Você está na página 1de 15

1

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan utama pembangunan kesehatan adalah untuk peningkatan derajat

kesehatan masyarakat yang optimal dalam mencapai suatu kehidupan sosial dan

ekonomi yang produktif. Dampak dari meningkatnya derajat kesehatan

masyarakat adalah peningkatan usia harapan hidup sehingga berpengaruh terhadap

peningkatan populasi usia lanjut dari tahun ke tahun (Maryam, Mia & Rosidawati,

2010).
Pada lanjut usia permasalahan yang menarik adalah kurangnya

kemampuan dalam beradaptasi secara psikologis terhadap perubahan yang terjadi

pada dirinya. Penurunan kemampuan beradaptasi terhadap perubahan dan stres

lingkungan sering menyebabkan gangguan psikososial pada lansia. Masalah

kesehatan jiwa yang sering muncul pada lansia adalah gangguan proses pikir,

dementia, gangguan perasaan seperti depresi, harga diri rendah, gangguan fisik

dan gangguan perilaku (Azizah, 2011).


Depresi adalah gangguan alam perasaan yang ditandai oleh kesedihan,

harga diri rendah, rasa bersalah, putus asa, perasaan kosong (Keliat, 1996 dalam

Reny 2014). Gejala depresi yang muncul pada lanjut usia seringkali dianggap

sebagai bagian dari pada proses menua. Studi di Eropa dan Amerika Serikat

mendapatkan prevalensi depresi pada populasi usia lanjut di masyarakat berkisar

antara 8- 15% dan hasil meta analisis dari laporan negara-negara di dunia

mendapatkan prevalensi teratas depresi pada usia lanjut di masyarakat adalah 13,5

% dengan perbandingan wanita : pria adalah 14,1 : 8, 6 (Kompas, 2008 dalam

Prasetya,Achir dan Herni 2013).


Penatalaksanaan depresi pada lansia yaitu mencakup terapi fisik dan terapi

psikologik. Terapi fisik terdiri dari terapi obat dan terapi Elektrokonvulsif (ECT).
2

Terapi psikologik terdiri dari psikoterapi, terapi kognitif, terapi keluarga dan terapi

relaksasi. Musik salah satu terapi relaksasi (Nita, 2008). Musik merupakan sebuah

ransangan pendengaran yang terorganisasi, terdiri atas melodi, ritme, harmoni,

warna (timbre), bentuk dan gaya. Musik memiliki kekuatan untuk mengobati

penyakit dan ketidakmampuan yang dialami seseorang.


B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan penelitian ini adalah

Apakah ada pengaruh terapi musik klasik terhadap depresi pada lansia di

Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Kota Jambi ? .


C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh terapi musik klasik terhadap tingkat

depresi pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Kota Jambi.
2. Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui tingkat depresi lansia sebelum diberikan terapi

musik klasik di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Kota Jambi.
b) Untuk mengetahui tingkat depresi lansia setelah diberikan terapi musik

klasik di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Kota Jambi.


c) Untuk mengetahui perbedaan tingkat depresi lansia setelah dan

sebelum diberikan terapi musik klasik di Panti Sosial Tresna werdha

Budi Luhur Kota Jambi.

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Desain penelitian Pre Eksperiment yang digunakan adalah one group pre

test and post test design yaitu pengukuran dilakukan sebanyak 2 kali yaitu

sebelum pemberian terapi musik di sebut pre testdan setelah pemberian terapi

musik di sebut post test (Notoatmodjo, 2012).


B. Waktu dan Tempat Penelitian
3

Penelitian ini dilakukan di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi

Luhur Kota Jambi. Waktu penelitian direncakan akan dilakukan pada bulan April

2016 hingga November 2016. Dengan waktu pengumpulan data penelitian

dilakukan pada bulan Mei-Juni 2016.


C. Populasi, Sampel dan Kriteria Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua lansia yang di PSTW Budi

Luhur Kota Jambi. Berdasarkan data atau test yang dilakukan jumlah lansia di

Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Kota Jambi adalah berjumlah 71 orang.
2. Sampel
Jenis sampel yang digunakan adalah Purporsive Sampling yaitu cara

pengambilan sampel untuk tujuan tertentu, sama halnya pada penelitian ini yaitu

peneliti mencari sampel pada lansia yang depresi yang akan dilakukan terapi

musik klasik. Penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota sampel

masing- masing antara 10 20 sampel (Sugiyono, 2014).


