Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Antipiretik
Pemberian antipiretik dianjurkan
meskipun tidak ada bukti antipiretik dapat
mencegah terjadinya kejang demam. Camfiel
et al,1980 ; Uhari et al, 1995
Antikonvulsan
Kejang lama
Anak mengalami kelainan neurologis yang
nyata sebelum atau sesudah kejang
Kejang fokal atau parsial
Penyakit Jantung Bawaan
Definisi
Merupakan masalah jantung dimana terjadi malformasi organ
tersebut selama masa embriogenik, sehingga saat kelahiran
terdapat kelainan anatomis pada organ tersebut.
Terdapat 2 macam : sianotik dan asianotik
Sianotik right-to-left shunt penurunan aliran darah pulmonal:
Darah kaya CO2 masuk ke ventrikel kiri sistemik
Tetralogy of fallot (ToF)
TGA
Asianotik left-to-right shunt peningkatan aliran darah pulmonal:
Darah ventrikel kiri masuk ke ventrikel kananparu
Patent ductus arteriosus (PDA) continuous murmur
Atrial septal defect (ASD)
Ventricular septal defect (VSD) pansystolic murmur
PJB
Eksantema Akut
Morbilli
Infeksi Paramyxovirus
Faktor resiko : Anak sekolah, Belum pernah vaksin
Inkubasi: 8-12 hari
Infeksius: 1-2 hari sebelum prodrome hingga 4 hari setelah keluar rash
Pre-eruptive Stage
demam
Catarrhal dimulai dari kavitas nasal (rhinitis) konjungtiva (konjungtivitis) orofaring
bronkus(bronkhitis)
Respiratory Symptoms--> batuk
Eruptive Stage
Exanthem sign Erupsi di kulit
Maculopapular Rashes
Dengan demam tinggi
Bercak koplik
Stage of Convalescence
Rashes menghilang sama dengan urutan munculnya (muka lalu ke tubuh bag bawah) membekas
kecoklatan
Demam akan perlahan menghilangsaat erupsi di tangan dan kaki memudar
Komplikasi: Otitis Media, Bronchopneumonia, Encephalitis, Pericarditis, Subacute sclerosing
panencephalitis late sequellae due to persistent infection of the CNS
Rubella
Infeksi Togavirus
Faktor resiko : remaja belum pernah vaksin
Inkubasi: 14-21 hari
Infeksius: 5-7 hari sebelum rash hingga 3-5 hari setelah keluar rash
Prodromal
Anak: ringan
Remaja & Dewasa: demam, malaise, nyeri tnggorok, nausea, anorexia,
limfadenopati
Enanthem
Forschheimers spots
Komplikasi:Arthralgias/arthritis, Peripheral neuritis, encephalitis,
thrombocytopenic purpura
Congenital rubella syndrome
IUGR, buta, tuli, jantung, anemia, thrombcytopenia, nodul di kulit
Pemantauan Pertumbuhan
Interpretasi Pengukuran TB/U Interpretasi Pengukuran BB/U
Z Score Z Score
>2 SD: Tergolong sangat tinggi. > 2 SD : Memiliki masalah
Rujuk anak jika dicurigai adanya pertumbuhan, lebih baik dinilai
gangguan endokrin (tinggi tidak dari pengukuran berat
sesuai perkiraan tinggi kedua terhadap tinggi atau BMI/U
orang tua, atau cenderung terus
meningkat) 2 sd (-2) SD : Normal
2 sd (-2) SD : Normal <-2 SD : Underweight
<-2 SD : Stunted <-3 SD : Severly underweight
<-3 SD : Severly stunted CDC-NCHS
CDC-NCHS >120% : Gizi lebih
90-110% : Baik/normal 80-120% : Gizi baik
70-89% : Tinggi kurang 60-80% : Gizi kurang, buruk
<70% : Tinggi sangat kurang dengan edema
<60% : Gizi buruk
Status Nutrisi BB/TB
Cara penilaian status nutrisi:
Z-score menggunakan kurva WHO weight-for-height
>3 obesitas
>2 overweight
>1 possible overweight
<-2 moderate wasted
<-3 severe wasted
BB/IBW (Ideal Body Weight) menggunakan kurva CDC
120% obesity
110 -120% overweight
90-110% normal
80-90% mild malnutrition
70-80% moderate malnutrition
70% severe malnutrition.
