Você está na página 1de 32

ANGGARAN DASAR

PEMBUKAAN

Dengan nama Tuhan Yang Maha Besar, Maha Pengasih dan Maha Penyayang; Dilandasi oleh jiwa
persatuan dan kesatuan dalam keanekaragaman yang merupakan substansi utama dalam kehidupan
masyarakat kabaena dalam bingkai persatuan yang tidak menghapus keanekaragaman tetapi juga
bukan menciptakan keseragaman melainkan melestarikan dan mengembangkan kebhinekaan,
merupakan ciri utama identitas Persatuan Mahasiswa Kabaena Raya (PETAHANA RAYA) guna
menumbuhkan inspirasi perjuangan bersama dalam semua bidang usaha usaha guna memperkokoh
dasar pembangunan Kabaena secara alami dan menempatkannya dalam panggung nasional secara
terhormat.

Bahwa agenda besar ini, bukan saja tugas pemerintah dan bukan pula tugas satu atau dua generasi,
tetapi merupakan tanggung jawab bersama sebagai putra putri daerah yang terus-menerus dalam
bingkai menuju kabaena yang lebih baik untuk Makmur, Sejahtera dan Mandiri.

Dalam menghadapi agenda besar ini kami memanggil setiap putra-putri Kabaena khususnya
mahasiswa yang berasal dari Kabaena yang cinta Kabaena dan memiliki kesamaan pandangan guna
mempersatukan diri dalam kesatuan visi dan misi untuk turut serta dalam mengimplementasikan
setiap kebijakan pembangunan yang menumbuhkan gerakan kerakyatan dan pembangunan Kabaena
berkelanjutan untuk lebih maju, kreatif, inovatif dan kredible, guna menciptakan masyarakat Kabaena
yang tangguh, modern, efektif dan efisien. Maka, dengan segala puja puji dan serta rahmat dari
Tuhan Yang Maha Kuasa, dengan segala tekad dan semangat ingin memajukan, membangkitkan dan
menumbuhkan gerakan kerakyatan dan pembangunan Kabaena berkelanjutan dalam bingkai gotong
royong sebagai budaya masyarakat Kabaena, kami mendirikan Organisasi Mahasiswa yang diberi
nama PERSATUAN MAHASISWA KABAENA RAYA dengan Anggaran Dasar sebagai berikut:

BAB I
NAMA, WAKTU dan KEDUDUKAN
Pasal 1

1. Organisasi Mahasiswa ini bernama PERSATUAN MAHASISWA KABAENA RAYA dan disingkat
PETAHANA RAYA:
2. Secara resmi Organisasi Mahasiswa ini dibentuk dan didirikan di Kendari pada hari kamis,
tanggal 3 November 2016 dan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan lamanya.
3. Organisasi Mahasiswa ini berkedudukan di Kendari dan dapat membuka perwakilan perwakilan.

BAB II
ASAS, LANDASAN, SIFAT dan TUJUAN
Pasal 2

1. Organisasi ini berasaskan Pancasila.


2. Organisasi ini berlandasankan:
a. Undang undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusional.
b. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Organisasi.
3. Organisasi ini tidak berafiliasi dengan golongan atau partai politik dan bersifat: Demokratis,
Terbuka dan Mandiri dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan, tanpa membedakan suku,
ras, agama, status sosial, antar golongan dan gender.
4. Organisasi ini bertujuan: untuk turut mewujudkan cita-cita kemerdekaan Negara Republik
Indonesia sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945,
mempertahankan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika serta turut aktif menjadi pelopor
pembangunan Kabaena

1
BAB III
VISI, MISI, JATIDIRI dan FUNGSI
Pasal 3
VISI, MISI dan JATIDIRI

1. Visi PETAHANA RAYA adalah Membangkitkan peranan aktif Mahasiswa dan Pemuda Kabaena
dalam rangka menumbuh kembangkan gerakan pembangunan berkelanjutan menuju Kabaena
Jaya dalam bingkai gotong-royong sebagai budaya masyarakat Kabaena.
2. Misi PETAHANA RAYA adalah sebagai organisasi mitra komunikasi masyarakat dan pemerintah
dalam membangun Kabaena, guna terwujudnya konsensus bersama bagi kemajuan masyarakat
Kabaena dengan mengembangkan serta menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang didasari oleh
semangat patriotisme untuk menuju Kabaena yang lebih sejahtra, makmur, mandiri dan
bermartabat.
3. Jati Diri PETAHANA RAYA adalah memiliki semangat juang menjadi pelopor dalam keikut
sertaan membangun Kabaena disegala bidang serta menjunjung tinggi nilai-nilai kerukunan
masyarakat kabaena.
Pasal 4
FUNGSI

1. Sebagai wadah organisasi tempat berhimpun bagi setiap mahasiswa dan pemuda dan warga
kabaena yang memiliki cita-cita dan nilai-nilai membangun, meningkatkan serta mewujudkan
semangat kebersamaan dalam gerakan pembangunan kabaena berkelanjutan dalam bingkai
gotong-royong dan turut serta membantu melaksanakan program-program kerja pemerintah
dalam rangka pengabdian kepada rakyat;
2. Sebagai organisasi karya membantu anggota organisasi dan masyarakat umum untuk
menumbuh kembangkan ilmu pengetahuan melalui usaha-usaha pendidikan dan pelatihan yang
kreatif dan inovatif;
3. Sebagai penggerak sumber daya manusia yang berkompetensi tinggi dan berwawasan budaya
lokal;
4. Organisasi informasi publik adalah usaha membantu pemerintah dalam mensosialisasikan
program pemerintah untuk kepentingan masyarakat banyak.
5. Sebagai sarana membina Kader Kader PETAHANA RAYA, dalam rangka mempersiapkan
pemimpin Kabaena di masa depan yang peka terhadap lingkungan, mandiri, tangguh dan
memiliki idealisme dalam rangka menciptakan kesejahteraan masyarakat.

BAB IV
LAMBANG dan ATRIBUT
Pasal 5
LAMBANG

1. Lambang organisasi ini adalah berbentuk lengkung lima sudut ditambah beberapa unsur lainnya
dan nama organisasi yang tercetak tegas;
2. Warna lambang organisasi ini adalah Merah, Putih dan Hitam, kuning
3. Penjelasan mengenai lambang di atas lebih lanjut diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 6
ATRIBUT

1. Organisasi ini mempunyai atribut yang terdiri dari Lambang, Panji-panji, Ikrar dan Mars
organisasi;
2. Nama, Lambang-lambang dan Panji-panji organisasi ditetapkan untuk pertama kalinya dalam
Rapat Paripurna Dewan Pendiri organisasi (DPO);
3. Penjelasan mengenai penggunaan atribut organisasi ini lebih lanjut, sebagai mana dimaksud
pada ayat (1) di atas diatur dalam dalam Anggaran Rumah Tangga.

2
BAB V
KEANGGOTAAN, KEWAJIBAN dan HAK ANGGOTA
Pasal 7
KEANGGOTAAN

1. Anggota organisasi ini adalah setiap Mahasiswa yang berasal dari pulau Kabaena, menyatakan
setuju dan sanggup secara aktif menjalankan asas, sifat dan tujuan organisasi, ikut serta dalam
setiap usaha-usaha organisasi dan tunduk kepada peraturan peraturan organisasi.
2. Keanggotaan organisasi ini sebagaimana tersebut pada Pasal (1) di atas terdiri dari:
a. Kader
b. Anggota
c. Simpatisan
3. Peraturan dan penjelasan mengenai kader, anggota dan simpatisan sebagai mana dimaksudkan
pada Pasal (2) diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 8
KEWAJIBAN ANGGOTA

1. Setiap Anggota PETAHANA RAYA berkewajiban:


a. Menjunjung tinggi nama dan kehormatan organisasi
b. Memegang teguh dan mematuhi AD/ART serta peraturan-peraturan organisasi dengan
penuh tanggung jawab
c. Aktif melaksanakan program kerja dan kebijakan organisasi.
2. Pengaturan lebih lanjut tentang kewajiban Anggota PETAHANA RAYA sebagai mana dimaksud
pada ayat (1) di atas diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 9
HAK ANGGOTA

1. Setiap anggota mempunyai hak:


a. Memperoleh perlakuan yang sama dari organisasi
b. Hak bicara dan hak suara dalam setiap rapat
c. Memilih dan dipilih
d. Membela diri
e. Memperoleh perlindungan dan pembelaan dari organisasi
2. Pengaturan lebih lanjut tentang hak anggota sebagai mana dimaksud pada ayat (1) di tas diatur
dalam Anggaran Rumah Tangga;

BAB VI
DEWAN PENDIRI ORGANISASI
Pasal 10
DEWAN PENDIRI ORGANISASI

1. Dewan Pendiri organisasi terdiri dari:


a. Mereka yang mendirikan Organisasi ini adalah 11 (Sebelas) orang dan disebut Dewan
Pendiri Organisasi (DPO) yang bersifat tetap;
b. Disebut Anggota Dewan Pendiri Kehormatan (DPK) dapat diangkat oleh Dewan Pendiri
Organisasi (DPO) dengan mempertimbangkan kontribusi yang dapat mereka berikan kepada
organisasi;
c. Dewan Pendiri Organisasi (DPO) dan Anggota Dewan Pendiri Kehormatan (DPK) maksimal
berjumlah 13 (tiga belas) orang;
d. Mereka dalam menjalankan kegiatan organisasi bersifat kolektif dan kolegial dalam tiap-tiap
musyawarah; dan mufakat;
2. Keanggotaan Dewan Pendiri Organisasi (DPO) berakhir karena:
a. Meninggal dunia;

3
b. Mengundurkan diri;
c. Diberhentikan.
3. Tugas, kewajiban dan wewenang Dewan Pendiri Organisasi (DPO) adalah:
a. Mengubah, menetapkan dan mengesahkan perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga, berdasarkan saran dan masukan dari Dewan Pimpinan Pusat yang
diusulkan melalui Keputusan Rapat Musyawarah Besar Organisasi (Mubernas);
b. Membahas dan mengesahkan laporan pertanggungjawaban Dewan Pimpinan Pusat (DPP)
dibidang perkembangan kemajuan organisasi dan administrasi keuangan tahunan;
c. Mengesahkan pokok-pokok program kerja Organisasi sesuai Visi, Misi dan Jatidiri;
d. Memberikan pedoman pengarahan tentang semua kegiatan Organisasi ini;
e. Mengangkat, Memberhentikan dan mengesahkan Ketua Umum PETAHANA RAYA dalam
Rapat Paripurna Dewan Pendiri Organisasai (Rapar-DPO);
f. Mensahkan struktur organisasi Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dan Dewan Pembina setelah
diajukan dan disetujui oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP);
g. Mengambil keputusan mengenai penggabungan atau pembubaran serta menunjuk likuidator
dalam hal organisasi dibubarkan;
h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang dipandang perlu untuk menjamin tercapainya tujuan
organisasi;
i. Menetapkan hak-hak lainnya yang dianggap perlu;

BAB VII
MUSYAWARAH ORGANISASI
Pasal 11

1. Musyawarah organisasi adalah Rapat Paripurna Dewan Pendiri Organisasi (Rapar-DPO) dan
Musyawarah Besar Organisasi (Mubernas) adalah permusyawaratan yang memegang
kekuasaan tertinggi dalam organisasi yang diadakan atas undangan pimpinan organisasi,
dilaksanakan sekali dalam periode kepengurusan dan dihadiri oleh para peserta, peninjau serta
undangan.
2. Peraturan penyelenggaraan Acara dan Tata-tertib Rapat Paripurna Dewan Pendiri Organisasi
(Rapar-DPO) ditetapkan pada Rapat Musyawarah Besar Organisasi (Mubernas),
3. Peraturan penyelenggaraan Acara dan Tata-tertib Musyawarah Besar Organisasi (Mubernas)
ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP);
4. Peraturan penyelenggaraan Acara dan Tata-tertib Musyawarah organisasi seperti: Mubernas,
Rapat Dewan Pimpinan Pusat, Rapat Anggota, telah ditetapkan dalam Anggaran Rumah
Tangga dan dapat disempurnakan oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) sesuai keadaan dan
perkembangan;
5. Pengaturan lebih lanjut tentang musyawarah organisasi sebagaimana dimaksud pada pasal ini
diatur dalam Anggaran Rumah Tangga;

BAB VIII
STRUKTUR , KELENGKAPAN dan PERANGKAT ORGANISASI
Pasal 12
STRUKTUR ORGANISASI

1. Struktur organisasi PERSATUAN MAHASISWA KABAENA RAYA terdiri atas:


a. Dewan Pendiri Organisasi (DPO) adalah kepemimpinan tertinggi organisasi;
b. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) adalah kesatuan dan kepemimpinan organisasi di DPP
kedudukan organisasi di Kendari;
c. Dewan Pimpinan Cabang (DPC) adalah kesatuan dan kepemimpinan organisasi di
Kabupaten/kota lainnya.
d. Dewan Komisariat adalah kesatuan dan kepemimpinan organisasi di Universitas
2. Masa jabatan Dewan pengurus ditingkat Dewan Pimpinan Pusat adalah 2 (dua) tahun dan dapat
dipilih kembali maksimal 2 (dua) kali masa periode kepengurusan berturut turut, tetapi pada masa
bakti berikutnya tidak dapat dipilih kembali;

4
3. Ketentuan mengenai hubungan struktural dan fungsional antara DPO, DPP, DPC dan Dewan
Komisariat sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) di atas diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga;
BAB IX
Pasal 13
KELENGKAPAN dan PERANGKAT ORGANISASI

1. Kelengkapan organisasi dari tingkat DPP sampai dengan tingkatan yang paling rendah disebut
Departemen-Depertemen, Bidang-Bidang, Biro-Biro, Seksi-Seksi dan kelompok;
2. Dalam menjalankan kebijakan organisasi secara operasional Departemen-Departemen ditingkat
DPP harus berhubungan dengan Bidang-Bidang, Biro-Biro dan kelompok di tingkat di bawahnya
dan dilakukan melalui mekanisme yang berlaku di dalam organisasi;
3. Pada tiap-tiap jenjang kepengurusan organisasi dibentuk Dewan Pembina pada tingkat Dewan
Pimpinan Pusat (DPP) dan Dewan Pertimbangan pada tingkat Dewan Pimpinan Cabang;
4. Pada jenjang kepengurusan organisasi Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dapat dibentuk organ
Dewan Pakar, Hubungan Masyarakat (Humas) dalam melaksanakan tugas tertentu;
5. Pada jenjang kepengurusan organisasi Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dapat dibentuk Dewan
Pemeriksa Keuangan independen;
6. Ketentuan mengenai Kelengkapan dan Perangkat organisasi dalam pasal ini diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.

