Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Oleh Kelompok 8:
FAKULTAS KEDOKTERAN
2014
Kasus :
Kecelakaan dengan segala bentuk dan akibatnya dapat merugikan pengusaha dan mayarakat,
karena kecelakaan kerja akan menimbulkan penderitaan lahir batin dan kerugian yang bersifat
ekonomis. Jadi K3 adalah masalah bersama dari semua pihak yang terlibat dalam proses
produksi barang dan jasa, yaitu pemerintah, pengusaha/pengurus tenaga kerja dan masyarakat.
1. Aspek fisik
a. Kebisingan
Gangguan yang ditimbulkan oleh mesin sebagai penggerak utama kapal.
Mesin tersebut dengan tingkat kebisingan (kuat bunyi) serta getaran yang
berlebihan sehingga akan mengganggu pendengaran anak buah kapal.
Intensitas bunyi yang akan mengganggu pendengaran adalah 90 db-100 db
b. Getaran
Getaran suatu gejala fisik gelombang dalam getaran yang merupakan sumber
asal proses tersebut selanjutnya getaran akan menyebar. Getaran yang
dihasilkan mesin kapal sampai ke tubuh manusia yang tidak terbiasa dengan
getaran dalam kehidupannya sehingga akan menimbulkan rasa tidak nyaman.
c. Suhu
Suhu di sekitar mesin bersumber dari gas buang mesin yanh tergantung pada
bahan bakar yang digunakan serta suhu udara yang tergantung pada keadaan
iklim cuaca.
Suhu gas buang mesin dengan menggunakan bahan bakar solar cenderung
stabil meningkat seiring meningkatnya laju putaran mesin. Suhu tertinggi
yang terjadi pada putaran 2200 RPM yaitu 130 derajat celcius.
d. Bau
Asap dan gas hasil buang pembakaran minyak solar pada mesin kapal
diesel berwarna hitam dan berbau tidak sedap sehingga akan menimbulkan
gangguan pernapasan.
2. Aspek Kimia
a. Gas buang (emission)
Warna asap hasil dari pembakaran bahan bakar yang dikeluarkan dari asap
pembuangan terlihat begitu hitam dan berbau. Hal ini mengakibatkan
ketidaknyamanan bekerja di kapal, apalagi bau dan warna pekat asap gas
buang erat kaitannya dengan so2, apabila semakin meningkat so2 maka
semakin berbahaya karena so2 ini bersifat karsinogenik sehingga memicu
timbulnya kanker.
3. Aspek biologi
4. Aspek ergonomic
5. Aspek psikologi
a. Gangguan emosional
b. Gangguan gaya hidung
c. Gangguan pendengaran
Keadaan tidak aman inilah yang selanjutnya akan menimbulkan kecelakaan dalam
bentuk seperti :
a. Terjatuh
b. Terbakar/terkena ledakan
c. Tertimpa benda jatuh
d. Terkena arus listrik
e. Kontak dengan benda berbahaya atau radiasi
f. Terjepit benda
B. Hierarki pengendalian
1) Eliminasi
2) Substitusi
Metode pengendalian ini bertujuan untuk mengganti bahan, proses, operasi ataupun
peralatan dari yang berbahaya menjadi lebih tidak berbahaya. Dengan pengendalian ini
menurunkan bahaya dan resiko minimal melalui disain sistem ataupun desain ulang.
Pengendalian ini dilakukan bertujuan untuk memisahkan bahaya dengan pekerja serta
untuk mencegah terjadinya kesalahan manusia. Pengendalian ini terpasang dalam suatu
unit sistem mesin atau peralatan.
4) Administrasi
Pengendalian ini dilakukan bertujuan untuk memisahkan bahaya dengan pekerja serta
untuk mencegah terjadinya kesalahan manusia. Pengendalian ini terpasang dalam suatu
unit sistem mesin atau peralatan.
