Você está na página 1de 9

Analisis Materi Elektrolisis dan Kimia Unsur

1.1. Tabel Hasil Analisis Materi Elektrolisis


Konsep Pokok Bahasan
Pengetahuan
Elektrokimia
Fakta Baterai Alkalin
Sel yang sering digunakan sebagai ganti baterai kering adalah baterai alkalin.
Baterai ini terdiri dari anode seng, katode mangan dioksida dan elektrolit kalium
hidroksida. Reaksi yang terjadi sebagai berikut.
Anode : Zn(s) + 2OH (aq) Zn(OH)2(s) + 2e-
Katode : 2MnO2(s) + 2H2O(l) + 2e- 2Mn(OH)2(s) + 2OH (aq)
Zn(s) + 2H2O(l) + 2MnO2(s) Zn(OH)2(s) + 2Mn(OH)2(s)
Baterai alkalin bersifat basa. Potensial dari baterai alkalin 1,5 volt, tetapi dapat
bertahan lebih lama dan dapat menghasilkan dua kali energi total baterai kering
dengan ukuran yang sama. Baterai alkalin digunakan untuk peralatan yang
memerlukan arus lebih besar seperti tape recorder.

Baterai Kering (Sel Leclanche)


Baterai yang paling umum digunakan orang disebut sel atau baterai kerin. Logam
seng bertindak sebagai elektrode negatif dan juga sebagai wadah untuk
komponen baterai yang lain. Elektrode positif adalah karbon tak reaktif yang
diletakkan di pusat kaleng.
Baterai ini disebut kering karena kandungan air relatif rendah, meskipun
demikian kelembaban mutlak diperlukan agar ion-ion dalam larutan dapat
berdifusi di antara elektrode-elektrode itu. Jika baterai memberikan arus, maka
reaksi pada elektrode negatif melibatkan oksidasi seng. Reaksi pada elektrode
positif cukup rumit, tetapi secara garis besar dapat dinyatakan sebagai berikut :
Anode : Zn(s) Zn2+(aq) + 2e-
Katode : 2MnO2(s) + 2NH4+(aq) + 2e- Mn2O3(s) + 2NH3(aq) + H2O(l)
+
Zn(s) + 2NH4+(aq) + 2MnO2(s) Zn2+(aq) + Mn2O3(s) + 2NH3(aq) + H2O(l)
Sebuah baterai kering mempunyai potensial sebesar 1,5 volt dan tidak dapat diisi
ulang. Baterai ini banyak digunakan untuk peralatan yang menggunakan arus
kecil seperti radio dan kalkulator.

Baterai Merkuri Peroksida


Baterai perak oksida adalah baterai kecil yang sering digunakan sebagai sumber
tenaga miniatur dalam alat bantu pendengaran, kalkulator, dan arloji.
Reaksi yang terjadi sebagai berikut.
Anode : Zn(s) + 2OH (aq) Zn(OH)2(s) + 2e-
Katode: Ag2O(s) + H2O(l) + 2e- 2Ag(s) + 2OH (aq)
- +
Reaksi keseluruhan: Zn(s) + H2O(l) + Ag2O(s) Zn(OH)2(s) + 2Ag(s)

