Você está na página 1de 15

Prof. Dr.

Amir Syarifuddin dalam Garis-Garis Besar Fiqh (2003: 20-21)


mendefinisikan shalat secara etimologi dalam beberapa arti, diantaranya
doa seperti yang tercantum dalam surat At-Taubah ayat 103:

Dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)


ketenteraman jiwa bagi mereka.

Kata shalat juga bisa berarti memberi berkah sebagaimana yang


tercantum dalam surat Al-Ahzab ayat 56:

Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi.

Shalat juga bisa berarti takwa (Thaha, 2007: 4) seperti yang tercantum
dalam surat Thaha ayat 132:

Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah


kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu,
kamilah yang memberi rezki kepadamu. dan akibat (yang baik) itu adalah
bagi orang yang bertakwa.

Kata taqwa di sini berarti orang-orang yang melakukan shalat, karena


tatkala mencapai puncaknya, hal ini menjadi penyebab rezeki.
Secara terminology, shalat merupakan serangkaian perkataan dan
perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbir dan di sudahi dengan salam
(Syarifuddin, 2003: 21).

1. Hukum dan Dasar Hukum Shalat

Hukum shalat adalah wajib aini yang berarti kewajiban sholat ditujukan
kepada setiap orang yang telah dikenal beban (mukallaf) ((Syarifuddin,
2003: 21). Adapun dasar hukum shalat dapat dilihat dari beberapa segi:

a. Banyak sekali ayat-ayat yang menunjukkan perintah untuk mendirikan


shalat baik dalam lafadz fiil amar seperti dalam Q.S. Thaha ayat 14:

Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain
Aku, Maka sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat aku.

Selain itu ada juga yang memakai lam amar seperti dalam Q.S. Ibrahim
ayat 37:

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya


aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata:
"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang
akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal
Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang
tidak kamu ketahui."

b. Adanya dalil dalam Al-Quran yang berisi pujian dan janji baik yang
diberikan kepada orang-orang yang mendirikan sholat seperti yang
tercantum dalam Q.S. Al-Baqoroh ayat 5:

Mereka Itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan
merekalah orang-orang yang beruntung.

Ayat di atas merupakan jawaban dari ayat 3 dan 4 yang berbunyi:


3. (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan
shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan
kepada mereka.

4. dan mereka yang beriman kepada kitab (Al Quran) yang telah diturunkan
kepadamu dan Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta
mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.

c. Banyak celaan dan ancaman yang diberikan Allah kepada orang-orang


yang meninggalkan atau melalaikan shalat, diantaranya dalam Q.S. Al-
Maidah 4-5:

4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,

5. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,

Sumber: http://id.shvoong.com/humanities/religion-studies/2363706-
pengertian-dan-dasar-hukum-shalat/#ixzz2OquvyKku

http://www.blogsastra.com/2013/03/pengertian-dan-dasar-hukum-sholat.html
Meninggalkan shalat adalah perkara yang teramat bahaya. Di dalam berbagai dalil
disebutkan berbagai ancaman yang sudah sepatutnya membuat seseorang khawatir jika
sampai lalai memperhatikan rukun Islam yang mulia ini. Tulisan kali ini akan
mengutarakan bahaya meninggalkan shalat menurut dalil-dalil Al Quran secara khusus.
Dalil Pertama
Firman Allah Taala,

)35(

Maka apakah patut Kami menjadikan orng-orang Islam itu sama dengan orang-orang
yang berdosa (orang kafir) ? (Q.S. Al Qalam [68] : 35)
hingga ayat,
)42(



