Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAB I
PENDAHULUAN
perubahan yang terjadi pada lingkungan dunia usaha yang penuh dengan
organisasi, baik profit maupun non profit. Dalam anggaran biaya produksi
terdapat biaya-biaya seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya
bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Biaya produksi
terdiri dari tiga elemen yaitu : Biaya Bahan Baku (BBB), Biaya Tenaga
pemborosan.
untuk membandingkan hasil yang akan dicapai dengan standar yang akan di
tetapkan, sehingga dapat dipakai sebagai pengendali biaya dan alat untuk
pengalaman masa lalu dan data yang diperoleh melalui riset yang akan
biaya produksi yang telah distandarkan, maka akan terjadi varians yang
yang distandarkan lebih besar dari biaya produksi aktual, maka varians
dari kegiatan produksi dan kinerja perusahaan yang tidak baik, sehingga
CV. Tri Utami Jaya di Sweta merupakan salah satu perusahaan yang
rutin dan berulang-ulang. Jenis produk yang dihasilkan oleh perusahaan ini
antara lain : Sehat Pinggang, Sehat Pria, Sehat Wanita, dan Pegal Linu.
CV. Tri Utami Jaya selalu merencanakan peningkatan produksi untuk tahun-
produksi yang dicapai oleh CV. Tri Utami Jaya selama tahun 2015
sebanyak minimal 500 unit untuk setiap jenis jamunya (dalam tabel ini jamu
SP dan PL), namun dari tabel diatas kita dapat lihat produksi yang
direncanakan terjadi penurunan pada bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri
permintaan konsumen.
pengendalian biaya produksi maka CV. Tri Utami Jaya menggunakan biaya
standar sebagai pedoman dalam proses produksi. CV. Tri Utami Jaya belum
standar biaya produksi dalam suatu proses produksi, maka hendaknya varians
biaya produksi standar dan aktual yang dikeluarkan selama proses produksi
Tabel 2. Jenis Biaya, Biaya Produksi Standar dan Biaya Produksi Aktual
Pada CV. Tri Utami Jaya Tahun 2015
Jenis Anggaran
Bulan Biaya Aktual Varian
Biaya Biaya
BBB 6.500.000 6.410.500 89.500
Januari BOP 23.650.000 25.103.200 (1.453.200)
BTKL 4.950.000 5.197.500 (247.500)
BBB 2.300.000 2.875.000 (575.000)
Februari BOP 23.450.000 24.176.800 (726.800)
BTKL 4.950.000 6.187.500 (1.237.500)
BBB 2.300.000 2.760.000 (460.000)
Maret BOP 23.450.000 24.723.550 (1.273.550)
BTKL 4.950.000 5.940.000 (990.000)
BBB 2.300.000 2.530.000 (230.000)
April BOP 23.450.000 24.311.000 (861.000)
BTKL 4.950.000 5.445.000 (495.000)
BBB 2.300.000 2.760.000 (460.000)
Mei BOP 23.450.000 26.044.600 (2.594.500)
BTKL 4.950.000 5.940.000 (990.000)
BBB 6.500.000 6.410.000 204.500
Juni BOP 23.650.000 26.118.700 (2.468.700)
BTKL 4.950.000 4.950.000 -
BBB 2.300.000 1.610.000 690.000
Juli BOP 23.450.000 24.287.750 (837.750)
BTKL 4.950.000 3.465.000 1.485.000
BBB 2.300.000 1.150.000 1.150.000
Agustus BOP 23.450.000 25.930.000 (2.480.000)
BTKL 4.950.000 2.475.000 2.475.000
BBB 2.300.000 2.070.000 230.000
September BOP 23.450.000 24.953.300 (1.503.300)
BTKL 4.950.000 4.455.000 495.000
BBB 2.300.000 2.530.000 (230.000)
Oktober BOP 23.450.000 24.515.400 (1.065.400)
BTKL 4.950.000 5.445.000 (495.000)
BBB 2.300.000 2.760.000 (460.000)
November BOP 23.450.000 24.932.800 (1.482.800)
BTKL 4.950.000 5.940.000 (990.000)
BBB 2.300.000 2.990.000 (690.000)
Desember BOP 23.450.000 25.298.000 (1.848.000)
BTKL 4.950.000 6.435.000 (1.485.000)
Total BBB 36.000.000 36.741.000 (741.000)
BOP 281.800.000 300.395.100 (18.595.100)
BTKL 59.400.000 61.875.000 (2.475.000)
7
Dari tabel di atas terlihat selama tahun 2015 terjadi varians biaya
yaitu biaya produksi aktual lebih besar daripada biaya yang distandarkan. Hal
ini disebabkan oleh permintaan konsumen yang tinggi dari yang direncanakan
meningkat.
