Você está na página 1de 97
MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1069/MENKES/SK/X1/2008 TENTANG PEDOMAN KLASIFIKAS! DAN STANDAR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN Menimbang Mengingat MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Da toile bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan, pendidikan dan penelitian kedokteran, keberadaan Institusi Pendidikan Kedokteran, Kolegium llmu Kedokteran dan Rumah Sakit Pendidikan dalam pelaksanaan program pendidikan profesi dokter dan dokter spesialis memegang peranan penting; . bahwa agar Rumah Sakit yang digunakan sebagai tempat pelaksanaan program pendidikan profesi dokter dan dokter spesialis memenuhi persyaratan, perlu menetapkan pedoman Klasifikasi dan standar Rumah Sakit Pendidikan dengan Keputusan Menteri; Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495); Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301); . Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 _ tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844); . Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4431); . Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637); MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4741); 8. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik —_ Indonesia, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2006; 9, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1045/Menkes/Per/ XI/ 2006 tentang Organisasi Rumah Sakit Di Lingkungan Departemen Kesehatan 10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 512/ MENKES/ PERAV/2007 tentang Ijin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran 11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/PER X1/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1295/Menkes/Per/XII/07; Memperhatikan: Surat Keputusan Bersama Menteri Kesehatan Nomor 544Menkes/SKB/X/81, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0430 a/U/1981 dan Menteri Dalam Negeri Nomor 324.A Tahun 1981 tentang Pembagian Tugas, Tanggung Jawab dan Penetapan Prosedur sebagai Rumah Sakit Pemerintah yang digunakan untuk Pendidikan Dokter MEMUTUSKAN : Menetapkan: Kesatu : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PEDOMAN KLASIFIKAS] DAN STANDAR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN Kedua : Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan dimaksud Diktum Kesatu sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Ketiga : Pedoman dimaksud Diktum Kedua agar digunakan oleh institusi, lembaga dan organisasi profesi terkait sebagai acuan klasifikasi dan penetapan status akreditasi dalam tangka pembinaan Rumah Sakit Pendidikan. Keempat : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta ‘pada tanggal 18 November 2008 Dr. dr. SIT| FADILAH SUPARI, Sp. JP (K) MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Lampiran | Keputusan Menteri Kesehatan Nomor — : 1069/Menkes/SK/X1/2008 Tanggal : 18 November 2008 KLASIFIKASI DAN STANDAR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN |. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu persyaratan Pendidikan Kedokteran adalah tersedianya RS Utama Pendidikan Kedokteran dalam jaringan lahan praktek yang kelayakannya dinilai oleh pakar pendidikan kedokteran sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan dalam Panduan Pendidikan Kedokteran (Dirjen Dikti, 2002) . Tahun 2003, dengan diberlakukannya Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional, maka semua pendidikan profesi harus diselenggarakan oleh Institusi Pendidikan Pada tahun 2006, Konsil Kedokteran Indonesia telah mengesahkan Standar Pendidikan Profesi Dokter dan Standar Pendidikan Profesi Dokter Spesialis serta Standar Kompetensi Dokter. Dalam Standar tersebut juga dikatakan bahwa Institusi Pendidikan Kedokteran harus menjamin tersedianya fasilitas pendidikan klinik bagi mahasiswa yang terdiri dari RS Pendidikan dan Sarana Kesehatan lain yang diperlukan Penetapan RS Pendidikan di Indonesia secara resmi dimulai dengan di tetapkannya pembagian tugas, tanggung jawab, dan penetapan prosedur sebagai RS pemerintah yang digunakan untuk pendidikan kedokteran, pada tahun 1981 melalui SK Bersama Menteri Kesehatan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Menteri Dalam Negeri. Dalam lampiran Surat Keputusan tersebut, ditetapkan 14 RS Umum Pemerintah sebagai tempat pendidikan calon dokter dan calon dokter spesialis.RS tersebut adalah: RSU Dr. Pirngardi, Medan RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta RSUP Dr. Hasan Sadikin, Bandung RSUP Dr. Karyadi, Semarang RSUP. Dr. Sardjito, Yogjakarta RSU. Dr. Sutomo, Surabaya RSU Ujung Pandang, Makasar RSUP Palembang RSU Gunung Wenang, Manado 10. | RSU Persahabatan, Jakarta 11. RSU Surakarta 12. RSU Dr.Syaiful Anwar, Malang 13. | RSUP Sanglah, Denpasar 14. RSUP Dr. M. Jamil, Padang ©PNOOPRONA 4 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Masing-masing RS Pendidikan tersebut merupakan RS Pendidikan untuk satu Institusi Pendidikan Kedokteran Negeri, kecuali untuk Institusi Pendidikan Kedokteran Universitas Indonesia, yang pada saat itu sudah mempunyai dua RS Pendidikan, yaitu RS Dr.Cipto Mangunkusumo dan RS Persahabatan. Saat ini penetapan RS Pendidikan disahkan melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan, setelah melalui proses penilaian dan memenuhi kriteria Standar RS Pendidikan yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan pada bulan Mei tahun 2005. Pesatnya pertambahan Institusi Pendidikan Kedokteran baik pemerintah maupun swasta, membutuhkan peningkatan jumlah RS Pendidikan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan dan Universitas Gajah Mada pada tahun 2003, dilaporkan terdapat 97 RS yang berfungsi sebagai RS Pendidikan, namun dari data Asosiasi RS Pendidikan Indonesia (ARSPI), hingga tahun 2007 tercatat hanya ada 37 RS yang secara resmi mempunyai Surat Keputusan Menteri Kesehatan sebagai RS Pendidikan, pada waktu yang sama terdapat 52 Institusi Pendidikan Kedokteran. Selain itu juga terdapat 12 RS Gigi dan Mulut Pendidikan yang telah mendapat SK Menteri Kesehatan Selama ini Standar RS Pendidikan yang diterbitkan Departemen Kesehatan pada tahun 2005, merupakan dasar penetapan RS Pendidikan. Untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan RS Pendidikan terutama dalam proses pembelajaran klinik bagi peserta didik Pendidikan Kedokteran terutama dalam pencapaian kompetensi peserta didik, maka perlu disusun Standar RS Pendidikan. . Landasan Hukum Peraturan perundangan yang mendasari penyusunan pedoman ini meliputi : 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495); 2. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844); 4. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4431); MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 89. Tambahan Lembaran Negara Nomor 4741); 8. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2006; 9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1045/Menkes/Per/ XI/ 2008 tentang Organisasi Rumah Sakit Di Lingkungan Departemen Kesehatan; 10,Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 512/ MENKES/ PER/IV/2007 tentang |jin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran 11.Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/PER XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1295/Menkes/Per/XI!/2007; Pengertian Rumah Sakit Pendidikan Dari berbagai definisi yang ada, pada prinsipnya pengertian RS Pendidikan (“Teaching Hospital") adalah RS yang juga digunakan untuk pendidikan kedokteran. Hutchkinson & Wilkipedia Encyclopedia mendefinisikan RS Pendidikan sebagai RS yang berhubungan erat dengan Pendidikan Kedokteran dan berfungsi dalam pendidikan praktik untuk mahasiswa kedokteran, “intership” dan residen atau peserta pendidikan spesialis. Hi Selain istilah RS Pendidikan, dikenal juga istilah RS Universitas (‘University Hospital’). Medline,1997 mendefinisikan RS Universitas sebagai RS yang dikelola oleh suatu universitas untuk pendidikan mahasiswa kedokteran, program pendidikan pasca sarjana dan penelitian Klinis.. Di berbagai negara maju saat ini “Academic Health Center” (AHCs) atau dikenal juga sebagai Academic Medical Center telah berkembang pesat Pada tahun 1993, di Amerika Serikat tercatat lebih dari 100 AHCs. AHCs terdiri dari satu Intitusi Pendidikan Kedokteran yang terakreditasi, satu atau lebih RS yang ber “Afiliasi”, serta satu atau lebih pendidikan yang terkait dengan kesehatan seperti, keperawatan, kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan dan kedokteran gigi. 6 MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Memperhatikan uraian tersebut diatas dan berdasarkan fungsi RS dalam proses pendidikan profesi kedokteran, dapat dirumuskan RS Pendidikan di Indonesia adalah RS yang merupakan jejaring Institusi Pendidikan Kedokteran dan digunakan sebagai wahana pembelajaran klinik untuk memenuhi modul pendidikan dalam rangka mencapai kompetensi berdasarkan Standar Pendidikan Profesi Kedokteran. RS Pendidikan diharapkan memiliki kemampuan pelayanan yang lebih dari RS non Pendidikan terutama meliputi : a. Penjaminan mutu pelayanan dan keselamatan pasien serta kedokteran berbasis bukti. Penerapan Metode Penatalaksanaan Terapi terbaru. Teknologi Kedokteran yang bertepat guna. Hari rawat yang lebih pendek untuk penyakit yang sama. Hasil pengobatan dan survival rate yang lebih baik. Tersedianya konsultasi dari Staf Medis Pendidikan, selama 24 jam. ma ®P20o . Rumah Sakit Pendidikan di Indonesia Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia = nomor 512/Menkes/Per/IV/2007_ yang merupakan salah satu peraturan pelaksanaan Undang undang nomor 29 tentang Praktik Kedokteran salah satu kausulnya (pasal 6, ayat 2) menyatakan bahwa penetapan RS menjadi RS Pendidikan, standar RS Pendidikan dan standar RS atau sarana pelayanan kesehatan lainnya sebagai jejaring pendidikan ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan berdasarkan standar RS sebagai RS Pendidikan. Serangkaian seminar, lokakarya dan pertemuan yang diprakarsai oleh Departemen Kesehatan, Asosiasi RS Pendidikan Indonesia (ARSPI), Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI), Konsil kedokteran Indonesia, Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia dan seluruh “stake holder’ pendidikan kedokteran di Indonesia, disepakati penetapan Standar dan Klasifikasi RS Pendidikan yang lebih luas meliputi RS Pendidikan Utama, RS Pendidikan Afiliasi (Eksilensi), RS Pendidikan Satelit dan yang merupakan RS jejaring pendidikan. Peningkatan RS Pendidikan Utama, maupun perluasan Jejaring Pendidikan Afiliasi (Eksilensi) dan Satelit sangat dibutuhkan sejalan semakin meningkatnya jumlah institusi pendidikan kedokteran dan jumlah peserta didik, serta keterbatasan jumlah dan variasi kasus maupun ketersediaan sarana prasarana pendidikan dan peralatan kedokteran. . Tujuan Penetapan Standar Rumah Sakit Pendidikan Tujuan penetapan Standar RS Pendidikan adalah sebagai berikut : 1. Meningkatnya mutu pelayanan di RS Pendidikan; 7 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 2. Meningkatnya mutu pendidikan sesuai dengan standar pendidikan profesi kedokteran; 3. Meningkatnya penelitian dan pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kedokteran di RS Pendidikan. ll. STANDAR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN Standar RS Pendidikan ini disusun mengacu pada standar pendidikan kedokteran yang ditetapkan oleh World Federation of Medical Education (WFME). Format ini juga digunakan dalam penyusunan Standar Pendidikan Profesi Dokter dan Standar Pendidikan Profesi Dokter Spesialis. 1, Kedudukan dan Peran Rumah Sakit Pendidikan Dalam pelaksanaan program pendidikan dokter dan dokter spesialis, yang perlu diperhatikan adalah keterlibatan tiga komponen utama yang memegang peranan penting dan saling mendukung, yaitu institusi pendidikan kedokteran, kolegium ilmu kedokteran dan RS Pendidikan. Kedudukan RS Pendidikan sebagai salah komponen yang sangat menentukan keberhasilan proses pembelajaran klinik yang meliputi Pengetahuan (knowledge), kemampuan psikomotor (skill), dan perilaku (attitude) sesuai kompetensi sebagaimana ditetapkan dalam modul pendidikan .berdasarkan Standar Pendidikan Profesi Kedokteran Seiring dengan kebutuhan pembelajaran klinik peserta didik terutama dalam rangka menjamin mutu keluaran dan hasil peserta didik yang sesuai dengan standar kompetensi, maka tidak semua RS dapat secara serta merta menjadi RS Pendidikan. RS yang telah berdiri dan operasional memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat bila akan ditambah fungsinya sebagai RS Pendidikan haruslah memenuhi kriteria sebagaimana ditentukan dalam Standar RS Pendidikan. Untuk itu dalam rangka menjamin mutu pendidikan profesi kedokteran sekaligus menjamin mutu pelayanan medik di RS Pendidikan, maka dipandang perlu dilakukan Standarisasi RS Pendidikan 2. Klasifikasi Rumah Sakit Pendidikan Peningkatan jumlah_ peserta _ didik, pengembangan _kapasitas, keterbatasan fasilitas serta keterbatasan jumlah dan variasi kasus di RS Pendidikan Utama menjadi masalah bagi Institusi Pendidikan Kedokteran dalam menghasilkan tenaga medik yang berkualitas. Konsep dasarnya adalah tiap Institusi Pendidikan Kedokteran harus memenuhi kecukupan tenaga pengajar, jumlah dan jenis variasi kasus. Oleh karena itu setiap Institusi Pendidikan Kedokteran harus mempunyai minimal satu RS Pendidikan Utama dan mempunyai beberapa RS Pendidikan Satelit sebagai jejaring. Selain itu Institusi Pendidikan Kedokteran dapat memiliki satu atau beberapa jejaring RS -Afiliasi (Eksilensi) atau RS Umum dengan unggulan tertentu sebagai wahana pembelajaran Klinik peserta didiknya. 8 ‘MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Rumah Sakit Khusus (Afiliasi/Eksilensi) dapat mempunyai Rumah Sakit Satelit berupa Rumah Sakit Khusus lainnya dan Rumah Sakit Umum yang mempunyai pelayanan unggulan tertentu sebagai jejaringnya. Berdasarkan hal tersebut maka disusun standar RS Pendidikan menjadi : 1. Standar RS Pendidikan Utama. 2. Standar RS Pendidikan Afiliasi (Eksilensi). 3. Standar RS Pendidikan Satelit. Untuk setiap jenis RS Pendidikan ditetapkan Standar dengan masing- masing kriterianya, mengacu pada World Federation of Medical Education (WFME), sebagai berikut : Standar Visi, Misi, Komitmen dan persyaratan. . Standar Manajemen dan Administrasi. Standar Sumber Daya Manusia untuk program pendidikan klinik. . Standar Penunjang pendidikan. . Standar Perancangan dan pelaksanaan program pendidikan klinis yang berkualitas. QaRONa Standar dan parameter penilaiannya ini lebih merupakan standar input, yang harus dipenuhi sebagai dasar penilaian kepatuhan institusi terhadap standar yang telah ditetapkan dalam rangka penetapan sebagai RS Pendidikan, setelah melalui persaratan akreditasi RS dari Departemen Kesehatan. Untuk akreditasi dan reakreditasi penetapan parameter penilaian sebaiknya merupakan bagian dari instrumen penilaian akreditasi pendidikan kedokteran yang disusun bersama oleh para pemangku kepentingan pendidikan profesi kedokteran. Menteri Kesehatan dapat menetapkan, membatalkan, mencabut atau menunda pemberian Surat Keputusan Status RS Pendidikan tergantung dari hasil akreditasi tersebut. Untuk pendidikan profesi dokter spesialis, RS yang akan digunakan harus masuk dalam salah satu klasifikasi RS Pendidikan dan sesuai dengan kebutuhan untuk pembelajaran Klinik dalam rangka pencapaian kompetensi berdasarkan standar pendidikan profesi dokter spesialis yang disusun oleh Kolegium Ilmu Kedokteran Spesialis. Dengan demikian RS Pendidikan’ Profesi Dokter Spesialis, dapat merupakan RS Pendidikan utama, RS Pendidikan satelit ataupun RS Pendidikan Khusus (Afiliasi/Eksilensi), dengan tambahan standar dan kriteria yang ditetapkan oleh kolegiumnya di luar Standar RS Pendidikan yang sudah ada. . Ruang lingkup Ruang lingkup Standar RS Pendidikan ini adalah untuk RS Umum dan RS Khusus yang digunakan oleh Institusi Pendidikan Kedokteran untuk sebagai wahana pendidikan kedokteran meliputi : a. Visi, Misi, Komitmen dan persyaratan ; b. Manajemen dan Administrasi ; 9 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA c. Sumber Daya Manusia untuk program pendidikan klinik ; d. Penunjang pendidikan ; e. Perancangan dan pelaksanaan program pendidikan klinik yang berkualitas. Ill. PENYELENGGARAAN DAN PENGORGANISASIAN A. Penyelenggaraan. Departemen Kesehatan RI merupakan instansi yang berwenang menetapkan standar RS yang digunakan sebagai wahana pembelajaran Pendidikan Kedokteran sebagaimana Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 512 (pasal 6 ayat (2). RS yang akan atau telah difungsikan sebagai RS Pendidikan baik yang diselenggarakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, BUMN/BUMD, TNI/POLRI, maupun Swasta lainnya wajib memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya bertanggung jawab melaksanakan penetapan, pembinaan dan pengawasan RS Pendidikan kepada Menteri Kesehatan RI. Untuk pelaksanaan penetapan, pengawasan dan pembinaan RS Pendidikan Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik dibantu Tim Akreditasi RS Pendidikan yang melibatkan pemangku kepentingan yang terkait yaitu ARSPI, AIPKI, MKKI, dan KKI. B. Pengorganisasian Penetapan RS Pendidikan, pengawasan dan pembinaan_ teknis dilaksanakan oleh Tim Akreditasi RS Pendidikan meliputi Tim Pengarah Akreditasi RS Pendidikan dan Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan. 1. Tim Pengarah. Tim Pengarah terdiri dari Penanggung Jawab, Sekretaris dan Anggota dengan susunan sebagai berikut : Penanggung : Menteri Kesehatan Jawab Ketua | : Sekretaris Jenderal Ketua II Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik Sekretaris | : Kepala Biro Hukum dan Organisasi Sekretaris II Sekretaris Ditjen Bina Pelayanan Medik Anggota : 1. Direktur Bina = Pelayanan = Medik Spesialistik 2. Konsil Kedokteran Indonesia 3. Ketua ARSPI 4. Ketua AIPKI 5. Ketua MKKI 6. Ketua KKI 10 MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Tugas Tim Pengarah Akreditasi RS Pendidikan : a. Melaksanakan koordinasi lintas sektor penyelenggaraan Penilaian dan Pembinaan RS Pendidikan b. Menetapkan kebijakan strategis dalam rangka peningkatan mutu pelayanan RS Pendidikan. c. Melaporkan hasil kegiatan penetapan, pembinaan dan pengawasan RS Pendidikan kepada Menteri Kesehatan. d. Menetapkan besaran satuan biaya akreditasi, reakreditasi dan visitasi RS Pendidikan e. Memberikan dukungan pelaksanaan tugas-tugas Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan. Ketua Direktur Bina Pelayanan Medik Spesialistik Sekretaris! : Kepala Sub Dit Bina Pelayanan Medik Spesialistik diRSU Pendidikan ' Sekretaris II Kepala Bagian Hukormas Ditjen Bina Yanmedik Anggota : 1. Kepala Sub Dit Bina Pelayanan Medik Spesialistik non Pendidikan 2. Kepala Sub Dit Bina Akreditasi RS ° 3. Kepala Sub Dit Bina Pelayanan Spesialistik di RS Khusus 4. Kepala Sub Dit Bina Penapisan Teknologi Medik Spesialistik Unsur ARSPI Unsur AIPKI Unsur MKKI Unsur KKI Kepala Seksi Standarisasi Kepala Seksi Bimbingan dan Evaluasi Staf Sub Bag TU Direktorat Bina Yanmedik Spesialistik Staf Sub Direktorat Bina Yanmedik di RSU Pendidikan ° Sekretariat eNaenoag - Tugas Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan: a. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi Pedoman Standar dan Pelaksanaan Penilaian RS Pendidikan; b. Menyusun rencana kerja penetapan, pembinaan dan pengawasan RS Pendidikan; c. Melaksanakan koordinasi dengan berbagai pihak terkait dalam pelaksanaan penetapan, pembinaan dan pengawasan RS Pendidikan; 1 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA d. Melaksanakan penetapan, pembinaan dan pengawasan RS Pendidikan; e. Melaksanakan kajian pengembangan standar RS Pendidikan; f. Melaporkan pelaksanaan penetapan, pembinaan dan pengawasan RS Pendidikan kepada Menteri Kesehatan melalui Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik. IV, TATA CARA PENETAPAN RUMAH SAKIT PENDIDIKAN Penetapan RS Pendidikan adalah proses penilaian kelayakan RS yang akan dijadikan wahana pembelajaran klinis peserta didik Institusi Pendidikan Kedokteran guna menjamin terselenggaranya pelayanan medik yang berkualitas sesuai kebutuhan modul untuk mencapai kompetensi berdasarkan Standar Pendidikan Profesi Kedokteran A. Persyaratan 1. RS telah mempunyai jijin pendirian yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan/atau ijin operasional yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi dan/atau jjin penyelenggaraan RS yang masih berlaku. 2. Surat penetapan kelas (tipe) RS yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan RI. 3. Pernyataan kesediaan Pemilik RS untuk menjadikan RS menjadi RS Pendidikan dan sanggup menyediakan anggaran, sarana dan Prasarana pendukung untuk penyelenggaraan fungsi pendidikan. . Surat Rekomendasi dari Dinas Kesehatan Provinsi setempat. . Naskah Perjanjian Kerja Sama RS dengan Institusi Pendidikan 4. 5, Kedokteran. 6. Telah terakreditasi sesuai dengan Klasifikasi RS. 7. Profil RS 3 (tiga) tahun terakhir. B. Prosedur Pengajuan 1. Pemilik RS/Pimpinan RS mengajukan Surat Permohonan untuk ditetapkan sebagai RS Pendidikan, ditujukan kepada Menteri Kesehatan RI cq Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI dengan dilampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam huruf A. 2. Surat Permohonan sebagaimana huruf B.1, tembusannya disampaikan kepada : a. Direktur Bina Pelayanan Medik Spesialistik b. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi setempat c. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat 12 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA C. Penilaian Kelayakan 1. Pra Visitasi a. Berkas Surat Permohonan yang telah diterima oleh Direktur Bina Pelayanan Medik Spesialistik diserahkan kepada Sekretariat Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan untuk diperiksa kelengkapan administrasi persyaratan administrasi. b. Berkas Surat Permohonan yang telah lengkap persyaratan administrasinya dilaporkan kepada Sekretaris Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan untuk kemudian dibuat rancangan surat balasan kepada RS. c. Surat balasan yang ditandatangani oleh Direktur Bina Pelayanan Medik Spesialistik selaku Ketua Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan dikirimkan kepada Pemilik RS/Pimpinan RS disertai ~Borang Penilaian RS Pendidikan (Instrumen Self Assesment) RS Pendidikan sesuai dengan klasifikasi. d. Setelah menerima surat balasan Direktur RS setempat membentuk Tim Persiapan Penilaian RS Pendidikan yang terdiri dari unsur- unsur pemangku kepentingan RS dan melakukan pengisian Borang Penilaian RS Pendidikan. e. Borang Penilaian RS Pendidikan yang telah diisi oleh RS dikirimkan kembali ke Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan. f. Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan menelaah hasil Borang Penilaian RS Pendidikan yang telah diisi oleh RS. g. Hasil telaahan Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan dapat berupa "“rekomendasi layak atau belum layak visitasi" dan rekomendasi tersebut di umpan balikan kepada RS dengan tembusan kepada Dinas Kesehatan Provinsi setempat dan/atau Dinas Kesehatan setempat. h. Apabila umpan balik dari Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan direkomendasikan "dipertimbangkan belum layak visitasi" maka RS dapat mengajukan permohonan fasilitasi atau pembinaan kepada Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan 2. Visitasi a. Apabila hasil telaahan Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan direkomendasikan “layak visitasi" maka kepada RS dijadwalkan waktu kunjungan Tim Visitasi b. Sesuai jadwal yang ditentukan Tim Visitasi melaksanakan kunjungan ke RS c. Tim Visitasi dalam melaksanakan kunjungan ke RS melakukan pemeriksaan ulang dan pemeriksaan silang serta wawancara dengan pihak terkait atas Borang Penilaian RS Pendidikan. yang telah diisi oleh RS, selanjutnya hasil penilaian diisi ke dalam Instrumen Penilaian masing-masing Standar dan Parameter 13 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA d. Hasil penilaian masing-masing Standar, Indikator dan Parameter kemudian direkapitulasi dalam Instrumen Rekapitulasi Hasil Penilaian untuk menentukan nilai akhir penilaian e. Hasil penilaian dapat | menggambarkan hasil akhir katagori penilaian ; A, B atau C. 3. Penetapan a. Apabila dari hasil penilaian Tim Visitasi dan kesimpulan sementara masih terdapat hal-hal yang perlu disempurnakan dan/atau diperbaiki oleh pihak RS, maka pihak RS wajib menyempurnakan/ memperbaikinya dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tigapuluh) hari sejak dilakukan Visitasi. b. Hasil penilaian akhir (sementara) berikut catatan-catatan mengenai hal-hal yang perlu disempurnakan/diperbaiki disampaikan oleh Tim Visitasi kepada pihak RS dan dibuatkan Berita Acara Hasil Visitasi yang ditanda tangani oleh Tim Visitasi dan pihak RS. c. Tim Visitasi melaporkan Berita Acara Hasil Visitasi kepada Ketua Tim Pelaksana Akreditasi. d. Berdasarkan Berita Acara Hasil Visitasi dan laporan perbaikan/penyempurnaan dari RS Tim Visitasi melaporkan kepada Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan untuk kemudian dilakukan proses penetapan. e. Tim Akreditasi RS Pendidikan melaksanakan rapat penentuan kelayakan RS sebagai RS Pendidikan berdasarkan hasil visitasi. f. Ketua Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan menyampaikan rekomendasi penetapan RS Pendidikan kepada Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik untuk selanjutnya dilakukan proses Penetapan sebagai RS Pendidikan. g. Atas nama Menteri Kesehatan RI Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik menetapkan RS pemohon sebagai RS Pendidikan. D. Sertifikat Akreditasi RS Pendidikan (Sertifikasi) 1. Sertifikat Akreditasi RS Pendidikan diterbitkan dengan ketentuan sebagai berikut: a. Terakreditasi A dengan masa berlaku 5 (tahun), ditanda tangani oleh Menteri Kesehatan; b. Terakreditasi B dengan masa berlaku 3 (tahun), ditanda tangani oleh Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik atas nama Menteri Kesehatan; c. Terakreditasi C dengan masa berlaku 1 (satu) tahun, ditanda tangani oleh Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik. % Surat Keputusan dan Sertifikat Akreditasi RS Pendidikan selanjutnya diserahkan kepada Pemilik RS/Pimpinan RS. 14 MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA V. STANDAR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UTAMA RS Pendidikan Utama adalah RS Jejaring Institusi Pendidikan Kedokteran yang digunakan sebagai wahana pembelajaran klinik peserta didik untuk memenuhi seluruh atau sebagian besar modul pendidikan dalam rangka mencapai kompetensi berdasarkan Standar Pendidikan Profesi Kedokteran. Agar dapat berfungsi menjadi RS Pendidikan secara efektif, RS Pendidikan harus memiliki visi dan misi yang jelas, yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran. A. STANDAR VISI, MISI, KOMITMEN DAN PERSYARATAN Untuk menunjang proses pembelajaran dan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan maka komitmen RS perlu ditunjukkan secara jelas (administratif dan pelaksanaan pendidikan) dan sesuai aturan perundangan yang berlaku. Kriteria: 1. Terdapat visi, misi, dan tujuan RS secara tertulis yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran. 2. Terdapat dokumen Perjanjian Kerja Sama antara Direktur RS Pendidikan dengan Rektor atau Pimpinan Instusi Pendidikan Kedokteran, meliputi aspek medikolegal, sumber daya manusia, pembiayaan, sarana prasarana, manajemen pendidikan dan daya tampung peserta didik. 3. Kesepakatan bersama tersebut harus bersifat saling mengikat dalam hal pada seluruh proses pendidikan kedokteran di RS tersebut. 4. RS kelas A atau B atau setara yang telah terakreditasi minimal 12 pelayanan. 5. RS yang telah menjalankan fungsi pendidikan dan telah memiliki SK penetapan Menteri Kesehatan sebagai RS Pendidikan. 6. RS Pendidikan utama minimal mempunyai 4 pelayanan spesialis dasar (penyakit dalam, anak, bedah, kebidanan dan kandungan) dan 7 pelayanan spesialis lainnya. B. STANDAR MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI Manajemen dan administrasi merupakan bagian dari operasionalisasi RS Pendidikan, mencakup efektifitas dan efisiensi pelaksanaan proses pendidikan yang meliputi; koordinasi, kebijakan penyelenggaraan, administrasi, pembiayaan, evaluasi dan penjaminan mutu pendidikan profesi kedokteran. 15 MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 1. Koordinasi pendidikan profesi kedokteran XN Untuk kelancaran proses manajemen dan administrasi pendidikan harus mempunyai badan koordinasi pendidikan, yang terdiri atas unsur RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran yang memiliki uraian tugas dan fungsi yang jelas. Kriteria : 1.1. Badan Koordinasi Pendidikan Kedokteran beranggotakan unsur RS dan unsur Institusi Pendidikan Kedokteran. Badan ini akan diwakili oleh suatu sekretariat bersama yang berkedudukan di RS. 2 Uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang dan masa tugas ditetapkan melalui keputusan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Instusi Pendidikan Kedokteran. Kebijakan Penyelenggaraan Pendidikan RS Pendidikan memiliki kebijakan, peraturan dan ketetapan tertulis mengenai pendidikan sehingga dapat menjamin terselenggaranya pendidikan yang berkualitas tinggi. Kriteria : 245 Adanya kebijakan penerimaan peserta didik yang tercantum dalam Perjanjian Kerjasama antara Institusi Pendidikan Kedokteran dengan RS Pendidikan yang bersangkutan. 2.2. Adanya kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan pada rasio pendidik dengan peserta didik maksimal 1: 5 yang ditetapkan bersama antara Pimpinan RS dengan Pimpinan Instusi pendidikan. 2.3. Adanya peraturan bersama antara Direktur dan Dekan tentang sistem penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pelayanan beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk reward and punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf nonmedis dan peserta didik). ii 2.4, Adanya kebijakan RS yang mengatur batasan kewenangan prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta didik. 2.5. Terdapat kebijakan, peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis yang disepakati oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan. 2.6. Kebijakan, pedoman dan prosedur tertulis telah disosialisasikan dengan baik kepada pelaksana yang terkait dengan pendidikan Klinik, dan menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian. 16 MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 3. Administrasi Pendidikan RS Pendidikan memiliki pengelolaan administrasi pendidikan yang berkaitan dengan penjadualan, administrasi nilai, umpan balik dan surat menyurat. Kriteria : 3.1. 3.2. 3.2. 3.3. 3.4. 3.5. Adanya jadual prapelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal masuk, nama bagian/departemen/SMF yang dituju dan jumlah peserta didik yang akan masuk. yang dikirim oleh Institusi Pendidikan kepada RS sebelum mahasiswa masuk ke RS. Adanya jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di tiap bagian/departemen/SMF (nama, kegiatan, waktu, penanggung jawab ruangan) dan dilaksanakan sesuai jadual. Adanya staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan proses pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan, nilai, pengaturan jadual dan administrasi). Terdapat sistem, alur pencatatan serta adanya pelaporan nilai yang tepat_waktu. Terdapat sistem informasi pendidikan yang termasuk didalamnya berisi data dasar peserta didik (meliputi identitas, hasil belajar). Adanya laporan kemajuan pendidikan secara berkala setiap tahun (jumlah mengenai peserta didik, tingkat kelulusan, daftar tunggu ujian) dari pelaksana didik kepada RS dan Institusi Pendidikan Kedokteran. . Pembiayaan Pendidikan RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran mengelola sistem pembiayaan pendidikan yang mendukung efektifitas, efisiensi dan mutu pendidikan. Kriteria : 4.1. 4.2. Adanya perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun oleh sekretariat bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran yang meliputi biaya pendidikan langsung, seperti biaya sumber daya manusia pendidikan, biaya bahan habis pakai, biaya administrasi dan biaya overhead operasional, serta biaya tidak langsung seperti biaya akomodatif. Besarnya satuan biaya disesuaikan dengan besarnya SPP Mahasiswa Terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh koordinator pendidikan yang diusulkan oleh masing-masing kepala bagian/departemen/SMF untuk disetujui oleh Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. 17 a MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 4.3, Terdapat laporan keuangan berkala enam bulanan dan tahunan anggaran biaya yang dibuat oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF dan disahkan oleh Direktur RS dan Pimpinan_ Institusi Pendidikan Kedokteran. Evaluasi dan Penjaminan Mutu Sistem Manajemen dan Administrasi Pendidikan Badan koordinasi pendidikan melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap semua proses manajemen dan administrasi pendidikan sesuai dengan system penjaminan mutu yang telah ditetapkan sebelumnya. Kriteria: 5.1 Terdapat dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan Klinik setiap enam bulan_ sekali yang dilakukan oleh sekretariat bersama berdasarkan indikator tim tertentu yang ditetapkan badan koordinasi pendidikan. 5.2 Terdapat data umpan balik dan dokumentasi staf pengajar dan peserta, analisis umpan balik, dan tindak lanjut. * C. STANDAR SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK PROGRAM PENDIDIKAN KLINIK Penyiapan tenaga pendidikan dan pelatin dan program pembelajaran Klinik sesuai dengan konteks pelayanan medis di RS menjadi tanggung jawab bersama antara RS Pendidikan dan Institusi pendidikan Kedokteran. 1. Peraturan Rekruitmen Tenaga Pendidikan dan Monitoring untuk Pembelajaran Klinik Adanya kebijakan mengenai penugasan staf medis dan/atau non medis yang diprogramkan sebagai tenaga pendidik merupakan kebijakan tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, hak, paruh/purna waktu dari staf medis dan/atau non medis tersebut. Kriteria: Tugas, tanggung jawab dan kewenangan staf institusi pendidikan yang ditempatkan di RS Pendidikan harus tercantum dalam ikatan kerjasama atau lampirannya. 1.1. Terdapat tata cara perekrutan dan kriteria kompetensi yang ditetapkan bersama oleh Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran bagi Staf Medik Fungsional yang akan diangkat sebagai Dokter Pendidik Klinik/Dosen Klinik. 18 1.5. MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Terdapat pengangkatan sebagai SK Dosen/Dosen Luar Biasa Institusi Pendidikan Kedokteran berikut jabatan akademiknya dari Rektor/Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran untuk Staf Medik Fungsional yang melaksanakan tugas pendidikan dan penelitian kedokteran. Terdapat SK Pengangkatan/Penugasan Direktur RS sebagai Staf Medik Fungsional yang melaksanakan tugas sebagai Dokter Pendidik Klinik/Dosen Klinik di RS Pendidikan untuk semua Staf Medik Fungsional yang terlibat dalam Pendidikan Kedokteran, tercakup di dalamnya kebijakan tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, hak dan kewajiban baik paruh/purna waktu. Terdapat staf medis fungsional yang ditetapkan Direktur RS sebagai Supervisor Klinik dan Pembimbing bagi peserta didik disertai kejelasan tugas, tanggung jawab dan kewenangannya Terdapat tim penilai/supervisor kinerja tenaga pendidik dari RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran yang bersangkutan yang berperan dalam menilai kinerja tenaga pendidik pada pembelajaran klinik dengan kriteria yang jelas yang dilakukan secara berkala minimal satu tahun sekali. 2. Sistem Monitoring dan Evaluasi Tenaga Pendidik Sistem monitoring dan evaluasi tenaga pendidikan bertujuan untuk menilai prestasi atau kinerja tenaga pendidik antara lain: kompetensi, kom itmen, disiplin dan proses pengembangan diri. Kriteria: 2.1 Terdapat presensi pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik 2.2 Terdapat data dasar pengembangan diri tenaga pendidikan di bawah koordinasi sekretaris bagian dan/atau Badan Koordinasi Pendidikan/ Sekretariat Bersama D. STANDAR PENUNJANG PENDIDIKAN RS Pendidikan harus menyediakan sarana, prasarana dan peralatan yang memadai untuk pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan modul pendidikan termasuk ketersediaan jumlah dan variasi kasus atau pasien yang berinteraksi dengan peserta didik. Kriteria : 41 Terdapat dokumen yang mencantumkan kesepakatan mengenai penyediaan sarana, prasarana dan peralatan untuk pendidikan antara Direktur RS dan Pimpinan_Instusi Pendidikan Kedokteran serta realisasinya. Sarana, prasarana dan alat yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan pendidikan, antara_ lain: = ruangan pembelajaran, ruang diskusi, perpustakaan, sistem informasi 19 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA RS, teknologi informasi, sistem dokumentasi, skill lab dan audiovisual. 3. Ada fasilitas ruang jaga yang memenuhi syarat dan aman bagi peserta didik yang memenuhi standar sarana, prasarana penunjang dan pendukung. 4. Terdapat jumlah dan variasi kasus yang cukup yang sesuai dengan materi pembelajaran peserta didik. 5. Terdapat sarana proses pembelajaran dan penelitian. E. STANDAR PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KLINIK YANG BERKUALITAS Peran RS Pendidikan dalam menyediakan pengalaman belajar_klinik memegang peran penting dalam pencapaian kompetensi. RS Pendidikan bersama-sama dengan Institusi Pendidikan Kedokteran perlu merencanakan Program pembelajaran klinik yang telah disesuaikan dengan konteks pelayanan medis. Program pendidikan Klinik akan berhasil bila semua unsur dibagian yang bersangkutan memiliki perhatian dan komitmen terhadap pendidikan, memiliki target pembelajaran yang jelas, memiliki kegiatan yang terstruktur dan berimbang serta memiliki sistem evaluasi yang jelas dan objektif. 1. Perhatian RS terhadap Pembelajaran: Agar mampu melaksanakan pembelajaran klinik dengan baik maka perlu adanya wujud perhatian dari RS dalam penyelenggaraan pembelajaran kilinik. Kriteria: 1.1, RS harus mempunyai perencanaan yang disusun oleh masing- masing bagian/SMF/Dep terkait melalui aktivitas staf medis dalam penyusunan rancangan tersebut dan terdapat notulensi Pertemuan rutin, dan catatan kehadiran dalam proses pendidikan (log book). 1.2. Terdapat buku panduan program Pendidikan kedokteran yang disusun oleh kepala bagian/Dep/SMF yang disetujui oleh Direktur RS dan Pimpinan Instusi Pendidikan Kedokteran. Rancangan program pendidikan (buku panduan) yang dibuat oleh RS Pendidikan bersama-sama dengan Institusi Pendidikan Kedokteran terkait. 1.3. RS (Bagian /Dep/ SMF) dan staf medisnya yang terkait dalam Program pendidikan terlibat aktif dalam proses pelaksanaan pendidikan. Umpan balik dari peserta didik mengenai tenaga pendidik, dengan menggunaan log book untuk memantau Pertemuan tenaga pendidik dengan peserta didik, data wawancara staf. 20 MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 2. Program Pendidikan Klinik Program pendidikan klinik harus memiliki target pencapaian pembelajaran yang jelas sesuai modul pendidikan, sehingga mahasiswa dan pembimbing dapat memahami proses pembelajaran klinik dan pencapaian kompetens sesuai standar pendidikan profesi kedokteran. Kriteria: 2.1. RS memberikan program pendidikan Klinik yang terstruktur yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan Kedokteran dan mengacu pada Standar Pendidikan Profesi Dokter/Dokter Spesialis dan Standar Kompetensi Dokter/Spesialis Dokter dengan tujuan pendidikan jelas/konkrit, batas kompetensi tegas dan tertuang dalam buku panduan 2.2. RS memberlakukan tata tertib peserta didik yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran 2.3. RS dalam pendidikan dan pelayanannya menggunakan prinsip pengetahuan kedokteran berbasis bukti (evidence based medicine). Terdapat kegiatan pertemuan ilmiah secara rutin satu minggusekali yang ditetapkan oleh bagian/departemen/SMF. 2.4. Program pendidikan klinik dan pedomannya diketahui dan dipahami_ dengan baik pada tingkat pengelola dan pelaksana. «¢ Pengarsipan, penggandaan, dan pendistribusian buku panduan penyelenggaraan pendidikan kedokteran secara merata oleh staf administrasi pendidikan. « Setiap staf pendidik memiliki buku panduan program pendidikan kedokteran. e Penggunaan log book untuk memantau kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan panduan. 2.5. Jaminan mutu pelayanan RS termasuk didalamnya keselamatan pasien harus didukung sepenuhnya oleh Institusi Pendidikan Kedokteran, para pendidik dan para peserta didik, yang dinyatakan dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi sistem supervisi peserta didik. 3. Pelaksanaan Kegiatan Pendidikan Klinis Pelaksanaan kegiatan klinik harus sesuai dengan perencanaan dengan memperhatikan proses pembelajaran klinik yang efektif dan efisien sehingga dapat dicapai kompetensi sesuai standar pendidikan profesi kedokteran. Kriteria: 3.1. Kegiatan pendidikan klinik yang dirancang memberikan porsi seimbang antara clinical reasoning dan pelatihan keterampilan yang berbasis bukti (evidence based medicine). Proporsi jadual pendidikan kedokteran disusun oleh koordinator pendidikan masing-masing bagian/Departemen/SMF. 3.2. Terdapat batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur peserta didik yang tercantum dalam buku panduan peserta didik yang disusun oleh bagian/Ketua Program Studi. 21 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 3.3. Terda’pat koordinasi antara RS Pendidikan dan_ institusi pendidikan kedokteran dalam bidang pendidikan dan penelitian, termasuk pengiriman staf pendidik untuk mengikuti seminar/ pelatihan. 3.4 Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk peserta didik, peserta didik dapat dilibatkan dalam penelitian yang dilakukan staf medis sehingga dapat di jadikan acuan dalam pelaksanaan pendidikan dan bimbingan peserta didik. e Tersedianya fasilitas riset berupa internet, langganan jurnal (cetak dan elektronik), text-book, serta daftar dan dokumen penelitian yang telah dilakukan e Pengarsipan rekam medis secara_ sistematis dan terkomputerisasi sehingga memudahkan pengaksesan data bagi penelitian * Pembuatan data dasar kasus pasien rawat inap dan rawat jalan oleh tiap bagian/subbagian. 4, Evaluasi Program dan hasil Pembelajaran RS Pendidikan bersama-sama dengan Institusi Pendidikan Kedokteran terkait harus melakukan evaluasi pencapaian peserta didik secara bersama- sama. Efektifitas dan perbaikan program direncanakan dalam proses evaluasi program yang dilakukan bersama oleh RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran. Kriteria: 4.1, RS Pendidikan melakukan evaluasi program pendidikan Klinik secara berkala, secara tersendiri dan bersama badan koordinasi pendidikan sekurang- kurangnya satu kali dalam satu tahun. « Terselenggaranya mekanisme umpan balik (kuisioner/tanya jawab) bagi peserta didik mengenai program yang telah dilakukan di akhir pendidikan setiap bagian. « Terselenggaranya rapat evaluasi badan_ koordinasi pendidikan setiap enam bulan sekali * Terselenggaranya evaluasi supervisi pendidikan klinik setiap semester/modul pendidikan 4.2. Peserta program pendidikan Klinik dinilai bersama oleh staf pendidik RS Pendidikan dan staf institusi pendidikan kedokteran yang mempunyai kompetensi sebagai penilai secara komprehensif meliputi ranah pengetahuan psikomotor dan efektif. Sistem penilaian peserta didik ditetapkan oleh bagian/Dep/SMF. VI. STANDAR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN AFILIAS! (EKSILENS!) RS Pendidikan Afiliasi (Eksilensi) adalah RS Khusus atau RS Umum dengan unggulan tertentu yang menjadi pusat rujukan pelayanan medik tertentu yang merupakan jejaring Institusi Pendidikan Kedokteran dan digunakan sebagai wahana pembelajaran klinik untuk memenuhi modul pendidikan tertentu 22 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA secara utuh dalam rangka mencapai kompetensi berdasarkan Standar Pendidikan Profesi Kedokteran. A. STANDAR VISI, MISI, KOMITMEN DAN PERSYARATAN Agar dapat berfungsi menjadi RS Pendidikan secara efektif, RS Pendidikan afilliasi harus memiliki visi dan misi yang jelas, yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran yang didasarkan atas proses pembelajaran dan pelatihan yang sesuai. Komitmen RS perlu ditunjukkan secara jelas (administratif dan pelaksanaan pendidikan) dan sesuai aturan perundangan yang berlaku. Kriteria: fet Terdapat rumusan visi, misi, dan tujuan RS secara tertulis yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran. 1.2. Terdapat dokumen kesepakatan bersama (MOU) Direktur RS Pendidikan dengan kepala bagian yang terkait dan Pimpinan Instusi Pendidikan Kedokteran meliputi aspek medikolegal, sumber daya manusia, pembiayaan, sarana_prasarana, manajemen pendidikan, dan daya tampung peserta didik. 