)43(
Pada hari betis disingkapkandan mereka dipanggil untuk bersujud, maka mereka tidak
kuasa, (dalam keadaan) pandangan mereka tunduk ke bawah, lagi mereka diliputi
kehinaan. Dan sesungguhnya mereka dahulu (di dunia) diseru untuk bersujud, dan
mereka dalam keadaan sejahtera. (Q.S. Al Qalam [68] : 43)
Dari ayat di atas, Allah Taala mengabarkan bahwa Dia tidak menjadikan orang muslim
seperti orang mujrim (orang yang berbuat dosa). Tidaklah pantas menyamakan orang
muslim dan orang mujrim dilihat dari hikmah Allah dan hukum-Nya.
Kemudian Allah menyebutkan keadaan orang-orang mujrim yang merupakan lawan dari
orang muslim. Allah Taala berfirman (yang artinya),Pada hari betis disingkapkan.
Yaitu mereka (orang-orang mujrim) diajak untuk bersujud kepada Rabb mereka, namun
antara mereka dan Allah terdapat penghalang. Mereka tidak mampu bersujud
sebagaimana orang-orang muslim sebagai hukuman karena mereka tidak mau bersujud
kepada-Nya bersama orang-orang yang shalat di dunia.
Maka hal ini menunjukkan bahwa orang-orang yang meninggalkan shalat akan bersama
dengan orang kafir dan munafik. Seandainya mereka adalah muslim, tentu mereka akan
diizinkan untuk sujud sebagaimana kaum muslimin diizinkan untuk sujud.
Dalil Kedua
Firman Allah Taala,
) 39(
) 38(
)42( ) 41(
)40(
) 44( ) 43(

) 46( ) 45(
)47(
Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya, kecuali golongan
kanan, berada di dalam surga, mereka tanya menanya, tentang (keadaan) orang-orang
yang berdosa, Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)? Mereka
menjawab: Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat, dan
kami tidak (pula) memberi makan orang miskin, dan adalah kami membicarakan yang
bathil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya, dan adalah kami
mendustakan hari pembalasan, hingga datang kepada kami kematian. (QS. Al
Mudatstsir [74] : 38-47)
Setiap orang yang memiliki sifat di atas atau seluruhnya berhak masuk dalam neraka
saqor dan mereka termasuk orang mujrim (yang berbuat dosa). Pendalilan hal ini cukup
jelas. Jika memang terkumpul seluruh sifat di atas, tentu kekafiran dan hukumannya lebih
keras. Dan jika hanya memiliki satu sifat saja tetap juga mendapatkan hukuman.
Jadi tidak boleh seseorang mengatakan bahwa tidaklah disiksa dalam saqor kecuali orang
yang memiliki seluruh sifat di atas. Akan tetapi yang tepat adalah setiap sifat di atas patut
termasuk orang mujrim (yang berbuat dosa). Dan Allah Taala telah menjadikan orang-
orang mujrim sebagai lawan dari orang beriman. Oleh karena itu, orang yang
meninggalkan shalat termasuk orang mujrim yang berhak masuk ke neraka saqor.
Allah Taala berfirman,

) 47(


)48(
Sesungguhnya orang-orang yang mujrim (bedosa) berada dalam kesesatan (di dunia)
dan dalam neraka. (Ingatlah) pada hari mereka diseret ke neraka atas muka mereka.
(Dikatakan kepada mereka): Rasakanlah sentuhan api neraka!. (QS. Al Qomar [54] :
47-48)


)29(


Sesungguhnya orang-orang yang mujrim (berdosa), adalah mereka yang menertawakan
orang-orang yang beriman. (QS. Al Muthaffifin [83] : 29). Dalam ayat ini, Allah
menjadikan orang mujrim sebagai lawan orang mukmin.
Dalil Ketiga
Firman Allah Taala,





Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada rasul, supaya kamu
diberi rahmat. (QS. An Nur [24] : 56)
Pada ayat di atas, Allah Taala mengaitkan adanya rahmat bagi mereka dengan
mengerjakan perkara-perkara pada ayat tersebut. Seandainya orang yang meninggalkan
shalat tidak dikatakan kafir dan tidak kekal dalam neraka, tentu mereka akan
mendapatkan rahmat tanpa mengerjakan shalat. Namun, dalam ayat ini Allah menjadikan
mereka bisa mendapatkan rahmat jika mereka mengerjakan shalat.
Dalil Keempat
Allah Taala berfirman,


)5( )4(


Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari
shalatnya. (QS. Al Maaun [107] : 4-5)
Saad bin Abi Waqash, Masyruq bin Al Ajda, dan selainnya mengatakan, Orang
tersebut adalah orang yang meninggalkannya sampai keluar waktunya.
Ancaman wail dalam Al Quran terkadang ditujukan pada orang kafir seperti pada
ayat,

