Você está na página 1de 9

Akademia Vol.10 No.

2 Agustus 2006 Bajongga Silaban : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

58
Akademia Vol.10 No. 2 Agustus 2006 Bajongga Silaban : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD


SALAH SATU ALTERNATIF DALAM MENGAJARKAN SAINS IPA
YANG MENGGUNAKAN KURIKULUM
BERBASIS KOMPETENSI

Drs. Bajongga Silaban, MPd


Dosen Kopertis Wilayah I dpk STKIP Teladan Medan

ABSTRAK
Artikel ini ditulis untuk memberikan gambaran sekilas tentang model pembelajaran kooperatif
khususnya dengan menggunakan pendekatan tipe STAD (Student Team-Achievement Divisions). Dalam
pembelajaran ini siswa dituntut untuk saling kerjasama, saling ketergantungan, aktif anatar sesama dalam satu
kelompok untuk memecahkan suatu permasalahan yang telah ditetapkan sebelumnya. Selain itu model
pembelajaran ini juga dapat memotivasi siswa, meningkatkan hasil belajar afektif, kognitif dan psikomotor
serta mampu berkompetisi baik secara individuu maupun secara klasikal. Untuk menunjang proses
pelaksanaan model pembelajaran ini diperlukan berbagai fasilitas seperti Buku, LKS, Alat dan Bahan, OHP
serta media lainnya.
Dalam pembelajaran ini, guru tidak memonopoli seluruh kegiatan belajar dari awal hingga akhir
pembelajaran namun lebih ditekankan pada pendekatan konstruktivis dan demokrasi sehingga tidak
membosankan bagi para siswa. Dengan demikian guru lebih berperan sebagai motivator, fasilitator dan guide
(penuntun) serta siap menyempurnakan seluruh jawaban pertanyaan yang diajukan oleh anggota kelompok
satu ke kelompok yang lain.
Pedoman penilaian penghargaan terhadap kelompok dibagi dalam tiga kelompok yaitu 1. Kelompok
baik jika skor perolehan 15 sampai dengan 19. 2. kelompok hebat jika skor perolehan 20 sampai dengan 24 dan
3. Kelompok super jika skor perolehan lebih besar atau samadengan 25. Sedangkan untuk melihat nilaii hasil
belajar masing-masing siswa dilakukan tes hasil belajar produk (kognitif) dan proses (psikomotor).
Berbagai hasil ujicoba telah dilaksanakan terutama pada pelajaran Sains IPA dan pada umumnya
dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran ini cocok digunakan untuk mengukur sekaligus ranah kognitif,
afektif dan psikomotor siswa sesuai dengan tuntutan kurikulum berbasis kompetensi yang sedang digunakan
pada saat ini.

A. PENDAHULUAN pembelajaran terletak pada pemilihan cara-cara


Guru yang baik adalah guru yang mampu pembelajaran yang paling efektif dan efisien dalam
menguasai materi yang akan disampaikan dan memberikan pengalaman belajar yang diperlukan
selanjutnya dapat menyajikannnya dengan baik di siswa untuk mencapau tujuan pembelajaran yang
dalam kelas. Hal ini sesuai dengan pendapat Slavin telah ditetapkan (Suparno, 1997: 11).
dalam Nur (1997:7) bahwa guru yang efektif tidak Hal ini senada dengan yang digariskan
hanya menguasai bahan ajar yang mereka ajarkan, pada kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang
tetapi mereka juga dapat mengkomunikasikan mencirikan sebagai berikut: 1. Penekanan pada
pengetahuan mereka kepada siswa. Oleh karena itu, ketercapaian kompetensi siswa, baik secara
kunci kewibawaan dan keberhasilan guru individual maupun secara klasikal; 2. Berorientasi
bergantung dari penguasaan materi dan pada hasil belajar (learning outcomes) dan
kemampuannya menyajikan materi tersebut kepada keberagaman; 3. Penyampaian dalam pembelajaran
siswa. menggunakan pendekatan dan metode yang
Berbicara masalah kemampuan guru bervariasi; 4. Sumber belajar tidak hanya dari guru,
dalam menyampaikan materi siswa tidak terlepas tetapi juga sumber lainnya yang memenuhi unsure
dari strategi yang dipilih guru. Pada dasarnya edukatif;dan 5.penilaian menekankan pada proses
strategi itu merupakan rumusan petunjuk ke mana dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau
dan bagaimana upaya dan perbuatan harus pencapaian suatu kompetensi. Oleh karena itu guru
diarahkan agar tujuan yang dimaksud dapat harus pandai memilih strategi pembelajaran yang
terwujud. Selanjutnya maksud utama dari strategi dapat melibatkan seluruh komponen yang ada
secara optimal sehingga siswa dapat belajar secara
aktif.
59
Akademia Vol.10 No. 2 Agustus 2006 Bajongga Silaban : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Pada dasarnya strategi pembelajaran aktif Pembelajaran kooperatif merupakan