lebih besar dari biaya yang dianggarkan di tahun 2015 sehingga terjadi varian
biaya produksi.
produksi standar dengan biaya produksi sesungguhnya pada CV. Tri Utami
Jaya?
2. Untuk mengetahui apakah total varians tersebut masih bisa ditolerir atau
tidak.
studi strata satu (S1) pada Program Reguler Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Mataram.
keuangan.
pemikiran yang bermanfaat bagi CV. Tri Utami Jaya dalam menentukan
CV. Tri Utami Jaya selama proses produksi atau selama proses pengolahan bahan
baku menjadi produk jadi tahun 2015. Yang termasuk biaya standar adalah
sebagai berikut :
a. Biaya bahan baku standar adalah biaya bahan baku yang seharusnya
satuan Rupiah yaitu biaya bahan baku Jamu Sehat Pinggang dan Jamu
Pegal Linu. Bahan baku kedua jenis produk jamu tersebut adalah Kayu
b. Biaya tenaga kerja langsung standar adalah biaya tenaga kerja langsung
dalam satuan Rupiah untuk produk Jamu Sehat Pinggang dan jamu Pegal
c. Biaya overhead pabrik standar adalah selain biaya bahan baku dan biaya
dalam satuan Rupiah yaitu biaya Listrik, biaya Air, biaya Telepon, biaya
bahan penolong. Adapun biaya tenaga kerja tidak langsung untuk produk
Jamu Sehat Pinggang dan Jamu Pegal Linu seperti biaya karyawan
produk Jamu Sehat Pinggang dan Jamu Pegal Linu adalah Tepung Jagung,
Biaya produksi aktual adalah biaya yang secara nyata dikeluarkan oleh
CV. Tri Utami Jaya selama proses produksi berlangsung untuk menghasilkan
a. Biaya bahan baku aktual adalah biaya bahan baku yang sebenarnya di
Rupiah yaitu biaya bahan baku Jamu Sehat Pinggang dan Jamu Pegal
Linu. Bahan baku kedua jenis produk jamu tersebut adalah Kayu Songga,
Daun Salam.
11
untuk produk Jamu Sehat Pinggang dan jamu Pegal Linu seperti
c. Biaya overhead pabrik aktual adalah selain biaya bahan baku dan biaya
dalam satuan Rupiah yaitu biaya Listrik, biaya Air, biaya Telepon, biaya
bahan penolong. Adapun biaya tenaga kerja tidak langsung untuk produk
Jamu Sehat Pinggang dan Jamu Pegal Linu seperti biaya karyawan
produk Jamu Sehat Pinggang dan Jamu Pegal Linu adalah Tepung Jagung,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
produksi standar dengan produksi sesungguhnya dan apakah total biaya produksi
standar dengan biaya produksi aktual tersebut masih bisa ditolerir atau tidak.
dokumentasi sedangkan jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif dengan
sumber data yaitu data primer. Metode analisis yang digunakan adalah analisis
selisih biaya produksi dengan model analisa empat analisis. Untuk mengukur
biaya pada perusahaan penggergajian dan pengolahan kayu CV. Electronik ada
lima faktor yaitu : faktor harga bahan baku, kuantitas penggunaan bahan baku,
jam kerja tenaga kerja langsung, pengeluaran biaya overhead pabrik dan kapasitas
produksi. Varians yang menguntungkan terjadi pada penggunaan bahan baku kayu
jati, di mana dalam satu meter kubik kayu jati dapat menghasilkan lebih banyak
13
Selisih yang merugikan terjadi karena kenaikan harga bahan baku, penggunaan
jam kerja yang melebihi standar, pengeluaran biaya overhead yang lebih banyak,
aktual dan untuk mengetahui total selisih tersebut masih bisa di tolerir atau tidak.
