Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
21.6k
SHARES
Konflik antara etnis Rohingya dan mayoritas penduduk Myanmar yang mayoritas
beragama Budha seolah tak berkesudahan. Puluhan ribu warga Rohingya terlunta-
lunta mengungsi ke negara lain, termasuk Indonesia.
Di Myanmar, etnis Rohingya tak diakui sebagai warga negara. Mereka kesulitan
memperoleh akses kesehatan, pendidikan dan perumahan yang layak. Kekerasan
juga terus terjadi.
Dari sisi geografis, penduduk Rohingya adalah sekelompok penganut Muslim yang
jumlahnya sekitar satu juta orang dan tinggal di negara bagian Rakhine. Wilayah
Rakhine juga ditempati oleh masyarakat yang mayoritas memeluk agama Budha.
Rakhine dikenal sebagai wilayah yang kaya akan sumber daya alam. Tetapi hal itu
menjadi timpang ketika pada kenyataannya tingkat kemiskinan di sana ternyata
tinggi.
Mayoritas warga Rakhine menilai Rohingya sebagai saingan dalam hal mencari
pekerjaan maupun untuk kesempatan untuk berwirausaha. Dari permasalahan
politik, warga Rakhine merasa jika kaum Rohingya telah mengkhianati mereka
lantaran tidak memberikan suara bagi partai politik mayoritas penduduk setempat.
"Jadi bisa dibilang, rasa tidak suka warga Buddha terhadap Rohingya bukan saja
masalah agama, melainkan didorong masalah politis dan ekonomis," kata Wolf.
Hal ini diperburuk oleh sikap pemerintah Myanmar yang bukannya mendorong
rekonsiliasi, tetapi malah mendukung kelompok fundamentalis Budha.
Umat Budha di dunia sendiri mengutuk kekerasan yang dilakukan kelompok garis
keras di Myanmar. Tahun 2014 lalu, Dalai Lama meminta Umat Budha
menghentikan kekerasan di Myanmar dan Sri Lanka.
Di dalam negeri Myanmar, nyaris tak ada yang membela Muslim Rohingya. Dunia
mengutuk pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi yang diam seribu bahasa soal
penindasan di Rohingya.
Kirim
Hak atas fotoAFPImage captionKekerasan yang berlanjut membuat ribuan umat Muslim Rohingya
mengungsi.
Kekerasan marak dan berlanjut hingga Sabtu (26/08) setelah para pejuang Rohingya menyerang sekitar 30
kantor polisi pada Jumat sehari sebelumnya.
Penduduk sipil Muslim Rohingnya mengungsi dengan melintasi perbatasan ke Bangladesh namun penjaga
perbatasan mengusir sebagian dari mereka kembali ke wilayah Myanmar.
Di Vatikan, Paus Fransiskus, menyerukan agar kekerasan atas warga Rohingya dihentikan.
WNI simpatisan ISIS bantah berencana serang Myanmar
Utusan khusus PBB tuduh militer Myanmar lakukan "kejahatan terhadap kemanusiaan"
OKI desak Myanmar izinkan delegasi tinjau minoritas Rohingya
"Berita buruk tiba tentang penganiayaan agama minoritas, saudara-saudara kita Rohingya," tulis Paus
dalam pernyataannya.
"Saya ingin mengungkapkan kedekatan penuh dengan mereka. Mari kita minta Tuhan menyelamatkan
mereka dan memberi pria dan wanita kebaikan untuk membantu mereka, agar mereka mendapat hak-hak
penuh."
Umat Muslim Rohingya tidak diakui sebagai warga negara di Myanmar -yang mayoritas penduduknya
beragama Budha- dan sering menjadi korban kekerasan aparat keamanan maupun kelompok militan
Budha.
Sebelum kekerasan terbaru ini, puluhan ribu warga Rohingya sudah mengungsi ke Bangladesh karena
mengaku menjadi korban penganiayaan.
Rakhine -yang merupakan negara bagian termiskin di Myanmar- menjadi tempat tinggal dari lebih dari
satu juta orang Rohingya yang beragama Islam.
