Você está na página 1de 48

ANGGARAN DASAR/

ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART),


PROGRAM KERJA
DAN KODE ETIK AHLI GIZI

PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA

DEWAN PIMPINAN DAERAH ACEH

2015
KATA PENGANTAR

Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga


(AD/ART) adalah pedoman/ landasan operasional
dalam menjalankan organisasi sesuai dengan hasil
Kongres Nasional XIV PERSAGI di Yogyakarta, 25
November 2014. AD/ART ini mengacu pada AD/ART
Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Persagi tanpa diubah/
ditambahkan dan sesuai dengan format AD/ART
Persagi.
Terima Kasih kepada Tim penyusun dan
berbagai pihak yang telah menyusun buku ini. Kritik
dan saran dari berbagai pihak sangat diharapkan
untuk penyempurnaan lebih lanjut.

Banda Aceh, Mei 2015


Ketua DPD PERSAGI ACEH

H. Ampera Miko, DNCom, MM


ANGGARAN DASAR/
ANGGARAN RUMAH TANGGA
( AD/ART )

1
PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA

Mukadimah

Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami para


Ahli Gizi menyadari akan rasa tanggung jawab penuh
dan kewajiban kami terhadap bangsa Indonesia
dalam melanjutkan perjuangan mengisi
kemerdekaan Indonesia, demi tercapainya
kehidupan rakyat yang sehat, adil dan makmur.

Bahwa untuk mencapai kehidupan rakyat yang sehat,


adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-
undang Dasar 1945, perlu ditingkatkan
pengamalan Profesi Ahli Gizi kepada masyarakat
dengan berpegang teguh kepada Kode Etik Ahli Gizi
Indonesia.

Atas dasar ini kami menyatukan diri dalam satu


organisasi Persatuan Ahli Gizi Indonesia dengan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
sebagai berikut :

2
BAB I
NAMA DAN LAMBANG ORGANISASI
Pasal 1
Nama

Organisasi ini bernama Persatuan Ahli Gizi Indonesia


(Indonesian Nutrition Association) disingkat PERSAGI.

Pasal 2
Lambang Organisasi

1. Lambang organisasi dan artinya terdapat dalam


penjelasan AD/ART.
2. Tulisan dalam Lambang PERSAGI adalah Svastha
Harena yang berarti Kesehatan Melalui Gizi.
3. Pataka Svastha Harena adalah lambang
kehormatan PERSAGI.
4. Tata cara penggunaan Lambang dan Pataka Svastha
Harena PERSAGI diatur oleh Keputusan DPP.

3
2
BAB II
WAKTU PENDIRIAN DAN KEDUDUKAN

Pasal 3
Waktu Pendirian

PERSAGI didirikan di Jakarta pada tanggal 13 Januari


1957, untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.

Pasal 4
Kedudukan
Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PERSAGI berkedudukan di
ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia, Dewan
Pimpinan Daerah (DPD) berkedudukan di ibukota
Provinsi dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC)
berkedudukan di ibu kota Kabupaten/Kota.

BAB III
AZAS
Pasal 5

PERSAGI berazaskan Pancasila.

BAB IV
TUJUAN, UPAYA, DAN SIFAT
Pasal 6
Tujuan
PERSAGI bertujuan untuk:

4
1. Membina dan mengembangkan kemampuan
professional anggota.
2. Mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni di bidang gizi pang an se rta bidang lain nya
yang terkait.
3. Meningkatkan status gizi individu dan kelompok
melalui gizi klinik, gizi institusi dan gizi masyarakat
4. Meningkatkan kesejahteraan anggota.
Pasal 7
Upaya

Ruang lingkup upaya PERSAGI meliputi :


1. Memfasilitasi pengembangan kemampuan
profesional bagi para anggota.
2. Memelihara dan membina penerapan kode etik ahli
gizi dan standar profesi ahli gizi
3. Meningkatkan mutu pendidikan, penelitian,
pelayanan dan pengembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni di bidang gizi pangan serta ilmu-
ilmu terkait.
4. Memperjuangkan dan memelihara kepentingan
serta kedudukan ahli gizi sesuai dengan harkat dan
martabat profesi ahli gizi.
5. Melakukan kemitraan dengan pihak-pihak terkait
yang tidak bertentangan dengan kode etik ahli gizi
6. Membantu perorangan dan masyarakat dalam
mewujudkan gizi yang baik sesuai daur kehidupan.
7. Memberi rekomendasi kepada pemerintah untuk
meningkatkan status gizi masyarakat.

5
2
Pasal 8
Sifat

PERSAGI adalah organisasi profesi ahli gizi yang


menghimpun para ahli gizi Indonesia, bersifat
independen, nirlaba, serta dijiwai oleh kode etik ahli
gizi dan standar profesi ahli gizi.

BAB V
STATUS DAN PERAN

Pasal 9
Status

PERSAGI merupakan organisasi profesi ahli gizi di


Indonesia.

Pasal 10
Peran

PERSAGI berperan dalam :


1. Pengembangan anggotanya.
2. Peningkatan keadaan mutu gizi perorangan dan
masyarakat berdasarkan pedoman gizi seimbang.

BAB VI
KEANGGOTAAN

Pasal 11

Anggota PERSAGI terdiri dari :

6
a. Anggota biasa;
b. Anggota luar biasa.

BAB VII
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 12
Kekuasaan

Kekuasaan tertinggi organisasi berada pada Kongres.