metode kasus, alat analisis data yang digunakan yaitu analisis varians dan analisis
Dari hasil penelitian ini didapat bahwa biaya produksi aktual lebih besar
terjadinya varians biaya produksi yang tidak menguntungkan dan apakah varians
untuk menentukan apakah varians yang terjadi dapat ditolerir atau tidak,
membandingkan varians yang terjadi dengan batas toleransi yang ditetapkan pada
kedua jenis produk, baik untuk harga bahan, pemakaian bahan, efisiensi upah,
pengeluaran BOP, dan kapasitas BOP (kecuali efisiensi BOP terjadi varians yang
Dari ketiga penelitian yang telah dilakukan di atas dengan peneliatian ini
yaitu sama-sama memiliki kesamaan tujuan serta alat analisis yang sama, yaitu
2.2.1. Biaya
istilah beban yang sering digunakan dalam akuntansi sebagai berikut: Biaya
(cost) adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa
yang diharapkan memberikan manfaat pada saat ini atau dimasa mendatang bagi
organisasi. Disebut setara kas (cash equivalent) karena sumber sumber non kas
dapat ditukarkan dengan barang atau jasa yang dikehendaki. Sedangkan beban
(expense) adalah biaya terpakai (expired cost). Menurut Mulyadi (2002: 8):
Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang,
yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.
yang diukur dengan satuan uang, untuk memperoleh barang atau jasa yang
sumber ekonomis tersebut bisa merupakan biaya historis dan biaya masa yang
akan datang. Sedangkan dalam arti sempit biaya dapat diartikan sebagai
suatu perusahaan dapat beroperasi secara efektif dan efesien. Dengan demikian
16
dalam pencatatan dan penggolongan biaya harus selalu diperhatikan untuk tujuan
Oleh karena itu, ada beberapa macam cara penggolongan biaya yaitu (Mulyadi,
2014: 13) :
yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap dijual.
Contohnya adalah biaya depresiasi mesin dan ekuipmen, biaya bahan baku, biaya
bahan penolong, biaya gaji karyawan yang bekerja dalam bagian-bagian, baik
yang langsung maupun yang tidak langsung berhubungan dengan proses produksi.
Biaya Bahan Baku adalah biaya dari bahan yang merupakan bagian yang
integral, dapat dilihat atau diukur secara jelas dan mudah serta detelusuri
(Rony 1990 : 19). Biaya bahan baku menurut Supriyono (1983 : 20)
adalah harga perolehan dari bahan baku yang dipakai didalam pengolahan
produk .
Untuk membahas tenaga kerja lansung perlu dibahas apa yang dimaksud
yang memberikan jasa pada perusahaan. Jadi tenaga kerja langsung adalah
balas jasa yang diberikan kepada karyawan pabrik yang manfaatnya dapat
Biaya Overhead Pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan
Rony (1990 : 17) adalah semua biaya pabrik yang bukan bahan baku
langsung dan buruh kerja langsung yang timbul dan dibebankan terhadap
biaya standar ini tergantung pada kehandalan, ketepatan, dan sikap menerima
metode produksi, pemilihan tenaga kerja dan kegiatan lain (Mulyadi, 2014 : 388).
Menurut Supriyono (1989 : 102), Standar biaya bahan baku adalah biaya
Standar biaya bahan baku ini ditentukan oleh dua faktor yaitu :
1. Standar kuantitas bahan baku, yaitu jumlah kuantitas bahan baku yang
2. Standar harga bahan baku, yaitu harga bahan baku persatuan yang
sebagai harga standar harga pasar yang berlaku dan umumnya dipergunakan
ditentukan melalui analisa yang cermat atas ukuran, bentuk dan kualitas dari
Standar biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja langsung
yang seharusnya terjadi dalam satu-satuan produk (Supriyono, 1989 : 106). Biaya
1. Standar tarif upah langsung, adalah tarif upah langsung yang seharusnya
tertentu.