Pada penelitian ini responden hanya dalam satu kelompok, maka peneliti

mengambil sampel sebanyak 15 orang yang mengalami depresi.


3. Kriteria Sampel
a) Kritria inklusi
1) Lansia yang mengalami depresi ringan
2) Lansia yang bersedia menjadi responden
3) Lansia yang kooperatif atau dapat berkomunikasi dengan baik
4) Lansia yang memungkinkan dapat untuk mengikuti terapi atau yang tidak

memiliki gangguan atau cacat fisik.


b) Kriteria Eksklusi
1) Lansia yang tidak mengalami depresi
2) Lansia yang mengalami gangguan pendengaran, penglihatan dan cacat

fisik lainnya
3) Lansia yang sedang mengikuti terapi lain (mental spritual)
c) Kriteria drop out
Apabila responden tiba- tiba tidak bersedia mengikuti proses penelitian

sampai selesai atau sebanyak 3 kali percobaan maka responden belum dikatakan

sampel.
D. Pengumpulan Data
4

Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini yaitu data primer dan

data sekunder :
1. Data Primer yang dikumpulkan langsung dari responden melalui hasil

penilain menggunakan format laporan pengkajian GDS (Griatric Depression

Scale).
2. Data Sekunder yang dikumpulkan melalui data demografi dan karakteristik

responden yang berasal dari rekap data di PSTW Budi Luhur.


E. Pengolahan Data
Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan sistem komputerisasi (software

computer). Pengolahan data dilakukan untuk semua variabel yang ada dalam

kuesioner. Untuk mendapatkan informasi yang benar maka dilakukan pengolahan

data sesuai dengan tahapannya editing, Coding, Entry, dan Cleaning Data.
F. Instrumen Pengumpulan Data
Instrument penelitian yang digunakan adalah Geriatric Depression Scale

(GDS) yang diperkenalkan oleh Yesavage pada tahun 1983. Alat ini terdiri dari 30

poin pertanyaan di buat sebagai alat penapisan depresi pada lansia yang

mengukur minat aktifitas, perasaan sedih, perasaan sepi dan bosan, perasaan tidak

berdaya, perasaan bersalah, perhatian/konsentrasi dan semangat atau harapan

terhadap masa depan..


G. Etika Penelitian
Perlindungan subyek penelitian dilakukan dengan menghormati hak responden

dan memegang prinsip etik dalam penelitian. Persetujuan penelitian dilakukan

pada subyek sebelum penelitian dilaksanakan dan subyek penelitian

menandatangani informed consent sebagai bukti bahwa telah menyetujui untuk

berpartisipasi dalam penelitian. Subjek diberi kebebasan bila ingin memutuskan

untuk tidak melanjutkan berpartisipasi dalam penelitian kapanpun mau tanpa

tekanan. Kerahasiaan dijamin dengan cara : anonymity pada kuesioner, kode

diberikan untuk memberi tanda dan penyimpanan data dan pengolahan data

hanya oleh peneliti pertamaa


5

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum PSTW Kota Jambi


Pemerintah Provinsi Jambi melalui Dinas Sosial Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Provinsi Jambi berdasarkan peraturan daerah (PERDA) No.14

tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja dinass daerah Provinsi Jambi dan

PERGUB Provinsi Jambi No 1 tahun 2009 tentang Organisasi dan tata kerja Unit

Pelaksanaan Tekhnis Dinas (UPTD) dan Badan pada Dinas dan Badan Daerah

Provinsi Jambi, salah satu Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD) adalah Panti

Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Kota Jambi yang memberikan pelayanan dan

pembinaan kepada para lanjut usia yang terlantar di Provinsi Jambi.


