Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Kebudayaan berasal dari kata "budi" dan "daya", kemudian digabungkan menjadi
"budidaya" yang artinya upaya untuk menghasilkan dan mengembangkan sesuatu agar
menjadi lebih baik dan memberi manfaat bagi kehidupan. Lalu diberi imbuhan "ke" dan "an"
menjadi kebudidayaan atau disingkat menjadi kebudayaan.1[7] Jadi, kebudayaan adalah
upaya yang dilakukan umat manusia untuk menghasilkan dan mengembangkan sesuatu, baik
yang sudah ada maupun yang belum ada agar memberikan manfaat bagi kehidupan manusia.
Menurut Herkovits, kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hidup yang diciptakan
oleh manusia. Sebagian para ahli mengartikan kebudayaan kemungkinan besar sangat
dipengaruhi oleh pandangan evolusionisme, yaitu suatu teori yang mengatakan bahwa
kebudayaan itu akan berkembang dari tahapan yang sederhana menuju tahapan yang lebih
kompleks2[8] Dengan demikian kebudayaan berkaitan dengan aspek kehidupan manusia yang
menyeluruh baik material maupun non material.
Sebagian para ahli mengartikan kebudayaan kemungkinan besar sangat dipengaruhi
oleh pandangan evolusionisme, yaitu suatu teori yang mengatakan bahwa kebudayaan itu
akan berkembang dari tahapan yang sederhana menuju tahapan yang lebih kompleks3[9]
Dengan demikian kebudayaan berkaitan dengan aspek kehidupan manusia yang menyeluruh
baik material maupun non material.
A. Konsep Kebudayaan dalam Islam
J. Verkuyl mengatakan bahwa kebudayan berasal dari bahasa Sanksekerta, yakni budaya,
bentuk jamak dari budi yang berarti roh atau akal. Kata kebudayaan berarti segala sesuatu
yang diciptakan oleh manusia.
Dengan kata lain bisa dikatakan bahwa kebudayaan melekat dengan diri manusia, artinya
akan kebudayaan. Kebudayaan itu lahir bersama dengan kelahiran manusia itu sendiri. (Tim
Depag RI, 2004: 165).
Secara umum kebudayaan dapat dipahami sebagai hasil olah akal, berupa:
1. Cipta : kerinduan manusia untuk mengetahui rahasia hal yang ada dalam
pengalamannya secara lahir dan batin. Hasil cipta berupa berbagai ilmu pengetahuan.
2. Karsa : kerinduan manusia untuk menyadari tentang asal-usul manusia sebelum lahir
dan ke mana manusia sesudah mati. Hasilnya berupa norma-norma dan kepercayaan.
Kemudian timbul bermacam-macam agama karena kesimpulan manusia juga
bemacam-macam.
3. Rasa : kerinduan manusia akan keindahan sehingga menimbulkan dorongan untuk
menikmatinya. Manusia pada dasarnya selalu merindukan keindahan dan menolak
keburukan atau kejelekan.
Kebudayaan adalah milik khas manusia, bukan ciptan binatang ataupun tanaman yang tidak
mempunyai akal budi. Binatang memang mempunyai tingkah laku tertentu menurut naluri
bawaannya yang berguna untuk memelihara kelangsungan hidupnya, tetapi binatang tidak
mempunyai kebudayaan. (Faisal Ismail, 1997:24). Al-Quran memandang kebudayaan sebagai
suatu proses dan meletakkan kebudayaan sebagai eksistensi hidup manusia. Ia tidak mungkin
lepas dari nilai-nilai kemanusiaan, tapi bisa jadi lepas dari nilai-nilai ketuhanan.
Dalam perkembangan kebudayaan perlu bimbingan wahyu dan aturan-aturan yang mengikat
agar tidak terperangkap oleh ambisi yang bersumber dari nafsu hewani dan berdampak
merugikan diri sendiri. Dalam hal ini agama berfungsi sebagai pembimbing manusia dan
mengembangkan akal budinya sehingga menghasilkan kebudayaan yang beradab atau
peradaban Islam.
Hasil perkembangan kebudayaan yang dilandasi oleh nilai-niai ketuhanan disebut dengan
kebudayaan Islam, dimana fungsi agama akan berperan semakin jelas. Ketika perkembangan
dan dinamika kehidupan umat manusia mengalami kebekuan karena keterbatasan
kemampuan dalam memecahkan persoalan hidup. Kondisi semacam ini dipandang perlu
unruk menggunakan bimbingan wahyu.