merupakan strategi pembelajaran yang strategi pembelajaran yang menempatkan siswa
mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar dalam kelompok beranggotakan 4 atau 5
belajar. Namun kenyataannya dilapangan saat ini, siswa dengan tingkat kemampuan yang berbeda
guru masih mementingkan hasil belajar dari pada serta menekankan kerjasama dan tanggung jawab
proses belajar. Oleh karena itu, pembelajaran di kelompok mencapai tujuan yang sama. Dan
kelas saat ini sebaiknya sudah dimulai dengan menurut pandangan motivasi (Slavin, 1996 : 16),
menerapkan pembelajaran yang menganut Struktur kooperatif menciptakan suatu situsi yang
pendekatan konstruktivis.Hal ini dikarenakan tujuan di mana satu-satunya cara agar anggota kelompok
dari teori pembelajaran konstruktivis adalah agar dapat mencapai tujuan pribadi mereka sendiri hanya
siswa secara aktif membangun sendiri pengetahuan apabila tujuan kelompok berhasil.
yang dipelajari. Dan menurut Soejadi(1985), pada Dari penelitian Hutten dan De Vries, Madden, dan
dasarnya pendekatan konstruktivis dalam belajar Slavin diperoleh hasil bahwa dengan belajar
adalah siswa haruslah secara individual menemukan kooperatif membuat anggota kelompok
dan mentransformasikan informasi yang kompleks, bersemangat belajar(Slavin, 1995 : 16). Sedangkan
memeriksa dengan aturan yang ada, dan Murray dalam penelitiannya juga diperoleh hasil
merevisinya bila perlu. Selanjutnya guru bertindak bahwa interaksi antar siswa dalam belajar dapat
sebagai fasilitator. meningkatkan perkembangan konitif siswa (Slavin,
Dalam memilih strategi pembelajaran 1995 : 18).
diperlukan beberapa pertimbangan, atara lain Selanjutnya salah satu tipe pendekatan untuk
adalah keadaan siswa, keadaan sekolah, lingkungan belajar kooperatif yang mudah dilaksanakan dalam
belajar yang dapat menunjang kemajuan IPTEK tahap perkenalan adalah pembelajaran kooperatif
dan kemajuan kehidupan social di masyarakat, dan tipe STAD. STAD atau Student Achievement
tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dengan Division adalah salah satu tipe pembelajaran
demikian secara umum pemilihan strategi kooperatif yang sederhana dan dalam
pembelajaran menduduki posisi yang penting dalam pelaksanaanya meliputi 6 langkah, yaitu persiapan,
proses pembelajaran di kelas dan merupakan penyajian materi, kegiatan kelompok, kuis,
keterampilan yang harus dimiliki setiap guru. penghargaan kelompok dan perhitungan ulang nila
