Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PERENCANAAN LAPANGAN
TERBANG
Dikerjakan Oleh
AFRYANDY ABBAS
STB 14.1.05.2.1.004
KONFIGURASI LAPANGAN
TERBANG
BAB I
PENDAHULUAN
Bandar udara atau Pelabuhan Udara merupakan sebuah fasilitas tempat pesawat
terbang dapat lepas landas dan mendarat. Bandar udara yang paling sederhana minimal
memiliki sebuah landas pacu namun bandara-bandara besar biasanya dilengkapi berbagai
fasilitas lain, baik untuk operator layanan penerbangan maupun bagi penggunanya.
Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization): Bandar
udara adalah area tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan, instalasi dan
peralatan) yang diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian untuk kedatangan,
keberangkatan dan pergerakan pesawat.
Pada masa awal penerbangan, bandar udara hanyalah sebuah tanah lapang berumput
yang bisa didarati pesawat dari arah mana saja tergantung arah angin. Di masa Perang
Dunia I, bandar udara mulai dibangun permanen seiring meningkatnya
penggunaan pesawat terbang dan landas pacu mulai terlihat seperti sekarang. Setelah
perang, bandar udara mulai ditambahkan fasilitas komersial untuk melayani penumpang.
Sekarang, bandar udara bukan hanya tempat untuk naik dan turun pesawat. Dalam
perkembangannya, berbagai fasilitas ditambahkan seperti toko-toko, restoran, pusat
kebugaran, dan butik-butik merek ternama apalagi di bandara-bandara baru.
Kegunaan bandar udara selain sebagai terminal lalu lintas manusia / penumpang juga
sebagai terminal lalu lintas barang. Untuk itu, di sejumlah bandar udara yg berstatus bandar
udara internasional ditempatkan petugas bea dan cukai. Di indonesia bandar udara yang
berstatus bandar udara internasional antara lain Polonia (Medan), Soekarno-Hatta
(Cengkareng), Djuanda (Surabaya), Sepinggan (Balikpapan), Hasanudin (Makassar) dan
masih banyak lagi.
1.2. RUMUSAN MASALAH
1. Definisi Konfigurasi Bandar Udara
2. Oriensi Utama Dalam Bandar Udara
Runway adalah jalur perkerasan yang dipergunakan oleh pesawat terbang untuk mendarat
(landing) dan melakukan lepas landas (take off). Menurut Horonjeff (1994), sistem runway
terdiri dari perkerasan struktur, bahu landasan (shoulder), bantal hembusan (blast pad), dan
daerah aman runway (runway and safety area).
b) Shoulder
a) Pavement
d) Blast Pad
Konfigurasi ini merupakan konfigurasi yang paling sederhana. Kapasitas runway jenis
ini dalam kondisi VFR berkisar diantara 50 sampai 100 operasi per jam, sedangkan
dalam kondisi IFR kapasitasnya berkurang menjadi 50 sampai 70 operasi, tergantung
pada komposisi campuran pesawat terbang dan alat-alat bantu navigasi yang tersedia.
Kondisi VFR (Visual Flight Rules) adalah kondisi penerbangan dengan keadaan cuaca
yang sedemikian rupa sehingga pesawat terbang dapat mempertahankan jarak pisah
yang aman dengan cara-cara visual. Sedangkan kondisi IFR (Instrument Flight Rules)
adalah kondisi penerbangan apabila jarak penglihatan atau batas penglihatan berada
dibawah yang ditentukan oleh VFR. Dalam kondisi-kondisi IFR jarak pisah yang aman
di antara pesawat merupakan tanggung jawab petugas pengendali lalu lintas udara,
sementara dalam kondisi VFR hal itu merupakan tanggung jawab penerbang. Jadi dalam
kondisi-kondisi VFR, pengendalian lalu lintas udara adalah sangat kecil, dan pesawat
terbang diizinkan terbang atas dasar prinsip melihat dan dilihat.
2. Landasan Pacu Paralel
Kapasitas sistem ini sangat tergantung pada jumlah runway dan jarak diantaranya.
Untuk runway sejajar berjarak rapat, menengah dan renggang kapasitasnya per jam
dapat bervariasi di antara 100 sampai 200 operasi dalam kondisi-kondisi VFR,
tergantung pada komposisi campuran pesawat terbang. Sedangkan dalam kondisi IFR
kapasitas per jam untuk yang berjarak rapat berkisar di antara 50 sampai 60 operasi,
tergantung pada komposisi campuran pesawat terbang. Untuk runway sejajar yang
berjarak menengah kapasitas per jam berkisar antara 60 sampai 75 operasi dan untuk
yang berjarak renggang antara 100 sampai 125 operasi per jam.
