Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Mungkin Anda sudah tahu bahwa matematika lebih dari aritmetika, yakni
ilmu tentang kalkulasi atau perhitungan. Matematika lebih daripada aljabar, yang
merupakan bahasa lambing, relasi dan operasi. Matematika lebih daripada geometri,
yang merupakan pelajaran tentang bangun, ukuran dan ruang. Matematika lebih
daripada statistika, yaitu ilmu untuk menafsirkan data dan grafik-grafik. Matematika
lebih daripada kalkulus, yakni bidang studi tentang perubahan, limit, dan
ketakhinggaan. Matematika adalah semuanya itu bahkan lebih.
Matematika adalah cara atau metode berfikir dan bernalar. Matematika dapat
digunakan untuk membuat keputusan apakah suatu ide itu benar atau salahatau paling
tidak ada kemungkinan benar. Matematika adalah suatu medan eksplorasi dan
penemuan, disitu setiap hari ide-ide baru ditemukan. Matematika adalah metode
berfikir yang digunakan untuk memecahan semua jenis permasalahan yang terdapat
didalam sains, pemerintahan dan industri. Matematika dalah bahasa lambang yang
dapat dipahami semua bangsa berbudaya.bahkan dipercaya bahwa matematika akan
menjadi bahasa yang dipahami oleh penduduk diplanet mars dan lain-lain (jika disana
ada penduduknya!). matematika adalah seni , seperti pada music, penuh dengan
simetri, pola, dan irama yang dapat sangat menghibur. Matematika dilukiskan pula
sebagai pola. Pola adalah sejenis keteraturan, baik dalam bentuk maupun dalam ide.
Jika Anda melihat sejarah peradaban manusia pada masa lalu, Anda akan
melihat bahwa matematika selalu memainkan peran utamanya. Matematika telah
menjadi wahan untuk :
Sedangkan apabila Anda melihat pada masa kini (abad ini XXI), matematika
telah menjadi wahana untuk :
Anda dpat memecahkan persolan ini dengan metode eksperimen. Anda dapat
melakukanpemotongan dengan menggambar garis-garis. Mencatat table pemotongan
yang terjadi dalam daftar dibawah ini.
Penalaran jenis ini, yakni membuat kesimpulan umum setelah melihat atau
memperhatikan contoh-contoh khiusus disebut penalaran induktif.
Marilah kita analisis penalaran ini. Kita memulai dengan beberapa ide yang
diasumsikan atau dianggap benar atau terlebih dahulu diketahui kebenarannya.
Kemudian kita menggunakan kekuatan penalaran untuk memperoleh kesimpulan.
Tidak ada eksperimen apapun yang akan kita lakukan. Dengan melakukan asumsi
tentang banyaknya segitiga dalam gambar segi-6 konveks, kita peroleh kesimpuan
jumlah sudut-sudut segi-6 konveks. Metode penalaran yang demikian disebut
penalaran deduktif.
Matematika Kontemporer (1850- sekarang)
Perlu dicatat, agak kurang biasa, paling tidak bagi orang kebanyakan, bahwa
peranan yang kedua yang dimainkan oleh aritmetika pada masa seratus tahun yang
lalu.Bahkan didalam banyak hal, aritmetika itu cerdik dan mendasar.Kita dapat
mengacunya bahwa peranan aritmetika sebagai katalisator pada uji komparatif
modern tentang fondasi-logik dari semua matematika, yakni pada pencarian
struktur matematika. Gelagat kehebatan yang signifikan pada abad ke 20 ini di
tandai dengan dikembangkannya aritmetika yang semakin abstrak dan rampat
(tergeneralisasi), dan kemudian menunjuk aljabar dan analitis untuk lebih
mengeraskan aritmetisasi. Hal ini akan dibicarakan secara singkat di bawah ini.
C. MATEMATIKA KONTEMPORER
(2). Kehendak yang kuat akan pengujian yang sangat mendasar (ide-ide fundamental)
atas nama elaborasi superstruktur matematika dilandasi.