Kebudayaan akan terus berkembang, tidak akan berhenti selama masih ada kehidupan
manusia. Segala sesuatu yang berkaitan dengan aktivitas dan kreativitas manusia baik dalam
konteks hubungan dengan sesama maupun dengan alam lingkungannya, akan selalu
berkaitan. Hal ini berarti manusia sebagai makhluk budaya dan makhluk sosial tidak akan
pernah berhenti dari aktivitasnya dan tidak bisa hidup tanpa bantuan dari orang lain.
Kebudayan akan berhenti ketika manusia sudah tidak lagi menggunakan akal budinya. ( Tim
Depag RI, 2004 : 166 )
Kebudayaan Islam bukan kebudayaan yang diciptakan oleh orang Islam, tetapi kebudayaan
yang bersumber dari ajaran Islam atau kebudayaan yang bersifat Islami.
Prinsip-prinsip kebudayaan dalam Islam merujuk pada sumber ajaran Islam yaitu:
1. Memotivasi untuk menuntut dan mengembangkan ilmu. Firman Allah Swt :Allah
akan mengangkat (derajad) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang berilmu beberapa derajad (Qs, aL-Mujadalah, 58:11).
2. Menghindari taklid buta. Kebudayaan Islam hendaknya mengantarkan umat manusia
untuk tidak menerima sesuatu sebelum diteliti. Sebagaimana telah difirmankan Allah
Swt: Dan janganlah kamu mengikuti dari sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena
pendengaran, penglihatan dan hati nurani semua itu akan dimintai
pertanggungjawaban (QS, al-Isra, 17:36).
3. Tidak membuat pengrusakan. Firman Allah Swt: Janganlah kamu berbuat
kerusakan di bumi. Sungguh Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan
(Qs, al-Qhasash, 28:77).
Islam membagi kebudayaan menjadi tiga macam :
Agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 M dan mulai berkembang
pada abad ke-13 M. Perkembangan Islam di Indonesia hampir di seluruh
Kepulauan Indonesia. Bertolak dari kenyataan tersebut, Islam banyak
menghasilkan peninggalan sejarah yang bercorak Islam di Indonesia yang
sangat beraneka ragam. Peninggalan-peninggalan itu antara lain tempat
ibadah, keraton, batu nisan, kaligrafi, seni pahat, seni pertunjukan,
tradisi/upacara, dan karya sastra.
Beberapa sumber informasi tentang awal masuknya agama Islam ke Nusantara antara
lain sebagai berikut :
1. Abad ke -7 Masehi
a. Berita Cina Zaman Dinasti Tang yang menerangkan bahwa pada tahun 674
M, orang-orang Arab telah menetap di Kanton. Groeneveldt berpendapat
bahwa pada waktu yang sama kelompok orang Arab yang beragama Islam
mendirikan perkampungan di pantai barat Sumatera. Perkampungan tersebut
namanya Barus/Fansur.
b. Pada waktu Sriwijaya mengembangkan kekuasaan sekitar abad ke- 7 dan 8,
para pedagang Muslim telah ada yang singgah di kerajaan itu sehingga diduga
beberapa orang di Sumatera telah memasuki Islam.
c. Pada tahun 674 M, Raja Ta-Shih mengirim duta ke kerajaan Holing untuk
membuktikan keadilan, kejujuran dan ketegaran Ratu Sima.
b. Ditemukannya nisan makam Raja Samudra Pasai Sultan Malik Al-Saleh yang
berangka tahun 1297 M
c. Berita Ibnu Batutah dari India. Dalam perjalanannya ke Cina, Ibnu Batutah
singgah di Samudra Pasai pada tahun 1345 M. Ia menceritakan bahwa Raja
Samudra Pasai giat menyebarkan Agama Islam.
a. Catatan Ma-Huan seorang Musafir Cina Islam, memberitakan bahwa pada abad
ke-15 M sebagian besar masyarakat Pantai Utara Jawa Timur telah memeluk
Islam.
c. Makam salah seorang Wali Songo di daerah Gresik. Pada batu nisannya
tertulis nama Malik Ibrahim (Bangsa Persia) yang wafat pada tahun 1419 M.
d . Suma Oriental dari Tome Pires, catatan musafir Portugal ini memberitakan
mengenai penyebaran agama Islam. antara tahun 1512 M sampai tahun 1515 M
di Sumatera, Kalimantan, Jawa sampai sampai Kepulauan Maluku.