Dua jalur dapat menampung lalu lintas paling sedikit 70 persen lebih banyak dari
runway tunggal dalam kondisi VFR dan kira-kira 60 persen lebih banyak dari runway
tunggal dalam kondisi IFR.
Kapasitas runway yang bersilangan sangat tergantung pada letak persilangannya dan
pada cara pengoperasian runway yang disebut strategi (lepas landas atau mendarat).
Makin jauh letak titik silang dari ujung lepas landas runway dan ambang (threshold)
pendaratan, kapasitasnya makin rendah. Kapasitas tertinggi dicapai apabila titik silang
terletak dekat dengan ujung lepas landas dan ambang pendaratan.
Runway berpotongan ini diperlukan apabila terdapat angin yang relatif kuat (prevailing
wind) bertiup lebih dari satu arah, sehingga mengakibatkan angin sisi (cross wind)
berlebihan apabila hanya dibuat satu runway saja. Kapasitas dua runway ini sangat
tergantung pada letak perpotongannya.
Runway V terbuka merupakan runway yang arahnya memencar (divergen) tetapi tidak
berpotongan. Strategi yang menghasilkan kapasitas tertinggi adalah apabila operasi
penerbangan dilakukan menjauhi V.
Dalam kondisi IFR, kapasitas per jam untuk strategi ini berkisar antara 50 sampai 80
operasi tergantung pada campuran pesawat terbang, dan dalam kondisi VFR antara 60
sampai 180 operasi. Apabila operasi penerbangan dilakukan menuju V (Gambar 9),
kapasitasnya berkurang menjadi 50 atau 60 dalam kondisi IFR dan antara 50 sampai
100 dalam VFR.
Gambar 2.5. Runway pacu v-terbuka
2.2.2. Landasan Hubung (Taxiway)
Landasan Hubung Fungsi utama dari landasan hubung (taxiway) adalah untuk
memberikan jalan masuk dari landasan pacu ke daerah terminal dan hanggar pemeliharaan
atau sebaliknya. Landasan hubung diatur sedemikian rupa sehingga pesawat yang baru
mendarat tidak mengganggu gerakan pesawat yang sedang bergerak perlahan untuk lepas
landas. Pada bandar udara yang sibuk dimana pesawat yang akan menuju landasan pacu
diduga akan bergerak serentak dalam dua arah, harus disediakan landasan hubung yang
sejajar satu sama lain. Pada bandar udara yang sibuk, landasan hubung harus terletak di
berbagai tempat di sepanjang landasan pacu, sehingga pesawat yang baru mendarat dapat
meninggalkan landasan pacu secepat mungkinsehingga landasan pacu dapat digunakan oleh
pesawat yang lain.
1) Fungsi TaxiWay
a. sebagai jalan keluar masuk pesawat dari runway ke apron dan sebaliknya atau
dari runway ke hanggar pemeliharaan.
b. Taxiway diatur sedemikian hingga pesawat yang baru saja mendarat tidak
mengganggu pesawat lain yang sedang taxi, siap menuju ujung lepas landas.
c. Di pelabuhan udara yang sibuk dimana lalu lintas pesawat taxi diperkirakan
bergerak sama banyak dari dua arah, maka harus dibuat paralel taxiway terhadap
landasan untuk taxi satu arah.
d. Rutenya dipilih jarak terpendek dari bangunan terminal menuju ujung landasan yang
dipakai untuk awal lepas landas
2) Jenis-Jenis TaxiWay
a. Jalan keluar
Taxiway jenis ini memungkinkan pesawat memasuki runway dari arah pelataran
parkir pesawat. Biasanya dibangun tegak lurus runway. Pada kasus dimana tersedia
jalan pesawat sejajar, dibangun sejumlah jalan keluar pesawat untuk mengurangi
waktu pesawat menggunakan runway. Sudut belok berkisar antara 30o 40o
b. Jalan pesawat sejajar
Merupakan taxiway yang sejajar dengan runway. Didesain untuk mengurangi
waktu penggunaan runway oleh pesawat dan sekaligus meningkatkan jumlah
pergerakan untuk lepas landas.
c. Jalan pesawat sejajar dengan kecepatan tinggi
Dibangun dengan sudut tertentu terhadap runway sehingga memungkinkan pesawat
yang baru mendarat untuk meninggalkan runway dengan kecepatan tinggi. Hal ini
untuk mengurangi waktu penggunaan runway sehingga dapat meningkatkan
kapasitas runway. Penentuan posisi dan jumlah rapid exit taxiway dilakukan
setelah mengetahui jenis pesawat yang akan beroperasi serta jumlah pandaratan dan
lepas landas.
d. Jalan pesawat pada pelataran parkir pesawat
Merupakan bagian dari pelataran parkir yang berfungsi sebagai jalan pesawat.
