Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
, AKT
PORTOFOLIO
AUDIT
Novi Hartanti 20120420046
PENGAUDITAN KELAS B
2015
KATA PENGANTAR
bukti yang berkenaan dengan kegiatan dan kejadian ekonomi untuk membuktikan
atau memperhatikan tingkat atau sejauh mana hubungan antara kejadian tersebut
kegiatan usaha baik yang besar maupun yang kecil sekalipun. Dalam kesempatan kali
ini, penulis mendapatkan tugas kuliah portofolio pengauditan yang akan membahas
memberikan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini, dan
terima kasih kepada dosen pembimbing penulis Pak Rudy Suryanto, S.E., M.Acc., Akt
banyak materi baik didalam maupun diluar perkuliahan. Dalam penulisan portofolio
ini penulis menggunakan banyak referensi dari sumber yang benar-benar
dibidangnya seperti dalam buku Tuanakotta, Theodorus M. 2013, Audit Berbasis ISA
(International Standards on Auditing), Penerbit Salemba Empat dan masih banyak
lagi.
Sebagaimana lazimnya manusia, penulis menyadari tentu masih banyak
kekurangan dalam tulisan ini, kepada para praktisi dan para ahli di bidang audit
diharapkan untuk memberikan kritik dan sarannya jika dijumpai kekeliruan ataupun
kekurangan dalam tulisan ini agar penulis dapat menyempurnakan tulisan portofolio
ini. Penulis memohon maaf sebesar-besarnya apabila ada perkataan maupun tulisan
Penulis
2
PORTOFOLIO AUDIT 2015
DAFTAR ISI
Kata Pengantar 2
3
PORTOFOLIO AUDIT 2015
4
PORTOFOLIO AUDIT 2015
BAGIAN I
BAB 1
sangat diperlukan. Para penanam modal percaya bahwa modal yang ditanamkan
dalam perusahaan perlu diadakan pengawasan atau pengendalian, sehingga mereka
dipinjamkan agar uang tersebut selamat dan menghasilkan bunga yang diharapkan.
Maka mereka memerlukan laporan keuangan yang dapat dipercaya dari para
objektif. Pihak-pihak lain seperti calon penanam modal, calon pemberi kredit, serikat
buruh, lembaga-lembaga keuangan serta industri lainnya sangat membutuhkan
laporan keuangan.
5
PORTOFOLIO AUDIT 2015
para pengambil keputusan yang mendasarkan diri pada laporan keuangan tidak akan
tersesat.
memungkinkan informasi keuangan yang disajikan kurang lengkap dan teliti serta
kurang dapat dipercaya. Hal ini disebabkan, pertama; adanya informasi yang
diperoleh secara tidak langsung, kedua; semakin tinggi tingkat atau volume transaksi
sehingga dapat terjadi kekeliruan pencatatan atau timbulnya kesulitan-kesulitan
dalam pencatatan.
Laporan keuangan yang terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan laba
rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan
harus disajikan secara wajar. Oleh karena itu, peranan akuntan publik sangatlah
SEJARAH AUDITING
Dalam perjalanan sejarah auditing sebenarnya telah ada sejak abad ke-15
bahkan abad sebelumnya. Fakta menunjukkan bahwa auditing berawal dari tujuan
6
PORTOFOLIO AUDIT 2015
halaman 697. Kemudian tahun 1900 profesi auditing berkembang di Amerika Serikat,
hanya saja di Amerika tujuan auditing berubah, bukan bertujuan untuk penemuan
kecurangan tetapi bertujuan untuk memeriksa kewajaran laporan keuangan.
professional, yaitu dengan adanya sistem akuntansi dan standar akuntansi yang baik.
Pemegang saham sangat antusias mengadakan verifikasi laporan dan catatan
dasarnya para wajib pajak akan mendapatkan keringanan pajak apabila laporan
keuangannya diperiksa akuntan publik.
Verifikasi SPI
kecurangan diperhatikan
kecurangan diperhatikan
1
Drs. Bambang Hartadi, AUDITING Suatu Pedoman Pemeriksaan Akuntansi Tahap Pendahuluan,
BPFE Yogyakarta. ed., 1987, hal. 17
7
PORTOFOLIO AUDIT 2015
penting hingga
Penemuan detail
kesalahan
tulis-menulis
posisi
keuangan
Penemuan
kecurangan
dan kesalahan
laporan posisi
keuangan
Setidaknya ilmu dan profesi audit internal telah dimulai pada 3.500 Sebelum
Masehi. Catatan sejarah mengenai peradaban Mesopotamia menunjukkan adanya
Sejarah mencatat bahwa masyarakat Mesir, Cina, Persia, dan Yahudi pada
abad-abad permulaan juga menerapkan sistem yang sama. Orang-orang Mesir,
8
PORTOFOLIO AUDIT 2015
desa dan mensyaratkan adanya dokumen yang sah untuk transaksi tersebut.
lebih suka mempekerjakan budak sebagai petugas pencatat karena bila sesuatu
terjadi maka penyiksaan terhadap budak guna mengorek informasi dianggap
sebagai cara yang lebih efektif daripada harus menanyai karyawan yang bukan budak
dibawah sumpah.
Ketika kerajaan Romawi jatuh, sistem moneter dan kontrol internal pun ikut
hancur. Baru pada akhir abad pertengahan para penguasa meminta bukti
penerimaan yang menjadi hak mereka. Para raja dan hakim menerapkan audit awal,
yang kemudian diikuti oleh abdi negara yang ditunjuk selanjutnya.
(double-entry), yakni setiap transaksi dicatat baik pada sisi debit maupun kredit.
Sistem ini membantu para pengusaha mengontrol transaksi dengan para pelanggan
dan pemasok serta membantu mengawasi mereka melakukan pekerjaan
9
PORTOFOLIO AUDIT 2015
karyawannya. Audit dilakukan dengan serius. Bahkan, seorang auditor yang mewakili
melintasi lautan menuju Amerika Serikat pada abad ke-19. Orang-orang Inggris yang
kaya raya menginvestasikan dana yang cukup besar si perusahaan-perusahaan
undang seperti ini, sehingga audit merupakan pengganti yang memenuhi kebutuhan
para pengusaha. Kebutuhan ini memberikan tekanan pada audit neraca, dengan
DEFINISI AUDITING
oleh akuntan publik yang mendasarkan diri pada sistem pengendalian internal dan
catatan akuntansi dari suatu badan usaha atau unit bisnis lainnya, sebelum
2
Lawrence Sawyer, Mortimer A. Dittenhofer, dan James H. Scheiner, Audit Internal Sawyer, Penerbit
Salemba Empat, Edisi 5, 2005, hal . 4-5.
10
PORTOFOLIO AUDIT 2015
memberikan pendapatnya tentang laporan keuangan badan usaha atau unit bisnis
tersebut.
DEFINISI UMUM
(1971) :
Auditing adalah proses yang sistematis guna mendapatkan dan evaluasi bukti yang
berkenaan dengan kegiatan dan kejadian ekonomi untuk membuktikan atau
Suatu proses sistematis. Auditing merupakan suatu proses sistematik, yaitu berupa
suatu rangkaian langkah atau prosedur yang logis, bererangka, dan terorganisir.
Auditing dilaksanakan dengan suatu urutan langkah yang direncanakan,
pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi disini adalah hasil proses
akuntansi. Akuntansi merupakan proses pengidentifikasian, pengukuran, dan
keuangan.
11
PORTOFOLIO AUDIT 2015
Kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria atau standar yang dipakai sebagai dasar
untuk menilai pernyataan (yang berupa hasil proses akuntansi) dapat berupa :
principle).
dalam bentuk laporan tertulis ini dapat menaikkan atau menurunkan tingkat
kepercayaan pemakai informasi keuangan atas asersi yang dibuat oleh pihak yang
diaudit.
terhadap laporan audit adalah para pemakai informasi keuangan seperti : pemegang
saham, manajemen, kreditur, calon investor dan kreditur, organisasi buruh, dan
kantor pelayanan pajak.
organisasi tersebut.
Ditinjau dari definisi umum auditing seperti yang telah diuraikan diatas,
pemeriksaan yang dilaksanakan oleh auditor independen ditujukan terhadap
12
PORTOFOLIO AUDIT 2015
pernyataan mengenai kegiatan ekonomi, yang disajikan oleh suatu organisasi dalam
bebas, yang mendasarkan diri pada hasil kegiatan akuntansi dan data kegiatan yang
lain. Di lain pihak, auditing ditujukan untuk menentukan secara objektif keandalan
informasi kuantitatif tertentu yang dapat digunakan oleh pimpinan entitas ekonomi
maupun pihak lainnya untuk mengambil keputusan. Agar penyajian informasi tepat,
maka seorang akuntan harus memiliki pengetahuan yang baik mengenai prinsip-
prinsip dan aturan-aturan dalam penyusunan informasi akuntansi. Disamping itu,
seorang akuntan harus mengembangkan sistem yang dapat menjamin bahwa semua
peristiwa ekonomi yang terjadi dalam organisasinya dapat tercatat dengan
13
PORTOFOLIO AUDIT 2015
keahlian dalam mengumpulkan dan menafsirkan bahan bukti audit. Keahlian seperti
inilah yang membedakan auditor dengan akuntan. Masalah-masalah spesifik yang
dihadapi auditor dalam melakukan audit adalah penentuan prosedur audit yang
tepat, penentuan sampel, penentuan pos-pos tertentu yang diperiksa, saat pengujian
14
PORTOFOLIO AUDIT 2015
BAGIAN II
BAB 1
SIFAT AUDIT
dengan kriteria yang telah ditetapkan. Audit harus dilakukan oleh orang yang
kompeten dan independen. Mengenai definisi audit diatas, terdapat beberapa
banyak bentuk. Para audit secara rutin melakukan audit atas informasi yang
dapat diukur, termasuk laporan keuangan perusahaan dan SPT Pajak
Penghasilan perorangan. Auditor juga mengaudit informasi yang lebih
subjektif, seperti efektivitas sistem komputer dan efisiensi operasi manufaktur.
Untuk audit atas SPT Pajak oleh Direktorat Jendral (Ditjen) Pajak kriterianya
tercantum dalam UU Perpajakan Indonesia. Dalam audit Ditjen Pajak atas SPT
Pajak perusahaan Bank Mandiri, auditor Ditjen Pajak menggunakan UU
15
PORTOFOLIO AUDIT 2015
Biasanya auditor dan entitas yang diaudit telah menyepakati kriteria yang
akan digunakan sebelum audit dimulai. Sebagai contoh, dalam audit atas
informasi yang sedang diaudit. Dalam audit atas laporan keuangan historis
oleh kantor akuntan publik (KAP), kriteria yang beralaku biasanya adalah
16
PORTOFOLIO AUDIT 2015
kualitas dan jumlah yang mencukupi. Auditor harus menentukan jenis dan
jumlah bukti yang diperlukan serta mengevaluasi apakah informasi tersebut
sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Penentuan jenis dan jumlah
bukti merupakan bagian yang penting dalam setiap audit.
berikut :
Independensi = Mengambil sikap netral, tidak memihak dan bebas dari
pengaruh.
Independensi = Keberpihakan pada kepentingan yang lebih besar atau
bernilai .
Penulis setuju bahwa independensi itu harus memihak (bukannya netral), yaitu
keberpihakan pada hal yang benar. Hanya saja kebenaran yang seperti apa?
17
PORTOFOLIO AUDIT 2015
Adanya praktik bisnis yang menjunjung tinggi etika atau moral serta
memperhatikan risiko terukur.
Rasionalitas.
Integritas bukan sekedar sebuah kesatuan pikiran dan tindakan, tetapi juga
pikiran dan tindakan yang diikat berdasarkan bukti atau data atau dalam
data/bukti yang dapat dijelaskan melalui sebuah bentuk yang utuh. Bentuk ini
dalam dunia bisnis setidaknya bersumber dari tiga unsur penting yaitu :
Tata kelola perusahaan yang baik dan praktik bisnis yang sehat (Good
Governance).
18
PORTOFOLIO AUDIT 2015
yang dicerminkan dalam laporan keuangannya. Jika bank jadi memberikan pinjaman,
maka suku bunga akan dikenakan, yang terutama ditentukan oleh tiga faktor berikut
Suku Bunga bebas risiko. Suku bunga ini mendekati suku bunga yang dapat
diperoleh bank dengan berinvestasi dalam Surat Utang Negara (SUN) selama
adanya kemungkinan laporan keuangan yang tidak akurat dan tidak relevan.
JASA ASSURANCE
penting karena penyedia jasa assurance bersifat independen dan dianggap tidak bias
berkenaan dengan informasi yang diperiksa. Individu-individu yang bertanggung
19
PORTOFOLIO AUDIT 2015
Jasa assurance dapat dilakukan oleh akuntan publik atau oleh berbagai
profesional lainnya. Kebutuhan akan jasa assurance ini bukan hal baru. Para akuntan
publik sudah bertahun-tahun memberikan jasa assurance, terutama assurance
Jasa Atestasi
Salah satu kategori jasa assurance yang diberikan oleh akuntan publik adalah
jasa atestasi. Jasa atestasi (attestation service) adalah jenis jasa assurance dimana
KAP mengeluarkan laporan tentang reabilitas suatu asersi yang disiapkan pihak lain.
Sebagian besar jasa assurance lainnya yang diberikan akuntan publik tidak
memenuhi definisi jasa atestesi, tetapi akuntan tetap harus independen dan tetap
harus memberikan kepastian tentang informasi yang digunakan ileh pengambil
keputusan. Jasa-jasa assurance ini berbeda dengan jasa atestesi karena akuntan
publik tidak diharuskan mengeluarkan laporan tertulis, dan kepastian itu tidak harus
mengenai reabilitas asersi pihak lain tentang ketaatan pada kriteria tertentu.
Penugasan jasa assurance lain ini berfokus pada peningkatan mutu informasi bagi
KAP melakukan berbagai jasa lain yang umumnya berada di luar lingkup jasa
assurance. Tiga contoh yang spesifik adalah :
20
PORTOFOLIO AUDIT 2015
Jasa pajak
Jasa konsultasi manajemen
JENIS-JENIS AUDITOR
keakraban para pelaku bisnis dan pemakai lainnya, sudah lazim digunakan
istilah auditor dan kantor akuntan publik dengan pengertian yang sama,
21
PORTOFOLIO AUDIT 2015
BPK adalah untuk melaksanakan fungsi audit DPR, dan juga mempunyai
banyak tanggung jawab audit seperti KAP. BPK mengaudit sebagian besar
informasi keuangan yang dibuat oleh berbagai macam badan pemerintah baik
pusat maupun daerah sebelum diserahkan kepada DPR.
4) Auditor Pajak
Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak bertanggung jawab untuk memberlakukan
peraturan pajak. Salah satu tanggung jawab utama Ditjen Pajak adalah
mengaudit SPT wajib pajak untuk menentukan apakah SPT itu sudah
mematuhi peraturan pajak yang berlaku. Audit ini murni bersifat audit
ketaatan. Auditor yang melakukan pemeriksaan ini disebut auditor pajak.
5) Auditor Internal
Auditor Internal dipekerjakan oleh perusahaan untuk melakukan audit bagi
manajemen, sama seperti BPK mengaudit untuk DPR. Tanggung jawab auditor
internal sangat beragam, tergantung pada yang mempekerjakan mereka.
22
PORTOFOLIO AUDIT 2015
Ekonomis, Efisien dan Efektif (3E) sehingga dapat dinilai apakah manajemen
telah menjalankan aktivitas organisasi yang mengarah pada tujuannya.
karena focus katalis adalah nilai jangka panjang (longterm values) dari
organisasi, terutama berkaitan dengan tujuan organisasi yang dapat
23
PORTOFOLIO AUDIT 2015
Bila seseorang berencana menjadi akuntan publik (CPA), dia harus memahami
jawab untuk melaksanak ujian CPA dan memberikan sertifikat CPA. Sebelumnya, hak
tersebut diberikan kepada Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Ujian CPA yang
diselenggarakan terakhir kali oleh IAI adalah pada Juli 2008. Setelah itu ujian CPA
diselenggarakan oleh IAPI. Ujian CPA yang diselenggarakan pertama kalinya oleh
24
PORTOFOLIO AUDIT 2015
BAB 2
ORGANISASI PROFESI
Sejarah IAI
Pada waktu Indonesia merdeka, hanya ada satu orang akuntan pribumi, yaitu
Prof. Dr. Abutari, sedangkan Prof. Soemardjo lulus pendidikan akuntan du negeri
Belanda pada tahun 1956. Akuntan akuntan Indonesia pertama lulusan dalam negeri
adalah Basuki Siddharta, Hendra Darmawan, Tan Tong Djoe, dan Go Tie Siem,
mereka lulus pada pertengahan 1957. Keempat akuntan ini bersama dengan Prof.
Soemardjo mengambil prakarsa mendirikan perkumpulan akuntan untuk bangsa
Indonesia saja. Alasannya, mereka tidak mungkin menjadi anggota NIVA (Nederlands
Institute Van Accountants) atau VAGA (Vereniging Academish Gevormde Accountants).
menanyakan pendapat mereka. Dalam panitia itu, Prof Soemardjo duduk sebagai
ketua, Go Tie Siem sebagai penulis, Basuki Siddharta sebagai bendahara sedangkan
Hendra Darmawan dan Tan Tong Djoe sebagai komisaris. Surat yang dikirimkan
Panitia kepada 6 akuntan lainnya memperoleh jawaban setuju.
akhirnya berdiri pada 23 Desember 1957, yaitu pada pertemuan ketiga yang
diadakan di aula UI pada pukul 19.30.
25
PORTOFOLIO AUDIT 2015
Konsep Anggaran Dasar IAI yang pertama diselesaikan pada 15 Mei 1958 dan
naskah finalnya selesai pada 19 Oktober 1958. Menteri Kehakiman mengesahkannya
pada 11 Pebruari 1959. Namun demikian, tanggal pendirian IAI ditetapkan pada 23
Desember 1957. Ketika itu, tujuan IAI adalah:
akuntan.
2. Mempertinggi mutu pekerjaan akuntan.
26
PORTOFOLIO AUDIT 2015
Negara. IAI berfungsi sebagai wadah komunikasi yang menjebatani berbagai latar
belakang tugas dan bidang pengabdiannya untuk menjalin kerjasama yang bersifat
Publikasi.
Hubungan internasional
Menjaga kepercayaan pemakai jasa dan masyarakat luas atas hasil kerja
profesi akuntan yang tergabung dalam IAI.
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD ART) IAI telah mengalami
beberapa kali perubahan, yang terakhir adalah AD ART yang ditetapkan pada
Kongres Luar Biasa (KLB) IAI tanggal 27 Juni 2012 sesuai Keputusan Sidang Pleno
Tetap KLB IAI Tahun 2012 Nomor: 05/Kongres Luar Biasa/IAI/VI/2012.
27
PORTOFOLIO AUDIT 2015
Saat ini IAI merupakan satu-satunya wadah yang mewakili profesi akuntan
akuntan yang bernaung dalam 167 asosiasi profesi akuntan yang tersebar di 127
negara. Sebagai anggota IFAC, IAI memiliki komitmen untuk melaksanakan semua
standar internasional yang ditetapkan demi kualitas tinggi dan penguatan profesi
akuntan di Indonesia. IAI juga merupakan anggota sekaligus pendiri ASEAN
Federation of Accountants (AFA). Saat ini IAI menjadi sekretariat permanen AFA.