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Kebudayaan Islam.
Kebudayaan berasal dari kata "budi" dan "daya", kemudian digabungkan menjadi
"budidaya" yang artinya upaya untuk menghasilkan dan mengembangkan sesuatu agar
menjadi lebih baik dan memberi manfaat bagi kehidupan. Lalu diberi imbuhan "ke" dan "an"
menjadi kebudidayaan atau disingkat menjadi kebudayaan.10[7] Jadi, kebudayaan adalah
upaya yang dilakukan umat manusia untuk menghasilkan dan mengembangkan sesuatu, baik
yang sudah ada maupun yang belum ada agar memberikan manfaat bagi kehidupan manusia.
Menurut Herkovits, kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hidup yang diciptakan
oleh manusia. Sebagian para ahli mengartikan kebudayaan kemungkinan besar sangat
dipengaruhi oleh pandangan evolusionisme, yaitu suatu teori yang mengatakan bahwa
kebudayaan itu akan berkembang dari tahapan yang sederhana menuju tahapan yang lebih
kompleks11[8] Dengan demikian kebudayaan berkaitan dengan aspek kehidupan manusia
yang menyeluruh baik material maupun non material.
Sebagian para ahli mengartikan kebudayaan kemungkinan besar sangat dipengaruhi
oleh pandangan evolusionisme, yaitu suatu teori yang mengatakan bahwa kebudayaan itu
akan berkembang dari tahapan yang sederhana menuju tahapan yang lebih kompleks12[9]
Dengan demikian kebudayaan berkaitan dengan aspek kehidupan manusia yang menyeluruh
baik material maupun non material.
Ada 3 bentuk kebudayaan dalam perwujudan sebagai berikut:
1. Wujud sebagai suatu komplek dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, dan peraturan.
Kebudayaan ini dapat disebut sebagai adapt istiadat yang menunjukan bahwa budaya
mempunyai fungsi mengatur, mengendalikan, dan memberi arah kepada tindakan, kelakuan,
dan perbuatan manusia dalam masyrakat sebagai sopan santun.
2. Wujud kebudayaan sebagai aktivitas dan tindakan manusia dalam masyarakat.Wujud ini
dapat disebut sistem social karena menyangkut tindakan dan kelakuan manusia.
3. Wujud ini berupa interaksi masyarakat dan aktivitas masyarakat dalam kehidupan sehari-
hari.Wujud kebudayaan sebagai benda dan hasil karya manusia.
Wujud ini bersifat fisik atau karya benda yang sifatnya paling konkret dari hal-hal kecil
hingga hal yang besar, seperti candi borobudur, kain batik, dan lain sebagainya.
Islam menurut etimologi berasal dari bahasa arab, salima yang artinya selamat dan
aslama yang artinya memelihara dalam keadaan selamat sentosa, menyerah diri, ketundukan
dan kepatuhan.13[10] Islam juga memiliki arti berserah diri.14[11] Dengan melakukan
aslama orang itu akan selamat dunia akhirat.15[12] Kata Islam adalah nama yang diberikan
oleh Allah Swt ditunjukan pada ayat Al-Quran yaitu:
(#q?r& %!$# y#n=tFz$# $tBur 3 On=M}$# !$# yY e$!$# b)
3 OgoYt/ $Jt/ O=9$# Ndu!%y` $tB t/ .`B w) |=tG39$#
>$|t:$# | !$# c*s !$# Mt$t/ 3t `tBur
Artinya: Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada
berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan
kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir
terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.
Menurut Geezt, agama adalah suatu sistem simbol yag bertindak untuk menetapkan
dorongan hati dan motivasi kuat, menembus, dan bertahan lama pada manusia dengan cara
memformulasikan berbagai konsep tentang suatu tatanan umum dari yang hidup dan
mewarnai konsep-konsep ini dengan aura faktualitas sehingga (dorongan hati dan motivasi
itu tampak sangat realistik.16[13] Dari interpretasi Geertz terdapat pada asumsi bahwa agama
sebagai suatu sistem budaya yang mengandung konsep-konsep tentang suatu tatanan umum
keberadaan yang penting bagi orang-orang beriman dalam suatu komunitas agama tertentu.