Kenyataan dilapangan menunjukkan awal dan pengubahan kelompok. Dan perlu
bahwa, pertama, keadaan siswa-siswa disekolah- diketahui pula bahwa menurut Slavin (1997:124)
sekolah pada umumnya adalah heterogen. Maksud dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD
heterogen disini adalah heterogen dalam hal jenis bercirikan materi pelajaran yang disampaikan
kelamin, agama, tingkat sosial ekonomi, adalah sederhana dan tugas utama siswa adalah
kemampuan ekonomi, dan suku.Kedua, perlu menyelesaikan lembar kerja dengan cara gotong
diketahui bahwa pada era globalisasi ini diperlukan royong.
kehidupan yang saling bekerjasama (kooperatif) B. PEMBAHASAN
yang baik diperlukan sikap sosial yang baik pula. 1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Oleh karena itu, siswa di sekolah perlu dilatihkan Istilah pembelajaran kooperatif berasal dari
sikap-sikap sosial dalam masyarakat, antara lain bahasa Inggris yaitu Cooperative Learning.
adalah sikap saling menghargai pendapat orng lain, Dalam sebuah kamus bahasa Inggris-Indonesia,
mau mengemukakan pendapat atau ide dengan cara cooperative berarti kerjasama dan learning berarti
yang baik, mau menjelaskan sesuatu kepada orng pengetahuan atau pelajaran (Hassan S & Echols
lain yang belum memahami, mau berbagi dalam JM, 1987). Karena berhubungan dengan proses
tugas, dan sebagainya. mengajar belajar, maka istilah cooperative learning
Berdasarkan uraian di atas, maka menurut penulis tersebut diartikan dengan pembelajaran kooperatif.
dalam kegiatan pembelajaran di kelas perlu Pembelajaran kooperatif merupakan salah
diciptakan lingkungan belajar kelompok yang satubentuk pembelajaran dengan mengelompokkan
heterogen. Artinya kelompok yang beranggota siswa-siswanya dalam beberapa kelompok untuk
siswa pandai, sedang, rendah, laki-laki, perempuan memecahkan suatu masalah. Menurut Lie A.
secara merata. Selanjutnya menurut Slavin (1995), cooperative learning adalah sistem
kelompok belajar tersebut dinamakan dengan pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak
kelompok belajar kooperatif dan model didik untuk bekerjasama dengan sesame siswa
pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran dalam tugas-tugas yang terstruktur. Dengan
kooperatif. demikian dalam pembelajaran kooperatif
menekankan kerjasama antar anggota dalam
60
Akademia Vol.10 No. 2 Agustus 2006 Bajongga Silaban : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