Malnutrisi
Definisi
KEP : ringan, sedang, berat
KEP severe :
Kwashiorkor: protein deficiency
Marasmus: energy deficiency
Marasmic/ Kwashiorkor: kombinasi energy deficiency & protein deficiency
Klinis
Indikasi rawat
BB sangat rendah : BB/TB < 70%; BB/U < 60%
disertai salah satu :
edema
dehidrasi berat
diare persisten
sangat pucat, hipotermia, syok
tanda infeksi sistemik / lokal
Hb , 5 g/dl
ikterus
tidak nafsu makan
usia < 1 thn
nutrisi
fase stabilisasi F75
fase transisi F100
fase rehabilitasi F150
Defis.vit A : h-1,2 dan 14 / perburukan :
umur < 6 bln : 50.000 SI
umur 6-12 bln : 100.000 SI
umur > 1 thn : 200.000 SI
Infeksi :
tanpa komplikasi : kotrimoksasol
berat : Ampisilin IV Amoksisilin oral + Gentamisin
Spesifik : OAT
Sindrom Distress Nafas Neonates
PENYAKIT MEMBRAN HIALIN
Aterm surfaktan cukup mencegah kolaps alveolus saat akhir ekspirasi
Prematur surfaktan kurang alveolus kolaps saat akhir ekspirasi bayi
akan mengalami sesak napas
Makin muda usia kehamilan makin tinggi risiko PMH
Kelainan pd paru :
Kolaps alveolus
Cairan yang mengandung protein tinggi membran hialin
Penyempitan arteri pulmonalis
Semua keadaan di atas gagal napas
Foto Ro: Pola retikulogranular (PRG), PRG dan bronkogram udara (BGU),
PRG + BGU + batas jantung kabur, Kolaps seluruh paru (white lung)
Pencegahan
Pencegahan persalinan prematur
Pemberian betametason/dexamethasone pada ibu (prematur < 34 minggu)
Resusitasi adekuat
Mencegah hipotermi, hipoglikemia dan hipoksia
WET LUNG SYNDROME/TRANSIENT TACHYPNEU NEWBORN
Alveolus dan bronkus janin terisi cairan Cairan dalam paru terperas
Beberapa bayi proses di atas tidak terjadi sal. napas masih terisi
cairan sesak napas
FR: Bedah kaisar, Hipoksia janin atau asfiksia berat, Ibu mengalami
sedasi, Polihidramnion
Klinis:
Cukup bulan/kurang bulan
Sesak napas saat atau segera setelah lahir
Sesak akan membaik dalam 24 jam pertama, menghilang dalam 72
jam
Foto torak: usia <6 jam ~ PMH
Tatalaksana
Observasi. Tidak ada penanganan khusus
Makanan per oral setiap 3 jam melalui sonde lebih dianjurkan
TTN
SINDROM ASPIRASI MEKONIUM (SAM)
Hipoksia janin Mekonium keluar & janin
gaspingCairan amnion yang
terkontaminasi mekonium terhirup ke
larings dan trakheaMekonium masuk
saluran napas lebih kecil dan alveolus
Kerusakan paru
Klinis
Cukup/lebih bulan, jarang sekali kurang
bulan
Cairan amnion terkontaminasi mekonium
Mekonium tampak/dapat dihisap dari
saluran napas atas (bantuan laringoskop)
Kulit bayi diwarnai mekonium
Sesak napas
Foto toraks : hiperinflasi paru disertai
banyak daerah paru yang kolaps
Pencegahan
Pembersihan saluran napas atas sebelum
bayi bernapas saat lahir
Tatalaksana
Tidak ada pengobatan spesifik
Kasus berat ventilator / ECMO
Pengawasan ketat terhadap komplikasi
PNEUMONIA PNEUMOTORAKS
Diare dengan gizi buruk Diare jenis apapun dengan gizi buruk
Diare terkait dengan antibiotik Mendapat pengobatan antibiotika oral dengan
spektrum lias
Invaginasi Dominan darah dan lendir dalam tinja, massa
intra abdomen, tangisa keras +pucat
Klasifikasi Tanda atau gejala Pengobatan
Dehidrasi Berat Terdapat dua atau lebih tanda 1. Berikan cairan IV segera
berikut : a. Umur <12 bulan
1. Letargis /tidak sadar 30 ml/kgBB dalam 1 jam
2. Mata cekung 70 ml/kgBB dalam 5 jam
3. Tidaj bisa minum atau b. Umur >=12 bulan
malas minum 30 ml/kg BB dalam
4. Cubitan kulit perut kembali 30menit
sangat lambat (>= 2 detik) 70 ml/kgBB dalam 2 jam
TIDAK
Apakah anak IDEM tabel
masih bisa YA sebelumnya
minum?