BAB X
DEWAN PEMBINA, PERTIMBANGAN
dan PIMPINAN ORGANISASI
Pasal 14
DEWAN PEMBINA, PERTIMBANGAN

1. Organisasi ini mempunyai Dewan Pembina di tingkat DPP, Dewan Pertimbangan di tingkat
Dewan Pinpinan Cabang (DPC);
2. Dewan Pembina,/Pertimbangan adalah tokoh-tokoh Kabaena dan/atau anggota masyarakat yang
memiliki jiwa, ideologi dan setuju Visi, Misi, Jati Diri, Sifat, Asas, tujuan organisasi dan dapat
memberikan dukungan moril maupun materil kepada organisasi;
3. Dewan Pembina Organisasi, Pertimbangan berfungsi sebagai berikut:
a. Memberikan saran dan nasehat kepada DPP, DPC mengenai kebijakan organisasi yang
bersifat strategis;
b. Memberikan pertimbangan, pembinaan dan kekuatan kepada organisasi;
c. Memberikan masukan dan saran kebijakan organisasi dalam bentuk program-program
kegiatan yang realistis, efektif, efisien dalam rangka pencapaian fungsi sasaran organisasi;
d. Ketentuan mengenai Susunan, Kedudukan dan Wewenang sebagai mana dimaksud pada
ayat (1) di atas diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 15
PIMPINAN ORGANISASI

1. Struktur Kepemimpinan organisasi terdiri atas:


a. Dewan Pendiri Organisasi (DPO);
b. Dewan Pimpinan Pusat (DPP);
c. Dewan Pimpinan Cabang (DPC);
d. Dewan Komisariat
2. Pimpinan organisasi di setiap tingkatan wajib menjalankan kepemimpinan yang bersifat kolektif
dan kolegial dalam musyawarah dan mufakat;
3. Untuk Dewan Pimpinan Cabang (DPC) dapat dibentuk struktur organisasi yang terdiri dari: Ketua,
Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara, Bidang-Bidang, Seksi dan kelompok;
4. Dewan komisariat dapat membentuk stuktur organisasi yang terdiri dari ketua, sekretaris
bendahara, seksi-seksi dan kelompok-kelompok;

5
5. Ketentuan mengenai wewenang dan kewajiban pengurus dan pimpinan organisasi sesuai
dengan hubungan struktural dan fungsional antara DPP, DPC, Dewan Komisariat sebagaimana
yang dimaksud pada ayat (1) di atas diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB XI
TATA URUTAN ATURAN ORGANISASI dan STRUKTUR KEWENANGAN
Pasal 16
TATA URUTAN ATURAN ORGANISASI

1. Tata urutan dan susunan aturan organisasi;


a. Tingkat DPP:
1. Keputusan Rapat Paripurna Dewan Pendiri Organisasi (Rapar-DPO).
2. Keputusan Rapat Musyawarah Besar Organisasi (Mubernas);
3. Keputusan Rapat Paripurna Dewan Pimpinan Pusat (DPP);
4. Keputusan Rapat Pengurus Harian Dewan Pimpinan Pusat (DPP);
b. Tingkat Cabang adalah:
1. Keputusan Musyawarah Cabang Dewan Pimpinan Cabang (MUSCAB);
2. Keputusan Rapat Kerja Tingkat Cabang (RAKERCAB);
3. Keputusan Rapat Pimpinan Cabang; (RAPIMCAB);
4. Keputusan Rapat Pengurus Harian Dewan Pimpinan Cabang (DPC).
c. Dewan Komisariat adalah:
1. Keputusan Musyawarah Dewan Komisariat
2. Keputusan Rapat Kerja Tingkat Dewan Komisariat
2. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) diberikan kewenangan untuk membuat Pedoman-pedoman,
Peraturan-peraturan organisasi sepanjang tidak bertentangan dengan AD/ART dan keputusan
rapat-rapat Dewan Pendiri Organisasi (DPO);
3. Bahwa peraturan yang lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi;
4. Ketentuan mengenai Tata urutan peraturan organisasi sebagaimana dimaksud pasal ini diatur
dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 17
STRUKTUR KEWENANGAN

1. Struktur kewenangan organisasi terdiri atas:


a. Rapat Paripurna Dewan Pendiri Organisasi (Rapar-DPO) adalah forum pengambilan
keputusan tertinggi organisasi yang bertugas untuk:
1. Mengubah, menetapkan dan mengesahkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tanggal, berdasarkan saran dan masukan dari DPP, DPC, Dewan Komisariat diusulkan
melalui Keputusan Rapat Musyawarah Besar Organisasi (Mubernas);
2. Membahas dan mengesahkan laporan pertanggung jawaban Dewan Pimpinan Pusat
(DPP), dibidang perkembangan kemajuan organisasi dan administrasi keuangan;
3. Mengangkat, Memberhentikan dan mengesahkan Ketua Umum PETAHANA RAYA, dan
dalam Rapat Paripurna Dewan Pendiri Organisasai (Rapar-DPO);
4. Membuat dan menetapkan keputusan-keputusan lainnya;
5. Dalam melaksanakan Rapat Paripurna Dewan Pendiri Organisasi (Rapar-DPO)
merupakan tugas dan kewajiban sebagaimana diatur isi dan materi pada BAB VI pasal
10 (sepuluh) ayat 3 (tiga) Anggaran Dasar ini.
b. Rapat Musyawarah Besar Organisasi (Mubernas) adalah forum pengambilan keputusan
tertinggi organisasi di tingkat Dewan Pimpinan Pusat (DPP) yang bertugas untuk:
1. Menjabarkan Garis-garis Besar Haluan organisasi, hasil hasil Rapar-DPO dan kebijakan
DPO, kebijakan DPP;
2. Menyusun dan menetapkan program organisasi untuk tingkat DPC dan Dewan
Komisariat
3. Menilai, membahas dan mengesahkan laporan pertanggung jawaban Dewan Pimpinan
Pusat (DPP), dan selanjutkan disahkan Dewan Pendiri Organisasi (DPO);

6
4. Memilih Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat dan Pengurus PETAHANA RAYA untuk
disahkan dan ditetapkan oleh Dewan Pendiri Organisasi (Rapar-DPO);
5. Menetapkan dan mengesahkan ketua pengurus dewan pimpin cabang, ketua pengurus
dewan komisariat, dan dewan pimpinan pusat.
c. Musyawarah cabang (Muscab) adalah institusi pengambilan keputusan tertinggi di tingkat
Dewan Pimpinan Cabang (DPC); yang bertugas:
1. Menjabarkan Garis-garis Besar Haluan organisasi, hasil Mubernas dan kebijakan DPP
beserta tambahan program kerja lainnya;
2. Menyusun dan menetapkan program organisasi untuk tingkat cabang;
3. Menilai, membahas dan mengesahkan laporan pertanggung jawaban Dewan Pimpinan
Cabang (DPC);
4. Memilih dan menetapkan Ketua DPC PETAHANA RAYA.
d. Musyawarah Dewan Komisariat adalah institusi pengambilan keputusan tertinggi di Dewan
Komisariat yang bertugas untuk:
1. Menjabarkan keputusan organisasi pada tingkat yang ada di atasnya beserta tambahan
program kerja lainnya;
2. Menyusun dan menetapkan program organisasi untuk Dewan Komisariat;
3. Menilai, membahas dan mengesahkan laporan pertanggung jawaban Dewan
Komisariat;
4. Memilih ketua dan pengurus DPC PETAHANA RAYA.

BAB XII
KUORUM dan PENGAMBILAN KEPUTUSAN
HAK BICARA dan HAK SUARA
Pasal 18
KUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1. Rapat Paripurna Dewan Pendiri Organisasi atau musyawarah lainnya serta rapat-rapat pada
organ Dewan Pendiri organisasi adalah sah apabila keputusan sidang dihadiri dan disetujui oleh
50% +1 dari seluruh Anggota Dewan Pendiri Organisasi;
2. Musyawarah Mubernas, Muscab, Musyawarah Dewan Komisariat dan rapat-rapat organisasi
disemua tingkatan adalah sah apabila dihadiri oleh 2/3 (dua pertiga) jumlah peserta;
3. Mekanisme dan tehnis musyawarah dan/atau rapat-rapat organisasi akan diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.
4. Pengambilan keputusan pada dasarnya dilakukan secara musyawarah untuk mencapai mufakat
dan apabila hal ini tidak memungkinkan maka keputusan diambil dengan suara terbanyak;
5. Dalam hal musyawarah mengambil keputusan sidang sekurang-kurangya disetujui oleh 50% +1
dari jumlah peserta yang hadir sebagaimana dimaksud ayat 2 (dua) pasal ini;
6. Ketentuan mengenai Kuorum dan Pengambilan keputusan sebagaimana dimaksud pada pasal
ini diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 19
HAK BICARA dan HAK SUARA

1. Setiap peserta rapat memiliki hak bicara dan hak suara.


2. Ketentuan mengenai hak bicara dan hak suara dalam rapat sebagai mana dimaksud pada ayat
(1) diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB XIII
RAPAT-RAPAT
Pasal 20
JENIS-JENIS RAPAT

1. Rapat-rapat yang dimaksud adalah rapat yang diselenggarakan pada semua jenjang
kepengurusan yang terdiri atas Rapat Paripurna Dewan Pendiri Organisasi, Rapat Musyawarah

7
Besar Organisasi, Rapat Pimpinan Cabang, Rapat Paripurna, Rapat Pleno, Rapat Harian, Rapat
Koordinasi dan Rapat Teknis;
2. Rapat Paripurna Dewan Pendiri Organisasi (Rapar-DPO) adalah sah dan berlaku apabila dihadiri
oleh seluruh Anggota Dewan Pendiri Organisasi; tanpa mewakilkan atau memberikan surat
kuasa kepada pihak lain dan dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Pendiri Organisasi (DPO);
serta undangan jika dipandang perlu;
3. Rapat Musyawarah Besar Organisasi (Mubernas) adalah sah dan berlaku apabila dihadiri oleh
2/3 Anggota Dewan Pendiri Organisasi dan Dewan Pembina, Dewan Pimpinan Pusat (DPP)
Dewan Pimpinan Cabang (DPC) dan Dewan Komisariat serta Peninjau dan Undangan;
4. Rapat Kerja organisasi (Rakersa) adalah rapat yang dihadiri oleh Anggota Dewan Pendiri
Organisasi dan Dewan Pembina, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Dewan Pimpinan Cabang (DPC)
dan Dewan Komisariat serta Peninjau dan Undangan yang diadakan berdasarkan kebutuhan;
5. Rapat Pimpinan Cabang (Rapimcab) adalah rapat yang dihadiri oleh: Dewan Pendiri Organisasi
(DPO), Dewan Pembina (DP), Dewan Pimpinan Pusat (DPP), dan Dewan Pimpinan Cabang
(DPC), yang diadakan berdasarkan kebutuhan, dapat dilakukan sewaktu-waktu dan bersifat
koordinatif;
6. Rapat Paripurna Organisasi adalah rapat yang dilakukan sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan
sekali yang dihadiri oleh Dewan Pendiri Organisasi (DPO), Dewan Pimpinan Pusat (DPP);
ditambah unsur Dewan Pembina bila hadir;
7. Rapat Pleno adalah rapat yang dilakukan sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sekali yang dihadiri
oleh Dewan Pimpinan Pusat Organisasi dan Ketua-ketua departemen dan anggota anggotanya;
8. Rapat Harian adalah rapat yang dilaksanakan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam satu bulan
sekali yang dihadiri oleh Pengurus Harian Organisasi;
9. Rapat Koordinasi adalah rapat yang dihadiri oleh pengurus Departemen-departemen, Bidang-
Bidang, Biro-Biro, Seksi-Seksi, kelompok dan Uni-unit kerja terkait dengan program kerja
organisasi;
10. Rapat Teknis Program Kerja Organisasi adalah rapat yang dihadiri oleh para anggota yang
mendapatkan tugas pada bidang-bidang dimaksud;
11. Ketentuan lebih lanjut tentang penyelenggaraan rapat-rapat sebagai mana dimaksud pada ayat
(1) sampai dengan ayat (10) diatur dalam Pedoman Rapat-Rapat Kerja Organisasi.

BAB XIV
DISIPLIN, SANKSI dan REHABILITASI
Pasal 21
SANKSI

1. Untuk membangun kekuatan dan menjaga keutuhan organisasi agar tetap kokoh serta
memantapkan mekanisme organisasi dalam rangka memperkokoh persatuan dan kesatuan,
organisasi mempunyai ketentuan khusus yaitu Disiplin Etika.
2. Yang dimaksud Disiplin Etika organisasi adalah aturan tertulis yang telah disepakati dan wajib
ditaati yang tertuang dalam peraturan dan kebijakan organisasi, termasuk di dalam disiplin etika
ini adalah disiplin organisasi dan disiplin administrasi.
3. Sanksi organisasi adalah tindakan yang diputuskan oleh organisasi terhadap anggota maupun
pengurus organisasi yang melakukan tindak pidana dan yang telah dibuktikan oleh kekuatan
hukum tetap dan/atau melakukan pelanggaran terhadap Undang-Undang, Anggaran Dasar,
Anggaran Rumah Tangga Organisasi;
4. Bentuk dan tata cara pelaksanaan Disiplin Etika dan sanksi organisasi selanjutnya diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga dan Pedoman Organisasi;

Pasal 22
REHABILITASI

1. Rehabilitasi adalah pemulihan nama baik, harkat dan martabat anggota dan/atau pengurus;
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai rehabilitasi diatur dalam Anggaran Rumah Tangga dan
Pedoman Organisasi;

8
BAB XV
SUMBER KEUANGAN, PENGELOLAAN DANA DAN TAHUN BUKU
Pasal 23
SUMBER KEUANGAN

Sumber keuangan organisasi berasal dari:


1. Iuran anggota;
2. Bantuan dan sumbangan dari pihak ke tiga yang tidak mengikat;
3. Hibah;
4. Pendapatan yang dihasilkan dari usaha-usaha yang dilaksanakan oleh organisasi;
5. Pendapatan-pendapatan lain yang sah dan tidak bertentangan dengan maksud dan tujuan
organisasi.