kelompok supaya dapat memecahkan masalah e. Tanggung jawab terhadap hasil belajar seluruh
dengan benar. anggota kelompok.
Linda Lundgren (1994: 5) dalam bukunya f. Menekankan pada tugas dan hubungan
yang berjudul Cooperative Learning In The Science kooperatif
Classroom menjelaskan tentang unsur-unsur dalam g. Didukung oleh guru
pembelajaran kooperatif. Unsur-unsur tersebut h. Satu hasil kelompok
adalah sebagai berikut. i. Evaluasi kelompok
a. Para siswa harus memiliki persepsi bahwa Dan selanjutnya dijelaskan pada tugas pengajar
mereka tenggelam atau berenang bersama (guru) dalam menggunakan metode pembelajaran
(sink or swim together) kooperatif (Linda Lundgren, 1994: 9) adalah
b. Para siswa harus memiliki tanggung jawab sebagai berikut.
terhadap tiap siswa lain dalam kelompoknya, a. Menunjang
disamping tanggung jawab terhadap dirinya b. Melemparkan pertanyaan
sendiri, dalam mempelajari materi yang c. Mengajar keterampilan sosial
dihadapi. d. Mengelola konflik
c. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka e. Struktur saling ketergantungan
semuanya memiliki tujuan yan sama. f. Membantu siswa menilai kerja kelompok
d. Para siswa harus membagi tugas dan berbagi g. Struktur kontroversi/perdebatan
tanggung jawab sama besar diantara para h. Menyediakan sumber.
Penjabaran
anggota kelompok.
keterangan-
e. Para siswa akan diberi satu evaluasi atau keterangan
penghargaan yang akan ikut berpengaruh teman
terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok. kelompok
f. Para siswa berbagi kepemimpinan sementara
sehingga mereka memperoleh keterampilan Motivasi Teman
bekerjasama selama belajar. Belajar kelompok
g. Para siswa akan diminta Keberhasilan sebagai
mempertanggungjawabkan secara individual kelompok contoh
Motivasi untuk
materi yang ditangani dalam kelompok didasarkan
pada mendorong Penjabaran
kooperatif. semangat teman
masing- Kognitif
Dan selanjutnya menurut Arends (1997: agar bekerja
masing
111), ciri-ciri dari pembelajaran kooperatif adalah anggota Berlatih
sebagai berikut. kelompok bersama
Motivasi untuk
a. Para siswa bekerja secara kooperatif dalam teman
membantu
kelompok untuk mendapatkan bahan-bahan kelompok
teman supaya
akademik (pelajaran)
b. Kelompok terdiri dari siswa pandai, sedang, dan belajar Menguji
rendah. dan
c. Bilamana mungkin, kelompok terdiri dari mengoreksi
bermacam-macam suku, kebudayaan, dan jenis hasil kerja
teman
kelamin.
kelompok
d. Sistem penghargaan lebih menekankan
kelompok daripada individu.
Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat Meningkatkan
disimpulkan bahwa model pembelajaran Pembelajaran
kooperatif memerlukan kerjasama antar siswa Berdasarkan uraian di atas dapat
dan saling ketergantungan dalam struktur disimpulkan bahwa keberhasilan pembelajaran
Gambar-1. Skema Model Pembelajaran Kooperatif
pencapaian tugas, tujuan, dan penghargaan. kooperatif itu bergantung dari
(Slavin, 1995: 45)keberhasilan masing-
Perlu diketahui bahwa unsur-unsur kelompok masing individu dalam kelompok. Dan keberhasilan
dalam pembelajaran kooperatif (Linda masing-masing individu dalam kelompok tersebut
Lundgren, 1995: 5) adalah sebagai berikut. sangat berarti untuk mencapai suatu tujuan yang
a. Kepemimpinan bersama positif dalam belajar kelompok. Selanjutnya pada
b. Saling ketergantungan positif Gambar-1 ditunjukkan skema model pembelajaran
c. Ketergantungan yang heterogen kooperatif.
d. Pengajar mempelajari keterampilan kooperatif
61
Akademia Vol.10 No. 2 Agustus 2006 Bajongga Silaban : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Selanjutnya pada Tabel 1 ditunjukkan tahap-tahap tersebut dapat diwujudkan dengan kelompok belajar
dari model pembelajaran kooperatif. kooperatif di kelas. Selanjutnya dalam pembentukan
Tabel-1. Tahap-tahap Model Pembelajaran Kooperatif kelompok kooperatif perlu dicegah agar tidak terjadi
Tahapan Perilaku Guru konflik antar suku yang ada. Oleh karena itu Goldon