Kapal pembawa bantuan Malaysia disambut unjuk rasa di Myanmar
OKI desak Myanmar izinkan delegasi tinjau minoritas Rohingya
Menengok fakta-fakta di wilayah konflik Rakhine, Myanmar
Kepolisian Bangladesh mengatakan mengusir 70 orang kembali ke Myanmar pada Sabtu (26/08) setelah
berupaya memasuki Bangladesh lewat perbatasan Ghumdhum.
Namun diperkirakan sekitar 3.000 warga Rohingya berhasil melintasi perbatasan dan masuk ke ke kamp
pengungsi maupun kampung-kampung di kawasan perbatasan Bangladesh.
Seorang warga, Mohammad Zafar -yang berusia 70 tahun- yang berada di kamp pengungsi di Balukhali
menjelaskan kepada kantor berita AFP bahwa dua anknya ditembak mati di lapangan terbuka.
"Mereka menembak begitu dekat sehingga saya tak bisa mendengar apapun sekarang."
Hak atas fotoREUTERSImage captionPemerintah Myanmar mengatakan operasi militer di negara bagian
Rakhine untuk memburu para militan Rohingya.
Warga lain yang mengungsi ke sebuah kampung di dekah Ghumdhum mengatakan akan dibunuh jika
kembali ke kampungnya. "Tolong selamatkan kami. Kami ingin tinggal di sini atau kami dibunuh,"
katanya kepada kantor berita Reuters.
Sementara itu, sekitar 4.000 penduduk Rakhine yang bukan beragama Islam sudah dievakuasi oleh tentara
Myanmar agar tidak terperangkap dalam kekerasan.
Kekerasan terbaru ini marak setelah Oktober 2016, ketika sembilan polisi tewas dalam serangan militan
Rohingya di pos perbatasan yang memicu operasi militar besar-besaran dan menyebabkan ribuan umat
Muslim Rohingya mengungsi.
Pemerintah Myanmar menegaskan operasi dilancarkan untuk memburu para militan Rohingya.
Bagaimanapun PBB sedang menyelidiki dugaan pelanggaran hak asasi manusia oleh aparat keamanan
Myanmar, yang membantah tega
Mengenal Myanmar
Myanmar adalah salah satu negara yang terletak di Asia Tenggara. Sama seperti
Indonesia, negara ini juga merupakan anggota Association of Southeast Asian
Nations (ASEAN). Bagian utara negara ini berbatasan dengan China dan India. Di
sebelah selatan, berbatasan dengan Teluk Benggala dan Thailand. Sebelah timur
berbatasan dengan wilayah China, Laos, dan Thailand. Dan sebelah barat
berbatasan dengan Teluk Benggala dan wilayah Bangladesh.
Jumlah penduduk Myanmar ditaksir sekitar 50 juta orang. 15% dari jumlah tersebut
adalah muslim yang mayoritasnya adalah orang-orang Arakan. 70% dari penduduk
Arakan adalah muslim. Sisanya adalah orang-orang Magh, orang-orang Arakan yang
beragama Budha Theravada. Dan kelompok-kelompok minoritas lainnya.
Myanmar merupakan wilayah yang terdiri dari banyak suku. Lebih dari 140 suku
menghuni wilayah bekas koloni Inggris tersebut. Suku mayoritasnya adalah
Bamar/Birma. Suku ini adalah suku kasta pertama dan memegang pemerintahan.
Oleh karena itu, dulu nama wilayah ini adalah Burma kemudian berganti Mynamar.
Kasta kedua adalah suku Syan, Kachin, Chin, Kayah, Magh, dan umat Islam dari
suku Rohingya. Jumlah kasta kedua ini kurang lebih 5juta jiwa.
Pada tahun 1784 M, Arakan diserang oleh raja Budha dari suku Birma yang bernama
Bodawpaya (masa pemerintahan 1782-1819 M). Kemudian ia menggabungkan
wilayah Arakan ke dalam wilayahnya, agar Islam tidak berkembang di wilayah
tersebut. Sejak saat itu bencana umat Islam Arakan pun dimulai. Peninggalan-
peninggalan Islam, masjid dan madrasah, dihancurkan. Para ulama dan dai
dibunuh. Budha dari suku Birma terus-menerus mengintimidasi kaum muslimin dan
menjarah hak milik mereka. Mereka juga memprovokasi orang-orang Magh untuk
melakukan hal yang sama. Keadaan tersebut terus berlangsung selama 40 tahun.