Validitas penalaran matematika tidak dapat dilukiskan dengan sifat dari sesuatu;
penalaran itu berada pada sifat berpikir. Tetapi rata-rata manusia tidak bias mengubah
tingkat berpikir yang melibatkan abstraksi dan genelarisasi yang demikian itu. Dari
alasan ini terutama bahwa, bagi kebanyakan orang, matematika itu menjijikkan.
Dalam konteks ini perlu diingat kata-kata mendiang Profesor C. H. Judd (dalam
Educational Psychology 1940. p. 270) yang mengingatkan kepada kita bahwa
anak-anak ketika lahir tidak membawa sistem bilangan sebagai salah satu bagian
dari bawaan fisiknya. Mereka tidak dikaruniai dengan pembawaan ide-ide bilangan
dalam bentuk mana pun.Sekolahlah yang membawa mereka ini kedalam
hubungannya dengan sistim lambang bilangan yang merupakan salah satu kreasi
paling perfect (sempurna) dalam pikiran manusia.Dalam rangka pembiasaan dengan
sistem ini, mereka belajar bagaimana berpikir abstraksi dengan tepat.Mereka belajar
bagaimana menggunakan wasiat intelektualnya yang tidak seorang pun, dan juga
tidak satu generasi pun, dapat mengembangakannya dengan tuntas.Dalam rentan
waktu yang sangat singkat, beberapa tahun, anak-anak menjadi pakar dalam
menggunakan secara perfect ide-ide yang mengespresikan kuantitas yang telah
dikembangakan dengan memekan waktu berabad-abad, ketika hal itu diketemukan.
D. PYTHAGORAS
Mereka juga yang pertama-tama mengajarkan bahwa bumi adalah bulat yang
berputar bersama-sama planet lain mengelilingi pusat matahari.
KEGIATAN 1
PERKEMBANGAN SEBELUM RENAISSANCE
A. Sejarah
Dalam sejarah waktu semua bangsa yang beradab berdaya upaya terhadap
matematika. Pada zaman prasejarah, sejarah matematika tidak tercatat seperti halnya
pada sejarah seni dan bahasa, dan bahkan sampai pada awal-mula kebudayaan hanya
dapat diterka dari tingkah laku manusia primitif pada hari ini. Apa pun sumber
asalnya, matematika sampai hari ini terbagi kedalam dua aliran yaitu bilangan dan
bangun. Yang pertama terhimpun dalam aritmatika dan aljabar, dan yang kedua
dalam geometri.Dalam abad ke-17 keduanya disatukan (ingat Rene Descartes),
membentuk sungai analisis matematika yang makin luas.
B. Lima aliran
Ke dalam dua aliran utama itu, bilangan dan bangun, mengalir banyak anak
sungai.Pada awalnya hanya kecuran kecil, yang lainnya meluncur dengan cepatnya
kedalam kuasa sungai bebas.Kedua-duanya teristimewa mempengaruhi seluruh arah
matematika dari hampir awal sejarah yang tercatat sampai abad ke dua puluh.
Perhitungan dengan bilangan alam 1, 2, 3, ... mengintroduksi matematikawan dengan
konsep kediskretan. Penemuan bilangan irasional 2, 3, 6; dalam usaha untuk
menghitung luas bidang yang dibatasi oleh kurva-kurva atau oleh garis-garis lurus
yang tidak sama ukurannya; dan demikian pula untuk luas permukaan dan volume.
Juga dalam pergulatan manusia memberikan perhitungan yang memadai untuk gerak,
pertumbuhan dan perubahan terus-menerus yang indah, memaksa matematikawan
menemukan konsep kekontinuan.
Seluruh sejarah matematika dapat diartikan sebagai pertempuran rebut-unggul
di antara ke dua konsep tadi.Konflik ini barangkali berkumandang lebih tua dari pada
pertengkaran filsafat awal Yunani kuno, pertengkaran antara satu lawan banyak.
Tetapi gambaran pertempuran ini tidak seluruhnya sesuai, di matematika paling tidak,
sebab konsep kontinu dan diskret sering kali menunjukkan kemajuan yang satu
membantu kemajuan yang lain.