14.8. Kesepakatan bersama tersebut harus bersifat saling mengikat dalam hal seluruh proses pendidikan kedokteran. 1.4. RS mempunyai pusat layanan unggulan atau bidang pelayanan khusus yang telah terakreditasi untuk pendidikan bidang ilmu terkait. 41.5. Memiliki SK Menteri Kesehatan sebagai RS Pendidikan Afiliasi/Eksilensi. 4.6. | Mempunyai minimal 1 disiplin ilmu yang merupakan pusat unggulan atau kekhususan. B. STANDAR MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI Manajemen dan administrasi merupakan bagian dari operasionalisasi RS Pendidikan, mencakup efektifitas dan efisiensi pelaksanaan proses pendidikan. Meliputi koordinasi, kebijakan penyelenggaraan, administrasi, pembiayaan, evaluasi dan penjaminan mutu pendidikan profesi kedokteran. 41. Koordinasi pendidikan profesi kedokteran Untuk kelancaran proses manajemen dan administrasi pendidikan harus mempunyai badan koordinasi pendidikan, yang terdiri atas unsur RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran yang memiliki uraian tugas dan fungsi yang jelas. Kriteria : 1.1. Badan Koordinasi Pendidikan Kedokteran beranggotakan unsur RS dan unsur Institusi Pendidikan Kedokteran. Badan ini akan diwakili oleh suatu sekretariat bersama yang 23 REPUBLIK INDONESIA berkedudukan di RS. 4.2. Uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang dan masa tugas ditetapkan melalui keputusan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Instusi Pendidikan Kedokteran. 2. Kebijakan Penyelenggaraan Pendidikan RS Pendidikan memiliki kebijakan, peraturan dan ketetapan tertulis mengenai pendidikan sehingga dapat menjamin terselenggaranya pendidikan yang berkualitas tinggi. Kriteria : 2.1. Adanya kebijakan penerimaan peserta didik yang tercantum dalam Perjanjian Kerjasama antara Institusi Pendidikan Kedokteran dengan RS Pendidikan yang bersangkutan. 2.2. Adanya kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan pada rasio pendidik dengan peserta didik maksimal 1: 5 yang ditetapkan bersama antara Pimpinan RS dengan Pimpinan Instusi pendidikan. 2.3. Adanya peraturan bersama antara Direktur dan Dekan tentang sistem penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pelayanan beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk reward and punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf nonmedis dan peserta didik). 2.4. Adanya kebijakan RS yang mengatur batasan kewenangan prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta didik. 2.5. Terdapat kebijakan, peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis yang disepakati oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan. 2.6. Kebijakan, pedoman dan prosedur tertulis telah disosialisasikan dengan baik kepada pelaksana yang terkait dengan pendidikan Klinik, dan menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian. Administrasi Pendidikan RS Pendidikan memiliki pengelolaan administrasi pendidikan yang berkaitan dengan penjadualan, administrasi nilai, umpan balik dan surat menyurat. Kriteria : 3.1. Adanya jadual prapelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal masuk, nama bagian/departemen/SMF yang dituju dan jumlah peserta didik yang akan masuk. yang dikirim oleh Institusi Pendidikan kepada RS sebelum mahasiswa masuk ke RS. 3.2. Adanya jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di tiap bagian/departemen/SMF (nama, kegiatan, yen, Penanggung jawab ruangan) dan dilaksanakan sesuai jadual. 3.2. Adanya staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang 24 » 3.3. 3.4, 3.5. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan proses pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan, nilai, pengaturan jadual dan administrasi). Terdapat sistem, alur pencatatan serta adanya pelaporan nilai yang tepat waktu. Terdapat sistem informasi pendidikan yang termasuk didalamnya berisi data dasar peserta didik (meliputi identitas, hasil belajar). Adanya laporan kemajuan pendidikan secara berkala setiap tahun (jumlah mengenai peserta didik, tingkat kelulusan, daftar tunggu ujian) dari pelaksana didik kepada RS dan Institusi Pendidikan Kedokteran. 4. Pembiayaan Pendidikan RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran mengelola sistem pembiayaan pendidikan yang mendukung efektifitas, efisiensi dan mutu pendidikan. Kriteria : 4.1, 4.2. 4.3. Adanya perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun oleh sekretariat bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran yang meliputi biaya pendidikan langsung, seperti biaya sumber daya manusia pendidikan, biaya bahan habis pakai, biaya administrasi dan biaya overhead operasional, serta biaya tidak langsung seperti biaya akomodatif. Besarnya satuan biaya disesuaikan dengan besarnya SPP Mahasiswa Terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh koordinator pendidikan yang diusulkan oleh masing-masing kepala bagian/departemen/SMF untuk disetujui oleh Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. Terdapat laporan keuangan berkala enam bulanan dan tahunan anggaran biaya yang dibuat oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF dan disahkan oleh Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. 5. Evaluasi dan Penjaminan Mutu Sistem Manajemen dan Administrasi Pendidikan Badan koordinasi pendidikan melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap semua proses manajemen dan administrasi pendidikan sesuai dengan system penjaminan mutu yang telah ditetapkan sebelumnya. Kriteria: 5.1 Terdapat dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik setiap enam bulan sekali yang dilakukan oleh sekretariat bersama berdasarkan indikator tim tertentu yang ditetapkan 2 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA badan koordinasi pendidikan. , | 5.2 Terdapat data umpan balik dan dokumentasi staf pengajar dan peserta, analisis umpan balik, dan tindak lanjut. C. STANDAR SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK PROGRAM PENDIDIKAN KLINIK Penyiapan tenaga pendidikan dan pelatih dan program pembelajaran Klinik sesuai dengan konteks pelayanan medis di RS menjadi tanggung jawab bersama antara RS Pendidikan dan Institusi pendidikan Kedokteran. 4. Peraturan Rekruitmen Tenaga Pendidikan dan Monitoring untuk Pembelajaran Klinik Kebijakan mengenai penugasan staf medis dan / atau non medis yang diprogramkan sebagai tenaga pendidik merupakan kebijakan tentang kualifikasi, tanggung jawab, kewenangan, hak, paruh/purna waktu dari staf medis dan / atau non medis tersebut, harus tercantum dalam ikatan kerjasama atau lampirannya Kriteria : 1. Terdapat SK Penugasan staf medik Institusi Pendidikan dari Direktur rumah sakit sebagai tenaga pendidik, tercakup di dalamnya_ kebijakan tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, dan hak paruh/purna waktu. 2 Terdapat SK Penugasan staf non-medik Instituis Pendidikan dari Direktur RS sebagai tenaga pendidik, tercakup di dalamnya kebijakan tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, dan hak paruh/purna waktu 3. Terdapat staf medis fungsional RS yang ditetapkan direktu RS dan mendapat persetujuan dari Institusi Pendidikan untuk diangkat sebagai dosen tidak tetap dengan jabatan akademiknya untuk dapat berfungsi sebagai supervisor klinik, pembimbing, pengajar dan penilai bagi peserta didik (rasio 1 4. Terdapat kriteria tertulis mengenai kinerja tenaga pendidik yang tersosialisasi dengan baik. 5. Terdapat panitia evaluasi’ dalam masing-masing bagian yang menilai kinerja_pendidik pada pembelajaran klinik 6. Terdapat sertifikasi kemampuan dari Institusi Pendidikan Kedokteran bagi staf medik sebagai tenaga pendidik. 2. Sistem Monitoring dan Evaluasi Tenaga Pendidik Sistem monitoring dan evaluasi tenaga pendidikan bertujuan untuk menilai prestasi atau kinerja tenaga pendidik antara lain: komitmen, disiplin dan proses pengembangan diri. Kriteria: Terdapat presensi pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik. 26 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA D. STANDAR PENUNJANG PENDIDIKAN RS Pendidikan harus menyediakan sarana, prasarana dan peralatan yang memadai untuk pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan modul pendidikan termasuk ketersediaan jumlah dan variasi kasus atau pasien yang berinteraksi dengan peserta didik. Kriteria : 1 Terdapat dokumen kesepakatan mengenai penyediaan fasilitas fisik untuk pendidikan klinik antara Direktur RS, kepala bagian, dan Pimpinan Instusi Pendidikan Kedokteran serta realisasinya. 2 Sarana ruang belajar, ruang diskusi, perpustakaan, sistem informasi RS, teknologi informasi, skill lab dan audiovisual. 3. Akomodasi untuk peserta didik harus memadai. 4. Terdapat kesesuaian antara data jumlah dan jenis kasus-kasus terbanyak di unit rawat inap dan rawat jalan dengan daftar kompetensi kurikulum nasional dokter umum. —. STANDAR PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KLINIK YANG BERKUALITAS Peran RS Pendidikan dalam menyediakan pengalaman belajar klinik memegang peran penting dalam pencapaian kompetensi. RS Pendidikan bersama-sama dengan Institusi Pendidikan Kedokteran perlu merencanakan program pembelajaran klinik yang telah disesuaikan dengan konteks pelayanan medis. Program pendidikan klinik akan berhasil bila semua unsur dibagian yang bersangkutan memiliki perhatian dan komitmen terhadap pendidikan, memiliki target pembelajaran yang jelas, memiliki kegiatan yang terstruktur dan berimbang serta memiliki sistem evaluasi yang jelas dan objektif. 1. Perhatian RS (Bagian atau SMF terhadap pembelajaran): Agar mampu melaksanakan pembelajaran klinik dengan baik maka perlu adanya wujud perhatian dari RS (Bagian atau SMF) di dalam pendidikan. Kriteria: As Terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang disusun oleh kepala bagian yang disetujui oleh Direktur RS dan Pimpinan Instusi Pendidikan Kedokteran. 2. RS melalui Departemen/Bagian atau SMF yang bersangkutan harus melaksanakan jadwal sesuai dengan rancangan program pendidikan di bagian yang bersangkutan Mengacu pada buku panduan yang ada. 3. RS melalui Departemen/Bagian atau SMF yang bersangkutan dalam program pendidikan terlibat aktif dalam proses pelaksanaan pendidikan Umpan balik dari peserta didik 27 2. » MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA mengenai tenaga pendidik, penggunaan log book untuk memantau pertemuan tenaga pendidik dengan peserta didik, data wawancara staf. Program Pendidikan Klinik Program pendidikan Klinik harus memiliki target pencapaian pembelajaran yang jelas yang ditugaskan dalam panduan, pembelajaran, sehingga mahasiswa dan pembimbing dapat selalu memantau pencapaian pembelajarannya. Kriteria: As Tujuan pendidikan jelas dan terdokumentasi konkrit, batas kompetensi tegas dan tertuang dalam buku panduan. ze Tata tertib peserta didik merupakan ketetapan RS. 3. Terdapat kegiatan pertemuan ilmiah secara rutin satu minggu sekali yang ditetapkan oleh bagian 4. Program pendidikan klinik dan pedomannya diketahui dan dipahami dengan baik pada tingkat pengelola dan pelaksana. * Pengarsipan, penggandaan, dan pendistribusian buku panduan penyelenggaraan pendidikan kedokteran secara merata oleh staf administrasi pendidikan. * Setiap staf pendidik memiliki buku panduan program pendidikan kedokteran. « Penggunaan log book untuk memantau kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan panduan. 5. Terdapat tim akreditasi RS Pendidikan yang berfungsi mengevaluasi kualitas pendidikan profesi kedokteran secara berkala. Pelaksanaan Kegiatan Pendidikan Klinis Pelaksanaan kegiatan klinik harus sesuai dengan perencanaan dengan memperhatikan proses pembelajaran yang efektif dan efisien sehingga mampu mencapai tujuan/ kualitas yang ditetapkan. Kriteria : ts Proporsi jadwal pendidikan kedokteran disusun oleh koordinator pendidikan masing-masing bagian. 2 Dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan klinik peserta didik harus melaksanakan sesuai kebijakan RS tentang batasan kewenangan, penanganan kasus/ prosedur yang boleh dilakukan oleh peserta didik. Terdapat batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur peserta didik yang tercantum dalam buku panduan peserta didik yang disusun oleh bagian. 3. Dalam melakukan tugasnya di unit kerja ryang ditunjuumah sakit yang ditunjuk, terdapat peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis bagi peserta didik yang disusun oleh bagian dan disosialisasikan secara merata. 4, Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk peserta 28 Vil. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA didik, peserta didik dapat dilibatkan dalam penelitian yang dilakukan staf medis sehingga dapat di jadikan acuan dalam pelaksanaan pendidikan dan bimbingan peserta didik. untuk itu diperlukan : « Tersedianya fasilitas riset berupa internet, langganan jurnal (cetak dan elektronik), text-book, serta daftar dan dokumen penelitian yang telah dilakukan. « Pengarsipan rekam medis secara sistematis sehingga memudahkan pengaksesan data bagi penelitian. « Pembuatan data dasar kasus pasien rawat inap dan rawat jalan oleh tiap bagian/subbagian. 4. Evaluasi Program dan hasil Pembelajaran RS Pendidikan bersama-sama dengan Institusi Pendidikan Kedokteran terkait harus melakukan evaluasi pencapaian peserta didik secara bersama- sama. Efektifitas dan perbaikan program direncanakan dalam proses evaluasi program yang dilakukan bersama oleh RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran. Kriteria: 1. Terselenggaranya mekanisme umpan balik (kuisioner/tanya jawab) bagi peserta didik mengenai program yang telah dilakukan di akhir pendidikan setiap bagian dan terselenggaranya rapat evaluasi badan koordinasi pendidikan setiap enam bulan _ sekali, termasuk didalamnya evaluasi proses supervisi Klinik. 2. Mekanisme penilaian peserta didik ditetapkan oleh bagian, mengacu pada sistem yang berlaku di Institusi Pendidikan dan Kalegium terkait. STANDAR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN SATELIT RS Pendidikan Satelit adalah RS jejaring Institusi Pendidikan Kedokteran dan jejaring RS Pendidikan Utama yang digunakan sebagai wahana pembelajaran klinik peserta didik untuk memenuhi sebagian modul pendidikan dalam rangka mencapai kompetensi berdasarkan Standar Pendidikan Profesi Kedokteran. A. STANDAR VISI, MISI, KOMITMEN DAN PERSYARATAN Agar dapat berfungsi menjadi RS Pendidikan secara efektif, RS Pendidikan harus memiliki visi dan misi yang jelas dan menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran yang didasarkan pada proses pembelajaran dan pelatihan yang sesuai dengan modul pendidikan. Komitmen RS harus dinyatkan secara jelas (administratif dan pelaksanaan pendidikan) dan sesuai peraturan dan perundangan. yang berlaku. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Kriteria: 1 Le RS Pendidikan mempunyai visi, misi dan tujuan RS yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran, termasuk penelitian dan pelayanan. Terdapat kesepakatan bersama atau piagam kerjasama tertulis antara RS Pendidikan satelit, institusi pendidikan kedokteran dan RS Pendidikan utama terkait yang masih berlaku dalam kurun waktu tertentu meliputi aspek medikolegal, Sumber Daya Manusia (SDM), pembiayaan, sarana prasarana, manajemen pendidikan dan daya tampung peserta didik yang ditandatangani oleh pihak RS Pendidikan Satelit, pihak Institusi Pendidikan Kedokteran dan pihak RS Pendidikan utama. Kesepakatan bersama hatus bersifat saling mengikat dalam hal seluruh proses pendidikan profesi dokter/dokter spesialis dalam bidang tertentu. RS telah terakreditasi minimal 5 pelayanan. RS yang telah menjalankan fungsi pendidikan telah memiliki SK penetapan Menteri Kesehatan sebagai RS Pendidikan satelit. RS satelit mempunyai 4 pelayanan spesialis dasar (penyakit dalam, anak, bedah, kebidanan dan kandungan) dan 3 pelayanan penunjang lainnya . Terikat kerjasama pembinaan dengan RS Pendidikan Utama. . STANDAR MANAJEMEN DAN ADMINISTRAS! Manajemen dan administrasi merupakan bagian dari operasionalisasi RS Pendidikan, mencakup efektifitas dan efisiensi pelaksanaan proses pendidikan. Meliputi koordinasi, kebijakan penyelenggaraan, administrasi, pembiayaan, evaluasi dan penjaminan mutu pendidikan _profesi kedokteran. 1. Koordinasi Pendidikan Profesi Kedokteran Untuk kelancaran proses manajemen dan administrasi pendidikan harus mempunyai badan koordinasi pendidikan, yang terdiri atas unsur RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran yang memiliki uraian tugas dan fungsi yang jelas. Kriteria 1. Bidang pendidikan kedokteran di dalam struktur kepengurusan RS dikepalai oleh seorang dokter penanggung jawab, beranggotakan dokter koordinator pendidikan dari masing- masing bagian, dan memiliki seorang staf administrasi untuk masing-masing bagian 2. SK bersama Direktur RS Pendidikan satelit , RS Pendidikan utama dan Pimpinan Instusi Pendidikan Kedokteran mengenai uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang, dan masa tugas kepala bagian dan badan koordinasi pendidikan. 30 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 2. Kebijakan Penyelenggaraan Pendidikan RS Pendidikan memiliki kebijakan, peraturan dan ketetapan tertulis mengenai pendidikan sehingga dapat menjamin terselenggaranya pendidikan yang berkualitas tinggi Kriteria 1 Adanya kebijakan penerimaan peserta didik yang tercantum dalam Nota kerjasama antara Institusi Pendidikan Kedokteran dengan RS Pendidikan yang bersangkutan. Adanya kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan kepada ketetapan rasio pendidikan dengan peserta didik maksimal 1: 5. Adanya peraturan tentang sistem penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pelayanan beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk reward dan punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf nonmedis dan peserta didik). Adanya kebijakan yang mengatur batasan kewenangan prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta didik. Terdapat kebijakan, peraturan pelaksana dan peraturan teknis yang disepakati oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan. Kebijakan/ketentuan/pedoman dan prosedur tertulis tersebut telah di seminasikan dengan baik pada pelaksana yang terkait dengan pendidikan klinik. Kebijakan / ketentuan/ pedoman dan prosedur tertulis yang harus menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam melaksanakan tugas sehari- hari. . Administrasi Pendidikan RS Pendidikan memiliki pengelolaan administrasi pendidikan yang berkaitan dengan penjadwalan, administrasi nilai, umpan balik dan surat menyurat. Kriteria + 1: Adanya jadwal prapelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal masuk, tujuan bagian/SMF yang dituju, daftar nama dan jumlah peserta didik yang akan masuk Adanya jadwal pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di tiap bagian (nama, kegiatan, waktu, penanggung jawab ruangan) dan dilaksanakan sesuai jadwal. Terdapat satu orang staf administrasi untuk tiap bagian yang bertanggung jawab mengelola surat-menyurat, pengaturan jadwal, persiapan tempat dan alat, data dasar, pelaporan nilai, dan laporan tahunan progress report pendidikan. Terdapat sistem, alur pencatatan serta adanya pelaporan nilai yang tepat waktu. Terdapat sistem informasi pendidikan yang termasuk didalamnya berisi data-base peserta didik (meliputi identitas, hasil belajar). 31 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 6. Terdapat laporan kemajuan pendidikan setiap tahun (jumlah peserta didik dan tingkat kelulusan) dari bidang pendidikan kedokteran RS pendidikan kepada Direktur RS, kepala bagian terkait, dan dekan fakultas kedokteran. 4. Pembiayaan Pendidikan RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran mengelola sistem pembiayaan pendidikan yang mendukung efektifitas, efisiensi dan mutu pendidikan. Kriteria: 1. Adanya perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun oleh sekretariat bersama antara RS Pendidikan dan Institusi pendidikan yangmeliputi biaya pendidikan langsung, seperti biaya sumber daya manusiapendidikan, biaya bahan habis pakai, biaya administrasi dan biaya overhead operasional, seperti biaya tidak langsung seperti biaya 2 Terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh bagian/departemen/SMF dan disetujui oleh Direktur RS, dan Pimpinan Instusi Pendidikan Kedokteran. 3. Terdapat nota kesepakatan antara Direktur RS, kepala bagian, “dan Pimpinan Instusi Pendidikan Kedokteran mengenai pendanaan pendidikan kedokteran. 