2. Standar waktu kerja langsung, adalah jam atau waktu kerja yang
utama dari penentuan atau penetapan standar biaya overhead pabrik adalah untuk
2.2.4. Varians
terlebih dahulu menyusun suatu standar atau budget secara menyeluruh. Dalam
apa yang seharusnya terjadi. Sebab dalam proses produksi akan dipengaruhi oleh
situasi dan kondisi perusahaan pada proses produksi berlangsung, sehingga sering
Pengertian selisih biaya menurut Matz dan Usry (1990 : 209) selisih
adalah perbedaan yang terjadi antara biaya standar dengan biaya yang
sebenarnya.
lebih lanjut adanya penyimpangan atau selisih. Biaya standar dan varians
mengubah arah usaha dan membuat penyesuaian yang tepat. Jadi varians
Varians harga bahan baku dapat digunakan oleh perusahaan untuk menilai
Manfaat dari analisis varians kuantitas bahan baku ini adalah untuk
perusahaan.
Varians biaya tenaga kerja langsung adalah selisih biaya yang disebabkan
oleh adanya perbedaan antara biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya dengan
1. Selisih pengeluaran
Faktor yang menyebabkan selisih pengeluaran antara lain
a. Penggunaan mutu bahan baku yang keliru
b. Penggunaan mutu tenaga kerja yang keliru
c. Kegagalan dalam memperoleh syarat pembelian bahan yang
menguntungkan
d. Perubahan dalam harga pasar
2. Selisih efisiensi
Faktor yang menyebabkan terjadinya selisih efisiensi antara lain :
a. Pemborosan pemakaian bahan baku
b. Pekerjaan tenaga kerja yang tidak efisiensi
c. Kegagalan dalam mengurangi bahan baku dan jasa, dalam hubunganya
dengan tingkat output yang dihasilkan
3. Selisih kapasitas
Faktor yang menyebabkan terjadinya selisih kapasitas antara lain :
a. Berkurangnya permintaan konsumen
b. Fluktuasi hari dalam kalender
c. Kelebihan kapasitas produksi
25
Perencanaan Produksi
Tindakan Korektif
Biaya Bahan Baku
Biaya Biaya Tenaga Kerja Biaya
Standar Langsung Aktual
Biaya Overhead Pabrik
Varians
Faktor-Faktor
Penyebab Varians
dilakukan di masa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan. Rencana
ditentukan meliputi standar biaya bahan baku, standar biaya tenaga kerja langsung
dan standar biaya overhead pabrik. Standar-standar ini nantinya akan digunakan
26
sebagai dasar untuk mengevaluasi aktifitas produksi. Dalam proses produksi CV.
Tri Utami Jaya kondisi operasinya seringkali tidak sesuai dengan perkiraan pada
saat rencana dibuat terutama dalam hal biaya produksi, selisih (varians) sulit
dihindarkan yaitu antara biaya yang di standarkan dengan biaya aktual atau yang
sesungguhnya terjadi. Selisih-selisih biaya tersebut antara lain selisih biaya bahan
baku, selisih biaya tenaga kerja langsung dan selisih biaya overhead pabrik.
diperlukan oleh CV. Tri Utami Jaya untuk dapat mengidentifikasikan faktor-
faktor penyebab terjadinya penyimpangan biaya, sehingga hasil dari analisa ini
yang sebenarnya harus di uji secara empiris. Hipotesa yang diajukan dalam
Baku, Biaya Tenaga Kerja Langsung dan Biaya Overhead Pabrik yang
2. Diduga total selisih merugikan dari biaya produksi ini masih dapat
ditetapkan 95% bahwa biaya produksi aktual berada dalam batas toleransi
BAB III
METODE PENELITIAN
yaitu suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu
set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi,
gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta,
Lokasi penelitian ini dilakukan pada CV. Tri Utami Jaya. Adapun alasan
a. Situasi dan kondisi yang terjadi pada CV. Tri Utami Jaya sesuai dengan
penelitian ini.
studi kasus (Case Study) dimana menurut Bogdan dan Bikien (1982) studi kasus
28
merupakan pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu orang subjek atau
satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu, sedangkan studi
pimpinan perusahan.
dilakukan.
ini.
Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitia ini adalah sebagai
berikut :
a. Sumber Primer yaitu sumber data yang diperoleh secara langsung dari
adapun jenis data tersebut adalah jumlah produksi, data biaya produksi
dan data lain yang mempunyai kaitan dengan masalah yang diteliti.
catatan lain, berupa literatur buku, bulletin atau jurnal. Untuk mendukung
analisa selisih biaya produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan
SH = (HSt HS) x KS
Dimana :
30
SH = Selisih Harga
HS = Harga Sesungguhnya
Dimana :
SK = Selisih Kuantitas
a. Selisih Tarif Upah, selisih ini dapat dihitung dengan rumus sebagai
Dimana :
Dimana :
kerja sesungguhnya).
dan rentang beban aktual yang ditolerir, maka dilakukan pengujian sebagai
berikut:
1990 : 87):
S = Y Y
i i
2
n2
Di mana :
S = Penyimpangan yang terjadi
n = Jumlah bulan
1990 : 87) :
33
( Xi X ) 2
Y i tp S
1
1
n ( Xi X )2
Di mana :
n = Jumlah bulan
Xi = Jumlah unit
b. Apabila biaya senyatanya terletak antara batas bawah dan batas atas nilai
BAB IV
PEMBAHASAN
penyebab terjadinya varians antara biaya produksi yang distandarkan dengan yang
sesungguhnya terjadi serta untuk mengetahui apakah varians yang terjadi tersebut
masih dalam batas-batas kewajaran, bisa ditolerir atau tidak. Maka berikut ini
penulis akan menyajikan data yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi dan
Tabel berikut ini menunjukkan kapasitas yang dapat dicapai oleh CV. Tri
Utami Jaya.
Tabel 4 : Jenis Produk, Produksi yang dapat dicapai oleh CV. Tri Utami Jaya
Tahun 2015
Tahun Jenis Produk Produksi Yang Dapat
Dicapai
(Unit)
2015 Sehat Pinggang 6.275
Pegal Linu 6.275
Total 12.500
Sumber : Tabel 1 diolah
Dalam menetapkan biaya standar, CV. Tri Utami Jaya menetapkan standar
untuk semua biaya yang akan terjadi selama proses produksi berlangsung. Adapun
biaya-biaya tesebut adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan
biaya overhead.
Tabel 5 : Biaya Produksi Standar Paving Block, Genteng Beton, dan Tegel pada
35
Total
Total
Sumber : Tabel 2 dan 3 diolah
pada tahun 2008 yang disebabkan oleh meningkatnya jumlah unit yang diproduksi
untuk Paving Block dan Genteng Beton walaupun terjadi penurunan produksi
menggunakan dua jenis standar yaitu standar harga bahan baku dan standar
jumlah pemakaian atau standar kuantitas bahan baku. Standar kuantitas bahan
baku ditentukan melalui penyelidikan dan pengamatan berapa banyak bahan baku
yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu unit produk.Untuk standar biaya bahan
tahun 2007 dengan jumlah produksi 557.500 unit dengan biaya sebesar Rp.
557.000 tetapi biaya produksi meningkat karena kenaikan harga bahan baku
36
sebesar Rp. 662.380.590,00 sehingga biaya bahan baku per unit meningkat pada
tahun 2008. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 6 : Biaya Standar Bahan Baku per Unit, Produk Paving Block, Genteng
Beton dan Tegel pada PT. Tegel/Genteng Murni Ampenan Tahun 2007
sampai Tahun 2008.
Sumber : Lampiran 1
Dalam proses produksi perusahaan menerapkan sistem upah per unit yang
menggunakan tenaga kerja 10 Sorang yang terbagi dari 4 orang Paving Block, 2
unit Paving Block,38 unit Genteng Beton, dan 40 unit Tegel yang dihasilkan.
