Você está na página 1de 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK

OLEH :
Luh Komang Ratna Pertiwi
0902105024

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2013

SATUAN ACARA PENYULUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK


PADA KELUARGA BAPAK M KHUSUSNYA AN. A DENGAN GIZI KURANG DI
BANJAR SAMA KALURAHAN PEDUNGAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS IV
DENPASAR SELATAN

Satuan Acara Pendidikan Kesehatan


Hari/Tanggal : Jumat, 11 Oktober 2013
Waktu : 45 menit
Tempat Pelaksanaan : Rumah Bapak M Banjar Sama Kelurahan PEdungan,
Kecamatan Denpasar Selatan.
Sasaran : Keluarga Bapak M Banjar Sama Kelurahan PEdungan,
Kecamatan Denpasar Selatan.
Topik Kegiatan : Kebutuhan Nutrisi pada Anak
Sub Topik : 1. Pengertian Nutrisi
2. Fungsi Pemberian Makan.
3. Kandungan Gizi Lengkap dan Seimbang
4. Masalah Makan pada Anak Usia 1-3 tahun.
5. Cara Mengatasi Kesulitan Makan pada Anak.
6. Cara Membuat Makanan Selingan: Bola-bola Tahu

A. LATAR BELAKANG
Masalah gizi pada anak masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di
Indonesia. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2010, sebanyak 13% berstatus gizi
kurang, di antaranya 4,9% berstatus gizi kurang. Dari berbagai penyebab kematian pada
balita di negara-negara berkembang, kekurangan gizi merupakan penyebab 53%
kematian balita di negara-negara berkembang dengan berbagai penyakit yang menyertai
seperti pneumonia, diare, malaria, campak, HIV/AIDS, kelainan perinatal dan penyakit
lainnya. Masalah gizi, di samping merupakan sindroma kemiskinan yang erat kaitannya
dengan masalah ketahanan pangan di tingkat rumah tangga, juga menyangkut aspek
pengetahuan dan perilaku yang kurang mendukung pola hidup sehat (Aryo, 2008).
Beberapa faktor yang erat kaitannya dengan perubahan status kesehatan dan gizi
penduduk, yaitu mulai dari ketahanan pangan di tingkat rumah tangga, pola asuh,
penyakit infeksi/non-infeksi, kesehatan lingkungan, pendidikan, dan hingga kemiskinan.
Ketahanan pangan di tingkat rumah tangga sangat tergantung dari cukup tidaknya pangan
dikonsumsi oleh setiap anggota rumah tangga untuk mencapai gizi baik dan hidup sehat.
Kebiasaan makan dinilai berdasarkan perilaku anggota rumah tangga mengkonsumsi
makanan sehari-hari. Analisis pola asuh yang dapat dikaji adalah pemberian ASI pada
anak balita. Masalah kesehatan lingkungan dan pelayanan kesehatan dasar merupakan
determinan penting dalam bidang kesehatan. Berubahnya kondisi lingkungan akan
berdampak kepada berubahnya kondisi kesehatan masyarakat (Gadir, 2011).
Pada anak yang gizi kurang, rentan terhadap penyakit infeksi karena daya tahan
tubuhnya yang rendah. Sehingga anak tersebut tidak dapat tumbuh dan berkembang
secara optimal dan anak tampak kurus dan pendek. Selain itu, pada anak kurang gizi
pertumbuhan dan perkembangan otaknya juga tidak optimal, sehingga dapat menurunkan
kecerdasan anak. Anak akan tumbuh dan berkembang menjadi remaja dan dewasa yang
kurang berprestasi serta memiliki produktifitas rendah, yang akhirnya menjadi lanjut usia
yang kurang gizi dan sakit-sakitan. Kondisi tersebut akan berdampak pada mutu sumber
daya manusia, sedangkan pada anak yang gizinya cukup dan sehat, tumbuh kembang
otak dan fisik menjadi optimal. Dengan demikian anak tersebut menjadi cerdas dan lebih
produktif yang akan menjadikan sumber daya manusia yang berkualitas (Giri, 2011).
Pada keluarga Tn. M, ditemukan bahwa An. A mengalami masalah gizi kurang.
Hal ini dapat dilihat dari berat badan dan tinggi badan anak KDN yang tidak seimbang,
dengan indeks massa tubuh sebesar 16,88 yang termasuk dalam kategori kurus. Anak A
memiliki kebiasaan jajan yang terlalu sering. Pengetahuan orang tua tentang nutrisi dan
gizi seimbang sangat mempengaruhi status gizi anak, sebab keluarga berperan penting
dalam perawatan anak kurang gizi, maka dari itu perlu dilakukan penyuluhan pada
keluarga Tn. M dengan maksud untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
keluarga dalam merawat An. A, serta dapat meningkatkan status gizi pada anggota
keluarga yang lain.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 45 menit diharapakan peserta dapat
mengerti dan memahami mengenai kebutuhan nutrisi pada anak dan keluarga aktif
dalam pembuatan bola-bola tahu.
2. Tujuan Khusus :
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 45 menit , diharapkan peserta dapat:
1) Mengetahui dan mampu menyebutkan pengertian nutrisi.
2) Mengetahui dan mampu menyebutkan fungsi pemberian makan.
3) Mengetahui dan mampu menyebutkan kandungan gizi lengkap dan seimbang
4) Mengetahui dan mampu menyebutkan masalah makan pada anak usia 1-3 tahun.
5) Mengetahui dan mampu menyebutkan cara mengatasi kesulitan makan pada anak.
6) Mengetahui dan mampu berpartisipasi dalam cara membuat bola-bola tahu.