Suatu jenis ide matematis lebih menyukai pada masalah yang berkaitan
dengan kekontinuan.Geometri, analisis, dan pengguna matematika untuk sains dan
teknologi adalah jenis ini.Tipe yang lainnya lebih menyukai kediskretan, biasanya
mengambil contoh teori bilangan dan semua percabangan pada aljabar, dan pada
logika matematis.Tidak ada garis tegas yang membagi keduanya, dan matematikawan
bekerja dengan kedua-duanya baik kontinu maupun diskret.
Tambahan untuk bilangan, bangun, diskret dan kontinu, aliran yang kelima
adalah terapan, telah menjadi amat sangat penting dalam sejarah matematika,
terutamanya sejak abad ke-17. Sebagia sains berwal dari astronomi, dan keteknikan
dalam zaman kuno, dan berakhir dengan biologi, psikologi, dan sosiologi di abad
modern, ilmu-ilmu ini makin lama makin menjadi eksak. Mereka ini secara ajek
meningkat kebutuhannya akan penemuan matematis dan utamanya sebagian besar
terjadi secara luas sejak 1637. Industri dan penemuan menjadi makin ilmiah setelah
revolusi industri pada akhir abad ke -18, dan awal abad ke-19.Mereka ini amat sangat
dirangsang oleh kreasi matematis yang ada.Contoh masa kini adalah masalah aliran
udara bergejolak (turbulen), bagian terpenting dalam dinamika. Disini, seperti
banyak hal lain , usaha memecahkan secara essensial masalah teknologi baru
membawa ekspsansi matemtika kerah depan.
C. Skala waktu
Akan kita bicarakan ide pendistribusian matematika menurut waktu atau
zaman, sebelum kita melihat kemajuan masing-masing. Kurva produktivitas
matematika terhadap waktu secara kasar dapat dipikirkan sebagai kurva eksponesial
pertumbuhan biologis (kira-kira: = , = , = ),
mulai menanjak yang susah dilihat pada masa lalu dan tiba tiba melonjak dengan
kecepatan yang menakjubkan pada masa sekarang. Kurva itu tentu saja tidak mulus;
sebab seperti halnya seni, matematika pun ada kalanya mengalami depresi. Terdapat
keadaan yang paling dalam pada Abad Pertengahan, karena terjadi kemunduran
matematika di Eropa yang hanya menjadi bagian keseimbangan kebudayaan islam,
matematika sendiri resesi paling tajam pada epoch besar (abad ke tiga SM)
Archimedes. Akan tetapi di samping depresi, kecenderungan secara umum dari masa
lalu adalah dalam arah menanjak dan matematika yang valid tetap meningkat.
Kita tidak mengharapakan bahwa kurva pertumbuhan matematika mengikuti
aktivitas budaya yang lain, umpamanya seni dan musik meskipun sangat dekat. Seni
pahat yang indah, sekali dihancurkan sangat sulit untuk disimpan apa lagi dingat-
ingat. Ide-ide besar matematika survive (tahan uji) dan terus dibawa berkelanjutan,
yakni, tetap dan kebal terhadap kecelakaan. Karena diekspresikan di dalam satu
bahasa universal yang bijak sebagai alat kemanusiaan, kreasi matematika tidak
terpengaruh oleh rasa nasionalisme, seperti dalam kesusastraan misalnya.
Mayoritas matematikawan setuju tentang ukuran kenaikan produktivitas ini
bahwa matematika diciptakan sejak 1800 kurva-waktunya naik dengan tajam
daripada tahun-tahun sebelumnya.Siapa pun yang pengetahuan matematikanya bukan
tangan pertama dalam kehidupan matematika diluar kalkulus percaya bahwa
matematika berkembang sangat subur pada masa lalu. Matematikawan tidak berpikir
demikian .Zaman sekarang, dimulai pada abad ke-19, biasanya di pandang sebagai
masa keemasan bagi mereka yang bergelut dengan matematika atau paling tidak dari
sejarahnya.
