Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
maka diperlukan analisa terhadap aspek-aspek tersebut. dan salah satu aspek
tersebut yaitu aspek fisik dengan menganalisa aspek fisik maka akan lahir suatu
arahan Pengembangan Wilayah ditinjau dari aspek fisik terutama dalam
pemanfaatan lahan seoptimal mungkin dengan memperhatikan segala potensi
yang dimiliki lahan tersebut.
Dalam memenuhi hal itu, maka diperlukan beberapa informasi geologi
yang diketahui antara lain :
a. Parameter bentang alam meliputi situasi topografi, sudut lereng dan proses-
proses geomorfologi seperti erosi, sedimentasi dan lain-lain.
b. Sifat fisik batuan (batu dan tanah) untuk berbagai keperluan antara lain
sebagai fondasi, tempat pembuangan limbah baik padat maupun cair, untuk
tanah pertanian sebagai bahan industri dan bahan bangunan.
c. Kestabilan lereng meliputi lokasi, luas daerah yang terpengaruh.
d. Penyebaran batuan dan ketebalan tanah serta struktur geologinya.
Dengan analisa terhadap aspek fisik tersebut,maka akan memberi
penilaian apakah nantinya syarat-syarat teknik pembangunan terpenuhi dalam
arti praktis, ekonomis dan aman.
Dalam analisis superimpose ini perlu disajikan data mengenai aspek fisik
yang telah diuraikan pada sub bab I diatas.
b. Analisis Pembobotan
BAB V KESIMPULAN
Bab kesimpulan berisikan kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil
analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya.
BAB II
KRITERIA KESESUAIAN LAHAN
FORMULASI :
- Tujuan
- Data dan asumsi
- Rencana analisis
Persyaratan dan
pembatas penggunaan Kualitas lahan
lahan (kriteria)
Klasifikasi
kesesuaian lahan
TABEL II.1
INFORMASI GEOLOGI UNTUK LINGKUNGAN SECARA UMUM
Informasi Lingkungan
Geologi Perkampunga Sawah Perkebunan Tegalan Kebun Campuran
n
Sudut Lereng 4 3 2 2 2
Curah Hujan 2 4 3 2 3
Air 4 4 3 2 3
Ketinggian 2 3 3 2 2
Bencana Alam 4 2 2 1 1
Batuan 2 2 2 2 2
Sumber : Modul Pratikum Geologi Teknik dan Tata Lingkungan.
TABEL II.2
NILAI KEMAMPUAN
Informasi Lingkungan
Kelas
Geologi Kampung Sawah Perkebunan Tegalan Kebun Campuran
0-7 4 4 4 4 4
8 - 15 4 4 4 4 4
Persen
16 - 23 2 3 3 3 3
lereng
24 - 31 1 3 3 3 3
(%)
32 - 40 0 3 3 3 3
100 - 179 4 4 4 4 4
180 - 259 4 4 4 4 4
Ketinggian 260 - 399 3 4 4 4 4
(mdpl) 340 - 419 3 3 3 3 3
420 - 500 3 3 3 3 2
2800 - 2859 2 2 2 2 2
Curah 2860 - 2919 2 2 2 2 2
Hujan 2920 - 2979 2 2 2 2 2
(mm/th) 2980 - 3039 2 3 2 2 2
3040 - 3100 2 3 3 3 3
Sunber : Modul Pratikum Geologi Universitas Islam Bandung, 1999.
TABEL II.3
HUBUNGAN PERSEN LERENG DENGAN PERUNTUKKANNYA
(Mabbery, 1972)
Penggunaan Kelas Sudut Lereng (%)
0-5 3-5 5 10 10 - 15 15 - 30 30 70 > 70
Rekreasi umum x x X x x x x
Bangunan terstruktur x x x x x x x
Perkotaan umum
Jalan umum x x x x
Sistem septik x x x
Perumahan x x
Konvensional x x x x
Pusat perdagangan
Jalan raya x x
Lapangan terbang x x
Jalan kereta api x
Wilayah transmigrasi x
TABEL II.4
Sifat-Sifat dan Ciri Tanah
Keterangan Podsolik Merah Regosol Latosol
Kuning
1. Tebal Solum 90 18 cm 25 cm 130 150 cm
2. Tekstur Lempung berpasir Pasir-lempung Liat
liat berdebu
3. PH 4 5,5 56 4,5 6,5
4. Permeabilitas Sedang lambat Cepat sangat Cepat lambat
cepat
5. Kemiringan 0 15% 0 35% 0 30%
6. Ketinggian 0 2000 m 10 1000 m
Sumber : Modul Pratikum Geologi Teknik Universitas Islam Bandung, 1999.