)6(


)7(
Dan kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukan-Nya, (yaitu) orang-
orang yang tidak menunaikan zakat dan mereka kafir akan adanya (kehidupan) akhirat.
(QS. Fushshilat [41] : 6-7)


)7(
) 8(


)9(
Kecelakaan besarlah bagi tiap-tiap orang yang banyak berdusta lagi banyak
berdosa, dia mendengar ayat-ayat Allah dibacakan kepadanya kemudian dia tetap
menyombongkan diri seakan-akan dia tidak mendengarnya. Maka beri khabar
gembiralah dia dengan azab yang pedih. Dan apabila dia mengetahui barang sedikit
tentang ayat-ayat Kami, maka ayat-ayat itu dijadikan olok-olok. Merekalah yang
memperoleh azab yang menghinakan. (QS. Al Jatsiyah [45] : 7-9)

)2(


Dan kecelakaanlah bagi orang-orang kafir karena siksaan yang sangat pedih. (QS.
Ibrahim [14] : 2)
Terkadang pula ditujukan pada orang fasik (tidak kafir), seperti pada ayat,

)1(
Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang. (QS. Al Muthaffifin : 1)
)1(
Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela. (QS. Al Humazah [104] : 1)
Lalu bagaimana dengan orang yang meninggalkan shalat (dengan sengaja)? Apakah
ancaman wail tersebut adalah kekafiran ataukah kefasikan?
Jawabannya : bahwa lebih tepat jika ancaman wail tersebut adalah untuk orang kafir.
Kenapa demikian?
Hal ini dapat dilihat dari dua sisi :
1) Terdapat riwayat yang shohih, Saad bin Abi Waqqash mengatakan tentang tafsiran
ayat ini (surat Al Mauun ayat 4-5), Seandainya kalian meninggalkan shalat maka tentu
saja kalian kafir. Akan tetapi yang dimaksudkan ayat ini adalah menyia-nyiakan waktu
shalat.
2) Juga ditunjukkan oleh dalil-dalil yang menyatakan kafirnya orang yang
meninggalkan shalat, sebagaimana yang akan disebutkan.
Dalil Kelima
Firman Allah Azza wa Jalla,




) 59(

Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan
shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan,
kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh. (QS. Maryam : 59)
Ibnu Masud radhiyallahu anhuma mengatakan bahwa ghoyya dalam ayat tersebut
adalah sungai di Jahannam yang makanannya sangat menjijikkan, yang tempatnya sangat
dalam.
Dalam ayat ini, Allah menjadikan tempat ini yaitu bagian neraka yang paling dasar-
sebagai tempat bagi orang yang menyiakan shalat dan mengikuti syahwat (hawa nafsu).
Seandainya orang yang meninggalkan shalat adalah orang yang hanya bermaksiat biasa,
tentu dia akan berada di neraka paling atas, sebagaimana tempat orang muslim yang
berdosa. Tempat ini (ghoyya) yang merupakan bagian neraka paling bawah, bukanlah
tempat orang muslim, namun tempat orang-orang kafir.
Pada ayat selanjutnya juga, Allah telah mengatakan,kecuali orang yang bertaubat,
beriman dan beramal saleh. Maka seandainya orang yang menyiakan shalat adalah
mumin, tentu dia tidak dimintai taubat untuk beriman.
Dalil Keenam
Firman Allah Taala,




Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu)
adalah saudara-saudaramu seagama. (QS. At Taubah [9] : 11)
Dalam ayat ini, Allah Taala mengaitkan persaudaraan seiman dengan mengerjakan
shalat. Jika shalat tidak dikerjakan, bukanlah saudara seiman. Mereka bukanlah mumin
sebagaimana Allah Taala berfirman,


Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. (QS. Al Hujurat [49] : 10)

Read more https://rumaysho.com/4902-bahaya-meninggalkan-shalat-1-dalil-al-


quran.html
Keutamaan Shalat Wajib Lima Waktu

Shalat adlh ibadah yg agung, ibadah yg dibuka dengan takbir & ditutup dengan
salam, & dia adlh ibadah yg terpenting setelah kedua kalimat syahadat. Dari
Ibnu Umar radhiallahu anhuma dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam bersabda:

Islam dibangun diatas lima (landasan); persaksian tidak ada ilah selain Allah &
sesungguhnya Muhammad utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat,
haji & puasa Ramadhan. (HR. Al-Bukhari no. 7 & Muslim no. 19)

Shalat adlh penghubung antara hamba dengan Rabbnya, karena ketika shalat
hamba sedang berdiri di hadapan Allah Azza wa Jalla guna berdoa kepada-Nya.
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi Shallallahualaihiwasallam beliau
bersabda:


{
: }

: {
}
: {
}
: { }
: {

}

Barangsiapa yg mengerjakan shalat tanpa membaca Ummul Quran di


dalamnya, maka shalatnya masih mempunyai hutang, tidak sempurna Tiga
kali. Ditanyakan kepada Abu Hurairah, Kami berada di belakang imam? Maka
dia menjawab, Bacalah Ummul Quran dalam dirimu, karena aku mendengar
Rasulullah bersabda, Allah berfirman, Aku membagi shalat antara Aku dengan
hambaKu, & hambaku mendapatkan sesuatu yg dia minta. Apabila seorang
hamba berkata, Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Maka Allah
berkata, HambaKu memujiKu. Apabila hamba tersebut mengucapkan, yg
Maha pengasih lagi Maha Penyayg. Allah berkata, HambaKu memujiKu.
Apabila hamba tersebut mengucapkan, Pemilik hari kiamat. Allah berkata,
HambaKu memujiku. Selanjutnya Dia berkata, HambaKu menyerahkan
urusannya kepadaKu. Apabila hamba tersebut mengucapkan, Hanya
kepadaMulah aku menyembah & hanya kepadaMulah aku memohon
pertolongan. Allah berkata, Ini adlh antara Aku dengan hambaKu. & hambaKu
mendapatkan sesuatu yg dia minta. Apabila hamba tersebut mengucapkan,
Berilah kami petunjuk jalan yg lurus, yaitu jalan orang-orang yg Engkau beri
nikmat atas mereka, bukan jalan orang-orang yg Engkau murkai & bukan pula
orang-orang yg sesat. Allah berkata, Ini utk hambaKu, & hambaKu
mendapatkan sesuatu yg dia minta. (HR. Muslim no. 598)

Shalat lima waktu mempunyai beberapa keistimewaan dibandingkan semua


ibadah wajib lainnya, di antaranya:

a. Shalat 5 waktu merupakan ibadah yg Allah Taala syariatkan kepada Nabi-


Nya shallallahu alaihi wasallam secara langsung tanpa perantara malaikat.
Berbeda halnya dengan kewajiban lainnya yg diwajibkan melalui perantara
malaikat.

b. Shalat 5 waktu diwajibkan di langit sementara kewajiban lainnya diwajibkan


di bumi.
Karenanya sangat pantas kalau shalat 5 waktu dikatakan sebagai ibadah badan
yg paling utama.

Selain dari keistimewaan di atas, shalat 5 waktu secara umum & beberapa
shalat di antaranya secara khusu mempunyai keutamaan yg lain, di antaranya:

a. Shalat 5 waktu akan menghapuskan semua dosa & kesalahan.

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi


wasallam bersabda:

Shalat lima waktu & shalat Jumat ke Jumat berikutnya adlh penghapus utk
dosa antara keduanya selama tidak melakukan dosa besar. (HR. Muslim no.
342)

Dari Utsman bin Affan radhiallahu anhu dia berkata: Aku mendengar Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam bersabda:

Tidaklah seorang muslim didatangi shalat fardlu, lalu dia membaguskan


wudlunya & khusyunya & shalatnya, melainkan itu menjadi penebus dosa-
dosanya terdahulu, selama dia tidak melakukan dosa besar. & itu (berlaku)
pada sepanjang zaman. (HR. Muslim no. 335)

Pada kedua hadits di atas dikecualikan dosa-dosa besar, karena memang dosa
besar tidak bisa terhapus dengan sekedar amalan saleh, akan tetapi harus
dengan taubat & istighfar. Karenanya, yg dimaksud dengan dosa pada kedua
hadits di atas adlh dosa-dosa kecil.