Dalam 1 bulan terhitung 20 hari jam kerja, sehingga dalam 1 tahun perusahaan
beroprasi 240 hari kerja. Perusahaan menerapkan hari kerja selama 8 jam/hari
mulai pukul 08.00 s/d 17.00 WITA, dikurangi jam istirahat 1 jam. Untuk lebih
Tabel 7: Tarif Upah Tenaga Kerja Langsung Standar dan Aktual per Uunit
pada PT. Tegel/Genteng Murni Ampenan pada Tahun 2007-2008.
tersebut menerapkan standar tarif upah standar dan aktual per unit yang sama
yaitu sebesar Rp. 80 untuk Paving Block, Rp. 95 untuk Genteng Beton, dan Rp.
85 untuk Tegel yang dihitung per jam yang rata-rata menghasilkan 45 unit untuk
Biaya overhead pabrik adalah biaya selain biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung. Adapun yang termasuk biaya ini adalah : Biaya Listrik,
Biaya Air, Biaya Telepon, Biaya Bahan Penolong, Biaya Tenaga Kerja Tidak
Tabel 8 : Biaya Overhead Pabrik Standar pada Kapasitas Sesungguhnya pada PT.
Tegel/Genteng Murni Ampenan pada Tahun 2007-2008
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa PT. Tegel/Genteng Murni untuk biya
overhead pabrik tahun 2008 yang distandarkan lebih tinggi dari tahun 2007 untuk
biaya variabelnya, yaitu sebesar Rp. 19.921.006,00 untuk tahun 2007, sedangkan
tahun-tahun berikutnya.
4.2. Analisa
Table 9 : Perhitungan Total Selisih Harga Bahan Baku pada PT. Tegel/Genteng
Murni Ampenan pada Tahun 2007-2008.
Total (17,937,303.50)
Genteng Semen 117,697.45 1,950.00 1,990.79 (4,800,878.99)
Beton Pasir 91,013.84 295.00 303.85 (805,472.48)
Total (5,606,351.47)
40
Total (3,966,501.38)
2008 Paving Semen 302,002.35 750.00 780.70 (9,271,472.15)
Block Pasir 649,409.71 102.00 105.43 (2,227,475.31)
Total (11,498,947.45)
Genteng Semen 127,319.52 2,000.00 2,044.71 (5,692,455.74)
Beton Pasir 100,833.48 305.00 307.55 (257,125.37)
Total (5,949,581.11)
Tegel Semen 92,698.98 785.00 779.75 486,669.65
Pasir 192,267.54 100.00 94.67 1,024,785.99
Total 1,511,455.63
Sumber : Lampiran 1,2,3 dan 4
Unit).
Total (4,016,309.50)
Genteng Semen 117,309.82 117,697.45 1,950.00 (755,878.50)
Beton Pasir 90,643.56 91,013.84 295.00 (109,232.60)
Total (865,111.10)
Tegel Semen 98,145.70 98,155.28 750.00 (7,185.00)
Pasir 174,462.68 188,343.88 95.00 (1,318,714.00)
41
Total (1,325,849.00)
2008 Paving Semen 297,890.23 302,002.35 750.00 (3,084,090.00)
Block Pasir 627,062.01 649,409.71 102.00 (2,279,465.40)
Total (5,363,555.40)
Genteng Semen 125,380.79 127,319.52 2,000.00 (3,877,460.00)
Beton Pasir 99,173.53 100,833.48 305.00 (506,284.75)
Total (4,383,744.75)
Tegel Semen 94,681.85 92,698.98 785.00 1,556,552.95
Pasir 196,663.40 192,267.54 100.00 439,586.00
Total 1,996,138.95
Sumber : Lampiran 1,2,3 dan 4
Berdasarkan kedua tabel di atas dapat diketahui bahwa dari tahun 2007
sampai dengan 2008 masih terjadi selisih merugikan pada tahun tersebut yang
disebabkan oleh kenaikan harga bahan baku. Selisih harga bahan baku terbesar
terjadi pada tahun 2007 sebesar Rp.27.510.156,35 dan pada tahun 2008
pada perhitungan selisih pemakaian bahan baku pada PT. Tegel/Genteng Murni
Ampenan terjadi selisih yang tidak menguntungkan pada 3 jenis produk yaitu
Paving Block, Genteng Beton dan Tegel. Untuk tahun 2007 terjadi pada ketiga
jenis produk tersebut sedangkan pada tahun 2008 terjadi selisih yang cenderung
meningkat pada dua jenis produk yaitu Paving Block dan Genteng Beton dan
bahan baku karena pegawai baru yang belum professional dalam melakukan
Tabel 11 : Perhitungan Analisis Selisih Tarif Upah Tenaga Kerja Langsung pada
PT. Tegel/Genteng Murni Ampenan Tahun 2007-2008.