4. Terdapat laporan tahunan anggaran biaya pendidikan kedokteran yang disahkan oleh Direktur RS, kepala bagian terkait, dan Pimpinan Instusi Pendidikan Kedokteran 5. Evaluasi dan Penjaminan Mutu Sistem Manajemen dan Administrasi Pendidikan Badan koordinasi pendidikan melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap semua proses manajemen dan administrasi pendidikan sesuai dengan sistempenjaminan mutu yang telah ditetapkan sebelumnya. Kriteria: 1. Terdapat dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik setiap tahun yang dilakukan oleh tim tertentu yang ditetapkan badan koordinasi pendidikan 2. Terdapat data umpan balik staf pengajar dan peserta didik. C. STANDAR SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK PROGRAM PENDIDIKAN KLINIK Penyiapan tenaga pendidikan dan pelatih dan program pembelajaran Klinik sesuai dengan konteks pelayanan medis di RS menjadi tanggung jawab bersama antara RS Pendidikan dan_ Institusi pendidikan Kedokteran. 32 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 41. Peraturan Rekruitmen Tenaga Pendidikan dan Monitoring untuk Pembelajaran Klinik Adanya kebijakan mengenai penugasan staf medis dan atau non medis yang diprogramkan sebagai tenaga pendidik merupakan kebijakan tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, hak, paruh/purna waktu dari staf medis dan atau non medis. Tugas, tanggung jawab dan kewenangan staf RS Pendidikan Utama dan staf institusi pendidikan yang ditempatkan di RS Pendidikan satelit harus tercantum dalam ikatan kerjasama atau lampirannya. Kriteria 1. Terdapat SK Penugasan dari Direktur rumah sakit untuk staf medik Institusi Pendidikan yang akan menjadi sebagai tenaga pendidik di RS, tercakup di dalamnya kebijakan tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, dan hak paruh/purna waktu. 2. Terdapat SK Penugasan dari Direktur RS untuk staf non-medik Institusi Pendidikan yang ditempatkan di RS, tercakup di dalamnya kebijakan tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, dan hak paruh/purna waktu. 3. Terdapat staf medis fungsional RS yang ditetapkan Direktur RS dan mendapat persetujuan dari Institusi Pendidikan untuk diangkat sebagai dosen tidak tetap dengan jabatan akademiknya untuk dapat berfungsi sebagai supervisor klinik, pembimbing, pengajar dan penilai bagi peserta didik (rasio 1 :5). 4: Terdapat kriteria tertulis mengenai kinerja tenaga pendidik yang tersosialisasi dengan baik. 5. Terdapat panitia yang beranggotakan bidang/bagian pendidikan kedokteran rumah sakit dan panitia evaluasi masing-masing bagian yang menilai kinerja pendidik pada pembelajaran Klinik. 2. Sistem Monitoring dan Evaluasi Tenaga Pendidik Sistem monitoring dan evaluasi tenaga pendidikan bertujuan untuk menilai prestasi atau kinerja tenaga pendidik antara lain: komitmen, disiplin dan proses pengembangan diri. Kriteria: : 1. Terdapat presensi pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik. 2. Pembuatan data dasar pengembangan diri tenaga pendidikan oleh bagian Pendidikan dan Pelatihan RS Pendidikan. D. STANDAR PENUNJANG PENDIDIKAN RS Pendidikan harus menyediakan sarana, prasarana dan peralatan yang memadai untuk pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan modul pendidikan termasuk ketersediaan jumlah dan variasi kasus atau pasien yang berinteraksi dengan peserta didik. 33 MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Kriteria ; 1. Terdapat dokumen kesepakatan mengenai penyediaan fasilitas fisik untuk — pendidikan klinik antara Direktur RS, kepala bagian, dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran serta tealisasinya. Sarana ruang belajar, ruang diskusi, dan sistem informasi RS. Akomodasi untuk peserta didik memadai Terdapat kesesuaian antara data jumlah dan jenis kasus-kasus terbanyak di unit rawat inap dan rawat jalan dengan daftar kompetensi kurikulum nasional dokter_ umum. 5. Terdapat sarana proses pembelajaran PEN . STANDAR PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KLINIK YANG BERKUALITAS Peran RS Pendidikan dalam menyediakan pengalaman belajar klinik memegang peran penting dalam pencapaian kompetensi. RS Pendidikan bersama-sama dengan Institusi Pendidikan Kedokteran perlu merencanakan program pembelajaran klinik yang telah disesuaikan dengan konteks pelayanan medis. Program pendidikan klinik akan berhasil bila semua unsur dibagian yang bersangkutan memiliki perhatian dan komitmen terhadap pendidikan, memiliki target pembelajaran yang jelas, memiliki kegiatan yang terstruktur dan berimbang serta memiliki sistem evaluasi yang jelas dan objektif. 1. Perhatian RS (Bagian atau SMF terhadap pembelajaran): Agar mampu melaksanakan pembelajaran klinik dengan baik maka perlu adanya wujud perhatian dari RS (Bagian atau SMF) di dalam pendidikan. Kriteria: 1.1. Kehadiran dalam proses pendidikan (log book). 1.2, RS melalui Departemen/Bagian atau SMF yang bersangkutan harus melaksanakan jadwal sesuai dengan rancangan program pendidikan di bagian yang bersangkutan Mengacu pada buku panduan yang ada. 1.3. RS melalui Departemen/Bagian atau SMF yang bersangkutan dalam program pendidikan terlibat aktif dalam proses pelaksanaan pendidikan Umpan balik dari peserta didik mengenai tenaga pendidik, penggunaan log book untuk memantau pertemuan tenaga pendidik dengan peserta didik, data wawancara staf. 2. Program Pendidikan Klinik Program pendidikan Klinik harus memiliki target pencapaian pembelajaran yang jelas yang ditugaskan dalam panduan, pembelajaran, sehingga mahasiswa dan pembimbing dapat selalu memantau pencapaian pembelajarannya. 34 MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Kriteria: 2.41, 2.2, 2.3. 2.4. 2.5, RS memberikan program pendidikan klinik yang terstruktur yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan Kedokteran dan mengacu pada Kurikulum Nasional. Mengacu pada buku panduan yang ada. RS Pendidikan memberlakukan tata tertib peserta didik yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran Tata tertib peserta didik merupakan ketetapan RS. RS Pendidikan dalam pendidikan dan _ pelayanannya menggunakan prinsip pengetahuan berbasis bukti (evidence based medicine).Terdapat kegiatan pertemuan ilmiah secara rutin minimal 1 bulan sekali yang diikuti oleh staf edukatif, non- edukatif, dan peserta didik serta merupakan ketetapan RS Pendidikan. Terdapat standar tertulis mutu pendidikan profesi kedokteran yang disosialisasikan secara merata. Terdapat tim penilai proses pendidikan RS Pendidikan yang berfungsi mengevaluasi kualitas pendidikan profesi kedokteran secara berkala. . Pelaksanaan Kegiatan Pendidikan Klinis Pelaksanaan kegiatan Klinik harus sesuai dengan perencanaan dengan memperhatikan proses pembelajaran yang efektif dan efisien sehingga mampu mencapai tujuan/ kualitas yang ditetapkan. Kriteria: 3.1, 3.2. 3.3. 3.4. Jadwal pendidikan kedokteran disusun oleh koordinator pendidikan masing-masing bagian, mengacu pada proporsi yang telah ditentukan. Dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan Klinik peserta didik harus melaksanakan sesuai kebijakan RS tentang batasan kewenangan, penanganan kasus/ prosedur yang boleh dilakukan oleh peserta didik mengacu pada buku panduan. Dalam melakukan tugasnya di unit kerja RS yang ditunjuk, peserta didik harus mengikuti peraturan pelaksaan dan peraturan teknis yang berlaku bagi peserta didik di RS tersebut sesuai kebijakan RS tentang batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur yang boleh dilakukan oleh peserta didik. Terdapat koordinasi antara RS Pendidikan dan_ institusi pendidikan kedokteran dalam bidang pendidikan dan penelitian, termasuk dalam pengiriman staf pendidik untuk mengikuti seminar/ pelatihan Evaluasi Program dan hasil Pembelajaran . Evaluasi Program dan hasil Pembelajaran RS Pendidikan bersama- sama dengan Institusi Pendidikan Kedokteran terkait harus melakukan evaluasi pencapaian peserta didik 35 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA secara bersama- sama. Efektifitas dan perbaiakn program direncanakan dalam proses evaluasi program yang dilakukan bersama oleh RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran. Kriteria 4.1. Terselenggaranya mekanisme umpan balik (kuisioner/tanya jawab) bagi —_ peserta didik mengenai program yang telah dilakukan di akhir pendidikan setiap bagian. 4.2. Sistem penilaian peserta didik ditetapkan oleh badan koordinasi pendidikan, mengacu pada ketetapan bagian. Vill, PARAMETER DAN INDIKATOR PENILAIAN RUMAHSAKIT PENDIDIKAN Dalam rangka mengukur suatu RS telah memenuhi Standar RS Pendidikan, maka diperlukan tolok ukur setiap Standar RS Pendidikan Kedokteran sesuai dengan Klasifikasinya. Oleh karena itu indikator obyektif perlu ditetapkan Indikator ini digunakan oleh surveyor dalam melakukan visitasi dalam rangka akreditasi maupun reakreditasi RS Pendidikan. Berdasarkan Indikator ini dilakukan pengukuran setiap Standar dengan indikator skor nilai dan akan menghasilkan suatu nilai yang akan dimasukan dalam Borang Penilaian. A. RUMAH SAKIT PENDIDIKAN KEDOKTERAN UTAMA STANDAR VISI, MISI, KOMITMEN DAN PERSYARATAN PARAMETER RS Kelas A atau B telah terakreditasi minimal 12 pelayanan | SKOR INDIKATOR | 0 RS bukan kelas A tetapi belum terakreditasi 16 pelayanan atau B tetapi_belum terakreditasi 12 pelayanan | 1 RS kelas A sudah terakreditasi 16 pelayanan atau RS kelas B | sudah terakreditasi 12 pelayanan tetapi Sertifikat Akreditasi | sudah habis masa berlakunya | 2 RS kelas A sudah terakreditasi 16 pelayanan atau RS Kelas B | sudah terakreditasi 12 pelayanan dan Sertifikat Akreditasi masih berlaku PARAMETER Terdapat visi, misi, dan tujuan RS secara tertulis yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran. SKOR INDIKATOR 0 Visi, misi, dan tujuan RS secara tertulis tidak menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran 1 Visi, misi, dan tujuan RS secara tertulis kurang menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran 2 Visi, misi, dan tujuan RS secara tertulis menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran 36 MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PARAMETER Terdapat dokumen Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran, meliputi aspek medikolegal, | sumber daya manusia, pembiayaan, sarana prasarana, dan manajemen pendidikan. INDIKATOR Tidak ada dokumen Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran, meliputi aspek medikolegal, sumber daya manusia, pembiayaan, sarana prasarana, dan pembiayaan Ada dokumen Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran Institusi Pendidikan Kedokteran, tetapi belum secara utuh mencakup aspek medikolegal, sumber daya manusia, pembiayaan, sarana prasarana, dan pembiayaan Ada dokumen Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran, yang secara utuh mencakup aspek medikolegal, sumber daya manusia, pembiayaan, sarana prasarana, dan pembiayaan Kesepal PARAMETER katan bersama tersebut harus bersifat saling mengikat seluruh pelayanan dan pendidikan kedokteran di RS tersebut. INDIKATOR Kesepakatan Perjanjian Kerjasama antara Direktur Rumah Sakit dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran yang ada tidak mengikat seluruh proses pelayanan dan pendidikan kedokteran di RS tersebut Kesepakatan Perjanjian Kerjasama antara Direktur Rumah Sakit dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran hanya mengikat sebagian proses pelayanan dan pendidikan kedokteran di RS tersebut Kesepakatan Perjanjian Kerjasama antara Direktur Rumah Sakit dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran mengikat seluruh proses pelayanan dan pendidikan kedokteran di RS tersebut PARAMETER RS Pendidikan Utama minimal mempunyai 4 pelayanan spesialis dasar (penyakit dalam, anak, bedah, kebidanan dan kandungan) dan 7 pelayanan spesialistik lainnya. INDIKATOR RS mempunyai 4 pelayanan spesialis dasar (penyakit dalam, anak, bedah, kebidanan dan kandungan) dan belum ada 7 pelayanan spesialistik lainnya RS mempunyai 4 pelayanan spesialis dasar (penyakit dalam, anak, bedah, kebidanan dan kandungan) dan 7 pelayanan spesialistik lainnya namun sebagian atau seluruhnya baru dilaksanakan_ oleh dokter spesialis yang paruh waktu 37 ENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA RS mempunyai 4 pelayanan spesialis dasar (penyakit dalam, anak, bedah, kebidanan dan kandungan) dan 7 pelayanan | spesialistik lainnya yang dilaksanakan dilayani oleh aOkter | spesialis yang purna waktu RS telah m Menteri Ke: PARAMETER enjalankan fungsi pendidikan telah memiliki SK penetapan sehatan sebagai RS Pendidikan. SKOR INDIKATOR 0 RS telah menjalankan fungsi pendidikan tetapi belum mempunyai Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang Penetapan sebagai RS Pendidikan Kedokteran RS telah menjalankan fungsi pendidikan dan sudah mempunyai Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang Penetapan sebagai RS Pendidikan Kedokteran akan tetapi sudah habis masa berlakunya RS telah menjalankan fungsi pendidikan dan sudah mempunyai Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang Penetapan sebagai RS Pendidikan Kedokteran yang masih berlaku STANDAR MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PARAMETER ‘Ada Badan Koordinasi Pendidikan Kedokteran beranggotakan unsur | RS dan unsur Institusi Pendidikan Kedokteran. Badan ini akan diwakili | oleh suatu Sekretariat Bersama yang berkedudukan di RS. | SKOR INDIKATOR 0 Belum Badan Koordinasi Pendidikan beranggotakan unsur | RS dan unsur Institusi Pendidikan Kedokteran 1 ‘Ada Badan Koordinasi Pendidikan beranggotakan unsur RS | dan unsur Institusi Pendidikan Kedokteran akan tetapi belum ada Sekretariat Bersama yang berkedudukan di RS 2 Ada Badan Koordinasi Pendidikan beranggotakan unsur RS dan unsur Institusi Pendidikan Kedokteran dan telah ada Sekretariat Bersama yang berkedudukan di RS PARAMETER Ada uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang dan masa tugas ditetapkan melalui keputusan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Instusi Pendidikan Kedokteran/Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. SKOR INDIKATOR | 0 Belum ada uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang dan masa tugas Kepala Bagian dan Badan Koordinasi Pendidikan _ yang ditetapkan melalui Keputusan Bersama antara Direktur | RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran/Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA le 1 Ada sebagian uraian tugas, tanggung jawab,wewenang dan masa tugas Kepala Bagian dan Badan Koordinasi Pendidikan yang ditetapkan melalui Keputusan Bersama antara Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran 2 Ada secara lengkap uraian tugas, tanggung jawab hak, wewenang dan masa tugas Kepala Bagian dan Badan Koordinasi Pendidikan yang ditetapkan melalui Keputusan Bersama antara Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran Adanya kebijakan penerimaan peserta didik yang tercantum dalam Perjanjian Pendidikan yang bersangkutan. PARAMETER. Kerjasama antara Institusi Pendidikan Kedokteran dengan RS SKOR INDIKATOR 0 Belum ada kebijakan penerimaan peserta didik yang tercantum dalam Perjanjian Kerjasama antara Institusi Pendidikan Kedokteran dengan RS Pendidikan yang bersangkutan ‘Ada kebijakan tidak tertulis yang telah dilaksanakan tentang penerimaan peserta didik sebagaimana yang tercantum dalam Perjanjian Kerjasama antara Institusi Pendidikan Kedokteran dengan RS Pendidikan Ada kebijakan tertulis yang telah dilaksanakan tentang penerimaan peserta didik yang tercantum sebagaimana tercantum dalam Perjanjian Kerjasama antara__Institusi Pendidikan Kedokteran dengan RS Pendidikan yang bersangkutan Adanya kel | pendidik dengan peserta didik maksimal 1: 5 yang ditetapkan bersama antara Pimpinan RS dengan Pimpinan Instusi Pendidikan. PARAMETER bijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan pada rasio SKOR INDIKATOR Belum ada kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan pada rasio pendidik dengan peserta didik maksimal 1:5 yang ditetapkan bersama antara Pimpinan RS dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran ‘Ada kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan pada rasio pendidik dengan peserta didik yang melebihi 1 yang ditetapkan bersama antara Pimpinan RS dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran Ada kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan pada rasio pendidik dengan peserta didik yang tidak melebihi 1:5 sebagaimana ditetapkan bersama antara Pimpinan RS dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran [Adanya peraturan bersama antara Direktur RS dan Pimpinan Institusi | Pendidikan Kedokteran tentang sistem penyelenggaraan pelayanan | pendidikan, dan penelitian beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk PARAMETER 39 MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Teward and punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf nonmedis dan peserta didik) SKOR INDIKATOR 0 Belum ada ketentuan yang disepakati bersama antara Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang sistem penyelenggaraan pelayanan, pendidikan, dan penelitian beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk reward and punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf nonmedis dan peserta didik) Ada ketentuan tidak tertulis yang disepakati bersama antara Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang sistem penyelenggaraan pelayanan, pendidikan, dan penelitian beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk reward and punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf nonmedis dan peserta didik) Ada ketentuan tertulis yang disepakati bersama antara Direktur | RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang | sistem penyelenggaraan pelayanan, pendidikan, dan penelitian | beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk reward and punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf nonmedis dan peserta didik) PARAMETER Adanya kebijakan RS yang mengatur batasan kewenangan prosedur medis_yang dapat dilakukan oleh peserta didik SKOR INDIKATOR 0 Belum ada kebijakan RS yang mengatur batasan kewenangan prosedur medis_yang dapat dilakukan oleh peserta didik 1 Adanya kebijakan tidak tertulis RS yang mengatur batasan kewenangan prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta didik Adanya_ kebijakan tertulis RS yang mengatur batasan kewenangan prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta didik. PARAMETER Terdapat kebijakan, peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis yang disepakati oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan. SKOR INDIKATOR 0 Belum ada kebijakan tertulis Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis yang dilaksanakan oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan. Sudah ada kebijakan tertulis Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis tetapi belum dilaksanakan oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan. Sudah ada kebijakan tertulis Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis, telah disepakati, dan dilaksanakan oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan. 40 MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PARAMETER Kebijakan berupa pedoman dan prosedur tertulis telah disosialisasikan dengan baik kepada pelaksana yang terkait dengan pendidikan_klinik, dan menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian SKOR INDIKATOR 0 Belum ada sosialisasi kebijakan berupa pedoman dan prosedur tertulis kepada seluruh pelaksana yang terkait dengan | pendidikan klinik, yang merupakan acuan pokok bagi semua | staf medis dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan | dan penelitian. | 7 Sudah ada sosialisasi kebijakan berupa pedoman dan prosedur tertulis kepada pelaksana yang terkait dengan pendidikan klinik, yang merupakan acuan pokok bagi semua staf medis dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan | penelitian, tetapi belum semua pihak memahaminya. 2 Sudah ada sosialisasi kebijakan berupa pedoman dan prosedur tertulis kepada pelaksana yang terkait dengan pendidikan klinik, yang merupakan acuan pokok bagi semua staf medis dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian serta telah dipahami dan dilaksanakan oleh semua pihak_yang terkait. L PARAMETER Adanya jadwal pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal masuk, | nama bagian/departemen/SMF yang dituju dan jumlah peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh Institusi Pendidikan kepada RS sebelum Lmahasiswa_masuk ke RS. SKOR INDIKATOR 0 Tidak ada jadwal pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal masuk, nama bagian/departemen/SMF yang dituju dan jumlah peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh Institusi Pendidikan Kedokteran kepada RS_ sebelum mahasiswa_masuk ke RS. 9; Tidak selalu ada jadwal pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal masuk, nama bagian/departemen/SMF yang dituju dan jumlah peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh Institusi Pendidikan Kedokteran kepada RS sebelum mahasiswa_masuk ke RS.” 2 Selalu ada jadwal pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal masuk, nama bagian/departemen/SMF yang dituju dan jumlah peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh Institusi Pendidikan Kedokteran kepada RS _ sebelum mahasiswa_masuk ke RS. PARAMETER Adanya jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di tiap bagian/departemen/SMF (nama, kegiatan, waktu, penanggung jawab tuangan) dan dilaksanakan sesuai jadual. 