Pasal 13
Struktur Kepemimpinan

Struktur kepemimpinan organisasi adalah Dewan


Pimpinan Pusat (DPP), Dewan Pimpinan Daerah
(DPD), dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC).

Pasal 14
Badan Khusus

1. DPP membentuk badan di Pusat yang terdiri dari :


a. Kolegium Ilmu Gizi Indonesia selanjutnya
disingkat KIGI;
b. Majelis Kehormatan Etik Ahli Gizi.

2. DPD dapat membentuk badan khusus dengan


persetujuan DPP.

7
2
BAB VIII
PERBENDAHARAAN

Pasal 15
Harta Benda PERSAGI diperoleh dari :
a . I uran Ang got a;
b . Sumbangan yang tidak mengikat dan usaha-
usaha lain yang sah serta tidak bertentangan
dengan kode etik ahli gizi.

BAB IX
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN
PEMBUBARAN
Pasal 16
Perubahan Anggaran Dasar

Perubahan anggaran dasar hanya dapat dilakukan oleh


Kongres.

Pasal 17
Pembubaran Organisasi

Pembubaran organisasi hanya dapat dilakukan


melalui Kongres yang diadakan khusus untuk
maksud tersebut atas usul dari sekurang-kurangnya
setengah ditambah satu dari jumlah DPD.

8
2
BAB X
ATURAN TAMBAHAN DAN PENGESAHAN

Pasal 18
Hal-hal Lain

Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar (AD)


ini dimuat dalam Anggaran Rumah Tangga (ART) atau
Keputusan DPP.

Pasal 19
Pengesahan Anggaran Dasar
Pengesahan Anggaran Dasar ditetapkan oleh Kongres.

9
2
ANGGARAN RUMAH TANGGA
(ART)
PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA

Pasal 1
Keanggotaan
Anggota PERSAGI adalah sebagai berikut :
1. Anggota PERSAGI terdiri dari anggota Biasa dan
Anggota Luar Biasa.
2. Anggota Biasa sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) adalah Ahli Gizi yang terdiri: Nutrisionis dan
Dietisien.
3. Anggota Luar Biasa sebagaimana dim aksud
pada ayat (1) adalah profesi disiplin ilmu lain yang
terkait gizi dan berminat menjadi anggota.
4. Tenaga Profesi Gizi Asing yang bekerja di
Indonesia setelah memenuhi persyaratan yang
berlaku di bidang tenaga kerja asing dapat
mengajukan sebagai anggota luar biasa.

Pasal 2
Tata Cara Penerimaan Anggota

1. Anggota Biasa dan Anggota Luar Biasa


menyatakan permohonan tertulis kepada Dewan
Pimpinan Cabang.
2. Apabila DPC belum terbentuk, permohonan
tertulis diajukan kepada DPD.
3. Anggota diberikan kartu anggota oleh DPD atas

10
2
usulan DPC.
4. DPD Wajib melaporkan data keanggotaan
kepada DPP.

Pasal 3
Kewajiban Anggota

Anggota PERSAGI mempunyai kewajiban :


1. Mematuhi AD/ART, dan kode etik Ahli Gizi serta
keputusan- keputusan yang dikeluarkan oleh
PERSAGI.
2. Membayar uang iuran bulanan yang besar dan
proporsinya ditetapkan oleh DPP.

Pasal 4
Hak-hak Anggota
1. Anggota Biasa PERSAGI mempunyai hak-hak :
a. Mengemukakan pendapat;
b. Bertanya dan mengusulkan sesuatu dengan
lisan atau tertulis;
c. Me mb e l a di ri ;
d. Memilih dan dipilih dalam pemilihan Pengurus
Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan
Daerah dan Dewan Pimpinan Cabang;
e. Memiliki kartu anggota dengan format
standar yang dikeluarkan oleh DPP;
f. Mendapat perlindungan hukum dalam
menjalankan tugas- tugas keprofesian;
g. Mengikuti semua kegiatan organisasi.

11
2
2. Anggota Luar Biasa mempunyai hak-hak :
a. Mengemukakan pendapat;
b. Bertanya dan mengusulkan sesuatu dengan
lisan atau tertulis;
c. Me mb e l a di ri ;
d. Memiliki kartu anggota dengan format
standar yang dikeluarkan oleh DPP;
e. Mengikuti semua kegiatan organisasi.

Pasal 5
Pemberhentian Anggota
Tata cara pemberhentian anggota :
1. Pemberhentian anggota atas permintaan sendiri
hanya dapat dilakukan dengan pemberitahuan
secara tertulis kepada Dewan Pimpinan Cabang.
2. Paling lama 6 bulan sesudah pemberhentian
sementara Dewan Pimpinan Cabang dapat
merehabilitasi atau mengusulkan pemberhentian
kepada Dewan Pimpinan Pusat untuk dikukuhkan
melalui DPD.
3. Dalam hal-hal luar biasa, Dewan Pimpinan
Pusat dapat melakukan pemberhentian langsung,
dan memberitahukannya kepada Dewan Pimpinan
Daerah.