Allport memformulasikan tiga kondisi dasar untuk
Tahap 1 Menyampaikan TPK pelajaran mencegah konflik antar suku, yaitu: a. kontak
Menyampaikan TPK dan memperlihatkan perleng-
langsung antar etnik, b. berada bersama dalam
dan perlengkapan kapan pembelajaran
kondisi dan status yang sama sebagai anggota suatu
Menyampaikan informasi atau kelompok yang heterogen, dan c. bekerja bersama
Tahap 2.
Menyampaikan materi pelajaran kepada siswa dan berembuk bersama untuk mencapai tujuan
informasi atau baik dengan menggunakan bersama (Slavin, 1997: 114)
materi pelajaran demonstrasi atau teks
3. Manfaat Pembelajaran Kooperatif
Tahap 3 Menjelaskan kepada siswa Linda Lundgren (1994: 6) menunjukkan
Mengatur siswa bagaimana membentuk manfaat-manfaat dari pembelajaran kooperatif untuk
dalam kelompok kelompok belajar dan siswa dengan prestasi rendah yang didukung
belajar kerjasama dalam kelompok penelitian antara lain sebagai berikut
agar terjadi perubahan yang a. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas
efisien b.Rasa harga diri lebih tinggi
c. Memperbaiki sikap terhadap pengetahuan dan
Tahap 4 Membantu kelompok belajar
sebagaimana siswa
sekolah
Membantu belajar
mengerjakan pekerjaannya d.Memperbaiki kehadiran
dan bekerja
kelompok
e. Angka putus sekolah lebih rendah
Mengevaluasi materi pelajaran f. Penerimaan terhadap perbedaan individu lebih
Tahap 5 atau kelompok menyampaikan besar
Evalusi akhir hasil kerja mereka g.Konflik antar perseorangan berkurang
Pelajaran h.Berkurangnya sikap apatis
Menentukan cara untuk i. Pemahaman lebih mendalam
Tahap 6 menghargai hasil dan usaha j. Motivasi lebih besar
Mengumumkan siswa baik secara individu k.Hasil belajar lebih tinggi
pengakuan atau maupun kelompok
l. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan, dan
penghargaan toleransi.
Arends (1997: 113) Model Pembelajaran Kooperatif
2. Teori Belajar Yang Melandasi Pembelajaran dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan
Kooperati pengajaran yang penting, yaitu prestasi akademik,
Ide pembelajaran kooperatif dikembangkan penerimaan perbedaan, dan perkembangan
berdasarkan pendapat seorang filosof pada awal abad keterampilan sosial (Arends, 1997: 111-113).
pertama. Pendapat tersebut mengatakan bahwa untuk 1) Prestasi Akademik (Academic Achievement)
dapat belajar, seseorang harus memiliki teman. Meskipun Pembelajaran Kooperatif
Karena dengan teman tersebut siswa dapat mencakup bermacam-macam objek-objek sosial,,
menjelaskan materi yang dipelajari kepada orang lain namun juga bertujuan memperbaiki prestasi siswa
dan ini meruapakan salah satu cara elaborasi kognitif pada tugas-tugas akademik yang penting. Dan
yang efektif. selanjutnya pembelajaran kooperatif dapat
Menurut Slavin (1997: 114), Jhon Dewey bermanfaat baik bagi siswa yang prestasinya tinggi
dalam bukunya Democracy and Education harus membantu yang rendah, sehingga siswa yang
menetapkan bahwa kelas sebagai cermin masyarakat berprestasi tinggi akan selalu berpikir untuk
yang besar dan laboratorium untuk belajar tentang menjelaskan pada temannya yang berprestasi rendah.
kehidupan nyata. Selanjutnya Thelan juga Oleh karena itu akan terjadi hubungan sosial di
berargumentasi bahwa kelas haruslah merupakan antaranya.
laboratorium atau miniature demokrasi yang 2) Penerimaan Perbedaan (Achievement of
bertujuan menjelajah/mencari masalah-masalah Diversity)
sosial dann interpersonal. Kedua pendapat tersebut Maksudnya adalah penerimaan terhadap
menghendaki adanya sistem sosial dan interaksi orang yang berbeda baik ras, kebudayaan kelas
sosial dlam lingkungan belajar yang bercirikan sosial, maupun kemampuan. Pembelajaran kooperatif
prosedur demokrasi dan proses ilmiah. Maksud memberikan kesempatan pada siswa dengan
62
Akademia Vol.10 No. 2 Agustus 2006 Bajongga Silaban : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