Agak klasik, tetapi pendapat bahwa skala-waktu perkembangan matematika
membagi seluruh sejarahnya menjadi tiga bagian yang tidak sama panjang. Masing-
masing dapat disebut masa terpencil (dahulu), masapertengahan, dan masa
sekarang.
n 1673.
Masa pertengahan dari 1638 sampai 1800.
Masa sekarang membentang dari 1821 sampai kini.
Untuk tanggal yang pasti ada alasan tertentu.Geometri menjadi analitis pada
1673 dengan terbitnya karya besar Rene Descartes.Kira-kira setengah abad kemudian
hasil karya kalkulus oleh Newton dan Leibniz, juga dinamika (bagian dari fisika)
oleh Galileo dan Newton, mulai menjadi milik umum semua matematikawan yang
kreatif.Leibniz dipastikan bertanggung jawab mengestimasi kemajuan besar ini.Ia
dicatat pernah mengatakan bahwa, semua matematikawan dari awal kejadian dunia
sampai zaman Newton, apa yang pernah dilakukan Newton separuh lebih baik.
Pada abad ke delapan belas dieksplorasi metode Descartes, Newton, dan
Leibniz di semua departemen matematika ketika departeman ini dibentuk.Barangkali
gambaran paling signifikan pada abad ini ialah dimulainya abstraksi, yang menjadi
tantangan umum.Meskipun realisasi kekuatan metode abstrak tertunda sampai abad
ke-20, perlu dicatat adanya antisipasi hasil karya Lagrange atas persamaan aljabar
dan lebih dari itu adalah dalam mekanika analisinya.Dan sampai saat ini karya ini
merupakan alat paling kuat dalam sains fisika.Sebelum Lagrange belum ada karya
serupa itu.
Yang terakhir, 1801, ditandai dengan era baru yang belum ditemukan
sebelumnya, dimulai dengan diterbitkannya karya monumental Gauss.Alternatifnya,
1821, ada masa di mana Cauchy mulai yang pertama kali memperlakukan kalkulus
diferensial dan integral dengan sangat memuaskan.
Perceatpatan produktivitas paling tinggi dalam abad ke-19, sebagai akibat
penguasaan dan pengerasan metode yang ditemukan pada periode pertengahan,
dicirikan oleh perkembangan geometri. Lima orang berikut: Lobachevsky, Bolyai,
Plucker, Riemann dan Lie, menemukan geometri baru, sebagai bagian dari hidupnya,
sebanyak (bahkan lebih) dari pada yang diciptakan dari seluruh matematikawan di
yunani di abad ke-2 atau ke-3 di masa kegiatan terbesarnya. Terdapat landasan yang
baik dari asersi yang mengatakan bahwa dalam abad ke-19 sendiri berkonstribsi kira-
kira lima kali sebanyak matematika yang diproduksi sepanjang sejarah sebelumnya.
Bukan saja dalam kuantitas akan tetapi justru yang lebih penting kualitasnya.
Bahwa matematikawan sebelum periode pertengan menemui datangnya
kesulitan bagi kepoloporannya, kita tidak perlu mempersempit prestasi besarnya pada
proporsi pengisian-semesta.Harus diingat bahwa kemajuan pada masa kini telah
memumbung ke atas dan termasuk semua matematika yang valid yang mendahului
tahun 1800, sebagai contoh khusus adalah teori dan metode umum matematika.Tentu
saja tak seorang pun yang bekerja dalam bidang matematika percaya bahwa pada
abad ini matematika telah sampai pada akhir perjalanannya.
D. Tujuh periode
Pembagian skala-waktu sejarah matematika yang lebih membaginya ke
dalam tujuh periode.
1. Dari masa awal sejarah sampai Babilonia dan Mesir Kuno
2. Dari konstribusi Yunani, sekitar 600 SM, sampai sekitar 300 SM (900 tahun),
yang terbaik adalah abad ke-4 dan ke-3 SM.
3. Masyarakat Timur yang berbahasa semit (Hindu, Arab, Cina, Persia, Islam,
Yahudi, dan sebagainya), sebagian sebelum dan sebagian lagi sesudah (2).