Pasal 6
Dewan Pimpinan Pusat

1. Status :
a. Dewan Pimpinan Pusat adalah Badan tertinggi

12
10
PERSAGI.
b. Dewan Pimpinan Pusat terdiri dari: Dewan
Pembina, Ketua Umum, Sekretaris Jenderal,
Bendahara, beberapa Wakil Ketua Bidang dan
Sekretaris Bidang.
c. Masa jabatan Dewan Pimpinan Pusat adalah
5 (lima) tahun.
d. Ketua Umum DPP dapat dipilih kembali pada
periode berikutnya paling lama 2 (dua) periode
berturut-turut.
e. Ketua umum dipilih dan dilantik dalam
kongres.
f. Apabila Ketua Umum DPP berhalangan
tetap maka jabatan Ketua Umum terpilih
dilanjutkan oleh Sekretaris Jenderal sampai
masa jabatannya berakhir.
2. Wewenang :
a. Melaksanakan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga serta semua keputusan yang
telah ditetapkan dalam Kongres.
b. Mengumumkan kepada seluruh DPD yang
menyangkut pengambilan keputusan
organisasi ataupun perubahan keputusan
Kongres dalam situasi mendesak, kemudian
mempertanggung jawabkan kepada Kongres
berikutnya.
c. Melakukan dan membina hubungan yang baik
dengan Pemerintah, organisasi profesi lain,
swasta di dalam maupun luar negeri.

13
10
d. Menyelenggarakan Kongres.
e. Memberikan penghargaan PERSAGI kepada
tokoh-tokoh yang berjasa dalam bidang gizi
yang ketentuannya diatur lebih lanjut.

3. Tata Cara Pengelolaan :


a. Ketua Umum dikukuhkan oleh Kongres.
b. Dewan Pimpinan Pusat yang baru menjalankan
tugasnya segera setelah dilakukan serah
terima dengan Dewan Pimpinan Pusat yang
lama.
c. Serah terima kepengurusan dilakukan paling
lambat dalam kurun waktu 30 hari setelah
Kongres.
d. DPP menjabarkan program kerja yang
diamanatkan oleh kongres selama 5 (lima)
tahun kepengurusannya dan disampaikan
kepada DPD.
e. Untuk menyelenggarakan kegiatannya Dewan
Pimpinan Pusat harus mengadakan rapat-rapat
berupa Rapat Pleno, Rapat Pleno diperluas,
Rapat Pleno Terbatas serta Rapat Pengurus
Harian Tetap.
f. Rapat Pleno dihadiri oleh segenap anggota
Dewan Pimpinan Pusat dan diadakan sekali
dalam enam bulan.
g. Rapat Pleno Diperluas dihadiri oleh Dewan
Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Daerah dan
Dewan Pembina, dilaksanakan sekurang-
kurangnya satu kali dalam satu periode

14
10
kepengurusan.
h. Rapat Pleno Terbatas dihadiri oleh anggota
Dewan Pimpinan Pusat, dan diadakan
sekurang-kurangnya sekali dalam enam bulan.
i. Rapat Pengurus harian dihadiri sekurang-
kurangnya oleh Ketua, Sekretaris Jenderal, dan
Bendahara dan diadakan setiap kali
diperlukan.
j. Hal-hal yang belum tercantum dalam
tata cara pengelolaan ini diatur dalam suatu
peraturan tersendiri oleh DPP sepanjang tidak
bertentangan dengan tata cara pengelolaan ini.

Pasal 7
Kolegium Ilmu Gizi Indonesia (KIGI)
1. KIGI dibentuk melalui rapat pleno DPP
PERSAGI dan ditetapkan oleh Ketua Umum
DPP PERSAGI.
2. KIGI dalam menjalankan tugas
bertanggungjawab kepada Ketua Umum DPP
PERSAGI.
3. Tugas Pokok KIGI adalah mengembangkan
keilmuan bidang pendidikan, penelitian,
pengembangan dan pengabdian di bidang gizi.
4. Keanggotaan KIGI terdiri dari komponen Institusi
Pendidikan Ilmu Gizi (D3, D4, S1 dan Pasca
Sarjana), Pengguna, dan Pakar Gizi yang jumlah
dan susunan dan tatalaksananya ditentukan oleh
Ketua Umum DPP, atas usulan peer group.

15
10
2
5. Masa jabatan KIGI sesuai dengan masa jabatan
DPP.
6. Administrasi dan pembiayaan untuk pelaksanaan
kegiatan KIGI difasilitasi DPP PERSAGI.

Pasal 8
Majelis Kehormatan Etik Ahli Gizi

1. Majelis Kehormatan Etik Ahli Gizi dibentuk melalui


rapat pleno DPP PERSAGI dan ditetapkan oleh
Ketua Umum DPP PERSAGI.
2. Majelis Kehormatan Etik Ahli Gizi dalam
menjalankan tugas bertanggungjawab kepada
Ketua Umum DPP PERSAGI.
3. Tugas pokok Majelis Kehormatan Etik Ahli Gizi
adalah: melakukan pengawasan pelaksanaan
kode etik ahli gizi, mewakili DPP pada
pembelaan kepada anggota dalam masalah
hukum yang berkaitan dengan pelaksanaan kode
etik, memberikan pertimbangan kepada ketua
umum DPP terhadap pelanggaran kode etik ahli
gizi.
4. Susunan dan tata laksana Majelis Kehormatan Etik
Ahli Gizi ditentukan oleh DPP PERSAGI.
5. Masa jabatan Majelis Kehormatan Etik Ahli Gizi
sesuai dengan masa jabatan DPP PERSAGI.
6. Administrasi dan pembiayaan untuk pelaksanaan
kegiatan Majelis Kehormatan Etik Ahli Gizi
difasilitasi DPP PERSAGI.