41 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA SKOR INDIKATOR 0 Tidak ada jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di tiap bagian/departemen/SMF (nama, kegiatan, waktu, penanggung jawab ruangan) dan dilaksanakan sesuai jadual. Tidak selalu ada jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di tiap bagian/departemen/SMF (nama, kegiatan, waktu, penanggung jawab ruangan) tetapi tidak dilaksanakan sesuai jadual. Selalu ada jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di tiap bagian/departemen/SMF (nama, kegiatan, waktu, penanggung jawab ruangan) dan dilaksanakan sesuai jadual. Adanya staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan proses pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan, nilai, pengaturan jadual dan administrasi). SKOR PARAMETER INDIKATOR 0 Tidak ada staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan proses pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan, nilai, pengaturan jadual dan administrasi) Tidak selalu ada staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan proses pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan, | nilai, pengaturan jadual dan administrasi). Selalu ada staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan proses pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan, nilai, pengaturan jadual dan administrasi). PARAMETER Terdapat sistem, alur pencatatan serta adanya pelaporan nilai yang tepat_waktu. SKOR INDIKATOR fo) Belum ada sistem, alur pencatatan dan pelaporan nilai yang | tepat_waktu z 1 Ada sistem, alur pencatatan ada pelaporan nilai tetapi tidak tepat_waktu. 2 Ada sistem, alur pencatatan dan pelaporan nilai yang tepat waktu. PARAMETER Terdapat sistem informasi pendidikan yang termasuk didalamnya berisii d jata-base peserta didik (meliputi identitas, hasil belajar). SKOR INDIKATOR 0 Belum ada sistem informasi pendidikan yang termasuk di dalamnya berisi data-base peserta didik (meliputi identitas, hasil belajar). . MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Sudah ada sistem informasi pendidikan yang termasuk di dalamnya berisi data-base peserta didik (meliputi identitas, hasil belajar) tetapi tidak lengkap Terdapat sistem informasi pendidikan yang _ termasuk didalamnya berisi data-base peserta didik (meliputi identitas, hasil belajar) yang lengkap Adanya laporan kemajuan pendidikan berkala setiap tahun (umlah PARAMETER peserta didik, tingkat kelulusan, daftar tunggu ujian) dari mengenai |_pelaksana didik kepada RS dan Institusi Pendidikan Kedokteran. SKOR INDIKATOR 0 Tidak ada laporan kemajuan pendidikan berkala setiap tahun (jumlah mengenai peserta didik, tingkat kelulusan, daftar tunggu ujian) dari pelaksana didik ditiap Bagian/SMF kepada RS dan Institusi Pendidikan Kedokteran. 1 Tidak selalu ada laporan kemajuan pendidikan berkala setiap tahun (jumlah mengenai peserta didik, tingkat kelulusan, daftar tunggu ujian) dari pelaksana didik ditiap Bagian/SMF kepada RS dan Institusi Pendidikan Kedokteran/Institusi Pendidikan Kedokteran. 2 Selalu ada laporan kemajuan pendidikan berkala setiap tahun (jumlah mengenai peserta didik, tingkat kelulusan, daftar tunggu ujian) dari pelaksana didik kepada RS dan Institusi Pendidikan Kedokteran. PARAMETER seperti bia) ‘Adanya perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun oleh Sekretariat Bersama antara RS dan Institusi Pendidikan yang meliputi biaya pendidikan langsung, seperti biaya sumber daya manusia pendidikan, biaya bahan habis pakai, biaya administrasi dan biaya overhead operasional, ‘a tidak langsung. SKOR INDIKATOR Tidak ada perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun Sekretariat Bersama antara RS dan Institusi Pendidikan Kedokteran meliputi biaya pendidikan langsung maupun biaya tidak langsung Ada perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun Sekretariat Bersama antara RS dan Institusi Pendidikan Kedokteran meliputi biaya pendidikan langsung dan belum termasuk_biaya tidak langsung. nv) Ada perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun Sekretariat Bersama antara RS dan Institusi Pendidikan Kedokteran meliputi biaya pendidikan langsung, seperti biaya sumber daya manusia pendidikan, biaya bahan habis pakai, biaya administrasi dan biaya overhead operasional dan biaya tidak langsung seperti pemeliharaan sarana. PARAMETER Terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh koordinator pendidikan yang 43 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA diusulkan oleh masing-masing kepala bagian/departemen/SMF untuk | disetujui oleh Direktur RS, dan Pimpinan Instusi Pendidikan Kedokteran. | SKOR INDIKATOR | 0 Tidak terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh koordinator pendidikan yang diusulkan oleh masing- masing kepala bagian/departemen/SMF untuk disetujui oleh Direktur RS, dan Pimpinan Instusi Pendidikan Kedokteran. 1 Terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh koordinator pendidikan yang diusulkan oleh masing-masing kepala bagian/departemen/SMF untuk disetujui oleh Direktur RS 2 Terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh koordinator pendidikan yang diusulkan oleh masing-masing kepala bagian/departemen/SMF untuk disetujui oleh Direktur | RS, dan Pimpinan Instusi Pendidikan Kedokteran. PARAMETER [Terdapat kebijakan bersama antara Direktur RS, dan Institusi Pendidikan |Kedokteran atas masukan kepala bagian/departemen/SMF mengenai Pendanaan pendidikan kedokteran. SKOR_ | INDIKATOR | 0 Tidak terdapat kesepakatan bersama antara Direktur RS, dan | Institusi Pendidikan Kedokteran atas masukan kepala bagian/departemen/SMF mengenai pendanaan _pendidikan kedokteran 1 Ada kesepakatan tidak tertulis antara Direktur RS, dan Pimpinan Instusi Pendidikan Kedokteran atas masukan kepala bagian/departemen/SMF mengenai pendanaan pendidikan | kedokteran Zz Terdapat kebijakan bersama antara Direktur RS, dan Institusi Pendidikan Kedokteran atas masukan kepala bagian/departemen/SMF . mengenai pendanaan pendidikan kedokteran yang dituangkan dalam dokumen_ rencana anggaran dan biaya pendidikan kedokteran di RS | PARAMETER Terdapat laporan keuangan berkala enam bulanan dan tahunan anggaran biaya yang dibuat oleh Kepaia Bagian dan disahkan oleh Direktur RS, dan Pimpinan Instusi Pendidikan Kedokteran | SKOR | _ INDIKATOR | 0 Tidak ada laporan keuangan berkala enam bulanan dan | tahunan anggafan biaya yang dibuat oleh Kepala Bagian serta disahkan oleh Direktur RS dengan Pimpinan —Institusi Pendidikan Kedokteran. 44 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Ada laporan keuangan berkala tahunan anggaran biaya yang dibuat oleh Kepala Bagian tetapi tidak disahkan oleh Direktur RS dengan Pimpinan_Institusi Pendidikan Kedokteran. 2 Ada laporan keuangan berkala enam bulanan dan tahunan | anggaran biaya yang dibuat oleh Kepala Bagian dan disahkan oleh bersama Direktur RS, dengan Pimpinan _Institusi | Pendidikan Kedokteran. PARAMETER Terdapat dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik setiap enam | bulan sekali yang dilakukan oleh sekretariat bersama berdasarkan indikator tertentu yang ditetapkan badan_koordinasi pendidikan. SKOR INDIKATOR | 0 Tidak terdapat dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan Klinik yang dilakukan oleh Sekretariat Bersama berdasarkan indikator tim tertentu yang ditetapkan badan_koordinasi pendidikan. i Ada dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan Klinik secara temporer yang dilakukan oleh Sekretariat Bersama berdasarkan indikator tim tertentu yang ditetapkan badan koordinasi pendidikan. 2 Ada dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik setiap enam bulan sekali yang dilakukan oleh Sekretariat Bersama berdasarkan indikator tim tertentu yang ditetapkan badan koordinasi pendidikan. | PARAMETER Terdapat data umpan balik staf pengajar dan peserta, analisis umpan balik, dan tindak lanjut SKOR INDIKATOR 0 Tidak ada data umpan balik staf pengajar dan peserta, analisis umpan balik, dan tindak lanjut 1 Ada data umpan balik sebagian staf pengajar dan peserta, analisis umpan balik, dan tindak lanjut 2 Ada data umpan balik seluruh staf pengajar dan peserta, analisis umpan balik, dan tindak lanjut STANDAR SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK PROGRAM PENDIDIKAN KLINIK Adanya kebijakan mengenai penugasan staf medis dan/atau non medis yang diprogramkan sebagai tenaga pendidik merupakan kebijakan tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, hak, paruh/purna waktu dari staf medis dai PARAMETER in/atau_ non medis tersebut. SKOR INDIKATOR 0 Tidak ada tata cara perekrutan dan kriteria kompetensi yang ditetapkan bersama oleh Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran bagi Staf Medik Fungsional yang akan 45 MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA diangkat sebagai Tenaga Pendidik/Supervisor Klinik dalam kependidikan, keilmuan dan keprofesian 1 ‘Ada tata cara perekrutan tetapi belum ada kriteria kompetensi yang ditetapkan bersama oleh Direktur RS dan Pimpinan institusi Pendidikan Kedokteran bagi Staf Medik Fungsional yang akan diangkat sebagai Tenaga Pendidik/Supervisor Klinik dalam kependidikan, keilmuan dan keprofesian 2 Ada tata cara perekrutan dan kriteria kompetensi yang ditetapkan bersama oleh Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran bagi Staf Medik Fungsional yang akan diangkat sebagai Tenaga Pendidik/Supervisor Klinik dalam kependidikan, keilmuan dan keprofesian PARAMETER Terdapat Surat Keputusan pengangkatan sebagai dosen Institusi Pendidikan Kedokteran berikut jabatan akademiknya dari Pimpinan | Institusi Pendidikan Kedokteran untuk Staf Medik yang melakukan fungsi Pendidikan Kedokteran. SKOR INDIKATOR 0 Tidak ada satupun Staf Medik yang memiliki SK pengangkatan sebagai dosen Institusi Pendidikan Kedokteran berikut jabatan akademiknya dari Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran untuk Staf Medik yang melakukan fungsi Pendidikan Kedokteran. 1 Ada sebagian Staf Medik yang memiliki SK pengangkatan sebagai dosen Institusi Pendidikan Kedokteran berikut jabatan akademiknya dari Pimpinan Instusi Pendidikan Kedokteran/Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran untuk Staf Medik yang melakukan fungsi Pendidikan Kedokteran 2 Seluruh Staf Medik telah memiliki SK pengangkatan sebagai dosen Institusi Pendidikan Kedokteran berikut jabatan akademiknya dari Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran untuk Staf Medik yang melakukan fungsi Pendidikan Kedokteran. PARAMETER | Terdapat SK Pengangkatan/Penugasan Direktur RS sebagai Staf Medik | Fungsional yang melaksanakan tugas Kependidikan Profesi Kedokteran di RS untuk semua Staf Medik Fungsional yang terlibat dalam Pendidikan Kedokteran di RS tercakup di dalamnya kebijakan tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, hak dan kewajiban paruh/purna waktu. SKOR INDIKATOR 0 Tidak ada SK Pengangkatan/Penugasan dari Direktur RS sebagai Staf Medik Fungsional yang melaksanakan tugas Kependidikan Profesi Kedokteran di RS untuk semua Staf Medik Fungsional yang terlibat dalam pendidikan di RS tercakup di dalamnya kebijakan tentang kategori, tanggung yee kewenangan, dan hak dan kewajiban paruh/purna waktu. 46 MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Ada SK Pengangkatan/Penugasan Direktur RS sebagai Staf Medik Fungsional yang melaksanakan tugas Kependidikan Profesi Kedokteran di RS untuk semua Staf Medik Fungsional, tetapi belum tercakup secara jelas di dalamnya kebijakan tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, hak dan kewajiban paruh/purna waktu. Ada SK Pengangkatan/Penugasan Direktur RS sebagai Staf Medik Fungsional yang melaksanakan tugas Kependidikan Profesi Kedokteran di RS untuk semua Staf Medik Fungsional yang terlibat dalam pendidikan di RS dan sudah tercakup secara jelas di dalamnya kebijakan tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, hak dan kewajiban paruh/purna waktu. PARAMETER Terdapat st supervisor taf medis fungsional yang ditetapkan Direktur RS sebagai klinik dan pembimbing bagi peserta didik disertai kejelasan tugas, tanggung jawab dan kewenangannya SKOR INDIKATOR 0 Tidak Ada Staf Medis Fungsional yang ditetapkan Direktur RS sebagai Supervisor Klinik dan pembimbing bagi peserta didik 1 Ada Staf Medis Fungsional yang ditetapkan Direktur RS sebagai Supervisor Klinik dan pembimbing bagi peserta didik akan tetapi belum disertai kejelasan tugas, tanggung jawab dan kewenangannya secara tertulis. Ada Staf Medis Fungsional yang ditetapkan Direktur RS sebagai Supervisor Klinik dan pembimbing bagi peserta didik dan telah disertai kejelasan tugas, tanggung jawab dan kewenangannya secara tertulis. kinerja tena PARAMETER Terdapat Tim Penilai/Supervisor kinerja tenaga pendidik dari RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran yang berperan menilai ga pendidik pada pembelajaran klinik dengan kriteria yang jelas. serta dilakukan secara berkala minimal satu tahun sekali. SKOR INDIKATOR 0 Tidak ada Penilai/Supervisor kinerja tenaga pendidik dari RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran. 1 Ada Tim Penilai/Supervisor kinerja tenaga pendidik dari RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran namun belum ada kriteria penilaian yang jelas. Ada Tim Penilai/Supervisor kinerja tenaga pendidik dari RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran dengan kriteria yang jelas serta dilakukan secara berkala minimal satu tahun sekali. PARAMETER | Terdapat presensi/kehadiran dalam pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik. SKOR INDIKATOR 0 Tidak ada presensi/kehadiran dalam pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik 47 MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 1 Ada presensi / kehadiran (tetapi tidak lengkap) dalam pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik 2 Ada_presensi / kehadiran secara lengkap dalam pembelajaran | yang dilakukan oleh tenaga pendidik PARAMETER Terdapat data dasar pengembangan diri tenaga pendidikan di bawah koordinasi sekretaris bagian dan Badan Koordinasi Pendidikan Kedokteran/Sekretariat Bersama Pendidikan. SKOR INDIKATOR [) Tidak ada data dasar pengembangan diri tenaga pendidikan di bawah koordinasi sekretaris bagian RS maupun di bawah Badan Koordinasi Pendidikan Kedokteran / Sekretariat Bersama Pendidikan 1 Ada data dasar pengembangan diri tenaga pendidikan di bawah koordinasi Sekretaris Bagian di RS 2 Ada data dasar pengembangan diri tenaga pendidikan ai bawah koordinasi Sekretaris Bagian di RS dan di bawah Badan | Koordinasi Pendidikan Kedokteran/Sekretariat +Bersama Pendidikan. STANDAR PENUNJANG PENDIDIKAN PARAMETER Terdapat dokumen yang mencantumkan kesepakatan mengenai penyediaan fasilitas fisik untuk pendidikan klinik antara Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran serta realisasinya. | SKOR INDIKATOR 0 Tidak ada dokumen yang mencantumkan kesepakatan mengenai penyediaan fasilitas fisik untuk pendidikan klinik antara Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran serta realisasinya 1 Ada dokumen yang mencantumkan kesepakatan mengenai penyediaan fasilitas fisik untuk pendidikan klinik antara Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran serta tealisasinya 2 Ada dokumen yang mencantumkan kesepakatan mengenai penyediaan fasilitas fisik untuk pendidikan klinik antara Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran serta realisasinya. PARAMETER Sarana, prasarana yang dapat menunjang penyelenggaraan pendidikan, antara lain: ruangan pembelajaran, ruang diskusi, perpustakaan, sistem informasi RS, teknologi informasi, sistem dokumentasi, skill lab, peralatan phantom dan audiovisual. SKOR INDIKATOR 0 Tidak ada sarana, prasarana yang dapat menunjang penyelenggaraan pendidikan, antara__ain’ ruangan pembelajaran, ruang diskusi, perpustakaan, sistem informasi RS, teknologi informasi, sistem dokumentasi, skill lab, peralatan 48 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA hantom dan audiovisual. Sebagian ada sarana dan prasarana yang dapat menunjang penyelenggaraan pendidikan antara lain: ruangan pembelajaran, ruang diskusi, perpustakaan, sistem informasi RS, teknologi informasi, sistem dokumentasi, skill lab, peralatan phantom dan audiovisual tetapi tidak lengkap Ada sarana dan prasarana yang dapat menunjang penyelenggaraan pendidikan secara lengkap antara lain: ruangan pembelajaran, ruang diskusi, perpustakaan, sistem informasi RS, teknologi informasi, sistem dokumentasi, skill lab, peralatan phantom dan audiovisual. ‘Tersedia fasilitas ruang jaga yang memenuhi syarat keamanan dan PARAMETER | kenyaman bagi peserta didik yang memenuhi standar sarana bangunan, prasarana penunjang danfasilitas pendukung. SKOR INDIKATOR 0 Tidak tersedia fasilitas ruang jaga yang memenuhi syarat keamanan dan kenyamanan bagi peserta didik serta memenuhi standar sarana bangunan, prasarana penunjang serta fasilitas pendukung. 1 Tersedia fasilitas ruang jaga tetapi tidak memenuhi syarat keamanan dan kenyamanan bagi peserta didik serta memenuhi standar sarana bangunan, prasarana penunjang fasilitas pendukung. 2 Telah tersedia fasilitas ruang jaga yang memenuhi syarat keamanan dan kenyamanan bagi peserta didik serta memenuhi standar sarana bangunan, prasarana penunjang serta fasilitas pendukung. PARAMETER Terdapat variasi dan jumlah kasus yang cukup yang sesuai dengan materi | | pembelajaran peserta didik. SKOR INDIKATOR 0 Tidak tersedia variasi dan jumlah kasus yang cukup yang sesuai dengan materi pembelajaran peserta didik. 4 Tersedia variasi dan kasus dalam jumlah terbatas dan kurang | mencukupi materi pembelajaran peserta didik 2 Tersedia variasi dan jumlah kasus yang cukup memadai yang sesuai dengan materi pembelajaran peserta didik. | PARAMETER | Terdapat sarana_penelitian dan pengembangan di bidang kedokteran. SKOR INDIKATOR 0 Tidak tersedia sarana penelitian dan pengembangan di bidang kedokteran. 1 Tersedia sarana penelitian dan pengembangan di bidang kedokteran di bagian-bagian tertentu. 2 Ada sarana penelitian dan pengembangan di bidang | kedokteran di seluruh bagian dan/atau Lembaga Penelitian Terpadu. MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STANDAR PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KLINIK YANG BERKUALITAS PARAMETER RS harus mempunyai perencanaan yang disusun oleh masing-masing bagian/SMF/Dep terkait melalui proses aktivitas staf medis dalam penyusunan rancangan tersebut dan terdapat notulensi pertemuan rutin, dan catatan kehadiran dalam_proses pendidikan (log book). SKOR INDIKATOR. 0 RS tidak mempunyai perencanaan yang disusun oleh masing- masing bagian/SMF/Dep terkait melalui proses aktivitas staf medis dalam penyusunan rancangan tersebut dan terdapat notulensi Pertemuan rutin, dan catatan kehadiran dalam | proses pendidikan (log book). 1 RS mempunyai perencanaan tetapi dalam penyusunannya tidak melibatkan masing-masing bagian/SMF/Dep _ terkait dan/atau perencanaan tidak disusun melalui proses aktivitas staf medis, tidak ada notulensi pertemuan rutin, dan tidak ada catatan kehadiran dalam_proses pendidikan (log book). | 2 RS telah mempunyai perencanaan yang disusun oleh masing- masing bagian/SMF/Dep terkait melalui aktivitas staf medis dalam penyusunan rancangan tersebut, dan terdapat notulensi pertemuan rutin, dan catatan kehadiran dalam proses pendidikan (log book). PARAMETER Terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang disusun oleh kepala bagian/Departemen/SMF yang disetujui oleh Direktur RS dan Pimpinan Instusi Pendidikan Kedokteran/Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. SKOR INDIKATOR 0 Tidak terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang disusun oleh kepala bagian/Dep/SMF yang disetujui oleh Direktur RS dan Pimpinan Instusi Pendidikan Kedokteran/ Pimpinan/institusi Pendidikan Kedokteran. 1 Terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang disusun oleh masing-masing kepala bagian/Dep/SMF tetapi belum mendapat persetujuan Direktur RS dan Pimpinan Instusi Pendidikan Kedokteran/Pimpinan _Institusi_ Pendidikan Kedokteran terkait 2 Terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang disusun/dibuat oleh kepala bagian/Dep/SMF bersama-sama dengan Institusi Pendidikan Kedokteran/Institusi Pendidikan Kedokteran terkait yang telah disetujui oleh Direktur RS dan Pimpinan Instusi Pendidikan Kedokteran/ Pimpinan/Institusi Pendidikan Kedokteran. PARAMETER Seluruh Bagian/Dep/SMF di RS yang terkait dalam program pendidikan terlibat aktif dalam proses pelaksanaan pendidikan, dilihat dengan adanya umpan_balik_dari_peserta_didik mengenai_tenaga_pendidik, dengan 50 MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA in log book untuk memantau pertemuan tenaga pendidik menggunaat dengan peserta didik, serta data wawancara staf. __SKOR INDIKATOR 0 Tidak seluruh Bagian/Dep/SMF di RS yang terkait dalam program pendidikan terlibat aktif dalam proses pelaksanaan pendidikan. 1 Seluruh Bagian/Dep/SMF di RS yang terkait dalam program pendidikan terlibat aktif dalam proses pelaksanaan pendidikan, tetapi tidak ada umpan balik dari peserta didik mengenai tenaga pendidik dengan menggunakan log book untuk memantau pertemuan tenaga pendidik dengan peserta didik z Seluruh Bagian/Dep/SMF di RS yang terkait dalam program pendidikan terlibat aktif dalam proses pelaksanaan pendidikan, dilinat dengan adanya umpan balik dari peserta didik mengenai tenaga pendidik, dengan menggunaan log book untuk memantau pertemuan tenaga pendidik dengan peserta didik, serta data wawancara staf. PARAMETER [RS mempunyai program pendidikan klinik yang terstruktur yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan Kedokteran dan mengacu pada Standar | Pendidikan Profesi Dokter/Dokter Gigi/Dokter Spesialis dan Standar Kompetensi Dokter Gigi/Dokter Spesialis Dokter dengan tujuan pendidikan jelas/konkrit, batas kompetensi tegas dan tertuang dalam buku panduan. SKOR INDIKATOR 0 RS belum mempunyai program pendidikan klinik yang terstruktur yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan Kedokteran dan mengacu pada Standar Pendidikan Profesi Dokter/Dokter Spesialis dan Standar Kompetensi Dokter/Dokter Spesialis dengan tujuan pendidikan jelas/konkrit, batas kompetensi tegas dan tertuang dalam buku panduan. RS telah mempunyai program pendidikan klinik yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan Kedokteran dan mengacu pada Standar Pendidikan Profesi Dokter/Dokter Spesialis dan Standar Kompetensi Dokter/Dokter Spesialis tetapi belum terstruktur dan belum terlihat adanya tujuan pendidikan jelas/konkrit, batas kompetensi tegas dan tertuang dalam buku panduan. : RS telah memberikan/mempunyai program pendidikan klinik yang terstruktur yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan Kedokteran dan mengacu pada Standar Pendidikan Profesi Dokter/Dokter Spesialis dan Standar Kompetensi Dokter/Dokter Spesialis dengan tujuan pendidikan jelas/konkrit, batas kompetensi tegas dan tertuang dalam buku panduan.. PARAMETER RS memberlakukan tata tertib peserta didik yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran. SKOR INDIKATOR 0 RS tidak/belum memberlakukan tata tertib peserta didik yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran. 51 MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA RS memberlakukan tata tertib peserta didik yang bertujuan untuk mencapai — tujuan pembelajaran _tetapi belum | disosialisasikan dan dipatuhi oleh peserta didik 2 RS memberlakukan tata tertib peserta didik yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran, telah diketahui oleh setiap peserta didik dan dipatuhi peserta didik PARAMETER _ RS dalam pendidikan dan pelayanannya menggunakan _prinsip pengetahuan kedokteran berbasis bukti (evidence based medicine). SKOR INDIKATOR, 0 RS dalam pendidikan dan pelayanannya tidak menggunakan prinsip pengetahuan kedokteran berbasis bukti (evidence based medicine). 