Pasal 24
PENGELOLAAN DANA

1. Kekayaan organisasi berasal dari sejumlah kekayaan yang telah terpisah dan menjadi kekayaan
organisasi sejak laporan awal pada setiap tingkatan kepengurusan;
2. Semua keperluan keuangan organisasi dan sumber keuangannya dikelola secara tertib,
transparan dan dapat dipertanggungjawabkan dalam suatu Anggaran Belanja dan Pendapatan
Organisasi (ABPO) yang telah disahkan dalam rapat pleno pada setiap tingkatan kepengurusan;
3. Tahun buku dimulai setelah terpilihnya pengurus yang baru pada setiap tingkatan kepengurusan
dan berakhir selama masa bhakti berikutnya.

Pasal 25
TAHUN BUKU

1. Tahun Buku organisasi ini berjalan dari tanggal 1 (satu) Januari sampai dengan tanggal 31
(tigapuluh satu) Desember; Pada akhir bulan Desember pada tiap-tiap tahun, buku-buku harus
ditutup; Untuk Pertama kalinya buku dimulai pada saat SK Kepengurusan ditandatangani oleh
DPP;
2. Selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) bulan sesudah penutupan buku-buku tersebut, oleh
Pengurus disetiap tingkatan DPP, DPC, Dewan Komisariat harus dibuat laporan perhitungan
tentang pengeluaran dan pemasukan Organisasi selama tahun buku yang lampau;
3. Perhitungan tersebut disertai surat-surat pertanggungjawaban dari Pengurus disetiap tingkatan
DPP, DPC, Dewan Komisariat berikut laporan keuangan tahunan, harus segera disampaikan
untuk dimintakan persetujuan dan pengesahannya;
4. Pembukuan setiap tahun buku wajib di audit oleh Auditor Independen bersama Dewan
Pemeriksa Keuangan Intern yang ditunjuk oleh pengurus DPP;
5. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam bab dan ayat-ayat ini lebih lanjut diatur dalam
Pedoman Organisasi serta Pedoman Administrasi dan Perbendaharaan Organisasi.

BAB XVI
HUBUNGAN DENGAN ORGANISASI LAINNYA
Pasal 26

1. Organisasi ini dapat menjalin hubungan kerjasama dengan organisasi kemasyarakatan,


organisasi sosial, pendidikan, kepramukaan, dunia pendidikan ataupun perusahaan lainnya di
dalam negeri maupun di luar negeri sesuai dengan ketentuan dan peraturan
perundangundangan yang berlaku;
2. Organisasi ini dapat menjalin hubungan kerjasama dalam bentuk program kerja
kemasyarakatan dengan pemerintah, swasta, dan partai partai politik tetapi bukan sebagai
sayap partai/dibawah naungan langsung maupun tidak langsung sebuah partai politik;
3. Pola hubungan tersebut diatas ditetapkan dengan peraturan organisasi oleh Dewan Pimpinan
Pusat (DPP) dengan tujuan pokok adalah upaya mewujudkan cita-cita, maksud, tujuan dan

9
berjalannya program program organisasi, sebagai upaya membentuk organisasi yang cerdas,
bermoral dan beretika;
4. Ketentuan sebagai mana dimaksud dalam ayat-ayat ini lebih lanjut diatur dalam Pedoman
Organisasi;

BAB XVIII
PENGESAHAN, PERUBAHAN ANGGARAN DASAR dan ANGGARAN RUMAH TANGGA dan
PEMBENTUKAN PENGURUS
Pasal 27
PENGESAHAN

Pengesahan Anggaran Dasar ini untuk pertama kalinya disahkan dalam Rapat Paripurna Dewan
Pendiri (DPO) pada hari Kamis,10 November 2016 dan untuk pertama kalinya pula Anggaran Dasar
organisasi ini dinyatakan mulai berlaku.

Pasal 28
PERUBAHAN

Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga organisasi hanya dapat dilakukan dalam
Rapat Paripurna Dewan Pendiri PERSATUAN MAHASISWA KABAENA RAYA dengan dihadiri
seluruh anggota anggota Dewan Pendiri Organisasi (DPO) dan undangan undangan lainnya bilamana
diperlukan dan dilaksanakan 2 (dua) tahun sekali;

Pasal 29
PEMBENTUKAN PENGURUS

1. Untuk pertama kalinya, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dibentuk oleh peserta Rapat Paripurna
Dewan Pendiri PERSATUAN MAHASISWA KABAENA RAYA dan selanjutnya Dewan Pimpinan
Pusat (DPP) dapat membentuk secara langsung Dewan Pimpinan Cabang dan selanjutnya;
2. Dewan Pimpinan Cabang (DPC) selanjutnya dapat membentuk pengurus Dewan Komisariat;
3. Ketentuan sebagai mana dimaksud dalam ayat-ayat ini lebih lanjut diatur dalam Pedoman
Pembentukan Pengurus.

BAB XIX
ATURAN PERALIHAN
Pasal 30
ATURAN PERALIHAN

Selama peraturan-peraturan belum dibentuk maka berlaku keputusan-keputusan yang diatur dan
ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) sesuai dengan ketentuan yang berlaku sepanjang tidak
bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

BAB XX
PEMBUBARAN ORGANISASI
Pasal 31
KETENTUAN PEMBUBARAN

1. Organisasi ini hanya dapat dibubarkan oleh Dewan Pendiri Organisasi PERSATUAN
MAHASISWA KABAENA RAYA.
2. Dewan Pendiri Organisasi PERSATUAN MAHASISWA KABAENA RAYA wajib mengadakan
Rapat Paripurna Luar Biasa yang khusus, dan diadakan untuk ketentuan pasal ini;
3. Hasil atau keputusan Rapat Paripurna Luar Biasa Dewan Pendiri PERSATUAN MAHASISWA
KABAENA RAYA dinyatakan sah apabila dihadiri oleh semua anggota dewan pendiri
organisasi tanpa mewakilkan atau memberikan surat kuasa kepada pihak lain;

10
4. Apabila terjadi pembubaran organisasi, maka pemanfaatan seluruh harta benda milik
organisasi diputuskan dalam Rapat Paripurna Luar Biasa Dewan Pendiri PERSATUAN
MAHASISWA KABAENA RAYA;
5. Ketentuan mengenai tata cara penyelenggaraan Rapat Paripurna Luar Biasa Dewan Pendiri
PERSATUAN MAHASISWA KABAENA RAYA, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai
(4) diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga;

BAB XXI
KETENTUAN KHUSUS
Pasal 32

Bila dalam pelaksanaan penyelenggaraan organisasi timbul perbedaan tafsir mengenai suatu
ketentuan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini, maka tafsir yang sah adalah
yang ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP), dan dipertanggungjawabkan dalam rapat
Musyawarah Besar Organisasi (Mubernas).

BAB XXII
KETENTUAN TAMBAHAN
Pasal 33

1. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) secara otomatis menjadi demisioner setelah menyampaikan
laporan pertanggungjawaban di hadapan Sidang Rapat Musyawarah Besar Organisasi
(Mubernas);
2. Dalam hal Dewan Pimpinan Pusat (DPP) menjadi demisioner persidangan dalam Rapat
Musyawarah Besar Organisasi (Mubernas); dipimpin oleh Ketua dan Sekretaris Dewan Pendiri
Organisasi (DPO); beserta Anggota anggota Dewan Pendiri Organisasi (DPO) lainnya;
3. Ketentuan mengenai tata cara penyelenggaraan Rapat Musyawarah Besar Organisasi
(Mubernas) dan Paripurna Dewan Pendiri Organisasi (Rapar-DPO); sebagaimana dimaksud
pada pasal ini diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.

Ditetapkan di : Kendari
Pada Tanggal : Kamis, 10 November 2016

RAPAT PARIPURNA DEWAN PENDIRI ORGANISASI


PERSATUAN MAHASISWA KABAENA (PETAHANA RAYA)

Rusdianto Satria Wirapati Syahril Sidiq Amran Maulana


Ketua DPO Sekretaris DPO Bendahara DPO

Asban Sarmizan Muh. Ikhwan Zakir Mursan


Anggota DPO Anggota DPO Anggota DPO

Muhaimin Hamsal La Ode Irfandi Erwin


Anggota DPO Anggota DPO Anggota DPO

Syahril Hisyam Muh. Ifan Rifaldi


Anggota DPO Anggota DPO

11
ANGGARAN RUMAH TANGGA

BAB I
DOKTRIN DAN KODE ETIK
Pasal 1
DOKTRIN

1. Doktrin PERSATUAN MAHASISWA KABAENA RAYA adalah pedoman bagi setiap Anggota
PETAHANA RAYA dalam melaksanakan karya nyata yang beraneka ragam serta tugas-tugas
organisasi untuk mencapai maksud dan tujuan organisasi;
2. Doktrin PERSATUAN MAHASISWA KABAENA RAYA disebut SATWIKA BHAKTI PETAHANA
RAYA mempunyai makna dan pengertian walaupun Anggota PETAHANA RAYA melaksanakan
tugas di berbagai bidang dengan macam macam jenis karya nyata yang beraneka ragam tetapi
tetap menegakkan Prinsip Perjuangan dengan tujuan utama adalah dalam rangka pengabdian
kepada Negara, Bangsa, dengan selalu menjunjung tinggi kebenaran, kejujuran dan
menegakkan keadilan.

Pasal 2
KODE ETIK

1. Kode Etik PERSATUAN MAHASISWA KABAENA RAYA adalah janji luhur bagi segenap Anggota
Organisasi dalam melaksanakan tugas dan pengabdiannya selaku unsur Masyarakat serta
merupakan pedoman pokok, pemahaman, penghayatan, pengamalan, sikap dan tingkah laku
bagi setiap Anggota Organisasi dalam kehidupan sehari-hari;
2. Ikrar dan Janji disebut PANCA BHAKTI CAHYA PETAHANA RAYA adalah suatu pernyataan
sikap atau janji setia dari setiap Anggota PETAHANA RAYA kepada organisasi dalam
melaksanakan visi, misi, Jatidiri dan perjuangan organisasi:
1. KAMI ANGGOTA PETAHANA RAYA adalah Insan yang percaya dan bertaqwa kepada
Tuhan yang Maha Esa;
2. KAMI ANGGOTA PETAHANA RAYA selalu patuh, membela dan mempertahankan Negara
Kesatuan Republik Indonesia, berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945;
3. KAMI ANGGOTA PETAHANA RAYA berjuang bersama sama menyebarluaskan ilmu
Pengetahuan dalam semangat kekeluargaan demi cita cita dan tujuan bersama mewujudkan
gerakan pembangunan Kabaena dalam bingkai gotong royong sebagai budaya masyarakat
Kabaena;
4. KAMI ANGGOTA PETAHANA RAYA menjunjung tinggi harkat, martabat, kehormatan, nama
baik bangsa, budaya dan adat masyarakat Tokotua serta mengutamakan kerja keras,
bersikap jujur serta bertanggung jawab;
5. KAMI ANGGOTA PETAHANA RAYA adalah unsur pembina persatuan dan kesatuan
masyarakat kabaena di atas landasan persaudaraan dan kekeluargaan dalam Keberkahan
Tuhan Yang Maha Esa.

BAB II
LAMBANG dan MARS
Pasal 3
LAMBANG

a. Garis lengkung berbentuk lima sudut melambangkan panca bakti organisasi sebagai ikrar dan
doktrin organisasi;
b. Buku terbuka melambangkan arti penyedia informasi sumber penerang aktifitas oranisasi dalam
menyebarluaskan ilmu pengetahuan;
c. Pena bulu memiliki arti seni arti kreafititas dan keilmuan yang tinggi;
d. Warna merah putih melambangkan arti ikatan persaudaraan, dan persatua;
e. Padi dan kapas mimiki arti tercapai kesejatraan bagi masyarakat kabaena yang adil dan
makmur;

12
f. Warna hitam pada huruf organisasi yang bercorak tegas melambangkan kekuatan karakter
organisasi sebagai pelopor;
g. Obor memiliki arti keteguhan hati untuk mengembangkan damai bakti pada bangsa dan negara.

Pasal 4
MARS PETAHANA RAYA

PERSATUAN MAHASISWA KABAENA RAYA memiliki Lagu Mars yakni menjadi salah satu unsur dan
memiliki makna serta pengertian mencerminkan visi, misi, Jati diri, sifat, azas dan dasar perjuangan
organisasi yang dilaksanakan secara konsisten.
1. Lagu Mars merupakan sumber inspirasi dan motivasi bagi seluruh pengurus organisasi di semua
tingkatan;
2. Sebagai salah satu Lambang organisasi yang digunakan pada saat dan waktu tertentu, yang
penggunaannya akan diatur sebagai salah satu atribut organisasi dan berlaku pada tiap-tiap
tingkatan Kepengurusan organisasi secara Cabang;
3. Lambang-lambang dan Lagu Mars digunakan sebagai atribut-atribut organisasi yang ketentuan
penggunaanya akan diatur pada Pedoman Tertib Administrasi dan Atribut organisasi yaitu suatu
pedoman mengenai penyelenggaraan dan penggunaan atribut dan lambang-lambang organisasi.

BAB III
KEANGGOTAAN
Pasal 5

1. Keanggotaan organisasi berdasarkan Pasal 7 (tujuh) Anggaran Dasar terdiri atas:


a. Kader
b. Anggota
c. Simpatisan
2. Simpatisan PETAHANA RAYA yaitu mereka yang memberikan dukungan kepada organisasi
tetapi belum mempunyai kartu tanda anggota (KTA);
3. Anggota PETAHANA RAYA yaitu Simpatisan yang telah mempunyai kartu tanda anggota (KTA);
4. Kader PETAHANA RAYA yaitu Anggota yang telah mengikuti pelatihan pelatihan, Pengkaderan
yang diselenggarakan oleh DPP dan DPC.