4. Eropa dalam masa Renaissance dan reformasi, secara kasar pada abad ke-15
dan ke-16.
5. Pada abad ke tujuh belas dan ke delapan belas.
6. Pada abad ke sembilan belas.
7. Pada abad ke dua puluh dan sesudahnya.
KEGITAN 2
PERKEMBANGAN MATEMATIKA SESUDAH RENAISSANCE
A. Peranan Logika.
Dua hukum terakhir di atas mungkin agak sulit dipahami. Dengan cara
merakit interpretatif, biasa dipakai para matematikawan dan logikawan, hukum
hukum itu menjadi komaratif mudah. Dari pada berpikir dalam term term abstrak
suatu konsep seperti sifat yang mungkin dimiliki oleh beberapa objek secara
individual, matematikawan pada umumnya lebih suka memikirkannya dalam bentuk
himpunan objek yang memiliki sifat itu. Misalnya, jika orang harus mengatakan suatu
warna, merah, bagi matematikawan, ia tidak akan berabstraksi yang ditandakan
dengan merah, tetapi ia akan berpikir suatu himpunan yang anggota anggotanya
adalah merah. Inilah kurang lebihnya apa yang dimaksud dengan mengatakan bahwa
matematikawan berpikir relasi logis dalam bentuk perluasan dari pada dalam
pendalaman. Lebih jauh, jumlah dua himpunan adalah himpunan baru yang tersusun
atas anggota anggota satu atau yang lain atau ke dua himpunan yang diketahui. Jadi,
jika tanda minus digunakan sebagai menandakan negasi, lambang 1 digunakan
menandakan himpunan semua objek, dan lambang 0 digunakan menandakan
himpunan nol (hampa), kedua hukum terakhir logika Aristoteles menjadi :
Yang belum dibicarakan adalah kata akhir berkaitan dengan hubungan antara
matematika dan logika. Salah satu gambaran yang mencuat dalam abad ke 20 telah
dibicarakan panjang lebar dan pengujian yang kritis pada landasan dasar bidang
matematika itu. Pada saat ini, kebimbangan dan ketidakpastian menghinggai
matematikawan. Banyak mahasiswa yang tidak setuju dengan pandangan umum yang
disajikan diatas yakni, bahwa matematika adalah resultante dari dua komponen
(seperangkat aksioma dan sistem logika). Mereka akan memandang logika hanyalah
sebagian dari wadah sangat besar yang berisi matematika. Sebaliknya, ada juga yang
berpendapat bahwa logika adalah segalanya, sedangkan matematika hanyalah
sebagian kecil dari logika.
Memang, kenyataannya, kini ada tiga aliran utama berpikir (filsafat) berkaitan
dengan landasan matematika ini. Ketiga aliran ini biasanya ditandakan sebagai
pandangan kaum Formalis, Logistik, dan Intuisions.
Kaum Formalis mengakui kepemimpinan matematikawan Jerman, David
Hilbert . Pandangan kaum formalis, dan juga pandangan matematikawan Amerika
pada umumnya, yang dipelopori oleh Oswald Veblen dan V. E. Huntington,
adalah: bahwa matematika murni adalah sains struktur formal lambang lambang .
Mereka juga dikenal sebagai aliran postulatsional. Bagi mereka matematika
bermaksud untuk mempelajari struktur objek objek dengan menciptakan sistem
lambang yang mewakilinya. Dengan demikian matematika berkaitan dengan sifat
sifat struktural sistem lambang, bebas dari maknanya. Masing masing lambang
kosong dari arti dan tidak memiliki signifikansi terkecuali jika mereka dikaitkan
dengan lambang yang lain. Ini bukan berarti bahwa matematika merupakan
permainan yang sama sekali tidak bermakna. Sebaliknya, pendekatan ini telah
membuktikan amat sangat lebat buahnya, utamanya dalam geometri. Bagaimana pun,
kaum formalis telah menghadapi kesulitan yang tak terduga, utamanya dalam
usahanya membangun validitas matematika apabila mendekati pandangannya itu.
