dari berapa contoh. Contoh yang merupakan prinsip
adalah air jika dipanaskan akan menguap. Prinsip yang menghubungkan
33
adalah konsep air, konsep panas, dan konsep penguapan. Termasuk ke
dalam kategori prinsip adalah hukum, teori, dan azas.
4) Prosedur, merupakan sederetan langkah yang bertahap dan sistematis dalam
menerapkan prinsip. Langkah prosedural merupakan bagian dari kompetensi
pada aspek keterampilan. Pada mata pelajaran fisika, langkap kerja ilmiah
merupakan bagian tidak terpisahkan pada setiap materi pokok.
2. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dikembangkan dengan pendekatan saintifik yaitu :
mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan
3. Mengamati adalah kegiatan yang dilakukan dengan memaksimalkan pancaindra dengan
cara melihat, mendengar, membaca, menyentuh, atau menyimak. Yang diamati adalah
materi yang berbentuk fakta, yaitu fenomena atau peristiwa dalam bentuk gambar,
video, rekaman suara, atau fakta langsung yang bias disentuh, dilihat, dan sebagaainya
4. Menanya adalah proses mengkonstruksi pengetahuan berupa konsep, prinsip dan
prosedur melalui diskusi kelompok atau diskusi kelas
5. Mencoba
6. Mengasosiasi
7. Mengomunikasikan
8. Alternatif penilaian (Penilaian Autentik)
1) Aspek pengetahuan melalui tes dan non tes
2) Aspek keterampilan melalui observasi kinerja dan portofolio produk
3) Aspek sikap melalui pengamatan

B. Hasil Analisis Kompetensi


1. Hasil Linierisasi Kompetensi Dasar Sosiologi Kelas XI
Materi Pokok
Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4)
(Dalam Silabus)
3.1 Memahami tinjauan 3.1 Memahami tinjauan 5.Pembentuk
Sosiologi dalam Sosiologi dalam an
mengkaji mengkaji kelompok
pengelompokkan pengelompokkan sosial
sosial dalam sosial dalam
masyarakat masyarakat

3.2 Mengidentifikasi 4.2 Melakukan kajian, 6.Permasala


berbagai pengamatan dan
han sosial
permasalahan sosial diskusi mengenai

34
yang muncul dalam permasalahan dalam
masyarakat sosial yang muncul
masyarakat
di masyarakat

3.3 Memahami 4.3 Merumuskan 7.Perbedaan,


penerapan prinsip- strategi dalam
kesetaraan
prinsip kesetaraan menciptakan
dalam menyikapi kehidupan yang dan
keberagaman untuk harmonis dalam
harmoni
menciptakan masyarakat
kehidupan harmonis berdasar prinsip- sosial
dalam masyarakat prinsip kesetaraan

3.4 Menganalisis 4.4 Melakukan kajian, 8.Konflik,


potensi-potensi pengamatan dan kekerasan,
terjadinya konflik diskusi tentang dan upaya
dan kekerasan konflik dan penyelesaia
dalam kehidupan kekerasan serta nnya
masyarakat yang upaya
beragam serta penyelesaiannya
penyelesaiannya

3.5 Menerapkan metode 4.5Merancang, 4. Integrasi


penelitian sosial melaksanakan dan dan
berorientasi pada menyusun laporan reintegrasi
pemecahan masalah penelitian sosial sosial
berkaitan dengan berorientasi pada sebagai
konflik, kekerasan pemecahan upaya
dan penyelesaiannya masalah berkaitan pemecahan
dengan konflik, masalah
kekerasan dan konflik dan
penyelesaiannya kekerasan
serta
mengkomunikasika
nnya dalam bentuk
tulisan, lisan dan
audio-visual

35
36
Hasil Analisis Kompetensi Dasar Sosiologi Kelas XI

Analisis Kompetensi Dasar

Mata Pelajaran : Sosiologi


Kelas : XI
Kompetesi Inti :
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan

37
SEMESTER 1

Semester 1
Kompetensi Dasar Materi Materi Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Keterampilan
Pokok Pembelajaran
Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian

1.1 Memperdalam
nilai agama
yang dianutnya
dan menghargai
keberagaman
agama dengan
menjunjung
tinggi
keharmonisan.d
alam kehidupan
bermasyarakat
1.2 Menumbuhk
an kesadaran
individu
untuk
memiliki
tanggung
jawab publik
dalam ranah
perbedaan
social

38
SEMESTER 1

1.3 Menunjukka
n sikap
toleransi dan
empati sosial
terhadap
perbedaan
social

39
SEMESTER 1

3.1Memahami Pembentu Fakta MENGAMATI Menujukka Observasi 1.Menjelask 1.Tugas : 1.Menyim Performanc
tinjauan Type kelompok 1.Mengamati tayangan n sikap Aspek : an Hasil PR pulkan e hasil
kan pengertia diskusi
Sosiologi kelompok sosial gambar tentang bentuk jujur,disip 1.jujur pengertian 2.Membuat
dalam n
social Konsep kelompok sosial lin 2.disiplin kelompok kesimpulan aspek:
kelompok
mengkaji Pengertian 2.Membaca buku teks tanggungj 3.t jawab sosial dan tentang sosial
pengelompokk kelompok mengenai pendapat awab 4.peduli pendapat pendapat dari para a.Penguasaa
an sosial sosial berbagai ahli mengenai peduli,tole 5.proaktif para ahli para ahli n
ahli
dalam Syarat dan ciri 2.Menyim
pengertiankelompok ransi,santu 2.Menjelask substansi
masyarakat klp sosial oleh sosial n proaktif an Type pulkan materi
4.1Melakukan para ahli 3.Membaca buku tek yang dan kelompok type b.kejelasan
kajian, Dimensi kelompok
berhubungan dengan responsif sosial bahasan
pengamatan hubungan antar sosial
type kelompok sosial 3.Menjelask 2.melengka berdasar c.tehknik