Keanggotaan IAI
Pada tanggal 23 Mei 2007 IAI melaksanakan Kongres Luar Biasa (KLB) yang
memutuskan IAI adalah organisasi perofesi yang beranggotakan Perseorangan
dan Asosiasi. IAI KAP merubah formatnya menjadi Asosiasi akuntan publik
independen dengan nama Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) pada tanggal 24
Mei 2007. IAI KAP dibubarkan sesuai surat keputusan DPN IAI tanggal 4 Juni 2007
Nomor Kep-22/SK/DPN/IAI/V/2007. Selanjutnya IAPI pada saat yang sama ditetapkan
menjadi anggota asosiasi IAI sesuai surat keputusan DPN IAI tanggal 4 Juni 2007
nomor Kep-23/SK/DPN/IAI/V/2007.
IAI KAM juga merubah formatnya menjadi Asosiasi independen dengan nama
Institut Akuntan Manajemen Indonesia (IAMI). Pada tanggal 1 September 2009 IAI
28
PORTOFOLIO AUDIT 2015
KAM dibubarkan, dan IAMI ditetapkan menjadi anggota asosiasi IAI sesuai surat
Pada saat Kongres XI IAI dilaksanakan 10 Desember 2012, DPN IAI Periode 2010-
2014 diberi amanah untuk mengkaji usulan perubahan keanggotaan IAI serta
1. IAI seksi Akuntan Publik, yaitu anggota IAI yang berprofesi sebagai akuntan
publik.
2. IAI seksi Akuntan Manajemen, yaitu anggota IAI yang bekerja dalam
perusahaan, termasuk BUMN, bank pemerintah dll.
3. IAI seksi Akuntan Pendidik, yaitu anggota IAI yang berprofesi sebagai
pendidik.
Komite IAI:
3. Komite Perpajakan
Perkembangan IAI
Sekarang IAI telah mengalami perkembangan yang sangat luas. Hal ini
merupakan perkembangan yang wajar karena profesi akuntan tidak dapat dipisahkan
dari dunia usaha yang mengalami perkembangan pesat. Salah satu bentuk
29
PORTOFOLIO AUDIT 2015
kehormatan. Anggota biasa adalah pemegang gelar akuntan atau sebutan akuntan
sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia dan pemegang
sertifikat profesi akuntan yang diakui oleh IAI. Anggota luar biasa adalah sarjana
ekonomi jurusan akuntansi atau yang serupa sesuai dengan perundang-undangan
yang berlaku yang terkait dengan profesi akuntan. Sedangkan anggota kehormatan
adalah warga negara Indonesia yang telah berjasa bagi perkembangan profesi
akuntan di Indonesia. Pada saat didirikannya, hanya ada 11 akuntan yang menjadi
anggota IAI, yaitu para pendirinya. Dari waktu ke waktu anggota IAI terus bertambah.
Para akuntan yang menjadi anggota IAI tersebar diseluruh Indonesia dan menduduki
berbagai posisi strategis baik dilingkungan pemerintah maupun swasta.
Sebagaimana keputusan Kongres Luar Biasa IAI pada bulan Mei 2007, selain
keanggotaan perorangan IAI juga memiliki keanggotaan berupa Asosiasi, dan pada
saat ini IAI telah memiliki satu anggota Asosiasi yaitu Institut Akuntan Publik
Indonesia (IAPI), yang sebelumnya tergabung dalam IAI sebagai Kompartemen
of Accountants (IFAC) sejak tahun 1997. Di tingkat ASEAN IAI menjadi anggota
pendiri ASEAN Federation of Accountants (AFA). Keaktifan IAI di AFA pada periode
2006-2007 semakin penting dengan terpilihnya IAI menjadi Presiden dan Sekjen AFA.
Selain kerjasama yang bersifat multilateral, kerjasama yang bersifat bilateral juga
telah dijalin oleh IAI diantaranya dengan Malaysian Institute of Accountants (MIA) dan
Certified Public Accountant (CPA).
30
PORTOFOLIO AUDIT 2015
dimulai dari didirikannya Ikatan Akuntan Indonesia di tahun 1957 yang merupakan
perkumpulan akuntan Indonesia yang pertama. Perkembangan profesi dan
serta pengaruh global. Secara garis besar tonggak sejarah perkembangan profesi
dan organisasi akuntan publik di Indonesia memang sangat dipengaruhi oleh
Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam negeri (PMDN) serta berdirinya
pasar modal. Perubahan perekonomian ini membawa dampak terhadap kebutuhan
akan profesi akuntan publik, dimana pada masa itu telah berdiri banyak kantor
akuntan Indonesia dan masuknya kantor akuntan asing yang bekerja sama dengan
kantor akuntan Indonesia. 30 tahun setelah berdirinya IAI, atas gagasan Drs.
Theodorus M. Tuanakotta, pada tanggal 7 April 1977 IAI membentuk Seksi
1994
Dalam kurun waktu 17 tahun sejak dibentuknya Seksi Akuntan Publik, profesi
31
PORTOFOLIO AUDIT 2015
keuangan dan standar profesional akuntan publik yang setara dengan standar
internasional. Dalam Kongres IAI ke VII tahun 1994, anggota IAI sepakat untuk
memberikan hak otonomi kepada akuntan publik dengan merubah Seksi Akuntan
tepatnya pada tanggal 24 Mei 2007 berdirilah Institut Akuntan Publik Indonesia
(IAPI) sebagai organisasi akuntan publik yang independen dan mandiri dengan
berbadan hukum yang diputuskan melalui Rapat Umum Anggota Luar Biasa IAI
Kompartemen Akuntan Publik.
IAI mengusulkan perluasan keanggotaan IAI selain individu. Hal ini telah diputuskan
dalam Kongres IAI X pada tanggal 23 Nopember 2006. Keputusan inilah yang
menjadi dasar untuk merubah IAI Kompartemen Akuntan Publik menjadi asosiasi
yang independen yang mampu secara mandiri mengembangkan profesi akuntan
Pada tanggal 4 Juni 2007, secara resmi IAPI diterima sebagai anggota asosiasi
yang pertama oleh IAI. Pada tanggal 5 Pebruari 2008, Pemerintah Republik Indonesia
akuntan publik, penyusunan dan penerbitan standar profesional dan etika akuntan
publik, serta menyelenggarakan program pendidikan berkelanjutan bagi seluruh
32
PORTOFOLIO AUDIT 2015
meningkatkan profesi ini di Indonesia adalah berkat jasa para akuntan publik di
Indonesia dibawah kepemimpinan :
33
PORTOFOLIO AUDIT 2015
PENJELASAN :
34
PORTOFOLIO AUDIT 2015
BAB 3
PROFESI AKUNTANSI
Profesi Akuntansi
Menurut International Federation of Accountants (IFAC, dalam Regar, 2003)
yang dimaksud dengan profesi akuntan adalah semua bidang pekerjaan yang
mempergunakan keahlian di bidang akuntansi, termasuk bidang pekerjaan akuntan
publik, akuntan intern yang bekerja pada perusahaan industri, keuangan atau
dagang, akuntan yang bekerja di pemerintah, dan akuntan sebagai pendidik. Dalam
arti sempit, profesi akuntan adalah lingkup pekerjaan yang dilakukan oleh akuntan
sebagai akuntan publik yang lazimnya terdiri dari pekerjaan audit, akuntansi, pajak
organisasi lainnya, misalnya Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Supaya dikatakan profesi ia
harus memiliki beberapa syarat sehingga masyarakat sebagai objek dan sebagai
pihak yang memerlukan profesi, mempercayai hasil kerjanya. Adapun ciri profesi
menurut Harahap (1991) adalah sebagai berikut:
Memiliki bidang ilmu yang ditekuninya yaitu yang merupakan pedoman
dalam melaksanakan keprofesiannya.
Memiliki kode etik sebagai pedoman yang mengatur tingkah laku anggotanya
dalam profesi itu.
Berhimpun dalam suatu organisasi resmi yang diakui oleh masyarakat atau
pemerintah.
35
PORTOFOLIO AUDIT 2015
Persyaratan ini semua harus dimiliki oleh profesi Akuntan sehingga berhak
disebut sebagai salah satu profesi. Perkembangan profesi akuntansi sejalan dengan
jenis jasa akuntansi yang diperlukan oleh masyarakat yang makin lama semakin
hukum atau bidang teknik. Secara garis besar Akuntan dapat digolongkan sebagai
berikut:
1. Akuntan Pendidik
Akuntan pendidik adalah akuntan yang bertugas dalam pendidikan akuntansi,
berhak menyandang gelar Akuntan bila telah memenuhi syarat antara lain:
Pendidikan Sarjana jurusan Akuntansi dari Fakultas Ekonomi Perguruan Tinggi
yang telah diakui menghasilkan gelar Akuntan atau perguruan tinggi swasta
yang berafiliasi ke salah satu perguruan tinggi yang telah berhak memberikan
gelar Akuntan. Selain itu juga bisa mengikuti Ujian Nasional Akuntansi (UNA)
yang diselenggarakan oleh konsorsium Pendidikan Tinggi Ilmu Ekonomi yang
adalah akuntan yang bekerja pada kantor akuntan publik (KAP) dan
dalam prakteknya sebagai seorang akuntan publik dan mendirikan
36
PORTOFOLIO AUDIT 2015
Akuntansi Pajak
Akuntansi pajak adalah setiap pembayaran/ pemungutan/ pemotongan
37
PORTOFOLIO AUDIT 2015
atas:
i. Pajak langsung, Pajak Penghasilan, Pajak kekayaan yang
dibayar oleh wajib pajak dan tidak dapat dipindahkan kepada pihak
lain.
Akuntan intern adalah akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan atau
organisasi. Akuntan intern ini disebut juga akuntan perusahaan atau akuntan
manajemen. Jabatan tersebut yang dapat diduduki mulai dari staf biasa
sampai dengan Kepala Bagian Akuntansi atau Direktur Keuangan. Tugas
5. Akuntan Keuangan
Akuntansi keuangan adalah bagian dari akuntansi yang berkaitan
38
PORTOFOLIO AUDIT 2015
untuk auditor internal dan tetap standar dengan mana individu menunjukkan
kompetensi dan profesionalisme di bidang audit internal. Kandidat meninggalkan
sekarang adalah senior manajer audit internal, wakil presiden, direksi dan kepala
audit eksekutif diatas perusahaan-perusahaan MNC global yang memegang kontrol
dinamis untuk profesi audit internal. Yang termasuk dalam hal ini ialah :
Advokasi dan mempromosikan nilai keprofesionalan audit internal
39
PORTOFOLIO AUDIT 2015
kepentingan tentang audit internal dan peran yang tepat dalam pengendalian,
manajemen resiko dan tata kelola.
Mendidik praktisi dan pengawas lain yang relevan pada praktik terbaik dalam
audit internal.
Calon CIA harus memenuhi persyaratan kelayakan berikut untuk pendidikan, karakter
Karakter, calon CIA harus menunjukkan karakter moral dan profesional yang
tinggi dan harus menyerahkan Formulir Referensi Karakter ditandatangani
teritorial dan lepas pantai CGA asosiasi afiliasi bekerja sama dengan CGA-Kanada
sebagai bagian dari federasi. Sebuah CGA adalah akuntansi profesional dengan
40
PORTOFOLIO AUDIT 2015
CGA-Kanada memiliki 47.500 anggota dan 25.500 siswa pada tahun 2009,
Karibia, Hong Kong dan daratan Cina. CGA bekerja di seluruh dunia dalam industri,
perdagangan, keuangan, pemerintah, praktik publik dan sektor tidak-untuk-
keuntungan.
CA (Chartered Accountant)
CA (Chartered Accountant) adalah akuntan pertama untuk membentuk suatu
bisnis dan keuangan. Beberapa CA terlibat dalam pekerjaan akuntan publik, yang lain
bekerja di sektor swasta dan beberapa dipekerjakan oleh badan pemerintah. Institut
41
PORTOFOLIO AUDIT 2015
BAGIAN III
STANDAR AUDIT OLEH ISA (International Standards on
Auditing)
Pada tanggal 23 Mei 2012 Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai (PPAJP)
Kementrian Keuangan dan Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) melakukan public
hearing dan sosialisasi exposure draft dari standar audit berbasis International
Indonesia akan mengadopsi ISA dalam audit laporan keuangan periode yang
dimulai pada atau setelah 1 Januari 2013. Bapak Langgeng Subur, Kepala PPAJP
dalam pesan lisannya, antara lain menyampaikan : Kami menyambut baik dan yang
diterbitkan oleh IFAC. Lebih lanjut Langgeng berharap penerapan ISA akan
meningkatkan kepercayaan investor global terhadap kualitas informasi keuangan di
Indonesia.
Mengapa ISA ?
Pasar uang dan pasar modal dunia diguncang oleh manipulasi pelaporan
keuangan yang (dalam istilah ISA) bersifat massive dan pervasive. Wall Street
bertanya where were the auditors? dalam berbagai skandal pelaporan keuangan
yang dilakukan oleh beberapa entitas besar di dunia yaitu :
42
PORTOFOLIO AUDIT 2015
Indonesia tidak imun terhadap praktik manipulasi laporan keuangan. ISA dan standar
lain yang dikeluarkan IFAC dimaksudkan untuk mencapai pelaporan keuangan yang
berkualitas dalam tatanan global.
Sebelum ISA
dan standar berbasis ISA. Meskipun ISA berbeda dalam substansi dari standar audit
terdahulu, tujuannya tidak berbeda. ISA seperti standar yang terdahulu ingin
mencapai mutu audit yang dapat diandalkan pemakai laporan keuangan, dengan
memberikan asurans yang memadai (reasonable assurance). ISA dan standar audit
Sayangnya, pemikiran filosofis yang dipelopori Mautz dan Sharaf enam dasawarsa
yang lalu disubsitusi oleh checklists dan tuntutan pasar atau persaingan yang sering
mengorbankan independensi.
Kekuatan Pasar
yang mempunyai jaringan global seperti the Big Four dan jaringan internasional
lainnya yang melayani klien global dan internasional yang mengadopsi standar-
standar IFAC. Beberapa diantaranya sejak awal 2000-an sudah aktif melatih partner
dan staf metodologi audit berbasis ISA, berkomunikasi dan menyiapkan klien audit
43
PORTOFOLIO AUDIT 2015
Siapa penerima nilai tambah? Target utamanya tentu para investor dan calon
investor yang dengan standar baru akan memperoleh manfaat terbesar. Akan tetapi
pada akhirnya, profesi akuntansi juga yang memperoleh manfaat terbesar. Setidak-
tidaknya, profesi meraih nilai tambah tidak berwujud (intangible) berupa peningkatan
mutu audit. Tentu ada peningkatan beban audit yang tidak selamanya tercermin
dalam tambahan fee. Beban audit dalam tahun-tahun pertama sangat signifikan,
berupa biaya pendidikan dan pelatihan, oenerbitan kembali pedoman audit yang
dipakai KAP, sampai pada opportunity cost karena partner harus mengikuti pelatihan
atau memberi pelatihan kepada stafnya atau memberi penjelasan kepada kliennya,
dan lebih banyak waktu partner (dalam ketentuan ISA) pada setiap perikatan.
Mengenyampingkan Pro-Kontra
Dua argumen diatas, yakni kekeuatan pasar dan nilai tambah, seharusnya
umum yang belum tentu berlaku bagi setiap praktisi mengingat struktur manfaat-
biaya yang berbeda.
Oleh karena itu, seperti halnya dalam menghadapi desakan lain untuk
buku ini, SMP Commitee mengundang SMP dari seluruh dunia untuk membahas :
Perubahan apa yang Anda rasa perlu untuk meringankan beban peraturan
(regulatory burden) yang Anda dan klien-klien Usaha Kecil dan Menengah
(UKM) hadapi?
44
PORTOFOLIO AUDIT 2015
Tantangan apa yang Anda hadapi dalam upaya memberikan lebih banyak
IFAC juga menerbitkan buku petunjuk untuk KAP dengan praktisi tunggal dan
bermakna manfaat audit tersebut bagi klien itu sepadan dengan biaya (cost dan fee)
yang dibebankan oleh KAP kepadanya.
Bacaan kedua berisi tentang publikasi yang lebih besar dari bacaan kedua. Praktisi
kecil dan menegah yang tidak mempunyai waktu untuk membuat pedoman
45
PORTOFOLIO AUDIT 2015
pasar modal (capital market participants), dan regulator di bidang audit dari
Ada dua jenis klasifikasi biaya dalam studi ini, yakni biaya-biaya yang
berulang-ulang terjadi setiap tahun (recurring cost) dan biaya yang sekali
Jika kita mencermati perbedaan antara ISA dan standar audit sebelumnya,
akan terlihat perubahan yang substansif dan mendasar. Dalam periklanan ada teknik
pencitraan yang memberi kesan produk baru lebih baik dari produk lama, meskipun
kandungan kimiawi kedua prodek tersebut sama saja. Ini bukan perubahan substansi,
terhadap aspek risiko. Audit berbasis ISA tidak lain dari audit berbasis risiko (risk-
based audit). Arens dan penulis-penulis lain mengubah pemikiran audit itu ke dalam
pendekatan siklus (cycle approach) yang mengintegrasikan audit atas seluruh akun
dalam siklus yang bersangkutan. Arens dan rekan-rekan tidak mengabaikan faktor
risiko. Namun, ISAs memberikan penekanan yang sangat besar terhadap faktor risiko,
sejak auditor mempertimbangkan untuk menerima ataun menolak suatu entitas
dalam penugasan auditnya sampai sesudah laporan yang berisi opininya diterbitkan.
46
PORTOFOLIO AUDIT 2015
risk assessment. Risk assessment menyoroti peran internal auditor dalam identifikasi
dan analisis risiko-risiko bisnis yang dihadapi perusahaan. Oleh karena itu diperlukan
sikap proaktif dari internal auditor dalam mengenali resiko-resiko yang dihadapi
manajemen dalam mencapai tujuan organisasinya. Internal auditor dapat menjadi
audit serta alokasi sumber daya internal auditor sepenuhnya didasarkan pada
prioritas tingkat resiko bisnis yang dihadapi organisasi. Dalam risk assessment
terdapat 3 (tiga) konsep penting yaitu tujuan (goal), resiko (risk) dan kontrol
(control). Tujuan merupakan outcome yang diharapkan dapat dihasilkan oleh suatu
proses atau bisnis. Risiko adalah kemungkinan suatu kejadian / tindakan akan
menggagalkan atau berpengaruh negatif terhadap kemampuan organisasi dalam
Agar risk based audit dapat berhasil dengan baik diperlukan kerjasama antara
kesadaran bahwa tanggung jawab untuk menilai risiko dan pengendalian aktivitas
suatu organisasi berada ditangan manajemen sendiri sehingga
47
PORTOFOLIO AUDIT 2015
dinilai (to respond to assessed risk), dalam mengevaluasi risiko yang ditemukan
(detected risk), baik yang dikoreksi maupun yang tidak dikoreksi entitas. Penegasan
auditor menjadi robot. Mentalitas robot ini juga terlihat dalam mengisi check list
yang seharusnya merupakan alat bantu bagi auditor berpikir. Dalam praktiknya, alat
bantu ini justru menbuat auditor berhenti berfikir. Salah satu sifat dari model-model
matematis, ialah kerumitannya. Kerumitan atau kompleksitas model itu seperti black
1960-an mengenalnya lewat penelitian dasar dan tulisan Mautz dan Sharaf,
48
PORTOFOLIO AUDIT 2015
Philosophy of auditing. Namun dalam praktiknya, kotak hitam dan model matematis
diterapkan secara otomatis. Inilah contoh mendasar yang ditekankan oleh ISA.
