Você está na página 1de 27

A. Pengertian Kebudayaan Islam.

Kebudayaan berasal dari kata "budi" dan "daya", kemudian digabungkan menjadi
"budidaya" yang artinya upaya untuk menghasilkan dan mengembangkan sesuatu agar
menjadi lebih baik dan memberi manfaat bagi kehidupan. Lalu diberi imbuhan "ke" dan "an"
menjadi kebudidayaan atau disingkat menjadi kebudayaan.1[7] Jadi, kebudayaan adalah
upaya yang dilakukan umat manusia untuk menghasilkan dan mengembangkan sesuatu, baik
yang sudah ada maupun yang belum ada agar memberikan manfaat bagi kehidupan manusia.
Menurut Herkovits, kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hidup yang diciptakan
oleh manusia. Sebagian para ahli mengartikan kebudayaan kemungkinan besar sangat
dipengaruhi oleh pandangan evolusionisme, yaitu suatu teori yang mengatakan bahwa
kebudayaan itu akan berkembang dari tahapan yang sederhana menuju tahapan yang lebih
kompleks2[8] Dengan demikian kebudayaan berkaitan dengan aspek kehidupan manusia yang
menyeluruh baik material maupun non material.
Sebagian para ahli mengartikan kebudayaan kemungkinan besar sangat dipengaruhi
oleh pandangan evolusionisme, yaitu suatu teori yang mengatakan bahwa kebudayaan itu
akan berkembang dari tahapan yang sederhana menuju tahapan yang lebih kompleks3[9]
Dengan demikian kebudayaan berkaitan dengan aspek kehidupan manusia yang menyeluruh
baik material maupun non material.
A. Konsep Kebudayaan dalam Islam

J. Verkuyl mengatakan bahwa kebudayan berasal dari bahasa Sanksekerta, yakni budaya,
bentuk jamak dari budi yang berarti roh atau akal. Kata kebudayaan berarti segala sesuatu
yang diciptakan oleh manusia.

Kebudayaan menurut para ahli

1. E.B. Taylor, mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan kompleks yang di


dalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat dan kemampuan yang lain, serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai
anggota masyarakat.
2. R. Lintonn, mendefinisikan kebudayaan sebagai konfigurasi tingkah laku yang
dipelajari dari hasil tingkah laku yang unsur-unsur pembentuknya didukung dan
diteruskan oleh anggota dari masyarakat tertentu.
3. S.T. Alisahbana, mendifinisikan kebudayaan adalah manisfestasi suatu bangsa.
4. Dr.M. Hatta, mendefinisikan kebudayaan adalah ciptaan hidup suatu bangsa.
5. Prof.Dr.Koentjaraningrat, mendefinisikan kebudayaan adalah keseluruhan manusia
dari kelakuan dan hasil kelakuan yang teratur oleh tata kelakuan yang harus
didapatkan dengan belajar dan yang semuanya tersusun dalamkehidupan masyarakat.

(Munthoha dkk, 1998: 8)

Dengan kata lain bisa dikatakan bahwa kebudayaan melekat dengan diri manusia, artinya
akan kebudayaan. Kebudayaan itu lahir bersama dengan kelahiran manusia itu sendiri. (Tim
Depag RI, 2004: 165).

Secara umum kebudayaan dapat dipahami sebagai hasil olah akal, berupa:

1. Cipta : kerinduan manusia untuk mengetahui rahasia hal yang ada dalam
pengalamannya secara lahir dan batin. Hasil cipta berupa berbagai ilmu pengetahuan.
2. Karsa : kerinduan manusia untuk menyadari tentang asal-usul manusia sebelum lahir
dan ke mana manusia sesudah mati. Hasilnya berupa norma-norma dan kepercayaan.
Kemudian timbul bermacam-macam agama karena kesimpulan manusia juga
bemacam-macam.
3. Rasa : kerinduan manusia akan keindahan sehingga menimbulkan dorongan untuk
menikmatinya. Manusia pada dasarnya selalu merindukan keindahan dan menolak
keburukan atau kejelekan.

