Você está na página 1de 7

ALIRAN FILSAFAT MATEMATIKA

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Filsafat Matematika
Dosen Pengampu:
Dr. Maryono M.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 10 TMT-3F
Diah Ayu Rohana (17204163176)
Anila Risma Niswaul L (17204163238)
Nadia Alvi Nurussovi (17204163260)

JURUSAN TADRIS MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) TULUNGAGUNG
OKTOBER 2017
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta
hidayah-Nya terutama nikmat, kesempatan, dan kesehatan sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah Aliran Filsafat Matematika tepat
waktu. Kemudian shalawat beserta salam penulis sampaikan kepada Nabi
besar Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-
Quran dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Filsafat
Matematika di program studi Tadris Matematika Institut Agama Islam
Negeri Tulungagung. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Dr. Maryono M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah
Filsafat Matematika yang senantiasa membimbing. Tak lupa penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang telah memberikan
bantuan selama penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan
dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Tulungagung, 29 Oktober 2017

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Ilmu adalah harta karun yang terpendam. Knowledge are treasures
in the deepest, the more we try to dig it, the more we feel stupid. The
harder wetry to get it, the harder we lose it. Ilmu berawal dari bertanya
dan mengalami kebingungan. Jika kita mengalami kebingungan dan
berusaha mencari jawaban dengan cara berfikir, berarti kita sedang dalam
taraf menggapai ilmu.
Ilmu matematika juga merukan ilmu yang menuntut manusia
berfikir kritis, kreatif, mampu melakukan abstraksi, menggunaan loginya
agar manusia tersebut mampu memecahkan masalah. Dengan melatih
kemampuan pemecahan masalah yang ada dalam matematika, diharapkan
manusia tersebut dapat menerapkan matematika untuk memecahkan
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Filsafat merupakan studi tentang seluruh fenomena khidupan dan
pemikiran manusia secara kritis dan pemikiran manusia secara kritis dan
dijabarkan dalam konsep mendasar. Dengan demikian filsafat matematika
adalah cabang dari filsafat yang mengkaji anggapan-anggapan filsafat,
dasar-dasar dan dampak-dampak matematika. Dalam filsafat matematika
terdapat aliran-aliran. Aliran-aliran tersebut tersebut memperkaya dan
membuat matematika berkembang dan memiliki banyak pengikut.
Dari latar belakang diatas penulis menuliskan makalah dengan
tema aliran filsafat matematika sebagai kontribusi kecil dalam khasanah
matematika dan menyegarkan serta memperkenalkan kepada pembaca
aliran-alira filsafat dalam matematika, bahwa yang demikian itu memang
ada. Oleh karena itu penulis mengambil judul Aliran filsafat matematika
untuk menambah pengetahuan tentang aliran yang ada dalam filsafat
matematika.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan Makalah
BAB II
PEMBAHASAN
A. ?
B. ?
C. Formalisme
Tokoh utama aliran formalisme dalam filsafat matematika adalah
Hilbert. Tesis aliran formalisme menyatakan bahwa matematika berkaitan
dengan sistem simbolik formal. menurut formalisme, matematika adalah
sebuah permainan simbol atau permainan formal dan sangat menekankan
strukturnya. Formalisme bertjuan untuk menerjemahkan seluruh
matematika ke dalam system formal yang tidak dapat diinterpretasikan
(kosong dalam arti).
Kaum formalis memandang matematika sebagai koleksi
perkembangan abstrak, dimana term-term matematika semata-mata
hanyalah lambang-lambang dan pernyataan adalah rumus-rumus yang
melibatkan lambang tersebut. Oleh karena itu menurut formalisme
matematika kosong dari muatan konkrit dan hanya memuat elemen-
elemen lambang ideal sehingga membangun kekonsistenan dari berbagai
cabang matematika menjadi sangat penting.1 Tanpa disertai kekonsistenan,
seluruh penyelidikan matematika tidak berarti sama sekali. Dengan
perkataan lain, matematika merupakan bahasa simbol yang harus bersifat
konsisten dan formal. Hilbert menyusun sistem matematika yang
strukturnya bersifat aksiomatik dan formal, lengkap dan konsisten, dan
tunggal yang berpijak pada definisi yang telah disepakati.
Formalisme meyakini bahwa matematika merupakan suatu sistem
formal yang kebenarannya tertuang dalam teorema-teorema di dalamnya
dan sistem tersebut konsisten. Matematika adalah suatu permainan formal
dengan simbol dan pemainnya harus menguasai aturan permainan yang
dapat dipakai untuk mengoperasikan simbol. Simbol dalam matematika
tak bermakna. Simbol hanyalah simbol. Dalam bahasa popular,

