Você está na página 1de 1

Purwiyatno Hariyadi, Direktur Southeast Asian Food and Agricultural

Science and Technology (SEAFAST)

SNI, DISKRIMINASIKAN
MINYAK GORENG
SAWIT
Bapak setuju dengan tujuan Kalau dari awal prosesnya minyak
fortifikasi vitamin A untuk goreng menyimpan betakaroten.
penambahan gizi? Kenapa tidak diperbaiki saja
Latar belakang fortifikasi prosesnya?
digunakan memperbaiki gizi yang Kalau menurut saya dapat betakaroten.
membutuhkan usaha signifikan dari diperbaiki prosesnya tetapi karena
Artinya industri minyak goreng sawit
pemerintah dan industri. Mesti ada regulasi yang mendefinisikan
berpeluang mengembangkan produk
disadari, masalah ini harus ditangani seperti diatas maka akan mempersulit
secara serius supaya bebannya tidak dengan kandungan vitamin A?
industri. Oleh karena itu, definisi
semakin berat. Memang, kebutuhan sangat penting karena ada SNI Kalau industrinya tidak inovatif,
vitamin A perlu ditingkatkan guna misalkan industri dapat modifikasi pasti maunya tinggal tambah saja.
membantu masyarakat miskin. Itu proses yang kandungan vitamin A Tetapi kalau industri inovatif pasti
sebabnya,fortifikasi mempunyai cukup itu tidak dapat disebut minyak akan membuat minyak goreng dengan
peranan penting sekali. Kendati goreng sawit karena tidak sesuai berbagai macam kandungan vitamin
demikian, fortifikasi ini sebatas dengan SNI. A bermacam-macam. Jadi, sekarang
instrumen pelengkap saja untuk Padahal, kalau minyak sawit minyak goreng di pasaran itu sekitar
meningkatkan gizi. Cara lain yang merah itu nilainya 500-600 ppm 0-10 ppm kandungan betakaroten
dapat digunakan memperbaiki mutu sehingga merah banget.Penambahan sehingga menghasilkan warna kuning.
pangan yang dikonsumsi bersifat vitamin A ini mempersyaratkan Hasil ini didapat setelah melewati
jangka panjang dan erat kaitan 45 IU yang ekuivalen dengan 27 proses pemurnian dengan suhu tinggi
dengan masalah ekonomi. Bagi orang ppm. Kalau misalkan minyak sawit dan vakum tetapi karotenoid hilang.
mampu, menu dapat diperbaiki merah kandungan lebih dari 300 Dari penelitian, saya dapat
sendiri. ppm, itu dapat saya campur dengan kendalikan prosesnya sehingga
Tetapi, permasalahan muncul minyak goreng sawit komersial. hasil akhir tidak sampai 0 atau 5
dalam definisi minyak goreng sawit Nantinya, akan menghasilkan minyak ppm tapi berhenti di angka 27 ppm
di dalam SNI 7709-2012. Dalam hal goreng sesuai SNI 7709-2012. dengan begitu akan dihasilkan
ini, terdapat kalimat "melalui proses Komposisinya, minyak sawit merah minyak goreng sawit dengan standar
pemurnian dengan penambahan sebesar 9% dan minyak goreng yang menyamai minyak goreng SNI.
vitamin A". Jadi kalau tidak ditambah komersial 91%). Bedanya, tidak perlu ditambahkan
vitamin tidak bisa disebut minyak Cara lain, dapat dikendalikan vitamin A. Tetapi syaratnya, SNI harus
goreng sawit. pada saat prosesnya sehingga diubah dulu.
memperoleh hasil akhir minyak
Apa dampaknya kepada produsen? Apakah Bapak sudah mengajukan
goreng yang warnanya tidak sekuning
ini. Jumlah vitamin A yang diperoleh keberatan terhadap definisi SNI
Tujuan SNI mencantumkan
dapat mencapai 30 ppm itu sudah kepada Badan Standarisasi Nasional?
menjamin perdagangan jujur dan
bertanggungjawab. Tetapi dengan cukup. Kalau penambahan 45 IU Saya sudah surati BSN bahwa
adanya kata penambahan vitamin bisa memperbaiki gizi artinya ini definisi itu mestinya diubah dan
A, minyak goreng sawit sedari awai sudah dapat perbaiki gizi. Tujuan ditinjau kembali. Terlebih lagi, akan
diarahkan ke situ, padahal tidak memperbaiki gizi masyarakat bukan diwajibkan karena definisi tersebut
perlu tambah vitamin A sudah dapat tambah vitamin A di minyak goreng. melenceng dari tujuan. Kalaupun
disebut minyak goreng sawit. Kenapa harus dikunci dengan kata tercapai hanya satu tujuan yaitu
Sedangkan minyak nabati lain ditambah, itu artinya kita mesti impor. memperbaiki gizi. Usulan saya
seperti minyak kedelai, minyak Selain itu, kalau minyak goreng itu dilakukan perubahan definisi
jagung, dan minyak kedelai, tidak bisa diproduksi lalu dipersyaratkakan diubah dan menghapus kalimat
ada kewajiban menambahkan ditambah vitamin maka akan sulit penambahan vitamin A.
vitamin A. Kalau saya lihat ini tidak melakukan diversifikasi produk. Sebagai produsen terbesar
fair karena dengan penambahan Kalau ingin ada diversifikasi produk, CPO di dunia, idealnya kita dapat
vitamin A baru bisa dibilang minyak sebaiknya proses pencampuran mengelola minyak goreng ini untuk
goreng. Jadi ini justru gak fair kan. diperbolehkan sehingga akan dapat berdaya saing tinggi. Yang
Boleh dikatakan tidak sesuai dengan dihasilkan kandungan vitamin A harus dipikirkan pula, tambahan
tujuan SNI itu sendiri karena SNI yang beragam sesuai kebutuhan vitamin A ini berasal dari impor yang
berupaya membangun perdagangan masyarakat. Saya dapat hasilkan berarti mengorbankan devisa negara.
jujur dan bertanggungjawab, pada kandungan vitamin A di dalam (Amri)
kenyataannya tidak ada. minyak goreng dengan pemanfaatan

Você também pode gostar