1 RS dalam pendidikan dan pelayanannya belum secara menyeluruh menggunakan prinsip pengetahuan kedokteran berbasis bukti (evidence based medicine). 2 RS dalam pendidikan dan pelayanannya telah secara menyeluruh menggunakan prinsip pengetahuan kedokteran berbasis bukti (evidence based medicine). PARAMETER Terdapat kegiatan pertemuan ilmiah secara rutin satu minggu sekali yang ditetapkan oleh bagian/departemen/SMF. SKOR INDIKATOR 0 Tidak ada kegiatan pertemuan ilmiah secara rutin yang ditetapkan oleh bagian/departemen/SMF. 1 Ada kegiatan pertemuan ilmiah _—_ditetapkan_— oleh bagian/departemen/SMF tetapi waktunya tidak menentu atau kurang dari 4 kali dalam 1 bulan. | 2 ‘Ada kegiatan pertemuan ilmiah secara rutin minimal satu | minggu sekali yang ditetapkan oleh bagian/departemen/SMF. PARAMETER | Program pendidikan klinik dan pedomannya diketahui dan dipahami dengan baik pada tingkat pengelola dan pelaksana. SKOR. INDIKATOR 0 Tidak ada pengarsipan, penggandaan, dan pendistribusian buku panduan penyelenggaraan pendidikan kedokteran secara merata oleh staf administrasi pendidikan. 1 Ada pengarsipan, penggandaan, dan pendistribusian buku panduan penyelenggaraan pendidikan kedokteran oleh staf administrasi pendidikan, tetapi belum semua staf pendidik memiliki buku panduan program pendidikan kedokteran 2 Ada kegiatan pengarsipan, penggandaan, dan pendistribusian buku panduan penyelenggaraan pendidikan kedokteran secara merata oleh staf administrasi pendidikan dan seluruh tenaga pendidik serta menggunakan log book untuk memantau kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan panduan 52 MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Jaminan mi PARAMETER utu pelayanan RS termasuk didalamnya keselamatan pasien harus didukung sepenuhnya oleh Institusi Pendidikan, para pendidik dan para peserta didik, yang dinyatakan dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi sis! stem supervisi peserta didik. SKOR INDIKATOR oO Tidak ada program jaminan mutu pelayanan RS termasuk didalamnya keselamatan pasien 1 Ada program jaminan mutu pelayanan RS termasuk didalamnya keselamatan pasien tetapi pelaksanaannya belum didukung oleh Institusi Pendidikan, para pendidik dan para peserta didik, yang dinyatakan dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi sistem supervisi peserta didik Ada program jaminan mutu pelayanan RS_ termasuk didalamnya keselamatan pasien dan pelaksanaannya didukung sepenuhnya oleh Institusi Pendidikan, para pendidik dan para Peserta didik, yang dinyatakan dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi sistem supervisi peserta didik. PARAMETER Kegiatan pendidikan klinik yang dirancang memberikan proporsi seimbang | antara clinical reasoning dan pelatihan keterampilan berbasis bukti (evidence based medicine) yang disusun oleh koordinator pendidikan masing-masing bagian/ Departemen/SMF. SKOR INDIKATOR 0 Tidak ada rancangan secara khusus proporsi clinical reasoning dan skill training bagi peserta didik yang disusun oleh koordinator pendidikan masing-masing Bagian/Departemen/ SMF. 41 Ada rancangan secara khusus proporsi clinical reasoning dan skil training berbasis bukti bagi peserta didik yang disusun oleh koordinator pendidikan tetapi belum dilaksanakan diseluruh_Bagian/ Departemen/ SMF. 2 Ada kegiatan pendidikan klinik yang secara khusus dirancang yang memberikan proporsi seimbang antara clinical reasoning dan skill training yang berbasis bukti (evidence based medicine) disusun oleh koordinator pendidikan dan telah dilaksanakan di seluruh Bagian/Departemen/SMF. PARAMETER Terdapat batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur peserta didik yang tercantum dalam buku panduan peserta didik yang disusun oleh bagian/Ketua Program Studi. SKOR INDIKATOR 0 Tidak ada batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur peserta didik yang tercantum dalam buku panduan peserta didik yang disusun oleh bagian/Ketua Program Studi Ada batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur peserta didik tetapi belum secara jelas tercantum dalam buku panduan peserta didik yang disusun oleh bagian/departemen/ Ketua Program Studi. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Ada batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur peserta didik yang tercantum secara jelas dalam buku panduan peserta didik yang disusun oleh Bagian/Ketua Program Studi. Terdapat k kedokteran dalam bidang penelitian kedokteran. | PARAMETER ebijakan bersama antara RS Pendidikan dan Institusi pendidikan SKOR 0 INDIKATOR Tidak ada kebijakan bersama antara RS Pendidikan dan institusi pendidikan kedokteran dalam bidang penelitian | kedokteran. Ada kebijakan bersama antara RS Pendidikan dan Institusi pendidikan kedokteran dalam bidang penelitian kedokteran tetapi belum dituangkan dalam dokumen Perjanjian Kerjasama Penelitian antara RS dan Institusi © Pendidikan Kedokteran/Institusi Pendidikan Kedokteran. Ada kebijakan bersama antara RS Pendidikan dan institusi | pendidikan kedokteran dalam bidang penelitian kedokteran yang telah dituangkan dalam Perjanjian Kerjasama Penelitian antara RS dan Institusi Pendidikan Kedokteran/Institusi Pendidikan Kedokteran. Terdapat yang dilakukan oleh Staf Medik Fungsional yang melibatkan peserta didik | sebagai bagian dari pembelajaran peserta didik. PARAMETER ketentuan/acuan serta fasilitas mengenai kegiatan penelitian SKOR INDIKATOR 0 Tidak ada pedoman mengenai kegiatan penelitian yang dilakukan oleh Staf Medik Fungsional yang melibatkan peserta didik sebagai bagian dari pembelajaran peserta didik serta tidak ada_fasilitas pendukung untuk penelitian Ada pedoman mengenai kegiatan penelitian yang dilakukan | oleh Staf Medik Fungsional yang melibatkan peserta didik sebagai bagian dari pembelajaran peserta didik tetapi tidak disertai fasilitas pendukung yang memadai untuk penelitian. Ada pedoman mengenai kegiatan penelitian yang dilakukan oleh Staf Medik Fungsional yang melibatkan peserta didik sebagai bagian dari pembelajaran peserta didik dan disertai fasilitas pendukung yang memadai untuk penelitian seperti Internet, langganan jurnal, text-book, dokumen penelitian yang telah dilakukan, arsip rekam medis yang sistematis dan data dasar pasien rawat inap/rawat jalan. | Terdapat kegiatan evaluasi program pendidikan Klinik secara berkala secara tersendiri, maupun bersama Badan Koordinasi Pendidikan sekurang- kurangnya satu kali dalam satu tahun. PARAMETER SKOR INDIKATOR 0 Tidak ada kegiatan evaluasi program pendidikan klinik secara berkala, secara tersendiri maupun oleh Badan Koordinasi Pendidikan. 54 MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 1 Ada kegiatan evaluasi program pendidikan Klinik secara berkala dan secara tersendiri oleh Bagian/Departemen/SMF tetapi tidak melibatkan Badan Koordinasi Pendidikan 2 Ada kegiatan evaluasi program pendidikan klinik secara berkala melalui mekanisme umpan balik dengan menggunakan kuesioner bagi peserta didik diakhir pendidikan disetiap bagian, secara tersendiri memlaui rapat evaluasi Badan Koordinasi Pendidikan dan Supervisi Pendidikan Klinik setiap modul di tiap-tiap bagian oleh Badan Koordinasi Pendidikkan sekurang- kurangnya satu kali dalam satu tahun. . RUMAH SAKIT PENDIDIKAN KEDOKTERAN AFILIASI (EKSILENSI) STANDAR VISI, MISI, KOMITMEN DAN PERSYARATAN PARAMETER RS Kelas A atau B dengan pelayanan unggulan tertentu dan telah terakreditasi. SKOR INDIKATOR 0 RS Kelas A atau B dengan pelayanan unggulan tertentu belum terakreditasi. 1 RS Kelas A atau B dengan pelayanan unggulan tertentu sudah terakreditasi, tetapi Sertifikat Akreditasi sudah habis masa berlakunya. | 2 RS Kelas A atau B dengan pelayanan unggulan tertentu sudah terakreditasi, dengan Sertifikat Akreditasi masih berlaku. PARAMETER Terdapat visi, misi, dan tujuan RS secara tertulis yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran. [SKOR INDIKATOR 0 Visi, misi, dan tujuan RS secara tertulis tidak menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran 1 Visi, misi, dan tujuan RS secara tertulis kurang menunjang cercanainva tujuan pendidikan profesi kedokteran 2 Visi, misi, dan tujuan RS secara tertulis menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran PARAMETER Terdapat dokumen Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran, meliputi aspek medikolegal, sumber daya manusia, pembiayaan, sarana prasarana, dan ‘manajemen pendidikan SKOR INDIKATOR 0 Tidak ada dokumen Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran, meliputi aspek medikolegal, sumber daya manusia, pembiayaan, sarana prasarana, dan pembiayaan 55 MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA ‘Ada dokumen Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran Institusi Pendidikan Kedokteran, tetapi belum secara utuh mencakup aspek medikolegal, sumber daya manusia, pembiayaan, sarana prasarana, dan pembiayaan. ‘Ada dokumen Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran, yang secara utuh mencakup aspek medikolegal, sumber daya manusia, pembiayaan, sarana prasarana, dan pembiayaan Kesepakat proses pendidikan kedokteran di RS tersebut. PARAMETER tan bersama tersebut harus bersifat saling mengikat seluruh SKOR INDIKATOR 0 Kesepakatan Perjanjian Kerjasama antara Direktur Rumah Sakit dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran yang ada tidak mengikat seluruh proses pendidikan kedokteran di RS tersebut Kesepakatan Perjanjian Kerjasama antara Direktur Rumah Sakit dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran hanya mengikat sebagian proses pendidikan kedokteran di RS tersebut Kesepakatan Perjanjian Kerjasama antara Direktur Rumah Sakit dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran Mmengikat seluruh proses pendidikan kedokteran di RS tersebut RS memiliki pelayanan spesialistik atau sub spesialistik tertentu yang menjadi unggulan. PARAMETER | SKOR INDIKATOR 0 RS memiliki pelayanan spesialistik sudah terakreditasi dan pelayanan sub spesialistik tertentu yang menjadi unggulan masih belum terakreditasi. RS memiliki pelayanan spesialistik dan pelayanan sub spesialistik tertentu yang menjadi unggulan sudah terakreditasi dengan Sertifikat yang telah habis masa berlakunya. RS memiliki pelayanan. spesialistik dan pelayanan sub spesialistik tertentu yang menjadi unggulan sudah terakreditasi dengan Sertifikat yang masa berlakunya. RS telah Menteri Kesehatan sebagai RS Pendidikan. PARAMETER menjalankan fungsi pendidikan telah memiliki SK penetapan SKOR INDIKATOR 0 RS telah menjalankan fungsi pendidikan tetapi belum mempunyai Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang Penetapan sebagai RS Pendidikan Kedokteran. RS telah menjalankan fungsi pendidikan tetapi sudah mempunyai Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang Penetapan sebagai RS Pendidikan Kedokteran akan tetapi sudah habis masa berlakunya. 56 ENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA RS telah menjalankan fungsi pendidikan tetapi sudah mempunyai Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang Penetapan sebagai RS Pendidikan Kedokteran yang masih berlaku. STANDAR MANAJEMEN DAN ADMINISTRAS! PARAMETER Ada Badan Koordinasi Pendidikan Kedokteran beranggotakan unsur RS Institusi Pendidikan Kedokteran. Badan ini akan diwakili oleh dan unsur suatu Sekretariat Bersama yang berkedudukan di RS. SKOR INDIKATOR 0 Belum Badan Koordinasi Pendidikan beranggotakan unsur RS dan unsur Institusi Pendidikan Kedokteran. 4 ‘Ada Badan Koordinasi Pendidikan beranggotakan unsur RS dan unsur Institusi Pendidikan Kedokteran akan tetapi belum ada Sekretariat Bersama yang berkedudukan di RS. 2 Ada Badan Koordinasi Pendidikan beranggotakan unsur RS dan unsur Institusi Pendidikan Kedokteran dan telah ada Sekretariat Bersama yang berkedudukan di RS PARAMETER Ada uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang dan masa tugas ditetapkan melalui keputusan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Instusi Pendidikan Kedokteran/Pimpinan Institusi_ Pendidikan Kedokteran. SKOR INDIKATOR, 0 Belum ada uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang dan masa tugas Kepala Bagian dan Badan Koordinasi Pendidikan yang ditetapkan melalui Keputusan Bersama antara Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran/Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran 1 ‘Ada sebagian uraian tugas, tanggung jawab,wewenang dan masa tugas Kepala Bagian dan Badan Koordinasi Pendidikan yang ditetapkan melalui Keputusan Bersama antara Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran 2 Ada secara lengkap uraian tugas, tanggung jawab hak, wewenang dan masa tugas Kepala Bagian dan Badan Koordinasi Pendidikan yang ditetapkan melalui Keputusan Bersama antara Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran PARAMETER Adanya kebijakan penerimaan peserta didik yang tercantum dalam Perjanjian Kerjasama antara Institusi Pendidikan Kedokteran dengan RS Pendidikan yang bersangkutan. SKOR INDIKATOR 0 Belum ada kebijakan penerimaan peserta didik yang tercantum dalam Perjanjian Kerjasama antara Institusi Pendidikan Kedokteran dengan RS Pendidikan yang bersangkutan 5s7 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Ada kebijakan tidak tertulis yang telah dilaksanakan tentang penerimaan peserta didik sebagaimana yang tercantum dalam Perjanjian Kerjasama antara Institusi Pendidikan Kedokteran dengan RS Pendidikan. Ada kebijakan tertulis yang telah dilaksanakan tentang | penerimaan peserta didik yang tercantum sebagaimana tercantum dalam Perjanjian Kerjasama_ antara Institusi Pendidikan Kedokteran dengan RS Pendidikan yang bersangkutan PARAMETER Adanya kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan pada rasio pendidik di antara Pimpinan_RS dengan Pimpinan Instusi Pendidikan. lengan peserta didik maksimal 1 : 5 yang ditetapkan bersama SKOR INDIKATOR 0 Belum ada kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan pada rasio pendidik dengan peserta didik maksimal 1:5 yang ditetapkan bersama antara Pimpinan RS dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. Ada kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan pada rasio pendidik dengan peserta didik yang melebihi 1: 5 yang ditetapkan bersama antara Pimpinan RS dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. ‘Ada kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan pada rasio pendidik dengan peserta didik yang tidak melebihi 1: 5 sebagaimana ditetapkan bersama antara Pimpinan RS dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. PARAMETER Adanya peraturan bersama antara Direktur RS dan Pimpinan_Institusi Pendidikan Kedokteran tentang sistem penyelenggaraan pendidikan, penelitian reward and punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf dan pelayanan beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk nonmedis dan peserta didik). | SKOR INDIKATOR | 0 Belum ada ketentuan yang disepakati bersama antara Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang sistem penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pelayanan beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk reward and punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf | nonmedis dan peserta didik). Ada ketentuan tidak tertulis yang disepakati bersama antara Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang sistem penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan | pelayanan beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk reward and punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf nonmedis dan peserta didik). Ada ketentuan tertulis yang disepakati bersama antara Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang sistem penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pelayanan beserta_berbagai_unsur_penunjangnya termasuk reward and 58 MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf nonmedis dan peserta didik). ' PARAMETER Adanya kebijakan RS yang mengatur batasan kewenangan prosedur medis_yang dapat dilakukan oleh peserta didik. SKOR INDIKATOR 0 Belum ada kebijakan RS yang mengatur batasan kewenangan prosedur medis_yang dapat dilakukan oleh peserta didik. 1 Adanya kebijakan tidak tertulis RS yang mengatur batasan kewenangan prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta didik. 2 Adanya kebijakan tertulis RS yang mengatur batasan kewenangan prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta didik. PARAMETER Terdapat kebijakan, peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis yang disepakati oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan. SKOR INDIKATOR 0 Belum ada kebijakan tertulis Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis yang dilaksanakan oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan. Sudah ada kebijakan tertulis Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis tetapi belum dilaksanakan oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan. Sudah ada kebijakan tertulis Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis, telah disepakati, dan dilaksanakan oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan. PARAMETER Kebijakan dengan bai berupa pedoman dan prosedur tertulis telah disosialisasikan ik kepada pelaksana yang terkait dengan pendidikan klinik, dan menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam melaksanakan tugas pelayanan, SKOR pendidikan dan penelitian INDIKATOR 0 Belum ada sosialisasi kebijakan berupa pedoman dan prosedur tertulis kepada seluruh pelaksana yang terkait dengan pendidikan klinik, yang merupakan acuan pokok bagi semua staf medis dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian. Sudah ada sosialisasi kebijjakan berupa pedoman dan prosedur tertulis kepada pelaksana yang terkait dengan pendidikan klinik, yang merupakan acuan pokok bagi semua staf medis dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian, tetapi belum semua pihak memahaminya. Sudah ada sosialisasi kebijakan berupa pedoman dan prosedur tertulis kepada _pelaksana_yang terkait_dengan_pendidikan 59 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Klinik, yang merupakan acuan pokok bagi semua. staf medis dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian serta telah dipahami dan dilaksanakan oleh semua ihak_yang terkait. Adanya jadi nama bagian/departemen/SMF yang dituju dan jumlah peserta didik yang | akan masuk yang dikirim oleh Institusi Pendidikan kepada RS sebelum mahasiswa PARAMETER wal pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal masuk, masuk ke RS. SKOR INDIKATOR 0 Tidak ada jadwal pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal masuk, nama bagian/departemen/SMF yang dituju dan jumlah peserta didik yang akan masuk yang _dikirim oleh Institusi Pendidikan Kedokteran kepada RS _ sebelum mahasiswa_masuk ke RS. Tidak selalu ada jadwal pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal masuk, nama bagian/departemen/SMF yang dituju dan jumlah peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh Institusi Pendidikan Kedokteran kepada RS sebelum mahasiswa_masuk ke RS. Selalu ada jadwal pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal masuk, nama bagian/departemen/SMF yang dituju dan jumlah peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh | Institusi Pendidikan Kedokteran kepada RS sebelum mahasiswa_masuk ke RS. PARAMETER Adanya jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di tiap bagian/departemen/SMF (nama, kegiatan, waktu, penanggung jawab tuangan) dan dilaksanakan sesuai jadual. SKOR INDIKATOR 0 Tidak ada jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di tiap bagian/departemen/SMF (nama, kegiatan, waktu, penanggung jawab ruangan) dan dilaksanakan sesuai jadual. Tidak selalu ada jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di tiap bagiarndepartemen/SMF (nama, kegiatan, waktu, penanggung jawab ruangan) tetapi tidak dilaksanakan sesuai jadual. Selalu ada jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di tiap bagian/departemen/SMF (nama, kegiatan, waktu, penanggung jawab ruangan) dan dilaksanakan sesuai jadual. PARAMETER Adanya staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan proses pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan, nilai, pengaturan jadual dan administrasi). SKOR INDIKATOR. 