40
SEMESTER 1

dan diskusi kelompok sosial 4.Membaca buku tek an pi tentang kan lima bertanya
tentang Pola hubungan tentang dimensi Dimensi type klsifikasi d.teknik
pengelompokk klp sosial hubungan antar kelompok kelompok menjawb
3.Menyim
an sosial Dinamika kelompok sosial sosial sosial
pulkan
dengan kelompok sosial 5.Mengamati berbagai 4.Menjelask berdasarka dimensi
menggunakan di indonesia dinamika kelompok an dimensi n lima hubunga
tinjauan sosial dalam hubungan klsifikasi n antar
Sosiologi masyarakat anatar kelompok
MENANYA kelompok
1.Menanyakan tentang sosial Aspek
4.Menyim
pengertian kelompok 5.Menjelask 1.kelengka
pulkan
sosial dan menurut an pan tentag
para ahli Dinamika 2.kesesuaia dinamika
2.Menanyakan tentang kelompok n kelompok
type kelompok sosial sosial substansi/ sosial
3.Menanyakan tentang isi
salah satu dimensi 3.kedalma
hubungan antar n
kelompok sosial pembahasa
4.Menayakan tentang n
dinamika keompok
sosial
MENCOBA/MENGUMPUL
KAN INFORMASI
5.Membaca atau
menggali informasi dari
sumber lain ( buku Tes
penujang,media Ulangan
massa,lingkungan Harian essy
sosial)tentang
pengertian kelompok
sosial
2.Membaca buku teks

41
SEMESTER 1

atau menggali
informasi dari sumber
lain (buku
penujang,media massa,
lingkungan sosial
)tentang type
kelompok sosial
2.Membaca buku teks
atau menggali
informasi dari sumber
lain (buku
penujang,media massa,
lingkungan sosial
)tentang dimensi
hubungan antar
kelompok sosial
2.Membaca buku tek atau
menggali informasi dari
sumber lain (buku
penujang,media massa,
lingkungan sosial
)tentang
dinamika kelompok
sosial
MENGASOSIASI
1.Diskusi tentang
pengertian kelompok
sosial dan pendapat
para ahli
2.Diskusi tentang type
kelompok sosial
3.Diskusi tentang
hubungan antar

42
SEMESTER 1

kelompok sosial
4.Diskusi tentang
dinamika kelompok
sosial
MENGKOMONIKASIKAN
1.Mempresentasikan hasil
diskusi kelompok
2.Menyususn laporan
mengenai hasil diskusi
kelompok

permasala Fakta Mengamati Menujukka Observasi 1.Menjelask Tugas


3.2Mengidentifikas Menyimpu Laporan
i berbagai han social 1. Kemiskinan 1.mendengar tentang n sikap Aspek : an Mencari lkan telaah
permasalahan dalam sebagai konsep permasalahan jujur,disip Jujur,disi pengertian contoh- pengertia pustaka
sosial yang masyarak masalah sosial sosial lin plin,tangg Permasalaha contoh n dan hasil
muncul dalam at 3.Kriminalitas 2.Membaca buku teks tanggungj ungjawab, n sosial gambar permasala diskusi
han sosial
masyarakat sebagai mengenai pendapat awab peduli dan 2.meyimpul yang
masalah sosial para ahli tentang peduli,tole proaktif,d kan berhugann Menyimpu Peresentasi
4.2 Melakukan 4.Kesenjangan pengertian Permasalah ransi,santu isiplin,res pendapat dengan lkan hasil
kajian, sosial ekonomi sosial n proaktif ponsif para ahli permasalah pendapat diskusi
pengamatan sebagai 3.menayangkan contoh dan 3.membuat
- an sosial pra ahli kelompok
dan diskusi masalah sosial gambar tentang responsif kesimpula tentang Aspek:pen
mengenai pengertia
5. Ketidakadilan permasalahan n dari guasaan
permasalahan n
sebagai Sosial berupa masalah Hasil survey Tugas permasala materi,
sosial yang masalah sosial kemiskinan tentang Menyusun kejelasam
han sosial
muncul di ,kriminalitas,kesenjang permasala laporan bahasa,,
masyarakat Konsep an ekonomi dan h sosial di hasil Melaporka dan
6.Teori tentang ketidakadilan dan masyaraka survey n hasil tehknik
masalah sosial kriminalitas t meliputi survey bertanya
7.Pengertian Menanya 4.Berilah aspek: Menjawab
masalah sosial 1.Menanyakan tentang pendapat kejelasan
dan pendapat pengertian tentang tulisan,kes

43
SEMESTER 1

para ahli permasalahan sosial teori yang esuaian Meyimpulk


dan pendapat para ahli paling materi dan an
2.Menanyakan tentang tepat kedalaman tentang
teori
masalah pembahasa
permasala
kemiskinan,kesenjanga n. han sosial.
n
ekonomi,kriminalitas,k
etidakadilan dari
gambar yang
ditayangkan
Mencoba
1.Menggali informasi lain
dari berbagai media
tentang pengertian
Permasalah sosial dan
pendapat para ahli.
2. Menggali informasi
berupa gambar/Vidio
yang berhubungan
dengan permaslahan
sosial
ekonomi,kriminalitas,k
emiskinan dan
ketidkadilan. Yang
ditayangkan
3.Melakukan survey di
masyarakat setempat
tentang
(kemiskinan,kriminalita
s,kesenjangan
ekonomi,
ketidakadilan,melalui
observasi ,wawancara

44
SEMESTER 1

Mengasosiasi
1.Mendiskusikan tentang
pengertian
permasalahan sosial
dan pendapat para ahli
2. Mendiskusikan tentang
masalah sosial :
Kemiskian,kesenjangan
ekonomi,krimialitas,da
n ketidakadilan
darisudut pandang
pengetahuan sosiologi
yang berorientasi
pemecahan masalah
yang menumbuhkan
sikap religiositas dan
etika sosial
3.Menginterpretasi data
hasil survey tersebut
dikaitkan dengan
konsep keragaman
kelompok sosial.
Mengkomonikasikan
1.Mempresentasikan hasil
diskusi/survey tentang
permasalah sosial dan
pemecahannya sesuai
hasil pengamatan.
kelas/kelompok
2.Menyususun laporan
tentag hasil diskusi