Pengendalian Internal
dan bagian yang tidak terpisahkan dari audit berbasis risiko. Contoh dari cara
berpikir lama dapat dilihat dari banyaknya praktik di Indonesia. Akuntan publik
Yang terpentig justru tidak dilakukan auditor, ia tidak mengaitkan prosedur audit
selanjutnya dengan hasil review atas pengendalian internal.
49
PORTOFOLIO AUDIT 2015
1. Lingkungan Pengendalian
2. Penentuan Risiko
Penentuan risiko adalah identifikasi dan analisis risiko yang mengganggu
3. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dikembangkan
50
PORTOFOLIO AUDIT 2015
manual) dan record yang dibuat untuk memulai, mencatat, memproses dan
melaporkan kejadian pada proses entitas. Komunikasi meliputi penyediaan
5. Pengawasan
Manajemen harus mengawasi pengendalian internal untuk memastikan bahwa
51
PORTOFOLIO AUDIT 2015
BAGIAN IV
etik bagi profesi akuntan di Indonesia. Kode etik ini kemudian disempurnakan dalam
kongres IAI tahun 1981 dan tahun 1986, dan kemudian diubah lagi dalam kongres
IAI tahun 1990, 1994 dan 1998. Pembahasan mengenai kode etik profesi akuntan ini
didasarkan pada Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia yang ditetapkan dalam kongres
(auditor independen dan audit intern), akuntan manajemen, akuntan yang bekerja
sebagai pendidik, serta akuntan sektor public. Organisasi IAI dibagi menjadi empat
kompartemen:
Kode Etik Akuntan Indonesia dibagi menjadi Sembilan bagian berikut ini:
a. Pembukaan
52
PORTOFOLIO AUDIT 2015
b. BAB I: Kepribadian
BAB I dan BAB II berisi pasal-pasal yang mengatur semua akuntan anggota IAI
sedangkan BAB IV ketentuan khusus berisi pasal-pasal yang mengatur secara khusus
anggota IAI yang berpraktik dalam profesi Akuntan Publik. Mulai tahun 1998
terjadinya perubahan struktur etika profesional yang dipakai oleh IAI.Organisasi IAI
menetapkan delapan prinsip etika tersebut kedalam aturan etika yang berlaku secara
Kantor akuntan publik merupakan tempat penyediaan jasa oleh profesi akuntan
public bagi masyarakat.Kantor akuntan publik menyediakan berbagai jasa bagi
masyarakat berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik. Berdasarkan standar
tersebut, kantor akuntan public dapat menyediakan:
b. Jasa atestasi atas laporan keuangan prospektif atau asersi selain yang
dicantumkan dalam laporan keuangan historis
Akuntan publik adalah akuntan yang berpraktik dalam kantor akuntan publik,
yang menyediakan berbagai jasa yang diatur dalam Standar Profesional Akuntan
Publik (auditing,atestasi, akuntan dan review, dan jasa konsultasi).
53
PORTOFOLIO AUDIT 2015
atas laporan keuangan historis, yang menyediakan jasa audit atas dasar standar
auditing yang tercantum dalam Standar Profesional Akuntan Publik.
a. Prinsip etika
b. Aturan etika
Prinsip etika memberikan rerangka dasar bagi aturan etika yang mengatur
pelaksanaan pemberian jasa profesional oleh anggota IAI, sedangkan aturan Etika
1. Setiap anggota harus berlaku jujur, objektif dan rajin dalam pelaksanaan tugas
dan tanggung jawabnya.
2. Setiap anggota harus loyal pada organisasi dimana dia bekerja atau
memberikan jasanya.
54
PORTOFOLIO AUDIT 2015
profesionalnya.
6. Setiap anggota hanya akan mengambil tugas ang dapat diselesaikannya
profesi.
8. Setiap anggota harus hati-hati dalam mempergunakan informasi yang
laporannya.
10. Setiap anggota harus secara terus menerus meningkatkan kemahirannya,
disiplin diri di atas dan melebihi yang disyaratkan oleh hukum dan peraturan.
55
PORTOFOLIO AUDIT 2015
02. Prinsip etika profesi dalam Kode Etik IAI menyatakan pengakuan profesi akan
tanggung jawabnya kepada publik, pemakai jasa akuntan, dan reka. Prinsip ini
memandu anggota dalam memenuhi tanggun jawab profesionalnya dan
profesionalisme.
01. Satu ciri utama dari suatu profesi adalah penerimaan tanggung jawab kepada
publik. Profesi akuntan memegang peranan yang penting di masyarakat, di
mana public dari profesi akuntan terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah,
56
PORTOFOLIO AUDIT 2015
pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan dan ihak lainnya
menerus memberikan jasa yang unik pada tingkat yang menunjukkan bahwa
kepercayaan masyarakat dipegang teguh. Kepentingan utama profesi akuntan
adalah untk membuat pemakai jasa akuntan paham bahwa jasa akuntan
dilakukan dengan prestasi tertinggi dan sesuai dengan persyaratan etika yang
dengan sebaik-baiknya.
04. Mereka yang memperoleh pelayanan dari anggota mengharapkan anggota
57
PORTOFOLIO AUDIT 2015
yang tinggi.
06. Tanggung jawab seorang akuntan tidak semata-mata untuk memenuhi
memperoleh modal;
Eksekutif keuangan bekerja di berbagai bidang akuntansi manajemen
01. Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan
profesional. Integritas merupakan kualitas yang mendasari kepercayaan public
58
PORTOFOLIO AUDIT 2015
02. Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur
penindaan prinsip.
03. Integritas diukur dalam bentuk apa yang benar dan adil. Dalam hal tidak
Setiap anggota harus menjaga obyektivitas dan bebas dari benturan kepentingan
01. Obyektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang
bebas dari benturan kepentingan atau berada d bawah pengaruh pihak lain.
02. Anggota bekerja dalam berbagai kapasitas yang berbeda dan harus
59
PORTOFOLIO AUDIT 2015
60
PORTOFOLIO AUDIT 2015
mereka punyai. Dalam semua penugasan dan dalam semua tanggung jawabnya,
setiap anggota harus melakukan upaya untuk mencapai tingkatan kompetensi
yang akan meyakinkan bahwa kualitas jasa yang diberikan memenuhi tingkatan
profesionalisme tinggi seperti disyaratkan oleh prinsip etika. Kompetensi
61
PORTOFOLIO AUDIT 2015
internasional.
3. Kompetensi menunjukkan terdapatnya pencapaian dan pemeliharaan suatu
tanggung jawabnya.
diberikannya.
2. Kerahasiaan harus di jaga oleh anggota kecuali jika persetujuan khusus telah
62
PORTOFOLIO AUDIT 2015
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik
dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
penerima jasa, pihak ketiga, anggota lain, staf, pemberi kerja, dan masyarakat
umum.
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis
dan standar profesional yang relevan.
63
PORTOFOLIO AUDIT 2015
1. Standar teknis dan profesional yang harus ditaati oleh anggota adalah standar
relevan.
Keterterapan (Applicability)
Aturan etika ini harus diterapkan oleh Anggota Ikatan Akuntan Indonesia-
Kompartemen Akuntan Publik (IAI-KAP) dan staf profesional (baik yang anggota IAI-
KAP maupun yang bukan anggota IAI-KAP.
101. Independensi
dan objektivitas, harus bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest) dan
tidak boleh membiarkan faktor salah saji material (materrial misstatement) yang
Anggota KAP harus memenuhi standar berikut ini beserta independensinya yang
terkait yang dikeluarkan oleh badan pengatur yang ditetapkan IAI :
64
PORTOFOLIO AUDIT 2015
keseksamaan profesional
C. Perencanaan dan supervisi. Anggota KAP wajib merencanakan dan
D. Data relevan yang memadai. Anggota KAP wajib memeproleh data yang
relevan yang memadai untuk menjadi dasar yang layak bagi simpulan atas
harus dilakukan terhadap laporan atau data tersebut agar sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku.
65
PORTOFOLIO AUDIT 2015
IAI.
302. Fee Profesional
A. Besarnya fee
B. Fee Kontinjen
Fee kontinjen adalah fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suatu jasa
profesional tanpa adanya fee yang akan dibebankan, kecuali ada temuan atau
hasil tertentu di mana jumlah fee tergantung temuan atau hasil tertentu
tersebut.
66
PORTOFOLIO AUDIT 2015
Anggota wajib memelihara citra profesi, dengan tidak melakukan perkataan dan
perbuatan yang dapat merusak reputasi rekan seprofesi
Anggota wajib berkomunikasi tertulis dengan akuntan publik pendahulu bila akan
mengadakan perikatan emgaggment) audit menggunakan audit publ;ik
pendahulu atau untuk tahun buku yang sama ditunjuk akuntan publik pihak lain
dengan jenis dan periode tertentu serta tujuan yang berlainan.
atestasi dan periodenya sama dengan periktan yang dilakukan oleh akuntan yang
terlebih dahulu ditunjuk klien.
67
PORTOFOLIO AUDIT 2015
A. Komisi
Komisi adalah imbalan dalam bentuk uang atau barang atau bentuk lainnya
yang dapat diberikan kepada atau diterima dari pihak/klien lain untuk
memperoleh perikatan dari klien/pihak lain.
Anggota hanya dapat berpraktik akuntan publik dalam bentuk organisasi yang
68
PORTOFOLIO AUDIT 2015
BAGIAN V
LAYANAN AUDIT
JENIS-JENIS AUDIT
untuk menentukan tujuan atau sasaran yang ingin dicapai dengan adanya
pengauditan tersebut. Dibawah ini akan dipaparkan beberapa jenis audit menurut
ahli. Menurut (Sukrisno Agoes, 2004), ditinjau dari luasnya pemeriksaan, maka jenis-
jenis audit dapat dibedakan atas:
Masih menurut sumber yang sama, menurut (Sukrisno Agoes, 2004), ditinjau dari
jenis pemeriksaan maka jenis-jenis audit dapat dibedakan atas :
69
PORTOFOLIO AUDIT 2015
perusahaan.
ditentukan.
1. Auditor Ekstern
Auditor ekstern atau independent bekerja untuk kantor akuntan publik yang
statusnya diluar struktur perusahaan yang mereka audit. Umumnya
2. Auditor Intern
Auditor intern bekerjauntukperusahaan yang mereka audit. Laporan audit
70
PORTOFOLIO AUDIT 2015
3. Auditor Pajak
4. Auditor Pemerintah
Tugas auditor pemerintah adalah menilai kewajaran informasi keuangan yang
disusun oleh instansi pemerintahan. Disamping itu audit juga dilakukan untuk
menilaiefisiensi, efektifitas dan ekonomisasi operasi program dan penggunaan
barang milik pemerintah. Dan sering juga audit atas ketaatan pada peraturan
yang dikeluarkan pemerintah. Auditing yang dilaksanakan oleh pemerintahan
71
PORTOFOLIO AUDIT 2015
BAB VI
Stop
Salah satu keputusan terpenting yang dapat dibuat KAP ialah memutuskan
menyebabkan masalah seperti waktu produktif yang tidak bisa dibebankan kepada
klien (unbillable time), fee atau imbalan yang tidak dibayar oleh klien (unpaid fees),
beban psikologis tambahan bagi partner dan staf, rusak atau hilangnya reputasi, dan,
yang terburuk, kemungkinan KAP/partner/staf mengalami tuntutan hukum.
prosedur membahas hal-hal seperti : tingkat resiko, toleransi terhadap resiko, dan
72
PORTOFOLIO AUDIT 2015
ciri-ciri klien (seperti rendahnya integritas manajemen, industri beresiko tinggi, atau
Menerima Penugasan
contoh pertanyaan.3
penyelesaian audit ?
audit ?
b. Pengalaman yang relevan mengenai
atau
3
Theodorus M. Tuanakotta, Audit Berbasis ISA, Penerbut Salemba Empat, 2013, hal. 255.
73
PORTOFOLIO AUDIT 2015
c. Kemampuan menyerap
tenggat waktu ?
dan independensi ?
Ketika benturan kepentingan,
penugasan ?
Jika entitas merupakan bagian dari gup
74
PORTOFOLIO AUDIT 2015
grup audit,
b. Kompetensi profesional dari tim
auditor.
75
PORTOFOLIO AUDIT 2015
entitas ?
Seberapa kompeten senior
lain-lain)?
peraturan, dll) ?
Apakah ada pemeriksaan/investigasi
76
PORTOFOLIO AUDIT 2015
lainnya ?
77
PORTOFOLIO AUDIT 2015
Ada tiga alasan utama mengapa diperlukan pemahaman yang baik atas
industri klien. Pertama, banyak industri mempunyai aturan akuntansi yang khas yang
harus dipahami auditor untuk mengevaluasi apakah laporan keuangan klien sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Kedua, auditor sering dapat
Akhirnya, terdapat resiko bawaan yang pada hakekatnya sama bagi seluruh
klien dalam industri tersebut. Pemahaman resiko tersebut menolong auditor dalam
mengidentifikasi resiko bawaan dari klien. Contohnya antara lain resiko bawaan
tahun lalu. Penilaian atas informasi ini dan diskusi dengan karyawan klien akan
membantu dalam memahami bisnis klien yang bersangkutan. 4
kesempatan untuk menemui pegawai kunci dan mengamati operasi dari tangan
pertama. Diskusi dengan pegawai diluar bidang akuntansi selama peninjauan dan
4
Arens dan Loebbecke, Auditing Pendekatan Terpadu, Salemba Empat, Edisi Indonesia, hal. 191.
78
PORTOFOLIO AUDIT 2015
audit berguna dalam mendapatkan perspektif yang lebih luas. Peninjauan langsung
atas fasilitas fisik akan membantu auditor dalam memahami pengamanan fisik atas
aset dan dalam menginterpretasikan data akuntansi dengan cara memberikan
kerangka acuan dalam visualisasi aset seperti persediaan dalam proses dan peralatan
pabrik. Pengetahuan mengenai tata letak fisik juga memaudahkan auditor untuk
rupiah; dan jumlah uang yang diterima dan dibayarkan kepada pihak yang
mempunyai hubungan istimewa.
79
PORTOFOLIO AUDIT 2015
adalah transaksi antara klien dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
Contoh umum adalah transaksi penjualan atau pembelian antara perusahaan yang
dimiliki oleh orang yang sama, dan pinjaman kepada pegawai. Contoh yang agak
langka misalnya adanya pengaruh kuat pelanggan utama terhadap manajemen klien.
misalnya bertanya kepada manajemen, menelaah arsip pasar modal, dan memeriksa
daftar pemegang saham untuk mengidentifikasi pemegang saham utama.
Di dalam memutuskan apakah suatu perikatan audit dapat diterima atau tidak,
auditor menempuh suatu proses yang terdiri dari enam tahap berikut ini.
80
PORTOFOLIO AUDIT 2015
perikatan baru. Auditor pengganti adalah auditor yang telah menerima suatu
perikatan atau auditor yang telah diundang untuk mengajukan proposal perikatan
audit.
81
PORTOFOLIO AUDIT 2015
keuangan dan bisnis yang mempunyai hubungna bisnis dengan calon klien. Kamar
Dagang Indonesia (KADIN) dapat juga dipakai sebagai sumber informasi untuk
atau untuk menghindari akibat-akibat yang tidak diinginkan oleh manajemen seperti
turunnya nilai saham, pemecatan dari jabatan pimpinan, dan kebangkrutan
perusahaan.
82
PORTOFOLIO AUDIT 2015
dalam perikatan audit. Dalam audit tahun yang telah lalu, auditor mengajukan
khusus dan resiko luar biasa yang mungkin berdampak terhadap penerimaan
perikatan audit dari calon klien dapat diketahui dengan cara (1) megidentifikasi
pemakai laporan audit dan (2) mendapatkan informasi tentang stabilitas keuangan
dan legal calon klien di masa depan, (3) mengevaluasi kemungkinan dapat atau
sebelum auditor menerima perikatan audit atas laporan keuangan. Informasi tentang
dapat atau tidaknya laporan keuangan klien diaudit dapat diketahui dari
83
PORTOFOLIO AUDIT 2015
potensial suatu kontrak atau dokumen hukum lainnya, atau hak atas properti).
84
PORTOFOLIO AUDIT 2015
Surat perikatan audit dibuat oleh auditor untuk kliennya yang berfungsi untuk
mendokumentasikan dan menegaskan penerimaan auditor atas penunjukkan oleh
klien, tujuan dan lingkup audit, lingkup tanggung jawab yang dipikul oleh auditor
bagi kliennya, kesepakatan tentang reproduksi laporan keuangan auditan, serta
bentuk laporan yang akan diterbitkan oleh auditor. Baik auditor maupun kliennya
berkepentingan terhadap surat perikatan audit, karena dalam surat tersebut berbagai
kliennya.
d. Bentuk laporan atau bentuk komunikasi lain yang akan digunakan oleh
auditor untuk menyampaikan hasil perikatan.
auditnya.
h. Akses ke berbagai catatan, dokumentasi dan informasi lain yang diharuskan
85
PORTOFOLIO AUDIT 2015
Disamping itu, auditor dapat pula memasukkan hal berikut ini dalam surat
perikatan auditnya :
d. Penjelasan setiap surat atau laporan yang diharapkan oleh auditor untuk
diterbitkan bagi kliennya.
Jika relevan, butir-butir berikut ini dapat pula dimasukkan dalam surat perikatan
audit :
a. Pengaturan tentang pengikutsertaan auditor lain dan atau tenaga ahli dalam
beberapa aspek audit.
b. Pengaturan tentang pengikutsertaan auditor intern dan staf klien yang lain.
c. Pengaturan, jika ada, yang harus dibuat dengan auditor pendahulu, dalam hal
a. Adanya petunjuk bahwa klien salah paham mengenai tujuan dan lingkup
audit.
86
PORTOFOLIO AUDIT 2015
e. Persyaratan hukum.
auditor wajib menilai apakah ada kebutuhan untuk mengingatkan kembali syarat-
syarat perikatan audit yang disepakati. Syarat-syarat ini dapat ditegaskan kembali,
tanpa perlu meminta surat perikatan audit baru untuk setiap peride audit.
Namun, surat perikatan audit harus direvisi jika terjadi perubahan keadaan.
Hal-hal yang merupakan perubahan keadaan :
Perubahan signifikan dalam sifat atau ukuran bisnis dari entitas yang
bersangkutan;
audit.
87
PORTOFOLIO AUDIT 2015
yang dihadapi klien, atau kesalahpahaman mengenai sifat dari jasa yang diminta
sebelumnya.
penugasan baru (revised engagement letter) dapat dibuat atau perjanjian tertulis
lainnya diperoleh Kap. Sebaliknya, jika auditor tidak dapat menyetujui perubahan
syarat penugasan dan tidak diizinkan oleh manajemen untuk melanjutkan audit
dengan syarat semula, auditor wajib :
88
PORTOFOLIO AUDIT 2015
Kertas Surat KAP Arinda, Bahtiar & Cindina
11 Oktober 20X2
Direktur Utama
Denpasar, Bali
Anda meminta kami mengaudit laporan PT Bali Asri Furniture, yang terdiri atas neraca tanggal 31 desember
20X2, serta laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir
pada tanggal tersebut, dan ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lainnya. Kami
menegaskan bahwa kami menerima penugasan ini dan kami ingin menegaskan pemahaman kami mengenai
penugasan audit melalui surat ini. Audit kami dilaksanakan dengan tujuan memberikan opini atas laporan
keuangan.