0 Tidak ada staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang bertanggung _jawab_penuh_untuk_menangani_kelengkapan 60 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA proses pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan, nilai, pengaturan jadual dan administrasi) Tidak selalu ada staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan proses pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan, nilai, pengaturan jadual dan administrasi). 2 Selalu ada staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan proses pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan, nilai, pengaturan jadual dan administrasi). I PARAMETER Terdapat sistem, alur pencatatan serta adanya pelaporan nilai yang tepat_waktu. SKOR INDIKATOR 0 Belum ada sistem, alur pencatatan dan pelaporan nilai yang tepat_waktu % Ada sistem, alur pencatatan ada pelaporan nilai tetapi tidak tepat_waktu. 2 Ada sistem, alur pencatatan dan pelaporan nilai yang tepat waktu. PARAMETER Terdapat sistem informasi pendidikan yang termasuk didalamnya berisii data-base peserta didik (meliputi identitas, hasi! belajar). SKOR INDIKATOR 0 Belum ada sistem informasi pendidikan yang termasuk di dalamnya berisi data-base peserta didik (meliputi identitas, hasil belajar). | 1 Sudah ada sistem informasi pendidikan yang termasuk di dalamnya berisi data-base peserta didik (meliputi identitas, hasil belajar) tetapi tidak lengkap | 2 Terdapat sistem informasi pendidikan yang termasuk didalamnya berisi data-base peserta didik (meliputi identitas, hasil belajar) yang lengkap. PARAMETER Adanya laporan kemajuan pendidikan berkala setiap tahun (jumlah mengenai pelaksana peserta didik, tingkat kelulusan, daftar tunggu ujian) dari didik kepada RS dan Institusi Pendidikan Kedokteran. SKOR 0 INDIKATOR Tidak ada laporan kemajuan pendidikan berkala setiap tahun (jumlah mengenai peserta didik, tingkat kelulusan, daftar tunggu ujian) dari pelaksana didik ditiap Bagian/SMF kepada RS dan Institusi Pendidikan Kedokteran. Tidak selalu ada laporan kemajuan pendidikan berkala setiap tahun (jumlah mengenai peserta didik, tingkat kelulusan, daftar tunggu ujian) dari pelaksana didik ditiap Bagian/SMF kepada RS dan Institusi Pendidikan Kedokteran/Institusi Pendidikan Kedokteran. Selalu ada laporan kemajuan pendidikan berkala setiap tahun (jumlah_mengenai_peserta_didik, tingkat_kelulusan, daftar 61 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA funggu ujian) dari pelaksana didik kepada RS dan Institusi Pendidikan Kedokteran. PARAMETER Bersama seperti bia\ ‘Adanya perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun oleh Sekretariat antara RS dan Institusi Pendidikan yang meliputi biaya pendidikan langsung, seperti biaya sumber daya manusia pendidikan, biaya bahan habis pakai, biaya administrasi dan biaya overhead operasional, a tidak langsung. SKOR INDIKATOR 0 Tidak ada perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun Sekretariat Bersama antara RS dan Institusi Pendidikan Kedokteran meliputi biaya pendidikan langsung maupun biaya tidak langsung. ‘Ada perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun Sekretariat Bersama antara RS dan Institusi Pendidikan Kedokteran meliputi biaya pendidikan langsung dan belum termasuk_biaya tidak langsung. Ada perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun Sekretariat Bersama antara RS dan Institusi Pendidikan Kedokteran meliputi biaya pendidikan langsung, seperti biaya sumber daya manusia pendidikan, biaya bahan habis pakai, biaya administrasi dan biaya overhead operasional dan biaya tidak langsung seperti pemeliharaan sarana. | PARAMETER Terdapat diusulkan disetujui ol Tencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh koordinator pendidikan yang oleh masing-masing kepala bagian/departemen/SMF untuk leh Direktur RS, dan Pimpinan Instusi Pendidikan Kedokteran. SKOR INDIKATOR 0 Tidak terdapat' rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh koordinator pendidikan yang diusulkan oleh masing- masing kepala bagian/departemen/SMF untuk disetujui oleh | Direktur RS, dan Pimpinan Instusi Pendidikan Kedokteran Terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh koordinator pendidikan yang diusulkan oleh masing-masing kepale bagian/departemen/SMF untuk disetujui oleh Direktur Terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh koordinator pendidikan yang diusulkan oleh masing-masing Kepala Bagian/Departemen/SMF untuk disetujui oleh Direktur RS, dan Pimpinan Instusi Pendidikan Kedokteran. Kedokteran pendanaan PARAMETER Terdapat kebijakan bersama antara Direktur RS dan Institusi Pendidikan | atas masukan kepala bagian/departemen/SMF mengenai | pendidikan kedokteran. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA SKOR INDIKATOR. 0 Tidak terdapat kesepakatan bersama antara Direktur RS, dan Institusi Pendidikan Kedokteran atas masukan kedokteran bagian/departemen/SMF —mengenai pendanaan_pendidikan 1 ‘Ada kesepakatan tidak tertulis antara Direktur RS, dan kedokteran, Pimpinan Instusi Pendidikan Kedokteran atas masukan kepala bagian/departemen/SMF mengenai pendanaan_pendidikan 2 Terdapat kebijakan bersama antara Direktur RS, dan Institusi Pendidikan Kedokteran atas — masukan anggaran dan biaya pendidikan kedokteran diRS bagian/departemen/SMF mengenai pendanaan_pendidikan kedokteran yang dituangkan dalam dokumen rencana PARAMETER Terdapat laporan keuangan berkala enam bulanan dan tahunan anggaran biaya yang dibuat oleh Kepala Bagian dan disahkan oleh Direktur RS, dan Pimpinan Instusi Pendidikan Kedokteran SKOR INDIKATOR. 0 Tidak ada laporan keuangan berkala enam bulanan dan disahkan oleh Direktur RS dengan Pimpinan Pendidikan Kedokteran. tahunan anggaran biaya yang dibuat oleh Kepala Bagian serta 41 ‘Ada laporan keuangan berkala tahunan anggaran biaya yang RS dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. dibuat oleh Kepala Bagian tetapi tidak disahkan oleh Direktur 2 ‘Ada laporan keuangan berkala enam bulanan dan tahunan anggaran biaya yang dibuat oleh Kepala Bagian dan di oleh bersama Direktur RS, dengan Pimpinan Pendidikan Kedokteran. PARAMETER Terdapat dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik setiap enam bulan sekali yang dilakukan oleh sekretariat bersama_ berdasarkan indikator tertentu yang ditetapkan badan koordinasi pendidikan. SKOR INDIKATOR, 0 Tidak terdapat dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan Klinik tim tertentu yang ditetapkan badan_koordinasi i pendidikan. yang dilakukan oleh Sekretariat Bersama berdasarkan indikator 41 ‘Ada dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik secara koordinasi pendidikan. temporer yang dilakukan oleh Sekretariat Bersama berdasarkan indikator tim tertentu yang ditetapkan badan 2 ‘Ada dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan Klinik setiap koordinasi pendidikan. enam bulan_ sekali yang dilakukan oleh Sekretariat Bersama berdasarkan indikator tim tertentu yang ditetapkan badan REPUBLIK INDONESIA PARAMETER —_ Terdapat data umpan balik staf pengajar dan peserta, analisis umpan balik, dan tindak lanjut SKOR INDIKATOR 0 Tidak ada data umpan balik staf pengajar dan peserta, analisis umpan balik, dan tindak lanjut 1 ‘Ada data umpan balik sebagian staf pengajar dan peserta, analisis umpan balik, dan tindak lanjut i 2 Ada data umpan balik seluruh staf pengajar dan peserta, | analisis umpan balik, dan tindak lanjut. STANDAR SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK PROGRAM PENDIDIKAN KLINIK PARAMETER Adanya kebijakan mengenai penugasan staf medis dan/atau non medis | yang diprogramkan sebagai tenaga pendidik merupakan kebijakan tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, hak, paruh/purna waktu dari staf | medis dan/atau non medis tersebut. | SKOR INDIKATOR 0 Tidak ada tata cara perekrutan dan kriteria kompetensi yang | ditetapkan bersama oleh Direktur RS dan Pimpinan Institusi | Pendidikan Kedokteran bagi Staf Medik Fungsional yang akan | diangkat sebagai Tenaga Pendidik/Supervisor Klinik dalam | kependidikan, keilmuan dan keprofesian 1 ‘Ada tata cara perekrutan tetapi belum ada kriteria kompetensi yang ditetapkan bersama oleh Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran bagi Staf Medik Fungsional yang akan diangkat sebagai Tenaga Pendidik/Supervisor Klinik dalam kependidikan, keilmuan dan keprofesian 2 Ada tata cara perekrutan dan kriteria kompetensi yang ditetapkan bersama oleh Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran bagi Staf Medik Fungsional yang akan diangkat sebagai Tenaga Pendidik/Supervisor Klinik dalam kependidikan, keilmuan dan keprofesian PARAMETER Terdapat Surat Keputusan pengangkatan sebagai dosen_Institusi Pendidikan Kedokteran berikut jabatan akademiknya dari Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran untuk Staf Medik yang melakukan fungsi Pendidikan Kedokteran. SKOR INDIKATOR | 0 Tidak ada satupun Staf Medik yang memiliki SK pengangkatan sebagai dosen Institusi Pendidikan Kedokteran berikut jabatan akademiknya dari Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran untuk Staf Medik yang melakukan ~ fungsi Pendidikan Kedokteran. 64 ENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA ‘Ada sebagian Staf Medik yang memiliki SK pengangkatan sebagai dosen Institusi Pendidikan Kedokteran berikut jabatan akademiknya dari Pimpinan Instusi Pendidikan Kedokteran/Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran untuk Staf Medik yang melakukan fungsi Pendidikan Kedokteran Seluruh Staf Medik telah memiliki SK pengangkatan sebagai dosen Institusi Pendidikan Kedokteran berikut jabatan akademiknya dari Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran untuk Staf Medik yang melakukan fungsi Pendidikan Kedokteran PARAMETER RS untuk Terdapat SK Pengangkatan/Penugasan Direktur RS sebagai Staf Medik Fungsional yang melaksanakan tugas Kependidikan Profesi Kedokteran di semua Staf Medik Fungsional yang terlibat dalam Pendidikan Kedokteran di RS tercakup di dalamnya kebijakan tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, hak dan kewajiban paruh/purna waktu. SKOR INDIKATOR 0 Tidak ada SK Pengangkatan/Penugasan dari Direktur RS sebagai Staf Medik Fungsional yang melaksanakan tugas Kependidikan Profesi Kedokteran di RS untuk semua Staf Medik Fungsional yang terlibat dalam pendidikan di RS tercakup di dalamnya kebijakan tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, dan hak dan kewajiban paruh/purna waktu. ‘Ada SK Pengangkatan/Penugasan Direktur RS sebagai Staf Medik Fungsional yang melaksanakan tugas Kependidikan Profesi Kedokteran di RS untuk semua Staf Medik Fungsional, tetapi belum tercakup secara jelas di dalamnya kebijakan tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, hak dan kewajiban paruh/purna waktu. ‘Ada SK Pengangkatan/Penugasan Direktur RS sebagai Staf Medik Fungsional yang melaksanakan tugas Kependidikan Profesi Kedokteran di RS untuk semua Staf Medik Fungsional yang terlibat dalam pendidikan di RS dan sudah tercakup secara jelas di dalamnya kebijakan tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, hak dan kewajiban paruh/purna waktu. | supervisor PARAMETER Terdapat staf medis fungsional yang ditetapkan Direktur RS sebagai klinik dan pembimbing bagi peserta didik disertai kejelasan tugas, tanggung jawab dan kewenangannya ["SKOR INDIKATOR 0 r Tidak Ada Staf Medis Fungsional yang ditetapkan Direktur RS sebagai Supervisor Klinik dan pembimbing bagi peserta d Ada Staf Medis Fungsional yang ditetapkan Direktur RS sebagai Supervisor Klinik dan pembimbing bagi peserta_didik akan tetapi belum disertai kejelasan tugas, tanggung jawab dan kewenangannya secara tertulis 65 MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Ada Staf Medis Fungsional yang ditetapkan Direktur RS 2 RS | sebagai Supervisor Klinik dan pembimbing bagi peserta didik dan telah disertai kejelasan tugas, tanggung jawab dan kewenangannya secara tertulis -PARAMETER ___ Terdapat Tim Penilai/Supervisor kinerja tenaga pendidik dari Institusi Pendidikan Kedokteran/Institusi Pendidikan Kedokteran yang berperan menilai kinerja tenaga pendidik pada pembelajaran klinik dengan kriteria serta dilakukan secara berkala minimal satu tahun sekali. | yang jelas SKOR INDIKATOR, 0 Tidak ada Penilai/Supervisor kinerja tenaga pendidik dari Institusi Pendidikan Kedokteran. 1 ‘Ada Tim Penilai/Supervisor Kinerja tenaga pendidik dari Institusi Pendidikan Kedokteran namun belum ada kriteria penilaian yang jelas. 2 Ada Tim Penilai/Supervisor kinerja tenaga pendidik dari Institusi | Pendidikan Kedokteran dengan kriteria yang jelas serta dilakukan secara berkala minimal satu tahun sekali. PARAMETER | Terdapat presensi/kehadiran dalam pembelajaran yang dilakukan oleh | tenaga pendidik. | SKOR INDIKATOR | 0 Tidak ada presensi/kehadiran dalam pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik. 1 Ada presensi/kehadiran (tetapi tidak lengkap) dalam embelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik 2 ‘Ada presensi/kehadiran secara lengkap dalam pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik PARAMETER koordinasi Terdapat data dasar pengembangan diri tenaga pendidikan di bawah Kedokteran/Sekretariat Bersama Pendidikan. sekretaris bagian dan Badan Koordinasi Pendidikan SKOR INDIKATOR 0 Tidak ada data dasar pengembangan diri tenaga pendidikan di bawah koordinasi sekretaris bagian RS maupun di bawah Badan Koordinasi Pendidikan Kedokteran / Sekretariat Bersama Pendidikan Ada data dasar pengembangan diri tenaga pendidikan di bawah koordinasi Sekretaris Bagian di RS Ada data dasar pengembangan diri tenaga pendidikan di bawah koordinasi Sekretaris Bagian di RS dan di bawah Badan Koordinasi Pendidikan Kedokteran / Sekretariat Bersama | Pendidikan | MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STANDAR PENUNJANG PENDIDIKAN PARAMETER Terdapat dokumen yang mencantumkan kesepakatan mengenai penyediaan fasilitas fisik untuk pendidikan klinik antara Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran serta realisasinya. SKOR INDIKATOR. 0 Tidak ada dokumen yang mencantumkan kesepakatan mengenai penyediaan fasilitas fisik untuk pendidikan Klinik antara Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran serta realisasinya 1 ‘Ada dokumen yang mencantumkan kesepakatan mengenai penyediaan fasilitas fisik untuk pendidikan klinik antara Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran serta tealisasinya 2 ‘Ada dokumen yang mericantumkan kesepakatan mengenai penyediaan fasilitas fisik untuk pendidikan Klinik antara Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran serta realisasinya PARAMETER a Sarana, prasarana yang dapat menunjang penyelenggaraan pendidikan, antara lain: ruangan pembelajaran, ruang diskusi, perpustakaan, sistem informasi RS, teknologi informasi, sistem dokumentasi, skill lab, peralatan phantom dan audiovisual. SKOR INDIKATOR 0 Tidak ada sarana, prasarana yang dapat menunjang penyelenggaraan pendidikan, antara_ lain: ~—_ ruangan pembelajaran, ruang diskusi, perpustakaan, sistem informasi RS, teknologi informasi, sistem dokumentasi, skill lab, peralatan phantom dan audiovisual. 4 ‘Sebagian ada sarana dan prasarana yang dapat menunjang penyelenggaraan pendidikan antara lain: = ruangan pembelajaran, ruang diskusi, perpustakaan, sistem informasi RS, teknologi informasi, sistem dokumentasi, skill lab, peralatan phantom dan audiovisual tetapi tidak lengkap__ 2 Ada sarana dan prasarana yang dapat menunjang penyelenggaraan pendidikan secara lengkap antara lain: ruangan pembelajarar, ruang diskusi, perpustakaan, sistem informasi RS, teknologi informasi, sistem dokumentasi, skill lab, peralatan phantom dan audiovisual. PARAMETER Tersedia fasilitas ruang jaga yang memenuhi syarat keamanan dan kenyaman bagi peserta didik yang memenuhi standar sarana bangunan, | prasarana penunjang danfasilitas pendukung. SKOR INDIKATOR 0 Tidak tersedia fasilitas ruang jaga yang memenuhi_syarat keamanan dan kenyamanan bagi peserta didik serta memenuhi 67 (MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA standar sarana bangunan, prasarana penunjang serta fasilitas pendukung._ 1 Tersedia fasilitas ruang jaga tetapi tidak memenuhi syarat keamanan dan kenyamanan bagi peserta didik serta memenuhi standar sarana bangunan, prasarana penunjang _fasilitas pendukung. | 2 Telah tersedia fasilitas ruang jaga yang memenuhi syarat keamanan dan kenyamanan bagi peserta didik serta memenuhi | standar sarana bangunan, prasarana penunjang serta fasilitas | pendukung. | PARAMETER “| Terdapat variasi dan jumlah kasus yang cukup yang sesuai dengan materi pembelajaran peserta didik. SKOR INDIKATOR 0 Tidak tersedia variasi dan jumlah kasus yang cukup yang sesuai dengan materi pembelajaran peserta didik. 1 Tersedia variasi dan kasus dalam jumlah terbatas dan kurang mencukupi materi pembelajaran peserta didik 2 Tersedia variasi dan jumlah kasus yang cukup memadai yang | sesuai dengan materi pembelajaran peserta didik. | PARAMETER Terdapat sarana_penelitian dan pengembangan di bidang kedokteran. SKOR INDIKATOR | 0 Tidak tersedia sarana penelitian dan pengembangan di bidang kedokteran. 4 Tersedia sarana penelitian dan pengembangan di bidang kedokteran di bagian-bagian tertentu. 2 ‘Ada sarana penelitian dan pengembangan di bidang kedokteran di seluruh bagian dan/atau Lembaga Penelitian Terpadu. STANDAR PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KLINIK YANG BERKUALITAS PARAMETER | RS harus mempunyai perencanaan yang disusun oleh masing-masing bagian/SMF/Dep terkait melalui proses aktivitas staf medis dalam penyusunan rancangan tersebut dan terdapat notulensi pertemuan rutin, dan catatan kehadiran dalam_proses pendidikan (log book). SKOR INDIKATOR. | 0 RS tidak mempunyai perencanaan yang disusun oleh masing- masing bagian/SMF/Dep terkait melalui proses aktivitas staf medis dalam penyusunan rancangan tersebut dan terdapat notulensi Pertemuan rutin, dan catatan kehadiran dalam | proses pendidikan (log book). 1 RS mempunyai perencanaan tetapi dalam penyusunannya tidak melibatkan masing-masing bagian/SMF/Dep _ terkait dan/atau_perencanaan tidak disusun melalui_proses aktivitas | 68 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA. staf medis, tidak ada notulensi pertemuan rutin, dan tidak ada catatan kehadiran dalam _proses pendidikan (log book). RS telah mempunyai perencanaan yang disusun oleh masing- masing bagian/SMF/Dep terkait melalui aktivitas staf medis dalam penyusunan rancangan tersebut, dan terdapat notulensi pertemuan rutin, dan catatan kehadiran dalam proses pendidikan (log book). PARAMETER Terdapat oleh kepal Pimpinan Kedokteran. buku panduan program pendidikan kedokteran yang disusun la bagian/Departemen/SMF yang disetujui oleh Direktur RS dan Instusi Pendidikan Kedokteran/Pimpinan Institusi Pendidikan SKOR INDIKATOR 0 Tidak terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang disusun oleh kepala bagian/Dep/SMF yang disetujui oleh Direktur RS dan Pimpinan Instusi Pendidikan Kedokteran/ Pimpinan/Institusi Pendidikan Kedokteran. Terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang disusun oleh masing-masing kepala bagian/Dep/SMF tetapi belum mendapat persetujuan Direktur RS dan Pimpinan Instusi Pendidikan Kedokteran/Pimpinan _Institusi © Pendidikan Kedokteran terkait. Terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang disusun/dibuat oleh kepala bagian/Dep/SMF bersama-sama dengan Institusi Pendidikan Kedokteran/Institusi Pendidikan Kedokteran terkait yang telah disetujui oleh Direktur RS dan Pimpinan Instusi Pendidikan Kedokteran/ Pimpinan/Institusi Pendidikan Kedokteran. Seluruh Bagian/Dep/SMF di RS yang terkait dalam program pendidikan terlibat aktis umpan_ bal menggunaan log book untuk memantau pertemuan tenaga pendidik | dengan peserta didik, serta data wawancara staf. SKOR PARAMETER if dalam proses pelaksanaan pendidikan, dilihat dengan adanya lik dari peserta didik mengenai tenaga pendidik, dengan INDIKATOR 0 Tidak seluruh Bagian/Dep/SMF di RS yang terkait dalam program pendidikan terlibat aktif dalam proses pelaksanaan pendidikan. Seluruh Bagian/Dep/SMF di RS yang terkait dalam program pendidikan terlibat aktif dalam proses pelaksanaan pendidikan, tetapi tidak ada umpan balik dari peserta didik mengenai tenaga pendidik dengan menggunakan log book untuk memantau pertemuan tenaga pendidik dengan peserta didik. Seluruh Bagian/Dep/SMF di RS yang terkait dalam program pendidikan terlibat aktif dalam proses pelaksanaan pendidikan, dilihat dengan adanya umpan balik dari peserta didik mengenai tenaga pendidik, dengan menggunaan log book untuk memantau pertemuan tenaga pendidik dengan peserta didik, serta data wawancara staf. 69 ENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PARAMETER RS mempunyai program pendidikan klinik yang terstruktur yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan Kedokteran dan mengacu pada Standar Pendidikan Profesi Dokter/Dokter Gigi/Dokter Spesialis dan Standar Kompetensi Dokter Gigi/Dokter Spesialis Dokter dengan tujuan pendidikan | jelas/konkrit, batas kompetensi tegas dan tertuang dalam buku panduan. SKOR INDIKATOR 0 RS belum mempunyai program pendidikan klinik yang terstruktur yang ditetapkan bersama_ Institusi Pendidikan Kedokteran dan mengacu pada Standar Pendidikan Profesi Dokter/Dokter Spesialis dan Standar Kompetensi Dokter/Dokter Spesialis dengan tujuan pendidikan jelas/konkrit, batas kompetensi tegas dan tertuang dalam buku panduan RS telah mempunyai program pendidikan klinik yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan Kedokteran dan mengacu pada Standar Pendidikan Profesi Dokter/Dokter Spesialis dan Standar Kompetensi Dokter/Dokter Spesialis tetapi belum terstruktur dan belum terlihat adanya tujuan pendidikan jelas/konkrit, batas kompetensi tegas dan tertuang dalam buku panduan. RS felah memberikan/mempunyai program pendidikan klinik yang terstruktur yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan Kedokteran dan mengacu pada Standar Pendidikan Profesi Dokter/Dokter Spesialis dan Standar Kompetensi Dokter/Dokter Spesialis dengan tujuan pendidikan jelas/konkrit, batas kompetensi tegas dan tertuang dalam buku panduan. PARAMETER SKOR RS memberlakukan tata tertib peserta didik yang bertujuan untuk mencapai | tujuan pembelajaran. INDIKATOR 0 RS tidak/belum memberlakukan tata tertib peserta didik yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran. 7 RS memberlakukan tata tertib peserta didik yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran tetapi belum disosialisasikan dan dipatuhi oleh peserta didik 2 RS memberlakukan tata tertib peserta didik yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran, telah diketahui oleh setiap peserta didik dan dipatuhi peserta didik PARAMETER RS dalam pendidikan dan pelayanannya menggunakan prinsip pengetahuan kedokteran berbasis bukti (evidence based medicine). SKOR INDIKATOR 0 RS dalam pendidikan dan pelayanannya tidak menggunakan prinsip pengetahuan kedokteran berbasis bukti (evidence based medicine). 