45
SEMESTER 1

1. d
Menyimpu
3.3 Memahami Perbedaa Fakta Mengamati Menujukka Observasi 1.Menjelask Tugas 1 Laporan
lkan
penerapan n 1. Bentuk 1.Melihat tanyangan n sikap Aspek : an Menyusun pengertia hasil
prinsip-prinsip kesetaraa struktur sosial gambar/vidio tentang jujur,disip 1.jujur pengertian laporan n struktur diskusi
kesetaraan dan Konsep struktur sosial masy lin 2.disiplin struktur hasil sosial
dalam haarmoni 2.Ciri struktur 2. mengamati presentasi tanggungj 3.t jawab sosial diskusi Kemampuan
menyikapi sasi social sosial tayangan gambar awab 4.peduli 2.Menjelask meliputi Menyimulk menjawa
keberagaman 3. fungsi struktur menanyakan peduli,tole 5.proaktif an aspek : an b
untuk ciri,fungsi
sosial menyakan tentang ransi,santu ciri,fungsi kejelasan pertanya
menciptakan dan
4. .Pengertian tayangan tayangan n proaktif dan bntuk tulisan,kes bentuk an
kehidupan struktur sosial gambar tersebut dan struktur esuian struktur
harmonis ciri,fungsi,bentuk struktur responsif sosial laporan sosial Laporan
dalam sosial dalam masyarakat diskusi dg hasil
masyarakat Mencoba pokok Melaporka telaah
4.3 Merumuskan 1.menggali informasi dari bahasan n hasil buku
strategi dalam presentasi
sumber lain tentang dan
menciptakan
pengertian struktur kedalaman peresentasi
kehidupan
sosial pembahasa hasil diskusi
yang harmonis
2. membaca buku teks n
dalam
dan sumber lain yang
masyarakat
berdasar berbungan dengan
prinsip-prinsip ciri,fungsi dan bentuk
kesetaraan struktur sosial dan
memberi contoh bentuk
struktur sosial masy

Mengasosiasi
1.Mendiskusikan tentang
pengertian struktur
sosial,ciri,fungsi dan
bentuk struktur sosial

46
SEMESTER 1

Mengkomonikasikan
1.Mempresentasikan hasil
diskusi kelas/kelompok
2. Menyusun laporan hasil
diskusi
Menujukka Observasi 1.Menjelask Tugas 1 Menyimpu Kemampuan
Konsep Mengamati n sikap Aspek : an Menyusun kan benjawa
5.Pengertian 1.Melihat tayangan jujur,disip 1.jujur pengertian laporan pengertia b,
diferensisai gambar/vidio tentang lin 2.disiplin diferensias hasil n Peresentasi
sosial diferensiasi sosial tanggungj 3.t jawab i sosial diskusi diferensia hasil
fakta Menanya si
awab 4.peduli 2.Meberi meliputi diskusi
1.bertanya tentang
6.Bentuk peduli,tole 5.proaktif contoh aspek : Menyimpu Mencakup:
pengertian diferensiasi,
diferensiasi dan bentuknya. ransi,santu bentuk kejelasan lkan Penguasaan
sosial Mencoba n proaktif diferensias tulisan,kes bentuk- materi,k
1.menggali informasi dari dan i sosial esuian bentuk emampu
sumber lain tentang responsif laporan diferensia an
diskusi dg si di menjawa
diferensiasi sosial dan
masyaraka
memberi contoh pokok b
t
bentuknya dalam bahasan pertanya
masyarakat. Dan Presentasi aan,dan
Mengasosiasi kedalaman hasil berargu
1.Mendiskusikan tentang pembahasa diskusi men
diferensiasi dan bentuk- n
bentuknya. Kemampuan
Mengkomonikasikan berargue
1.Mempresentasikan hasil ntasi
diskusi
2.Menyusun hasil diskusi
kelompok
Menujukka Observasi 1.Menjelask Tugas 1 Menyimpu Kemampuan
lkan
Fakta Mengamati n sikap Aspek : an Menyusun benjawa
pengertia
1.Faktor 1.Melihat tayangan jujur,disip 1.jujur pegertian laporan n b,
penyebab vidio/gambar tentang lin 2.disiplin strtifikasi hasil stratifikasi Peresentasi

47
SEMESTER 1

stratifikasi stratifikasi sosial tanggungj 3.t jawab sosial diskusi Sosial hasil
2.Sistem 2. Membaca buku dan awab 4.peduli 2.Menjelask meliputi diskusi
stratifikasi sumber lain tentang peduli,tole 5.proaktif an alasan aspek : Menyimpu Mencakup:
sosial di lkan
stratifikasi sosial ransi,santu faktor kejelasan Penguasaan
faktor
indonesia Menanya n proaktif penyebab tulisan,kes materi,k
penyebab
Konsep 1.menayakan tentang dan stratifikasi esuian stratifikasi emampu
7.Pengertian pengertian,faktor responsif sosial laporan an
satratifikasi penyebab,dasar,fungsi 3.Menjelask diskusi dg Menyimpu menjawa
sosial dan sistem stratifikasi an alasan pokok lkan dasar b
8. Dasar serta konsekuensinya dasar bahasan ,fungsi pertanya
stratifikasi stratifikasi
sosial stratifikasi dan aan,dan
sosial Mencoba sosial kedalaman berargu
Membedak
10.Sipat 1. membaca buku teks 4.Menujukk pembahasa an mentasi
stratifikasi tentang faktor an contoh n stratifikasi
sosial Penyebab,dasar,fungsi gambar di Kemampuan
11.Fungsi dan sistem stratifikasi sipat indonesia berargue
stratifikasi sosial di indonesia dan stratifikasi ntasi
sosial meaporka
konsekuensinya serta sosial
n hasil
12. Konsekuensi meberi contoh akibat 5.Menjelask diskusi
stratifikasi yang ditimbulkannya. an fungsi
sosial Mengasosiasi stratifikasi
1. Mendikusikan sosial
tentang faktor 6.Menjelask
penyebab,dasar,fungsi an salah
dan sistem stratifikasi satu
sosial di indonesia dan perbedaan
konsekuensinya. sisitem
Mengkomonikasikan stratifikasi
1.Mempresentasikan hasil sosial yang
diskusi kelompok ada di
Dan menyusun hasil indonesia
diskusi kelompok.
7.Menjelask
an alasan