1
Agung Prabowo, Jurnal Vol. 1 No. 2 : Aliran-Aliran Filsafat Dalam Matematika,
Purwokerto, 2009 , hlm. 41.
formalisme memandang metematika sebagai permainan formal penuh
makna yang dimainkan dengan lambang-lambang diatas kertas
menggunakan aturan tertentu.
Hilbert berpendapat bahwa ada suatu ide (sense) yang mana
bilangan asli merupakan salah satu basis matematika. Menurut Hilbert,
bilangan asli dapat dinyatakan sebagai sebuah simbol. Simbol adalah
sesuatu (entitas) yang bersifat abstrak, akan tetapi bilangan asli yang
dinyatakan dalam bentuk simbol memiliki peran bagi entitas yang bersifat
fisik.
Hilbert tidak mengambil posisi sebagai orang yang merevisi tubuh
pengetahuan matematika yang sudah ada. Ia sebenarnya malah
mengadopsi suatu alat yang ada melekat pada matematika tingkat tinggi.
Menurutnya matematika tingkat tinggi tidak lebih dari permainan formal.
Pandangan Hilbert yang menyatakan bahwa matematika adalah
suatu permainan formal dengan simbol, berimplikasi bahwa orang yang
memahami matematika harus menguasai aturan permainan yang
membolehkan kegiatan operasi dengan simbol tetapi mengabaikan intuisi.
Pada tahun 1929, Wittgenstein melakukan diskusi-diskusi dengan
Waissmann tentang pemikiran Hilbert dan Brouwer. Menurut
Wittgenstein, dalam permainan formal dengan menggunakan simbol juga
tetap memerlukan the intuition of simbols. Walaupun dalam
pemikirannya banyak ide dari aliran formalisme digunakan oleh
Wittgenstein, akan tetapi tidak seluruh gagasan formalisme sesuai dengan
pendapatnya. Wittgenstein menolak formalisme karena formalisme
berusaha mengurangi praktik untuk memanipulasi simbol tak bermakna
dan menolak atau mehilangkan penggunaan kegiatan manusia.
Keberatan Hers terhadap formalisme lebih serius, khususnya
pandangan bahwa matematika adalah permainan matematika tak bermakna
yang dimainkan secara khusus, tetapi dengan sembarang aturan. Ia
membantah bahwa aturan tidak sembarangan, bantahannya adalah bahwa
secara historis ditentukan oleh hasil kerja masyarakat yang dikembangkan
dibawah tekanan pekerjaannya dan interaksi sosial suatu kelompok, dan
secara lingkungan psikologis dan biologis. Lebih lanjut, ia menegaskan
bahwa itu bukanlah bagaimana matematika bekerja, dan bahwa gagasan
dari ketatnya mengikuti aturan tanpa kebutuhan untuk mengahakimi
adalah suatu khayalan dan bahwa itu adalah menyesatkan untuk
menggunakannya di dunia nyata. Hers mengklaim bahwa formalisme tidak
mendiskripsikan dari mana hasil matematika berasal, ia menegaskan,
matematikawan selalu tahu hasil sebelum mereka menuliskan dalam bukti
formal.
Hasil kerja Gdel yang dikenal sebagai Gdels first
incompleteness theorem. Gdel adalah ahli logika, ahli matematika, dan
filsuf yang berasal dari Austria. Ia mempublikasikan Gdel
incompleteness theorem pada tahun 1931. Teorema ini menyatakan bahwa
sistem matematika yang lengkap tidak mungkin konsisten dan sistem yang
konsisten tidak mungkin lengkap.
Hasil kerja Gdel tidak berarti aliran formalisme berakhir, tetapi
tetap tak tergoyahkan bahwa matematika adalah ilmu pengetahuan tentang
sistem formal. matematika tersusun atas suatu koleksi dari sistem formal
yang tidak mempunyai interpretasi atau konten. Ini berarti bahwa dalam
suatu sistem formal yang sudah tertentu, suatu pernyataan dikatakan benar
jika dan hanya jika dapat diturunkan dari pernyataan lain dalam sistem
tersebut.

Você também pode gostar