Adapun prinsip-prinsip penting agama Islam adalah (1) percaya bahwa Sang Pencipta itu Esa
atau tunggal, tak berwujud, Maha Kuasa, Penyayang dan Pengasih; (2) kedermawanan dan
persaudaraan antar umat manusia; (3) menundukkan hawa nafsu; (4) bersyukur kepada Sang
Pemberi segala kebaikan; dan (5) pertanggungjawaban manusia atas perbuatannya di
akhirat.17[14]
B. Keadaan Masyarakat Islam.
Salah satu kekayaan sejarah peradaban Islam adalah mengenal keadaan masyarakat
Islam, peradaban dan pemikiran umat manusia. Membahas sejarah Islam sangatlah luas dan
kompleks. Islam hadir di tengah masyarakat Jahiliyyah melalui Nabi Muhammad Saw. Islam
selanjutnya menyebar dengan peran keluarga dan para sahabat. Kemudian setelah itu muncul
dinasti-dinasti al-Khulafa ar-Rasyidun. Al-Khulafa Ar-Rasyidun adalah Sayyidina Abu
Bakar, Sayyidina Umar, Sayyidina Ustman, dan Sayyidina Ali yang menjadi penguasa
tertinggi bagi umat Islam setelah Nabi Muhammad Saw wafat. Mereka berhasil membuat
peradaban dan kekuatan politik yang menandingi kekuatan. Yang saat itu, yaitu Bizantium
dan Persia.
Akan tetapi ada perselisihan umat Islam yang terbesar yaitu masalah
kekhalifahan/kepemimpinan setelah Nabi Saw wafat. Perselisihan ini mengakibatkan
pertumpahan darah dalam Islam, yang sebelumnya belum pernah terjadi. Dapat dipastikan,
perselisihan tidak akan terjadi apabila Nabi Saw masih hidup. Beliau akan selalu
membimbing manusia ke jalan yang lurus.18[15]
Bahkan di masa hidup Nabi Muhammad Saw penentangan terhadap beliau dikisahkan
melalui peristiwa Usamah bin zaid. Saat itu Farwah bin Umar Al-Judzami, kepala daerah
Maan yang diangkat Kaisar Romawi, memeluk agama Islam. Mengetahui hal itu, para
penguasa Romawi sangat marah dan membunuh dengan kepalanya dipancung, lalu
diletakkan di sebuah mata air bernama Alfa di Palestina. Mengetahui kejadian tersebut,
Rasulullah SAW segera menyiapkan pasukan. Sebagai panglima perang, diangkatlah Usamah
bin Zaid bin Haritsah. Kala itu usianya baru 18 tahun. Beberapa sahabat sempat
mempertanyakan keputusan tersebut. Apalagi, turut serta dalam pasukan itu para sahabat
senior semisal Umar bin Khathab, Abu Ubaidah bin Jarrah, Saad bin Abi Waqqash, Said bin
Zaid, Amru bin Nufail, dan lainnya. Mendengar desas-desus yang seolah menyepelekan
kemampuan Usamah itu, Umar bin Khathab segera menemui Rasulullah. Beliau sangat
marah, lalu bergegas mengambil sorbannya dan keluar menemui para sahabat yang tengah
berkumpul di Masjid Nabawi. Setelah memuji Allah dan mengucapkan syukur, beliau
bersabda, Wahai sekalian manusia, aku mendengar pembicaraan mengenai pengangkatan
Usamah? Demi Allah, seandainya kalian menyangsikan kepemimpinannya, berarti kalian
menyangsikan juga kepemimpinan ayahnya, Zaid bin Haritsah..Demi Allah, Zaid sangat
pantas memegang pimpinan, begitu juga dengan putranya, Usamah. Kalau ayahnya sangat
aku kasihi, maka putranya pun demikian. Mereka adalah orang yang baik. Hendaklah kalian
memandang baik mereka berdua. Mereka juga adalah sebaik-baik manusia di antara
kalian.19[16]
Akan tetapi jika Islam hanya mengandalkan pengajaran keagamaan saja, ia juga akan
kehilangan kekuasaan politik. Beberapa mengecam dengan menunjuk gerakan Wahabi
sebagai bukti bahwa agama Islam tidak akan berkembang dan maju menurut keadaan masa
dan tidak sejalan dengan kemajuan zaman. Sekiranya jika seseorang yang berpikiran cerdas
dan bijaksana, tentunya cita-cita itu benar bahwa kita harus memegang prinsip kebenaran
Islam. Akan tetapi perlu diketahui bahwa dunia semakin berkembang dan maju menuntut
seseorang berpikiran terbuka dan memandang di segala sisi.