16
10
2
Pasal 9
Dewan Pimpinan Daerah
1. Status :
a. Di tingkat Provinsi yang mempunyai lebih dari
1 (satu) cabang dapat dibentuk Dewan Pimpinan
Daerah atas usul cabang-cabang yang
bersangkutan serta disetujui Dewan Pimpinan
Pusat.
b. Masa jabatan Dewan Pimpinan Daerah sama
dengan Dewan Pimpinan Pusat.
c. Ketua DPD dapat dipilih kembali pada periode
berikutnya paling banyak dua periode berturut-
turut.
d. Dewan Pimpinan Daerah sekurang-kurangnya
terdiri dari seorang Ketua, Sekretaris, dan
Bendahara.
e. Dewan Pimpinan Daerah adalah koordinator
dari Dewan Pimpinan Cabang-cabang.

2. Wewenang :
a. Mewakili Dewan Pimpinan Pusat pada tingkat
Provinsi.
b. Mengkoordinasikan Dewan Pimpinan
Cabang.
c. Membina hubungan dengan Instansi
terkait dan pemangku kepentingan (stake
holder) pada tingkat Propinsi.
3. Tata Cara Pengelolaan :

17
10
a. Dewan Pimpinan Daerah dipilih oleh Dewan
Pimpinan Cabang melalui musyawarah daerah
dan disahkan oleh Dewan Pimpinan Pusat.
b. Ketentuan tentang rapat pembentukan Dewan
Pimpinan Daerah diatur dalam peraturan
sendiri.
c. Dewan Pimpinan Daerah berkedudukan di
Ibukota Propinsi.
d. Untuk menyelenggarakan kegiatan, Dewan
Pimpinan Daerah harus melaksanakan rapat
koordinasi dengan Dewan Pimpinan Cabang
dan diadakan sekurang- kurangnya sekali
dalam 6 bulan.
e. Pengurus Dewan Pimpinan Daerah adalah
anggota biasa PERSAGI.
f. Hal-hal yang belum tercantum dalam
tata cara pengelolaan ini diatur dalam suatu
peraturan tersendiri sepanjang tidak
bertentangan dengan tata cara
pengelolaan ini oleh DPD PERSAGI.
Pasal 10
Dewan Pimpinan Cabang

1. Status :
a. Dewan Pimpinan Cabang merupakan kesatuan
organisasi yang dibentuk di kabupaten/kota.
b. Ahli Gizi yang bertempat tinggal di daerah
yang belum mempunyai Dewan Pimpinan
Cabang dapat menjadi anggota dari Dewan

18
10
2
Pimpinan Cabang yang terdekat.
c. Susunan kepengurusan Dewan Pimpinan
Cabang sekurang-kurangnya terdiri Ketua,
Sekretaris dan Bendahara.
d. Masa jabatan Dewan Pimpinan Cabang
berlangsung 5 (lima) tahun.
e. Ketua DPC dapat dipilih kembali pada periode
berikutnya paling banyak 2 (dua) periode
berturut-turut.

2. Wewenang :
a. Melaksanakan keputusan-keputusan Kongres
dan Rapat Anggota.
b. Memberi laporan kepada Dewan Pimpinan
Daerah tentang hasil kerja yang dilakukan
minimal satu kali enam bulan.
c. Membina hubungan dengan Instansi terkait
(stake holder) pada tingkat kabupaten/kota.
d. Bertanggung jawab kepada rapat anggota.

3. Tata Cara Pengelolaan :


a. Ketua Dewan Pimpinan Cabang terpilih
harus dapat menyusun kepengurusan dan
program kerja paling lambat 30 (tiga puluh) hari
selesainya rapat anggota.

b. Susunan kepengurusan Dewan Pimpinan


Cabang berasal dari anggota biasa.
c. Serah terima kepengurusan telah dilakukan
paling lambat dalam waktu 40 (empat puluh)

19
10
2
hari setelah selesai rapat.
d. Untuk menyelenggarakan kegiatannya
Pengurus Dewan Pimpinan Cabang harus
mengadakan rapat-rapat berupa Rapat Pleno
Diperluas dan Rapat Pleno Terbatas.
e. Rapat pengurus dihadiri oleh segenap
pengurus Dewan Pimpinan Cabang dan
diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam 3
bulan.
f. Hal-hal yang belum tercantum dalam
tata cara pengelolaan ini diatur dalam suatu
peraturan tersendiri oleh Dewan Pimpinan
Cabang.

Pasal 11
Bidang

1. Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Daerah


dan Dewan Pimpinan Cabang dapat membentuk
bidang sesuai kebutuhan organ isasi.
2. Ketua Bidang bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan program kerja sesuai bidangnya.

Pasal 12
Pedoman Organisasi dan Tata Laksana

Pedoman organisasi dan tata laksana PERSAGI


disusun oleh DPP selambat-lambatnya 3 bulan setelah
dilantik.

20
10
2
Pasal 13
Perhimpunan

1. Perhimpunan seperti Asosiasi Dietisien


Indonesia (AsDI) dibentuk dan dilantik oleh
PERSAGI sesuai dengan tingkat wilayah.
2. Dalam menjalankan tugasnya tunduk pada AD/ART
PERSAGI.

