Peran Guru Matematika menghadapi MEA melalui Teknologi Informasi
MEA merupakan singkatan dari Masyarakat Ekonomi ASEAN yang
mengintegrasikan ekonomi ASEAN dengan cara membentuk sistem perdagangan bebas atau free trade antara negara-negara anggota ASEAN. Para anggota ASEAN termasuk Indonesia telah menyepakati suatu perjanjian Masyarakat Ekonomi ASEAN tersebut. MEA menyebabkan semua rintangan perdagangan akan diliberalisasi dan deregulasi. Semua arus perdagangan dibebaskan dari biaya tarif yang selama ini menjadi penghalang perdagangan dan implementasi proteksionisme. MEA tidak hanya membuka arus perdagangan barang atau jasa, tetapi juga pasar tenaga kerja profesional seperti dokter, guru, pengacara, akuntan, dan lainnya. Peran teknologi komunikasi di Indonesia dalam membantu aktivitas manusia sangat besar. Teknologi komunikasi yang ada saat ini, bisa dijadikan Indonesia sebagai peluang dalam menghadapi MEA 2015. Hal ini terlihat dari masyarakat Indonesia yang sudah menggunakan teknologi smartphone untuk komunikasi. Dalam MEA, banyak pihak asing yang masuk ke Indonesia untuk menanamkan investasinya diberbagai bidang, baik bidang pendidikan, pertanian, perternakan, dll. Perkembangan TIK mampu mendorong terciptanya inovasi-inovasi di segala bidang. Salah satu bidang yang tidak luput dari perkembangan tersebut adalah bidang pendidikan. Dengan memanfaatkan kecanggihan Teknologi Informasi, mutu dan efisiensi pendidikan dapat ditingkatkan. Salah satu produk integrasi TIK dalam dunia pendidikan adalah konsep m-learning (mobile-learning). M-learning adalah salah satu alternatif bahwa layanan pembelajaran harus dilaksanakan dimana saja dan kapan saja melalui mobile-apps sebagai media pembelajarannya (Darmawan, 2012: 15). Perangkat mobile yang digunakan dalam m- learning antara lain smartphone, PDA, laptop, dan tablet. Hal ini didukung dengan meningkatnya pengguna smartphone di Indonesia dari tahun ke tahun. Berdasarkan data yang dirilis eMarketer.com pada tanggal 16 Sepetember 2015 tentang Smartphone User and Penetration in Asia-Pacific, by Country, 2014-2015, diperkirakan pengguna smartphone di Indonesia pada tahun 2019 mencapai 92 juta pengguna. Tantangan berikutnya adalah ketersedian mobile-apps yang bisa digunakan siswa dan guru. Salah satu penyedia mobile-apps adalah m-edukasi.kemdikbud.go.id. Namun demikian, kualitas, ketersedian, serta inovasi mobile-apps tersebut harus terus ditingkatkan. Untuk itu, peran aktif guru untuk mengembangkan mobile-apps juga sangat diharapkan. Keterbatasan mobile-apps menandakan bahwa pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan belum teroptimalisasi secara maksimal mengingat pengguna smartphone terus meningkat. Peningkatan penggunaan perangkat mobile di masyarakat harus dimanfaatkan untuk meningkatkan daya saing. Fakta yang ada, perangkat mobile saat ini digunakan oleh pengguna untuk hiburan semata. Berdasarkan riset Mobo Market dalam Laporan berjudul Q2 2015 Indonesia Mobile Data Report, Based on Mobo Market Users Data Research dibawah ini, game menjadi aplikasi yang paling banyak diunduh oleh para pengguna.
Gambar 1.2 Grafik informasi aplikasi favorit pengguna smartphone
Observasi yang telah dilakukan oleh Rizky Agung Sambodo (2014) di SMA Negeri 8 Yogyakarta, kebanyakan siswa memanfaatkan smartphone hanya sebatas telepon, sms, memutar lagu/video, mengakses social network, bahkan bermain game. Hal ini semakin menguatkan bahwa smartphone yang dimiliki siswa kurang dimanfaatkan dalam bidang pendidikan. Melihat fakta ini, dunia pendidikan harus berperan aktif memanfaatkan peluang tersedianya perangkat mobile. Perkembangan pendidikan dalam suatu negara dapat menentukan kemajuan negara tersebut. Melalui pendidikan yang terencana dapat menjadikan masyarakat berpendidikan tinggi sehingga mampu meningkatkan kualitas suatu negara. Masyarakat suatu negara yang maju akan melahirkan kemajuan dalam berbagai bidang seperti pembangunan, ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi, sosial, politik, dan peradaban. Indonesia dalam Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk mencetak generasi bangsa yang beriman dan bertakwa, berbudi luhur, cerdas, dan kreatif (Ali Hamzah dan Muhlisrarini, 2014: 1). Hal ini menunjukkan keberadaan pendidikan sedemikian pentingnya dalam menghadapi MEA. Matematika merupakan ilmu dasar yang diaplikasikan dalam berbagai bidang keilmuan lainnya sehingga matematika dijadikan salah satu mata pelajaran wajib yang harus dipelajari siswa di semua jenjang pendidikan. Bahkan, untuk menguasai teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika sejak dini (Ibrahim dan Suparni, 2008: 36). Pembelajaran matematika sedemikian pentingnya sehingga dalam satuan pendidikan menengah pertama dan menengah atas diberikan lebih dari 5 jam dalam seminggu. Melihat beberapa masalah diatas, salah satu peran sebagai guru matematika adalah dengan mengembangkan suatu mobile-apps, yang akan berperan untuk mengurangi keterbatasan mobil-apps saat ini serta turut memanfaatkan IPTEK dalam bidang pendidikan untuk menghadapi MEA.