Adapun Visi dari Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi adalah

Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia dalam Panti Sosial. Dan Misi dari Panti

Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi yaitu:


1. Mewujudkan Pelayanan Sosial Lanjut Usia dalam Panti
2. Mewujudkan Panti Sosial Lanjut Usia sebagai Pusat Informasi Usaha

Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia


3. Mewujudkan Panti Sosial Lanjut Usia Sebagai Pusat Pengembangan Usaha

Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia mewujudkan Panti Sosial Lanjut Usia

sebagai Pusat Pemberdayaan Lanjut Usia

Unit pelaksanaan Tekhnis Dinas Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur

Jambi, dalam kegiatan pelayanan dan pembinaannya di upayakan dilakukan

dengan sistematis, terarah terencana atas dasar pendekatan pekerjaan sosial.

Bentuk pelayanan yang dilaksanakan adalah :

1. Pelayanan Sosial (hubungan sosial)


2. Pelayanan Fisik (kebugaran)
3. Pelayanan Psikososial (rasa aman)
4. Pelayanan Keterampilan
6

5. Pelayanan Spritual (keagamaan)


6. Pelayanan Perawatan Kesehatan
Untuk melaksanakan kegiatan pelayanan pada UPTD Panti Sosial Tresna

Werdha Budi Luhur Kota Jambi dengan jumlah personil 25 orang yang terdiri

dari:
1. Pegawai Negeri Sipil 19 orang terdiri dari :
a. Pejabat struktural : 2 orang
b. Staf Pelaksana : 14 orang
c. Pejabat Fungsional : 3 orang
2. Petugas Honorer 8 orang terdiri dari :
a. Satpam : 1 orang
b. Sopir : 1 orang
c. Perawat : 2 orang
d. Operator komputer : 1 orang
e. Petugas kebersihan : 1 orang
f. Juru masak : 2 orang
Daya tampung pada UPTD Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi

sebanyak 71 (tujuh puluh satu) orang yang berasal dari kabupaten/Kota dalam

Provinsi Jambi. Jumlah lansia yang Berada pada Panti Sosial ini berjumlah 71

orang dengan jumlah laki- laki 38 lansia dan perempuan berjumlah 33 lansia.
Lokasi UPTD panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Kota Jambi

memiliki luas 6.500 m2 yang terletak di Jl. Pangeran Hidayat, Paal V,

Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi membina Lansia sebanyak 71 orang.

B. Karakteristik Responden
Berikut ini akan disajikan hasil penelitian karakteristik responden adalah

sebagai berikut:
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Usia Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha
Budi Luhur Kota Jambi

No Umur Frekuensi (f) Presentase (%)


1 61-70 tahun 2 13,3
2 71-80 tahun 8 53,3
3 81-90 tahun 5 33,3
Jumlah 15 100
Sumber: Data primer yang di olah

Tabel diatas menunjukan bahwa usia responden sebagian besar pada usia

71 80 tahun sebanyak 8 orang (53,3%) dari 15 responden.


7

Tabel 5.2 distribusi frekuensi tingkat pendidikan lansiaPanti Sosial


Tresna Werdha Budi Luhur Kota Jambi

Pendidikan Frekuensi (f) Persentase (%)


SD 6 40
Tidak sekolah 9 60
Jumlah 15 100
Sumber: data primer yang di olah

Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa responden sebagian besar atau

lebih darisetengahnya tingkat pendidikannya tidak sekolah pada 9 lansia (60%)

dari 15 lansia.
C. Hasil Analisa Univariat
Hasil analisa univariat untuk mengetahui skor depresi ringan pada lansia

sebelum dan setelah diberikan terapi musik klasik di Panti Sosial Tresna Werdha

Budi Luhur Kota Jambi.