Pasal 14
Pembinaan dan Pengembangan Profesi
1. Dalam rangka meningkatkan profesionalisme ahli
gizi maka dilakukan pembinaan dan
pengembangan profesi secara berkala dan
berjenjang.
2. Pelaksanaan sebagaimana dim aksud pada ayat
(1) diatas diatur oleh keputusan DPP.
Pasal 15
Kekayaan
1. Iuran bulanan anggota yang besar dan proporsinya
ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat.
2. Usaha-usaha yang dilaksanakan oleh Dewan
Pimpinan Pusat/Dewan Pimpinan
Daerah/Dewan Pimpinan Cabang seperti
kegiatan seminar dan/atau sejenis harus
membayar untuk memperoleh Satuan Kredit
Partisipasi (SKP) kepada PERSAGI, untuk tingkat
nasional oleh DPP dan tingkat daerah oleh DPD
yang besarnya diatur dengan ketentuan DPP

21
10
2
PERSAGI.
3. Usaha-usaha lain yang sah.
Pasal 16
Kemitraan
1. PERSAGI boleh menjalankan kemitraan dengan
pihak lain diatur dengan nota kesepahaman
sepanjang tidak bertentangan dengan Kode
Etik Profesi.
2. Pada tingkat nasional atau lebih dari satu
provinsi nota kesepahaman ditandatangani
oleh Ketua Umum DPP PERSAGI.
3. Di tingkat daerah nota kesepahaman
ditandatangani oleh Ketua DPD dan wajib
melaporkan kepada DPP PERSAGI.
Pasal 17
Kongres
1. Kongres adalah forum pengambilan keputusan
tertinggi PERSAGI yang dihadiri lebih dari atau
sama dengan 2 /3 DPD.

2. Sebelum Kongres perlu dilakukan Pra Kongres


sesuai kebutuhan.
3. Keterwakilan DPD pada kongres sebanyak-
banyaknya 3 (tiga) orang dan mempunyai satu
suara.
4. Kongres diadakan sekali dalam kurun waktu 5
(lima) tahun.

22
10
2
Pasal 18
Musyawarah Daerah

1. Musyawarah daerah adalah forum pengambilan


keputusan tertinggi tingkat daerah yang dihadiri
lebih dari atau sama dengan 2/3 DPC.
2. Sebelum Musyawarah daerah dapat dilakukan
Pra Musda sesuai kebutuhan.
3. Keterwakilan DPC pada Musyawarah daerah
sebanyak- banyaknya 3 (tiga) orang dan
mempunyai 1 (satu) suara.
4. Musyawarah daerah diadakan sekali dalam
kurun waktu 5 (lima) tahun.

Pasal 19
Rapat Anggota Cabang

1. Rapat anggota cabang adalah forum pengambilan


keputusan tertinggi tingkat kabupaten/kota yang
dihadiri lebih dari 2/3 anggota.
2. Rapat anggota cabang diadakan sekali dalam
kurun waktu 5 (lima) tahun.

Pasal 20
Pengambilan Keputusan

1. Pengambilan keputusan dalam kongres,


musyawarah daerah dan rapat anggota cabang
dilaksanakan secara musyawarah mufakat.
2. Bila musyawarah mufakat tidak tercapai,
keputusan diambil dengan suara terbanyak.

23
10
2
Pasal 21
Pembubaran Organisasi

1. Alasan-alasan pembubaran organisasi dinyatakan


dalam surat undangan Kongres yang khusus
diadakan untuk maksud tersebut, sekurang-
kurangnya tiga bulan sebelumnya.
2. Jika organisasi dibubarkan, harta bendanya diatur
oleh suatu panitia yang dibentuk oleh Kongres.

Pasal 22
Perubahan Anggaran Rumah Tangga

Anggaran Rumah Tangga (ART) hanya dapat


diubah oleh Kongres.

24
10
2
Pasal 23
Penutup

Hal-hal yang belum termaktub dalam ART akan diatur


kemudian oleh DPP PERSAGI.

Disahkan dengan Musyawarah


Dalam Kongres Nasional XIV PERSAGI
Yogyakarta, 25 November 2014
DEWAN PIMPINAN PUSAT
Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI)
Ketua Umum,

DR. MINARTO, MPS

25
10
KODE ETIK AHLI GIZI

26
10
2
KODE ETIK AHLI GIZI

Mukaddimah

A h l i G i zi y a n g me l a k sa n a k a n p r o f e si
g i zi me n g a b d i ka n diri dalam u p a ya
me m e l i h a r a d a n me mp e r b a i k i k e a d a a n g i zi ,
kesehatan, kecerdasan dan k e s e j a h t e r a a n
rakyat melalui upaya perbaikan gizi,
p e n d i d i k a n g i z i , pengembangan ilmu dan
teknologi gizi, serta ilmu-ilmu terkait. Ahli Gizi
dalam menjalankan profesinya harus senantiasa
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
menunjukkan sikap dan perbuatan terpuji yang
dilandasi oleh falsafah dan nilainilai Pancasila,
Undang-Undang Dasar 1945 serta Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga Persatuan Ahli Gizi
Indonesia serta etik profesinya.

27
10
2
KEWAJIBAN UMUM
1. Ahli Gizi berperan meningkatkan keadaan
gizi dan kesehatan serta berperan dalam
meningkatkan kecerdasan dan kesejahteraan
rakyat
2. Ah li Gi zi b e r ke wa ji b a n me n ju n ju n g t i n ggi
n a ma baik p r o f e si gi zi de n gan
me n u n ju kka n sikap , pe rila ku , da n budi
lu h ur ser ta tid ak mementingkan diri sendiri
3. Ahli Gizi berkewajiban senantiasa
menjalankan profesinya menurut standar
profesi yang telah ditetapkan.
4. Ahli Gizi berkewajiban senantiasa
menjalankan profesinya bersikap jujur, tutus
dan adil.
5. Ahli Gizi berkewajiban menjalankan
profesinya berdasarkan prinsip keilmuan,
informasi terkini, dan dalam
menginterpretasikan informasi h e n d a k n y a
objekti f tanpa me mbedakan i ndi vi du
d a n d a p a t menunjukkan sumber rujukan yang
benar.
6. A h l i Gi zi berkewa ji ban senantiasa
m e n g e n a l d a n m e m a h a m i keterbatasannya
sehingga dapat bekerjasama dengan fihak lain
atau membuat rujukan bila diperlukan.
7. Ahli Gizi dalam melakukan profesinya

