Você está na página 1de 6

Banyak orang khususnya di kalangan PT Truba Jaya Engineering sudah tidak asing lagi mendengar

kata Safety. Bahkan di setiap pelaksanaan ToolBox Meeting baik di Head Office maupun di Proyek
selalu disebutkan dan disinggung tentang Safety, Safety, dan Safety atau yang lebih komplit lagi HSE
(Health Safety and Environment).

Namun kalau kita tanya lagi Apa sih Safety itu ?

Sudah pasti akan bermacam-macam jawabannya, ada yang menjawab : Safety itu keselamatan pak.
Safety itu pake helm pak. Safety itu pake sepatu yang ada besinya, atau safety itu pakai sabuk
pengaman, dll.

Hhmmmm, semua jawaban itu memang tidak salah karena yang disebutkan itu adalah bagian dari
safety.

Secara Definisi apa itu Safety ?

Safety adalah suatu USAHA bagaimana kita melakukan aktifitas pekerjaan dengan cara yang
selamat sehingga tidak sampai terjadi kecelakaan.

Jadi selamat tidaknya kita dalam melakukan aktifitas kerja tergantung dari usaha kita sendiri.
Bagaimana kita mengusahakan bekerja dengan cara yang baik dan benar dan dengan mengikuti SOP
(Standard Operation Procedure) yang ada.

Apa resiko jika kita tidak melakukan pekerjaan sesuai dengan SOP?

Jawabannya adalah terjadi KECELAKAAN atau orang orang di proyek lebih mengenal dengan sebutan
ACCIDENT .

Definisi kecelakaan yaitu suatu kejadian yang tidak diinginkan, tidak disengaja, terjadi secara tiba
tiba dan dapat merugikan bagi beberapa pihak baik itu karyawan, keluarga, perusahaan dan
lingkungan sekitarnya.

Apakah kecelakaan bisa dihilangkan ?

Jawabannya adalah tidak bisa. Kenapa tidak bisa dihilangkan ? Karena kecelakaan adalah kejadian
yang SUDAH TERJADI. Yang bisa dilakukan adalah meminimalkan / mengurangi resiko terjadinya
kecelakaan dan hal ini dilakukan sebelum terjadinya suatu kecelakaan.

Dampak Kecelakaan.

Banyak sekali dampak / kerugian yang diakibatkan oleh kecelakaan, antara lain :
Bagi korban yang mengalami kecelakaan (merasa kesakitan, cacat sementara ataupun cacat
permanen, dan juga gangguan psikis).

Bagi pihak keluarga (sedih, perekonomian terganggu, waktu tersita , misalkan waktu yang biasanya
digunakan untuk menemani anak-anak belajar, tetapi digunakan untuk ke Rumah Sakit dll ).

Bagi rekan kerja (Pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh 4 orang, kini harus dilakukan oleh 3 orang
karena 1 orang sedang sakit, dll).

Bagi pihak Perusahaan (biaya rumah sakit, progress terganggu, produktivitas terganggu dll). Dan lain
lain.

Dampak yang diakibatkan karena terjadinya kecelakaan cukup besar dan jika dikaitkan dengan biaya
maka akan muncul biaya yang cukup besar nilainya. Jika dikategorikan berkaitan dengan biaya yang
timbul maka dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :

Direct Cost : biaya yang langsung terlihat / muncul akibat kecelakaan.

In Direct Cost : biaya tidak terduga yang muncul akibat rentetan kejadian kecelakaan tersebut.

Contoh : Material / Equipment Jatuh.

Direct cost : biaya perbaikan atas kerusakan.

Indirect cost : melibatkan/mendatangkan tim investigasi, pekerjaan terhenti (perusahaan tetap


bayar karyawan), schedule dan progress terganggu, menunggu waktu perbaikan oleh pihak lain,
menunggu pemesanan kembali equipment/material (jika material rusak total), menunggu
pengiriman ulang dan yang lainnya.