Pasal 6
PENERIMAAN ANGGOTA

Penerimaan anggota dan/atau Anggota PETAHANA RAYA mengikuti ketentuan sebagai berikut:
1. Yang dapat diterima sebagai anggota PETAHANA RAYA adalah seluruh mahasiswa asal
Kabaena dan menyetujui dan mendukung visi, misi, Jatidiri, Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga, Pedoman-Pedoman dan Ketentuan Organisasi lainnya;
2. Setiap orang yang berkeinginan menjadi anggota (Anggota PETAHANA RAYA) dapat
mengajukan permohonan secara tertulis (formulir) kepada Pimpinan Organisasi dan atau
pengurus, organisasi;
3. Dalam hal tertentu Dewan Pimpinan Pusat Pusat, (DPC), Dewan Komisariat, berhak menolak
permintaan seseorang sebagai anggota (Anggota PETAHANA RAYA);
4. Terhadap seseorang yang telah disetujui menjadi Anggota PETAHANA RAYA akan diberikan
kartu tanda anggota yang ditandatangani oleh Ketua Umum, dan Sekretaris umum DPP yang
dikeluarkan oleh Pimpinan Organisasi di tempat yang bersangkutan melakukan pendaftaran;
5. Tata cara mengenai penerimaan anggota dan penerbitan Kartu Tanda Anggota diatur lebih lanjut
dalam Pedoman Keanggotaan.

Pasal 7
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA

1. Anggota PETAHANA RAYA berkewajiban untuk:

13
a. Menjunjung tinggi nama baik dan kehormatan organisasi serta menentang setiap upaya atau
tindakan-tindakan yang merugikan organisasi dengan cara yang baik dan bertanggung
jawab serta bermartabat;
b. Memegang teguh dan mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Pedoman
pedoman organisasi dan peraturan-peraturan lainnya;
c. Memupuk persaudaraan, persatuan dan solidaritas di antara sesama anggota;
e. Menjalankan tugas-tugas yang diberikan oleh organisasi dengan penuh tanggungjawab;
f. Mendukung dan menyukseskan tujuan, usaha dan program organisasi.
2. Setiap anggota PETAHANA RAYA berhak:
a. Mendapat perlakuan yang sama dari organisasi;
b. Menghadiri rapat-rapat dan pendidikan/pelatihan yang diselenggarakan organisasi sesuai
aturan yang berlaku;
c. Menggunakan hak suara dalam rapat serta hak memilih dan dipilih menjadi pimpinan
organisasi sesuai peraturan yang berlaku;
d. Menyatakan pendapat; serta mengajukan usul, saran dan kritik, baik secara lisan maupun
tulisan;
e. Membela diri;
f. Mendapat perlindungan dan pembelaan hukum dari organisasi;
g. Mendapat kesempatan mengikuti agenda-agenda organisasi sesuai dengan aturan
organisasi;
h. Hak-hak lainnya yang diatur dalam Pedoman organisasi.
3. Untuk dapat dipilih dan ditetapkan pada kepengurusan/jabatan dalam organisasi, anggota
organisasi telah mengikuti pelatihan pelatihan, pengkaderan yang diselenggarakan oleh
organisasi dan harus telah membuktikan kesetiaan, kemampuan, aktifitas, disiplin dan darma
baktinya kepada organisasi;

Pasal 8
BERAKHIRNYA KEANGGOTAAN

Keanggotaan organisasi berakhir karena:


a. Mengundurkan diri atas permintaan sendiri
b. Diberhentikan
c. Meninggal dunia
e. Melanggar AD/ ART dan Peraturan Organisasi

BAB IV
DISIPLIN ORGANISASI
Pasal 9

1. Untuk membangun kekuatan dan menjaga keutuhan organisasi serta memantapkan mekanisme
organisasi dalam rangka memperkokoh persatuan dan kesatuan organisasi, organisasi
mempunyai ketentuan khusus yaitu Disiplin organisasi;
2. Yang dimaksud disiplin organisasi adalah aturan tertulis yang telah disepakati dan wajib ditaati
yang tertuang dalam peraturan dan kebijakan organisasi. Termasuk di dalam disiplin ini adalah
disiplin organisasi dan disiplin administrasi;
3. Setiap anggota organisasi wajib mentaati Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga organisasi
dan seluruh ketentuan organisasi serta mentaati disiplin organisasi dan bagi mereka yang
melanggar dapat dikenakan sanksi sesuai dengan pasal 11 (sebelas) Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 10

1. Disiplin organisasi yang bersifat larangan adalah:


a. Anggota organisasi dilarang melakukan kegiatan yang dapat merusak citra organisasi,
merugikan nama baik dan kepentingan organisasi;

14
b. Anggota organisasi dilarang melakukan kegiatan dan tindakan yang bertentangan dengan
peraturan organisasi;
c. Anggota organisasi dilarang membuka rahasia organisasi kepada pihak lain di luar
organisasi.
2. Disiplin organisasi yang bersifat keharusan adalah:
a. Anggota organisasi yang hendak melakukan kegiatan dan/atau program kerja untuk dan
atas nama organisasi yang tidak menjadi tanggungjawabnya harus memperoleh persetujuan
terlebih dahulu dari pimpinan organisasi setingkat di atasnya;
b. Anggota organisasi harus taat terhadap semua peraturan organisasi dan disiplin organisasi;
c. Anggota organisasi tidak diperbolehkan melakukan dan atau menggunakan kekerasan fisik
dan intimidasi dengan mengatas namakan organisasi;
d. Anggota organisasi diharuskan mengikuti pelatihan dan pembinaan guna meningkatkan
ketrampilan di bidangnya yang diselenggarakan oleh pimpinan organisasi di wilayahnya atau
setingkat diatasnya.

BAB V
SANKSI, REHABILITASI DAN PENGHARGAAN
Pasal 11
SANKSI

1. Sanksi organisasi dapat diberikan kepada anggota dan/atau pengurus organisasi apabila:
a. Melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan hukuman pidana 2 (dua) tahun
atau lebih berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;
b. Melanggar Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta peraturan-peraturan
organisasi lainnya.
2. Bagi pimpinan dan anggota organisasi yang memiliki kartu anggota dalam status tersangka atau
terdakwa, diusahakan mendapat pembelaan dari organisasi, dalam kontek membela organisasi;
3. Prinsip pemberian sanksi dilakukan melalui proses yang bersifat terbuka, jujur dan adil.

Pasal 12
BENTUK DAN MEKANISME PEMBERIAN SANKSI

1. Bentuk sanksi organisasi dapat berupa peringatan tertulis, pemberhentian sementara dan
pemberhentian tetap;
2. Mekanisme pemberian sanksi adalah sebagai berikut:
a. Peringatan tertulis:
1. Peringatan tertulis diberikan kepada anggota yang melakukan pelanggaran Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga;
2. Peringatan tertulis kepada anggota diberikan oleh Pimpinan Organisasi di setiap jenjang
dengan tata urutan: peringatan pertama bertujuan untuk pencegahan pengulangan
kesalahan; peringatan kedua bertujuan untuk kepatuhan; peringatan ketiga untuk syarat
pengenaan sanksi, di mana setiap surat peringatan tersebut ditembuskan kepada
Pimpinan Organisasi satu tingkat di atasnya kecuali yang dikeluarkan oleh Dewan
Pimpinan Pusat (DPP) tanpa tembusan; Dewan Pendiri Organisasi (DPO) mendapat
tembusan;
3. Peringatan tertulis kepada pengurus diberikan oleh Pimpinan Organisasi di jenjang
kepengurusan yang bersangkutan.
b. Pemberhentian sementara:
1. Pemberhentian Sementara hanya dapat dilakukan berdasarkan alasan-alasan yang kuat
secara organisatoris dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah
Tangga;
2. Usulan pemberhentian sementara, diajukan oleh Pimpinan Organisasi berdasarkan
putusan rapat pleno;
3. Pemberhentian sementara dilakukan oleh Pimpinan Organisasi satu tingkat di atasnya
melalui rapat pleno;

15
4. Mekanisme usulan pemberhentian sementara bagi pengurus Dewan Pimpinan Pusat
(DPP) dilakukan melalui rapat pleno Dewan Pimpinan Pusat (DPP)
c. Pemberhentian tetap:
1. Usulan pemberhentian tetap anggota dilakukan oleh Pimpinan Organisasi melalui
mekanisme rapat dan diputuskan melalui rapat pleno;
2. Pemberhentian tetap pengurus organisasi ditetapkan oleh Pimpinan Organisasi, setelah
mendapat rekomendasi dari Pimpinan Organisasi satu tingkat di atasnya;
3. Pemberhentian secara tetap atau permanen bagi anggota Pimpinan Organisasi yang
dipilih secara langsung dalam forum permusyawaratan tertinggi organisasi hanya dapat
dilakukan melalui Dewan Pendiri Organisasi (DPO).
3. Tata-tata cara pemberian sanksi sebagai berikut:
a. Seorang anggota dan/atau pengurus organisasi dapat diberhentikan sementara dan/atau
tetap karena melakukan perbuatan yang bertentangan dengan Anggaran Dasar/Anggaran
Rumah Tangga organisasi atau dengan sengaja tidak menjalankan kewajiban sebagai
anggota dan/atau pengurus organisasi.
b. Setelah diberi peringatan tertulis sebanyak 3 (tiga) kali oleh Pimpinan Organisasi, Tenggang
waktu dari pengeluaran peringatan tertulis pertama dan selanjutnya sekurang-kurangnya 7
(tujuh) hari;
c. Apabila dalam waktu 15 (lima belas) hari setelah peringatan terakhir tidak diindahkan, maka
yang bersangkutan dapat diberhentikan sementara selama 1 (satu) bulan;
d. Bilamana dalam jangka waktu pemberhentian sementara yang bersangkutan tidak
melakukan klarifikasi dan kembali kepada organisasi maka status keanggotaannya dan/atau
sebagai pengurus gugur dengan sendirinya;
f. Dalam hal seorang anggota yang menjabat suatu jabatan tertentu di dalam organisasi, maka
keputusan pemberhentian sementara atau/dan pemberhentian tetap ditetapkan oleh
Pengurus organisasi, di mana ia terdaftar sebagai pengurus.
g. Anggota dan/atau pengurus yang diberhentikan sementara dan/atau tetap dapat membela
diri dengan mengajukan permintaan peninjauan kembali atas keputusan tersebut.

Pasal 13
REHABILITASI

1. Rehabilitasi atau pemulihan nama baik anggota dan/atau pengurus dapat dilakukan apabila:
a. Yang bersangkutan dinyatakan tidak bersalah oleh pengadilan;
b. Yang bersangkutan mengajukan permohonan keanggotaan setidaknya telah selesai
menjalani hukuman minimal 2 (dua) tahun;
c. yang bersangkutan mengajukan pembelaan diri dan dapat diterima oleh Pimpinan
Organisasi.
2. Bagi anggota organisasi yang berstatus tersangka atau terdakwa atau terpidana, dengan adanya
Surat Perintah Penghentian Penyidikan dan Penuntutan dan/atau berdasarkan putusan
pengadilan yang sudah mempunyai kekuatan hukum tetap, menyatakan bahwa yang
bersangkutan dinyatakan tidak bersalah dan/atau dinyatakan perbuatannya tidak merupakan
tindak pidana, dilakukan rehabilitasi oleh Dewan Pimpinan Pusat(DPP) paling lambat 15 (lima
belas) hari setelah permohonan rehabilitasi diajukan oleh yang bersangkutan pada DPP.

Pasal 14
PENGHARGAAN

1. Organisasi dapat memberikan penghargaan kepada pengurus, anggota atau orang bukan
anggota organisasi atas kontribusi dan jasa-jasanya yang besar terhadap kemajuan Organisasi
dan terhadap Kemajuan Kabaena atau hal-hal lain yang dianggap luar biasa yang dapat
mempengaruhi kemajuan bagi masyarakat luas, bangsa dan negara;
2. Syarat-syarat dan tataran pemberian penghargaan diatur di dalam keputusan Dewan Pimpinan
Pusat (DPP).

16
BAB VI
ORGANISASI
Pasal 15
ORGANISASI

1. Pimpinan organisasi dibentuk secara demokratis melalui musyawarah untuk mufakat atas dasar
pemilihan yang sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga organisasi;
2. Pimpinan organisasi mulai dari jajaran yang tertinggi sampai dengan yang terendah merupakan
susunan hierarki organisatoris. Setiap pimpinan organisasi mempunyai keleluasaan menetapkan
dan menjalankan keputusan organisasi sepanjang menyangkut kepentingan wilayah masing-
masing yang tidak bertentangan dengan Garis Besar Haluan Organisasi yang lebih tinggi;
3. Apabila di dalam tingkatan DPC dan Dewan Komisariat belum terbentuk jajaran organisasi, maka
Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dapat menentukan kebijakan khusus untuk menetapkan
kepengurusan langsung dan sementara organisasi.