Kami akan mengaudit sesuai dengan International Standards on Auditing (disingkat ISAs). Standar-standar ini
mengharuskan kami mematuhi kewajiban etika serta merencanakan dan melaksanakan audit untuk
memperoleh asurans yang layak mengenai apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu
audit meliputi pelaksanaan prosedur untuk memperoleh bukti audit mengenai jumlah/angka dan
pengungkapan dalam laporan keuangan. Prosedur yang dipilih tergantung pada pendapat auditor, termasuk
penilaian resiko salah saji material dalam laporan keuangan, apakah karena kecurangan atau kesalahan.
Suatu audit juga mencakup evaluasi mengenai tepatnya kebijakan akuntansi yang digunakan dan kelayakan
estimasi akuntansi yang dibuat manajemen, maupun evaluasi atas penyajian laporan keuangan secara
menyeluruh.
89
PORTOFOLIO AUDIT 2015
Karena kendala bawaan dari suatu audit, bersama kendala bawaan dari pengendalian intern, ada resiko yang
tidak dapat dihindari bahwa beberapa salah saji material mungkin tidak terdeteksi, sekalipun audit itu
sudah direncanakan dan dilaksanakan dengan seksama sesuai Isas.
Dalam membuat penilaian resiko, kami mempertimbangkan pengendalian internal yang relevan dalam
membuat laporan keuangan untuk merancang prosedur audit yang tepat, tetapi tidak untuk memberikan
pendapat mengenai efektifnya pengendalian internal. Namun, kami akan mengomunikasikan kepada Anda
secara tertulis semua kelemahan pengendalian internal yang signifikan (yang kami temukan selama audit)
dan relevan dengan audit atas laporan keuangan.
Kecuali jika kami menemukan kesulitan, yang tidak kami antisipasi pada saat ini, laporan kami secara
substansial akan dituangkan dalam bentuk sebagai berikut :
Audit kami dilaksanakan atas dasra bahwa Direksi dan Dewan Komisaris mengakui dan memahami bahwa
mereka bertanggung jawab :
a) Atas pembuatan dan penyajian laporan keuangan secara wajar sesuai International Financial
Reporting Standards;
b) Atas pengendalian internal yang menurut manajemen diperlukan untuk membuat laporan keuangan
bebas dari salah saji material, apakah karena kecurangan atau kesalahan; dan
c) Memberikan akses kepada kami :
I. Akses kepada semua informasi yang Anda tahu adalah relevan untuk membuat laporan
keuangan seperti catatan pembukuan, dokumentasi dan hal-hal lain ;
II. Informasi tambahan yang kami minta untuk tujuan audit; dan
III. Akses yang tidak terbatas kepada orang-orang di dalam perusahaan yang menurut kami
diperlukan untuk memperoleh bukti audit.
Sebagai bagian dari proses audit kami, kami akan meminta dari manajemen dan mereka yang bertanggung
jawab terhadap governance, penegasan tertulis tentang representasi yang diberikan kepada kami
sehubungan dengan audit ini.
Kami mengharapkan kerja sama penuh dari staf Anda selama berlangsungnya audit kami.
Fee
Fee kami, yang akan dibebankan seiring dengan kemajuan pekerjaan, didasarkan pada waktu yang
diperlukan dari setiap orang yang ditugaskan ditambah out-of-pocket expenses. Beban fee per jam berbeda,
tergantung pada tingkat tanggung jawab serta pengalaman dan keterampilan yang diperlukan.
Surat ini berlaku untuk periode yang akan datang kecuali jika penugasan ini daiakhiri, diubah, atau diganti
dengan surat penugasan yang lain.
Harap tanda tangani dan kembalikan fotokopi surat ini, menyetujui bahwa isi surat ini sesuai dengan
pemahaman Anda mengenai pengaturan audit kami atas laporan keuangan.
90
PORTOFOLIO AUDIT 2015
Hormat kami
Direktur Utama
1 November 20X2
91
PORTOFOLIO AUDIT 2015
BAB VII
PERENCANAAN AUDIT
PERENCANAAN AUDIT
cukup bukti yang memadai sesuai dengan kondisinya, untuk menjaga supaya biaya
audit tetap terjangkau, dan mencegah kesalahpahaman dengan klien, mendapatkan
cukup bahan bukti yang memadai penting jika KAP ingin meminimalkan kewajiban
hukum dan menjaga reputasi dalam komunitas bisnisnya. Menjaga supaya biaya
audit tetap terjangkau membantu KAP agar tetap kompetitif. Mencegah munculnya
kesalahpahaman dengan klien adalah penting untuk menjaga hubungan yang baik
dengan klien dan untuk memberikan pekerjaan yang berkualitas tinggi dengan
harga yang terjangkau.
Ada delapan bagian perencanaan audit yang utama. Masing-masing dari tujuh
dengan efektif dan efisien. Sebagian besar tahap awal darip perencanaan audit
berkaitan dengan perolehan informasi untuk membantu auditor dalam menilai
risiko-risiko tersebut.
92
PORTOFOLIO AUDIT 2015
c. Menilai risiko audit yang dapat diterima dan risiko bawaan merupakan
sebuah bagian penting dari perencanaan audit karena hal tersebut dapat
membantu dalam menentukan jumlh bukti yang diperlukan untuk
Perencanaan awal audit melibatkan empat hal, yang seluruhny harus dilakukan
penggauditan.
c. Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman, auditor harus mendapatkan
menerus berdebat mengenai pelaksanaan audit yang tepat dan imbal jasa audit akan
cenderung menyebabkan masalah dan tidak layak untuk diterima. Beberapa KAP
sekarang ini menolak untuk mengaudit perusahaan industry yang beresiko tinggi,
seperti simpan-pinjam dsb. Seorang auditor kemungkinan tidak akan menerima klien
baru atau melanjutkan klien lama jika risiko audit yang dapat diterima di bawah
ambang batas risiko yang dapat diterima KAP tersebut.
93
PORTOFOLIO AUDIT 2015
KAP sebelumnya. Untuk calon klien yang sebelumnya pernah diaudit oleh KAP lain,
KAP yang baru (penerus) dharuskan oleh PSA 16 (SA 315) untuk berkomunikasi
dengan auditor sebelumnya. Tujuan dari ketentuan tersebut adalah untuk membantu
auditor penerusnya untuk mengevaluasi apakah akan menerima atau menolak
kontrak kerja. Jika calon klien telah diaudit oleh KAP lain, penerusnya dapat
membuat penyelidikan-penyelidikan lainnya dengan mendapat informasi dari
penasihat hukum local, KAP-KAp lain, bank, dan bisnis lainnya.Dalam beberapa kasus,
auditor dapat menyewa penyelidik profesional untuk mendapatkan informasi
mengenai reputasi dan latar belakang dari pegawai-pegawai kunci pada manajemen
perusahaan klien.
Klien lama
Banyak KAP yang mengevaluasi klien-klien yang sudah ada setiap tahunnya
menghentikan kontrak kerja dengan klien setelah mengetahui bahwa kliennya tidak
memiliki integritas. Dalam kode etik IFAC yang mengatur mengenai independensi ,
jika klien melakukan tuntutan hukum terhadap KAP atau sebaliknya, maka KAP
tersebut tidak dapat melakukan audit atas perubahan tersebut.demikian pula, jika
terdapat imbal jasa yang belum dibayar untuk jasa yang diberikan lebih dari satu
tahun sebelumnya, maka KAP tidak dapat menerima pengauditan untuk tahun
berjalan. Bahkan jika tidak ada satu pun kondisi yang disebutkan di atas ditemukan,
KAP dapat memutuskan untuk tidak melanjutkan audit atas klien lama karena adanya
risiko yang sangat besar.
94
PORTOFOLIO AUDIT 2015
Jika KAP memutuskan bahwa risiko audit yang dapat diterima sangat rendah,
KAP tersebut dapat memutuskan untuk menolak kontrak kerja. Jika KAP
menyimpulkan bahwa risiko audit yang dapat diterima rendah namun klien tersebut
masih dapat diterima, KAP tersebut dapat menerima kontrak kerja namun imbalan
jasa yang diusulkan pada klien juga dinaikkan. Auditor dengan risiko audit yang
dapat diterima rendah biasanya akan menyebabkan biaya audit yang lebih tinggi,
yang tercermin dalam imbal jasa audit yang lebih tinggi.
Dua alasan utama yang memengaruhi risiko audit yang dapat diterima adalah
siapa para pengguna laporan tersebut dan untuk tujuan apa mereka menggunakan
Pemahaman yang jelas atas kondisi kontrak kerja yang akan dijalankan
harus dimiliki klien dan KAP. PSA 05 (SA 310)mengharuskan auditor
audit, bantuan yang diberikan oleh pegawai klien dalam mendaptkan catatan
dan dokumen, dan jadwal yang disiapkan bagi auditor.Perjanjian kontrak
kerja juga berlaku sebaga sarana yang menginformasikan pada klien bahwa
auditor tidak dapat menjamin bahwa semua tindak kecurangan dapat
diungkap.
95
PORTOFOLIO AUDIT 2015
keberadaan klien, termasuk bagian-bbagian yang memiliki risiko salah saji signifikan
yang lebih besar.
satu atau lebih partner dan staf dengan beberapa tingkat pengalamn.
Pertimbangan utama dalam penugasan staf adalah kebutuhan atas
96
PORTOFOLIO AUDIT 2015
Pemahaman yang menyeluruh atas bisnis dan industry klien dan pengetahuan atas
operasional perusahaan merupakan hal yang penting untuk melakukan audit dengan
memadai.
97
PORTOFOLIO AUDIT 2015
b. Klien yang telah memperluas usahanya secara global, sering kali melalui
e. Auditor perlu memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap bisnis dan
industry klien untuk memberikan jasa yang memiliki nilai tambah pada
kliennya
atas risiko bisnis klien dan risiko yang dapat diterima dan bahkan dapat
memengaruhi auditor untuk menolak kontrak kerja dalam industry-industri
98
PORTOFOLIO AUDIT 2015
terkait dengan aset tersebut seperti misalnya persediaan dalam proses dan
peraltan pabrik.
dimasukkan dalam arisp permanen pada awal kontrak kerja. Cara umum
untuk mengidentifikasi pihak yang memiliki hubungan istimewa termasuk
99
PORTOFOLIO AUDIT 2015
sistem tata kelola klien, auditor harus memahami akta pendirian perusahaan
dan peraturan-peraturannya, serta mempertimbangkan kode etik
f. Notulensi Rapat
Notulensi rapat merupakan catatan resmi atas rapat yang dilakukan oleh
Dewan direksi dan pemegang saham. Notulensi rapat tersebut termasuk
100
PORTOFOLIO AUDIT 2015
hal berikut.
Sebagai bagian dari pemahaman atas tujuan klien terkait dengan kepatuhan
terhadap hukum dan peraturan, auditor harus mengenali istilah-istilah dalam kontrak
dan kewajiban hukum lainnya. Hal ini termasuk beragam unsur seperti wesel jangka
panjang dan utang obligasi, opsi saham, rencana pension, kontrak-kontrak dengan
pemasok untuk pengiriman bahan baku di masa mendatang, kontrak pemerintah
untuk penyelesaian dan pengiriman barang produksi, persetujuan royalty, kontrak-
Pengukuran Kinerja
yang digunakan oleh manajemen dalam mengukur setiap kemajuan dalam mencapai
tujuan perusahaan.indikator-indikator kinerja penting misalnya adalah pangsa pasar,
penjualan per pegawai, pertumbuhan unit penjualan, pengunjung unik dalam sebuah
situs Web, penjualan di took yang sama, dan penjualan per meter persegi
preritel.pengukuran kinerja termasuk analisis rasio dan tolok ukur terhadap
101
PORTOFOLIO AUDIT 2015
klien, auditor harus menjalankan analisis rasio atau penelaahan atas perhitungan
rasio keinerja penting klien. Melakukan prosedur analitis awal merupakan langkah
strategis atas bisnis dan industry klien untuk menilai risiko bisnis blien, yaitu risiko
bahwa klien akan gagal mencapai tujuannya. Risiko bisnis klien dapat muncul dar
bisnis klien.
relevan yang dapat memengaruhi laporan keuangan agar mampu menjamin laporan
keuangan per kuartal dan per tahun, serta untuk mengevaluasi efektivitas
pengendalian pengungkapan dan prosedur yang sekarang ini diharuskan oleh
Sarbanes-Oxley Act.
102
PORTOFOLIO AUDIT 2015
bahwa manajemen telah menginformasikan pada auditor dan komite audit atas
setiap kekurangan-kekurangan penting dalam pengendalian internal, termasuk
kelemahan-kelemahan pentingnya.
Program Audit
pedoman kerja yang akan memudahkan tugas seluruh tim internal audit dalam
mengimplementasikan strategi keseluruh objek pengawasan. Yang termasuk
technology)
Jadwal dan anggaran kerja tahunan merupakan uraian dari hasil pemetaan audit
objek grup kedalam alokasi waktu (dana) pelaksanaan audit dari bulan ke bulan
secara komprehensif jadwl merupakan kesatuan rencana kerja setahun yang terdiri
dari:
103
PORTOFOLIO AUDIT 2015
Demi tercapainya target pada rencana strategis internal audit, sebaiknya jadwal
audit tahun berjalan jangan terlalu sering diubah (seperti hanya ditinjau kembali
pada pertengahan tahun saja). Kecuali terjadi perubahan yang signifikan pada risk
dan control mapping atau adanya permintaan special audit dari pihak tertentunya
(komisaris, BOD, manajemen) yang jharus dipertimbangkan, maka wajar bila
2. Panduan Kerja (Audit Guideline) dan Formulir Kertas Kerja Audit (Audit
Form)
Panduan kerja audit dan formulir audit adalah standar kertas kerja audit (audit
workpaper) yaitu sarana (tools) untuk memudahkan para auditor mengidentifikasi
masalah. Standarisasi kertas kerja audit ini dimaksudkan agar diperoleh sejumlah
manfaat, yaitu:
untuk setiap objek pemeriksaan, sekaligus sebagai standar dan alat penilaian
kecukupan kerja setiap pelaksana tugas audit.
104
PORTOFOLIO AUDIT 2015
Panduan kerja audit (audit guideline) tidak dibangun sebagai kumpulan langkah-
langkah proseduralbagaiman memeriksa suatu objek, sehingga akan menjadi begitu
tebal. Lazimnya panduan ini hanya berisi daftar risk operation control questionnaire
untuk memandu auditor dalam melakukan pengujian atas tingkat kememadaian
Sementara itu, formulir audit (audit form) merupakan media untuk memandu
aktivitas kerja sekumpulan data / fakta (substantive test) dalam pengumpulan data
kuntitatif yang relevan terkait dengan objek yang diperiksa. Formulir audit ini tidak
perlu disiapkan jika data kertas kerja (laporan periodik) yang dibuat oleh auditee
dianggap sudah memadai sebagai bukti pendukung (audit evidence) dan demi
kepentingan ferifikasi / analisis. Formulir itu juga tidak perlu dibuat bilaman data
yang dihasilkan dari menu laporan atau data base sistem aplikasi komputer.
Beberapa prinsip dalam membangun panduan kerja audit dan formulir audit yang
baik, yaitu:
Selain itu, data ini juga harus dapat diperbandingkan (comparative) ditinjau
dari segi antarkurun waktu, antar proses/ perubahan internal, atau antar
105
PORTOFOLIO AUDIT 2015
Kertas kerja harus dibuat secara tepat (akurat), yaitu tidak adanya informasi
yang kurang atau berlebihan, sehingga semua informasi yang didapat layak
dipakai untuk membuat kesimpulan masalah. Selain itu, kertas kerja juga harus
menjadi acuan untuk mengukur tingkat kemajuan tim internal audit maupun
Program audit harus ringaks (padat), yaitu setiap objek tidak memerlukan
lembar kertas kerja (jika memungkinkan lebih banya dihasilkan dalam bentuk
soft file), sehingga efektif untuk mempercepat aktivitas audit. Selain itu, isinya
juga harus sederhana dan mudah digunakan, sehingga dapat dipelajari sendiri
Head of internal audit dept wajib memiliki rencana pengembangan SDM internal
audit yang dievaluasi satu sampai dua kali setahun, yang meliputi:
a. Rencana rekrutment auditor baru, pembinaan auditor, atau promosi auditor
b. Program orientasi dan pelatihan, baik bagi auditor baru maupun auditor yang
sudah ada. Program bagi auditor baru ditujukan untuk memperkenalkan
106
PORTOFOLIO AUDIT 2015
audit. Program bagi auditor yang sudah ada ditujukan untuk memperbaharui
pengetahuan dan keterampilan mereka dengan metodologi , teknik atau
industri/ bisnis yang dihadap, seperti di bidang sales & Marketing, Leadership
& Management, Business Process & IT, dan sebagainya. Aspek-aspek tersebut
(seperti SPSS).
a. Piagam audit (audit charter) yaitu dokumen resmi yang dikeluarkan untuk
menetapkan tujuan peran serta lingkungan tanggung jawab serta wewenang
(main duty), serta acuan kerja internal audit sebagai institusi yang independen
dan profesional ditengah korporasi.
b. Kode etik audit (audit code of conduct) yaitu prinsip-prinsip kepribadian dan
etika profesional yang wajib diketahui serta mengikat setiap internal auditor.
c. Komite audit (audit committee) yaitu komite yang lazim dibentuk oleh Dewan
Komisari/ Direksi Korporasi.
d. Struktur organisasi (organization chart) yaitu unit kerja internal audit dan
deskripsi tugas (job description) setiap posisi struktural/ fungsional para
auditor.
107
PORTOFOLIO AUDIT 2015
teknologi pendukung merupakan hal yang umumnya terabaikan atau kurang digarap
secara optimal dalam pembuatan program audit. Disini yang dimaksud Audit
Database adalah semua data penting, baik dalam bentuk softdata maupun hardcopy,
yang dikumpulkan dan diolah secara teratur yang meliputi:
Arsip kertas kerja, kuesioner, analisis, statistic hingga laporan yang sudah di-
tersebut bisa berupa laporan analitatif, audit trail, hingga parameter tertentu
yang di-setup dalam sistem aplikasi.
PROSEDUR AUDIT
Pengertian
harus dilaksanakan oleh auditor dalam mengumpulkan berbagai tipe bukti audit.
Mulyadi (2001: ) prosedur audit adalah instruksi rinci untuk mengumpulkan tipe bukti
audit tertentu yang harus diperoleh pada saat tertentu dalam audit. Haryono Jusup
(2001:136) prosedur audit adalah Tindakan-tindakan yang dilakukan atau metoda
dan teknik yang digunakan oleh auditor untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti
108
PORTOFOLIO AUDIT 2015
audit. Prosedur audit yang disebutkan dalam standar tersebut meliputi : inspeksi,
pendapat atas laporan keuangan auditan. Prosedur audit lain tersebut meliputi :
penelusuran, pemerikasan bukti pendukung, penghitungan, dan scanning.
Prosedur ini terdiri dari kegiatan mempelajari dan membandingkan data yang
memiliki hubungan. Dalam prosedur ini digunakan data finansial dan non finansial
sebenarnya dengan data historis atau anggaran, serta penggunaan model matematis
dan statistik, seperti analis regresi (melibatkan penggunaan data non keuangan
(seperti data jumlah karyawan) maupun data keuangan. Prosedur analitis seringkali
meliputi juga pengukuran kegiatan bisnis yang mendasari operasi serta
down untuk mengembangkan harapan atas akun laporan keuangan dan untuk
menilai kelayakan laporan keuangan dalam konteks tersebut.