48
SEMESTER 1

konsekuen
si dari
stratifikasi
sosial

Konsep Mengamati Menujukka Observasi 1.Menjelask Tugas: Membedak Kemampuan


13. Kesetaraan 1.Mengamati perbedaan n sikap Aspek : an menemuka an benjawa
sosial dan keragaman sosial jujur,disip 1.jujur pengertian an strategi kesetaraa b,
14.Harmoni sosial yang ada di lin 2.disiplin kesetaraa dalam n dengan Peresentasi
harmoni
15.Kesetaraan masyarakat tanggungj 3.t jawab n menciptaka hasil
sosial
dan harmoni Menanya awab 4.peduli 2.Menjelask n diskusi
sosial dalam 1.menanya tentang peduli,tole 5.proaktif an kehidupan Mencakup:
masyarakat kesetaraan,harmoni ransi,santu pengertian masyarakat Menyimpu Penguasaan
multikultural sosial dan faktor yang n proaktif harmoni yang lkan materi,k
17.Faktor yang mempengaruhi dan sosial harmonis dinamika emampu
mempengaruhi masyarakat responsif 3.Menjelask sosial an
danfaktor
perlunya masy mutikultural serta an menjawa
yang
multikultural usaha pemecahannya pengertian Tes: mempeng b
18. Manfaat masy untuk mewujutkan dinamika Melakukan aruhinya pertanya
multikultural masyarakat yang masyarakt tes untuk masyaraka aan,dan
harmonis. indonesia mengetahu t berargu
4.Menjelask i multikultu men
ral
Mencoba an faktor- pemahama
1.melakukan interviu faktor n siswa Menyimpu Kemampuan
atau mengisi kuisner yang terhadap lkan berargu
mengenain sikap mempeng penerapan pengertia mentasi
terhadap perbedaan aruhi perinsip n
sosial di masyarakat masy kesetaraan masyaraka Proyek :
dan solusinya multikultu dalam t Merencanak
multikultu
berdasarkan ral menciptaka an,melak
ral
kesetaraan untuk 5.Menjelask n sanakan
menciptakan an mayarakat dan

49
SEMESTER 1

membut
keharmonisan manfaat yang Peresenta laporan
Mengasosiasikan masy harmonis si hasil dan
diskusi
1.Menganalisis hasil multikultu memper
interviu atau kuisner ral esentasik
mengenai sikap Proyek : annya
terhadap perbedaan Merencana
sosial di masyarakat kan
untuk menciptakan ,melaksana
kehidupan yang ka dan
harmonis membuat
2. Merumuskan langkah- laporan
langkah dan strategi serta
untuk menciptakan mempresen
kehidupan sosial yang tasikan
harmonis di hasil
masyarakat
berdasarkan hasil
analisis
Mengkomonikasikan
1.Mempresentasikan hasil
diskusi tentang
langkah-
langkah/strategi
untuk menciptakan
kehidupan sosial yang
harmonis di
masyarakat
2.Merumuskan hasil
diskusi untuk
dijadikan bahan
pembelajaran
bersama dalam

50
SEMESTER 1

menyikapi dan
menghormati
perbedaan sosial dan
tanggungjawab sosial
dalam mendorong
kehidupa masyarakat
yang harmonis
berdasar perinsip
kesetaraan sebagai
warga negara
.3.4 Menganalisis Konflik,ke Menyimpu
Fakta Mengamati Menujukka Observasi 1.Menjelask Tes: kemampuan
potensi- kerasan lkan
1. Bentuk konflik 1. Mengamati tayangan n ukkan Aspek : an Melakukan pengertia benjawa
potensi dan gambar/vidio tentang sikap 1.jujur pengertian tes untuk b,
n konflik
terjadinya upaya Kossep konflik dan kekerasan jujur,disip 2.disiplin konflik mengetahu sosial Peresentasi
konflik dan pemyelesa 2. .Dampak Menanya lin 3.t jawab sosial i hasil
kekerasan iannya Menyimpu
konflik 1.Menayakan tentang tanggungj 4.peduli 2.Menjelska pemahama diskusi
dalam 3.Pengertian bentuk,dampak, dan cara awab 5.proaktif n faktor n siswa lkan Mencakup:
kehidupan faktor
konflik pengendalian konflik peduli,tole penyebab Terhdap Penguasaan
masyarakat penyebab
/kekerasan dalam masyarakat untuk ransi,santu konflik masalah konflik materi,k
yang beragam
mencapai perdamaian n proaktif sosial konflik dan sosial,dam emampu
serta
kekerasa. paknya an
penyelesaiann
4.Cara Mengkomonikasikan dan 3.Mmeberi menjawa
ya Membedak
pengedalian 1.Mempresentasikann responsif contoh b
an konflik
konflik dan hasil diskusi tentang bentuk- Membuat pertanya
dengan
kekerasan upaya penyelesaian bentuk kesimpulan keerasan aan,dan
konflik dan kekerasan di konflik tentang berargu
1.Faktor masyarakat. sosial timbulnya men
penyebab konflik Serta merumuskan hasil 4.Menjelask konflik dan
2. Teori tentang diskusi untuk dijadikan an dampak kekerasan Kemampuan
kekerasan bahan pembelajaran konflik Dan berargue
dengan menggunakan sosial solusinya ntasi
cara cara damai tanpa 5.Menjelask
kekerasan. an