BAB VII
DEWAN PENDIRI ORGANISASI dan KOMPOSISI KEPENGURUSAN
Pasal 16
DEWAN PENDIRI ORGANISASI

1. Dewan Pendiri Organisasi (DPO) adalah mereka yang mendirikan organisasi ini;
2. Anggota Dewan Pendiri Kehormatan (DPK) dapat diangkat oleh Dewan Pendiri Organisasi (DPO)
dengan mempertimbangkan kontribusi yang dapat mereka berikan kepada organisasi;
3. Penambahan, penggantian, pengangkatan dan pemberhentian 2 (dua) Orang Anggota Dewan
Pendiri Kehormatan (DPK) dilakukan dalam Rapat khusus Dewan Pendiri Organisasi (DPO);
yang diadakan untuk ini;
4. Dewan Pendiri Organisasi (DPO); memiliki wewenang, tanggung jawab, kewajiban dan tugas
pokok dalam kedudukan yang sama sebagaimana diatur dalam pasal 10 Anggaran Dasar; dan
diperjelas pada Pedoman Organisasi;
5. Keanggotaan Dewan Pendiri Organisasi (DPO) berakhir oleh karena:
a. Meninggal dunia;
b. Mengundurkan diri secara sukarela;
c. Diberhentikan.
6. Keanggotaan Dewan Pendiri Kehormatan (DPK) berakhir oleh karena:
a. Meninggal dunia:
b. Mengundurkan diri secara sukarela;
c. Diberhentikan berdasarkan keputusan rapat khusus Dewan Pendiri Organisasi (DPO) yang
diadakan untuk ini; karena melakukan sesuatu yang merugikan organisasi dan/atau
melanggar ketentuan yang sangat mendasar dari organisasi;
d. Melanggar disiplin dan etika organisasi.
7. Bagi mereka yang diberhentikan seperti yang dimaksud dalam ayat 6 sub (c) dan (d) di atas,
diberi kesempatan dalam tempo 1 (satu) bulan sejak pemberhentian tersebut untuk mengajukan
pembelaan diri didalam Rapat khusus Dewan Pendiri Organisasi (DPO); yang diadakan untuk ini;
8. Dewan Pendiri Organisasi (DPO); memiliki organ Satuan-satuan tugas dibidang ke-sekretariatan
disebut Sekretariat Organisasi Dewan Pendiri Organisasi (DPO); berkantor di Dewan Pimpinan
Pusat (DPP);
9. Ketentuan tentang struktur oganisasi, uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab, tata kerja
Dewan Pendiri Organisasi (DPO); sebagaimana dimaksud dalam pasal ini diatur pada Pedoman
Organisasi;

Pasal 17
KOMPOSISI KEPENGURUSAN

Komposisi Pengurus Organisasi ditentukan sebagai berikut:


1. Dewan Pendiri Organisasi (DPO) terdiri dari:

17
a. Satu (1) orang Ketua Dewan Pendiri Organisasi (DPO);
b. Satu (1) orang Sekretaris Dewan Pendiri Organisasi (DPO);
c. Satu (1) orang Bendahara Dewan Pendiri Organisasi (DPO); dan
d. 10 (sepuluh) orang Anggota anggota Dewan Pendiri Organisasi (DPO).

2. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) terdiri dari:


a. Satu (1) orang Ketua Umum;
b. Empat (4) orang Wakil Ketua Umum;
c. 1 (satu) orang Sekretaris Umum;
d. Empat (4) orang Sekretaris umum;
e. Dua (2) orang Bendahara Umum;
f. Sepuluh (10) orang Ketua ketua Departemen.

3. Dewan Pimpinan Cabang (DPC) terdiri dari:


a. Satu (1) orang Ketua DPC;
b. Tiga (3) orang Wakil Ketua DPC;
c. 1 (satu) orang Sekretaris Umum
d. Satu (1) orang Sekretaris DPC;
e. Sebanyak-banyaknya Sepuluh orang Ketua Bidang yang mana lingkup kerjanya sesuai
dengan bidang kerja DPP dan/ atau disesuaikan dengan keperluan Cabang;
f. Sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang Wakil Sekretaris;
g. Satu (1) orang Bendahara;
h. Sebanyak-banyak tiga (3) orang Wakil Bendahara.

4. Dewan Komisariat terdiri dari:


a. Satu (1) orang Ketua Dewan Komisariat;
b. Satu (1) orang Sekretaris Dewan Komisariat;
c. Sebanyak-banyaknya 10 (sepuluh) orang Ketua Seksi yang bidang kerjanya sesuai dengan
bidang kerja Dewan Pimpinan Pusat dan/atau disesuaikan dengan keperluan Dewan
Komisariat
d. Sebanyak-banyaknya tiga (3) orang Wakil Sekretaris;
e. Satu (1) orang Bendahara;
f. Sebanyak-banyaknya tiga (3) orang Wakil Bendahara;

BAB VIII
PIMPINAN ORGANISASI, STUKTUR PIMPINAN,
WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB
Pasal 18
PIMPINAN ORGANISASI

1. Syarat Pimpinan Organisasi meliputi:


a. Semua anggota PERSATUAN MAHASISWA KABAENA RAYA dan Anggota organisasi;
b. Sehat jasmani dan rohani;
c. Pimpinan dan pengurus organisasi; berasal dari Anggota organisasi dan tokoh-tokoh basis
utama organisasi;
d. Setiap Pengurus Harian organisasi harus mengikuti pengkaderan organisasi yang dibuktikan
dengan sertifikat Pengkaderan.
2. Masa Bakti Pengurus meliputi:
a. Masa bakti kepengurusan selama 2 tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali melalui:
Rapar-DPO, Musyawarah cabang, Musyawarah Dewan Komisariat;
b. Masa bakti Dewan Pimpinan Pusat Pusat, Dewan Pimpinan Cabang, Dewan Komisariat,
sebanyak-banyaknya 2 (dua) periode secara berturut-turut;
c. Masa bakti pengurus berakhir pada saat terpilihnya pimpinan rapat dalam Rapar-DPO/
Musyawarah DPP Musyawarah DPC/ Musyawarah Dewan Komisariat.
3. Surat Pengangkatan Dewan Pimpinan Pusat (DPP);

18
a. Pengurus Harian Dewan Pimpinan Pusat (DPP) diangkat berdasarkan Surat Keputusan
Rapar-DPO atas mandat hasil Rapat Musyawarah Besar Organisasi (Mubernas);
b. Surat Keputusan pengurus Harian Dewan Pimpinan Pusat (DPP) ditanda tangani oleh Ketua
Umum PETAHANA RAYA dan Sekretaris umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dan disahkan
oleh Dewan Pendiri Organiasi (DPO);
c. Surat Keputusan pengangkatan Ketua-ketua Departemen ditanda tangani oleh Ketua Umum
dan Sekretaris umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dan disahkan oleh Dewan Pendiri
Organiasi (DPO).
4. Surat Pengangkatan Dewan Pembina (DP);
a. Pengurus Dewan Pembina diangkat berdasarkan Surat Keputusan Rapar-DPO atas mandat
hasil Rapat Musyawarah Besar Organisasi (Mubernas);
b. Surat keputusan pengurus Dewan Pembina ditanda tangani dan disahkan oleh Dewan
Pendiri Organiasi (DPO);
5. Surat Pengangkatan Pengurus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) dilaksanakan dengan:
a. Surat Keputusan Pengangkatan Kepengurusan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) ditanda
tangani oleh Ketua Umum Petahana Raya dan Sekretaris Umum Dewan Pimpinan Pusat
(DPP), selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari sejak usulan pengangkatan diterima oleh
Dewan Pimpinan Pusat (DPP) yang diajukan oleh Formatur terpilih dalam Musyawarah
cabang setelah memenuhi syarat minimal;
b. Persyaratan minimal pengajuan usulan kepengurusan Dewan Pimpinan Cabang (DPC)
adalah:
1. Daftar hadir Peserta Rapat;
2. Notulen Rapat;
3. Berita acara Musyawarah Cabang;
4. Surat pernyataan kesediaan menjadi pengurus oleh pengurus yang diusulkan.
c. Dewan Pimpinan Pusat(DPP)berkewajiban menerbitkan Surat Keputusan Kepengurusan
Dewan Pimpinan Cabang (DPC) kecuali dengan alasan yang sah yang dapat dibuktikan
bahwa usulan tersebut bertentangan dengan ketentuan organisasi setelah diputuskan dalam
Rapat Harian Dewan Pimpinan Pusat (DPP) untuk demi kepentingan organisasi dapat
menunda menerbitkan Surat Keputusan Pengangkatan Kepengurusan Dewan Pimpinan
Cabang (DPC) tersebut setelah diputuskan dalam rapat harian Dewan Pimpinan Pusat (DPP)
5. Surat Pengangkatan pengurus Dewan Komisariat dilakukan dengan:
a. Surat Keputusan Pengangkatan Kepengurusan Dewan Komisariat ditanda tangani oleh
Ketua dan Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang (DPC) bersama Ketua dan Sekretaris
Dewan Pimpinan Cabang (DPC), yang diusulkan selambat-lambatnya 15 (limabelas) hari
kepada Dewan Pimpinan Cabang (DPC) sejak usulan pengangkatan terpilih dalam
Musyawarah Dewan Komisariat dengan memenuhi syarat minimal:
b. Persyaratan minimal pengajuan usulan pengurus organisasi Dewan Komisariat adalah:
1. Daftar hadir Peserta Rapat;
2. Notulen Rapat;
3. Berita acara Musyawarah Dewan Komisariat;
4. Surat pernyataan kesediaan menjadi pengurus oleh pengurus yang diusulkan.

DEWAN PIMPINAN PUSAT


Pasal 19

1. Tata cara pemilihan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat ( DPP) ditetapkan oleh Rapar-DPO;
2. Anggota Kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) setelah dipilih oleh Rapar-DPO
mengucapkan sumpah/janji di depan Rapar-DPO;
3. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) adalah pelaksana eksekutif di tingkat Pusat dan atau tempat
organisasi berkedudukan;
4. Untuk pelaksanaan tugas pembidangan; Ketua Umum PETAHANA RAYA Dewan Pimpinan
Pusat (DPP) dapat membentuk unit kerja disebut Departemen- Departemen;
5. Departemen-departemen tersebut dipimpin oleh Ketua, Wakil-wakil, Sekretaris umum yang
membidangi fungsi tersebut;

19
6. Departemen Departemen terdiri atas beberapa Departemen dan dipimpin oleh Ketua
Departemen bersama Wakil Ketua Umum dan Wakil Sekretaris umum dengan beberapa orang
anggota anggota;
7. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dapat membentuk komite-komite aksi program kerja dan unit-unit
kerja lainnya untuk melaksanakan kegiatan Ad Hoc program pengembangan dan pemberdayaan
masyarakat dalam semua bidang kehidupan;
8. Fungsionaris Dewan Pimpinan Pusat (DPP) karena hal-hal yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan, dan dalam keadaan tertentu dapat diganti kecuali Ketua Umum
9. Pergantian fungsionaris Dewan Pimpinan Pusat (DPP) sebagaimana dimaksud pada ayat (8)
dapat dilakukan dengan berpedoman pada ketentuan yang diatur dalam Pedoman
Kepengurusan yang pengesahannya dilaksanakan dalam rapat pleno Dewan Pimpinan Pusat
(DPP);
10. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) diberi kewenangan untuk melakukan penyesuaian terhadap
struktur kepengurusan yang ada melalui penambahan atau pengurangan unit-unit kerja;
11. Apabila terdapat Fungsionaris Dewan Pimpinan Pusat (DPP) yang terkena hukuman organisasi
sebagaimana tercantum dalam ayat 1 pasal 11 Anggaran Rumah Tangga, maka Dewan
Pimpinan Pusat (DPP) dapat membebas tugaskan fungsionaris Dewan Pimpinan Pusat (DPP)
tersebut dari jabatannya. Pembebas tugasan tersebut kemudian dilaporkan dan dipertanggung
jawabkan dalam Rapar-DPO .

Pasal 20

1. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) mengesahkan pembentukan struktur, komposisi dan personalia
Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Untuk mengesahkan struktur, komposisi dan personalia Dewan
Pimpinan Cabang (DPC) berdasarkan usul Dewan Pimpinan Cabang (DPC) yang merupakan
hasil Musyawarah Cabang;
2. Usulan dari Dewan Pimpinan Cabang (DPC) yang dimaksud ayat (1) tersebut di atas harus
disertai dengan laporan singkat tentang jalannya Musyawarah cabang dilengkapi dengan Daftar
Hadir Peserta Rapat, Notulen Rapat, Berita Acara Rapat dan Struktur, Komposisi serta
Personalia yang diusulkan, yang kesemuanya telah memenuhi persyaratan administrasi;
3. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dapat membatalkan keputusan Musyawarah cabang, Musyawarah
Dewan Komisariat yang menyimpang dari Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 21

1. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) memiliki wewenang:


a. Menentukan serta menetapkan Kebijakan organisasi sesuai dengan Anggaran Dasar,
Anggaran Rumah Tangga, Keputusan-keputusan Rapar-DPO, hasil-hasil rapat atau
Permusyawaratan baik tingkat DPP dan tingkat Cabang serta Peraturan-peraturan organisasi
lainnya;
b. Menyampaikan rekomendasi kepada Dewan Pendiri Organisasi untuk pengesahan struktur,
komposisi dan personalia Dewan Pimpinan Pusat (DPP);
c. Mengesahkan komposisi dan personalia Pimpinan Organisasi DPC dengan sungguh-
sungguh memperhatikan rekomendasi Pengurus Cabang (DPC) yang Bersangkutan;
d. Membentuk, menetapkan dan memberhentikan personalia ke-Sekretariatan dan
Perbendaharaan pada Sekretariat tingkat Dewan Pimpinan Pusat (DPP) atau Satuan-satuan
Tugas dan/atau Unit-unit dan/atau kelompok-kelompok kerja;
2. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) memiliki kewajiban:
a. Melaksanakan Segala Ketentuan dan kebijakan organisasi sesuai dengan Anggaran Dasar,
Anggaran Rumah Tangga, hasil keputusan Rapar-DPO dan rapat-rapat tingkat DPP;
b. Menyampaikan laporan pertanggung-jawaban dibidang perkembangan kemajuan organisasi
dan administrasi keuangan dan segala bentuk keputusan-keputusan organisasi kepada
Rapar-DPO dan/atau Rapar-DPO Luar Biasa
3. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) memiliki tugas pokok:

20
a. Memelihara kemurnian visi, misi, Jatidiri, sifat, azas, dasar dan prinsip perjuangan dan
melaksanakan kebijakan organisasi;
b. Mengawasi kegiatan operasional organisasi di Dewan Pimpinan Pusat, dan/atau Dewan
Pimpinan Cabang dan Pimpinan di Dewan Komisariat;
c. Menjalankan pengelolaan organisasi secara efektif dan efisien dalam rangka pencapaian
maksud dan tujuan organisasi;
d. Melakukan upaya-upaya khusus dan program kerja secara mandiri demi pengembangan,
kebesaran organisasi dan/atau mengamankan kepentingan perjuangan dan/atau pencapaian
maksud dan tujuan organisasi;
e. Menjabarkan dan menyelaraskan kebijakan organisasi dalam bentuk program-program kerja
nyata yang realistis, efektif dan efisien dalam rangka pencapaian tujuan organisasi;
4. Ketentuan tentang wewenang, kewajiban, tugas pokok dan tata kerja masing-masing pengurus
Dewan Pimpinan Pusat (DPP) sebagai mana dimaksud dalam pasal ini diatur lebih lanjut dalam
Pedoman Organisasi.

