Você está na página 1de 12

ASUHAN KEPERAWATAN

GAWAT DARURAT ANAK DENGAN DIARE

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gawat Darurat

DisusunOleh:
Deri RuliEdiana (4002160148)
Gita Komara
Hera Gustiawan
Ramdhan Arifin

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKESDHARMA HUSADA
BANDUNG
2017
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan seluruh alam atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat untuk memenuhi
tugas mata kuliah Keperawatan Gawat Darurat.

Makalah ini terwujud karena adanya pihak yang telah banyak membantu,
membimbing, serta memberi dorongan dan doa dalam menyelesikan makalah ini. Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak
membantu dan memberi masukan pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sekiranya dapat penulis gunakan sebagai
masukan untuk perbaikan makalah berikutnya.

Bandung, Oktober 2017

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada umumnya masalah penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang
berbasis lingkungan yang masih merupakan masalah kesehatan terbesar di Indonesia baik
dikarenakan masih buruknya kondisi sanitasi dasar, lingkungan fisik maupun rendahnya
perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, dan masih banyak faktor penyebab
munculnya penyakit diare tersebut.
Kebersihan lingkungan merupakan suatu yang sangat berpengaruh terhadap
kesehatan pada umumnya. Banyaknya penyakit-penyakit lingkungan yang menyerang
masyarakat karena kurang bersihnya lingkungan disekitar ataupun kebiasaan yang buruk
yang mencemari lingkungan tersebut. Hal ini dapat menyebabkan penyakit yang dibawa
oleh kotoran yang ada di lingkungan bebas tersebut baik secara langsung ataupun tidak
langsung yaitu melalui perantara.
Penyakit diare merupakan suatu penyakit yang telah dikenal sejak jaman
Hippocrates. Sampai saat ini, diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan utama
masyarakat Indonesia.
Diare merupakan penyakit berbahaya karena dapat mengakibatkan kematian dan
dapat menimbulkan letusan kejadian luar biasa (KLB). Penyebab utama kematian pada
diare adalah dehidrasi yaitu sebagai akibat hilangnya cairan dan garam elektrolit pada
tinja diare (Depkes RI, 1998). Keadaan dehidrasi kalau tidak segera ditolong 50-60%
diantaranya dapat meninggal.

B. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui konsep penyakit/kasus cidera kepala.


2. Untuk mengetahui konsep proses keperawatan cidera kepala
C. Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penulisan makalah ini terdiri dari 4 bab utama yang terdiri dari
bab pertama yaitu pendahuluan, bab kedua yaitu tinjauan pustaka, bab ketiga yaitu
konsepasuhan keperawatan, dan bab keempat atau bab terakhir yaitu penutup.

Bab pertama yaitu pendahuluan, terdiri dari latar belakang. Kemudian yang kedua
yaitu tujuan penulisan, tujuan penulisan membahas mengenai untuk apa penulis membuat
makalah ini.

Bab kedua yaitu tinjauan pustaka, membahas mengenai pengertian, etiologi,


manifestasi klinis, pemeriksaan diagnostik, komplikasi, dan derajat dehidrasi.

Bab ketiga yaitu konsep asuhan keperawatan, membahas mengenai konsep asuhan
keperawatan mulai dari pengkajian, analisa data, diagnosa, dan intervensi keperawatan.

Bab keempat yaitupenutup. Penutup berisi tentang kesimpulan akhir dari


pembahasan yang sudah dibuat. Penulisan kesimpulan singkat dan jelas, tidak panjang
seperti pembahasan. Kesimpulan biasanya berisi fakta, pendapat, alasan pendukung
mengenai tanggapan suatu objek. Bisa dikatakan bahwa kesimpulan merupakan pendapat
akhir dari suatu uraian berupa informasi
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

Menurut Haroen N, S. Suraatmaja dan P.O Asdil (1998), diare adalah defekasi
encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah arau lendir dalam tinja. Sedangkan
menurut C.L Betz & LA Sowden (1996) diare mempakan suatu keadaan terjadinya
inflamasi mukosa lambung atau usus. Menurut Suradi & Rita (2001), diare diartikan
sebagai suatu keadaan dimana terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara
berlebihan yang terjadi karena frekuensi buang air besar satu kali atau lebih dengan
bentuk encer atau cair.

Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besat yang tidak normal yaitu
lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau tanpa
disertai damh atau lendir sebagai akibat dati terjadinya proses inflamasi pada lambung
atau usus.

B. Etiologi

Menurut Haroen N.S, Suraatmaja dan P.O Asnil (1998), ditinjau dari sudut patofisiologi,
penyebab diare akut dapat dibagi dalam dua golongan yaitu:

1. Diare sekresi (secretory diarrhoe), disebabkan oleh:


a. Infeksi virus, kuman-kuman patogen dan apatogen seperti shigeila, salmonela,
E. Coli, golongan vibrio, B. Cereus, clostridium perfarings, stapylococus
aureus, comperastatik usus halus yang disebabkan bahan-bahan kimia
makanan (misalnya keracunan makanan, makanan yang pedas, terlalau asam),
gangguan psikis (ketakutan, gugup), gangguan saraf, hawa dingin, alergi dan
sebagainya.
b. Defisiensi imum terutama SIGA (secretory imonol bulin A) yang
mengakibatkan terjadinya berlipat gandanya bakteri/flata usus dan jamur
terutama canalida.
2. Dian osmotik (osmotik diarrhoea) disebabkan oleh:
a. Malabsorpsi makanan: karbohidrat, lemak (LCT), protein, vitamin dan
mineral.
b. Kurang kalori protein.
c. Bayi berat badan lahir rendah dan bayi baru lahir.

Sedangkan menurut Ngastiyah (1997), Denyebab diare dapat dibagi dalam beberapa
faktor yaitu:

1. Faktor infeksi
a. Infeksi enteral
Merupakan penyebab utama diare pada anak, yang meliputi: infeksi bakteri,
infeksi virus (enteovirus, polimyelitis, virus echo coxsackie, adeno virus, rota
virus, astrovirus, dli) dan infeksi parasit : cacing (ascaris, nichuris, oxyuris,
strongxloides) protozoa (entamoeba histolytica, giardia lamblia, trichomonas,
homunis) jamur (canida albicous).
b. Infeksi parenteral
Ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti otitis media akut (OMA)
tonsilitis/tonsilofaringits, bronco peneumonia, ensefalitis dan sebagainya.
Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah dua
tahun.
2. Faktor malaborsi.
3. Malaborsi karbohidrat, lemak dan protein.
4. Faktor makanan.
5. Faktor psikologis.

C. Patofisiologi

Mekanisme dasar yang menyebabkan diare ialah yang pertama gangguan osmotik,
akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan
osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit
kedalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk
mengeluarkannya sehingga timbul diare.
Kedua akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekali air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul
karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

Ketiga gangguan motalitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan mengakibatkan


berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare
sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri timbul berlebihan
yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.

Selain itu diare juga dapat terjadi, akibat masuknya mikroorganisme hidup ke
dalam usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung, mikroorganisme tersebut
berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut terjadi
hipersekresi yang selanjumya akan menimbulkan diare.

Sedangkan akibat dari diare akan terjadi beberapa hal sebagai berikut:

1. Kehilangan air (dehidrasi)


Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari pemasukan
(input), merupakan penyebab terjadinya kematian pada diare.
2. Gangguan keseimbangan asam basa (metabik asidosis)
Hal ini terjadi karena kehilangan Na-tbicarbonat bersama tinja. Metabolisme
lemak tidak sempuma sehingga benda kotor tertimbun dalam tubuh, terjadinya
penimbunan asam laktat karena adanya anorexia jaringan. Produk metabolisme
yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi
oliguria/anuria) dan terjadinya pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler
kedalam cairan intraseluler.
3. Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi pada 23% anak yang menderita diare, lebih sering pada anak
yang sebelumnya telah menderita KKP. Hal ini tetjadi karena adanya gangguan
penyimpanan/penyediaan glikogen dalam hati dan adanya gangguan absorbsi
glukosa. Gejala hipoglikemia akan muncul jika kadar glukosa darah menurun
hingga 40 % pada bayi dan 50% pada anak-anak.
4. Gangguan gizi
Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal Ini disebabkan oleh:
a. Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau muntah
yang bertambah hebat.
b. Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengeluaran dan susu
yang encer ini diberikan terlalu lama.
c. Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicema dan diabsorbsi dengan baik
karena adanya hiperperistaltik.
5. Gangguan sirkulasi
Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock) hipovolemik, akibatnya perfusi
jaringan berkurang dan tetjadi hipoksia, asidosis bertambah berat, dapat
mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran menurun dan bila tidak segera diatasi
klien akan meninggal.