Pemilihan dan penggunaan alat pelindung diri merupakan merupakan hal yang paling
tidak efektif dalam pengendalian bahaya,dan APD hanya berfungsi untuk mengurangi
resiko dari dampak bahaya. Karena sifatnya hanya mengurangi, perlu dihindari
ketergantungan hanya menggandalkan alat pelindung diri dalam menyelesaikan setiap
pekerjaan.
Sesuai dengan beban kerja dan kapasitas kerja anak buah kapal, maka beban kerja dan
kapasitas kerja anak buah kapal adalah berikut:
ANAK BUAH KAPAL DINAS GELADAK
PASAL 1
1. Waktu kerja orang dinas jaga selama kapal berlayar baik pada hari kerja, maupun pada
hari minggu dan hari-hari libur resmi, adalah 8 jam sehari ditambah dengan waktu yang
dibutuhkan:
a. Mengambil alih jaga dan buku harian deck.
b. Tanpa memperhatikan peraturan-peraturan setempat, maka untuk dinas harian,
pembagian kerja adalah sebagai berikut:
07.00 12.00
13.00 16.00
2. Pekerjaan-pekerjaan di kapal dapat dibagi dalam:
a. Pekerjaan-pekerjaan untuk keperluan dinas pada umumnya.
b. Pekerjaan-pekerjaan dinas jaga.
c. Pekerjaan-pekerjaan dalam keadaan luar biasa.
3. Waktu makan diatur oleh nahkoda dengan mengingat waktu-waktu kerja yang telah
ditetapkan, dengan catatan bahwa disamping itu diadakan coffee time 2 kali sehari
selama 15 menit masing-masing.
4. Peraturan umum untuk dinas dipelabuhan atau ditempat berlabuh. Jam kerja adalah 7 jam
pada hari-hari kerja, kecuali hari Sabtu 5 jam. Minggu dan hari-hari libur resmi 0 jam.
5. Para mualim jika perlu wajib bekerja lembbur atas permintaan nahkoda. Mualim I dengan
kerja lembur diartikan pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut:
a. Pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan setelah selesai tugas jaga selama kapal
berlayar.
b. Pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan diluar jam-jam kerja yang ditentukan dalam
no.5 pasal ini.
c. Pekerjaan-pekerjaan yang tidak termasuk kerja lembur ialah:
a. Pekerjaan-pekerjaan penting untuk keselamatan kapal, ABK dan muatan.
b. Pekerjaan-pekerjaan untuk memegang sijil sekoci dan atau latihan sekoci, sijil
kebakaran, dan atau latihan kebakaran.
d. Dengan di berlakukannya fixed overtime (lembur tetap) maka semuaa awak kapal
harus dengan suka rela melakukan kerja lembur minimal dua setengah jam sehari
dan maksimal sesuai dengan kondisi dan situasi setempat, cuaca, muatan schedule
kapal dll. Atas pertimbangan dan perintah nahkoda.JAGA PELABUHAN
e. Para mualim yang ditugaskan jaga pelabuhan dilarang meninggalkan kapal
selama waktu jaga. Ia bertanggung jawab atas keamanan kapal beserta muatan
serta alat-alat bantu untuk permuatan.
f. Terutama ia dibebankan tugas menjamin dan menyelenggarakan pekerjaan serta
tata tertib diseluruh kapal dalam bidang teknis yang lazim menjadi tanggung
jawab deck umpamanya :
a. Minta aliran listrik atau stroom untuk menjalankan derek-derek untuk dimuat.
b. Memberitahu masinis apabila aliran listrik atau stroom tidak dipakai lagi.
PASAL 2
DINAS LAUT
1) Yang diartikan dengan dinas jaga dianjungan dan dinas jaga di kamar mesin :
a. Selama berlayar
b. waktu jangkar, diperairan ramai, waktu hujan lebaat, kabut, arus laut, dan bila
nahkoda anggap perlu .