Aki Mobil
Aki merupakan baterai penyimpanan sebuah automobil yang dapat diisi ulang.
Aki disusun dari lempeng timbel mirip bunga karang dan timbel dioksida secara
selang-seling yang disekat dengan kayu atau serat kaca dan dibenamkan dalam
suatu elektrolit. Elektrolit tersebut adalah asam sulfat dalam air. Jika aki
memberikan arus, maka lempeng timbal (Pb) bertindak sebagai anode dan
lempeng timbal dioksida (PbO2) sebagai katode. Reaksi yang terjadi sebagai
berikut.
Anode : Pb(s) + HSO4(aq) PbSO4(s) + H+(aq) + 2e-
Katode: PbO2(s) + HSO4(aq) + 3H+(aq) + 2e- PbSO4(s) + 2H2O(l)
+
Pb(s) + PbO2(s) + 2HSO4(aq) + 2H+(aq) 2PbSO4(s) + 2H2O(l)
Timbal sulfat terbentuk pada kedua elektrode. Karena tak dapat larut, maka timbal
sulfat terdepositokan pada kedua elektrode di mana garam ini terbentuk. Asam
sulfat terpakai dan terbentuk air. Karena asam sulfat encer kurang rapat
dibandingkan asam sulfat pekat aslinya, maka rapatan larutan elektrolit ini
biasanya diukur untuk menetapkan sejauh mana aki telah dipakai.
Pengisian ulang aki merupakan suatu pemaksaan terhadap elektron untuk
melewati aki dengan arah berlawanan. Dalam proses elektrolisis ini semua
perubahan kimia di atas dibalik. Timbal sulfat dan air diubah kembali menjadi
timbal, timbal dioksida, dan asam sulfat. Reaksi pengisian kembali sebagai
berikut :
2PbSO4(S) + 2H2O(l) Pb(s) + PbO2(s) + 2H2SO4(aq)
Jika diisi penuh, maka sebuah aki mempunyai potensial sel sekitar 2,1 V. Aki
mobil dengan enam sel mempunyai potensial sekitar 12 V

Baterai Litium
Sel kering yang benar-benar kering adalah sel jenis litium-iodin. Sel litium-
iodin adalah sel Volta dengan logam litium sebagai anode dan senyawa
kompleks I2 sebagai katode. Kedua elektrode ini dipisahkan oleh lapisan tipis
dari litium iodida. Reaksi redoks yang terjadi adalah sebagai berikut.
Anode : 2Li(s) 2Li+(aq) + 2e

Katode : 3I2(s) + 2e 2I3(aq)

Potensial sel yang dihasilkan sebesar 3,6 V.


Baterai jenis litium berbeda dengan baterai seng-karbon dan baterai merkuri
sebab baterai ini dapat diisi ulang (rechargeable). Baterai litium banyak
dipakai untuk mobilephone (HP) dan mobil mainan.
Baterai Nikel
Baterai nikel tidak menggunakan seng. Anoda yang digunakan adalah kadmium
sedangkan katodanya adalah nikel. Baterai yang menggunakan elektrolit KOH ini
dapat diisi ulang (diestrum) seperti aki. Baterai Ni-MH untuk pertama kalinya
diawali dengan baterai nikel-kadmium (NiCad). Di anoda, setengah reaksi yang
terjadi adalah oksidasi paduan logam (metal alloy), yakni mengabsorbsi hidrogen
dalam alloy logam tersebut dalam elektrolit basa (KOH). Di katoda terjadi reduksi
nikel (III) dalam bentuk NiO(OH).
Anoda: MH(s) + OH-(aq) M(s) + H2O(l) + e-
Katoda: NiO(OH)(s) + H2O(l) + e- Ni(OH)2(s) + OH-(aq)
- +
MH(s)+ NiO(OH)(s) M(s)+ Ni(OH)2(s) Esel= 1,4V
Reaksi sel bersifat dapat balik selama pengisian kembali (recharging). Baterai ini
memiliki keuntungan cukup ringan, bertenaga (relatif) besar, terhindar dari
toksisitas kadmium (untuk baterai Nicad). Biasa digunakan untuk lampu blitz,
power tools, dsb.
Sel Bahan Bakar
Sel bahan bakar biasanya menggunakan oksigen di katode dan suatu gas yang
dapat dioksidasi pada anode. Reaksi yang terjadi sebagai berikut.
Katode : O2(g) + H2O(l) + 2e- HO2(aq) + OH (aq)
Anode : H2(g) + 2OH (aq) 2H2O(l) +2e-
- +
H2(g) + 1/2 O2(g) H2O(l)
Penggunaan yang penting dari sel bahan bakar tetapi sulit terealisasi adalah
sebagai pembangkit tenaga listrik alternatif, yang hanya sedikit menimbulkan
pencemaran udara maupun pencemaran terminal pada sungai dibandingkan
dengan pembangkit tenaga listrik dengan batubara.