Faktor infeksi Faktor malabsosrbsi Gangguan peristaltik

Endotoksin Tekanan osmotik Hiperperistaltik Hipoperistaltik


merusak
mukosa usus

Pergeseran cairan dan Makanan tidak Pertumbuhan


elektrolit ke lumen usus diserap bakteri

Isi lumen usus Endotoksin


berlebih

Rangsangan pengeluaran
Hipersekresi
cairan dan
elektrolit
Hiperperistaltik

Diare

Gangguan keseimbangan cairan Gangguan keseimbangan elektrolit

Kurang volume cairan Hiponatremia, Hipokalemia


Penurunan klorida serum

Pusing, lemah, letih, sinkop,


anoreksia, mual, muntah, haus, Hipotensi postural, kulit dingin,
oliguri, turgor kulit kurang, tremor, kejang, peka rangsang,
mukodsa mulut kering, mata denyut jantung cepat dan lemah
dan ubun-ubun cekung,
peningkatan suhu, penurunan
berat badan

(Home & Swearingen, 2001; Smeltzer & Bare, 2002)


D. Manifestasi klinis

1. Mula-mula anak/bayi cengeng gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu makan
berkurang.
2. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer, kadang disertai wial
dan wiata.
3. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercamput empedu.
4. Anus dan sekitamya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi lebih asam
akibat banyaknya asam laktat.
5. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elistitas kulit menurun), ubun-
ubun dan mata cekung membran mukosa kering dan disertai penurunan berat badan.
6. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat, tekan darah turun, denyut
jantung cepat, kesadaran menurun (apatis, somnolen, sopora komatus) sebagai akibat
hipovocanik.
7. Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).
8. Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak pucat dan pernafasan cepat dan
dalam. (Kusinaul).

E. Pemeriksaan diagnostik

1. Pemeriksaan tinja
a. Makroskopis dan mikroskopis.
b. PH dan kadar gula dalam tinja.
c. Bila perlu diadakan uji bakteti.
2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan menentukan
PH dan cadangan alkali dan analisa gas darah.
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
4. Pemetiksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Posfar.
F. Komplikasi

1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).


2. Renjatan hipovolemik.
3. Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah, bradicardi, perubahan
pada elgktro kardiogram).
4. Hipoglikemia.
5. Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena
kerusakan villi mukosa, usus halus.
6. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
7. Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga mengalami
kelaparan.

G. Derajat Dehidrasi

Menurut banyaknya cairan yang hilang, derajat dehidrasi dapat dibagi berdasarkan:

1. Kehilangan berat badan


a. Tidak ada dehidrasi, bila terjadi penurunan berat badan 2,5%\
b. Dehidrasi ringan bila terjadi penurunan berat badan 2,5-5%
c. Dehidrasi berat bila terjadi penurunan berat badan 5-10%
2. Skor Mavrice King

Bagian tubuh yang Nilai untuk gejala yang ditemukan


diperiksa 0 1 2
Keadaan umum Sehat Gelisah, cengen, apatis, Mengigau, koma,
mengantuk atau syok
Kekenyalan kulit Normal Sedikit kurang Sangat kurang
Mata Normal Sedikit cekung Sangat cekung
Ubun-ubun besar Normal Sedikit cekung Sangat cekung
Mulut Normal Kering Kering dan sianosi
Denyut nadi Kuat < 120 Sedang (120-140) Lemah >40

Keterangan :

a. Jika mendapat nilai 0-2 dehidrasi ringan


b. Jika mendapat nilai 3-6 dehidrasi sedang
c. Jika mendapat nilai 7-12 dehidrasi berat
BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

Você também pode gostar