bermacam-macam latar belakang dan keadaan untuk STAD terdiri dari lima komponen utama yaitu
menegerjakan tugas bersama-sama. penyajian kelas, belajar kelompok, quis, skor,
3) Perkembangan Keterampilan Sosial (Social perkembangan individu, dan penghargaan
Skill Development) kelompok.
Tujuannya adalah untuk mengajar b.Persiapan
keterampilan kerjasama siswa dalam lingkungan Persiapan dalam pembelajaran ini meliputi
sosial dan lingkungan yang banyak perbedaan persiapan materi, penetapan siswa dalam kelompok
budaya. (berdasarkan jenis kelamin, rangking, dan
4. Keterampilan Kooperatif sebagainya), menentukan skor awal, dan
Keterampilan kooperatif adalah suatu menyiapkan siswa untuk bnekerja kooperatif
keterampilan yang dilakukan siswa dalam dengan memperkenalkan keterampilan kooperatif
pembelajaran kooperatif . Hal berarti dalam yang digunakan.
pembelajaran kooperatif tersebut, siswa selain c. Urutan Kegiatan
mempelajari materi yang diberikan juga harus Urutan kegiatan dalam pembelajaran ini adalah
mempelajari keterampilan-keterampilan kooperatif. sebagai berikut:
Selanjutnya jika siswa yang berada dalam dalam 1) Pengajaran
kelompok belajar kooperatif tersebut menggunakan 2) Belajar Kelompok
keterampilan-keterampilan kooperatif yang dilatihkan, 3) Kuis
maka dapat memperlancar proses belajar yang 4) Penghargaan Kelompok
berlangsung dalam kelompok tersebut. Penghargaan kelompok ini didasarkan dari rata-rata
Adapun keterampilan-keterampilan kooperatif nilai perkembangan individu dan sekelompok dan
tersebut antara lain dijelaskan oleh Linda Lundgren selanjutnya nilai perkembangan didasarkan dari
(1995: 22-26) sebagai berikut: nilai kuis yang diperoleh siswa.
1) Keterampilan kooperatif tingkat awal, meliputi Pada Tabel-2 menampilkan penentuan nilai
kesepakatan, menghargai kontribusi, mengambil perkembangan dari Slavin dan kriterianya.
giliran dan berbagi tugas, berada dalam Tabel-2 Pedoman Menentukan Nilai Perkembangan
kelompok, berda adalam tugas, mendorong Nilai Kuis Dibandingkan Nilai
partisipasi, memancing orang lain untuk Dengan Nilai Awal Perkembangan
berbicara, menyelesaikan tugas pada waktunya, Lebih dari 10 poin di bawah
dan menghormati perbedaan individu. nilai awal 0
2) Keterampilan kooperatif tingkat menengah 10 sampai dengan 1 poin di
meliputi menunjukkan penghargaan dan simpati, bawah nilai awal 10
mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara Sama sampai dengan 10 poin
yang dapat diterima,mendengarkan dengan aktif, diatas nilai awal 20
bertanya, membuat ringkasan, menafsirkan, Lebih dari 10 poin di atas nilai
mengatur dan mengorganisir, memeriksa awal 30
ketepatan, menerima langsung tanggung jawab, Nilai sempurna (tidak
mengurangi ketegangan. berdasarkan nilai awal 30
3) Keterampilan kooperatif tingkat mahir, meliputi Arends (1997: 140)
mengelaborasi, memeriksa dengan cermat,
menuntut kebenaran, menetapkan tujuan, dan Selanjutnya kriteria untuk memberikan
berkompromi. penghargaan kelompok adalah sebagai berikut:
5. STAD (Student Teams-Achievement Division) a. Jika rata-rata nilai perkembangan dalam
STAD merupakan salah satu metode pendekatan kelompok 15-19, maka kelompok tersebut disebut
dalam pembelajaran kooperatif yang paling dengan kelompok baik
sederhana dan merupakan sebuah model pendekatan b. Jika rata-rata nilai perkembangan dalam
yang cocok untuk guru yang baru mulai pendekatann kelompok 20-24, maka kelompok tersebut disebut
kooperatif. Selain itu STAD juga merupakan suatu dengan kelompok hebat
metrode pemebalajaran kooperatif yang efektif c. Jika rata-rata nilai perkembangan dalam
(Slavin, 1994: 288). kelompok lebih besar atau sama dengan 25 maka
Selanjutnya berikut ini akan diuraikan bagaimana kelompok tersebut disebut dengan kelompok
STAD digunakan dalam kegiatan pembelajaran super.
menurut Slavin (1995: 288). 6. Keungulan dan Kelemahan Pembelajaran
a. Pandangan umum Kooperatif