Dari contoh tersebut maka dapat kita simpulkan bahwa INDIRECT COST jauh lebih besar dari pada
Direct Cost karena banyak biaya tidak terduga yang akan muncul. Seperti yang disebutkan dalam
teori yang disampaikan oleh Ice Berg yaitu yang lebih dikenal dengan Teori Gunung Es .

Bukan rahasia lagi, industri pertambangan adalah salah satu bisnis yang memiliki
risiko tinggi terkait keselamatan kerja. Terlebih, awal tahun ini, kecelakaan terjadi di
area kerja salah satu perusahaan tambang terbesar yang kegiatan operasi
produksinya di bagian Timur Indonesia.

Meskipun kecelakaan tersebut tidak persis terjadi di dalam area penambangan,


namun kejadian ini telah membuat pemerintah, dalam hal ini Menteri ESDM
mengimbau para perusahaan tambang maupun perusahaan lainnya yang melibatkan
kegiatan produksi untuk meningkatkan keselamatan kerja dalam kegiatan
produksinya.

Untuk itu, jika Anda merupakan salah satu yang bekerja di industri dengan tingkat
risiko keselamatan yang tinggi, sangat penting bahwa Anda mengambil langkah-
langkah keselamatan berikut untuk terhindar dari risiko yang membahayakan diri
Anda, seperti yang disarankan oleh Michala Maly, seorang analis yang berokus
pada project management dan workplace compliance:

1. Jangan abaikan bahaya

Langkah awal untuk menjaga keamanan diri Anda adalah menyadari fakta bahwa
bekerja di pertambangan memiliki risiko keselamatan yang tinggi. Untuk itu,
cobalah untuk tetap waspada dalam setiap aktivitas pekerjaan yang Anda lakukan.
Kecelakaan dengan dampak besar dapat terjadi karena satu kecerobohan kecil.

2. Tugas-tugas yang berisiko membutuhkan perencanaan dan


komunikasi

Ketika merencanakan suatu tugas, hal yang perlu Anda pikirkan bukan hanya
bagaimana menyelesaikan tugas tersebut dengan cara yang seefisien mungkin.
Namun, pikirkan dan rencakan juga resource lainnya, seperti menambah waktu dan
uang sebagai faktor penting dari persyaratan mengenai safety (keselamatan).
Cobalah untuk tidak mengabaikan keselamatan kerja dari setiap karyawan ketika
mencoba untuk memenuhi tenggat waktu dan meningkatkan kualitas pekerjaan.
Semua risiko harus dinilai, termasuk kemungkinan kecelakaan. Dengan memberikan
instruksi yang jelas dan mendidik, hal tersebut dapat mengurangi risiko kecelakaan
yang mungkin terjadi.

3. Dapatkan pelatihan profesional

Semua anggota tim harus menjalani pelatihan keselamatan secara rutin. Pelatihan
rutin ini seharusnya tidak hanya berlaku untuk anggota tim baru saja. Bahkan,
karyawan lama pun tetap harus rutin mengikuti pelatian tersebut. Sesi pelatihan
yang mengandung teori dan komponen praktis dapat membantu para karyawan
dalam menerapkannya saat melakukan pekerjaan mereka. Atau, untuk pekerja yang
memiliki peran yang cukup berisiko, dapat melakukan pemeriksaan kesehatan fisik
untuk menentukan apakah mereka mampu mengambil tuntutan fisik dari pekerjaan
mereka.

4. Selalu mengenakan perlengkapan safety

Mulai dari helm, kacamata, dan sarung tangan, semua komponen safety ini
merupakan standar yang harus digunakan oleh setiap orang dan setiap saat.

5. Pengawasan tim

Semua anggota tim harus mengikuti instruksi keselamatan tanpa pengecualian.


Seorang supervisor juga harus rajin menindaklanjuti dan menegakkan aturan.
Pengawas juga perlu mengetahui keberadaan semua anggota tim di seluruh tempat
dan di setiap shift. Demikian juga, semua pekerja harus terus diberi informasi apa
yang dilakukan anggota tim lainnya sepanjang hari. Cobalah untuk membuat aturan
yang dapat mencegah setiap anggota tim untuk melanggar aturan mengenai
keselamatan kerja.