28
10
menguta makan kepentingan masyarakat dan
berkewajiban senantiasa berusaha menjadi
pendidik dan pengabdi masyarakat yang
sebenarnya.
8. Ahli Gizi dalam berkerjasama dengan para
profesional lain di bidang ke se h at an ma u pun
lai nn ya b er ke wa ji b an se n an ti asa
me me l ih ar a pengertian yang sebaik-baiknya.

KEWAJIBAN TERHADAP KLIEN


1. A h l i Gizi b e r k e w a ji b a n sepanjang
w a k t u s e n a n t i a s a b e r u s a h a me melihara
dan meningkatkan status gizi klien baik
dalam lingkup institusi pelayanan gizi atau
di masyarakat umum.
2. Ahli Gizi berkewajiban senantiasa
men jaga kerahasiaan klien atau
masyarakat yang dilaya ninya baik pada
saat klien masih atau sudah tidak dalam
pelayanannya, bahkan juga setelah klien
meninggal dunia kecuali bila diperlukan
untuk keperluan kesaksian hukum.
3. Ahli Gizi dalam menjalankan profesinya
senantiasa menghormati dan me n g h a rg a i

29
10
ke b u t u h a n un i k set ia p kli en ya n g
d il a yan i d a n p e ka terhadap perbedaan
budaya, dan tidak melakukan diskriminasi
dalam hal suku, a ga ma, ras, st a tus
sosial, jenis kela min, u sia dan ti dak
menunjukkan pelecehan seksual.
4. Ahli Gizi berkewajiban senantiasa
memberikan pelayanan gizi prima, cepat,
dan akurat.
5. Ahli Gizi berkewajiban me mberikan
informasi kepada klien dengan tepat dan
jelas, sehingga me mungkinkan kl ien
mengerti dan mau memutuskan sendiri
berdasarkan informasi tersebut.
6. Ahli Gizi dalam melakukan tugasnya,
apabila mengalami keraguan dalam
memberikan pelayanan berkewajiban
senantiasa berkonsultasi dan merujuk
kepada ahli gizi lain yang mempunyai
keahlian.

30
10
2
K E W AJ I B AN T E R H AD AP M AS Y AR A K AT
1. Ah li Gi zi be r ke wa ji b a n me l i nd un g i
ma sya r a ka t u mu m kh u su sn ya tentang
penyalahgunaan pelayanan, informasi yang
salah dan praktek yang tidak etis berkaitan
dengan gizi, pangan termasuk makanan dan
terapi gi zi/di et. ahli gi zi hendaknya
s e n a n t i a s a m e m b e r i k a n pela yan ann ya
sesuai den gan inf or ma si f aktual, a kura t
d an dap at dipertanggungjawabkan
kebenarannya.

2. Ahli Gizi senantiasa melakukan kegiatan


pengawasan pangan dan gizi sehingga
dapat mencegah masalah gizi di
masyarakat.

3. Ahli Gizi berkewajiban senantiasa peka


terhadap status gizi masyarakat untuk
mencegah terjadinya masalah gizi dan
meningkatkan status gizi masyarakat.

4. Ah li Gi zi be r ke wa ji ba n me mb e ri cont o h
hi d up se h at de ng a n p ola makan dan
aktifitas fisik yang seimbang sesuai dengan
nilai paktek gizi individu yang baik.

31
10
2
5. Dalam bekerja sama dengan profesional
lain di masyarakat, Ahli Gizi berkewajiban
hendaknya senantiasa berusaha
memberikan dorongan, dukungan, inisiatif,
dan bantuan lain dengan sungguh-sungguh
demi tercapainya status gizi dan kesehatan
optimal di masyarakat.

6. Ahli Gizi dalam mempromosikan atau


mengesahkan produk makanan tertentu
berkewajiban senantiasa tidak dengan cara
yang salah atau, menyebabkan salah
interpretasi atau menyesatkan masyarakat .

KEWAJIBAN TERHADAP TEMAN SEPROFESI


DAN MITRA KERJA

1. Ahli Gizi d ala m b eke r ja mela kukan


pr o mo si gizi, me me lihara d an
meningkatkan status gizi masyarakat
secara optimal, berkewajiban senantiasa
bekerjasama dan menghargai berbagai
disiplin ilmu sebagai mitra kerja di
masyarakat.

32
10
2
2. Ahli Gizi berkewajiban senantiasa
memelihara hubungan persahabatan yang
harmonis dengan semua organisasi atau
disiplin ilmu/profesional ya n g t e r ka i t d a l a m
u p a ya me n i n g ka t ka n st a t u s g i zi ,
ke se h a t a n , kecerdasan dan kesejahteraan
rakyat.

3. Ahli Gizi berkewajiban selalu


menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan
keterampilan terbaru kepada sesama
profesi dan mitra kerja.