Tegel 85 85 2.773.75 0
Tegel 85 85 2.367.25 0
Hasil analisa di atas menunjukkan bahwa tarif upah standar maupun tarif
upah aktual dari tahun 2007 sampai 2008 tidak terjadi selisih tarif upah hal ini
balas jasa terhadap tenaga kerja langsug telah sesuai dengan tarif yang
distandarkan.
Total 667.225
2008 Paving 3.600 3.600 7.874.44 7.222,22 (2.348.000)
Block
Genteng 3.610 3.610 3.277.63 3.157,89 (432.225)
Beton
Tegel 3.400 3.400 2.637.25 2.800,00 553.350
Total (2.226.875)
Sumber : Lampiran 5 dan 6
Dari table diatas dapat diketahui masih terjadi selisih kapasitas selama
tahun 2007 sampai 2008 yang terjadi pada dua jenis produk yaitu Paving Block
44
dan Genteng Beton yang disebabkan karena meningkatnya jam kerja yang
a. Selisih Pengeluaran
Total 2.308.418
2008 Paving 20.906.000 10.663.300 8.586.700 1.656.000
Block
Genteng 16.950.000 8.810.300 7.307.700 832.000
Beton
Tegel 7.311.500 3.581.500 3.778.500 (48.500)
Total 2.439.500
Sumber : Lampiran 7 dan 8
45
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa selama Tahun 2007 sampai 2008
terjadi selisih merugikan, total selisih pengeluaran biaya Overhead Pabrik pada
Tahun 2007 yaitu sebesar Rp. 2.308.418, Sedangkan pada Tahun 2008 meningkat
menjadi Rp. 2.439.500. Hal ini terjadi karena kapasitas yang dicapai Tahun 2008
b. Selisih Kapasitas
Total 255.509
2008 Paving 325.000 354.350 26.42 (775.427)
Block
Genteng 120.000 124.250 60.90 (258.825)
Beton
Tegel 112.000 105.490 33.73 219.582,3
Total (814.669.7)
Sumber : Lampiran 7 dan 8
mencapai kapasitas yang diharapkan di mana pada Tahun 2007 untuk produk
46
Paving Block, Genteng Beton dan Tegel tidak berhasil mencapai kapasitas yang
diharapkan. Untuk Tahun 2008 terjadi kapasitas berlebihan pada produk Paving
Block dan Genteng Beton, sedangkan untuk produk Tegel tidak berhasil mencapai
kapasitas yang diharapkan. Hal ini disebabkan karena jumlah unit yang diproduksi
Tabel 15: Rekapitulasi Total Varians Biaya Produksi pada PT. Tegel/Genteng
Murni Ampenan Tahun 2007-2008.
BOP :
Selisih Pengeluaran (1.656.000.00) (832.000.00) 48.500.00
Selisih Kapasitas ( 775.427.00) (258.825.00) 219.582.30
Total (2.431.427.00) (1.090.825.00) 268.082.30
Setelah merekapitulasi hasil dari analisis yang dilakukan dapat dilihat pada
tabel di atas menunjukkan bahwa dari tahun 2007-2008 masih terjadi varians yang
merugikan pada biaya bahan baku untuk ketiga jenis produk yaitu Paving Block,
Genteng Beton, dan Tegel. Sedangkan untuk biaya tenaga kerja langsung tidak
terjadi selisih yang merugikan hanya terjadi selisih efisiensi, dan untuk biaya
overhead pabrik terjadi selisih yang merugikan yaitu selisih pengeluaran dan
kapasitas hanya pada dua jenis produk yaitu Paving Block dan Genteng Beton.