Korosi
Korosi merupakan proses perusakan suatu materi yang terjadi secara perlahan
lahan dan dalam waktu yang lama oleh suatu proses kimia.
Reaksi yang terjadi pada proses korosi :
2Fe + O2 2FeO
2FeO + O2 Fe2O3 atau 4FeO + O2 2Fe2O3
Korosi terjadi karena senyawa feri oksida sangat mudah membentuk kompleks
dengan air sehingga terbentuk Fe2O3.H2O, dan senyawa tersebut dikenal dengan
istilah karat besi.
Beberapa faktor yang menyebabkan korosi, yaitu :
1. Air
2. Udara
3. Gas CO2
4. Gas SO2

Pemurnian Logam (Elektrofining)


Contoh penting dalam bidang electrofining adalah pemurnian tembaga. Tembaga
kotor di jadikan anode, sedangkan katode menggunakan tembaga murni. Larutan
elektrolit yang di gunakan adalah larutan Cu2SO4. selama elektrolisis, tembaga
dari anode terus menerus di larutkan kemudian di endapkan pada katode
Pemisahan Logam dari Senyawanya
Pemisahan logam dari senyawanya dapat dilakukan dengan cara elektrolisis.
Misalnya pembuatan aluminium dari bijih aluminium. Bijih aluminium dalam
bentuk leburan Al2O3 dielektrolisis dengan elektrode karbon. Reaksi yang terjadi :
Anode : 6O2- 3O2 + 12e-
Katode : 4Al3+ + 12e- 4Al
- +
2Al2O3 4Al(s) + 3O2(g)
Gas oksigen yang terbentuk bereaksi dengan anode karbon membentuk gas
karbon monoksida. Cairan logam aluminium (titik leleh 660,2C) mengendap di
dasar tangki dan dialirkan keluar sebagai produk elektrolisis.
Pelapisan Logam dengan Logam Lain (Penyepuhan)
Pelapisan logam dengan logam lain umumnya dilakukan untuk mencegah korosi.
Logam pelapis disyaratkan logam yang tahan terhadap korosi. Pelapisan logam
terhadap suatu benda dapat juga dilakukan untuk memberikan kesan indah atau
mewah.
Larutan elektrolit yang digunakan adalah larutan yang mengandung ion logam
pelapis. Untuk menyepuh sendok tembaga dengan perak (Ag), sendok harus
diletakkan pada katode. Elektrode yang digunakan berupa batangan perak,
sedangkan larutan elektrolit yang digunakan adalah perak nitrat. Selama
elektrolisis berjalan, logam pada anode berkurang untuk melapisi logam pada
katode.
Pembutan Gas dengan Cara Elektrolisis
Gas chlorine merupakan alternative bahan yang dapat digunakan sebagai
desinfektan karena selain harga dari gas chlorine yang murah, juga mempunyai
daya aktivitas yang baik selama beberapa waktu. Proses pembuatan gas chlorine
dapat dilakukan dengan cara elektrolisis menggunakan NaCl, karena dalam garam
(NaCl) mengandung ion-ion klorida didalam komposisinya. Selain digunakan
sebagai desinfektan gas chlorine dapat digunakan untuk mengoksidasi logam besi
(Fe) dan Mangan (Mn).
Katoda : 2H2O + 2e- H2 + 2OH-
Anoda : 2Cl- Cl2 + 2e-
- +
2H2O + 2Cl- Cl2 + 2OH- + 2H2
Selain terjadi pembentukan gas chlorine dalam proses elektrolisis ini juga
terjadi pembentukan gas O2
pada katoda, sehingga persamaan reaksinya adalah sebagai berikut :
Katoda : 4H2O + 4e- H2 + 2OH-
Anoda : 2Cl- Cl2 + 2e-
- +
2H2O + 2Cl- Cl2 + 2OH- + 2H2 + O2
Produksi gas chlorine akan ditangkap oleh larutan Kalium Iodida dengan
melihat perubahan yang terjadi, tergantung volume gas chlorine yang terbentuk,
sedangkan gas oksigen akan naik ke atas dan mendorong kalium iodide ke bawah.
Gas yang terbentuk di dalam reaktor elektrolisis pada anoda diidentifikasi untuk
menentukan pembentukan gas chlorine.
Konsep Aturan penentuan bilangan oksidasi
1. Bilangan oksidasi unsur bebas sama dengan nol. Misal H dalam H2 dan Cu
dalam Cu.
2. Bilangan oksidasi hidrogen dalam senyawa umumnya +1, kecuali dalam
senyawa hidrida logam sama dengan -1. Misal dalam NaH, bilangan oksidasi
Na adalah +1 dan H adalah -1.
3. Bilangan oksidasi oksigen dalam senyawa umumnya -2, kecuali dalam
peroksida sama dengan -1.
4. Hasil penjumlahan bilangan oksidasi yang negatif dan positif dalam suatu
molekul atau senyawa sama dengan nol.
5. Hasil penjumlahan bilangan oksidasi yang negatif dan positif dalam seluruh
atom untuk setiap ion sama dengan muatan ion itu sendiri.