TIDAK
CATATAN:
Jika mungkin, amati anak sekurang-kurangnya 6 jam
setelah rehidrasi untuk meyakinkan bahwa ibu dapat
RUJUK ke RS mempertahankan hidrasi dengan pemberian cairan
untuk oralit per oral
pengobatan IV
Rencana Terapi B
Beri oralit di klinik sesuai anjuran selama
periode 3 jam
Tentukan jumlah oralit untuk 3 Jam pertama
Findings :
Diffuse hyperinflation of the
lung
Flatting of diaphragma
Prominence of retrosternal
space
Patchy / peribronchial infiltrate
Patchy atelectasis
Normal findings
Tatalaksana
Rawat inap
Antibiotik
Cairan IV
Oxygen
Paralisis Bahu
Paralisis Erb
Erb-duchenne palsy
Paralisis saraf perifer C5
dan C6 (bagian dari
plexus brachialis bagian
atas/ brachial
monoparesis)
Manifestasi: kehilangan
mobilitas lengan atas
Posisi: lengan adduksi
dengan pronasi lengan
bawah
Paralisis Klumpke
Paralisis parsial dari
pleksus brachialis
bagian bawah C8-T1
Manifestasi: paralisis
lengan bawah dan
tangan
Newborn Baby
Neonatus Kurang Bulan (Pre-term infant) : Usia gestasi < 37
minggu
Neonatus Lebih Bulan (Post-term infant) : Usia gestasi > 42
minggu
Neonatus Cukup Bulan (Term-infant) : Usia gestasi 37 s/d 42
Small for Gestational Age (SGA, Kecil Masa Kehamilan) :
Berat lahir dibawah 2SD / persentil 10th dari populasi usia
gestasi yang sama
Large for Gestational Age (LGA, Besar Masa Kehamilan) :
Berat lahir diatas persentil 90 untuk populasi usia gestasi
yang sama
Appropriate for Gestational Age (Sesuai Masa Kehamilan) :
Diantaranya
Imunisasi
Imunisasi
Resusitasi
Neonatus
Pada saat bayi lahir harus dilakukan penilaian awal.
Jika pada penilaian didapatkan satu jawaban TIDAK,
maka dilakukan LANGKAH AWAL resusitasi, meliputi:
1. Berikan kehangatan dengan menempatkan bayi di
bawah pemancar panas.
2. Posisikan kepala bayi sedikit tengadah agar jalan napas
terbuka kemudian jika perlu bersihkan jalan napas
dengan melakukan pengisapan pada mulut hingga
orofaring kemudian hidung.
3. Keringkan bayi dan rangsang taktil, kemudian reposisi
kepala agar sedikit tengadah.
Jika ketuban tercampur mekonium lakukan
penilaian apakah bayi bugar atau tidak bugar.