DEWAN PIMPINAN CABANG


Pasal 22

1. Dewan Pimpinan Cabang (DPC) adalah pelaksana eksekutif di tingkat Cabang untuk masa
jabatan 2 (dua) tahun;
2. Untuk pelaksanaan tugas pembidangan, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) dapat
membentuk unit kerja sesuai dengan unit kerja Departemen Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dan
disesuaikan dengan keperluan Cabang;
3. Bidang-bidang tersebut dipimpin oleh Ketua dan Wakil Sekretaris yang membidangi fungsi
tersebut;
4. Bidan-bidang terdiri atas beberapa seksi seksi dan dipimpin oleh ketua seksi dengan beberapa
orang anggota;
5. Dewan Pimpinan Cabang (DPC) dapat membentuk Dewan Pertimbangan Cabang;
6. Fungsionaris Dewan Pimpinan Cabang (DPC) karena hal-hal yang tidak dapat dipertanggung
jawabkan, dapat diganti kecuali Ketua Pimpinan Cabang (DPC);
7. Pergantian fungsionaris Dewan Pimpinan Cabang (DPC) sebagai mana dimaksud pada ayat (6)
dapat dilakukan dengan berpedoman pada ketentuan yang diatur dalam Pedoman
Kepengurusan yang pengesahannya dilaksanakan dalam rapat pleno Dewan Pimpinan Cabang
(DPC);
8. Dewan Pimpinan Cabang (DPC) diberi kewenangan untuk melakukan penyesuaian terhadap
struktur kepengurusan yang ada melalui penambahan atau pengurangan unit-unit kerja.

Pasal 23

1. Dewan Pimpinan Cabang (DPC) memiliki wewenang:


a. Menentukan serta menetapkan Kebijakan organisasi sesuai dengan Anggaran Dasar,
Anggaran Rumah Tangga, Keputusan-keputusan Rapar-DPO, hasil-hasil rapat atau
Permusyawaratan baik tingkat Cabang serta Peraturan-peraturan organisasi lainnya;
b. Menyampaikan rekomendasi kepada Dewan Pimpinan Pusat (DPP) untuk pengesahan
struktur, komposisi dan personalia Dewan Pimpinan Cabang (DPC);
c. Mengesahkan komposisi dan personalia Pimpinan Organisasi Dewan Komisariat dengan
sungguh-sungguh memperhatikan rekomendasi Pengurus Dewan Komisariat yang
Bersangkutan;
d. Membentuk, menetapkan dan memberhentikan personalia ke-Sekretariatan dan
Perbendaharaan pada Sekretariat Tingkat Cabang (DPC) atau Satuan-satuan Tugas
dan/atau Unit-unit dan/atau kelompok-kelompok kerja;
2. Dewan Pimpinan Cabang (DPC) memiliki kewajiban:
a. Melaksanakan Segala Ketentuan dan kebijakan organisasi sesuai dengan Anggaran Dasar,
Anggaran Rumah Tangga, hasil keputusan rapat-rapat dan permusyawaratan tingkat Cabang
serta Peraturan organisasi lainnya

21
b. Menyampaikan laporan pertanggung-jawaban dan segala bentuk keputusan kepada
Musyawarah cabang;
c. Membuat laporan secara berkala kepada Pengurus (DPP);
3. Dewan Pimpinan Cabang (DPC) memiliki tugas pokok:
a. Memelihara kemurnian, visi, misi, jatidiri sifat, azas, dasar dan prinsip perjuangan dan
melaksanakan kebijakan organisasi;
b. Mengawasi kegiatan operasional Organisasi di tingkat bidang bidang Dewan Pimpinan
Cabang (DPC) dan Dewan Komisariat
c. Menjalankan pengelolaan organisasi secara efektif dan efisien dalam rangka pencapaian
maksud dan tujuan organisasi;
d. Melakukan upaya-upaya khusus dan program kerja Dewan Pimpinan Cabang secara mandiri
demi pengembangan/kebesaran organisasi dan/atau mengamankan kepentingan perjuangan
dan/atau pencapaian maksud dan tujuan organisasi;
e. Menjabarkan dan menyelaraskan kebijakan organisasi dalam bentuk program-program
kegiatan yang realistis, efektif dan efisien dalam rangka pencapaian fungsi, sasaran
organisasi.
4. Ketentuan tentang wewenang, kewajiban, tugas pokok dan tata kerja masing-masing sub-unit
Dewan Pimpinan Cabang (DPC) sebagai mana dimaksud dalam pasal ini diatur lebih lanjut
dalam Pedoman organisasi.

DEWAN KOMISARIAT
Pasal 24

1. Dewan Komisariat adalah pelaksana eksekutif organisasi di Universitas untuk masa jabatan 2
(dua) tahun;
2. Untuk pelaksanaan tugas pembidangan Dewan Komisariat dapat membentuk seksi seksi sesuai
dengan unit kerja Departemen Dewan Pimpinan Pusat dan disesuaikan dengan keperluan dan
kebutuhan Dewan Komisariat.
3. Seksi-seksi tersebut dipimpin oleh Ketua dan Wakil Sekretaris yang membidangi fungsi tersebut;
4. Seksi-seksi terdiri atas beberapa kepala seksi dengan beberapa orang anggota;
5. Dewan Komisariat dapat membentuk komite-komite aksi dan unit-unit kerja lainnya untuk
melaksanakan kegiatan Ad Hoc program pengembangan Pendidikan dan pelatihan;
6. Fungsionaris Dewan Komisariat karena hal-hal yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, dapat
diganti;
7. Pergantian fungsionaris Dewan Komisariat sebagai mana dimaksud pada ayat (6) dapat
dilakukan dengan berpedoman pada ketentuan yang diatur dalam Pedoman organisasi, yang
pengesahannya dilaksanakan dalam rapat pleno Pimpinan organisasi Dewan Komisariat;
8. Dewan Komisariat diberi kewenangan untuk melakukan penyesuaian terhadap struktur
kepengurusan yang ada melalui penambahan atau pengurangan unit-unit kerja atas persetujuan
Dewan Pimpinan Cabang (DPC);

Pasal 25

1. Dewan Komisariat memiliki wewenang:


a. Menentukan serta menetapkan Kebijakan organisasi di Dewan Komisariat sesuai dengan
Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Rapar-DPO, hasil-hasil Rapat rapat
dan/atau Permusyawaratan baik tingkat Cabang, serta Peraturan-peraturan organisasi
lainnya;
b. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Pimpinan Cabang (DPC) untuk pengesahan
komposisi dan personalia Dewan Komisariat;
c. Menerima pendaftaran calon anggota/Anggota PETAHANA RAYA dan membuatkan Kartu
Tanda Anggota (KTA) dan melaporkan kepada Dewan Pimpinan Pusat dan Dewan
Pimpinan Cabang (DPC) secara berkala;

22
d. Membentuk, menetapkan dan memberhentikan personalia ke-Sekretariatan dan
Perbendaharaan disebut, Sekretariat Dewan Komisariat atau Satuan satuan Tugas dan/atau
Unit-unit dan/atau kelompok-kelompok kerja.
2. Dewan Komisariat memiliki kewajiban:
a. Melaksanakan segala Ketentuan dan kebijakan organisasi sesuai dengan Anggaran Dasar,
Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Rapar-DPO, hasil keputusan rapat-rapat dan
pemusyawaratan tingkat Cabang, serta peraturan organisasi lainnya;
b. Menyampaikan laporan pertanggung-jawaban dan segala bentuk keputusan kepada
Musyawarah Dewan Komisariat;
c. Membuat laporan secara berkala kepada Dewan Pimpinan Cabang (DPC) dengan
tembusan kepada Dewan Pimpinan Pusat Pusat (DPP);
3. Dewan Komisariat memiliki tugas pokok:
a. Memelihara kemurnian, visi, misi, jatidiri sifat, azas, dasar dan prinsip perjuangan dan
melaksanakan kebijakan organisasi;
b. Mengawasi kegiatan dan melaksanakan kegiatan operasional pengurus organisasi di Dewan
Komisariat;
c. Menjalankan pengelolaan organisasi secara efektif dan efisien dalam rangka pencapaian
maksud dan tujuan organisasi;
d. Menjabarkan dan menyelaraskan kebijakan organisasi dalam bentuk program-program
kegiatan yang realistis dan nyata, efektif dan efisien dalam rangka pencapaian fungsi,
sasaran organisasi;
4. Ketentuan tentang wewenang, kewajiban, tugas pokok dan tata kerja masing-masing sub-unit
Dewan Komisariat sebagai mana dimaksud dalam pasal ini diatur lebih lanjut dalam Pedoman
organisasi;

BAB IX
ORGANISASI
Pasal 26
KEDUDUKAN

Organisasi adalah institusi yang mempunyai kedudukan mandiri, berhak mengatur dan mengelola
sendiri kerja Dewan tetapi harus:
1. Sesuai dengan asas, tujuan, sifat dan identitas sebagai mana yang termaktub dalam Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan Pedoman Organisasi;
2. Dalam melakukan kegiatannya Organisasi tidak boleh bertentangan dengan Garis-garis
Kebijakan organisasi di setiap jenjang organisasi;

Pasal 27
PENGURUS ORGANISASI

Persyaratan menjadi Pengurus Organisasi adalah:


a. Mahasiswa Kabaena dan telah terdaftar sebagai Anggota PETAHANA RAYA dan telah mengikuti
pendidikan organisasi;
b. Menyetujui, menerima dan dianggap telah memahami Anggaran Dasar, Anggaran Rumah
Tangga, Visi, Misi, Jati Diri dan Garis Perjuangan organisasi dan ketentuan khusus yaitu
Ketetapan Mengenai Pedoman Organisasi serta peraturan-peraturan lainnya;
c. Sanggup serta aktif mengikuti kegiatan organisasi.

Pasal 28
WEWENANG, KEWAJIBAN
dan TUGAS POKOK

Pengurus Organisasi tingkat DPP, DPC, Dewan Komisariat sesuai dengan bidang dan/atau unit
kepengurusan memiliki wewenang:

23
a. Menentukan serta menetapkan Kebijakan sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah
Tangga, Pedoman Organisasii, hasil-hasil rapat serta Peraturan lainnya;
b. Memberikan rekomendasi untuk mendapat persetujuan dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) untuk
pengesahan komposisi dan susunan personalia Organisasi di tingkat DPC;
c. Memberikan persetujuan dan dapat memberhentikan pengurus Organisasi sepengetahuan
Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dan Dewan Pendiri Organisasi (DPO);
d. Membentuk dan menetapkan beberapa personalia yang cakap dan sesuai bidangnya dan tingkat
keahlian masing-masing dan harus sesuai dengan ketetapan mengenai Pedoman Organisasi;
e. Melakukan upaya-upaya khusus demi keuntungan/pengembangan kebesaran organisasi
dan/atau demi mengamankan kepentingan perjuangan dan/atau pencapaian maksud dan tujuan
organisasi.

BAB X
MUSYAWARAH ORGANISASI
Pasal 29
RAPAT PARIPURNA DEWAN PENDIRI ORGANISASI

1. Rapat Paripurna Dewan Pendiri Organisasi selanjutnya disebut Rapar-DPO adalah


permusyawaratan yang memegang kekuasaan tertinggi dalam organisasi yang diadakan atas
undangan Dewan Pendiri Organisasi (DPO) dilaksanakan sekali dalam 2 (dua) tahun yang
dihadiri oleh peserta, peninjau dan undangan Dewan Pendiri Organisasi (DPO);
2. Peraturan penyelenggaraan Acara dan Tata-tertib Rapar-DPO ditetapkan dan disahkan oleh
Musyawarah Besar Organisasi (Mubernas);
3. Peserta Rapar-DPO terdiri oleh:
a. Seluruh Anggota Dewan Pendiri Organisasi (DPO) tanpa diwakilkan atau memberikan surat
kuasa kepada pihak lain;
b. Seluruh Anggota Dewan Pendiri Kehormatan (DPK) tanpa diwakilkan atau memberikan
surat kuasa kepada pihak lain;
4. Peninjau Rapar-DPO terdiri atas: Undangan Dewan Pendiri Organisasi (DPO);
5. Undangan Rapar-DPO adalah mereka yang diundang oleh Dewan Pendiri Organisasi (DPO);
6. Hak bicara dimiliki oleh peserta Rapar-DPO;
7. Hak suara Rapar-DPO meliputi:
a. Seluruh Anggota Dewan Pendiri Organisasi (DPO) masing masing memiliki hak 1 (satu)
suara;
b. Seluruh Anggota Dewan Pendiri Kehormatan (DPK) masing masing memiliki hak 1 (satu)
suara;
8. Waktu dan tempat Rapar-DPO ditetapkan oleh Dewan Pendiri Organisasi (DPO);
9. Undangan menghadiri Rapar-DPO dikeluarkan oleh Dewan Pendiri Organisasi (DPO);

Pasal 30
MUSYAWARAH BESAR ORGANISASI

1. Rapat Musyawarah Besar Organisasi; yang selanjutnya disebut Mubernas; adalah


permusyawaratan tingkat pusat organisasi yang diadakan atas Undangan Dewan Pimpinan
Pusat (DPP) dilaksanakan sekali dalam 2 (dua) tahun yang dihadiri oleh peserta Mubernas,
peninjau dan undangan Mubernas;
2. Peraturan penyelenggaraan Acara dan Tata-tertib Mubernas ditetapkan oleh Dewan Pimpinan
Pusat (DPP);
3. Peserta Mubernas terdiri atas:
a. Pengurus Harian Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dan Para Ketua-ketua dan Wakil Sekretaris
umum serta Departemen-departemen;
b. Ketua, Wakil Ketua dan Sekretaris Dewan Pembina (DP);
c. Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan Bendahara Dewan Pimpinan Cabang (DPC), apabila
berhalangan dapat diwakili berdasarkan rapat pleno Dewan Pimpinan Cabang (DPC).
4. Peninjau Mubernas terdiri atas:

24
a. Seluruh anggota-anggota pengurus, anggota-anggota departemen dan Bidang-bidang,
Dewan Pimpinan Pusat (DPP);
b. Anggota-anggota Dewan Pembina;
c. Undangan Dewan Pimpinan Pusat;
5. Undangan Mubernas adalah mereka yang diundang oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) untuk
menghadiri acara tertentu dari Mubernas;
6. Hak bicara dimiliki oleh peserta Mubernas;
7. Hak suara Mubernas meliputi:
a. Para pengurus harian Dewan Pimpinan Pusat (DPP), para Ketua-ketua Departemen dan
Bidang-bidang masing-masing memiliki hak 1 (satu) suara;
b. Ketua, Wakil Ketua dan Sekretaris Dewan Pembina (DP); masing-masing memiliki hak 1
(satu) suara;
c. Dewan Pimpinan Cabang (DPC), masing-masing memiliki 1 (satu) hak suara;
d. Waktu dan tempat Rapat Musyawarah Besar Organisasi; ditetapkan oleh Dewan Pimpinan
Pusat (DPP);
8. Undangan menghadiri Rapat Musyawarah Besar Organisasi; dikeluarkan oleh Dewan
Pimpinan Pusat (DPP);

Pasal 31
MUSYAWARAH CABANG

1. Musyawarah cabang (Muscab) adalah Permusyawaratan Dewan Pimpinan Cabang dalam


organisasi yang diadakan atas undangan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) dilaksanakan sekali
dalam 2 (dua) tahun yang dihadiri oleh peserta musyawarah cabang, peninjau musyawarah
cabang dan undangan musyawarah cabang;
2. Peserta Musyawarah cabang terdiri atas:
a. Tiga (3) orang utusan dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP)
b. Para pengurus harian Dewan Pimpinan Cabang (DPC), Ketua-ketua Bidang Organisasi;
c. Ketua, Wakil Ketua dan Sekretaris Dewan Pertimbangan Cabang, Ketua DPC, Wakil Ketua
DPC, Sekretaris Cabang dan Bendahara Dewan Pimpinan Cabang (DPC), apabila
berhalangan dapat diwakili berdasarkan rapat pleno Dewan Pimpinan Cabang (DPC).
3. Peninjau Musyawarah cabang terdiri atas:
a. Seluruh anggota Bidang-bidang dan biro-biro di tingkat Cabang;
b. Anggota-anggota Organisasi di tingkat Cabang dan
c. Undangan Dewan Pimpinan Cabang (DPC);
4. Undangan Musyawarah cabang adalah mereka yang diundang oleh Dewan Pimpinan Cabang
(DPC) untuk menghadiri acara tertentu dari Musyawarah cabang;
5. Hak bicara dimiliki oleh peserta Muscab;
6. Hak suara Muscab meliputi:
a. Pimpinan Harian Pusat (DPP) memiliki 3 (tiga) Suara
b. Para pengurus harian Dewan Pimpinan Cabang (DPC), para Ketua-ketua, Bidang
Organisasi masing-masing memiliki hak 1 (satu) suara;
c. Ketua, Wakil Ketua dan Sekretaris Dewan Pertimbangan Cabang masing-masing memiliki
hak 1 (satu) suara;
d. Dewan Pimpinan Cabang (DPC) masing-masing memiliki 1 (satu) hak suara;
7. Waktu dan tempat Musyawarah cabang ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Cabang (DPC);
8. Undangan menghadiri Musyawarah cabang undangan dikeluarkan oleh Dewan Pimpinan
Cabang (DPC);

Pasal 32
MUSYAWARAH DEWAN KOMISARIAT

1. Musyawarah Dewan Komisariat adalah Permusyawaratan di Dewan Komisariat dalam organisasi


yang diadakan atas undangan Dewan Komisariat, dilaksanakan sekali dalam 1 (satu) tahun yang

25
dihadiri oleh peserta musyawarah Dewan Komisariat, peninjau musyawarah Dewan Komisariat
dan Undangan musyawarah Dewan Komisariat;
2. Peserta Musyawarah Dewan Komisariat terdiri atas:
a. 1 (satu) orang utusan dari Dewan Pimpinan Cabang (DPC);
b. Pengurus harian, ketua-ketua seksi Dewan Komisariat;
c. Ketua, Wakil Ketua dan Sekretaris Dewan Penasehat Dewan Komisariat organisasi;
d. Ketua, Wakil Ketua, sekretaris Tingkat.
3. Peninjau Musyawarah Dewan Komisariat terdiri atas:
a. Seluruh anggota seksi-seksi, Pimpinan Harian Dewan Komisariat;
b. Seluruh Anggota Organisasi di tingkat Dewan Komisariat; dan
c. Undangan Dewan Pimpinan PusatDewan Komisariat;
4. Undangan Musyawarah Dewan Komisariat adalah yang diundang oleh Pimpinan Harian;
5. Hak bicara dimiliki;
6. Hak suara Musyawarah Dewan Komisariat meliputi :
a. Dewan Pimpinan Cabang (DPC) memiliki 1 (satu) Suara;
b. Para pengurus harian Dewan Komisariat, Ketua-ketua Biro, Ketua ketua masing-masing
memiliki hak 1 (satu) suara;
c. Waktu dan tempat Musyawarah Dewan Komisariat ditetapkan oleh Pimpinan.
7. Undangan menghadiri Musyawarah Dewan Komisariat dikeluarkan oleh Pimpinan Harian Dewan
Komisariat.

RAPAT DEWAN PENDIRI LUAR BIASA


Pasal 33

1. Rapar-DPO Luar Biasa dapat diadakan oleh Dewan Pendiri Organisasi (DPO); atas permintaan
tertulis dan/atau persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah Dewan Pimpinan
Pusat Pusat, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) apabila:
a. Organisasi dalam keadaan terancam;
b. Dewan Pimpinan Pusat(DPP)melakukanan pelanggaran yang fatal terhadap Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Organisasi;
c. Dewan Pimpinan Pusat(DPP)tidak dapat melaksanakan amanat Rapar-DPO.
2. Sebelumnya memanggil dan menghadirkan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dan wajib
memberikan pertanggungjawaban atas diadakannya Rapar-DPO Luar Biasa;
3. Rapar-DPO Luar Biasa dipimpim oleh Ketua, Sekretaris dan Bendahara Dewan Pendiri
Organisasi (DPO);
4. Ketentuan mengenai Rapar-DPO Luar Biasa mekanisme dan tata cara pelaksanaannya diatur
dalam Pedoman Organisasi.

BAB XI
DEWAN PEMBINA dan PERTIMBANGAN
Pasal 34
DEWAN PEMBINA

1. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) mempunyai Dewan Pembina untuk tingkat DPP;
2. Dewan Pembina adalah Tokoh- tokoh masyarakat yang memiliki jiwa, ideologi, rasa kebangsaan
dan menerima Visi, Misi, maksud dan tujuan, Sifat, Asas, Dasar, Prinsip Perjuangan, Maksud dan
Tujuan organisasi dan dapat memberikan dukungan dan kekuatan moril maupun materil kepada
organisasi;
3. Dewan Pembina merupakan Dewan yang bersifat kolektif dan Pengurus Dewan Pembina
diangkat berdasarkan Surat Keputusan pengurus Dewan Pendiri Organisasi (DPO) ditanda
tangani oleh Ketua dan Sekretaris;
4. Ketua Dewan Pembina dipilih, ditetapkan, diberhentikan dan disahkan oleh Dewan Pendiri
Organisasi (DPO) untuk masa bakti 2 (dua) tahun dan dapat dipilih kembali;
5. Jumlah Anggota Dewan Pembina maksimal berjumlah 12 (dua belas) orang terdiri dari Ketua,
Wakil ketua, Sekretaris dan Anggota-anggota;

26
6. Ketentuan mengenai Dewan Pembina, rincian tugas, wewenang, tata cara penunjukkan dan
penggantian diatur dalam Pedoman Keorganisasian.

Pasal 35
DEWAN PERTIMBANGAN CABANG

1. Dewan Pimpinan Cabang (DPC) mempunyai Dewan Pertimbangan Cabang untuk Pimpinan
Harian Cabang;
2. Dewan Pertimbangan Cabang adalah Tokoh-tokoh masyarakat yang memiliki jiwa, ideologi, rasa
kebangsaan dan menerima Visi, Misi, Jatidiri, maksud dan tujuan, Sifat, Asas, Dasar, Prinsip
Perjuangan organisasi dan dapat memberikan dukungan dan kekuatan moril maupun materil
kepada organisasi;
3. Dewan Pertimbangan Cabang merupakan Dewan yang bersifat kolektif. Pengurus Dewan
Pertimbangan Cabang (DPC) diangkat berdasarkan Surat Keputusan yang ditanda tangani oleh
Ketua dan Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang (DPC);
4. Dewan Pertimbangan Cabang dipilih, ditetapkan, diberhentikan dan disahkan oleh Dewan
Pimpinan cabang (DPC) untuk masa bakti 2 (dua) tahun dan dapat dipilih kembali;
5. Jumlah Anggota Dewan Pertimbangan Cabang maksimal berjumlah 9 (sembilan) orang terdiri
dari Ketua, Wakil ketua, Sekretaris dan Anggota-anggota;
6. Ketentuan mengenai Dewan Pertimbangan Cabang, rincian tugas, wewenang, tata cara
penunjukkan dan penggantian diatur dalam Pedoman Keorganisasian.

BAB XII
RAPAT RAPAT KERJA ORGANISASI,
KORUM dan PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 36
RAPAT-RAPAT KERJA ORGANISASI

1. Rapat Kerja Organisasi terdiri atas Mubernas, Rapat Kerja Organisasi (RAKERSA) tingkat DPP,
Rapat Kerja Cabang (Rakercab), Rapat Kerja Dewan Komisariat;
2. Rapat Kerja organisasi (RAKERSA) ialah rapat kerja yang dilaksanakan 1 (satu) tahun sekali dan
diadakan untuk:
a. Menjabarkan hasil Mubernas dalam bentuk program kerja;
b. Merumuskan dan menetapkan kebijakan dalam setahun sebagai bagian dari penjabaran;
Hasil Rapar-DPO dan kebijakan yang tak terlaksana dalam periode sebelumnya;
c. Mengevaluasi kinerja pimpinan organisasi selama masa waktu periode Rapat Kerja
sebelumnya;
d. Merumuskan dan menetapkan kebijakan dan program kerja organisasi;
e. Merumuskan dan menetapkan kebijakan dan materi-materi perubahan program program
kerja termasuk materi usulan perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
bilamana ada kepada Rapat Paripurna Dewan Pendiri Organisasi (DPO);
f. Menetapkan pedoman-pedoman kerja organisasi yang diamanatkan oleh Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga;
3. Periodesasi Rapat Kerja Organisasi tingkat DPP dilaksanakan:
a. Rapat Kerja organisasi pertama dilaksanakan pada bulan ke 6 (enam) masa kepengurusan
DPP dengan tugas evaluasi kinerja Dewan Pimpinan Pusat (DPP);
b. Rapat Kerja organisasi kedua dilaksanakan pada akhir tahun pertama, dengan tugas
evaluasi Dewan Pimpinan Pusat organisasi selama tahun pertama;
c. Rapat Kerja organisasi ketiga dilaksanakan pada semester ke-3 (tiga) kepengurusan,
dengan tugas evaluasi kinerja Dewan Pimpinan Pusat (DPP) organisasi selama semester ke
3 (tiga);
d. Rapat Kerja organisasi keempat dilaksanakan pada akhir tahun kedua, dengan tugas
evaluasi kinerja Dewan Pimpinan Pusat (DPP) organisasi tahun kedua dan persiapan
Rapar-DPO.

27
4. Rapat Kerja Cabang (RAKERCAB) ialah rapat kerja yang dilaksanakan oleh Dewan Pimpinan
Cabang (DPC) untuk:
a. Menjabarkan hasil RAKERSA DPP dalam bentuk program kerja;
b. Merumuskan dan menetapkan kebijakan dalam jangka waktu antar Rapat Kerja organisasi
dan menjabarkan hasil Rapat Kerja organisasi;
c. Mengevaluasi kinerja pimpinan organisasi selama masa waktu periode Rapat Kerja
organisasi sebelumnya;
d. Merumuskan dan menetapkan kebijakan dan program kerja organisasi;
e. Merumuskan, menetapkan kebijakan dan materi-materi Rapat Kerja organisasi;
5. Periodesasi Rapat Kerja organisasi dilaksanakan:
a. Rapat Kerja organisasi pertama dilaksanakan pada bulan ke 6 (enam) masa kepengurusan
DPC dengan tugas evaluasi kinerja Dewan Pimpinan Cabang (DPC);
b. Rapat Kerja organisasi kedua dilaksanakan pada akhir tahun pertama, dengan tugas
evaluasi Dewan Pimpinan Cabang (DPC) selama tahun pertama;
c. Rapat Kerja organisasi ketiga dilaksanakan pada semester ke-3 (tiga) kepengurusan,
dengan tugas evaluasi kinerja Dewan Pimpinan Cabang (DPC) organisasi selama semester
ke 3 (tiga);
d. Rapat Kerja organisasi keempat dilaksanakan pada akhir tahun kedua, dengan tugas
evaluasi kinerja Dewan Pimpinan Cabang (DPC) organisasi tahun kedua dan persiapan
Musyawarah Cabang.
6. Rapat Kerja Dewan Komisariat ialah rapat kerja yang dilaksanakan oleh Dewan Komisariat untuk:
a. Menjabarkan hasil RAKERSA DPP dalam bentuk program kerja;
b. Merumuskan dan menetapkan kebijakan dalam jangka waktu antar Rapat Kerja dan
menjabarkan hasil Rapat Kerja Dewan Komisariat;
c. Mengevaluasi kinerja pimpinan organisasi selama masa waktu periode Rapat Kerja
sebelumnya;
d. Merumuskan dan menetapkan kebijakan dan program Kerja organisasi di Dewan
Komisariat:
e. Merumuskan, menetapkan kebijakan dan materi-materi Rapat Kerja organisasi di Dewan
Komisariat;
7. Periodesasi Rapat Kerja Dewan Komisariat dilaksanakan setiap 4 Bulan dan pada rapat kerja ke
4 (empat) pada triwulan ke-4 (empat), rapat kerja dilaksanakan dengan tugas mempersiapan
Musyawarah Dewan Komisariat.