Adapun patokan dosa besar adlh sebagaimana yg diriwayatkan dari Ibnu Abbas
radhiallahu anhuma:

Dosa-dosa besar adlh semua dosa yg Allah akhiri dengan ancaman neraka atau
laknat atau kemurkaan atau adzab. (Riwayat Ibnu Jarir dalam tafsirnya
terhadap surah An-Najm: 32)

Walaupun asalnya ada perbedaan antara dosa besar dengan dosa kecil, akan
tetapi beliau radhiallahu anhu juga pernah berkata:

Tidak ada dosa besar jika selalu diikuti dengan istighfar & tidak ada dosa kecil
jika dia dilakukan terus-menerus.

b. Shalat subuh senantiasa dihadiri & disaksikan oleh para malaikat & dia juga
menja

Allah Taala berfirman:

Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam &
(dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh
malaikat). (QS. Al-Isra`: 78)

c. Shalat ashar yg mrpkan shalat wustha -sebagaimana dalam riwayat Al-


Bukhari- dikhususkan penyebutannya dibandingkan shalat-shalat lainnya.

& ini menunjukkan keistimewaan shalat ashar -dari satu sisi- dibandingkan
shalat lainnya. Allah Taala berfirman:

Peliharalah semua shalat(mu), & (peliharalah) shalat wusthaa. (QS. Al-


Baqarah: 238)
d. Menjaga shalat subuh & ashar mrpkan sebab terbesar masuk surga & selamat
dari neraka.

Dari Imarah bin Ruaibah radhiallahu anhu dia berkata: Aku mendengar
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

Tidak akan masuk neraka seseorang yg shalat sebelum terbit matahari &
sebelum terbenamnya. (HR. Muslim no. 1003)

Dari Abu Musa radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
bersabda:

Barangsiapa mengerjakan shalat pada dua waktu dingin, maka dia akan masuk
surga. (HR. Al-Bukhari no. 540 & Muslim no. 1005)

Dari Jundab bin Abdullah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam bersabda:

Barangsiapa shalat subuh, maka ia berada dalam jaminan Allah, oleh karena
itu jangan sampai Allah menuntut sesuatu dari kalian sebagai imbalan jaminan-
Nya, sehingga Allah menangkapnya & menyungkurkannya ke dalam neraka
jahannam. (HR. Muslim no. 1050)

Dari Jarir bin Abdullah radhiallahu anhu dia berkata: Nabi shallallahu alaihi
wasallam bersabda:

Sesungguhnya kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat


bulan purnama ini. & kalian tidak akan saling berdesakan dalam melihat-Nya.
Maka jika kalian mampu utk tidak terlewatkan utk melaksanakan shalat
sebelum terbit matahri & sebelum terbenamnya, maka lakukanlah. (HR. Al-
Bukhari no. 521 & Muslim no. 1002)

e. Meninggalkan shalat 5 waktu -atau salah satunya- dengan sengaja karena


malas secara terus-menerus adlh kekafiran.

Allah Taala berfirman:

Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yg jelek) yg menyia-nyiakan


shalat & memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui
kesesatan, kecuali orang yg bertaubat, beriman & beramal saleh. (QS.
Maryam: 59-60)

Seandainya orang yg meninggalkan shalat itu masih mukmin, maka tentunya


tidak dipersyaratkan ketika dia bertaubat dia harus beriman.

Ini dipertegas dalam hadits Jabir radhiallahu anhuma dia berkata: Saya
mendengar Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:

Sungguh, yg memisahkan antara seorang laki-laki dengan kesyirikan &


kekufuan adlh meninggalkan shalat. (HR. Muslim no. 116)

Juga dalam Abdullah bin Buraidah dari ayahnya radhiallahu anhu dia berkata:
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

(Pemisah) di antara kami & mereka (orang kafir) adlh meninggalkan shalat,
karenanya barangsiapa yg meninggalkannya maka sungguh dia telah kafir. (HR.
Ahmad no. 21929)
http://beritaislamimasakini.com/keutamaan-shalat.htm

Você também pode gostar