70 MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA RS dalam pendidikan dan pélayanannya belum secara menyeluruh menggunakan prinsip pengetahuan kedokteran berbasis bukti (evidence based medicine). RS dalam pendidikan dan pelayanannya telah secara menyeluruh menggunakan prinsip pengetahuan kedokteran berbasis bukti (evidence based medicine). ditetapkan PARAMETER Terdapat kegiatan pertemuan ilmiah secara rutin satu minggusekali yang oleh bagian/departemen/SMF. SKOR INDIKATOR 0 Tidak ada kegiatan pertemuan ilmiah secara rutin yang ditetapkan oleh bagian/departemen/SMF. 1 Ada kegiatan pertemuan ilmiah ditetapkan oleh bagian/departemen/SMF tetapi waktunya tidak menentu atau kurang dari 4 kali dalam 1 bulan 2 ‘Ada kegiatan pertemuan ilmiah secara rutin minimal satu minggu sekali yang ditetapkan oleh bagian/departemen/SMF. PARAMETER | Program pendidikan klinik dan pedomannya diketahui dan dipahami dengan baik pada tingkat pengelola dan pelaksana. SKOR INDIKATOR 0 Tidak ada pengarsipan, penggandaan, dan pendistribusian buku panduan penyelenggaraan pendidikan kedokteran secara merata oleh staf administrasi pendidikan. Ada pengarsipan, penggandaan, dan pendistribusian buku panduan penyelenggaraan pendidikan kedokteran oleh staf administrasi pendidikan, tetapi belum semua staf pendidik memiliki buku panduan program pendidikan kedokteran ‘Ada kegiatan pengarsipan, penggandaan, dan pendistribusian buku panduan penyelenggaraan pendidikan kedokteran secara merata oleh staf administrasi pendidikan dan seluruh tenaga pendidik serta menggunakan log book untuk memantau kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan panduan PARAMETER |Jaminan mutu pelayanan RS termasuk didalamnya keselamatan pasien harus didul kung sepenuhnya oleh Institusi Pendidikan, para pendidik dan | para peserta didik, yang dinyatakan dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi sistem supervisi peserta didik. SKOR INDIKATOR 0 Tidak ada program jaminan mutu pelayanan RS termasuk didalamnya keselamatan pasien | 4 ‘Ada program jaminan mutu pelayanan RS termasuk didalamnya keselamatan pasien tetapi pelaksanaannya belum didukung oleh Institusi Pendidikan, para pendidik dan para peserta didik, yang dinyatakan dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi sistem supervisi peserta didik 71 MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Ada program jaminan mutu pelayanan RS termasuk didalamnya keselamatan pasien dan pelaksanaannya didukung sepenuhnya oleh Institusi Pendidikan, para pendidik dan para peserta didik, yang dinyatakan dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi sistem supervisi peserta didik. PARAMETER Kegiatan p antara clinical reasoning dan pelatihan keterampilan berbasis_bukti (evidence masing-masing bagian/ Departemen/SMF. endidikan klinik yang dirancang memberikan proporsi seimbang based medicine) yang disusun oleh koordinator pendidikan SKOR INDIKATOR 0 Tidak ada rancangan secara khusus proporsi clinical reasoning dan skill training bagi peserta didik yang disusun oleh koordinator pendidikan masing-masing Bagian/ Departemen/ SMF. | Ada rancangan secara khusus proporsi clinical reasoning dan skil training berbasis bukti bagi peserta didik yang disusun oleh koordinator pendidikan tetapi belum dilaksanakan diseluruh Bagian/ Departemen/ SMF. Ada kegiatan pendidikan klinik yang secara khusus dirancang yang memberikan proporsi seimbang antara clinical reasoning dan skill training yang berbasis bukti (evidence based medicine) disusun oleh koordinator pendidikan dan telah dilaksanakan di | seluruh Bagian/Departemen/SMF. | PARAMETER Terdapat bi yang tercantum dalam buku panduan peserta didik yang disusun oleh bagian/Ket atasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur peserta didik SKOR tua Program Studi. INDIKATOR 0 Tidak ada batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur peserta didik yang tercantum dalam buku panduan peserta didik yang disusun oleh bagian/Ketua Program Studi Ada batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur peserta didik yang tetapi belum secara jelas tercantum dalam buku panduan peserta didik yang disusun oleh bagian/Ketua Program Studi. Ada batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur peserta didik yang tercantum secara jelas dalam buku panduan peserta didik yang disusun oleh Bagian/Ketua Program Studi. PARAMETER Terdapat kebijakan bersama antara RS Pendidikan dan institusi pendidikan kedokteran dalam bidang penelitian kedokteran. SKOR INDIKATOR 0 Tidak ada kebijakan bersama antara RS Pendidikan dan institusi pendidikan kedokteran dalam bidang penelitian kedokteran. 72 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Ada kebijakan bersama antara RS Pendidikan dan institusi pendidikan kedokteran dalam bidang penelitian kedokteran tetapi belum dituangkan dalam dokumen Perjanjian Kerjasama Penelitian antara RS dan Institusi © Pendidikan Kedokteran/Institusi Pendidikan Kedokteran. Ada kebijakan bersama antara RS Pendidikan dan institusi pendidikan kedokteran dalam bidang penelitian kedokteran yang telah dituangkan dalam Perjanjian Kerjasama Penelitian antara RS dan Institusi Pendidikan Kedokteran/Institusi Pendidikan Kedokteran. PARAMETER Terdapat ketentuan/acuan — serta fasilitas mengenai kegiatan penelitian yang dilakukan oleh Staf Medik Fungsional yang melibatkan peserta didik sebagai bagian dari pembelajaran peserta didik. SKOR INDIKATOR 0 Tidak ada pedoman mengenai kegiatan penelitian yang dilakukan oleh Staf Medik Fungsional yang melibatkan peserta didik sebagai bagian dari pembelajaran peserta didik serta tidak ada_fasilitas pendukung untuk penelitian. Ada pedoman mengenai kegiatan penelitian yang dilakukan oleh Staf Medik Fungsional yang melibatkan peserta didik sebagai bagian dari pembelajaran peserta didik tetapi tidak disertai fasilitas pendukung yang memadai untuk penelitian. Ada pedoman mengenai kegiatan penelitian yang dilakukan oleh Staf Medik Fungsional yang melibatkan peserta didik sebagai bagian dari pembelajaran peserta didik dan disertai fasilitas pendukung yang memadai untuk penelitian seperti Internet, langganan jurnal, text-book, dokumen penelitian yang telah dilakukan, arsip rekam medis yang sistematis dan data dasar pasien rawat inap/rawat jalan. PARAMETER Terdapat kegiatan evaluasi program pendidikan Klinik secara berkala secara tersendir, maupun bersama Badan Koordinasi Pendidikan sekurang- kurangnya satu kali dalam satu tahun. __SKOR INDIKATOR 0 Tidak ada kegiatan evaluasi program pendidikan Klinik secara berkala, secara tersendiri maupun oleh Badan Koordinasi Pendidikan. Ada kegiatan evaluasi program pendidikan klinik secara berkala dan secara tersendiri oleh Bagian/Departemen/SMF tetapi tidak melibatkan Badan Koordinasi Pendidikan Ada kegiatan evaluasi program pendidikan klinik secara berkala melalui mekanisme umpan balik dengan menggunakan kuesioner bagi peserta didik diakhir pendidikan disetiap bagian, secara tersendiri memalui rapat evaluasi Badan Koordinasi Pendidikan dan Supervisi Pendidikan Klinik setiap modul di tiap-tiap bagian oleh Badan Koordinasi Pendidikkan sekurang- kurangnya satu kali dalam satu tahun. 73 MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA C. RUMAH SAKIT PENDIDIKAN SATELIT STANDAR VISI, MISI, KOMITMEN DAN PERSYARATAN PARAMETER RS telah terakreditasi minimal 5 pelayanan SKOR INDIKATOR 0 RS belum terakreditasi 5 pelayanan. RS sudah terakreditasi 5 pelayanan tetapi Sertifikat Akreditasi sudah habis masa berlakunya RS kelas A sudah terakreditasi 5 pelayanan dan Sertifikat 2 Akreditasi masih berlaku PARAMETER Terdapat visi, misi, dan tujuan RS secara tertulis yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran. SKOR INDIKATOR 0 Visi, misi, dan tujuan RS secara tertulis tidak menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran 4 Visi, misi, dan tujuan RS secara tertulis kurang menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran. 2 Visi, misi, dan tujuan RS secara tertulis menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran PARAMETER Terdapat dokumen Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran, meliputi aspek medikolegal, sumber daya manusia, pembiayaan, sarana prasarana, dan manajemen_pendidikan. SKOR INDIKATOR | 0 Tidak ada dokumen Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran, meliputi aspek medikolegal, sumber daya manusia, pembiayaan, sarana prasarana, dan pembiayaan | 1 Ada dokumen Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran Institusi Pendidikan Kedokteran, tetapi belum secara utuh mencakup aspek medikolegal, sumber daya manusia, pembiayaan, sarana prasarana, dan pembiayaan. 2 Ada dokumen Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran, yang secara utuh mencakup aspek medikolegal, sumber daya manusia, pembiayaan, sarana prasarana, dan pembiayaan Kesepakatan bersama tersebut harus bersifat saling mengikat seluruh proses pendidikan kedokteran di RS tersebut. PARAMETER SKOR INDIKATOR 0 Kesepakatan Perjanjian Kerjasama antara Direktur Rumah | Sakit dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran_ yang | 74 MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA ada tidak mengikat seluruh proses pendidikan kedokteran di RS tersebut. Kesepakatan Perjanjian Kerjasama antara Direktur Rumah Sakit dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran hanya mengikat sebagian proses pendidikan kedokteran di RS tersebut Kesepakatan Perjanjian Kerjasama antara Direktur Rumah Sakit dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran mengikat seluruh proses pendidikan kedokteran di RS tersebut PARAMETER (Penyakit RS Pendidikan Utama minimal mempunyai 4 pelayanan spesialis dasar Dalam, Anak, Bedah, Kebidanan dan Kandungan) dan 3 pelayanan spesialistik lainnya. SKOR INDIKATOR 0 RS mempunyai 4 pelayanan spesialis dasar (Penyakit Dalam, Anak, Bedah, Kebidanan dan Kandungan) dan 3 pelayanan spesialistik lainnya (Radiologi, Anestesi, Patologi Klinik, ). RS mempunyai 4 pelayanan spesialis dasar (Penyakit Dalam, Anak, Bedah, Kebidanan dan Kandungan) dan 3 pelayanan spesialistik lainnya (Radiologi, Anestesi, dan Patologi Klinik,) yang sebagian atau seluruhnya baru dilaksanakan oleh dokter spesialis yang paruh waktu RS mempunyai 4 pelayanan spesialis dasar (Penyakit Dalam, Anak, Bedah, Kebidanan dan Kandungan) dan 3 pelayanan spesialistik lainnya (Radiologi, Anestesi, dan Patologi Klinik) yang dilaksanakan oleh dokter spesialis purna waktu. RS telah Menteri Ke: | SKOR 0 PARAMETER menjalankan fungsi pendidikan telah memiliki SK penetapan sehatan sebagai RS Pendidikan. INDIKATOR RS telah menjalankan fungsi pendidikan tetapi belum mempunyai Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang Penetapan sebagai RS Pendidikan Kedokteran RS telah menjalankan fungsi pendidikan tetapi sudah mempunyai Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang Penetapan sebagai RS Pendidikan Kedokteran akan tetapi sudah habis masa berlakunya RS telah menjalankan fungsi pendidikan tetapi sudah mempunyai Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang Penetapan sebagai RS Pendidikan Kedokteran yang masih berlaku PARAMETER RS memiliki perjajian kerjasama dengan RS Pendidikan Utama. SKOR INDIKATOR 0 RS belum memiliki perjanjian kerjasama dengan RS Pendidikan Utama. 75 MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA RS memiliki perjanjian kerjasama dengan RS Pendidikan Utama namun sudah masa berlaku. RS memiliki perjanjian kerjasama dengan RS Pendidikan Utama dan masih berlaku. STANDAR MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI Ada Badan Koordinasi Pendidikan Kedokteran beranggotakan unsur RS | dan unsur Institusi Pendidikan Kedokteran. Badan ini akan diwakili oleh suatu Sekretariat Bersama yang berkedudukan di RS. PARAMETER. SKOR INDIKATOR 0 Belum ada Badan Koordinasi Pendidikan beranggotakan unsur_RS dan unsur Institusi Pendidikan Kedokteran. 1 Ada Badan Koordinasi Pendidikan beranggotakan unsur RS dan unsur Institusi Pendidikan Kedokteran akan tetapi belum ada Sekretariat Bersama yang berkedudukan di RS Ada Badan Koordinasi Pendidikan beranggotakan unsur RS dan unsur Institusi Pendidikan Kedokteran dan telah ada Sekretariat Bersama yang berkedudukan di RS. PARAMETER Ada uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang dan masa tugas ditetapkan melalui keputusan bersama antara Direktur RS, Direktur RS Pendidikan Utama dan Pimpinan Instusi Pendidikan Kedokteran. SKOR INDIKATOR 0 Belum uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang dan masa tugas ditetapkan melalui keputusan bersama antara | Direktur RS, Direktur RS Pendidikan Utama dan Pimpinan Instusi Pendidikan Kedokteran. 1 Ada sebagian uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang dan masa tugas ditetapkan melalui keputusan bersama antara Direktur RS, Direktur RS Pendidikan Utama dan Pimpinan Instusi Pendidikan Kedokteran. 2 Ada secara lengkap uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang dan masa tugas ditetapkan melalui keputusan bersama antara Direktur RS, Direktur RS Pendidikan Utama dan Pimpinan Instusi Pendidikan Kedokteran. PARAMETER Adanya kebijakan penerimaan peserta didik yang tercantum dalam | Kerjasama antara Institusi Pendidikan Kedokteran dengan RS INDIKATOR Perjanjian Pendidikan yang bersangkutan. SKOR 0 Belum ada kebijakan penerimaan peserta didik yang tercantum dalam Perjanjian Kerjasama antara Institusi Pendidikan Kedokteran dengan RS yang bersangkutan Ada kebijakan tidak tertulis yang telah dilaksanakan tentang penerimaan peserta didik sebagaimana yang tercantum dalam Perjanjian Kerjasama antara Institusi Pendidikan Kedokteran dengan RS. 76 a MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Ada kebijakan tertulis yang telah dilaksanakan tentang penerimaan peserta didik yang tercantum sebagaimana tercantum dalam Perjanjian Kerjasama antara__Institusi Pendidikan Kedokteran dengan RS yang bersangkutan PARAMETER Adanya kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan pada rasio dengan peserta didik maksimal 1 : 5 yang ditetapkan bersama ntara_Direktur RS dengan Pimpinan Instusi Pendidikan. INDIKATOR Belum ada kebijakan mengenai daya tampung _ peserta didasarkan pada rasio pendidik dengan peserta didik maksimal 1: 5 yang ditetapkan bersama antara Direktur RS dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran ‘Ada kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan pada rasio pendidik dengan peserta didik yang melebihi 1: 5 yang ditetapkan bersama antara Direktur RS dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran ‘Ada kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan pada rasio pendidik dengan peserta didik yang tidak melebihi 41: 5 sebagaimana ditetapkan bersama antara Direktur RS dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran PARAMETER Adanya peraturan bersama antara Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang sistem penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pelayanan beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk reward and punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf nonmedis dan peserta didik) INDIKATOR Belum ada ketentuan yang disepakati bersama antara Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang sistem penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pelayanan beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk reward and punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf nonmedis dan peserta didik) Ada ketentuan tidak tertulis yang disepakati bersama antara Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang sistem penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pelayanan beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk reward and punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf nonmedis dan peserta didik) ‘Ada ketentuan tertulis yang disepakati bersama antara Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang sistem penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pelayanan beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk reward and punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf nonmedis dan peserta didik) PARAMETER Adanya kebijakan RS yang mengatur batasan kewenangan prosedur medis_yang dapat dilakukan oleh peserta didik. 7 MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA SKOR INDIKATOR. Belum ada kebijakan RS yang mengatur batasan kewenangan prosedur medis_yang dapat dilakukan oleh peserta didik Adanya kebijakan tidak tertulis RS yang mengatur batasan kewenangan prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta didik. Adanya kebijakan tertulis RS yang mengatur batasan kewenangan prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta didik. PARAMETER Terdapat kebijakan, peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis yang disepakati oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan. SKOR INDIKATOR 0 Belum ada kebijakan tertulis Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis yang dilaksanakan oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan. ‘Sudah ada kebijakan tertulis Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis tetapi belum dilaksanakan oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan. Sudah ada kebijakan tertulis Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis, telah disepakati, dan dilaksanakan oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan. PARAMETER Kebijakan berupa pedoman dan prosedur tertulis telah disosialisasikan dengan baik kepada pelaksana yang terkait dengan pendidikan klinik, dan menjadi a icuan pokok bagi semua staf medis dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian SKOR INDIKATOR 0 Belum ada sosialisasi kebijakan berupa pedoman dan prosedur tertulis kepada seluruh pelaksana yang terkait dengan pendidikan klinik, yang merupakan acuan pokok bagi semua staf medis dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian. - Sudah ada sosialisasi kebijakan berupa pedoman dan prosedur tertulis kepada pelaksana yang terkait dengan pendidikan klinik, yang merupakan acuan pokok bagi semua staf medis dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan enelitian, tetapi belum semua pihak memahaminya. Sudah ada sosialisasi kebijakan berupa pedoman dan prosedur tertulis kepada pelaksana yang terkait dengan pendidikan | Klinik, yang merupakan acuan pokok bagi semua staf medis | dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian serta telah dipahami dan dilaksanakan oleh semua pihak yang terkait. 78 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PARAMETER Adanya jadwal pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal masuk, nama bagian/departemen/SMF yang dituju dan jumlah peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh Institusi Pendidikan kepada RS sebelum mahasiswa_masuk ke RS. SKOR INDIKATOR 0 Tidak ada jadwal pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal masuk, nama bagian/departemen/SMF yang dituju dan jumlah peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh Institusi Pendidikan Kedokteran kepada RS sebelum mahasiswa_masuk ke RS. Tidak selalu ada jadwal pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal masuk, nama bagian/departemen/SMF yang dituju dan jumlah peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh Institusi Pendidikan Kedokteran kepada RS sebelum mahasiswa_masuk ke RS. Selalu ada jadwal pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal masuk, nama bagian/departemen/SMF yang dituju dan jumlah peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh Institusi Pendidikan Kedokteran kepada RS sebelum mahasiswa_masuk ke RS. PARAMETER Adanya jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di tiap bagian/departemen/SMF (nama, kegiatan, waktu, penanggung jawab ruangan) dan dilaksanakan sesuai jadual. pI SKOR INDIKATOR 0 Tidak ada jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di tiap bagian/departemen/SMF (nama, kegiatan, waktu, penanggung jawab ruangan) dan dilaksanakan sesuai jadual. 1 ‘Tidak selalu ada jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di tiap bagian/departemen/SMF (nama, kegiatan, waktu, penanggung jawab ruangan) tetapi tidak dilaksanakan sesuai jadual. 2 Selalu ada jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di tiap bagian/departemen/SMF (nama, kegiatan, waktu, penanggung jawab ruangan) dan dilaksanakan sesuai [jadual. ‘Adanya staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan proses pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan, nilai, pengaturan jadual dan administrasi). PARAMETER SKOR INDIKATOR 0 Tidak ada staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan proses pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan, nilai, pengaturan jadual dan administrasi). Tidak selalu ada staf sekretariat Khusus (staf non edukatif) ang bertanggung_jawab penuh untuk. menangani kelengkapan 79

Você também pode gostar