2. Menginspeksi (Inspecting)
pemeriksaan, fisik atas sumber berwujud.Prosedur ini digunakan secara luas dalam
auditing. Inspeksi seringkali digunakan dalam mengumpulkan dan mengevaluasi
109
PORTOFOLIO AUDIT 2015
auditor dapat menentukan ketepatan persyaratan dalam faktur atau kontrak yang
memerlukan pengujian bottom-up atas akuntansi transaksi tersebut. Pada saat yang
saat auditor memeriksa kontrak sewa guna usaha, mengevaluasi bagaimana sewa
usaha ini berpengaruh pada kegiataan pembiayaan dan investasi entitas, dan
atau item-item yang dipertanyakan. Bentuk lain dari inspeksi adalah sacanning atau
memeriksa secara tepat dan tidak terlampaui teliti dokumen dan catatan. Memeriksa
sumber daya memungkinkan auditor dapat mengetahui secara langsung keberadaan
dan kondisi fisik sumber daya tersebut. Dengan demikian, inspeksi juga memberikan
cara untuk mengevaluasi bukti fisik.
3. Mengkonfirmasi (Confirming)
organisasi klien.Dalam kasus yang lazim, klien membuat permintaan kepada pihak
luar secara tertulis, namun auditor yang mengendalikan pengiriman permintaan
110
PORTOFOLIO AUDIT 2015
dalam auditing karena bukti tersebut biasanya objektif dan berasal dari sumber yang
independen.
Prosedur ini dilakukan secara lisan dan tertulis kepada sumber-sumber intern
5. Perhitungan (Counting)
Prosedur ini dilakukan dengan dua aplikasi paling umum dari perhitungan yaitu
fisik tentang jumlah yang ada, sedangkan yang kedua dapat dipandang sebagai
6. Penelusuran (Tracing)
Prosedur ini dilakukan dengan menelusur informasi sejak awal data direkam
pertama kali pada dokumen hingga pelacakan pengolahan data tersebut dalam
proses akuntansi maka dari itu dalam penelusuran seringkali disebut sebagai
penelusuran ulang, auditor memilih dokumen yang dibuat pada saat transaksi
111
PORTOFOLIO AUDIT 2015
tersebut telah dicatat dengan benar dalam catatan akuntansi (jurnal dan buku besar).
Arah pengujian prosedur ini berawal dari dokumen menuju catatan akuntansi,
sehingga menelusuri kembali asal-usul aliran data melalui sistem akuntansi. Karena
prosedur ini memberikan keyakinan bahwa data yang berasal dari dokumen sumber
pada akhirnya dicantumkan dalam akun, maka secara khusus data ini sangat berguna
untuk mendeteksi terjadinya salah saji berupa penyajian yang lebih rendah dari yang
yang digunakan sebagai dasar ayat jurnal tersebut untuk menentukan validitas dan
ketelitian pencatatan akuntansi. Dalam melakukan vouching, arah pengujian
8. Pengamatan (Observing)
transaksi tertentu seperti penerimaan kas, untuk melihat apakah para pekerja yang
sedang melaksanakan tugas yang diberikan sesuai dengan kebijakan dan prosedur
112
PORTOFOLIO AUDIT 2015
beban penyusutan, bunga akrual dan diskon atau premi obligasi, perhitungan
kuantitas dikalikan harga per unit pada lembar ikhtisar persediaan, seta total pada
pemrosesan awal telah sesuai dengan pengendalian intern yang telah dirumuskan.
Sebagai contoh, auditor dapat melaksanakan ulang pemeriksaan atas kredit
tersebut.
prosedur analitis
2) Memilih sampek piutang usaha untuk konfirmasi
113
PORTOFOLIO AUDIT 2015
yang tercantum dalam faktur dengan master file yang memuat harga-harga
Haryono Jusup (2001: 142) mengklasifikasikan prosedur audit menjadi tiga macam
yaitu :
intern,
2. Pengujian pengendalian, dan
rancangan dan operasi dari aspek-aspek struktur pengendalian intern sampai seluas
yang diperlukan guna dapat merencanakan audit dengan efektif.Tujuan pelaksanaan
prosedur selanjutnya adalah untuk memberikan pemahaman dan bahan bukti untuk
mendukung hal itu. Lima jenis prosedur audit yang berhubungan dengan
pemahaman auditor atas struktur pengendalian intern ialah :
114
PORTOFOLIO AUDIT 2015
tersebut
2) Tanya jawab dengan pegawai perusahaan
2. Pengujian pengendalian
ialah untuk menetapkan resiko pengendalian relatif terhadap berbagai tujuan audit
berkait transaksi. Jika auditor merasa yakin dan percaya bahwa kebijakan dan
prosedur pengendalian dirancang dengan efektif, dan dijalankan dengan efisien, dia
dapat menetapkan resiko pengendalian pada tingkat yang dapat mencerminkan
prosedur yang digunakan guna memeroleh bahan bukti semacam ini disebut
pengujian atas pengendalian. Pengujian ini mencakup jenis bahan bukti berikut :
3. Pengujian substantif
115
PORTOFOLIO AUDIT 2015
Prosedur Analitis
dan
4) Mengurangi pengujian audit yang lebih rinci.
diikhtisarkan dalam jurnal dengan benar dan diposting ke buku besar dan
buku tembahan dengan benar.
Pengujian ini menitikberatkan atau memfokuskan pada saldo akhir buku besar
baik untuk akun-akun neraca maupun laba rugi, namun penekanan utama
pada kebanyakan pengujian terinci atas saldo adalah neraca. Pengujian terinci
atasa saldo akhir ini penting dalam pelaksanaan audit, karena dalam
Sementara itu pengujian terinci atas saldo ini bertujuan untuk memberikan
kebenaran moneter atas akun-akun yang berkaitan dan dengan demikian
116
PORTOFOLIO AUDIT 2015
penjualan ke dalam
kartu piutang usaha
hukum tersebut.
Cross-footing terhadap
jurnal pembelian
kesediaan di gudang
Bukti perbandingan Prosedur Analitik Membandingkan realisasi
penjualan dengan
anggaran
117
PORTOFOLIO AUDIT 2015
1) Hitung penerimaan kas yang belum disetor yang belum disetor pada tanggal
neraca dan awasi uang kas tersebut sampai dengan saat penyetoran ke bank.
2) Mintalah cut-off bank statement dari bank kira-kira untuk jangka waktu dua
diselenggarakan oleh klien. Daftar prosedur audit untuk seluruh audit unsur
tertentu disebut program audit. Pada umumnya program audit juga
Materialitas
auditor untuk mempeertimbangkan materialitas dalam (1) perencanaan audit, dan (2)
penilaian terhadap kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan sesuai dengan
Konsep Materialitas
Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi
akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupnya, dapat mengakibatkan
118
PORTOFOLIO AUDIT 2015
dengan entitas dan kebutuhan informasi pihak yang akan meletakkan kepercayaan
atas laporan keuangan auditan.
Contohnya, jumlah yang material dalam laporan keuangan entitas tertentu mungkin
tidak material dalam laporan keuangan entitas lain yang memiliki ukuran dan sifat
yang berbeda. Maka, auditor dapat menyimpulkan bahwa tingkat materialitas akun
modal kerja lebih rendah bagi perusahaan yang berada dalam situasi bangkrut bila
Dalam laporan audit atas laporan keuangan, auditor tidak dapat memberikan
jaminan (guarantee) bagi klien atau pemakai laporan keuangan yang lain, bahwa
laporan keuangan auditan adalah akurat. Hal ini karena akan memerlukan waktu dan
biaya yang jauh melebihi manfaat yang dihasilkan. Karena itu, dalam audit atas
Aad dua konsep yang melandasi keyakinan yang diberikan oleh auditor:
tersebut.
119
PORTOFOLIO AUDIT 2015
melingkupi berubah (2) informasi tambahan tentang klien dapat diperoleh selama
berlangsungnya audit.
berkaitan dengan hubungan salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan
keuangan. Pertimbangan kualitatif berkaitan dengan penyebab salah saji. Suatu salah
saji yang secara kuantitatif tidak material dapat secara kualitatif material, karena
penyebab yang menimbulkan salah saji tersebut.
Contoh pertimbangan kuantitatif dan kualitatif yang dilakukan oleh auditor adalah :
1. Hubungan salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan seperti:
kecurangan
120
PORTOFOLIO AUDIT 2015
Sebagai contoh, auditor memutuskan kombinasi salah saji berjumlah 8 % dari laba
bersih sebelum pajak dipandang material untuk laporan laba-rugi, dengan
memperhatikan faktor kualitatif dalam salah saji tersebut. Oleh karena itu, jika
kombinasi salah saji kurang dari 3 %, auditor akan memandang sebagai salah saji
yang tidak material, dengan memperhatikan faktor kualitatif dalam salah saji
tersebut. Salah saji berada diantara 3 % dan 8 % memerlukan pertimbangan auditor
untuk memutuskan materialitasnya. Jika misalnya, laba bersih sebelum pajak yang
dipakai sebagai jumlah kunci berjumlah Rp 100 juta, maka batas materialitas
Contoh berikut ini menunjukan batas materialitas yang ditentukan oleh auditor :
3. Untuk total ekuitas pemegang saham dalam neraca Rp 15 juta s.d Rp 45 juta
Dalam perencanaan suatu audit, auditor harus menetapkan materialitas pada dua
tingkat laporan keuangan, karena pendapat auditor atas laporan sebagai
keseluruhan dan tingkat saldo akun, karena auditor memverifikasi saldo akun dalam
mencapai kesimpulan menyeluruh atas kewajaran laporan keuangan.
121
PORTOFOLIO AUDIT 2015
Materialitas pada tingkat saldo akun adalah salah saji minimum yang mungkin
terdapat dalam saldo akun yang dipandang sebagai salah saji material. Konsep
materialitas pada tingkat saldo akun tidak boleh dicampuradukkan dengan istilah
terjadinya salah saji dalam akun tertentu dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk
memverifikasi akun tersebut.
122
PORTOFOLIO AUDIT 2015
materialitas dan saldo akun material harus tetap diperhatikan. Semakin rendah
tingkat materialitas, semakin besar jumlah bukti yang diperlukan (hubungan terbalik).
RISIKO AUDIT
Resiko audit adalah risiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa disadari, tidak
memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan
yang mengandung salah saji material. Semakin pasti auditor dalam menyatakan
pendapatnya, semakin rendah risiko audit yang auditor bersedia menanggungnya.
Risiko Audit pada Tingkat Laporan Keuangan dan Tingkat Saldo Akun
2. Risiko audit individual yang berkaitan dengan setiap saldo akun individual
1) Risiko Bawaan. Risiko bawaan adalah kerentanan suatu saldo akun atau
golongan transaksi terhadap suatu salah saji material, dengan asumsi bahwa tidak
terdapat kebijakan dan prosedur pengendalian intern yang terkait.
material dalam suatu asersi yang tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat
waktu oleh pengendalian intern entitas.
123
PORTOFOLIO AUDIT 2015
3) Risiko Deteksi. Risiko deteksi adalah risiko sebagai akibat auditor tidak dapat
Taksiran risiko audit pada tahap perencanaan audit dapat digunakan oleh
auditor untuk menetapkan jumlah bukti audit yang akan diperiksa untuk
membuktikan kewajaran penyajian saldo akun tertentu.
pengendalian)
Contoh :
Dalam menaksir risiko deteksi dalam audit atas sediaan, auditor melakukan
pertimbangan:
sebesar 5 % )
124
PORTOFOLIO AUDIT 2015
Risiko bawaan dan risiko pengendalian berbeda dengan risiko deteksi. Kedua
risiko yang disebut terdahulu ada, terlepas dari dilakukan atau tidaknya audit atas
hubungan yang terbalik dengan risiko bawaan dan risiko pengendalian. Semakin
kecil risiko bawaan dan risiko pengendalian yang diyakini oleh auditor, semakin besar
risiko deteksi yang dapat diterima. Sebaliknya, semakin besar adanya risiko bawaan
dan risiko pengendalian yang diyakini oleh auditor, semakin kecil tingkat risiko
Berbagai kemungkinan hubungan antara materialitas, risiko audit, dan bukti audit
digambarkan sebagai berikut :
125
PORTOFOLIO AUDIT 2015
Dalam mengembangkan strategi audit awal untuk suatu asersi, auditor menetapkan
empat unsur berikut ini :
Hanya terdapat sedikit (jika ada) kebijakan atau prosedur pengendalian intern
126
PORTOFOLIO AUDIT 2015
Rendah
127
PORTOFOLIO AUDIT 2015
BAGIAN VII
PEKERJAAN LAPANGAN
BAB 1
telah dipenuhi dengan pengiriman barang atau penyerahan jasa, untuk jangka waktu
tertentu perusahaan memiliki piutang kepada customernya. Transaksi penjualan
kredit dilakukan melalui sistem penjualan kredit. Dalam transaksi penjualan tunai,
barang diserahkan oleh fungsi pengiriman kepada customer atau jasa baru
diserahkan jika fungsi penerimaan kas setelah menerima uang dari customer.
Transaksi ini dilaksanakan melalui sistem penjualan tunai.
melalui sistem retur penjualan dan transaksi pencadangan kerugian piutang usaha
Piutang yang dimiliki oleh perusahaan dapat berkurang karena debitur tidak mampu
melunasi utangnya. Transaksi penghapusan piutang ini dilaksanakan melalui sistem
penghapusan piutang.
128
PORTOFOLIO AUDIT 2015
Siklus pendapatan terdiri dari berbagai sistem informasi akuntansi berikut ini :
a) Sistem penjualan kredit, yang terdiri dari berbagai prosedur berikut ini.
d) Sistem pencadangan kerugian piutang, yang terdiri dari prosedur berikut ini.
Prosedur pembuatan bukti memorial.
129
PORTOFOLIO AUDIT 2015
ASERSI
Asersi (assertion) adalah pernyataan manajemen yang terkandung di dalam
dicatat telah terjadi selama periode tertentu. Sebagai contoh, manajemen membuat
asersi bahwa sediaan produk jadi yang tercantum dalam neraca adalah tersedia
untuk dijual. Begitu pula, manajemen membuat asersi bahwa penjualan dalam
laporan laba-rugi menunjukkan pertukaran barang atau jasa dengan kas atau aktiva
b. Kelengkapan (Completeness).
Asersi tentang kelengkapan berhubungan dengan apakah semua transaksi
dan akun yang seharusnya disajikan dalam laporan keuangan telah dicantumkan di
dalamnya. Sebagai contoh, manajemen membuat asersi bahwa seluruh pembelian
barang dan jasa dicatat dan dicantumkan dalam laporan keuangan. Demikian pula,
manajemen membuat asersi bahwa utang usaha di neraca telah mencakup semua
kewajiban entitas.
tertentu. Sebagai contoh, manajemen membuat asersi bahwa jumlah sewa guna
usaha (lease) yang dikapitalisasi di neraca mencerminkan nilai pemerolehan hak
entitas atas kekayaan yang disewaguna-usahakan (leased) dan utang sewa guna
usaha yang bersangkutan mencerminkan suatu kewajiban entitas.
130
PORTOFOLIO AUDIT 2015
dalam laporan keuangan pada jumlah yang semestinya. Sebagai contoh, manajemen
membuat asersi bahwa aktiva tetap dicatat berdasarkan harga pemerolehannya dan
jatuh tempo dalam waktu satu tahun. Demikian pula, manajemen membuat asersi
bahwa jumlah yang disajikan sebagai pos luar biasa dalam laporan laba rugi
bukti audit yang diperlukan. Semakin rendah tingkat materialitas, semakin banyak
kuantitas bukti yang diperlukan. Tingkat materialitas yang ditentukan rendah berarti
131
PORTOFOLIO AUDIT 2015
menuntut auditor untuk menghimpun lebih banyak bukti sehingga auditor yakin
b. Risiko Audit
Ada hubungan terbalik antara risiko audit dengan jumlah bukti yang
yang dapat diterima auditor, semakin banyak bukti audit yang diperlukan.
c. Faktor-Faktor Ekonomi
setiap tambahan biaya dan waktu untuk menghimpun bukti seimbang dengan
keuntungan atau manfaat yang diperoleh melalui kuantitas dan kuliatas bukti yang
dihimpun.
ada untuk mendukung pendapatnya. Hal tersebut sangat tidak efisien. Pengumpulan
bukti audit pemeriksaan terhadap bukti audit dilakukan atas dasar sampling.Ada
hubungan searah antara besarnya populasi dengan besar sampling yang harus
diambil dari populasi tersebut. Semakin besar populasinya, semakin besar jumlah
anggota populasi. Auditor memerlukan lebih banyak sampel atau informasi yang
132
PORTOFOLIO AUDIT 2015
lebih kuat atau mendukung atas populasi yang bervariasi anggotanya daripada
Kompetensi Bukti
Untuk dapat dikatakan kompeten, bukti audit, terlepas bentuknya, harus sah
dan relevan. Keabsahan sangat tergantung atas keadaan yang berkaitan dengan
pemerolehan bukti tersebut. Dengan demikian penarikan kesimpulan secara umum
diketahui, anggapan berikut ini mengenai keabsahan bukti audit dalam audit,
meskipun satu sama lain tidak bersifat saling meniadakan, dapat bermanfaat:
itu sendiri.
b. Semakin efektif pengendalian intern, semakin besar jaminan yang diberikan
yaitu:
Relevansi
Bukti yang relevan adalah bukti yang tepat digunakan untuk suatu maksud
tertentu. Sebagai contoh pengamatan fisik persediaan yang di auditor relevan
133
PORTOFOLIO AUDIT 2015
Sumber
Bukti yang diperoleh auditor secara langsung dari pihak luar perusahaan yang
independen merupakan bukti yang paling dapat dipercaya. Bukti semacam ini
memberikan tingkat keyakinan keandalan yang lebih besar daripada yang dihasilkan
dan diperoleh dari dalam perusahaan.
Ketepatan waktu
rekening laporan rugi laba terkait karena hasilnya digunakan untuk mengetahui
apakah cutoff telah dilakukan secara tepat.
Objektifitas
Bukti yang objektif lebih dapat dipercaya dan kompeten daripada bukti
subjektif. Dalam menelaah bukti subjektif, seperti estimasi manajemen, auditor harus
dapat dipercayainya data akuntansi. Kuat dan lemahnya struktur pengendalian intern
merupakan indikator utama untuk menentukan jumlah bukti yang harus
dikumpulkan. Oleh karena itu, struktur pengendalian intern merupakan bukti yang
kuat untuk menentukan dapat atau tidaknya informasi keuangan dipercaya.
134
PORTOFOLIO AUDIT 2015
Bukti Fisik
Bukti fisik banyak dipakai dalam verifikasi saldo berwujud terutama kas dan
persediaan. Bukti ini banyak diperoleh dalam perhitungan aktiva berwujud.
Pemeriksaan langsung auditor secara fisik terhadap aktiva merupakan cara yang
paling objektif dalam menentukan kualitas aktiva yang bersangkutan. Oleh karena
itu, bukti fisik merupakan jenis bukti yang paling bisa dipercaya.Bukti fisik diperoleh
melalui prosedur auditing yang berupa inspeksi, penghitungan, dan observasi. Pada
umumnya, biaya memperoleh bukti fisik sangat tinggi. Bukti fisik berkaitan erat
dengan asersi keberadaan dan keterjadian, kelengkapan, dan penilaian atau alokasi.