Pasal 37
KUORUM

1. Penyelenggaraan dan pengambilan keputusan dinyatakan sah dan memenuhi kuorum apabila
dihadiri oleh sekurang-kurangnya (setengah) lebih satu dari jumlah peserta yang seharusnya
menghadiri;
2. Penyelenggaraan rapat dan pengambilan keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
apabila belum memenuhi kuorum, rapat dibuka kemudian diskors selama satu jam; selanjutnya
apabila masih belum memenuhi kuorum, sidang ditunda sampai memenuhi kuorum.

Pasal 38
PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1. Pengambilan keputusan dalam semua rapat diutamakan dengan musyawarah mufakat, namun
jika musyawarah mufakat tidak tercapai, dilakukan pemungutan suara dan keputusan diambil
dengan suara terbanyak;
2. Pelaksanaan keputusan pimpinan organisasi disemua tingkatan yang tidak berdasarkan putusan
rapat sesuai tingkatannya dinyatakan batal dan/atau tidak sah;

28
BAB XIII
HUBUNGAN STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL
Pasal 39

1. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) adalah institusi pimpinan organisasi tertinggi yang membawahi
Dewan Pimpinan Cabang (DPC), Dewan Komisariat dan berfungsi mengendalikan roda
organisasi secara internal maupun eksternal;
2. Dewan Pimpinan Cabang (DPC) adalah institusi pimpinan organisasi tertinggi di tingkat cabang
yang berfungsi mengendalikan roda organisasi secara internal maupun eksternal;
3. Dewan Komisariat adalah institusi pimpinan tertinggi di Dewan Komisariat yang membawahi
kelompok-kelompok mahasiswa dan berfungsi mengendalikan roda organisasi secara internal.

BAB XIV
SEKRETARIAT ORGANISASI
Pasal 40
KESEKRETARIATAN

1. Dewan Pimpinan Pusat (DPP), Dewan Pimpinan Cabang (DPC), Dewan Komisariat dapat
membentuk sekretariat organisasi sebagai alat pendukung organisasi yang terdiri atas unsur
unsur:
a. Satuan-satuan Tugas bidang ke-Sekretariat-an di tingkat Dewan Pimpinan Pusat (DPP)
disebut Sekretariat organisasi Tingkat DPP;
b. Satuan-satuan Tugas bidang ke-Sekretariat-an di tingkat Cabang (DPC) disebut Sekretariat
organisasi Tingkat Cabang;
c. Satuan-satuan Tugas bidang ke-Sekretariat-an di Dewan Komisariat disebut, Sekretariat
organisasi Dewan Komisariat;
2. Kedudukan organisasi keSekretariatan ini dibawah garis komando Ketua Umum dan Sekretaris
Jenderal Dewan Pimpinan Pusat (DPP), Ketua dan Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang (DPC),
dan Ketua dan Sekretaris Dewan Komisariat;
3. Sekretaris Eksekutif adalah organ Organisasi; berkedudukan di keSekretariatan tingkat Dewan
Pimpinan Pusat (DPP) dan tugas utamanya membantu dibidang kesekretariatan dan operasional
Ketua Umum, Wakil Ketua Umum dan Sekretaris Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) untuk
melakukan koordinasi dan kerja sama dengan seluruh organ organisasi Organisasi di tingkat
Cabang dan Dewan Komisariat;
4. Kepala Sekretariat di tingkat Dewan Pimpinan Pusat (DPP), Dewan Pimpinan Cabang (DPC)
adalah anggota dan atau kader dan bukan unsur pimpinan organisasi;
5. Ketentuan tentang struktur organisasi, uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab, tata kerja
dari masing-masing pengurus ini sebagai mana dimaksud dalam pasal ini diatur lebih lanjut
dengan ketentuan yaitu Pedoman Kesekretariatan, Administrasi dan Perbendaharaan Organisasi
yang ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP);

BAB XV
KEUANGAN, PENDANAAN dan PENGGALANGAN DANA
Pasal 41
KEUANGAN

1. Banyaknya uang iuran anggota PERSATUAN MAHASISWA KABAENA RAYA ditetapkan oleh
Dewan Pimpinan Pusat (DPP);
2. Hal-hal yang menyangkut pengeluaran dan pemasukan keuangan organisasi dilaporkan secara
tertulis oleh Bendahara organisasi dan/atau Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dalam bentuk laporan
keuangan organisasi,sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam tahun buku yang bersangkutan;
3. Hal-hal yang menyangkut pengeluaran dan pemasukan keuangan organisasi dilaporkan secara
tertulis oleh Bendahara organisasi dan/atau Dewan Pimpinan Cabang (DPC) dalam bentuk
laporan keuangan organisasi sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam tahun buku yang
bersangkutan;

29
4. Hal-hal yang menyangkut pengeluaran dan pemasukan keuangan organisasi dilaporkan secara
tertulis oleh Bendahara organisasi dan/atau Dewan Komisariat dalam bentuk laporan keuangan
organisasi sekurang-kuranya 1 (satu) kali dalam tahun buku yang bersangkutan;
5. Hal-hal yang menyangkut pengeluaran dan pemasukan keuangan, khusus dalam
penyelenggaraan Rapar-DPO, Mubernas, Mubercab, Rakersa DPP, Rakercab dan kegiatan
organisasi lainnya dilaporkan secara tertulis oleh Bendahara dan/atau Ketua Pelaksana di tingkat
DPP, Cabang, Dewan Komisariat dalam bentuk laporan keuangan. Laporan tersebut harus
dipertanggung jawabkan kepada Dewan Pimpinan Pusat Pusat, melalui panitia verifikasi
dan/atau Dewan Pemeriksa Keuangan yang ditentukan untuk itu;
6. Tahun buku pengurus di tingkat DPP, DPC, Dewan Komisariat, dimulai setelah terpilihnya
pengurus pada setiap tingkatan dan berakhir pada tahun berikutnya.

Pasal 42
PENDANAAN ORGANISASI

Pendanaan operasional organisasi bagi pengurus ditingkat DPP, DPC, Dewan Komisariat adalah
sebagai berikut:
a. Pengurus di setiap tingkatan, dapat menggiatkan distribusi dari prosentase pembagian sumber
dana berupa iuran dan uang pangkal para Anggota PETAHANA RAYA yang jumlah dan
besarnya disesuaikan dengan ketentuan dan ketetapan Dewan Pimpinan Pusat Pusat (DPP);
b. Pengurus di setiap tingkatan adalah mandiri, dalam hal sumber dan pemasukan pendanaan
operasional organisasi adalah mandiri dalam arti bahwa pengurus organisasi di tingkat lebih
tinggi tidak berkewajiban memberikan kontribusi pendanaan tetap operasional organisasi;
c. Pengurus di setiap tingkatan dapat melakukan penggalangan pendanaan untuk kegiatan
operasioanal organisasi secara profesional, mandiri dan bermartabat;

Pasal 43
PENGGALANGAN DANA

Penggalangan dana bagi pengurus organisasi merupakan persoalan krusial, kriteria dan tehnik
penggalangan dana bagi pengurus di tingkat DPP, DPC, Dewan Komisariat, adalah sebagai berikut:
1. Terbuka dan transparan dalam pengelolaan organisasi secara internal maupun eksternal
organisasi khususnya dalam hal penggalangan dana;
2. Berdasar realitas cakupan wilayah, memandang perlu dirancang sebuah strategi sektoral dengan
rumusan utama memperhatikan situasi mikro/makro dan keadaan lingkungan organisasi serta
problem-problem spesifik dengan strategi yang benar, organisasi dapat serta mampu mengatasi
permasalahan yang dihadapi dalam hal penggalangan pendanaan;
3. Menciptakan kreatifitas organisasi dengan memiliki kesiapan agenda, program-program kerja
terpadu, gagasan, potensi-potensi yang dimiliki organisasi dan langkah-langkah yang perlu
dijalankan dalam upaya menggalang dana yang dapat ditawarkan kepada sumber pemilik dana
atau calon donatur;
4. Pengurus terutama di tingkat Dewan Pimpinan Cabang (DPC) harus menggiatkan program
penggalangan dana yang memuat besarnya jumlah iuran dan uang pangkal para Anggota
PETAHANA RAYA yang jumlah dan besarnya disesuaikan dengan kondisi Cabang dan distribusi
presentasi untuk setiap tingkat kepengurusan dan mekanisme penarikan setiap iuran Anggota
PETAHANA RAYA dan sebagainya;
5. Pengurus organisasi DPP hendaknya mengidentifikasi potensi individu, nama-nama
penyumbang, donatur, pengusaha (besar, menengah, kecil) dan lainnya berikut latar belakang di
lingkungannya masing-masing yang setiap saat dapat dimintai dukungan pendanaan dengan
kontra prestasi yang bermanfaat;
6. Pengurus organisasi di setiap tingkatan hendaknya menggiatkan pelatihan-pelatihan, diskusi,
seminar dan lainnya yang diarahkan pada membekali pengurus dan Anggota organisasi
pengetahuan tentang visi, misi, gagasan, program dan kebijakan organisasi. Tujuannya, di
samping dapat mensosialisasikan maksud dan tujuan organisasi di tengah masyarakat, juga
sebagai bekal dalam berhubungan dengan sumber dana atau calon donatur;

30
7. Ketentuan mengenai penggalangan dana sebagaimana dimaksud dalam pasal ini, diatur lebih
lanjut dengan ketentuan khusus yaitu Pedoman Penggalangan Dana;

BAB
PEMBEKUAN
Pasal 44

1. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dapat membekukan kepengurusan Dewan Pimpinan Cabang dan
Dewan Komisariat;
2. Alasan-alasan pembekuan harus kuat secara oganisasi dan tidak bertentangan dengan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan-peraturan lainnya;
3. Sebelum melaksanakan dan membekukan organisasi di tingkat Dewan Pimpinan Cabang (DPC)
dan Dewan Komisariat terlebih dahulu diberikan peringatan tertulis sebanyak-banyaknya tiga (3)
kali dalam tenggang waktu tujuh (7) hari kerja untuk memperbaiki pelanggarannya;
4. Setelah pembekuan terjadi maka kepengurusan dijabat sementara, diatur dan diurus oleh
kepengurusan yang setingkat lebih tinggi; sedangkan organisasi tetap berjalan seperti biasa;
5. Ketua Pengurus sementara tersebut wajib melaporkan kepada Dewan Pimpinan
Pusat(DPP)dan/atau Dewan Pimpinan Cabang (DPC) dalam jangka waktu empat belas (14) hari
kerja;
6. Jika Pembekuan telah dilakukan maka pengurus yang ditunjuk sementara untuk dan/atas
nama/wakil dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP), dan/atau Dewan Pimpinan Cabang (DPC) dan
Pimpinan Harian Dewan Komisariat yang telah dibekukan tersebut, dalam jangka waktu tiga
puluh (30) hari kerja diwajibkan membuat laporan secara tertulis yang ditujukan kepada Dewan
Pimpinan Pusat (DPP) yang meliputi kegiatan, keuangan, administrasi dan atas seluruh harta
kekayaan organisasi;
7. Mekanisme dan tata cara pembekuan, pemilihan, pengangkatan, persetujuan dan pengesahan
kepengurusan baru dan/atau ketentuan ketentuan lain mengenai pasal ini diatur dalam Pedoman
Organisasi.

BAB XVI
PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA DAN PERATURAN PERALIHAN
Pasal 45
PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

1. Anggaran Rumah Tangga dapat diubah dan disempurnakan dalam Rapar-DPO;


2. Anggaran Rumah Tangga ini untuk pertama kalinya disahkan dalam Rapat Paripurna Dewan
Pendiri Organisasi (DPO) pada hari Kamis, 10 November 2016 dan mulai berlaku sejak disahkan.

Pasal 46
PERATURAN PERALIHAN

1. Untuk pertama kalinya kelengkapan personalia pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP)
dilengkapi selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah pelaksanaan deklarasi organisasi;
2. Bagi Pengurus yang belum mengikuti pengkaderan formal, diwajibkan dalam waktu selambat
lambatnya 12 (duabelas) bulan wajib mengikuti pengkaderan formal yang diadakan organisasi;
3. Kelengkapan personalia Pengurus dilengkapi selambat lambatnya 30 (tigapuluh) hari setelah
Musyawarah berakhir;
4. Peraturan-peraturan yang menjabarkan ayat-ayat tertentu yang belum ditetapkan dalam
Anggaran Rumah Tangga ini ditetapkan dalam Pedoman organisasi dan/atau dalam Peraturan
dan Ketentuan-ketentuan organisasi lainnya;
5. Pimpinan organisasi pada setiap jenjang kepengurusan, harus melaksanakan Musyawarah
sebagai tindak lanjut dari hasil Rapar-DPO Pertama;
6. Seluruh keputusan, ketetapan dan aturan-aturan organisasi yang telah ada dinyatakan tetap
berlaku selama tidak bertentangan dengan AD/ART ini dengan ketentuan belum dibuat
/dikeluarkan keputusan, ketetapan dan aturan-aturan yang baru;

31
7. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) diberikan kewenangan untuk menyempurnakan dan membuat
aturan aturan organisasi yang diperlukan dan diputuskan dalam rapat harian organisasi selama
tidak bertentangan dengan AD/ART dan mempunyai kekuatan hukum tetap serta mengikat.

BAB XVII
ATURAN TAMBAHAN/ PENUTUP
Pasal 47
PENUTUP

1. Anggaran Rumah Tangga ini merupakan satu kesatuan dengan Anggaran Dasar yang tidak
dapat dipisahkan satu sama lain;
2. Semua ketentuan dalam Anggaran Rumah Tangga ini mengikuti undang-undang yang berlaku.

Ditetapkan di : Kendari
Pada Tanggal : Kamis, 10 November 2016

RAPAT PARIPURNA DEWAN PENDIRI ORGANISASI


PERSATUAN MAHASISWA KABAENA (PETAHANA RAYA)

Rusdianto Satria Wirapati Syahril Sidiq Amran Maulana


Ketua DPO Sekretaris DPO Bendahara DPO

Asban Sarmizan Muh. Ikhwan Zakir Mursan


Anggota DPO Anggota DPO Anggota DPO

Muhaimin Hamsal La Ode Irfandi Erwin


Anggota DPO Anggota DPO Anggota DPO

Syahril Hisyam Muh. Ifan Rifaldi


Anggota DPO Anggota DPO

32

Você também pode gostar