63
Akademia Vol.10 No. 2 Agustus 2006 Bajongga Silaban : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Carin (1993: 63) menyatakan bahwa: Cooperative pengaruh yang positif dari STAD terhadap sikap
Learning has theses features group members are kesukuan antar orang Timur Tengah dan Yahudi
assigned roles, there is face-to-face interaction Eropa di sekolah-sekolah Israel (Slavin, 1995: 52)
among students, student are responsible for their b. Kagan, Zahn, Widaman, Schmarzwald, dan Tyrell
teammates, teacher helps students develop (1985) menunjukkan bahwa STAD dapat
interpersonal small-group skills, and teacher mengurangi pertentangan suku antara Anglo,
interact with the groups as needed. Hispanic, dan kulit hitam (Slavin, 1995: 52)
Kutipan di atas menunjukkan bahwa c. Rosye (1998) dalam penelitiannya tentang
pembelajaran kooperatif mempunyai penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD
keistimewaan-keistimewaan, yaitu setiap anggota pada pembelajaran Biologi SMU hasilnya
kelompok diberi tugas, adanya interaksi langsung menunjukkan kriteria tinggi pada tugas-tugas
antar siswa, siswa dirangsang belajar untuk pembelajaran yang mengukur produk dan dapat
dirinya sendiri dan teman satu kelompok, guru mengembangkan keterampilan kooperatif siswa.
membantu siswa mengembangkan keterampilan d. Azizah (1998), dari hasil penelitiannya terhadap
seseorang dalam kelompok kecil, dan guru pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam
berinteraksi dengan siswa jika diperlukan. pembelajaran Kimia SMU menunjukkan bahwa
Selanjutnya pembelajaran kooperatif aktivitas siswa dan guru selama pembelajarann
mempunyai beberapa keunggulan, antara lain dapat meningkat dan demikian juga dengann hasil
sebagai berikut: belajarnya.
a. Semua anggota kelompok wajib mendapat tugas e. Watson, Scott B (1993) dalam penelitiannya
b. Ada interaksi langsung antara siswa dengan siswa membandingkan tentang pengaruh pembelajaran
dan siswa dengan guru tradisional dengan menggunakan modul (GEM)
c. Siswa dilatih untuk mengembangkan terhadap efek-efek kognitif siswa SMU bidang
keterampilan sosial Biologi. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
d. Mendorong siswa untuk menghargai pendapat terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal
orang lain kemampuan kognitif siswa yang belajar dengan
e. Dapat meningkatkan kemampuan akademik siswa modul dikombinasikan dengan teknik-teknik
f. Melatih siswa untuk berani berbicara di depan kooperatif.
kelas f. Sherman, Lwrence W (1989) melakukan
Selain memiliki keunggulan, pembelajaran penelitioan dengan membandingkan pembelajaran
kooperatif juga mempunyai kelemahan- kerja kelompok tradisional, kooperatif STAD, dan
kelemahan, antara lain sebagai berikut: pembelajaran kompetitif individual seluruh kelas
a. Jika ditinjau dari sarana kelas, maka untuk Biologi SMU. Hasil temuannya dilaporkan bahwa
membentuk kelompok kesulitann mengatur dan (1) pembelajaran kerja kelompok tradisional dan
mengangkat temapat duduk. Hal ini karena tempat kooperatif STAD mempunyai efek yang sama
duduknya terlalu berat. terhadap prestasi akademik siswa, (2) kedua
b. Karena rata-rata jumalah siswa di dalam kelas metode pembelajaran tersebut lebih efaektif
adalah 45 orang, maka guru kurang maksimal daripada berhipotesis.
dalam mengamati belajar kelompok secara
bergantian. C. PENUTUP
c. Guru dituntut bekerja cepat dalam menyelesaikan Dari berbagai uraian, pendapat dan hasil
tugas-tugas yang berkaitan dengan pembelajaran penelitian yang relevan maka model pembelajaran
yang telah dilakukan, antara lain koreksi kooperatif tipe STAD diperoleh beberapa kesimpulan
pekerjaan siswa, menentukan perubahan sebagai berikut:
kelompok belajar. 1. Model Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk
d. Memerlukan waktu dan biaya yang banyak untuk memberhasilakan masing-masingindividu di
mempersiapkan dan kemudian melaksanakan dalam kelompok terutama bagi siswa yang
pembelajaran kooperatif tersebut. kemampuannya tergolong rendah.
2. Model pembelajaran kooperatif menuntut guru
7. Hasil-hasil Penelitian Yang Relevan berpikiran luas dan mendalam serta mampu
Hasil-hasil penelitian terdahulu tentang menampung sekaligus menjawab segala
model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah pertanyaan yang diajukan oleh siswa.
sebagai berikut: 3. Dengan menerapkan model pembelajaran
a. Sharan dan kawan-kawan (1984) dalam kooperatif tipe STAD, siswa akan lebih tertarik
penelitiannya menyatakan bahwa terdapat untuk mengikuti pelajaran, sebab mereka akan
64
Akademia Vol.10 No. 2 Agustus 2006 Bajongga Silaban : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