2) Terdapat 6 masa jaga selama 4 hari, dimulai jam 00.00
a. Jaga anjungan : 8 jam sehari.
Larut malam (middle watch) : 00.00 04.00 mualim II
Dini hari (morning watch) : 04.00 08.00 mualim I/IV
Pagi hari (forenoon watch) : 08.00 12.00 mualim III
Siang hari (afternoon watch): 12.00 16.00 mualim II
Sore hari (dog watch) : 16.00 20.00 mualim I
Malam hari (first watch) : 20.00 24.00 mualim III
3) Di perairan ramai atau berbahaya, waktu cuaca buruk, waktu kabut, atau setiap
keadaan lain yang mengurangi pengelihatan, masuk atau keluar pelabuhan atau
sungai, nahkoda diwajibkan berada di anjungan.
4) Mualim dinas (jaga) waktu melakukan jaga laut harus selalu berada di anjungan
dan tidak diperkenankan meninggalkan anjungan tanpa seizin nahkoda.
Sesudah jaga laut ia melakukan ronda dan melaporkan keadaan waktu ronda
wajib ditulis di Journal Kapal.
5) Jaga pelabuhan (berlabuh/sandar).
Jaga pelabuhan pada saat kapal sedang berlabuh/sandar diatur menurut kepentingannya
nahkoda:
Lemparkan pelampung yang sudah dilengkapi dengan lampu apung dan asap sedekat
orang yang jatuh
Usahakan orang yang jatuh terhindar dari benturan kapal dan baling-baling
Mengatur gerak untuk menolong (bile tempat untuk mengatur gerak cukup disarankan
menggunakan
Tugaskan seseorang untuk mengawasi orang yang jatuh agar tetap terlihat
Letak atau posisi kapal relatif terhadap orang yang jatuh di plot Posisi kapal tersedia
di kamar radio dan diperbaharui bila ada perubahan
5. Mengadakan hubungan antar SAR laut dengan SAR udara pada frekwensi 2182 K
dan atau chanel 16
2. Di kapal barang latihan sekoci dan latihan kebakaran harus dilakukan 1 x sebulan.
Latihan-latihan tersebut di atas harus juga dilakukan dalam jangka waktu 24 jam
setelah meninggalkan suatu pelabuhan, dimana ABK telah diganti Iebih dari 25 %.
3. Latihan-latihan tersebut di atas harus dicatat dalam log book kapal dan bila dalam
jangka waktu 1 minggu (kapal penumpang) atau 1 bulan (kapal barang) tidak
diadakan latihan-latihan, maka harus dicatat dalam log book dengan alasan-
alasannya.
4. Di kapal penumpang pada pelayaran internasional jarak jauh dalam waktu 24 jam
setelah meninggalkan pelabuhan harus diadakan latihan-latihan untuk
penanggulangan.
Dalam hal-hal tertentu bila terjadi kecelakaan atau keadaan darurat yang sangat
mendesak dengan pertimbangan bahwa bantuan pertolongan dari pihak lain sangat
dibutuhkan maka setiap awak kapal wajib segera memberikan tanda perhatian dengan
membunyikan bel atau benda lainnya maupun berteriak untuk meminta pertolongan.
Tindakan ini dimaksud agar mendapat bantuan secepatnya sehingga korban dapat
segera ditolong dan untuk mencegah timbulnya korban yang lain atau kecelakaan
maupun bahaya yang sedang terjadi tidak meluas.
Dalam keadaan bahaya atau darurat maka peralatan yang dapat digunakan adalah
peralatan atau mesin-mesin maupun pesawat-pesawat yang mampu beroperasi dalam
keadaan tersebut.
Sebuah kapal didesain dengan memperhitungkan dapat beroperasi pada kondisi
normal dan kondisi darurat.
Oleh sebab itu pada kapal dilengkapi juga dengan mesin atau pesawat yang
mampu beroperasi pada kondisi darurat.