Tidak bugar ditandai dengan depresi pernapasan
dan atau tonus otot kurang baik dan atau
frekuensi jantung < 100 kali /menit. Jika bayi
bugar, tindakan bersihkan jalan napas sama
seperti bayi normal, tetapi jika bayi tidak bugar
lakukan pengisapan dari mulut dan trakea
terlebih dahulu, kemudian lengkapi dengan
LANGKAH AWAL.
bayi kebutuhan akan resusitasi dapat diantisipasi
dengan
melihat faktor risiko, a.l.: bayi yang dilahirkan dari
ibu yang pernah mengalami
kematian janin atau neonatal, ibu dengan
penyakit kronik, kehamilan multipara,
kelainan letak, pre-eklampsia, persalinan lama,
prolaps tali pusat, kelahiran
prematur, ketuban pecah dini, cairan amnion
tidak bening.
Ventilasi Tekanan Positif (VTP)
VTP dilakukan apabila pada penilaian pasca
langkah awal didapatkan salah satu
keadaan berikut:
a. Apnu
b. Frekuensi jantung < 100 kali/menit
c. Tetap sianosis sentral walaupun telah
diberikan oksigen aliran bebas.
Sebelum VTP diberikan pastikan posisi kepala dalam keadaan setengah
tengadah.
Pilihlah ukuran sungkup. Ukuran 1 untuk bayi berat normal, ukuran 0
untuk bayi
berat lahir rendah (BBLR).
Sungkup harus menutupi hidung dan mulut, tidak menekan mata dan
tidak
menggantung di dagu (lihat gambar).
Tekan sungkup dengan jari tangan (lihat gambar). Jika terdengar udara
keluar dari sungkup, perbaiki perlekatan sungkup. Kebocoran yang paling
umum
adalah antara hidung dan pipi (lihat gambar).
VTP menggunakan balon_sungkup diberikan selama 30 detik dengan
kecepatan 40-
60 kali/menit ~ 20-30 kali/30 detik.
Pastikanlah bahwa dada bergerak naik turun tidak terlalu tinggi secara
simetris.
Lakukan penilaian setelah VTP 30 detik
VTP + Kompresi dada
Apabila setelah tindakan VTP selama 30 detik,
frekuensi jantung < 60 detik maka lakukan kompresi
dada yang terkoordinasi dengan ventilasi selama
30 detik dengan kecepatan 3 kompresi : 1 ventilasi
selama 2 detik. Kompresi dilakukan dengan
dua ibu jari atau jari tengah_telunjuk /
tengah_manis. Lokasi kompresi ditentukan
dengan menggerakkan jari sepanjang tepi iga
terbawah menyusur ke atas sampai
mendapatkan sifoid, letakkan ibu jari atau
jari-jari pada tulang dada sedikit di atas
sifoid. Berikan topangan pada bagian
belakang bayi. Tekan sedalam
1/3 diameter anteroposterior dada.
Intubasi
Intubasi Endotrakea dilakukan pada keadaan
berikut:
1. Ketuban tercampur mekonium & bayi tidak
bugar
2. Jika VTP dengan balon & sungkup tidak efektif
3. Membantu koordinasi VTP & kompresi dada
4. Pemberian epinefrin untuk stimulasi jantung
5. Indikasi lain: sangat prematur & hernia
diafragmatika.
Obat-obatan
Obat-obatan yang harus disediakan untuk resusitasi bayi baru lahir
adalah epinefrin
dan cairan penambah volume plasma.
Epinefrin
Indikasi : Setelah pemberian VTP selama 30 detik dan pemberian
secara
terkoordinasi VTP + kompresi dada selama 30 detik, frekuensi
jantung tetap
< 60 kali/menit.
Cara pemberian & dosis :
o Persiapan: 1 mL cairan 1:10 000 (semprit yang lebih besar
diperlukan untuk
pemberian melalui pipa endotrakea)
o Melalui vena umbilikalis (dianjurkan) : 0.1-0.3 mL/kgBB
o Melalui pipa endotrakea : 0.3-1.0 mL/kgBB
Kecepatan pemberian: secepat mungkin
F. Penghentian Resusitasi
Jika sesudah 10 menit resusitasi yang benar,
bayi tidak bernapas dan tidak ada
denyut jantung, pertimbangkan untuk
menghentikan resusitasi.
Orang tua perlu dilibatkan dalam pengambilan
keputusan, jelaskan keadaan bayi.
Persilakan ibu memegang bayinya jika ia
menginginkan.