2.2.3. Apron
Apron Adalah sarana parkir / menyimpan pesawat yang posisinya terletak
diantara Bangunan terminal dan Taxiway yang dimaksudkan untuk menempatkan
pesawat terbang agar capat memuat dan menurunkan penumpang, angkutan surat,
barang atau kargo, kegiatan pemeliharaan pesawat, melayani arus pesawat ke dan
dari pintu dan arus peralatan yang melayani pesawat didarat. Sehubungan dengan
efisiensi dari Bandara, adalah sangat penting untuk menempatkan Apron dengan
bangunan terminal. Dibuat cukup luas sehingga bila pesawat yang tidak melakukan
proses llepas landas pesawt lain dapat menyalipnya. Posisi parkir pesawat terbang di
terminal disebut Aircraft stand.
1. Tipe Apron
a. Apron Cargo Adalah Apron yang berdekatan dengan gedung kargo utnuk
melayani pesawat-pesawat yang khusus mengangkut kargo dan dialokasikan
areal yang cukup luas untuk mengakomodasi sebanyak mungkin pesawat-
pesawat yang diparkir
b. Apron Terminal Adalah Apron yang diperuntukkan bagi manufer pesawat
dan juga parker pesawat dekat terminal, dan areal ini merupakan daerah
dimana penumpang dapat naik turun pesawat. Areal ini juga dilengkapi
dengan fasilitas pengisian bahan baker ataupun fasilitas perawatan kecil.
c. Apron Parkir Kadang suatu bandara memerlukan Apron parkir yang agak
terpisah, disini pesawat dapat parker dalam waktu yang lebih lama,
digunakan selama Crew pesawat beristirahat atau karena diperlukan
perbaikan kecil terhadap pesawat.
d. Apron Parkir Kadang suatu bandara memerlukan Apron parkir yang agak
terpisah, disini pesawat dapat parker dalam waktu yang lebih lama,
digunakan selama Crew pesawat beristirahat atau karena diperlukan
perbaikan kecil terhadap pesawat.
e. Apron Hanggar dan Apron ServiceAdalah areal didekat hangar perbaikan
yang digunakan untuk perbaikan ringan. Sedangkan Apron hangar adalah
areal tempat dimana pesawat masuk keluar hangar.
f. Isolated Apron Adalah Apron yang diperuntukkan pesawat-pesawat yang
perlu diamankan, misalnya yang dicurigai membawa bahan peledak,
lokasinya agak diletakkan jauh dari Apron biasa ataupun dari Bandar udara
dan bangunannya.
2. Apron Utilty
Instalasi-instalasi tetap harus ada pada Apron untuk melayani pesawat diposisi
parkirnya, fasilitas-fasilitas tersebut adalah :
b. Tenaga Listrik
Tenaga listrik dibutuhkan untuk melayani pesawat selama mesin bekerja,
bahkan juga sering diperlukan tenaga listrik eksternal utnuk menghidupkan
mesin.
Disini sama dengan konfigurasi diatas tetapi pesawat tidak diparkir tegak
lurus gedung terminal
Disini menimbulkan polusi suara yang lebih tinggi dan memerlukan luas
Taxiway yang lebih luas.
Keuntungannya adalah pesawat dapat memasuki dan keluar dari Taxiway
dengan kekuatan sendiri
c. Konfigurasi Parkir Hidung keluar bersudut Pesawat mengarah keluar
Konfigurasi ini adalah yang paling mudah dipandang dari sudut manuver
pesawat,
Kebisingan dikurangi karena tidak diperlukan gerakan memutar yang
tajam
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Konfigurasi Bandar udara adalah jumlah dan arah orientasi dari landasan serta
penempatan bangunan terminal termasuk lapangan parkirnya yang relatif terhadap landasan
pacu. Jumlah landasan bergantung pada volume lalu lintas dan orientasi landasan, tergantung
pada arah angin dominan yang bertiup, tetapi kadang juga bergantung pada luas tanah yang
tersedia bagi pengembangan. Karena orientasi utama dalam Bandar udara adalah landasan pacu
(runway), maka penempatan landasan hubung (taxiway) pun harus benar-benar tepat sehingga
lokasinya member kemudahan dalam melayani penumpang. Orientasi yang paling penting
dalam perencanaan Bandar udara adalah: landasan pacu (runway), landasan hubung (taxiway)
dan tempat parkir (apron).
3.2. SARAN
Adapun saran saya adalah agar Makalah ini dapat diterima dan dapat bermanfaat bagi
seluruh pembaca.