C. PESERTA PENYULUHAN
Keluarga Bapak M dengan jumlah 3 orang.
D. PENYELENGGARA PENYULUHAN
Penyelenggara penyuluhan Infeksi Saluran Pernafasan Akut adalah mahasiswa Program
Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang bernama Luh
Komang Ratna Pertiwi.
E. GARIS BESAR MATERI
1. Pengertian Nutrisi
2. Fungsi Pemberian Makan.
3. Kandungan Gizi Lengkap dan Seimbang
4. Masalah Makan pada Anak Usia 1-3 tahun.
5. Cara Mengatasi Kesulitan Makan pada Anak.
6. Cara Membuat Makanan Selingan: Bola-bola Tahu

F. STRATEGI PELAKSANAAN
Tahap Kegiatan Waktu
Pembukaan Mengucapkan salam 5 menit
Menyampaikan maksud dan tujuan
Mengadakan kontrak waktu
Kerja Penyuluh menjelaskan mengenai: 15 menit
1. Pengertian Nutrisi
2. Fungsi Pemberian Makan.
3. Kandungan Gizi Lengkap dan Seimbang
4. Masalah Makan pada Anak Usia 1-3 tahun.
5. Cara Mengatasi Kesulitan Makan pada
Anak.
6. Cara Membuat Makanan Selingan: Bola-
bola Tahu
Demontrasi : Pembuatan Bola-bola tahu
Tanya jawab 15 menit
Penutup Menyimpulkan seluruh materi yang diberikan dan 10 menit
mengevaluasi jalannya ceramah.
Mengakhiri kontrak
Melakukan evaluasi kegiatan
Salam penutup
Jumlah 45 menit

G. METODE PELAKSANAAN
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Demonstrasi

H. MEDIA DAN ALAT


1. Leaflet
2. Flipchart

I. SETTING TEMPAT

1
Keterangan gambar:
1. Penyuluh
2 2 2 2 2 2. Peserta

J. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
Rencana kegiatan dipersiapkan dua hari sebelum kegiatan dengan melakukan
kontrak sebelumnya dengan keluarga satu hari sebelum kegiatan. Sarana prasarana
seperti leaflet, flipchart, dan materi penyuluhan disiapkan dua hari sebelum
pelaksanaan.
2. Evaluasi Proses
Kegiatan berlangsung tepat waktu
Peserta yang hadir 80% dari jumlah total
peserta
80% peserta berkonsentrasi penuh
Tempat berlangsungnya kegiatan kondusif
Peserta yang aktif bertanya 70% dari total
peserta yang hadir.
3. Evaluasi Hasil
a) Peserta mengerti dan dapat menjelaskan kembali 75% dari materi pengertian
nutrisi.
b) Peserta mengerti dan dapat menjelaskan kembali 70% dari materi fungsi
pemberian makan.
c) Peserta mengerti dan dapat menjelaskan kembali 75% dari materi kandungan
gizi lengkap dan seimbang.
d) Peserta mengerti dan dapat menjelaskan kembali 75% dari materi masalah
makan pada anak usia 1-3 tahun.
e) Peserta mengerti dan dapat menjelaskan kembali 75% dari materi cara
mengatasi anak kesulitan makan.
f) Peserta mampu berpartisipasi dalam pembuatan bola-bola tahu.