suatu penyimpangan masih dapat diterima dalam arti masih dalam batas
yang wajar, maka harus ditentukan batas toleransi atau beban aktual yang
ditolerir atau tidak, maka berdasarkan data yang ada dapat ditentukan
48
standar kesalahan estimasi dan rentang beban aktual yang dapat diterima
3 Tegel 3.044,672,27
Sumber : Lampiran 13,15 dan 17
pada produk Paving Block yaitu sebesar 9.341.539,84, sedangkan untuk Genteng
ditolerir oleh perusahaaan untuk Paving Block dapat dilihat pada lampiran
14. Rekapitulasi hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 17 : Perhitungan Rentang Beban Aktual Biaya Produksi Paving Block PT.
Tegel/Genteng Murni Ampenan/Triwulan Tahun 2007-2008.
produk yang terjadi untuk Paving Block, maka dapat diketahui bahwa
varians yang terjadi masih dapat ditolerir atau masih dalam batas-batas
kewajaran. Dimana biaya standar dan biaya aktual masih berada di antara
diterima untuk Genteng Beton dapat dilihat pada lampiran 16. Rekapitulasi
bahwa selama tahun 2007 - 2008, apabila dibandingkan rentang beban aktual
untuk Genteng Beton dengan biaya produksi yang terjadi, maka dapat diketahui
bahwa penyimpangan atau selisih yang terjadi masih dapat ditolerir atau masih
50
dalam batas-batas kewajaran. Dimana biaya standar dan biaya aktual masih
untuk Tegel dapat dilihat pada lampiran 18. Rekapitulasi hasil perhitungan
Seperti halnya rentang beban aktual Paving Block dan Genteng Beton,
rentang beban actual untuk tegel yang terlihat pada table diatas juga menunjukkan
selama tahun 2007-2008, apabila dibandingkan rentang beban actual untuk produk
tegel dengan biaya produksi yang terjadi, maka dapat diketahui bahwa
penyimpangan atau selisih yang terjadi masih dapat ditolerir atau masih dalam
batas-batas kewajaran. Dimana biaya standar dan biaya aktual masih berada di
4.4. Interpretasi
Dari hasil analisa yang penulis lakukan berikut ini akan dikemukakan
4.4.1. Dari analisa varians biaya bahan baku pada perusahan PT. Tegel/Genteng
Murni Ampenan untuk harga bahan baku menunjukkan selisih yang tidak
baku dan pemborosan dalam menggunakan bahan baku. Selisih ini terjadi
pegawai baru.
4.4.2. Untuk biaya tenaga kerja langsung dari analisa yang telah dilakukan pada
perusahaan dalam menerapkan tarif upah telah sesuai dengan tarif upah
yang telah ditetapkan. Sedangkan pada selisih efisiensi upah terjadi selisih
yang menguntungkan pada ke tiga jenis produk pada Tahun 2007 sebesar
Rp. 667.250,00. untuk tahun 2008 terjadi selisih efisiensi yang merugikan
sebesar Rp. 2.227.000. selisih efisiensi tahun 2008 meningkat dari tahun
sebelumnya hal ini disebabkan karena jumlah unit yang diproduksi pada
4.4.3. Dari hasil analisis varians biaya overhead pabrik pada perusahaan PT.
2.439.500,00. Hal ini disebabkan karena produksi yang tidak tercapai dari
lebih besar dari yang tercapai, sedangkan untuk tahun 2008 sebaliknya,
4.4.4. Varians yang terjadi pada PT. Tegel/Genteng Murni Ampenan tersebut bila
dalam batas kewajaran. Hal ini dapat dilihat bahwa letak biaya produksi
BAB V
5.1. Kesimpulan
variabel yang lebih banyak dan kapasitas produksi yang tidak mencapai
5.2. Saran-saran
peranan biaya standar yang akurat terhadap pengendalian biaya terutama pada PT.
dalam menetapkan biaya standar pada masa yang akan datang perlu
normal sehingga selisih yang terjadi antara biaya produksi standar dan