51
SEMESTER 1

4.4 Melakukan perbedaan


kajian, anatar
pengamatan konflik Sikap Menyimpu
lkan cara
dan diskusi dengan Menilai
pengendal
tentang konflik kekerasan tanggapan iannya
dan kekerasan 6.Menjelask dan dan faktor
serta upaya an cara pandangan penyebab
penyelesaiann pengendal siswa bnya
ya ian konflik terhadap
dan pentingnya Menyimpu
lkan
kekerasan penyelesai
tentang
7.Menjelask an konflik reori
an faktor dan konflik
penyebab kekerasan sosial
konflik dalam
8.Memberi masyarakat
alasan Peresenta
si hasil
tentang
diskusi
teori
konflik
yang
paling
tepat
3.5 Menerapkan Integrasi Menyimpu
metode dan Pengertian Mengamati Menujukka Observasi 1.Menjelask Tes lkan Kemampuan
penelitian reintegras integrasi sosial 1.Mengamati dan n sikap Aspek : an Melakukan pengertia benjawa
sosial i social 2.Bentuk mendiskusikan upaya jujur,disip 1.jujur pengertian tes untuk n integrasi b,
berorientasi sebagai integrasi integrasi dan reintegrasi lin 2.disiplin integrasi mengetahu sosial dan Peresentasi
pada upaya 3.Faktor sosial untuk tanggungj 3.t jawab sosial i bentuknya hasil
pemecahan pemecaha pendorong mewuujudkan perdamaian awab 4.peduli 2.Membedak pemahama diskusi
masalah n 4.Pengertian dan kehidupan sosial yang peduli,tole 5.proaktif an bentuk an Mencakup:
berkaitan masalah reintegrasi harmonis di masyarakat ransi,santu integrasi siswaterha Penguasaan
dengan konflik Menanya n proaktif sosial dap materi,k

52
SEMESTER 1

konflik, dan 1.Mengembangkan sikap dan 3.Menjelask pentiingny Membedak emampu


kekerasan dan kekerasan kritis dan kepekaan responsif an faktor a integrasi an an
penyelesaiann terhdap konflik dan pendorong dan integrasi menjawa
dengan
ya kekerasan yang terjadi di integrasi reintegrasi b
reintegras
masyarakat untuk sosial sosial i sosial pertanya
4.5Merancang, menemukan faktor 4.Menjelask aan,dan
melaksanakan pendorong dan an Melaporka berargu
dan menyusun penghambat tercapainya perbedaan Tugas n hasil men
laporan integrasi dan reintegrasi integrasi Mengumpul penelitaia
penelitian sosial. dengan kan n Kemampuan
sosial Presentasi
Mencoba reintegrasi data,meng berargue
berorientasi hasil
1.Merancang penelitian olah dan diskusi ntasi
pada sosial dengan melaporka
pemecahan menggunakan metode n hasil
masalah pemetaan berkaitan analisis Proyek
berkaitan dengan upaya integrasi tentang Merencanak
dengan dan reintegrasi sosial kasus an,melak
konflik,
sebagai upaya mengenai sanakan,
kekerasan dan
penyelesaian konflik konflik dan dan
penyelesaiann
dan mewujutkan upaya membua
ya serta
perdamaian dan penyelesai t laporan
mengkomunik
kehidupan masyarakat annya. dan
asikannya
dalam bentuk yang harmonis melalui memper
tulisan, lisan langkah esentasik
dan audio- identifikasi,kebutuhan,an annya
visual alisis kepentingan dan
pemecahan masalah
dengan mengajukan
rekomendasi
Mengkomonikasikan
1.Mengolah data,
menganalisis dan
meyimpulkan hasil

53
SEMESTER 1

pemetaan tentang upaya


integrasi dan reintegrasi
sosial sebagai upaya
mewujudkan perdamaian
dan kehidupan yang
harmonis

Mengkomonikasikan
1.Menyajikan hasil
pemetaan tentang upaya
integrasi dan reintegrasi
sosial sebagai upaya
penyelesaian konflik dan
mewujutan perdamaian
dllam kehidupan sosial
yang harmonis di
masyarakat dalam
berbagai bentuk seperti:
TULISAN/ARTIKEL,FOTO,/
GAMBAR,TABEL,GRAFIK
DAN AUDIO VISUAL
Serta merumuskan hasil
diskusi untuk dijadikan
bahan pebelajaran
bersama dan
menumbuhkan sikap
serta tanggungjawab
bersama dalam
melakukan integrasi dan
reintegrasi sosial untuk
mewujudkan kehidupan
yang damai di
masyarakat.

54
SEMESTER 1

2. m

55
SEMESTER 1

56
SEMESTER 1

BAB IV

PENUTUP

Efektifitas pembelajaran merupakana indikator keberhasilan belajar, artinya bahwa


semakin efektifitasnya tinggi dalam kegiatan pembelajaran maka hasil belajar semakin
berkualitas dan sebaliknya semakin tidak efektifnya pembelajaran maka berdampak
hasil belajar yang tidak optimal.

Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu proses


pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Proses pembelajaran
langsung adalah proses pendidikan di mana peserta didik mengembangkan pengetahuan,
kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan
sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan
pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung peserta didik melakukan kegiatan belajar
dengan pendekatan saintifik yaitu melalui mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan mengkomunikasikan apa yang sudah
ditemukannya dalam kegiatan analisis. Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi
guru dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga
kompetensi itu. Dari analisis itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan
Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama proses
pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran
tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap. Baik pembelajaran
langsung maupun pembelajaran tidak langsung terjadi secara terintegrasi dan tidak
terpisah. Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD
yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Keduanya, dikembangkan secara bersamaan
dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada
KI-1 dan KI-2. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pembelajaran yang
menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-1 dan KI-2.

Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan rencana pelaksanaan


pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun
kelompok yang mengacu pada Silabus.

57
SEMESTER 1

Dalam hal ini, strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya
seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013 agar KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4
dapat tercapai secara terintegrasi.

Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran


saintifik serta melakukan penilaiain autentik menggunakan silabus sebagai acuan, perlu
penjabaran operasional antara lain dalam mengembangkan materi pembelajaran yang
memuat fakta, konsep, prinsip dan prosedur. Selanjutnya mengembangkan langkah
alternatif pembelajaran serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik.
Sedangkan Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan
pendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil belajar dengan pendekatan autentik.

58
SEMESTER 1

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Le.W. dan Kreathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy For Learning, Teaching, And
Assesssing: A Revision of Bloom,s Taxonomy of Educational Objectives. New
York. Longman.
Bruner, J. (1996). The Culture of Education. Cambridge, MA: Harvard University Press.
Harding, S. (1998). Is Science Multicultural? Postcolonialisms, Feminisms, and
Epistemologies. Bloomington: Indiana University Press.
Calabrese Barton, A. (1998). Reframing science for all through the politics of poverty.
Educational Policy, 12, 525-541.
http://www.ase.org.uk/documents/principles-and-big-ideas-of-science-education
Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2013 tentang perubahan atas PP No. 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional pendidikan (Lembar Negara RI Tahun 2013 No.71,
Tambahan Lembar Negara)
Permendikbud No.54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar
dan Menengah;
Permendikbud No.64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang Standar proses Pendidkan Dasar dan
Menengah.
Permendikbud No.66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Permendikbud No.69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.
UU No 20 tahun 2003 tentang Sisten Pendidikan Nasional (lembar Negara RI tahun 2003
No. 78, Tambahan lembar Negara RI No. 4301),
Young, Jolee. And Elaine Chapman (2010). Generic Competency Frameworks: a Brief
Historical Overview. Education Research and Perspectives, Vol.37. No.1. The
University of Western Australia.

59
SEMESTER 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Sosiologi


Kelas/Semester : X/1
Peminatan : Ilmu ilmu Sosial
Materi Pokok : Fungsi Sosiologi
Alokasi Waktu : 3 x 3 JP

Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar dan Indikator

1.1 Memperdalam nilai agama yang dianutnya dan menghormati agama lain
2.1 Mensyukuri keberadaan diri dan keberagaman sosial sebagai anugerah Tuhan Yan
Maha Kuasa
2.2 Merespon secara positif berbagai gejala sosial di lingkungan sekitar
3.1 Mendeskripsikan fungsi Sosiologi dalam mengkaji berbagai gejala sosial yang
terjadi di masyarakat
a) Menjelaskan pengertian Sosiologi
b) MenjelaskanFungsi Sosiologi
c) Menjelaskan Konsep dasar Sosiologi
d) Mendeskripsikan gejala sosial
e) Menjelaskan pengertian dan jenis-jenis gejala sosial

4.1 Melakukan kajian pustaka, diskusi dan menyimpulkan berbagai pendapat para
ahli tentang peran, fungsi dan konsep-konsep dasar Sosiologi
a) Menghubungkan berbagai teori Sosiologi
b) Menyimpulkan peran sosiologi menurut berbagai ahli
c) Menyimpulkan fungsi Sosiologi menurut berbagai ahli
60
SEMESTER 1

d) Menyimpulkan konsep dasar Sosiologi menurut berbagai ahli


e) Menyimpulkan pengertian dan jenis realitas/fakta sosial
f) Menyimpulkan gejala/fenomena sosial yang terjadi di masyarakat dalam tinjauan
Sosiologi

Tujuan Pembelajaran
Melalui proses mencari informasi, menanya, mengasosiasi, mengomunikasikan dan
berdiskusi peserta didik dapat:
Menjelaskan pengertian Sosiologi
Menjelaskan fungsi Sosiologi
Menjelaskankonsep dasar Sosiologi
Menjelaskangejala Sosial
Menjelaskan pengertian dan jenis-jenis gejala sosial
Menghubungkan berbagai teori Sosiologi
Menyimpulkan peran sosiologi menurut berbagai ahli
Menyimpulkan fungsi Sosiologi menurut berbagai ahli
Menyimpulkan konsep dasar Sosiologi menurut berbagai ahli
Menyimpulkan pengertian dan jenis realitas/fakta sosial
Menyimpulkan gejala/fenomena sosial yang terjadi di masyarakat dalam tinjauan Sosiologi

Materi Pembelajaran

1. Pengertian Sosiologi
2. Peran dan Fungsi Sosiologi
3. Konsep dasar sosiologi
4. Realitas Sosial
5. Macam-macam Realitas/fakta Sosial
6. Gejala/Fenomena Sosial Sosial

Pendekatan, Strategi dan Metode Pembelajaran


Pendekatan : Saintifik
Strategi : Pembelajaran Koperatif
Metode Pembelajaran : Kajian Pustaka, Diskusi, Presentasi

Media, Alat dan Sumber Pembelajaran


Media : LCD, Hand Out
Alat/bahan : Papan tulis, Spidol
Sumber Pembelajaran : Buku Sosiologi kelas X dan referensi lain
yang
relevan

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

61
SEMESTER 1

Pertemuan pertama
Rincian Kegiatan Waktu
Pendahuluan
Apersepsi (Guru bertanya apakah peserta didik sudah pernah
mendengar istilah Sosiologi ?
Orientasi (Guru menampilkan gambar yang berhubungan dengan
materi Sosiologi)
Motivasi (Memberi contoh tentang manfaat mempelajari Sosiologi) 20 menit
Pemberian Acuan :
(Garis besar materi tentang Pengertian dan Fungsi
Sosiologi)
Pembentukan Kelompok diskusi