33
10
2
KEW AJ I B AN T ERHAD AP PRO F ES I D AN D IR I
SEND IR I

1. Ahli Gizi berkewajiban mentaati,


melindungi dan menjunjung tinggi
ketentuan yang dicanangkan oleh profesi.
2. Ah l i G i zi b e r ke wa ji b a n se n a n t i a sa
me ma ju ka n dan me mp e r k a ya
pengetahuan dan ke a h l i a n ya n g
d i p e r l u ka n dalam me n ja l a n k a n
profesinya sesuai perkembangan ilmu dan
teknologi terkini serta peka terhadap
perubahan lingkungan.
3. Ahli Gizi harus menunjukan sikap percaya
diri, berpengetahuan luas, dan berani
mengemukakan pendapat serta senantiasa
menunjukan kerendahan hati dan mau
menerima pendapat orang lain yang benar.
4. Ahli Gizi dalam men jalankan profesi nya
berke wa jiban untuk tidak boleh
dipengaruhi oleh kepentingan pribadi
termasuk menerima uang selain imbalan
yang layak sesuai dengan jasanya,

34
10
2

2
meskipun dengan pengetahuan
klien/masyarakat (tempat dimana ahl gizi
diperkerjakan).
5. Ahli Gizi ber ke wa ji ban tid ak mela kukan
p erbu ata n yang mela wan hukum, dan
memaksa orang lain untuk melawan hukum.
6. Ahli Gizi berkewajiban memelihara kesehatan
dan keadaan gizinya agar dapat bekerja
dengan baik.
7. Ahli Gizi berkewajiban melayani masyarakat
umum tanpa memandang keuntungan
perseorangan atau kebesaran seseorang.

8. A h l i G i z i b e r k e w a ji b a n s e l a l u m e n j a g a
n a m a b a i k p r o f e s i d a n mengharumkan
organisasi profesi.

35
10
2
PROGRAM KERJA

36
10
2
PROGRAM KERJA DPD ACEH

1. Bidang Organisasi, Hukum dan Kelembagaan


Pembinaan pelaksanaan program kerja
Pembinaan DPC
Registrasi dan Penerbitan Kartu Tanda Anggota
DPD Aceh
Mempersiapkan Musda 2018
Menyebarkan Informasi Publik
Menjalin Relasi dengan Media Massa
Melakukan Sosialisasi kepada Pemangku
Kepentingan di bidang gizi
Memelihara dan mengembangkan website DPD
Aceh
2. Bidang Legislasi dan Pembinaan Profesi
Pengurusan perpanjangan RD dan STR gizi
Membuat try-out Uji Kompetensi
Melalukan legalitas DPD Aceh di Provinsi Aceh
Menyelenggarakan pelatihan teknis dan profesi
gizi
Melakukan pemantauan penyelanggaraan
pekerjaan nutrisionis dan dietisien
Melakukan kerjasama antar lembaga
Memperkuat profesi dietisien di wilayah kerjanya

37
10
2
Mengembangkan prosedur kerja, panduan
dietetic
Melakukan pemantauan penyelanggaraan
pekerjaan dan praktek dietisien
Meningkatkan kapasitas dietisien melalui
berbagai pendidikan dan pelatihan,
pendampingan, pertemuan ilmiah.
3. Bidang ilmiah
Mengusulkan dan melaksanakan seminar ilmiah
Melakukan riset dan kajian-kajian ilmiah
terhadap perkembangan masalah gizi,
determinan dan intervensi gizi
Menyebarluaskan hasil kajian, riset dan
pengembangan kepada pemerintah dan
masyarakat untuk dimanfaatkan sesuai
kebutuhannya.
Melakukan hubungan dengan lembaga riset
terkait
4. Bidang Kemitraan, Usaha dan Kerjasama.
Menjalin dan membina kerjasama dengan
pemerintah pusat dan daerah untuk memajukan
percepatan perbaikan gizi aceh
Menjalin kerjasama dengan usaha untuk
bersama-sama mengimplementasikan
percepatan perbaikan gizi

38
10
2
Menjalin kerjasama dengan masyarakat madani
untuk mempercepat perbaikan gizi
Menjalin kerjasama dengan mitra pembanguan
dalam mendukung dan mengimplementasikan
percepatan perbaikan gizi
5. Bidang Pengabdian Masyarakat
Memperkuat pemberdayaan masyarakat dan
bhakti social dalam percepatan perbaikan gizi
Berpartisipasi dalam kegawatdaruratan dan
bencana alam dalam mengatasi masalah gizi
Melaksanakan pengabdian masyarakat.
6. Sekretariatan
Pengurusan administrasi persagi
Menyebarluaskan/meneruskan informasi gizi
Pengusulan atau perpanjangan STR dan RD
Mendata keanggotaan Persagi
Memonitor kegiatan Persagi

39
10
2
SUSUNAN PENGURUS DPD ACEH

40
10
2
SUSUNAN PENGURUS DEWAN PIMPINAN DAERAH
PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA PROVINSI ACEH
2013-2018

Ketua : Ampera Miko, DNCom, MM


Sekretaris : Wiqayatun Khazanah, STP, MSi
Bendahara : Marfina, SKM, M.Kes
Sekretariat : Agus Hendra Al-Rahmad, SKM, MPH
Megawati, SST
Rosi Novita, SP., M.Kes
Median Rolando, S.Gz

Bidang-bidang

1. Bidang Organisasi, Hukum dan Kelembagaan


Ketua : Junaidi, SST, M.Kes
: 1. Setiawaty, SKM, M.Sc
2. Sitri Aisyah, S.Gz, RD
3. Rachmawati, STP, M.Kes
4. Siti Fatimah, STP
5. Dedy Rusmawar, SKM