BAB III
GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI
3.2.1 Topografi
Wilayah Kecamatan Sukatani berada pada ketinggian kurang dari 500 Meter
dari atas permukaan laut dan secara umum mempunyai kondisi kemiringan
lereng cukup bervariasi dengan tingkat kelerengan yang dominan diatas 0 8
TABEL III.1
LUAS TIAP DESA MENURUT DOMINASI TINGKAT KELERENGAN
KECAMATAN SUKATANI TAHUN 1996
Luas Lahan (Ha) Luas Desa
No Desa
08% 9 15% 16-25% 26-40% >40% (Ha)
1. Nagrak - 40,3 60,3 140,0 343,0 583,6
2 Cianting 150,0 220,0 - - - 370,0
3. Pasirmunjul - - 4,7 50,0 350,0 404,7
4. Cibodas - - 9,0 40,0 99,0 148,0
5. Cianting Utara 103,0 30,0 0,6 - - 133,6
6. Sukatani 501,0 22,5 - - - 532,5
7. Malanengah 240,0 8,4 - - - 248,4
8. Cilalawi 170,0 8,0 0,3 - - 178,3
9. Sukamaju 150,0 100,0 20,0 8,6 - 278,6
10. Cipicung 200,0 30,0 50,0 1,2 - 281,2
Jumlah 1.514,0 459,2 144,9 239,8 792,0 3843
Sumber : BPN Kabupaten Purwakarta Tahun 1996
3.2.2 Geologi
Keadaan geologi di Kecamatan Sukatani berdasarkan peta geologi yang
dikeluarkan oleh Direktorat Geologi dari hasil pelapukan gunung api yang tidak
teruraikan. Jenis batuan yang ada di wilayah Sukatani terdiri dari sedimen klasik
yang berupa batuan pasir, batu gamping, batu pasir konglomerat, batuan
vulkanik berupa tuff,
breksi vulkanik, batuan beku teronosan yang terdiri dari batuan andesit. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.3.
Kedalaman efektif merupakan batas kesuburan tanah yang dikaitkan dengan
pengolahan tanah untuk pertanian di kecamatan Sukatani dengan
pengelompokannya adalah sebagai berikut : > 90 cm dan 60 90 cm sesuai
untuk dijadikan sebagai areal persawahan (cukup subur) sedangkan 30 60 cm
dan < 30 cm kurang sesuai untuk dijadikan sebagai areal pertanian tapi masih
bisa diperbaharui (Sumber: Modul Praktikum Geologi Teknik & Tata
Lingkungan).Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel III.2.
TABEL III.2
KEDALAMAN EFEKTIF TANAH DI KECAMATAN SUKATANI
TAHUN 1996
No Kedalaman Efektif Luas Lahan (Ha)
1. < 30 Cm 1.572
2. 30 60 Cm 424
3. 60 90 Cm 780
4. > 90 Cm 1.067
Jumlah (Ha) 3.843
Sumber : BAPPEDA Kabupaten Purwakarta Tahun 1999
3.2.3 Klimatologi
Suhu udara di Kecamatan Sukatani berkisar antara 220 C - 260 C pada zone
daerah yang panas. Sedangkan curah hujan berkisar antara 2800 3096
mm/th.Musim penghujan biasanya terjadi pada bulan Oktober sampai dengan
bulan Mei sedangkan Musim Kemarau biasanya terjadi pada bulan Juni sampai
dengan bulan September.