Menurut Dr. Jeffrey Lang, muslim Amerika yang merupakan professor Matematika di
Universitas Kansas, berdasarkan pengalaman atas gagasannya mendirikan negara Islam di
Amerika. Ide pertama adalah negara Islam (al-dawlah al-islamiyah) yang bermula
menjalankan syariat Islam dalam konteks social politik umat Islam kontemporer. Kedua,
negara negara Islam ditunjang konsep klasik dar al-islam dan dar al-harb. Dunia ini dibagi
dua. Satu bagian diperintah ajaran Islam dan satunya bukan dengan ajaran Islam.39[36]
Formulasi hukum ini tidak ada sangkut pautnya; negara islam diperintahkan kaum
muslim dengan syariat Islam sedangkan dar al-harb negara bukan dengan syariat Islam yang
mana harus ditundukkan dengan jalan, kalau perlu, penakhlukkan supaya tunduk di bawah
pemerintahan Islam. Menurut teori ini, keadaan perang dan kerusuhan akan terjadi terus
menerus antara muslim dan non muslim. Sehingga di kalangan akademis dan media Barat
memperlihatkan karakter Islam yang keras dan suka perang.
Kita tinggalkan Dr. Lang dan kembali memahami pemerintahan sistem kekhalifahan
yang menerapkan sistem syariat Islam. Kita tidak mungkin menerapkan kembali sistem
kekhalifahan, kita aplikasikan sistem kekhalifahan dengan negara modern. Bahwa Politik
Ilahiyah dan Politik Negara harus sesuai dengan ajaran Islam dan jika ada politik negara yang
tidak sesuai dengan Politik Ilahiyyah, maka harus dihapus dan ditinggalkan. Sehingga
kebudayaan Islam dan peradaban umat muslim sedunia bisa dijalankan dengan pemerintahan
Islam yang ideal.
Negara Islam sesungguhnya bukanlah ide yang asing. Dalam literatur ilmu politik
klasik kita mengenal Thomas Aquinas "raja skolastik". Pernah merumuskan negara dalam
kerangka politik keagamaan. Inti dasarnya adalah eksistensi negara bersumber dari kodrat
manusia. Hukum kodrat adalah hukum dasar moral yang mencerminkan hukum
kebijaksanaan Ilahi. Hukum positif sebagai hukum buatan manusia hanyalah sah sejauh
berdasarkan hukum kodrat. Jadi, tindakan legislatif negara hanya legitim asal sesuai dengan
norma-norma moral.40[37]
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kebudayaan Islam merupakan agama sebagai suatu sistem budaya yang mengandung
konsep-konsep tentang suatu tatanan umum keberadaan yang penting bagi orang-orang
beriman dalam suatu komunitas agama tertentu.
3. Makalah ini berusaha menyajikan berbagai data dan fakta yag terjadi dalam perjalan sejarah
peradaban Islam sebagai gambaran umum profil peradaban Islam, guna menjadi muqadimah
dalam penelitian dan pembahasan luasnya khazanah peradaban Islam. Makalah ini sengaja
tidak menyimpulkan atau condong terhadap data dan fakta tertentu, namun sebagaimaa
judulnya adalah profil umum tentang peradaban kebudayaan Islam.
4. Menurut hemat pemakalah ketika kita membicarakan profil kebudayaan Islam, maka yang
terlintas adalah sejarah Islam itu sendiri. Dan ketika kita membicarakan sejarah Islam, maka
disana akan kita akan dapati berbagai literatur sumber-sumber dan fakta-fakta sejarah yang
sangat menarik dikaji dan sifatnya tidak akan ada selesainya. Karena berdasarkan pemaparan
data-data diatas, pemakalah menyimpulkan bahwa profil peradaban Islam sebenarnya
belumlah selesai sampai saat ini. Dan fakta-fakta sejarah peradaban Islam di masa lalu
sampai saat ini menunjukkan kaya dan luasnya khazanah peradaban Islam. Dan ini juga
berarti bahwa kerberagaman fakta sejarah tersebut juga menjadi bekal bagi kemajuan dan
kesempurnaan peradaban Islam di masa yang akan datang.
Akhirnya, pemakalah memohon maaf atas kekurangan dan kesalahan dari makalah ini.