Penyetaraan Reaksi
a. Menentukan bilangan oksidasi pada setiap unsur dalam persamaan reaksi.
b. Menentukan unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi.
c. Menentukan jumlah penurunan bilangan oksidasi unsur yang
mengalami reduksi (oksidator) dan jumlah pertambahan bilangan oksidasi
unsur yang mengalami oksidasi (reduktor).
d. Menyetarakan unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi dengan
meletakkan koefisien yang sesuai.
e. Menyetarakan unsur-unsur lainnya mulai dari kation, anion, hidrogen, dan
oksigen (KAHO singkatan dari kation, anion, hidrogen, dan oksigen).
Penyetaraan Reaksi dengan Metode Setengah Reaksi
Menentukan kerangka dasar dari setengah reaksi reduksi dan setengah reaksi
oksidasi.
Menyetarakan atom unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi.
Menyetarakan jumlah atom oksigen kemudian jumlah atom hidrogen. Jika
dalam suasana asam atau netral, maka tambahkan 1 molekul H2O pada ruas
yang kekurangan 1 atom oksigen. Selanjutnya setarakan atom H dengan
menambahkan ion H+ pada ruas yang kekurangan atom H. Jika dalam larutan
bersifat basa, maka tambahkan 1 molekul H2O untuk ruas yang
kelebihan atom oksigen, kemudian tambahkan dua kali lebih banyak ion
OH pada ruas yang lain.
Jika terdapat unsur lain, maka penyetaraan dilakukan dengan menambahkan
unsur tersebut pada ruas yang lain.
Menyamakan jumlah muatan dengan menambahkan sejumlah elektron pada
ruas yang jumlah muatannya lebih besar.
Menjumlahkan persamaan reaksi reduksi dan reaksi oksidasi dengan
menyamakan jumlah elektron yang diserap pada reaksi reduksi dan jumlah
elektron yang dilepas pada reaksi oksidasi.
Menyetarakan koefisien reaksi secara keseluruhan.
Reaksi reaksi Sel Elektrolisis
Reaksi pada Katoda ( Reduksi Kation)
Bila kation dari golongan Alkali/ IA (Li+, Na+, K+), Alkali tanah/ IIA (Mg2+,
Ca2+, Sr2+, Ba2+), Al3+ atau Mn2+ maka kation tersebut tidak direduksi namun
air (H2O) yang direduksi. hal ini karena Ered H2O lebih besar dari ion-ion
teraebut. Reaksi yang terjadi :
2H2O(l) + 2e- H2(g) + 2OH-(aq)
H+ dari suatu asam akan direduksi menjadi gas hidrogen (H2). Reaksi yang
terjadi : 2H+(aq) + 2e- H2(g)
Ion-ion logam lainnya yang tidak termasuk kelompok di atas direduksi lalu
mengendap pada katoda.
Ni2+(aq) + 2e- Ni(s)
Cu2+(aq) + 2e- Cu(aq)
Ag+(aq) + e- Ag(s)
Ion-ion lelehan atau leburan dari golongan alkali dan alkali tanah direduksi
lalu mengendap pada katoda karena lelehan/leburan tidak mengandung air.
Li+(aq) + e- Li(s)
Ca2+(aq) + 2e- Ca(s)