Kegiatan Inti
Mengamati
Peserta didik menyimak pendapat para ahli tentang pengertian
Sosiologi
Peserta didik menyimak berbagai fungsi Sosiologi
Guru menilai keterampilan peserta didik mengamati
Menanya
Peserta didik mendikusikan dengan teman sebangku mengenai makna
gambar dan pengertian Sosiologi
Peserta didik mendiskusikan dengan teman sebangku mengenai
berbagai fungsi Sosiologi
Guru bertanya tentang makna gambar yang ditampilkan
Guru bertanya tentang pendapat para ahli tentang pengertian
Sosiologi yang terdapat pada buku teks
Guru bertanya tentang berbagai fungsi Sosiologi
Mencoba 100 menit
Peserta didik membaca buku teks yang berkaitan dengan pengertian
Sosiologi menurut berbagai ahli Sosiologi
Peserta didik membaca buku teks tentang berbagai fungsi Sosiologi
Mengasosiasi
Peserta didik dibagi dalam kelompok kecil, masing-masing terdiri atas
5 orang
Peserta didik dalam kelompok diminta mendiskusikan pendapat para
ahli mengenai pengertian Sosiologi
Peserta didik dalam kelompok diminta mendiskusikan berbagai fungsi
Sosiologi dalam memahami berbagai gejala sosial di masyarakat
Guru menilai sikap peserta didik dalam kerja kelompok dan
membimbing/menilai keterampilan menganalisis, menggunakan teori
, dan menyimpulkan data, serta menilai kemampuan peserta didik
memahami pengertian dan fungsi Sosiologi
peserta didik menyimpulkan hasil diskusi kelompok
62
SEMESTER 1

Rincian Kegiatan Waktu


Mengomunikasikan
Perwakilan dari kelompok menyampaikan hasil diskusi
Guru menilai kemampuan peserta didik berkomunikasi lisan
Penutup
Bersama peserta didik menyimpulkan materi mengenai pengertian
dan fungsi Sosiologi
15 menit
Memberikan tugas membuat resume hasil diskusi kelompok
Memberi Pekerjaan Rumah
Melaksanakan postes

Pertemuan Kedua
Rincian Kegiatan Waktu
Pendahuluan
Merefleksi hasil pretes dan postes pertemuan sebelumnya
Menagih dan mengingatkan pekerjaan rumah 20 menit
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Melaksanakan pretes tentang pengertian dan fungsi Sosiologi
Kegiatan Inti
Mengamati dan Menanya
Dua orang peserta didik dari kelompok berbeda diminta untuk
memaparkan hasil pengamatan terhadap gambar dan artikel mengenai
realitas/fakta sosial yang terjadi di masyarakat
Mencoba
Kelompok diminta untuk mendiskusikan pengertian realitas/fakta
sosial
Kelompok mencoba memilah jenis-jenis realitas/fakta sosial menurut
berbagai ahli
Setiap kelompok mencoba menganalisis salah satu contoh
realitas/fakta sosial yang terjadi di masyarakat
Kelompok mendiskusikan realitas/fakta sosial tersebut dan
100 menit
menghubungkannya dengan pengertian Sosiologi
Guru menilai sikap peserta didik dalam kerja kelompok dan
kemampuan menerapkan konsep dan prinsip dalam pemecahan
masalah dan keterampilan mencoba instruksi kerja
Mengasosiasi
Kelompok mendiskusikan hubungan antara realitas/fakta sosial
dengan pengertian dan fungsi Sosiologi
Dengan fasilitasi guru, peserta didik diminta merumuskan kembali
dengan kalimat sendiri mengenai pengertian realitas/fakta sosial dan
jenis-jenisnya
Guru menilai keterampilan mengolah dan menalar
Mengomunikasikan
Perwakilan kelompok memaparkan hasil diskusi kelompoknya

63
SEMESTER 1

Rincian Kegiatan Waktu


Guru menilai keterampilan menyaji dan berkomunikasi
Penutup
Bersama peserta didik menyimpulkan pengertian dan jenis-jenis
realitas/fakta sosial 15 menit
Memberikan tugas membaca materi berikutnya
Melaksanakan postes

Pertemuan Ketiga
Rincian Kegiatan Waktu
Pendahuluan
Merefleksi hasil pretes dan postes pertemuan sebelumnya
Menagih dan mengingatkan pekerjaan rumah
20 menit
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Melaksanakan pretes tentang gejala/fenomena sosial hubungannya
dengan Sosiologi
Kegiatan Inti
Mengamati
Peserta didik menyimak gambar mengenai gejala/fenomena sosial
Peserta didik menyimak pengertian gejala/fenomena sosial menurut
ahli Sosiologi
Peserta didik menyimak berbagai gejala/fenomena sosial
Guru menilai keterampilan peserta didik mengamati
Menanya
Peserta didik mendikusikan dengan teman sebangku mengenai
pengertian gejala/fenomena sosial
Guru bertanya tentang pengertian gejala/fenomena sosial seperti
yang terdapat pada buku teks
Guru bertanya tentang berbagai gejala/fenomena sosial
Guru bertanya tentang penelitian mengenai gejala/femonena sosial
100 menit
Mencoba
Peserta didik membaca buku teks yang berkaitan dengan pengertian
gejala/fenomena sosial
Peserta didik membaca buku teks tentang berbagai gejala/fenomena
sosial yang terjadi di masyarakat
Mengasosiasi
Peserta didik dibagi dalam kelompok kecil, masing-masing terdiri atas
5 orang
Peserta didik dalam kelompok diminta mendiskusikan pengertian
gejala/fenomena sosial
Peserta didik dalam kelompok diminta mendiskusikan berbagai
gejala/fenomena sosial di masyarakat
Peserta didik diminta mendiskusikan kemungkinan pelaksanaan
penelitian sosial mengenai gejala/fenomena sosial yang terjadi di