Catatan Akuntansi
Catatan akuntansi seperti jurnal dan buku besar, merupakan sumber data
untuk membuat laporan keuangan. Oleh karena itu, bukti catatan akuntansi
merupakan objek yang diperiksa dalam audit laporan keuangan. Ini bukan berarti
catatan akuntansi merupakan objek audit. Objek audit adalah laporan keuangan.
Konfirmasi
pihak ketiga secara langsung dan tertulis. Konfirmasi sangat banyak menghabiskan
waktu dan biaya.
135
PORTOFOLIO AUDIT 2015
mengisikan saldo atau informasi lain sebagai jawaban atas suatu hal yang
ditanyakan.
Bukti Dokumenter
Bukti dokumenter merupakan bukti yang penting dalam audit. Menurut
a. Bukti dokumenter yang dibuat oleh pihak luar dan dikirim kepada auditor
secara langsung.
b. Bukti dokumenter yang dibuat pihak luar dan dikirim kepada auditor melalui
klien.
c. Bukti dokumenter yang dibuat dan disimpan oleh klien.
atau organisasi klien maupun sumber eksternal termasuk bukti dari spesialis.
Representasi tertulis yang dibuat oleh manajemen merupakan bukti yang berasal dari
136
PORTOFOLIO AUDIT 2015
organisasi klien. Surat pernyataan konsultan hukum klien, ahli teknik yang berkaitan
dengan kegiatan teknik operasional organisasi klien merupakan bukti yang berasal
dari pihak ketiga.
Bukti Lisan
Masalah yang dapat ditanyakan antara lain meliputi kebijakan akuntansi, lokasi
dokumen dan catatan, pelaksanaan prosedur akuntansi yang tidak lazim,
kemungkinan adanya utang bersyarat maupun piutang yang sudah lama tidak
ditagih. Jawaban atas pertanyaan yang dinyatakan merupakan bukti lisan. Bukti lisan
dengan anggaran atau standar prestasi, trend industri dan kondisi ekonomi umum.
Bukti analitis menghasilkan dasar untuk menentukan kewajaran suatu pos tertentu
dalam laporan keuangan. Keandalan bukti analitis sangat tergantung pada relevansi
data pembanding.
Bukti analitis meliputi juga perbandingan atas pos-pos tertentu antara laporan
keuangan tahun berjalan dengan laporan keuangan tahun-tahun sebelumnya.
Perbandingan ini dilakukan untuk meneliti adanya perubahan yang terjadi, dan untuk
menilai penyebabnya. Bukti-bukti ini dikumpulkan pada awal audit untuk
137
PORTOFOLIO AUDIT 2015
mendalam.
Penilaian Bukti
Dalam menilai bukti audit, auditor harus mempertimbangkan apakah tujuan
audit tertentu telah tercapai. Auditor harus secara mendalam mencari bukti audit dan
tidak memihak (bias) dalam mengevaluasinya. Dalam merancang prosedur audit
mendukung atau berlawanan dengan asersi dalam laporan keuangan. Bila auditor
masih tetap ragu-ragu untuk mempercayai suatu asersi yang material, maka ia harus
Auditor harus menghimpun bukti yang cukup untuk memperoleh dasar yang
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan klien. Pengujian
a. Sifat pengujian
b. Waktu pengujian; dan
c. Luas pengujian substantif yang perlu untuk memenuhi tingkat risiko deteksi
yang dapat diterima untuk setiap asersi.
138
PORTOFOLIO AUDIT 2015
Jika tingkat risiko deteksi yang dapat diterima rendah, maka auditor harus
menggunakan prosedur yang lebih efektif yang biasanya juga lebih mahal. Ada tiga
saldo akun beorientasi pada tujuan spesifik audit. Pengujian detail saldo akun yang
direncanakan harus memadai untuk memenuhi setiap tujuan spesifik audit dengan
memuaskan.
Metodologi perancangan pengujian detail saldo meliputi empat tahapan, yaitu:
pengujian detail saldo pada umumnya merupakan bagian yang paling sulit
dilakukan. Hal ini disebabkan perancangan pengujian detail saldo memerlukan
terlihat bahwa semakin rendah tingkat risiko, semakin rinci dan teliti tindakan yang
akan diambil.
139
PORTOFOLIO AUDIT 2015
dan diposting secara tepat, maka auditor dapat meyakini bahwa saldo total buku
besar adalah benar. Pengujian detail transaksi terutama dilakukan dengan tracing
dan vouching. Pada pengujian detail transaksi ini, auditor mengarahkan pengujiannya
untuk memperoleh temuan mengenai ada tidaknya kesalahan yang bersifat moneter.
Auditor tidak mengarahkan pengujian detail transaksi ini untuk memperoleh temuan
tentang penyimpangan atas kebijakan dan prosedur pengendalian.
Auditor biasanya menggunakan dokumen yang tersedia pada file klien dalam
pengujian ini. Efektivitas pengujian detail transaksi tergantung pada prosedur dan
dokumen yang digunakan.Pengujian detail transaksi pada umumnya lebih banyak
menyita waktu daripada prosedur analitis. Oleh karena itu, pengujian ini lebih banyak
membutuhkan biaya daripada prosedur analitis. Meskipun demikian, pengujian detail
Prosedur Analitik
Prosedur analitik meliputi perbandingan jumlah-jumlah yang tercatat atau
ratio yang dihitung dari jumlah-jumlah yang tercatat, dibandingkan dengan harapan
yang dikembangkan oleh auditor. Prosedur analitik merupakan bagian penting
dalam proses audit dan terdiri dari evaluasi terhadap informasi keuangan yang
dibuat dengan mempelajari hubungan yang masuk akal antara data keuangan yang
140
PORTOFOLIO AUDIT 2015
satu dengan data keuangan lainnya, atau antara data keuangan dengan data
masuk akal di antara data dapat diharapkan tetap ada dan berlanjut, kecuali jika
timbul kondisi yang sebaliknya. Kondisi tertentu yang dapat menimbulkan
penyimpangan dalam hubungan ini mencakup antara lain, peristiwa atau transaksi
yang tidak biasa, perubahan akuntansi, perubahan usaha, fluktuasi acak, atau salah
pengetahuan tentang klien dan industri yang menjadi tempat usaha klien.
Pemahaman atas tujuan prosedur analitik dan keterbatasannya juga penting. Oleh
karena itu, identifikasi hubungan dan jenis data yang digunakan, serta kesimpulan
yang diambil apabila membandingkan jumlah yang tercatat dengan yang
prosedur yang mana, atau kombinasi prosedur mana, yang dapat memberikan
tingkat keyakinan tersebut. Untuk asersi tertentu, prosedur analitik cukup efektif
dalam memberikan tingkat keyakinan memadai. Namun, pada asersi lain, prosedur
141
PORTOFOLIO AUDIT 2015
analitik mungkin tidak seefektif atau seefisien pengujian rinci dalam memberikan
a. Sifat asersi.
b. Kelayakan dan kemampuan untuk memprediksikan suatu hubungan.
d. Ketepatan harapan.
dalam perencanaan sifat, saat, dan lingkup prosedur audit yang akan digunakan
untuk memperoleh bukti saldo akun atau golongan transaksi tertentu. Untuk maksud
biasa, dan jumlah, rasio serta trend yang dapat menunjukkan masalah yang
berhubungan dengan laporan keuangan dan perencanaan audit.
pertimbangan auditor dapat berbeda tergantung atas ukuran dan kerumitan klien.
Untuk beberapa entitas, prosedur analitik dapat terdiri dari review atas perubahan
saldo akun tahun sebelumnya dengan tahun berjalan, dengan menggunakan buku
142
PORTOFOLIO AUDIT 2015
besar atau daftar saldo (trial balance) tahap awal yang belum disesuaikan.
Sebaliknya, untuk entitas yang lain, prosedur analitik mungkin meliputi analisis
lapotan keuangan triwulan yang ekstensif.
Program audit adalah dokumen yang memuat pernyataan tujuan audit dan
rencana langkah-langkah audit (biasanya dalam bentuk kalimat perintah) untuk
mencapai tujuan audit tersebut. Contoh tujuan audit: untuk mengetahui keberadaan
barang inventaris. Langkah auditnya: Lakukan inventarisasi fisik (stock opname)
pengujian dan pengendalian dan pada tahap audit pendahuluan dalam rangka
pengujian transaksi atau saldo-saldo atau pengembangan temuan, sehingga dengan
program audit ini dapat dijelaskan sebagai rencana kerja untuk menguji
kesesuaian informasi yang diuji dengan data pendukungnya.
pos-pos laporan keuangan sudah baku sifatnya. Tetapi pada audit operasional dan
audit kepatuhan, program audit substantif biasanya baru bisa dibuat setelah
143
PORTOFOLIO AUDIT 2015
mereka.
2. Pengamatan atau observasi terhadap personel dalam melaksanakan tugas.
5. Konfirmasi.
6. Analisis.
Contoh kertas kerja adalah program audit, analisis, memorandum, surat konfirmasi,
representasi, ikhtisar dari dokumen-dokumen perusahaan, dan daftar atau komentar
yang dibuat atau diperoleh auditor. Kertas kerja dapat pula berupa data yang
disimpan dalam pita magnetik, film, atau media yang lain.
Auditor harus membuat dan memelihara kertas kerja, yang isi maupun
bentuknya harus didesain untuk memenuhi keadaan-keadaan yang dihadapinya
dalam perikatan tertentu. Informasi yang tercantum dalam kertas kerja merupakan
catatan utama pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh auditor dan simpulan-
144
PORTOFOLIO AUDIT 2015
c. Sifat laporan keuangan, daftar, dan keterangan yang perlu bagi auditor dalam
pembuatan laporan.
oleh auditor, namun harus cukup memperlihatkan bahwa catatan akuntansi cocok
dengan laporan keuangan atau informasi lain yang dilaporkan serta standar
pekerjaan lapangan yang dapat diterapkan telah diamati. Kertas kerja biasanya harus
berisi dokumentasi yang memperlihatkan:
merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang
telah dilakukan.
c. Bukti audit yang telah diperoleh, prosedur audit yang telah diterapkan, dan
pengujian yang telah dilaksanakan, memberikan bukti kompeten yang cukup
145
PORTOFOLIO AUDIT 2015
masih tunduk pada pembatasan yang diatur dalam Aturan Etika Kompartemen
Akuntan Publik yang berkaitan dengan hubungan yang bersifat rahasia dengan klien.
Seringkali kertas kerja tertentu auditor dapat berfungsi sebagai sumber acuan bagi
kliennya, namun kertas kerja harus tidak dipandang sebagai bagian dari, atau
Bukti Audit
mengevaluasi bukti audit. Ukuran keabsahan (validity) bukti tersebut untuk tujuan
audit tergantung pada pertimbangan auditor independen, dalam hal ini bukti audit
(audit evidence) berbeda dengan bukti hukum (legal evidence) yang diatur secara
tegas oleh peraturan yang ketat. Bukti audit sangat bervariasi pengaruhnya terhadap
146
PORTOFOLIO AUDIT 2015
1. Exsistence and Occurence Kas tersebut tidak *Mengirimkan konfirmasi ke bank Balasan Konfirmasi dari bank
(Kas benar-benar ada) benar-benar ada lewat buku tabungan atau
(Fiktif) rekening koran.
Menelusur yang berbeda.
Membandingkan saldo per
buku dan per konfirmasi.
Membuat penyesuaian jika
terdapat selisih.
2. Completeness (semua Kas disembunyikan *Mendapatkan cut-off laporan Cut-off laporan bank
transaksi terkait kas yang atau tidak dicatat, bank untuk periode 2 minggu
terjadi telah dicatat dan salah catat, salah setelah tanggal neraca. Rekonsiliasi Bank
telah termasuk dalam penjumlahan. *Meminta atau membuat
laporan keuangan yang rekonsiliasi bank untuk semua
bersangkutan) rekening bank :
Memeriksa kebenaran
penjumlahan.
147
PORTOFOLIO AUDIT 2015
148
PORTOFOLIO AUDIT 2015
Menelusur setoran
dalam perjalanan ke
jurnal penerimaan
kas.
3. Right and Obligation Menggunakan kas Dalam rangka untuk Hal-hal yang relevan dengan
(hak atas aset yang telah (aset) yang bukan menentukan ketetapan pemeriksaan yang dilakukan harus
dilaporkan benar-benar hak haknya, tidak klasifikasi dan dijadikan referensi dan
perusahaan dan liabilitas mengakui adanya pengungkapan, pelajari, dimasukkan kedalam kertas kerja
yang dilaporkan dalam utang (kewajiban) kutipan rapat dewan pemeriksaan secara tepat hal
laporan keuangan benar- perusahaan. komisaris, konfirmasi bank, tersebut meliputi : Dokumen atau
benar kewajiban) dan laporan bank. bukti transaksi seperti kwitansi,
Memastikan bahwa keluar cek, faktur, invoice.
masuknya kas di kendalikan
oleh pihak yang diberi
kewenangan.
Menelusur dokumen terkait
keluar masuknya kas.
Menelusur ke buku
pembantu utang.
4. Valuation Kesalahan *Merekalkulasi perhitungan yang Hal-hal yang relevan dengan
(kas yang dilaporkan benar- dalam menagih telah dilakukan oleh klien pemeriksaan yang dilakukan harus
149
PORTOFOLIO AUDIT 2015
benar ada, lengkap, hak kita konsumen. (manajemen). dijadikan referensi dan
dan telah dinilai dengan Pencurian kas *Memastikan perhitungan yang dimasukkan kedalam kertas kerja
tepat) dengan telah dilakukan adalah benar pemeriksaan secara tepat seperti
menghambat (wajar) dan telah dibukukan bukti transaksi, jurnal, buku
pembayaran dengan semestinya ke dalam akun besar, neraca saldo, saldo, akun,
kas dari buku besar yang bersangkutan. neraca, dan catatan atas laporan
konsumen *Memastikan kas ditangan adalah keuangan.
sebelumnya wajar.
dicatat, dengan
akun dianggap
sebagai piutang
tak tertagih.
Duplikasi
pembayaran
faktur vendor.
Pembayaran
tidak benar
atas biaya
pribadi pejabat
perusahaan.
Pembayaran
150
PORTOFOLIO AUDIT 2015
atas bahan
baku yang tidak
pernah
diterima.
Pembayaran
atas
karyawan lebih
besar daripada
jam kerja
aktualnya.
Pembayaran
atas bunga
pada pihak luar
jumlahnya
lebih besar
dibandingkan
tingkat bunga
sebenarnya.
5. Presentation and 1. Kesalahan Dalam rangka untuk menentukan Hal-hal yang relevan dengan
151
PORTOFOLIO AUDIT 2015
152
PORTOFOLIO AUDIT 2015
3. Setoran dicatat
sebagai
penerimaan
kas mendekati
akhir tahun,
disetorkan
pada bank
dibulan yang
sama, dan
dimasukan
dalam
rekonsiliasi
bank sebagai
setoran dalam
perjalanan.
4. Pembayaran
atas wesel
bayar didebet
153
PORTOFOLIO AUDIT 2015
langsung dari
saldo bank oleh
bank, tetapi
tidak
dimasukkan
dalam catatan
klien.
154
PORTOFOLIO AUDIT 2015
1. Exsistence and Occurence Kas kecil tersebut Print Laporan Harian Kas Bukti Kas Keluar
(Kas benar-benar ada) tidak benar-benar Besar dan Laporan Harian Kas
ada (Fiktif) Kecil dari system yang
dipergunakan.
Melakukan rekalkulasi atas kas Cek
yang tersedia.
Melakukan stock opname. Hasil rekalkulasi
Hitung fisik uang kas kecil dan
kas besar Permintaan Pengeluaran Kas
Jika uang kas besar sudah Kecil
disetorkan seluruhnya ke
bank, periksa kesesuaiannya Bukti Pengeluaran Kas Kecil
dengan bukti setoran bank
dan rekening koran harian.
Apakah penyetoran ke bank
sudah dilakukan setiap hari
155
PORTOFOLIO AUDIT 2015
156
PORTOFOLIO AUDIT 2015
3. Right and Obligation Perusahaan Bertanggung jawab terhadap Pengeluaran kas kecil
(hak atas aset yang telah merasakan kas pemakaian dana kas kecil Pencatatan penggunaan kas
dilaporkan benar-benar hak kecil yang sudah Mempertanggung jawab kan kecil
perusahaan dan liabilitas dicadangkan kepada pemegang dana kas
yang dilaporkan dalam ternyata kurang kecil jumlah yang sebenarnya.
157
PORTOFOLIO AUDIT 2015
158
PORTOFOLIO AUDIT 2015
159
PORTOFOLIO AUDIT 2015
160
PORTOFOLIO AUDIT 2015
161
PORTOFOLIO AUDIT 2015
A
NO. ASERSI RESIKO PROSEDUR AUDIT BUKTI AUDIT
1. Existence and Occurance Deposito tidak benar- Menelusur apakah deposito Sertifikat deposito
(memastikan bahwa benar ada. pada neraca per tanggal
deposito benar-benar ada) audit dan periode audit,
diungkapkan secara wajar.
Mengirimkan konfirmasi
deposito berjangka di bank
Memeriksa sertifikat
deposito dan cocokan
dengan hasil konfirmasi
bank.
2. Completeness Terdapat kemungkinan Melakukan rekonsiliasi atas Rekonsiliasi bank
salah saji pencatatan saldo yang sudah tersedia.
deposito, deposito Melakukan stock opname
tersembunyi. atau observasi langsung.
a. Menelusur yang
162
PORTOFOLIO AUDIT 2015
berbeda.
b. Membandingkan saldo
per buku dan per
konfirmasi.
c. Membuat penyesuaian
jika terdapat selisih.
3. Right and Obligations Tidak terlalu likuid. Memahami norma dan Hasil penentuan jaminan.
aturan yang diterapkan
dalam deposito.
Apabila terjadi Memastikan bahwa Buku tabungan atas nama pemilik
sesuatu pada bank deposito dikendalikan oleh deposito.
(misalnya bangkrut) pihak yang diberi
maka uang deposito kewenangan.
bisa tidak cair.
hanya dapat Memeriksa bukti Cek pencairan deposito.
digunakan oleh satu pendukung transaksi yang
pihak saja tidak berkaitan dengan
dapat diwakilkan, pemasukan dan
dan adanya pengeluaran sebelum dan
kemungkinan pihak sesudah tanggal neraca.
yang memegang Memastikan apakah Sertifikat deposito.
163
PORTOFOLIO AUDIT 2015
164
PORTOFOLIO AUDIT 2015
aturan yang
berlaku.
Deposito tidak Melakukan penyesuaian. Laporan rekonsiliasi bank.
diklasifikasikan
sebagaimana
mestinya.
165
PORTOFOLIO AUDIT 2015
166
PORTOFOLIO AUDIT 2015
167
PORTOFOLIO AUDIT 2015
168
PORTOFOLIO AUDIT 2015
169
PORTOFOLIO AUDIT 2015
dapat
direalisasika
n
5 Presentation and Piutang Memeriksa apakah terdapat Data piutang terhadap pihak lain.
Disclosure tidak piutang kepada direksi,
diklasifikasi karyawan, pemegang Daftar piutang bersaldo kredit
kan saham, atau pihak lain. Jika yang telah diperiksa.
sebagaiman ada, harus diungkapkan
a mestinya dalam laporan keuangan.
dalam Memeriksa apakah terdapat
laporan piutang bersaldo kredit
keuangan. untuk mempertimbangkan
Pengungkap perlu tidaknya reklasifikasi.
an piutang
yang
dipersyarat
kan oleh
GAAP tidak
tercantum
170
PORTOFOLIO AUDIT 2015
dalam
laporan
keuangan.