Hasil budaya manusia dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Kebudayan jasmaniyah (kebudayaan fisik) seperti benda-benda ciptaan manusia,


misalnya alat perlengkapan hidup.
2. Kebudayaan rohaniah (non material) yaitu hasil ciptaan yang tidak dapat dilihat dan
diraba, seperti agama, ilmu pengetahuan, bahasa dan seni. (Muntoha dkk, 1998:24)

Kebudayaan adalah milik khas manusia, bukan ciptan binatang ataupun tanaman yang tidak
mempunyai akal budi. Binatang memang mempunyai tingkah laku tertentu menurut naluri
bawaannya yang berguna untuk memelihara kelangsungan hidupnya, tetapi binatang tidak
mempunyai kebudayaan. (Faisal Ismail, 1997:24). Al-Quran memandang kebudayaan sebagai
suatu proses dan meletakkan kebudayaan sebagai eksistensi hidup manusia. Ia tidak mungkin
lepas dari nilai-nilai kemanusiaan, tapi bisa jadi lepas dari nilai-nilai ketuhanan.

Dalam perkembangan kebudayaan perlu bimbingan wahyu dan aturan-aturan yang mengikat
agar tidak terperangkap oleh ambisi yang bersumber dari nafsu hewani dan berdampak
merugikan diri sendiri. Dalam hal ini agama berfungsi sebagai pembimbing manusia dan
mengembangkan akal budinya sehingga menghasilkan kebudayaan yang beradab atau
peradaban Islam.

Hasil perkembangan kebudayaan yang dilandasi oleh nilai-niai ketuhanan disebut dengan
kebudayaan Islam, dimana fungsi agama akan berperan semakin jelas. Ketika perkembangan
dan dinamika kehidupan umat manusia mengalami kebekuan karena keterbatasan
kemampuan dalam memecahkan persoalan hidup. Kondisi semacam ini dipandang perlu
unruk menggunakan bimbingan wahyu.

Kebudayaan akan terus berkembang, tidak akan berhenti selama masih ada kehidupan
manusia. Segala sesuatu yang berkaitan dengan aktivitas dan kreativitas manusia baik dalam
konteks hubungan dengan sesama maupun dengan alam lingkungannya, akan selalu
berkaitan. Hal ini berarti manusia sebagai makhluk budaya dan makhluk sosial tidak akan
pernah berhenti dari aktivitasnya dan tidak bisa hidup tanpa bantuan dari orang lain.
Kebudayan akan berhenti ketika manusia sudah tidak lagi menggunakan akal budinya. ( Tim
Depag RI, 2004 : 166 )

B. Prinsip-Prinsip Kebudayaan Islam

Kebudayaan Islam bukan kebudayaan yang diciptakan oleh orang Islam, tetapi kebudayaan
yang bersumber dari ajaran Islam atau kebudayaan yang bersifat Islami.

Prinsip-prinsip kebudayaan dalam Islam merujuk pada sumber ajaran Islam yaitu:

1. Menghormati akal. Manusia dengan akalnya bisa membangun kebudayaan baru.


Kebudayaan Islam tidak akan menampilkan hal-hal yang dapat merusak manusia. dijelaskan
dalam Qs, Ali-Imran, 3:190 yang artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi
dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang yang
berakal.

1. Memotivasi untuk menuntut dan mengembangkan ilmu. Firman Allah Swt :Allah
akan mengangkat (derajad) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang berilmu beberapa derajad (Qs, aL-Mujadalah, 58:11).
2. Menghindari taklid buta. Kebudayaan Islam hendaknya mengantarkan umat manusia
untuk tidak menerima sesuatu sebelum diteliti. Sebagaimana telah difirmankan Allah
Swt: Dan janganlah kamu mengikuti dari sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena
pendengaran, penglihatan dan hati nurani semua itu akan dimintai
pertanggungjawaban (QS, al-Isra, 17:36).
3. Tidak membuat pengrusakan. Firman Allah Swt: Janganlah kamu berbuat
kerusakan di bumi. Sungguh Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan
(Qs, al-Qhasash, 28:77).
Islam membagi kebudayaan menjadi tiga macam :