Reaksi pada Anoda (Oksidasi Anion)


Bila elektrodanya non inert ( Ni, Cu, Ag dll) maka elektrodanya yang
dioksidasi. contoh reaksinya :

Ni(s) Ni2+(aq) + 2e-


Cu(aq) Cu2+(aq) + 2e-
Ag(s) Ag+(aq) + e-
Bila elektrodanya inert ( C, Pt atau Au) maka elektrodanya tidak bereaksi dan
bila anionnya, ada 3 kemungkinan reaksi :
a. Ion OH- dari basa maka reaksi yang terjadi :
4OH-(aq) 2H2O(aq) + O2(g) + 4e-
b. Ion sisa asam yang mengandung oksigen (SO42-, NO3-, PO43- dll) tidak
dioksidasi namun air (H2O) yang dioksidasi. karena Eoks H2O lebih besar
dari sisa asam yang mengandung oksigen. Reaksi yang terjadi :
2H2O(aq) 4H+(aq) + O2(g) + 4e-
c. ion sisa asam yang tidak mengandung oksigen (Cl- , Br- , I- dll) akan
dioksidasi.
2Cl-(s) Cl2(g) + 2e-
2Br-(s) Br2(g) + 2e-

Spontanitas Reaksi
Jika potensial sel yang dihitung bernilai positif, maka reaksi sel berlangsung
secara spontan dan sel akan menghasilkan arus. Reaksi tidak dapat berlangsung
spontan apabila nilai Esel negatif
Hukum Menghitung Potensial Sel (Esel)
Esel = E(katode) E(anode) atau Esel = E(reduksi) E(oksidasi)
Hukum Faraday I
Massa zat yang dihasilkan pada suatu elektrode selama proses elektrolisis
berbanding lurus dengan muatan listrik yang digunakan.
. .
= . =
.
Hukum Faraday II
Massa zat yang dihasilkan pada elektrode berbanding lurus dengan massa
ekivalen zat.
W1 W2 Wn
= ==
e1 e2 en
Berat Ekivalen

=

Teori Anoda
Anoda adalah elektroda, bisa berupa logam maupun penghantar listrik lain, pada
sel elektrokimia yang terpolarisasi jika arus listrik mengalir ke dalamnya. Arus
listrik mengalir berlawanan dengan arah pergerakan elektron. Pada proses
elektrokimia, baik sel galvanik (baterai) maupun sel elektrolisis, anoda mengalami
oksidasi.
Katoda
Katoda adalah elektroda dalam sel elaktrokimia yang terpolarisasi jika arus listrik
mengalir keluar darinya. Pada baterai biasa (Baterai Karbon-Seng), yang menjadi
katoda adalah seng, yang juga menjadi pembungkus baterai. Sedangkan, pada
baterai alkalin, yang menjadi katoda adalah mangan dioksida (MnO2).
Kutub Positif dan Kutub Negatif
Sel Volta : KPAN (Katoda Positif Anoda Negatif)
Sel Elektrolisis : KNAP (Katoda Negatif Anoda Positif)

Você também pode gostar