Aliran logistik, yang dipimpin oleh Bertrand Russell dan A. N. Whitehead,
mengambil posisi bahwa matematika adalah cabang logika. Pelopornya adalah
Peano dan Frege. Puncak karya monumental Russell dan Whitehead adalah
Principia Mathematica telah dibicarakan diatas. Karya yang solid dan luas itu
sangat kompleks, dan karya besar dari keindahan logika ini, mereka berusaha
mereduksi seluruh matematika ke dalam logika. Dengan keaslian yang
mengagumkan, mereka berhasil mendefinisikan konsep matematika erlementer
(seperti bilangan ,nol, operasi penjumlahan dan perkalian, dan sebagainya) dalam
term konsep logika (seperti himpunan, negasi, atau, dan sebagainya).
Bagaimanapun, pendekatan ini akhirnya juga masuk pada kesulitan kesulitan,
utamanya berkaitan dengan teori modern tentang bilangan transfinit, dan dengan
demikiann kebimbangan muncul kira kira seperempat tahun dari kejayaan
programnya.
Aliran yang paling akhir intuisionisme, dibawah pimpinan matematikawan
Belanda L. E. J. Brouwer, yang kemudian Hermann Weyl bergabung dengannya.
Tesis mereka adalah bahwa matematika didasari atas basis iintuisi dari kemungkinan
penyusunan deret tak hingga bilangan bilangan. Brouwer mengingatkan bahwa
struktur lambang yang biasanya di identifikasi dengan matematika semata mata
pakaian luar saja dari sesuatu yang jauh lebih fundamental dalam cara berpikir. Ia
percaya behwa ketika matematikawan memanipulasi lambang disertai dengan pikiran
tanpa memandang pikiran itu sendiri, kekhawatiran pun akan menghadang.
Singkatnya, kaum intuisionis, matematika tidak akan dapat seluruhnya dilambangkan
berpikir matematis tidak tergantung bahasa tertentu yang digunakan untuk
mengungkapkannya. Pengetahuan dari proses matematis yang diberi harus
sedemikian sehingga proses itu dapat adanya kemungkinan mengkontruksi tidak
dibenarkan.
Dengan demikian terdapat iklim kebingungan. Max Black menunjuk:
Program- program kaum formalis dan logistik telah menjumpai kesulitan kesulitan
untuk dipecahkan jika mereka ingin berjaya. Bagi kaum logistik reduksi matematik
ke logika pecah ke dalam titik yang krusial, dan melengkapi bukti kaum formalis
tentang konsistensi matematika yang tampaknya tidak mungkin. Akan tetapi doktrin
kaum intuisionis mengisyaratkan matematika yang lebih besar lagi lagi harus
ditulis, menolak bukti bukti yang telah lama diterima, membuang sebagian besar
matematika murni, dan mengintroduksi kesusahan yang paling tidak praktis dan rumit
ke dalam domen yang harus mengubah model.
Masih yang terbaru, R. Carnap, dari Vienna dan Chicago, telah melakukan
program yang jauh iebih luas dari yang diatas itu, termasuk matematika, logika,
bahasa, dains, dan metafisika. Dasarnya adalah suatu analisis bahasa dan
semantiknya. Masih terlalu pagi untuk menduga akan apa hasilnya.
Apa yang dapat dikatakan pada suasana pertentangan dimana matematika
ingin mengetahui dirinya sendiri? Kita dapat mengamati, pertama, bahwa konsep
dasar dan metode matematika berada dalam suasana evolusi yang abadi. Kedua,
pengaruh setiap pandangan telah dimodifikasi secara mendalam oleh yang lain;
ketiga, matematikawan umumnya, dengan kompromi, dapat bekerja dalam satu atau
lebih jaringan kerja, dan akhirnya, bahwa di masa depan barangkali, bukan hanya satu
matematika, akan tetapi banyak. Masalah ini akan dibicarakan lebih mendalam lagi
dalam Modul 7 tentang Landasan Matematika.
SISTEM AKSIOMA PEANO SEBAGAI BASIS MATEMATIKA