64
SEMESTER 1

Rincian Kegiatan Waktu


masyarakat
Guru menilai sikap peserta didik dalam kerja kelompok dan
membimbing/menilai keterampilan menganalisis, menggunakan teori
, dan menyimpulkan data, serta menilai kemampuan peserta didik
memahami gejala/fenomena sosial yang terjadi di masyarakat
peserta didik menyimpulkan hasil diskusi kelompok
Mengomunikasikan
Perwakilan dari kelompok menyampaikan hasil diskusi
Guru menilai kemampuan peserta didik berkomunikasi lisan
Penutup
Bersama peserta didik menyimpulkan materi mengenai pengertian
gejala/fenomena sosial
Bersama peserta didik menyimpulkan berbagai gejala/fenomena
sosial yang terjadi di masyarakat
15 menit
Bersama peserta didik menyimpulkan kemungkinan penelitian sosial
mengenai gejala/fenomena sosial yang terjadi di masyarakat
Memberikan tugas membuat resume hasil diskusi kelompok
Memberi Pekerjaan Rumah
Melaksanakan postes

65
SEMESTER 1

Penilaian
1. Mekanisme dan prosedur
Penilaian dilakukan dari proses dan hasil. Penilaian proses dilakukan melalui
observasi kerja kelompok, kinerja presentasi, dan laporan tertulis. Sedangkan
penilaian hasil dilakukan melalui tes tertulis.

2. Aspek dan Instrumen penilaian


Instrumen observasi menggunakan lembar pengamatan dengan fokus utama pada
aktivitas dalam kelompok, tanggungjawab, dan kerjasama.

Instrumen kinerja presentasi menggunakan lembar pengamatan dengan fokus utama


pada aktivitas peran serta, kualitas visual presentasi, dan isi presentasi

Instrumen laporan praktik menggunakan rubrik penilaian dengan fokus utama pada
kualitas visual, sistematika sajian data, kejujuran, dan jawaban pertanyaan.

Instrumen tes menggunakan tes tertulis uraian dan/atau pilihan ganda

3. Contoh Instrumen (Terlampir)

....................,..... 2013
Mengetahui Guru Mata Pelajaran Sosiologi
Kepala SMA ....

.................................. ..................................
NIP. NIP.

Catatan Kepala Sekolah


............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
..................

66
SEMESTER 1

Lampiran

a. Lembar Observasi dan kinerja presentasi

LEMBAR PENGAMATAN OBSERVASI

DAN KINERJA PRESENTASI

Mata Pelajaran : Sosiologi

Kelas/Program : X/Ilmu-ilmu Sosial

Kompetensi : KD 3.1 dan 4.1

Observasi Kinerja Presentasi


tgjw Kerjs Jml
No Nama Peserta didik Akt Prnsrt Visual Isi NilaI
b m Skor
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. A 4 4 3 4 3 3 21
2. B
3. C
4. D
5. E
6. F
7. G
8. H
9. I
10. J
11. dst
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.

Keterangan pengisian skor


4. Sangat tinggi
67
SEMESTER 1

3. Tinggi
2. Cukup tinggi
1. Kurang

68
SEMESTER 1

b. Pretes/postes
Pretes/Postes Pertama

1. Berilah tanda ceklist pada kolom Benar atau Salah

No Pernyataan Benar Salah


1. Manusia selalu hidup dalam masyarakat dan berhubungan dengan
manusia lain.
2. Hubungan tersebut selalu terjadi secara individual.
3. Hubungan manusia dengan lingkungannya menghasilkan suatu sistem
kehidupan bersama yang disebut dengan masyarakat.
4. Selain membentuk masyarakat sebagai suatu sistem sosial, hubungan
antara manusia dengan lingkungannyajuga menghasilkan berbagai
produk yang disebut kebudayaan
5. Sebagai suatu ilmu, sosiologi merupakan suatu kerangka
pengetahuanyang disusun dan diuji hanya melalui keinginan pribadi.

2. Jawablah petanyaan berikut ini

a. Menurut Pitirim A Sorokin , Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari


hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala
sosial, diantaranya adalah gejala....
1.

2.

3.

c. Contoh Tes Tertulis

1. Jelaskan pengertian dan fungsi Sosiologi menurut salah seorang ahli !


2. Apa yang dimaksud dengan realitas sosial dan sebutkan 7 bagian realitas sosial
menurut Soerjono Soekanto !
3.

d. Tugas
1. Lengkapi tabel berikut dengan mengisi pengertian sosiologi menurut pendapat
berbagai ahli Sosiologi

No. Ahli Sosiologi Pengertian Sosiologi


1. Auguste Comte
2. Max Weber

69
SEMESTER 1

3. Emile Durkheim
4. Joseph S. Roucek dan Roland R. Warren
5. William F. Ogburn dan Meyer F.
Nimkoff
6. Alex Inkeles
7. Pitirim Sorokin
8. Selo Soemardjan dan Soelaiman
Soemardi
9. Hasan Shadily
2. Amati gambar tentang fenomena kemiskinan di bawah ini kemudian analisis
berbagai alternatif yang dapat dikembangkan dengan pemahaman Sosiologi
untuk mengatasi masalah tersebut.

Buatlah grafik dengan m sebagai sumbu x dan L sebagai sumbu y

Jawablah pertanyaan berikut ini

...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
..................

70
SEMESTER 1

FORMAT PENILAIAN LAPORAN PORTOFOLIO

Mata Pelajaran : Sosiologi


Kelas/Peminatan : X/Ilmu-ilmu Sosial
Materi Pokok : Fungsi Sosiologi

Aspek Penilaian
Skor

Kelengkapan

Pertanyaan
Tata Bahas
Tampilan

Jawaban
No Nama Peserta didik rata-
Nilai
rata

1.
A 3 4 4 3 3,50 87,5

2.
dst.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Keterangan pengisian skor :

4. Sangat Baik
3. Baik
2. Cukup
1. Kurang

71
SEMESTER 1

72

Você também pode gostar