2. Bidang Legislasi dan Pembinaan Profesi


Ketua : Alfridsyah, SKM, M.Kes
: 1. Ir. Ichsan, M.Si
2. Juleka, SST, M.Kes, RD
3. Mayasopa, STP
4. Siti Zulfah, DCN, M.Kes
5. Suwardi, SST

3. Bidang Ilmiah
Ketua : Arnisam, SKM, M.Kes
: 1. Iriani, STP

41
10
2
2. Arifin Ahmad, SSiT, M.Kes
3. Devi Yuliani, DCN, M.Kes. RD
4. Abidah Nur, SGz
5. Badrialaily, SGM, MPHM

4. Bidang Kemitraan, Usaha dan Kerjasama


Ketua : Nurmiati, SP, MKM
: 1. Azhari, SKM, M.Kes
2. Silvia Wagustina, SST, M.Kes
3. Nunung sri Mulyani, S.Gz,
M.Biomed
4. Pipiet Riani, SST
5. Iklilia, Amd. Gizi

5. Bidang Pengabdian Masyarakat


Ketua : Iskandar, S.Gz, MPH
: 1. Zulfikar, STP
2. Danny Deswanta, SKM
3. Rosmaini, STP
4. Irwan S, SKM, M.Kes
5. Saiful Bakri, S.Gz, M.Kes

DITETAPKAN : DI JAKARTA
PADA TANGGAL :26 NOVEMBER 2013
DEWAN PIMPINAN PUSAT
Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI)

Ketua Umum,
DR. MINARTO, MPS

42
10
2
Alamat DPC PERSAGI Aceh :
1. DPC Kota Banda Aceh, Jl. Belibis Lr. Adam no. 6
Lingkungan Labui Gampong Ateuk Pahlawan.
CP. 0812-6913-349
2. DPC Kab. Aceh Besar, Jl. Elak-Biluy Puskesmas
Darul Imarah Aceh Besar. CP. 0813-6028-9968
3. DPC Kab. Pidie ,Dinkes Keb. Pidie, Jl Prof.
A.MajidIbrahim, Sigli. CP. 0812-6938-048
4. DPC Kab. Pidie Jaya, Dinkes Pidie Jaya. Jln.
Banda Aceh-Medan Km. 155 Kab. Pidie Jaya.
CP. 0813-6008-3366
5. DPC Kab. Bireuen, Dinas Kesehatan Kab.
Bireun,Jln. Banda Aceh-Medan Km. 216 Desa
Blang Cot Tunong Kec. Jeumpa Kab. Bireuen.
CP. 0852-9670-2464
6. DPC Kota Lhokseumawe, Jln. Bakau No. 6 Kp.
Kramat sp. Empat Kota Lhokseumawe.
CP. 0852-6046-0889
7. DPC Kab. Aceh Utara, Jln. Petua Bidin no. 189/I
Tumpok Teungoh. Kota Lhokseumawe.
CP. 0852-7760-7859
8. DPC Kab. Aceh Timur, Jln.Medan-Banda Aceh
Idi Rayeuk Kab. Aceh Timur. CP. 0852-7751-
4339
9. DPC Kota Langsa, Puskesmas Langsa Barat Jln.
Prof. A. Majid Ibrahim Desa Birem Puntong Kec.
Langsa Baro. CP. 0827-5071-1771
10. DPC Kab. Aceh Tamiang, Jl. Ir. H. Juanda
Komplek Perkantoran Pemda Aceh Tamiang.
CP. 0852-6009-5524
11. DPC Kab. Aceh Jaya, Jln. Mahkota Kuala
Meurisi Calang. CP. 08216-361-0646
12. DPC Kab. Aceh Barat, Komplek BLUD RSUD
Cut Nyak Dhien Jln. Gajah Mada Meulaboh.
CP. 0821-6817-6624
13. DPC Kab. Nagan Raya, Dinkes Kab. Nagan
Raya,Jln. Paduka yang Mulia Presiden Soekarno
Kec. Suka Makmur. CP. 0852-6049-4903
14. DPC Kab. Aceh Barat Daya, Dinkes .CP. 0852-
7758-7721
15. DPC Kab. Aceh Selatan, BAPPEDA Aceh
Selatan. CP. 0813-6091-6571
16. DPC Kota Subulussalam, Jln Lae Bersih no. 7
Penanggalan Barat Kec. Penanggalan Kota
Subulussalam. CP. 0852-61551-1212
17. DPC Kab. Aceh Singkil, Dinkes Jln Bahari No. 55
Singkil. CP. 0812-6482-376
18. DPC Kab. Bener Meriah, Puskesmas Pante
Raya, Jln Bnda Raya Rembele Kampung Pante
Raya Kec. Wih Pesam, Kab. Bener Meriah. CP.
0852-6006-0035
19. DPC Kab. Aceh Tengah, RSUD Datu Beru Aceh
Tengah. CP. 0853-6036-2039
20. DPC Kab. Gayo Luwes, Jln. Alur Batin No. 04
Komplek Pemda, Blagkejeran. CP. 0853-5904-
1459
21. DPC Kab. Aceh Tenggara, Akbid Medika Alas
Leuser, Jl. Raya Kuta cane, Blang Kejeren km.
4,5 Kutacane. CP. 0852-9645-4596
22. DPC Kab. Simeulue, Dinkes Kab. Simeulue-
Sinabang. CP. 0852-6183-6623
23. DPC Kota Sabang, Puskesmas Cot BaU, Jl. By
Pass Cot BaU Kota Sabang. CP. 0821-6511-
9273

Você também pode gostar