1. 1. Kebudayaa yang tidak bertentangan dengan Islam. Dalam kaidah fiqih


disebutkan : al-Adatu-muhakkamatun artinya bahwa adat istiadat dan kebiasaan
suatu masyarakat, yang merupakan bagian dari budaya manusia, mempunyai
pengaruh di dalam penentuan hukum. Tetapi yang perlu dicatat, bahwa kaidah
tersebut hanya berlaku pada hal-hal yang belum ada ketentuannya dalam syariat
Islam.
2. 2. Kebudayaan yang sebagian unsurnya bertentangan dengan Islam, kemudian
direkonstruksi sehingga menjadi kebudayaan Islami.
3. 3. Kebudayaan yang bertentangan dengan Islam. Seperti, budaya Ngaben yang
dilakukan oleh masyarakat Bali. Yaitu upacara pembakaran mayat yang
diselenggarakan dalam suasana yang meriah dan gegap gempita, dan secara besar-
besaran. Umat Islam tidak boleh mengikutinya bahkam Islam melarangnya karena
kebudayaan seperti itu merupakan kebudayaan yang tidak mengarah kepada kemajuan
adab, dan persatuan, serta tidak mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia,
sebaliknya justru merupakan kebudayaan yang menurunkan derajat kemanusiaan.
Karena mengandung ajaran yang menghambur-hamburkan harta untuk hal-hal yang
tidak bermanfaat dan menghinakan manusia yang sudah meninggal dunia
(Ahmadzain, 2006/12/08).

Masuknya pengaruh budaya dari luar berpengaruh terhadap budaya asli


Indonesia. Demikian juga masuknya agama dan kebudayaan Islam dari
Timur Tengah ke Indonsia, berpengaruh besar terhadap perkembangan
kebudayaan di Indonesia.

Agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 M dan mulai berkembang
pada abad ke-13 M. Perkembangan Islam di Indonesia hampir di seluruh
Kepulauan Indonesia. Bertolak dari kenyataan tersebut, Islam banyak
menghasilkan peninggalan sejarah yang bercorak Islam di Indonesia yang
sangat beraneka ragam. Peninggalan-peninggalan itu antara lain tempat
ibadah, keraton, batu nisan, kaligrafi, seni pahat, seni pertunjukan,
tradisi/upacara, dan karya sastra.
Beberapa sumber informasi tentang awal masuknya agama Islam ke Nusantara antara
lain sebagai berikut :

1. Abad ke -7 Masehi

Sumber sejarah yang menginformasikan Islam masuk ke Nusantara pada abad


ke-7 Masehi adalah sebagai berikut :

a. Berita Cina Zaman Dinasti Tang yang menerangkan bahwa pada tahun 674
M, orang-orang Arab telah menetap di Kanton. Groeneveldt berpendapat
bahwa pada waktu yang sama kelompok orang Arab yang beragama Islam
mendirikan perkampungan di pantai barat Sumatera. Perkampungan tersebut
namanya Barus/Fansur.
b. Pada waktu Sriwijaya mengembangkan kekuasaan sekitar abad ke- 7 dan 8,
para pedagang Muslim telah ada yang singgah di kerajaan itu sehingga diduga
beberapa orang di Sumatera telah memasuki Islam.

c. Pada tahun 674 M, Raja Ta-Shih mengirim duta ke kerajaan Holing untuk
membuktikan keadilan, kejujuran dan ketegaran Ratu Sima.

2. Abad ke -13 Masehi

Sumber sejarah yang menyatakan Agama Islam mulai masuk ke Nusantara


pada abad ke-13 M adalah sebagai berikut :

a. Catatan perjalanan Marcopollo yang menerangkan bahwa ia pernah singgah


di Perlak pada tahun 1292 M dan berjumpa dengan orang-orang yang telah
menganut agama Islam.

b. Ditemukannya nisan makam Raja Samudra Pasai Sultan Malik Al-Saleh yang
berangka tahun 1297 M

c. Berita Ibnu Batutah dari India. Dalam perjalanannya ke Cina, Ibnu Batutah
singgah di Samudra Pasai pada tahun 1345 M. Ia menceritakan bahwa Raja
Samudra Pasai giat menyebarkan Agama Islam.

3. Abad ke -15 Masehi


Sumber sejarah yang menyatakan Agama Islam mulai masuk ke Nusantara
pada abad ke-15 M adalah sebagai berikut :

a. Catatan Ma-Huan seorang Musafir Cina Islam, memberitakan bahwa pada abad
ke-15 M sebagian besar masyarakat Pantai Utara Jawa Timur telah memeluk
Islam.

b. Pemakaman muslim kuno di Troloyo dan Trowulan. Makam yang berangka


tahun 1457 M membuktikan adanya bangsawan Majapahit yang sudah
memeluk Agama Islam pada masa pemerintahan Hayam Wuruk.

c. Makam salah seorang Wali Songo di daerah Gresik. Pada batu nisannya
tertulis nama Malik Ibrahim (Bangsa Persia) yang wafat pada tahun 1419 M.

d . Suma Oriental dari Tome Pires, catatan musafir Portugal ini memberitakan
mengenai penyebaran agama Islam. antara tahun 1512 M sampai tahun 1515 M
di Sumatera, Kalimantan, Jawa sampai sampai Kepulauan Maluku.