TABEL III.3
SIFAT DAN CIRI TANAH
Podsolik
Keterangan Regosol Latosol
Merah Kuning
Tebal Solum 90 18 cm < 25 Cm 130 150 Cm
Lepas/butiran
Struktur Gumpal Remah
tunggal
Tekstur Lempung pasir liat Pasr Lemoung Liat
PH 4 5,5 56 4,5 6,5
Permeabilitas Sedang Lambat Cepat-S.Cepat Cepat Lambat
Bahaya Erosi Peka Erosi Peka Erosi Erosi
Kemiringan 0 15 % 0 35% 0 30%
Ketinggian - 10 1000 m 10 10000
Kandungan
79 % 3 9% 3 9%
Organik
Kemerahan hingga Kelabu,Coklat, Merah,Coklat,
Warna
kuning dan kelabu Kekuningan Kekuningan
Sumber : Modul Geologi Teknik dan Tata Lingkungan, 1999
TABEL III.4
PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN SUKATANI
TAHUN 1998
Penggunaan Luas
No (%)
Lahan
1. Permukiman 751,20 19,55
2. Lapang olah Raga 9,70 0,25
3. Ladang 1.156,70 30,00
4. Industri 36,20 0,94
5. Sawah 534,20 13,90
6. Galian 123,80 3,20
7. Tegalan 194,80 5,06
8. Kebun Campuran 391,10 10,18
9. Hutan 241,60 6,30
10. Lain-lain 403,95 10,51
Jumlah 3.843 100
Sunber : BAPPEDA Kabupaten Purwakarta Tahun 1998
TABEL III.5
PENGGUNAAN LAHAN TERBANGUN
DI KECAMATAN SUKATANI TAHUN 1998
No Penggunaan Lahan Luas (Ha) (%)
1. Permukiman 751,2 95,4
2. Industri 36,2 4,6
Jumlah 787,4 100,0
Sumber : BPN Kabupaten Purwakarta Tahun 1998
sekitar 13,9 % dapat dilihat pada tabel III.6. Untuk lebih jelas mengenai
penggunaan lahan yang ada di Kecamatan Sukatani dapat dilihat pada gambar
3.5.
TABEL III.6
PENGGUNAAN LAHAN TIDAK TERBANGUN
DI KECAMATAN SUKATANI TAHUN 1998
Luas
No Penggunaan Lahan (%)
(Ha)
1. Ladang 1.156,70 30,00
2. Sawah 534,20 13,90
3. Tegalan 194,60 6,18
4. Kebun Campuran 391,10 8,60
5. Hutan 241,60 7,67
6 Galian 123,80 3,93
7. Lapang Olah Raga 9,70 0,31
8. Lain-lain 442,25 14,05
Jumlah 3.146,90 65,16
Sumber : Monografi Kecamatan SukatanTahun 1998
Secara keseluruhan aspek fisik dasar dapat dilihat pada tabel III.7.