Sampai akhirnya berhenti dengan kedatangan penjajah Inggris.
Pada tahun 1824 M, Inggris menguasai Burma. Kemudian kerajaan Britania itu
menggabungkan wilayah itu dengan persemakmurannya di India. Pada tahun 1937
M, Inggris memisahkan Burma dan wilayah Arakan dari wilayah kekuasaannya di
India. Maka Burma menjadi wilayah kerajaan Inggris tersendiri yang bernama
Burma Britania. Tidak bernaung di wilayah India lagi.
Pemusnahan Etnis
Umat Islam diusir dari kampung halaman mereka. Tanah-tanah dan kebun-kebun
pertanian mereka dirampas. Kemudian orang-orang Budha menguasainya dan
membangunnya dengan harta-harta yang berasal dari kaum muslimin. Atau
membangunnya menjadi barak militer tanpa kompensasi apapun. Bagi mereka yang
menolak, maka tebusannya adalah nyawa. Inilah militer fasis yang tidak mengenal
belas kasihan.
1. Pada tahun 1962 M, militer fasis Myanmar mengusir 300.000 orang Arakan
ke wilayah Bangladesh.
2. Pada tahun 1978 M, lebih dari 500.000 kaum muslimin diusir dan mengalami
tekanan yang sangat berat hingga hampir 400.000 orang dari mereka tewas.
Termasuk di dalamnya orang-orang tua, wanita, dan anak-anak.
3. Tahun 1988, 150.000 kaum muslimin diusir karena orang-orang Budha
hendak membangun desa mereka sebagai tempat percontohan.
4. Tahun 1991, hampir 500.0000 orang muslim diusir. Hal ini karena hukuman
atas kemenagnan partai oposisi (NLD) dalam pemilu yang mendapatkan
suara dari umat Islam. Hasil pemilu pun dibatalkan.
5. Membatalkan hak kewarganeraan umat Islam.
6. Melakukan kerja paksa dengan tanpa mendapatkan makanan, minuman, dan
transportasi.
7. Umat Islam dilarang untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Apalagi
duduk di banguku kuliah. Bagi mereka yang berusah mendapatkan
pendidikan di luar negeri, kemudian kembali ke Myanmar dalam keadaan
terdidik, maka akan dijebloskan ke dalam penjara.
8. Secara umum, tidak boleh menjadi pegawai negera. Jika pun ada, maka tidak
akan mendapatkan hak-haknya secara penuh.
9. Dilarang melakukan perjalanan ke luar negeri, walaupun untuk beribadah
haji. Mereka hanya diperbolehkan pergi ke Bangladesh dengan ketentuan
waktu yang terbatas. Mereka tidak diperbolehkan berpergian ke Ibu Kota
Rangon dan kota-kota lainnya di Myanmar. Jika mereka hendak pindah kota,
harus mendapatkan surat izin yang jelas.
Pemusnahan
Etnis Rohingya di Myanmar
Diskrimanis dalam ekonomi:
Dibebani pajak yang tinggi dalam segala hal. Dikenakan banyak denda. Dipersulit
melakukan perdagangan. Kecuali berniaga dengan militer. Itupun dijual dengan
harga yang jauh di bawah standar atau dipaksa menjual sesuatu yang tidak ingin
mereka jual. Hal itu bertujuan agar mereka terus dalam keadaan miskin.
Penutup
Demikian gambaran singkat keadaan muslim Rohingya. Sejak lama mereka ditindas
dan menerima kekejaman umat Budha Myanmar, namun dunia enggan berbicara
membela mereka. Tidak ada atas nama kemanusiaan. Tidak pula ada belas kasihan.
Pada tahun 1970-an Raja Faisal bin Abdul Aziz rahimahullah menjadi pemimpin
dunia yang pertama membangun puluhan ribu camp pengungsi Rohingya di Arab
Saudi. Saat ini sekitar seperempat juta warga Rohingya telah tinggal aman di Arab
Saudi.
Saat ini kita melihat respon yang baik dari pemerintah Aceh, Turki, dan Arab Saudi,
untuk menolong saudara-saudara kita kaum muslimin Rohingya yang tengah
tertimpa musibah. Semoga Allah meringankan beban mereka.