Perkembangan Agama dan Kebudayaan Islam di Indonesia

1. Kedatangan Islam ke Indonesia


Islam diperkirakan telah masuk ke Indonesia sejak abad VII. Akan
tetapi, banyak pula ahli yang berpendapat bahwa Islam baru masuk
ke Indonesia pada abad XI. Bukti bahwa Islam masuk di Nusantara
pada sekitar abad ke-78 M didasarkan pada masa tersebut di
Indonesia telah ramai berhubungan dagang dengan negeri-negeri
India, Cina, dan juga dunia Arab. Orang-orang dari kawasan Arab
dan lainnya telah beragama Islam dan membawa pengaruh Islam
ke Nusantara.
Dalam riwayat di Cina disebutkan bahwa di tahun 674 M telah
banyak dijumpai orang-orang migrasi Arab di pesisir pantai timur
Sumatra. Pendapat ini didukung oleh D.G.E. Hall. Ia mengatakan
bahwa sejak abad ke-7 M pedagang-pedagang Arab Muslim sudah
melakukan perdagangan dengan beberapa kerajaan di Nusantara.
Pernyataan Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13
mendasarkan angka tahun pada nisan Sultan Malik al Saleh, (Sultan
I Kerajaan Samudra Pasai) dan catatan perjalanan Marco Polo. Dalam nisan Sultan Malik al
Saleh tertera angka 689 H (1297 M). Marco Polo pernah singgah di bagian utara Aceh (1291)
dalam perjalanan dari Tiongkok ke Persia. Dalam catatannya, ia menjelaskan bahwa di Perlak
banyak dijumpai penduduk yang beragama Islam dan banyak pedagang Islam yang
menyebarkan Islam. Di samping abad ke-13, ada juga yang menyebutkan bahwa Islam datang
ke kawasan Nusantara pada abad ke-11. Hal ini didasarkan pada bukti adanya makam
seorang wanita muslim yang bernama Fatimah Binti Maemoon. Makam ini terdapat di Leran,
Gresik, Jawa Timur. Makam Fatimah Binti Maemoon berangka tahun 475 H atau 1082 M.

2. Asal Islam yang Masuk Indonesia


Alasan-alasan apa saja yang melatarbelakangi pendapat asal usul agama Islam di Indonesia?
a. Dari Gujarat
Pendapat ini didasarkan pada adanya kesamaan nisan-nisan
yang ditemukan di beberapa wilayah Nusantara berlanggam Gujarat. Pendapat ini diperkuat
oleh berita dari Marco Polo (1292 M) yang menerangkan bahwa banyak pedagang dari
Gujarat menyebarkan agama Islam di Sumatra Utara.
b. Persia
Pendapat ini didasarkan pada adanya pengaruh kebudayaan
Persia di Indonesia. Pengaruh itu, misalnya dalam hal ejaan.
Dikenalkannya ejaan-ejaan khas Parsi, seperti Jabar, Jeer, dan Pees.
Sementara dalam bahasa Arab, ejaan tersebut adalah Fatah, Kasroh,
dan Dhomah. Ditambahkan juga adanya huruf sin yang tidak bergigi, sedangkan huruf sin
Arab bergigi.
c. Cina
Sebelum lahirnya agama Islam, jalur perdagangan Asia Barat
dan Cina sudah ramai. Pada masa perkembangan Islam, pelayaran
Asia Barat ke Asia Timur melalui Asia Tenggara juga telah ramai.
Disimpulkan bahwa banyak musafir Cina yang menyebarkan agama
Islam ke Indonesia. Laksamana Cheng Ho adalah salah satu
bahariwan Cina yang pernah melakukan pelayaran ke Indonesia saat
Kerajaan Majapahit masih berdiri.

3. Cara Penyebaran Islam di Indonesia


Berikut ini daya
tarik Islam.
a. Syarat untuk masuk agama Islam sangat mudah. Seseorang
telah dianggap masuk Islam hanya dengan mengucap dua
kalimat syahadat yang berisi pengakuan tidak ada tuhan selain
Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah.
b. Upacara-upacara dalam agama Islam sangat sederhana diban-dingkan dengan agama
Hindu ataupun Buddha.
c. Runtuhnya Kerajaan Majapahit dan Sriwijaya yang ikut memper-lancar penyebaran Islam
di Indonesia.
d. Agama Islam tidak mengenal sistem kasta. Semua manusia
mempunyai kedudukan yang sama di hadapan Allah, yang mem-bedakan hanyalah amal dan
perbuatan.
e. Proses penyebaran agama Islam di Indonesia dilakukan secara
damai tanpa kekerasan, serta melalui pendekatan budaya yang
disesuaikan dengan adat dan tradisi bangsa Indonesia.