TABEL III.7
ASPEK FISIK DASAR
KECAMATAN SUKATANI
No Jenis Fisik Keterangan
BAB IV
ANALISA KESESUAIAN LAHAN
TABEL 4.1
SPT PODSOLIK
TPSTH TPLK TT
Faktor Simbol
1a 1b 1c 1a 1b 1c 1a 1b 1c
Tebal Solum S S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1
Tekstur S N1 N1 N1 N1 N1 N1 N1 N1 N1
Permeabilitas S S3 S3 S3 S3 S3 S3 S3 S3 S3
Kesuburan N S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1
PH A S3 S3 S3 N1 N1 N1 N1 N1 N1
Lereng T N1 N1 N1 S3 N1 - S1 N1 N1
Ketinggian T S1 S1 S1 - - - - - -
Keterangan :
1a : Kemiringan 0 - 8%
Ketinggian 100 - 250 mdpl
Curah hujan 2800 - 3096 mm/th
1b : Kemiringan 9 - 25%
Ketinggian 250 - 400 mdpl
Curah hujan 2800 - 3096 mdpl
1c : Kemiringan 26 - 40%
Ketinggian 400 - 500 mdpl
Curah hujan 2800 - 3096 mdpl
TPLK TPLK
1a = 2S1 2S3(na) 1N1(t) 1a = 1N1(t)
1b = 2S1 1S3(s) 3N1(sat) 1b = 3N1(sat)
1c = 2S1 1S3(s) 2N1(sa) 1c = 2N1(st)
TT TT
1a = 3S1 1S3(s) 2N1(sa) 1a = 3N1(ssa)
1b = 2S1 1S3(s) 3N1(sat) 1b = 3N1(sat)
1c = 2S1 1S3(s) 3N1(sat) 1c = 3N1(sat)
Kesesuaian Lahan :
1a = Tidak cocok
1b = Tidak cocok
1c = Tidak cocok
TABEL 4.2
SPT LATOSOL
TPSTH TPLK TT
Faktor Simbol
1a 1b 1c 1a 1b 1c 1a 1b 1c
Tebal Solum S S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1
Tekstur S S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1
Permeabilitas S N1 N1 N1 - - - - - -
Kesuburan N S3 S3 S3 S3 S3 S3 S3 S3 S3
PH A S2 S2 S2 S3 S3 S3 S3 S3 S3
Lereng T N1 - - S3 N1 - S1 N1 N1
Ketinggian T S1 S1 S1 - - - - - -
Keterangan :
1a : Kemiringan 0 - 8%
Ketinggian 100 - 250 mdpl
Curah hujan 2800 - 3096 mm/th
1b : Kemiringan 9 - 25%
Ketinggian 250 - 400 mdpl
Curah hujan 2800 - 3096 mdpl
1c : Kemiringan 26 - 40%
Ketinggian 400 - 500 mdpl
Curah hujan 2800 - 3096 mdpl
TPLK TPLK
1a = 2S1 3S3(nat) 1a = 3S3(nat)
1b = 2S1 2S3(na) 1N1(t) 1b = 1N1(t)
1c = 2S1 2S2 2S3(na) 1c = 2S3(na)
TT TT
1a = 3S1 2S3(na) 1a = 2S3(na)
1b = 2S1 2S3(na) 1N1(t) 1b = 1N1(t)
1c = 2S1 2S3(na) 1N1(t) 1c = 1N1(t)
Kesesuaian Lahan :
1a = TPLK, TT
1b = Tidak cocok
1c = TPLK
TABEL 4.3
SPT REGOSOL
TPSTH TPLK TT
Faktor Simbol
1a 1b 1c 1a 1b 1c 1a 1b 1c
Tebal Solum S N1 N1 N1 N1 N1 N1 N1 N1 N1
Tekstur S N1 N1 N1 N1 N1 N1 N1 N1 N1
Permeabilitas S N1 N1 N1 - - - - - -
Kesuburan N S3 S3 S3 S3 S3 S3 S3 S3 S3
PH A S2 S2 S2 S3 S3 S3 S3 S3 S3
Lereng T N1 - - S1 N1 - S1 N1 N1
Ketinggian T S1 S1 S1 - - - - - -
Keterangan :
1a : Kemiringan 0 - 8%
Ketinggian 100 - 250 mdpl
Curah hujan 2800 - 3096 mm/th
1b : Kemiringan 9 - 25%
Ketinggian 250 - 400 mdpl
Curah hujan 2800 - 3096 mdpl
1c : Kemiringan 26 - 40%
Ketinggian 400 - 500 mdpl
Curah hujan 2800 - 3096 mdpl
TPLK TPLK
1a = 1S1 2S3(na) 2N1(ss) 1a = 2N1(ss)
1b = 2S3(na) 3N1(sst) 1b = 3N1(sst)