Berdasarkan hasil pre-test dan post-test yang dilakukan pada lansia

tentang terapi musik klasik panti sosial tresna werdha budi luhur kota jambi

sebanyak 15 responden diketahui bahwa rata-rata skor depresi ringan pada lansia

sebelum dan sesudah diberikan Terapi Musik Klasik dapat dilihat pada tabel 5.3

berikut :
Tabel 5.3 Jumlah Tingkat Depresi Ringan Sebelum (pre- test) dan
Sesudah(post- test) Diberikan Terapi Musik Klasik pada
lansia di PSTW Budi Luhur Kota Jambi

Depresi Frekwensi (f)/15 Persentase (100%)


Pre- test Tidak deprsi 0

Depresi ringan 15 100

Depresi sedang 0

Depresi berat 0
Post- test Tidak deprsi 4 26,66

Depresi ringan 11 73,33

Depresi sedang 0
8

Depresi berat 0
Sumber: Data primer yang di olah
Berdasarkan Tabel 5.3 diketahui bahwa semua lansia yang menjadi

responden sebelum (pre-test)dilakukan terapi musik mengalami depresi ringan.

Setelah (post- test)dilakukan terapi musik didapatkan hasil bahwa 4 lansia tidak

mengalami depresi lagi selebihnya masih mengalami depresi ringan, namun

mengalami perubahan atau penurunan skor depresinya. Untuk mengetahui

skornya, lihat pada master data pada lampiran.

Tabel 5.4 Jumlah penurunan skor tingkat depresi sebelum (pre- test)
dan Sesudah(post- test) Diberikan terapi musik klasik
dengan menggunakan pengkajian GDS pada lansia di
PSTW Budi Luhur Kota Jambi

Penuruna Skor GDS n (%)


1 3 20
2 6 40
3 5 33,3
4 1 6,66
Jumlah 15 100
Sumber: Data primer yang di olah

Bersdarkan tabel 5.4 diketahui bahwa semua responden mengalami

penuruan skor dengan skor terendah 1 pada 3 responden atau sekitar 20% dan

skor tertinggi 4 pada pada 1 lansia atau sekitar 6,66%.


D. Hasil Analisa Bivariat
Berdasarkan hasil penelitian diketahui pengaruh terapi musik klasik

terhadap depresi ringan pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur

Kota Jambi dapat di lihat dalam tabel 5.5 :


9

Tabel 5.5 Diketahui Pengaruh Terapi Musik Klasik terhadap Depresi


Ringan pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur
Kota Jambi

Variabel Mean Z p- Value


uji Wilcoxon
Rank
Depresi sebelum perlakuan 8,00
-3,449 0,001
Depresi setelah perlakuan 0
Sumber: Data primer yang di olah

Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui bahwa hasil uji Wilcoxon diperoleh

nilai Z score = -3,449 p= 0,001 (p< 0,05), sehingga keputusan yang diambil

adalah Ho di tolak. Ho di tolak berarti ada pengaruh terapi musik musik klasik

terhadap depresi ringan pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur

Kota Jambi.

E. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan bahwa semua responden yang

berjumlah 15 orang sebelum (pre- test) dilakukan terapi musik kalsik mengalmi

depresi ringan dan etelah (post- test) dilakukan terapi musik dari ke 15 responden

tersebut di dapatkan bahwa 4 lansia tidak mengalami depresi lagi dan 11 nya

masih dalam keadaan depresi ringan, namun mengalami perubahan dan

penurunan skor depresinya. Pada saat pengakjian pre- test, di ketahui bahwa

lansia- lansia yang mengalami depresi ringan tersebut dengan gejala sebagian

besar sering merasa kesepian, di mana selain tidak mempunyai keluarga, juga

responden tidak bergaul dengan sesama penghuni panti, sering gelisah, nafsu

makan menurun, sulit berkonsentrasi, mudah putus asa, tidak semangat, sulit tidur

dan berpikiran negative tentang diri sendiri. Pada saat pengkajian post-

testdiketahui bahwa lansia yang tidak lagi mengalami depresi ringan dan yang

masih mengalami depresi namun mengalami perubahan dan penurunan skor


10

depresi nya bahwa tanda dan gejala tersebut sebagian besar sudah berkurang

walaupun tidak semuanya seperti lansia tersebut mengatakan sekarang tidak lagi

kesepian, tidak gelisah, tidak merasa bosan, bahagia dan tidak lagi memikirkan

hal- hal yang negative terhadap diri sendiri.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa lansia yang paling banyak

mengalami depresi ringan dari ke 15 lansia tersebut sebagian besar berusia

berusia antara 71-80 tahun pada 8 lansia, 5 lansia (33,3%) berusia antara 81-90

tahun, dan 2 lansia (13,3%) berusia antara 61-70 tahun. Faktor usia bisa

dihubungkan dengan faktor depresi pada lansia yaitu pada faktor pendekatan

fisiologis yang menerangkan bahwa depresi terjadi karena aktifitas neurologis

yang rendah pada sinaps- sinaps otak yang berfungsi mengatur kesenangan.