Dan pemakalah memohon saran dan masukan dari yang telah membaca makalah ini
khususnya kepada dosen Pembimbing. Agar kekurangan dan kesalahan yang sama tidak akan
terulang dikesempatan yang akan datang. Wallahu alam bi ash-shawab
DAFTAR RUJUKAN
1. Abdul Qaim Zallum. Mengenal Gerakan Islam di Timur Tengah Hizbut Tahrir. Jakarta:al-
Khilafa
2. Al-Chaidar. 1419 H. Reformasi Prematur Jawaban Islam terhadap Reformasi Total.Darul
Falah
3. Alwi Shihab. 2009. Antara Tasawuf Suni & Tasawuf Salafi, Akar Tasawuf di Indonesia.
Cinere: Pustaka IIMAN.
4. Elly Setiadi. 2006. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta: Kencana.
5. F.R. Ankersmit.1987. Refleksi tentang Sejarah. Pendapat-pendapat Modern tentang Filsafat
Sejarah. Jakarta: PT. Gramedia.
6. Fuad Muhammad Shibel. 1977. Hadharatul Islam Fi Dirasati Toynbee Lit
Tarikh.(diterjemahkan dalam bahasa Indonesia: Kebudayaan Islam MenurutTinjauan
Toynbee) Jakarta: Bulan Bintang.
7. Ibrahim Amini. 2007. Wahyu Dar Adyan Asman.( diterjemahkan : Our Religi). Jakarta: Al-
Huda.
8. Jalaluddin Rakhmat. 2006. Islam dan Pluralisme, Akhlak Al-Quran Menyikapi
Perbedaan.Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta.
9. Javad Beheshti. My Symbol (diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia: My Symbol:
Muhammad Jati Diriku). Jakarta: Al-Huda
10. L. Stoddard. 1966. The New World of Islam (diterjemahkan dalam bahasa Indonesia: Dunia
Baru Islam)
11. M. Abdul Karim. 2009. Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. Yogjakarta: Pustaka Book
Publisher.
12. M. Quraish Shihab. 2007. Logika Agama Kedudukan Wahyu dan Batas-Batas Akal dalam
Islam. Jakarta: Lentera Hati.
13. M. Zainuddin. 2011. Filsafat Ilmu Perspektif Pemikiran Islam.Yogjakarta: Naila Pustaka
14. Muhammad Bagir Sadr.2010. Bahts Haulal Walayah (diterjemahkan: Kepemimpinan Pasca
Nabi). Jakarta: Al-Huda
15. Nasruddin Razak. 1983. Dienul Islam.Bandung: PT. Al-Ma'arif.
16. Rasul Jafarian. 2009. History of The Caliphs; From The Death of The Messenger to The
Decline of The Umayyad Dynasty (terjemahan bahasa Indonesia : Sejarah Islam oleh: Ilyas
Hasan). Jakarta: PT.Lentera Basritama.
17. Saed Zomaezam. Al-Imam al-Husain Shaghil ad-Dunya (diterjemahkan dalam bahasa
Indonesia: 10 Hari Yang Menggentarkan Dunia, Ucapan dan Komentar Tokoh Dunia For
Husein The Martyr Of Karbala.). Jakarta: Papyrus Publishing.
18. Studi Islam Sunan Ampel. 2005. Pengantar Studi Islam. Surabaya: IAIN Sunan Ampel
19. Syed Ameer Ali. 2008. The Spirit Of Islam (terjemahan bahasa Indonesia oleh
Margono&Kamilah). Yogyakarta: Penerbit Navila.
20. Ali As-Salus. 1997. Aqidah Al-Imamah inda As-Syiah Al-Isna Asyariyah (diterjemahkan:
Imamah dan Khilafah dalam Tinjauan Syari). Jakarta: Gema Insani Press.
21. Syekh Z.A Qurbani Lahiji. 2011. Imam Alis First Treatise on The Islamic Ethics and
Education (diterjemahkan:Risalah Sang Imam). Jakarta:Penerbit Al-Huda
22. http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/12/07/11/m701se-kisah-sahabat-
nabi-usamah-bin-zaid-panglima-terakhir-rasulullah-1
23. http://id.m.wikipedia.org/wiki/kebudayaan_Islam
24. http://muhammad-haidir.blogspot.com/2013/04/pengertian-sejarah-kebudayaan-islam-
html?m=1#
25. http://stkip.files.wordpress.com//2011/05/isbd.pdf
http://shirotuna.blogspot.com/2014/10/pengertian-kebudayaan-islam.html
http://prastputra.blogspot.com/
http://www.plengdut.com/2012/10/perkembangan-agama-islam.html