K. LAMPIRAN-LAMPIRAN
Materi
Soal
Leaflet

Lampiran Materi
KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK

A. Pengertian Nutrisi
Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu
energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses
kehidupan (Soenarjo, 2000). Menurut Rock CL (2004), nutrisi adalah proses dimana
tubuh manusia menggunakan makanan untuk membentuk energi, mempertahankan
kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ baik
antara asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi. Sedangkam menurut Supariasa
(2001), nutrisi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melalui proses degesti, absorbsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari organ-organ, serta
menghasilkan energi.

B. Kebutuhan Nutrisi
1. Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Tunjangan nutrisi yang tepat dan akurat pada anak sakit kritis dapat menurunkan
angka kematian. Terdapat dua tujuan dasar dari tunjangan nutrisi yaitu:
a Mengurangi konsekuensi respon berkepanjangan terhadap jejas yaitu starvation
dan infrastruktur.
b Mengatur respon inflamasi, penentuan status nutrisi pada anak sakit kritis
hendaknya dilakukan berulang ulang untuk menentukan kecukupan nutrisi dan
untuk menentukan tunjangan nutrisi selanjutnya. Pemeriksaan yang berulang-
ulang ini penting karena 16-20% anak yang dirawat di ruang Intensif mengalami
defisiensi makronutrien 48jam setelah anak dirawat. Disamping itu
disfungsi/gagal organ multiple dapat terjadi sesudah trauma, sepsis atau gagal
nafas yang berhubungan dengan hipermetabolisme yang berlangsung lama
(Setiati,2000).
2. Fungsi pemenuhan kebutuhan nutrisi
Fungsi Fisiologis
yaitu memberikan nutrisi sesuai kebutuhan agar tercapai tumbuh kembang yang
optimal
Fungsi psikologis
yaitu penting dalam pengembangan hubungan emosional ibu dan bayi sejak awal
Fungsi Sosial/edukasi
yaitu melatih anak mengenal makanan, keterampilan makan.

3. Gizi seimbang
Keadaan yang menjamin tubuh memperoleh makanan yang cukup mengandung
semua zat gizi dalam jumlah mengandung semua zat gizi dalam jumlah yang
dibutuhkan.
Gizi lengkap dan seimbang harus mengandung:
Bahan makanan sumber tenaga yang berfungsi untuk beraktifitas. contoh : beras,
roti, kentang, mie.
Bahan makanan sumber zat pembangun,
Bahan makanan sumber zat pembangun, berfungsi untuk pembentukan,
pertumbuhan dan pemeliharaan sel tubuh. contoh: daging, ikan, telur (protein
hewani), tempe, tahu (protein nabati)
Bahan makanan sumber zat pengatur berfungsi untuk mengatur proses
metabolisme. contoh : sayuran: bayam, buncis, wortel, tomat. buah-buahan:
pisang, pepaya, jeruk, apelbuah-buahan: pisang, pepaya, jeruk, apel.
4. Cara mengatasi kesulitan makan
a. Berikan makan pada saat anak tidak lelah
b. Porsi disesuaikan dgn kebutuhan anak, kecil tapi sering
c. Jadwal disesuaikan
d. Tunggu anak lapar
e. Beri kasih sayang
f. Variasikan makanan
g. Berikan bersama makanan kesukaannya
h. Ajak makan dengan keluarga
i. Berikan makan sambil bermain
j. Biarkan anak belajar makan sendiri
k. Tempatkan makanan pada wadah yang menarik.
l. Beri pujian bila anak menghabiskan porsinya
m. Berikan sugesti bahwa makanan yang diberikan enak
n. Ibu harus rileks.
5. Cara Membuat Bola-bola Tahu
Bahan-bahan/bumbu-bumbu:
375 gram tahu putih, dihaluskan
1 sendok teh ebi, diseduh, disangrai, dihaluskan
50 gram wortel, dipotong dadu kecil, direbus
1 tangkai daun seledri, diiris halus
1/2 sendok teh garam
1/4 sendok teh merica bubuk
1/4 sendok teh kaldu bubuk
1 putih telur, dikocok lepas
minyak untuk menggoreng
Bumbu, Haluskan:
3 butir bawang merah, goreng
2 siung bawang putih, goreng

Cara membuat:
1. Campur tahu putih, ebi, wortel, daun seledri, garam, merica, kaldu bubuk dan telur.
Masukkan bumbu halus. Aduk rata. Bentuk bulat.
2. Goreng dalam minyak yang sudah dipanaskan di atas api sedang sampai matang.

Você também pode gostar