171
PORTOFOLIO AUDIT 2015
c. Packaging List
Setelah mengecek persediaan di gudang dan ternyata pesanan produk
customer tersedia, bagian gudang akan menyiapkan pesanan customer dan
mengemasnya untuk kemudian diserahkan ke bagian pengiriman. Daftar
persediaan barang yang keluar gudang dicatat pada Packaging List. Dalam
tahap ini, transaksi penjualan belum tejadi.
172
PORTOFOLIO AUDIT 2015
Pembelian 550.000
173
PORTOFOLIO AUDIT 2015
barang telah dikirim dan diterima oleh customer. Setelah itu, bagian
pengiriman membuat laporan penerimaan barang dan menyerahkan ke
bagian akuntansi untuk kemudian dibuatkan invoice.
Jurnal :
Db. Retur dan Potongan Penjualan Rp. 8.500.000
Cr. Piutang Usaha Rp. 8.500.000
( Menerima barang yang dikembalikan )
Jurnal :
Db. Persediaan Rp. 5.000.000
Cr. Harga Pokok Penjualan Rp. 5.000.000
( Menempatkan kembali barang dalam persediaan )
174
PORTOFOLIO AUDIT 2015
Jurnal :
Db. Piutang Dagang Rp. 21.775.000
Cr. Penjualan Rp. 21.775.000
Db. Harga Pokok Penjualan Rp. 13.000.000
Cr. Persediaan Rp. 13.000.000
175
PORTOFOLIO AUDIT 2015
176
PORTOFOLIO AUDIT 2015
Mulai 1 2 3
Barang
Melihat-lihat
Memeriksa Pesanan
Produk Ada No : Persediaan
Barang? Pesanan
Batal
Membuat
Daftar
Delivery Order
Produk
Packaging
Yes : List
Menanyakan ke
Bagian Gudang
Delivery Order
Memilih dan
Memesan
Menyiapkan
Produk
pesanan
Membuat surat
konfirmasi Mengirimkan
pesanan
A C
B
D
177
A PORTOFOLIO AUDIT
B C
2015 D
Membuat 3
(YES) Membuat
Sales Order
Nota Laporan
Pemesanan Penerimaan
Barang
Sales
Order
Purchase Order
4
(PO)
Barang
Pesanan
Mendapat
Invoice
178
5
5 PORTOFOLIO AUDIT 2015
Invoice
Melakukan
pembayaran
Memperoleh
bukti
pembayaran
(kwitansi)
Kwitansi
179
PORTOFOLIO AUDIT 2015
4 5
Membuat
Menerima
Invoice
transaksi
pembayaran
Invoice
Membuat
5 Bukti Kas
Masuk
Mendapatkan
Bukti Kas
Bukti Transaksi
Masuk
Membuat
Menyerahkan
Jurnal
ke bag.
akuntansi
E
180
6
E PORTOFOLIO AUDIT 2015
Buku Besar
Neraca
Saldo
Laporan
Keuangan
Selesai
181
PORTOFOLIO AUDIT 2015
BAB 2
bahan baku masuk ke siklus persediaan dan pergudangan melaluui siklus akuisisi dan
pembayaran, sedangkan tenaga kerja langsung masuk melalui siklus penggajian dan
personalia. Siklus persediaan dan pergudangan berakhir saat barang dijual pada
siklus penjualan dan penagihan.
biasanya lebih kompleks dan memakan waktu lama. Sebagaimana ditunjukkan oleh
audit Pharmor, menemukan salah saji dalam akun persediaan cukup sulit untuk
Siklus ini secara garis besar mencakup berbagai fungsi dan kegiatan
perusahaan yang berkaitan dengan konversi bahan baku ke barang jadi. Fungsi dan
182
PORTOFOLIO AUDIT 2015
Perencanaan produksi.
Pemeriksaan dilakukan atas akun T dari pendebetan bahan baku, tenaga kerja
langsung, dan overhead manufaktur untuk melihat hubungna antara siklus
persediaan dan pergudangan dengan siklus akuisisi dan pembayaran serta siklus
penggajian dan personalia. Keterikatan langsung dengan siklus penjualan dan
pengaihan terjadi pada titik dimana barang jadi dikreditkan dan dibebankan dalam
harga pokok penjualan.
Siklus persediaan dan pergudangan dapat dianggap sebagai dua sistem yang
berbeda, namum berkaitan erat, yang satu mencakup aliran fisik barang dan yang
lainnya berkaitan dengan biaya. Siklus ini terdiri dari enam fungsi, dimana masing-
Siklus persediaan dan pergudangan dimulai dengan akuisisi bahan baku untuk
komputer saat bahan baku mnecapai tahap yang ditentukan, oleh pesanan atas
bahan baku yang diperlukan karena pesanan konsumen, ataupun oleh pesanan yang
183
PORTOFOLIO AUDIT 2015
Penerimaan atas bahan baku yang dipesan, yang merupakan bagian dari
siklus akuisisi dan pembayaran, mencakup pemeriksaan jumlah dan kualitas bahan
Pemrosesan Produk
konsumen, perkiraan penjualan, tingkat persediaan barang jadi yang telah ditentukan
sebelumnya, dan aliran produksi yang ekonomis yang dijalankan. Departemen
pengendalian produksi secara terpisah bertanggung jawab atas penentuan jenis dan
jumlah produksi, pengendalian bahan sisa, pengendalian kualitas, dan perlindungan
fisik terhadap barang dalam proses. Setiap departemen produksi bertanggung jawab
184
PORTOFOLIO AUDIT 2015
menelaah proses produksi yang terkomputerisasi dan laporan atas bahan sisa, yang
Sistem akuntansi biaya yang memadai merupakan bagian penting dari fungsi
pemrosesan barang untuk seluruh perusahaan manufaktur. Sistem ini menunjukkan
sistem biaya pesanan dan sistem biaya proses. Pada intinya, terdapat banyak variasi
dan kombinasi dari kedua sistem tersebut. Dalam sistem biaya pesanan, biaya
diakumulasikan atas biaya setiap pekerjaan saat bahan baku dipakai dan biaya
tenaga kerja muncul. Dalam sistem biaya proses, biaya diakumulasikan berdasarkan
proses sehingga biaya unit per proses dibebankan pada produk saat produk melalui
proses tersebut.
Pencatatan akuntansi biaya terdiri atas berkas utama, lembar kerja, dan
pelaporan yang mengakumulasikan bahan baku, biata tenaga kerja, dan biaya
overhead menggunakan sistem pesanan atau proses, dimana biaya tersebut muncul.
Saat pekerjaan atau produk diselesaikan, biaya terkait dipindahkan dari barang
setengah jadi ke barang jadi berdasarkan laporan departemen produksi.
yang terbatas. Pengendalian atas barang jadi biasanya merupakan bagian dari siklus
penjualan dan penagihan.
185
PORTOFOLIO AUDIT 2015
kas atau aset lainnya seperti piutang dagang akan menciptakan pertukaran aset-aset
yang diperlukan dalam memenuhi kriteria pengakuan pendapatan. Dalam banyak
setengah jadi dan ke barang jadi. Sama halnya dengan pengiriman barang jadi,
otorisasi atas perpindahan persediaan dalam siklus persediaan dan pergudangan
unit persediaan barang yang dibeli, dijual dan disimpan. Dalam sistem
terkomputerisasi yang didesai dengan rapi, sistem ini juga memasukkan informasi
186
PORTOFOLIO AUDIT 2015
yang sama dengan perpetual bahan baku, tetapi lebih kompleks jika biaya
dimasukkan ke dala unit. Biaya barang jadi mencakup bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead manufaktur yang terkadang memerlukan alokasi dan
pencatatan terperinci. Saat perpetual barang jadi memasukkan biaya unit, pencatatn
barang setengah jadi, persediaan barang jadi, dan harga pokok penjualan secara
wajar. Audit atas siklus persediaan dan pergudangan dapat dibagi emnjadi lima
1. Akuisisi dan pencatatan bahan baku, biaya tenaga kerja, dan overhead.
2. Perpindahan internal atas aset dan biaya.
Bagian audit ini meliputi tiga fungsi pertama dalam Gambar 1, yaitu
187
PORTOFOLIO AUDIT 2015
dinyatakan dengan benar. Bila tenaga kerja langsung merupakan bagian penting
dalam persediaan manufaktur, maka auditor harus melakukan verifikasi proses
akuntansi yang benar atas biaya ini dalam siklus penggajian dan personalia.
dari siklus lain dan diuji sebagai bagian dari audit siklus persediaan dan
pergudangan.
Gambar 2. Oleh karena proses ini merupakan bagian dari siklus penjualan dan
penagihan, maka auditor harus mendapatkan pemahaman dan menguji
pengendalian internal atas pencatatan pengiriman sebagai bagian dari audit siklus
ini, termasuk prosedur dalam verifikasi akurasi kredit atas persediaan yang dicatat
menentukan apakah persediaan yang tercatat memang ada pada tanggal neraca dan
dihitung dengan benar oleh klien. Pemeriksaan fisik merupakan jenis bukti penting
188
PORTOFOLIO AUDIT 2015
penghitungan persediaan.
Biaya yang digunakan untuk menilai persediaan harus diuji untuk menentukan
apakah klien mengikuti metode persediaan yang sesuai dengan SAK dan konsisten
dengan tahun-tahun sebelumnya. Prosedur yang digunakan auditor untuk
melakukan verifikasi biaya ini disebut pengujian harga. Sebagai tambahan auditor
harus melakukan pengujian kompilasi persediaan, yaitu pengujian untuk
Persediaan dan
pemindahan aset dan biaya
secara internal pergudangan
Persediaan dan
pengamatan fisik atas persediaan
pergudangan
Persediaan dan
penetapan harga dan kompilasi
persediaan pergudangan
189
PORTOFOLIO AUDIT 2015
Aktivitas yang terkait dengan persediaan dapat dirangkum dengan skema sebagai
berikut :
Utama
goods)
kadaluarsa, dan
rusak
Rekening-rekening yang terkait dengan siklus produksi dan persediaan, antara lain
sebagai berikut :
190
PORTOFOLIO AUDIT 2015
Utang dagang
Tujuan audit siklus produksi adalah untuk memperoleh bukti emngenai masing-
masing asersi signifikan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo siklus produksi.
Tujuan audit ditentukan berdasarkan atas ke lima kategori asersi laporan keuangn
yang dinyatakan oleh manajemen
191
PORTOFOLIO AUDIT 2015
sebenarnya.
Mengamati pergerakan
persediaan selama
perhitungan.
Melakukan (tracing)
menelusur daftar
persediaan dalam
192
PORTOFOLIO AUDIT 2015
skedul ke label
untuk memastikan
keberadaan dan
deskripsinya.
Completeness Barang sudah diterima Memeriksa persediaan Daftar observasi
Persediaan yang ada namun belum dicatat untuk mastikan sudah persediaan barang dan
dihitung dan diberi
sebagai pembelian. diberi label. pengujian perhitungan.
label, dan label
Pembelian dicatat Mengamati pergerakan Memo observasi
dihitung untuk
terlalu besar. persediaan selama persediaan.
memastikan tidak ada
yang hilang. Terdapat persediaan penghitungan.
Hanya persediaan yang yang hilang atau dicuri. Melakukan tanya jawab
ada yang benar-benar jika ada persediaan
dimasukkan dalam dilokasi lain.
skedul persediaan
Menghitung seluruh
label yang dipakai
193
PORTOFOLIO AUDIT 2015
dimasukkan.
Mencatat nomor label
dokumentasi auditor
untuk memastikan
pastikan bahwa
194
PORTOFOLIO AUDIT 2015
kotor).
Membandingkan
perhitungan fisik
dengan berkas utama
perpetual. Mencatat
195
PORTOFOLIO AUDIT 2015
mengenai barang
konsinyasi atau
persediaan milik
pelanggan yang
dimasukkan dalam
perhitungan klien.
Mewaspadai adanya
persediaan yang
196
PORTOFOLIO AUDIT 2015
atau di tandai (nilai persediaan seperti bahan karyawan pabrik dan Faktur persediaan.
realisasi) pembantu, tenaga kerja, manajemen dan Voucher-voucher ubtuk
overhead pabrik, biaya berhati-hati dengan pembelian barang.
semestinya.
Presentation and Disclosure Diversitas persediaan Melakukan pengujian Indikator uji
Persediaan digolongkan membuat masalah pengendalian. pengendalian
sebagaimana mestinya
untuk penentuan Melakukan pengujian Kartu penghitungan
dalam neraca sebagai
kualitas dan harga substantif. fisik.
aktiva lancar.
pasarnya. Bukti memorial.
Berbagai biaya produksi
telah tepat Lokasi penempatan Daftar hasil perhitungan
197
PORTOFOLIO AUDIT 2015
memadai.
198
PORTOFOLIO AUDIT 2015
BAB 3
AUDIT SIKLUS ASET TETAP
Aset tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat
ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan
kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual kembali. Karena kekayaan ini mempunyai
wujud, seringkali aset tetap disebut dengan aset tetap berwujud (tangible fixed
assets). Aset tetap dalam perusahaan manufaktur umumnya digolongkan menjadi :
5. Kendaraan
Pengujian substantif terhadap aset tetap dalam audit yang pertama kalinya
Adakalanya auditor menghadapi klien baru. Mungkin laporan keuangan klien ini
pernah diaudit oleh auditor independen lain dalam tahun sebelumnya, atau mungkin
juga laporan keuangan klien ini baru pertama kalinya diaudit oleh auditor
independen. Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam audit terhadap
aset tetap pada audit yang pertama kalinya :
yang bersangkutan dengan pemrolehan dan mutasi aset tetap sampai dengan
saat audit yang pertama dilaksanakan?
Jika laporan keuangan klien belum pernah diaudit oleh auditor independen lain, dan
audit yang sekarang ini merupakan audit yang pertama kalinya, auditor mempunyai
199
PORTOFOLIO AUDIT 2015
kewajiban untuk memverifikasi saldo awal aset tetap, untuk memperoleh keyakinan
yang diaudit. Semua bukti yang mendukung transaksi mutas aset tetap harus
diverifikasi oleh auditor. Oleh karena itu, tersedianya catatan aset tetap yang rinci
dan dokumen yang mendukung transaksi pemrolehan dan mutasi aset tetap di catat
didalam catatan aset tetap tersebut diperlukan oleh auditor dalam audit yang
pertama kali.
Jika laporan keuangan klien tahun sebekumnya telah diaudit oleh auditor
independen lain, kewajiban memverifikasi saldo awal aset tetap bagi auditor yang
baru menjadi lebih ringan. Jika laporan keuangan klien diberi pendapat wajar tanpa
auditor yang baru tersebut, titik berat pengujian substantifnya terhadap aset tetap
kemudian hanya dipusatkan pada transaksi mutasi aset tetap yang terjadi dalam
Tujuan pengujian substatif terhadap saldo aset tetap adalah sebagai berikut ;
1. Accuracy. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang
saldo aset tetap yang dicantumkan di dalam neraca dengan akun aset tetap
yang bersangkutan di dalam buku besar dan selanjutnya ke jurnal
200
PORTOFOLIO AUDIT 2015
4. Right and Obligation. Membuktikan hak kepemilikan klien atas aset tetap
yang dicantumkan di neraca.
tetap.
Inspeksi terhadap aset tetap.
201
PORTOFOLIO AUDIT 2015
Sebelum membuktikan apakah saldo aset tetap yang dicantumkan oleh klien di
dalam neraca sesuai dengan aset tetap yang benar-benar ada pada tanggal neraca,
auditor harus melakukan rekonsiliasi antara informasi aset tetap yang dicantumkan di
neraca didukung oleh catatan akuntansi yang dapat dipercaya. Oleh karena itu,
auditor melakukan 6 prosedur audit berikut ini dalam melakukan rekonsiliasi
1. Usut saldo aset tetap yang tercantum di neraca ke saldo akun aser tetap yang
bersangkutan di buku besar.
202
PORTOFOLIO AUDIT 2015
4. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting
bersangkutan.
6. Lakukan rekonsiliasi buku pembantu aset tetap dengan akun kontrol aset
PROSEDUR ANALITIK
Ratio berikut ini seringkali digunakan oleh auditor dalam melakukan pengujian
RATIO FORMULA
Ratio laba bersih dengan aset tetap Hasil penjualan bersih : Rata-rata saldo
aset tetap
Ratio aset tetap dengan modal saham Aset tetap : Modal saham
Ratio biaya reparasi dan pemeliharaan Biaya reparasi dan pemeliharaan : Hasil
tersebut.
3. Periksa ketepatan pisah batas (cut-off) transaksi aset tetap.
4. Lakukan review terhadap akun biaya reparasi dan pemeliharaan aset tetap.
203
PORTOFOLIO AUDIT 2015
1. Lakukan Inspeksi terhadap Tambahan Aset Tetap dalam Tahun yang di Audit.
Informasi mengenai tambahan aset tetap dalam tahun yang diaudit diperoleh
dari notulen rapat dewan komisaris atau direksi dan anggaran modal yang
dibuat oleh klien. Atas dasar informasi tersebut auditor kemudian
menganalisis pendebitan akun aset tetap dalam tahun yang diaudit untuk
memperoleh informasi lebih rinci mengenai tambahan aset tetap dalam tahun
yang diaudit ke dalam dokumen authorization for expenditure (AFE) dan bukti
kas keluar beserta dokumen pendukungnya (surat order pembelian, laporan
penerimaan barang, dan faktur dari pemasok). Informasi tambahan aset tetap
tersebut kemudian di inspeksi fisik aset tetapnya oleh auditor untuk
2. Periksa dokumen kontrak dan dokumen hak kepemilikan klien atas aset tetap.
Pembuktian hak kepemillikan atas aset tetap klien dilakukan oleh auditor
dengan :
204
PORTOFOLIO AUDIT 2015
karena transaksi penghentian pemakaian aset tetap dalam tahun yang diaudit
dengan melakukan prosedur berikut :
penarikan utang, dan aset tetap yang telah habis didepresiasi namun
masih digunakan dalam kegiatan perusahaan.
205
PORTOFOLIO AUDIT 2015
Bab 4
Merupakan dokumen yang dibuat oleh fungsi pembuat daftar gaji dan upah
bersamaan dengan pembuatan daftar gaji dan upa atau dalam kegiatan yang
206
PORTOFOLIO AUDIT 2015
Uang gaji dan upah yang diserahkankepada tiap karyawan dalam amplop gaji
dan upah.
kepada fungsi pembayaran gaji dan upah berdasarkan informasi dalam daftar
gaji dan upah yang diterima dari pembuat daftar gaji dan upah.
207
PORTOFOLIO AUDIT 2015
1 Exsistence and Occurence Penggajian tersebut *Periksa jumlah gaji dan upah untuk Daftar gaji dan upah
(Penggajian benar-benar ada) benar-benar tidak tahun berjalan , periode yang dicakup,
ada (Fiktif) dan tanggal pembayaran untuk Slip gaji
telah dicatat dan telah termasuk tidak dicatat, salah tahun berjalan yang meliputi saldo
dalam laporan keuangan yang catat, dan salah awal, PPh. Karyawan tahun berjalan,
208
PORTOFOLIO AUDIT 2015
Periksa voucher-voucher
pembayaran yang dibuat selama
tahun berjalan.