1c = 2S3(na) 2N1(ss) 1c = 2N1(ss)
TT TT
1a = 1S1 2S3(na) 3N1(sst) 1a = 3N1(sst)
1b = 2S1 2S3(na) 1N1(t) 1b = 1N1(t)
1c = 2S3(na) 3N1(sst) 1b = 3N1(sst)
Kesesuaian Lahan :
1a = Tidak cocok
1b = Tidak cocok
1c = Tidak cocok
TABEL 4.4
SPT ANDOSOL
TPSTH TPLK TT
Faktor Simbol
1a 1b 1a 1b 1a 1b
Tebal Solum S S1 S1 S1 S1 S1 S1
Tekstur S S1 S1 S1 S1 N1 N1
Permeabilitas S N1 N1 - - - -
Kesuburan N S3 S3 S3 S3 S3 S3
PH A S2 S2 S3 S3 S3 S3
Lereng T N1 - S3 - S2 N1
Ketinggian T S1 - - - -
Keterangan :
1a : Kemiringan 0 - 8%
Ketinggian 100 - 250 mdpl
Curah hujan 2800 - 3096 mm/th
1b : Kemiringan 26 - 40%
Ketinggian 400 - 500 mdpl
Curah hujan 2800 - 3096 mdpl
TPLK TPLK
1a = 2S1 3S3(nat) 1a = 3S3(nat)
1b = 2S1 2S3(na) 1b = 2S3(na)
TT TT
1a = 1S1 1S2 2S3(na) 1N1(s) 1a = 1N1(s)
1b = 1S1 2S3(na) 1N1(t) 1b = 1N1(t)
Kesesuaian Lahan :
1a = TPLK
1b = TPLK
4.2 Pembobotan
Blok 1
Kesimpulan : Sawah
Blok 3
Blok 4
Blok 7
Blok 9
Blok 10
Informasi Sawah
kelas Kecenderungan
Geologi B NK NKB
0-7 4 12
8 - 15 4 12
Persen lereng
16 - 23 3 3 9
(%) 24 - 31 3 9
32 - 40 3 9
100 - 179 4 12
180 - 259 4 12
Ketinggian
260 - 399 3 4 12
(mdpl) 340 - 419 3 9
420 - 500 3 9
2800 - 2859 2 8
2860 - 2919 2 8
Curah Hujan
(mm/th)
2920 - 2979 4 2 8
2980 - 3039 3 12
3040 - 3100 3 12
Sumber : Hasil Analisis, 1999.
Blok 11
Informasi Sawah Kebun Campuran
kelas Kecenderungan
Geologi B NK NKB B NK NKB
0-7 4 12 4 8 Sawah
8 - 15 4 12 4 8 Sawah
Persen lereng
16 - 23 3 3 9 2 3 6 Sawah
(%) 24 - 31 3 9 3 6 Sawah
32 - 40 3 9 3 6 Sawah
100 - 179 4 12 4 8 Sawah
180 - 259 4 12 4 8 Sawah
Ketinggian
260 - 399 3 4 12 2 4 8 Sawah
(mdpl) 340 - 419 3 9 3 6 Sawah
420 - 500 3 9 2 4 Sawah
2800 - 2859 2 8 2 6 Sawah
2860 - 2919 2 8 2 6 Sawah
Curah Hujan
(mm/th)
2920 - 2979 4 2 8 3 2 6 Sawah
2980 - 3039 3 12 2 6 Sawah
3040 - 3100 3 12 3 9 Sawah
Sumber : Hasil Analisis, 1999.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan
metoda pembobotan, kesuaian lahan pada uraian pada bab sebelumnya
maka dapat ditarik kesimpulan, antara lain :
1. Berdasarkan hasil analisis dengan metoda super impose untuk
kesesuaian lahan ternyata seluruh wilayah Kecamatan Sukatani
cocok untuk tanaman lahan kering dan tanaman tahunan.
2. Berdasarkan hasil analisis dengan metoda pembobotan untuk tata
guna lahan ternyata sesuai penggunaannya hal ini dapat dilihat
setelah diperoleh kecenderungan pada metoda hasil pembobotan
pada masing-masing blok yang kemudian di plotkan dengan peta
persen lereng, ketinggian, curah hujan dan jenis tanah.
3. Wilayah Kecamatan Sukatani ternyata tidak cocok untuk tanaman
sawah tadah huja hal ini dikarenakan curah hujan yang terlalu rendah.
DAFTAR PUSTAKA