mendapatkan predikat kelompok baik, hebat, dan 4) Menentukan waktu dan biaya yang banyak untuk
super sesuai dengan hasil penelitian. mempersiapakan dan kenudian melaksanakan
4. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD pembelajaran kooperatif tersebut.
tergolong tipe yang sederhana namun memerlukan
sarana, prasarana dan fasilitas yang memadai agar Daftar Pustaka
pembelajaran dapat dilakukan secara maksimal Anwar. 2000. Pengembangan dan Implementasi
terutama untuk mengukur hasal afektif, proses dan Perangkat Pembelajaran IPA Fisika pada
psikomotor sesuai dengan tuntutan kurikulum SLTP Pokok Bahasan Listrik Berorientasi
berbasis kompetensi yang sedang digunakan pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
saat ini. STAD. Surabaya: PPS UNESA.
5. Model pemebelajaran kooperatif memiliki 3
keterampilan yaitu keterampilan kooperatif Azizah, U. 1998. Pembelajaran Kooperatif tipe
tingkat awal, keterampilan kooperatif tingkat STAD dalam Pengajaran Kimia SMU.
menengah dan keterampilan kooperatif tingkat Surabaya:PPS IKIP Surabaya.
mahir.
6. Model pembelajaran kooperatif memiliki Arends. 1997. Classroom Instruction and
keistimewaan dengan model pembelajaran yang Management. USA: Mc Graw Hill.
lain yaitu setiap anggota kelompok diberi tugas
adanya interaksi langsung antar siswa, siswa Bruce Joice dan Marsha Weil. 1986. Models of
dirangsanguntuk belajar untuk dirinya sendiri dan Teaching. USA:Printice-Hall
teman satu kelompok, guru membantu siswa
mengembangkan keterampilan seseorang dalam Carin, Arthur A. 1993. Teaching Science Thorough
kelompok kecil, dan guru berinteraksi dengan Discovery. New York: Mac Millan
siswa bila diperlukan Publishing.
7. Model pembelajaran kooperatif memiliki
keunggulan dan kaelehan sebagai berikut Depdiknas. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi.
a. Keunggulan Jakarta: Depdiknas.
Model pembelajaran kooperatif mempunyai
keunggulan-keunggulan sebagai berikut: Hasan S dan Echols J.M, 1987. Kamus Inggris
1) Semua anggota kelompok wajib mendapat tugas Indonesia. Jakarta: Gramedia.
2) Ada interaksi langsung antar siswa dengan siswa
dan siswa dengan guru Lie, Anita. 1995. Peranan Sistem Pengajaran
3) Siswa dilatih untuk mengembangkan Gotong Royong Dalam Era Globalisaasi.
keterampilan sosial Surabaya: Surabaya Pos.
4) Mendorong siswa untuk menghargai pendapat
orang lain Lundgren, Linda. 1994. Cooperative Learning in The
5) Dapat meningkatkan kemampuan akademik siswa Science Classroom. New York: Glenco/Mc
6) Melatih siswa untuk berani berbicara di depan Graw-Hill.
kelas
b. Kelemahan Nur, Muhammad. 1997. Keterampilan-keterampilan
Selain memiliki keunggulan, pembelajaran Metakognitif. Makalah disampaikan pada
kooperatif juga mempunyai kelemahan-kelemahan, Workshop Penelitian Elaka IKIP Surabaya
antara lain sebagai berikut: pada bulan Desember 1997. Surabaya: PPS
1) Jika ditinjau dari sarana kelas, maka untuk IKIP Surabaya.
membentuk kesulitan memgatur dan mengangkat
tempat duduk. Hal ini karena tempat duduknya Osson, Dave. 1993. Sains Scope: How I Use
terlalu berat. Cooperative Learning. New York.
2) Karena rata-rata jumlah siswa di dalam kelas
adalah 45 orang, maka guru kurang makasiamal Rosye, RT. 1998. Penerapan Pembelajaran
dalam mengamati belajar kelompok secara Kooperatif Tipe STAD untuk meningkatkan
bergantian. Kualitas Proses Belajar Mengajar Biologi
3) Guru dituntut bekerja cepat dalam menyelesaikan SMU. Surabaya: PPS IKIP Surabaya.
yang berkaitan dengan pembelajaran yang telah
dilakukan, antara lain koreksi pekerjaan siswa Sherman, Lawrence W. 1989. A Comparative Study
menentukan perubahan kelompk belajar of Cooperative and Comp0etitive
65
Akademia Vol.10 No. 2 Agustus 2006 Bajongga Silaban : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Achievement in Two Secondary Biologi;


The Group Investigation Model Versus an Soedjadi. 1985. Mencari Strategi Pengelolaan
Individually Competitive Goal Structure. Pendidikan Matematika Menyongsong
Journal of Research in Science Teaching Tinggal Landas Pembangunan Indonesia
Vol. 26, No. 1, pp 55-64 (1988). New York. (Suatu Upaya Mawasa Diri). PIdato
Jhon Wiley and Sons. Pengukuhan Guru Besar IKIP Surabaya

Slavin, Robert, E. 1995. Cooperative Learning: Suparno, P. 1997. Filsafat Konstruktivisme Dalam
Theory, and Practice. Second Edition. Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.
Boston: Allyn and Bacon.

66

Você também pode gostar