3 Right and Obligation Menggunakan gaji Dapatkan rincian jenis-jenis utang gaji Daftar gaji
(Hak atas gaji yang telah yang bukan haknya, yang ada pada akhir tahun berjalan.
dilaporkan benar-benar hak tidak mengakui Lakukan vouching terhadap dokumen- Dokumen yang
perusahaan dan gaji yang adanya kewajiban dokumen yang berhubungan. berhubungan dengan utang
dilaporkan dalam laporan perusahaan. gaji.
keuangan benar-benar
kewajiban)
209
PORTOFOLIO AUDIT 2015
5 Presentation and Disclosure Kesalahan Pertimbangkan pengungkapan yang Daftar gaji yang disajikan
(Pos-pos laporan keuangan dalam rinci untuk hal-hal yang berhubungan secara wajar.
telah diklasifikasikan, dijelaskan, memasukkan dengan utang gaji.
diterima belum
dicairkan.
210
PORTOFOLIO AUDIT 2015
BAB 5
PROSEDUR
Auditor dapat merancang program audit untuk mencapai tingkat resiko deteksi yang
dapat diterima untuk masing-masing asersi.
a. Prosedur Awal
1. Lakukan prosedur audit awal atas saldo akun utang jangka panjang yang
4. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber
posting dalam akun utang jangka panjang.
5. Usut saldo awal akun utang jangka panjang ke kertas kerja tahun yang lalu
6. Usut posting pendebetan dan pengkreditan akun utang jangka panjang ke
dalam jurnal yang bersangkutan.
beredar.
2. Divident pay out ratio, yaitu deviden kas dibagi dengan laba bersih.
211
PORTOFOLIO AUDIT 2015
kalangan birokrasi tertentu. Surat Keterangan Usaha atau biasa disingkat SKU
merupakan suatu syarat bagi pengusaha kecil dan mikro untuk mengajukan
kredit di bank atau lembaga keuangan lainnya. Dalam hal ini pihak bank atau
lembaga keuangan lainnya memberi syarat mutlak bagi pengusaha kecil dan
mikro untuk dapat memiliki Surat Keterangan Usaha jika ingin mengajukan
kredit modal kerja. Bagi pengusaha kecil dan mikro yang telah memiliki Surat
Keterang Usaha hanya berlaku 6 bualan dan 1 tahun, setelah itu mereka
diminta untuk mengurus kembali karena masa berlaku yang telah habis.
c. Rekening Tabungan
Rekening tabungan adalah rekening yang dikelola oleh nasabah pada bank
untuk tujuan mengumpulkan dana selama periode waktu tertentu. Hanya pemilik
rekening atau pihak berwenang yang dapat menarik dana yang disimpan di rekening
tabungan. Rekening ini memiliki suku bunga sederhana yang jauh lebih rendah
daripada yang berlaku pada Deposito.
d. Akad Kredit
Akad kredit adalah suatu bagian dari rangkaian proses kredit kepemilikan
dana secara keseluruhan, dalam akad kredit terdapat penjelasan dari pihak Bank
kepada calon debitur sehingga dokumen perjanjian yang akan ditandatangi benar-
benar dimengerti dan dapat disetujui kedua belah pihak. Akad kredit dilakukan
dan dianalisa oleh pihak Bank sehingga dapat diputuskan siapa saja yang kreditnya
disetujui.
212
PORTOFOLIO AUDIT 2015
1. Existence and Utang jangka Lakukan Rekening yang terkait adalah sebagai berikut:
panjang benar- benar-benar akun utang Utang atau kewajiban jangka panjang
benar ada) ada (Fiktif). jangka panjang lainnya
213
PORTOFOLIO AUDIT 2015
periode. jangka
panjang bank,
utang obligasi,
premi dan
diskonto
obligasi, utang
sewa, utang
pensiun, di
dalam buku
214
PORTOFOLIO AUDIT 2015
besar
yang tercantum
di dalam neraca
ke saldo akun
utang jangka
panjang yang
bersangkutan di
dalam buku
besar.
Hitung kembali
saldo akun utang
jangka panjang
di dalam buku
besar.
Lakukan review
terhadap mutasi
215
PORTOFOLIO AUDIT 2015
jumlah dan
sumber posting
dalam akun
utang jangka
panjang.
Usut saldo awal
akun utang
jangka panjang
ke kertas kerja
tahun yang lalu
Usut posting
pendebetan dan
pengkreditan
akun utang
jangka panjang
ke dalam jurnal
yang
216
PORTOFOLIO AUDIT 2015
bersangkutan.
2. Completeness Saldo utang Usut penerimaan Laporan penerimaan uang dari penarikan
(Semua terkait jangka panjang uang dari utang jangka panjang
217
PORTOFOLIO AUDIT 2015
yang dijaminkan
dalam penarikan
utang jangka
panjang.
Periksa polis
asuransi aktiva
yang dijaminkan
dalam penarikan
utang jangka
panjang.
Periksa
218
PORTOFOLIO AUDIT 2015
kepatuhan klien
terhadap
batasan-batasan
yang dikenakan
oleh kreditur.
Periksa dokumen
yang
mendukung
transaksi treasury
bond.
Verifikasi
perhitungan
bunga,
amortisasi remi
dan diskonto
obligasi, dan
utang bunga
obligasi.
219
PORTOFOLIO AUDIT 2015
220
PORTOFOLIO AUDIT 2015
kreditur dan
bond trustee.
dilaporkan sesuai prinsip berkaitan dengan Surat perjanjian utang jangka panjang.
benar-benar akuntansi yang utang jangka
221
PORTOFOLIO AUDIT 2015
terdapat di
dalamnya.
Konfirmasi dari
kreditur dan
bond trustee.
Penghitungan
kembali biaya
bunga.
and Disclosure jangka panjang perjanjian utang Surat perjanjian utang janka panjang.
(Pos-pos dan ekuiti jangka panjang Jurnal
222
PORTOFOLIO AUDIT 2015
provisi Pemeriksaan
penghentian terhadap
diungkapkan. bersangkutan
Semua fakta dengan utang
saham seperti
nilai pari,
lembar, dan
bagian treasury
stock
223
PORTOFOLIO AUDIT 2015
diungkapkan.
Semua fakta
mengenai
deviden telah
diungkapkan
termasuk
adanya stock
option, deviden
saham, stock
split dan
sebagainya.
224
PORTOFOLIO AUDIT 2015
BAB 6
audit. Untuk itu, auditor perlu menyusun laporan keuangan auditan (audited financial
statements), penjelasan laporan keuangan (notes to financial statements), dan
Penyusunan laporan keuangan auditan dilakukan oleh auditor melalui lima tahap,
yaitu :
penjelasan laporan keuangan klien. Jika klien menyetujui semua jurnal adjustment
yang diusulkan oleh auditor, dan menyetujui semua penjelasan yang diusulkan oleh
auditor didalam penjelasan laopran keuangan, maka laporan keuangan auditan dan
penjelasan laproan keuangan akan disajikan sebagai bagian dari laporan audit. Jika
tidak semua jurnal adjustment dan penjelasan laporan keuangan disetujui oleh klien,
auditor dapat mengubah pendapatnya sedemikian rupa sehingga mencerminkan
225
PORTOFOLIO AUDIT 2015
audit terhadap laporan keuangan tahun tertentu, namun tanggung jawab auditor
atas informasi tidak hanya terbatas pada tahun tersebut. Ia masih harus bertanggung
jawab atas peristiwa-peristiwa yang terjadi sesudahnya, yang jika peristiwa ini tidak
yang merupakan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam periode sejak tanggal neraca
sampai dengan tanggal selesainya pekerjaan lapangan.
tersebut kepada klien dan peristiwa kemudian yang tidak memerlukan adjustment
terhadap laporan keuangan auditan, tetapi memerlukan komentar dalam bentuk
catatan kaki di dalam laporan keuangan klien atau komentar di dalam laporan
keuangan audit.
jurnal adjustment yang akan di usulkannya kepada klien di dalam skedul pendukung
(supporting schedule). Dalam kertas kerja ini, auditor mencantumkan penjelasan
diringkas dalam skedul utama (lead schedule), sedangkan jurnal adjustment beserta
penjelasannya yang tercantum di dalam skedul pendukung di salin ke dalam kertas
kerja yang disebut daftar ringkasan jurnal adjustment (summary of adjusting journal
entries). Di dalam daftar ringkasan jurnal adjutment ini setiap jurnal adjustment
226
PORTOFOLIO AUDIT 2015
kemudian diberi nomor urut dan diberi indeks silang untuk menunjuk skedul
working trial balance, yang terdiri dari working balance sheet, dan working profit and
loss. Working balance sheet berisi akun-akun neraca, sedangkan working profit and
loss berisi akun-akun laba rugi. Working trial balance ini digunakan oleh auditor
untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan auditan (audited financial
statements). Jika semua jurnal adjustent nanti disetujui oleh klien, maka laporan
keuangan auditan inilah yang akan melampiri laporan audit yang diterbitkan oleh
auditor.
Auditor harus mereview dengan teliti semua jurnal adjustment yang trecantum
di dalam daftar ringkasan jurnal adjustment sebelum ia meninggalkan perusahaan
klien. Yang perlu diperhatikan oleh auditor dalam mereview jurnal adjustment
tersebut adalah :
1. Kebenaran akun yang di debit dan di kredit serta ketelitian perhitungan kurnal
berikutnya, bagi klien, dan bagi pihak lain dalam hal terjadi perkara pengadilan. Jika
auditor membatalkan pengajuan usul jurnal adjustment hanya sekadar membuat
senang hati klien, tindakan semacam ini merupakan pelanggaran terhadap etika
profesi dan kewajiban teknis auditor. Semua adjustment harus dibuat untuk
227
PORTOFOLIO AUDIT 2015
dibicarakan. Jika klien menyetujui jurnal adjustment yang diusulkan oleh auditor
maka tidak akan disajikan di dalam laporan audit. Hanya angka yang telah dikoreksi
dalam laporan keuangan auditnya, jika dampak peristiwa tersebut terhadap laporan
keuangan audit material, sehingga diperkirakan jika auditor tidak berbuat demikian,
1. Jumlahnya material.
pekerjaan lapangan.
228
PORTOFOLIO AUDIT 2015
dalam laporan keuangan klien dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
Keuangan Klien.
pada tanggal neraca dan juga kepada auditor dalam memverifikasi saldo akun
tersebut.
3. Penjualan equipment yang sudah tidak dipakai lagi dalam kegiatan usaha
klien, dengan harga dibawah bilai bukunya kini.
4. Penjualan surat berharga pada harga yang lebih rendah daripada cost yang
dicatat dalam buku klien.
229
PORTOFOLIO AUDIT 2015
sebelum tanggal neraca, tetapi peristiwa ini sangat penting sehingga memerlukan
penjelasan, meskipun tidak memerlukan adjustment terhadap laporan keuangan
klien. Umumnya peristiwa kemudian ini sudah cukup jika dijelaskan dalam catatan
kaki, tetapi kadang-kadang peristiwa ini sangat penting artinya sehingga
dalam laporan keuangan klien sebagai catatan kaki atau penjelasan didalam laopran
audit:
1. Penurunan harga pasar surat berharga yang dimiliki klien sebagai investasi
sementara.
2. Pengeluaran obligasi atau saham.
230
PORTOFOLIO AUDIT 2015
Terpengaruh
obligasi.
Penjualan surat berharga pada harga yang jauh
persediaan.
Perubahan metode penentuan harga persediaan.
231
PORTOFOLIO AUDIT 2015
dana.
Penilaian aktiva tetap.
dihasilkan.
6. Utang Lancar Komitmen pembelian yang bersifat luar biasa,
biasa.
Perubahan bentuk badan usaha, misalnya dari
sebaliknya.
9. Laba ditahan Pembagian dividen yang bersifat luar biasa, yang
232
PORTOFOLIO AUDIT 2015
biasa.
biasa.
Persyaratan yang ditetapkan oleh pasar modal.
kas dari penarikan kredit atau dari penjualan aktiva tetap yang jumlahnya
material.
7. Review transaksi yang material jumlahnya yang dicatat di dalam buku jurnal
memorial.
233
PORTOFOLIO AUDIT 2015
BAGIAN IX
PELAPORAN AUDIT
Proses audit berakhir dengan diterbitkannya laporan audit. Laporan audit disusun
setelah auditor menyelesaikan pekerjaan lapangan (audit field works). Terdapat dua
bentuk utama laporan audit, yaitu : laporan audit bentuk pendek dan laporan audit
klien. Kebutuhan klien ini biasanya ditentukan oleh kebutuhan dari pemakai laporan
audit (misalnya bank dan pemegang saham). Ditinjau dari isinya, laporan audit
Isi laporan audit bentuk pendek dibagi menjadi tiga bagian : (1) laporan audit,
(2) Laporsn keuangan auditan (audited financial statements), dan (3) penjelasan
laporan keuangan (notes to financial statements). Sebagaimana dijelaskan dalam
paragraf pengentar laporan audit bentuk baku, laporan keuangan auditan adalah
laporan audit bentuk pendek merupakan tanggung jawab manajemen pula. Dengan
demikian, hanya laporan audit yang merupakan tanggung jawab dari auditor.
Penyusunan isi laporan audit di dasarkan pada empat standar pelaporan yang
terdapat dalam standar auditing. Isi pernyataan pendapat auditor seperti yang
terdapat dalam laoran audit bentuk pendek yang sekarang digunakan oleh profesi
akuntan publik Indonesia merupakan hasil pengembangan laporan audit yang
dilakukan oleh profesi akuntan publik di USA. Isi kalimat yang tercantum dalam
pernyataan pendapat auditor merupakan pencerminan tanggung jawab akuntan
publik, yang semula hanya terbatas pada pemberi tugas, namun akhirnya
berkembang kepada masyarakat luas.
234
PORTOFOLIO AUDIT 2015
Setiap kata, frasa, dan kalimat yang dicantumkan dalam laporan audit
setiap kalimat yang terdapat dalam laporan audit, profesi akuntan publik Indonesia
perlu mempelajari sejarah pengungkapan tanggung jawab profesi akuntan publik di
USA .
yang diauditnya, auditor masih dapat memebrikan pendapat wajar atas laporan
keuangan auditan dengan pengecualian. Jika menurut pertimbangan auditor,
pendapat atau memberikan pendapat tidak wajar atas laporan keuangan auditan.
atas laporan keuangan, selesai dibuat dan mereka yang bertanggung jawab
atas laporan keuangan tersebut memeberikan persetujuannya.
235
PORTOFOLIO AUDIT 2015
Adapun menurut IAS 10, peristiwa setelah periode pelaporan yaitu sebagai berikut :
events after the reporting period). Peristiwa yang terjadi setelah tanggal
pelaporan yang merupakan indikasi yang timbul setelah periode pelaporan.5
penjaminan, restrukturisasi.
5
Ankarath, Mehta, Ghosh, dan Alkafaji, Memahami IFRS Standar Pelaporan Keuangan Internasional,
Penerbit Indeks, hal. 63-64.
236
PORTOFOLIO AUDIT 2015
Penyitaan aset oleh lembaga keuangan, penegak hukum, atau hancur karena
bencana.
dibuat.
Setiap peristiwa yang sudah atau sangat mungkin akan terjadi yang
dapat ditagih, persediaan dapat dijual, nilai aset tidak berwujud masih bisa
dipertahankan, dan seterusnya).
a. Jumlahnya material
b. Merupakan peristiwa yang penting dan bersifat luar biasa
237
PORTOFOLIO AUDIT 2015
Penyelesaian perkara hukum dengan jumlah yang berbeda dari jumlah yang
Contoh :
Penurunan harga pasar surat berharga yang dimiliki klien sebagai investasi
sementara.
Penerbitan obligasi atau saham.
Prosedur audit :
1. Pengujian cut-off. Prosedur ini merupakan bagian dari verifikasi saldo
238
PORTOFOLIO AUDIT 2015
menyusun laporan audit di kantor auditor dan tim audit tidak lagi dalam posisi dapat
mengetahui dengan mudah perubahan-perubahan yang terjadi dalam perusahaan
laporan audit atau laporan keuangan maka auditor dapat memilih menggunakan
tanggal ganda atau tanggal kemudian dalam laporan auditnya.
Dalam metode tanggal ganda, tanggung jawab auditor untuk peristiwa yang
terjadi setelah tanggal selesainya pekerjaan lapangan dibatasi pada peristiwa
tertentu yang secara spesifik disebut atau diungkapkan dalam laporan audit (atau
laporan keuangan). Contoh tanggal ganda : 10 Februari 2001, kecuali untuk catatan
kemudian.
Tujuan penggunaan tanggal ganda dalam laporan audit :
lapangan.
b. Untuk memberitahu pemakai laporan audit bahwa auditor hanya bertanggung
jawab atas peristiwa kemudian yang terjadi setelah tanggal neraca sampai
239
PORTOFOLIO AUDIT 2015
OPINI AUDITOR
Opini auditor terdiri atas 5 jenis (Mulyadi, 2002 :416) yaitu :
keuangan menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material sesuai dengan
prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia. Laporan audit dengan pendapat
wajar tanpa pengecualian diterbitkan oleh auditor jika kondisi berikut ini terpenuhi :
1. Semua laporan neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, dan
auditor.
3. Bukti cukup dapat dikumpulkan oleh auditor, dan auditor telah melaksanakan
bahasa penjelas yang lain) dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi
pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan auditan. Paragraf
penjelas dicantumkan setelah paragraf pendapat. Keadaan yang menjadi penyebab
240
PORTOFOLIO AUDIT 2015
secara wajar laporan keuangan, dalam semua hal yang material sesuai dengan
prinsip akuntansi diterima secara umum di Indonesia, kecuali untuk dampak hal-hal
lingkup audit.
2. Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari prinsip
Pendapat tidak wajar diberikan oleh auditor apabila laporan keuangan auditee
tidak menyajikan secara wajar laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi
241
PORTOFOLIO AUDIT 2015
klien.
Berikut ini merupakan contoh laporan audit bentuk baku.
242
PORTOFOLIO AUDIT 2015
Kepada Yth.
2005, serta laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas untuk
tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung
bebas dari salah saji material. Audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian,
bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan
keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan
estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian
laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan
dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
243
PORTOFOLIO AUDIT 2015
KEUANGAN tanggal 31 Desember 2005 dan hasil usaha serta arus kas untuk tahun
yanng berakhir pada tanggal 31 Desember 2005, sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan Indonesia.
4 Februari 2006
244
PORTOFOLIO AUDIT 2015
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin A. 2011, Jasa Audit dan Assurance Pendekatan Terpadu (Adaptasi
Arens, Alvin A. 2011, Jasa Audit dan Assurance Pendekatan Terpadu (Adaptasi
Indonesia), Buku 2, Penerbit Salemba Empat.
Randal J. Elder, Mark S. Beasly, Alvin A. Arens, dan Amir Abadi Jusuf, 2011, Jasa Audit
http://www.iapi.or.id/iapi/sejarah_iapi.php
http://en.wikipedia.org/wiki/Certified_Public_Accountant
http://en.wikipedia.org/wiki/Certified_General_Accountant
245
PORTOFOLIO AUDIT 2015
http://en.wikipedia.org/wiki/Chartered_Accountant
http:// perkembangan-profesi-akuntansi-di.html
http://www.iaiglobal.or.id/v02/tentang_iai.php?id=6
http://ilmuakuntansi.web.id/jenis-jenis-audit/
http://dedirisaldigemini04.wordpress.com/2012/06/02/5-pendapat-auditor/
246