6. Dokumen prosedur keselamatan

Ketika kecelakaan terjadi, semua anggota tim harus tahu persis apa yang harus
dilakukan. Prosedur keselamatan harus didefinisikan dengan jelas. Ketika
mendokumentasikan prosedur keselamatan, berikan juga gambaran berbagai
peristiwa yang mungkin terjadi, apa yang perlu dilakukan dan siapa yang harus
dihubungi. Prosedur keselamatan harus ditampilkan secara jelas di lokasi yang
mudah di akses oleh semua orang.

7. Patuhi standar keselamatan terbaru

Pastikan semua peralatan keselamatan dilayani secara teratur dan memenuhi semua
standar keamanan terbaru. Jangan pernah mencoba untuk menghemat peralatan
keselamatan. Jika item tidak lagi sesuai dengan standar keselamatan saat ini,
segeralah untuk menggantinya. Bahkan jika hal tersebut berdampak pada
meningkatnya biaya yang diperlukan atau penundaan proyek. Jangan pernah
biarkan setiap orang menggunakan peralatan keselamatan yang sudah usang.

Jumlah insiden yang terkait dengan keselamatan di industri, khususnya industri


tambang memang cukup tinggi. Padahal, beberapa tragedi yang terjadi bisa dicegah.
Ada baiknya untuk tidak mengulangi kesalahan yang telah dibuat oleh orang lain.
Meskipun risiko keselamatan tidak dapat dihilangkan sepenuhnya, dengan
mengikuti beberapa tips di atas dapat membantu untuk mengurangi tingkat
kecelakaan yang terjadi.***

Kerugian Kecelakaan Kerja (Teori Gunung Es Kecelakaan


Kerja)
Hebbie Ilma Adzim Dasar-Dasar K3 | Selasa, September 03, 2013

Kerugian kecelakaan kerja diilustrasikan sebagaimana gunung es di


permukaan laut dimana es yang terlihat di permukaan laut lebih kecil dari
pada ukuran es sesungguhnya secara keseluruhan. Begitu pula kerugian
pada kecelakaan kerja kerugian yang "tampak/terlihat" lebih kecil dari
pada kerugian keseluruhan.

Dalam hal ini kerugian yang "tampak" ialah terkait dengan biaya langsung
untuk penanganan/perawatan/pengobatan korban kecelakaan kerja tanpa
memperhatikan kerugian-kerugian lainnya yang bisa jadi berlipat-lipat
jumlahnya daripada biaya langsung untuk korban kecelakaan kerja.
Kerugian kecelakaan kerja yang sesungguhnya ialah jumlah kerugian
untuk korban kecelakaan kerja ditambahkan dengan kerugian-kerugian
lainnya (material/non-material) yang diakibatkan oleh kecelakaan kerja
tersebut. Kerugian-kerugian (biaya-biaya) tersebut antara lain :

Biaya Langsung Kerugian Kecelakaan Kerja :

1. Biaya Pengobatan & Perawatan Korban Kecelakaan Kerja.


2. Biaya Kompensasi (yang tidak diasuransikan).

Biaya Tidak Langsung :

1. Kerusakan Bangunan
2. Kerusakan Alat dan Mesin
3. Kerusakan Produk dan Bahan/Material
4. Gangguan dan Terhentinya Produksi
5. Biaya Administratif
6. Pengeluaran Sarana/Prasarana Darurat
7. Sewa Mesin Sementara
8. Waktu untuk Investigasi
9. Pembayaran Gaji untuk Waktu Hilang
10. Biaya Perekrutan dan Pelatihan
11. Biaya Lembur (Investigasi)
12. Biaya Ekstra Pengawas(an)
13. Waktu untuk Administrasi
14. Penurunan Kemampuan Tenaga Kerja yang Kembali karena
Cedera
15. Kerugian Bisnis dan Nama Baik

Perbandingan jumlah biaya di atas diilustrasikan pada gambar di bawah


berikut :

Você também pode gostar