Responden yang mengalami depresi, tingkat pendidikannya sangat rendah, yaitu

tingkat pendidikan Sekolah Dasar sebanyak 6 lansia (40%) dan yang tidak

berpendidikan sebanyak 9 lansia (60%). Tingkat pendidikan akan mempengaruhi

cara seseorang dalam membangun hubungan komunikasi dan pendidikan yang

rendah akan muncul perasaan kurang puas terhadap kehidupan sehingga

terjadilah depresi (Afifah dkk, 2014)

Dengan mendengarkan musik, seseorang akan merasakan kondisi yang

rileks dan perasaan yang nyaman. Terapi musik berperan sebagai salah satu

tekhnik relaksasi untuk memperbaiki atau memlihara, mengembangkan mental,

fisik dan kesehatan emosi. Keuntungan terapi musik klasik dibandingkan dengan

terapi yang lain adalah mampu mempengaruhi kemampuan bahasa dan

konsentrasi yang akhirnya berakibat pada hilangnya kualitas hidup dan

peningkatan konsentrasi. Sehingga musik dapat mengembalikkan kemampuan

tersebut pada penderita depresi (Djohan, 2006 dalam Marzuki,2010)


11

Musik dapat menyeimbangkan gelombang otak. Gelombang otak dapat

dimodifikasi oleh musik ataupun suara yang ditimbulkana sendiri. Musik klasik

menghasilkan gelombang alfa yang menenangkan yang dapat meransang sistem

jaringan neuron otak. Gelombang alfa dicirikan dengan kesadaran biasa dan

ketenangan dengan dengan frekuensinya 8 12 Hz dan terjadi pada saat

seseorang yang mengalami relaksasi atau mulai istirahat. Gelombang otak yang

tenang dapat mempengaruhi kejiwaan seseorang. Gelombang otak Alpha juga

terjadi ketika kita mengalihkan perhatian kita ke dalam, jauh dari urusan dan

masalah realitas fisik sehari-hari. Gelombang Alpha dapat muncul dengan mata

terbuka dan fokus pada satu tempat, namun bagi kebanyakan dari kita gelombang

Alpha terjadi lebih mudah dengan mata tertutup (ketika mata tertutup maka kita

lebih mudah untuk menghindari gangguan dari luar) (Nicholas dan Humenick,

2002 dalam Marzuki, 2010).

Berdasarkan hasil penelitian dan master data, bahwa pertanyaan GDS

(Geriatric Depression Scale)yang rata- rata berubah skornya dari pre- test dan

post- test nya yaitu pertanyaan no. 4 (Apakah bapak/ ibu sering merasa bosan), 15

(Apakah bapak/ ibu pikir bahwa hidup bapak/ibu menyenangkan), 21 (Apakah

bapak/ ibu merasa penuh semangat), dan 26 (Apakah bapak/ ibu sulit

berkonsentrasi), sehingga peneliti berpendapat bahwa terapi musik cocok untuk

lansia yang sering merasa bosan, kurang menyenangkan, kurang semangat, sulit

berkonsentrasi dan sebagainya.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa terapi musik klasik dapat

mempengaruhi depresi ringan pada lansia di PSTW Budi Luhur Kota jambi, hal

ini dibuktikan dengan adanya penurunan skor depresi yang signifikan antara pre-

test dan post- test pemberian intervensi terapi musik, selain itu hal ini juga
12

ditujukkan dari hasil uji Wilcoxson diperoleh nilai Z score = -3,449 p= 0,001 (p<

0,05), sehingga keputusan yang diambil adalah Ho di tolak. Ho di tolak berarti

ada pengaruh terapi musik musik klasik terhadap depresi ringan pada lansia di

Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Kota Jambi.

penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh M. Bambang

Marzuki (2010) Pengaruh terapi musik klasik terhadap tingkat depresi pada lansia

di Unit Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo Kecamatan Ungaran Kabupaten

Semarang. Hasil penelitian didapatkan p-value 0, 037 <0,05. Maka disimpulkan

ada pengaruh terapi musik klasik terhadap tingkat depresi pada lansia di Unit

Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo Kecamatan Unggran Kabupaten Semarang.

F. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pre-eksperiment berupa rancangan

one group pre-test dan post- test dimana pengukuran dilakukan dua kali yaitu

sebelum dilakukan terapi musik dan setelah dilakukan terapi musik. memberikan

terapi musik klasik sebanyak tiga kali terhadap responden, sehingga kebenaran

dan kualitas data ssangat tergantung dari kejujuran responden dalam menjawab

pertanyaan yang diajukan dan tergantung penerimaan responden terhadap terapi

musik yang diberikan oleh peneliti. Selain itu terdapat faktor lain dalam

melakukan penelitian atau terapi musik ini yaitu seperti kondisi atau setting

ruangan yang tidak kondusif atau tidak efeftif seperti kebisingannya bagi peneliti

tidak dapat mengatasinya.


13

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian tentang pengaruh terapi musik klasik terhadap

depresi ringan pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Kota Jambi

didapatkan kesimpulannya adalah sebagai berikut :


1. Tingkat depresi lansia sebelum diberikan terapi musik klasik, sebanyak 15

lansia (100%) memiliki depresi ringan.


2. Tingkat depresi lansia setelah diberikan terapi musik klasik, sebanyak 4

lansia (26,67%) tidak depresi, dan sebanyak 11 lansia (73,33%) masih

depresi ringan namun mengalami penurun skor..


3. Ada pengaruh depresi lansia sebelum dan setelah diberikan terapi musik

klasik di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Kota Jambi dengan uji

statistik Wilcoxson diperoleh nilai Z score = -3,449 p= 0,001 (p< 0,05)


B. SARAN
1. Bagi PSTW Kota Jambi
14

Penelitian ini diharapkan agar pihak panti dapat untuk melaksanakan dan

menerapkan secara rutin terapi musik klasik ini terhadap deprsi pada lansia

sebagai intervensi keperawatan.


2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan agar institusi pendidikan dapat menambahkan referensi

bacaan bagi mahasisa tentang terapi musik terhadap depresi pada lansia untuk

kebutuhan mahasiswa.
15

DAFTAR PUSTAKA

Afifah, H. N. 2014. Efektivitas Terapi Musik Terhadap Penurunan Skor Depresi Pada
Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Mulia Dharma Kabupaten Kubu
Rayahttp://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmkeperawatanFK/article/view/52
7 Di akses pada tanggal 2April 2015

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:


Rineka Cipta

Azizah, Lilik Marifatul.2011.Keperawatan Lanjut Usia.Yogyakarta:Graha Ilmu.

Maryam, Siti et all. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Lansia. Jakarta Timur: CV.
Trans Info Media

Marzuki, M. B. 2010. Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Tingkat Depresi Pada
Lansiia di Unit Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo Kecamatan Ungaran
Kabupaten
Semarang.http://perpusnwu.web.id/karyailmiah/documents/3562.pdf. Di
akses tanggal 2 April 2015.
Padila.2013.Buku Ajar Keperawatan Gerontik.Yogyakarta:Nuha Medika.

Prasetya, A. S, Hamid, A.Y. S, susanti, H. 2013. Penurunan Tingkat Depresi Klien


Lansia dengan Terapi Kognitif dan Senam Latih Otak di Panti Werdha.
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
Depok.http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmkeperawatanFK/article/view/
6032di akses tanggal 3 April 2015

Purbowinoto, S.E. 2013. Pengaruh Terapi Musik Terhadap Perubahan Tingkat


Depresi Pada Lansia Di PSTW Budi Luhur Kasongan, Bantul
Yogyakarta.https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/3620
/SRI%20PURBO-KARTINAH%20Fix.pdf?sequence=1.Di akses tanggal
1 April 2015.

Você também pode gostar