Bagaimana cara penyebaran Islam di Indonesia? Berikut ini uraiannya.


a. Jalur Perdagangan
Para pedagang Islam yang berdagang di Indonesia juga aktif
menyebarkan agama Islam lewat interaksi dengan pedagang
dan pembeli. Perdagangan banyak terjadi di pelabuhan sehingga
penduduk yang pertama kali memeluk Islam adalah penduduk yang
tinggal di daerah pantai.
b. Jalur Pernikahan
Para pedagang Islam lama-kelamaan banyak yang menetap di
Indonesia dan membentuk perkampungan muslim yang disebut
Pekojan. Mereka kemudian menikah dengan penduduk setempat
sehingga keluarganya ikut menganut agama Islam.
c. Jalur Politik
Penyebaran Islam dengan jalan politik dilakukan oleh para
penguasa. Cara ini cukup berhasil karena mereka mempunyai
pengaruh dan wibawa sehingga ketika para penguasa masuk Islam,
rakyatnya segera mengikuti. Akibatnya, seiring semakin luasnya
daerah kekuasaan penguasa, penyebaran pengaruh Islam semakin
luas.
d. Jalur Dakwah
Penyebaran Islam lewat jalur dakwah dilakukan oleh para
wali, ulama, dan tokoh agama yang menyebarkan agama Islam di
lingkungannya masing-masing. Dengan demikian, agama Islam
menyebar di seluruh kalangan masyarakat. Para ulama melakukan
pengembangan atau penyebaran agama Islam dengan terjun
langsung ke masyarakat, pasar, dan tempat umum di mana banyak
rakyat yang beraktivitas.
e. Jalur Pendidikan
Penyebaran Islam melalui jalur pendidikan dilakukan melalui
pondok pesantren. Para ulama mendirikan pesantren-pesantren yang
mendidik murid-murid mereka tentang ilmu-ilmu agama. Para ulama
mendirikan lembaga pendidikan pesantren karena pola ini dianggap
sama dengan model padepokan yang berdiri pada masa Hindu.
Setelah para santri keluar dari pesantren, mereka aktif menyebarkan
agama Islam sehingga penganut Islam semakin banyak.
f. Jalur Kesenian
Penyebaran Islam yang dilakukan melalui jalur kesenian, antara
lain melalui wayang, syair, kaligrafi, dan lain-lain. Untuk mendekatkan
diri dengan penganut Hindu Buddha, mereka menggunakan bentuk
akulturasi, yaitu menggunakan jenis budaya setempat yang dialiri
dengan ajaran Islam di dalamnya, misalnya upacara Sekaten
menggunakan seni musik gamelan yang gendingnya berisi ajaran
Islam. Demikian pula dengan kesenian wayang yang berasal dari
agama Hindu di India, kemudian pada masa Islam tetap dilestarikan,
namun ceritanya dialiri napas Islam. Seni hias dan ukir pun turut
digunakan dalam penyebaran agama Islam. Misalnya, hiasan ukir
yang mirip dengan ukir-ukiran kebudayaan Hindu. Seni suara,
misalnya lagu Ilir-Ilir dan Jamuran ciptaan Sunan Giri. Lagu itu
mengandung ajaran Islam. Dalam seni bangunan, bentuk bangunan
Islam mirip dengan bentuk bangunan Hindu.
Dari uraian terdahulu dapat ditarik kesimpulan bahwa Islam
masuk ke Indonesia melalui kegiatan pelayaran dan perdagangan.
Kita juga telah membicarakan golongan-golongan pembawa Islam ke Indonesia yang sampai
sekarang masih menjadi bahan perdebatan para ahli sejarah mengenai asal usulnya. Tetapi
yang jelas, Islam berkembang ke Indonesia karena adanya peran para ulama yang gigih
menyebarkan Islam. Nah, sekarang kita akan membahas ulama-ulama yang menyebarkan
agama Islam, baik di luar Jawa maupun di Jawa.

a. Ulama di Luar Jawa


1) Pulau Sumatra,di antaranya
(a) Abdullah Arif
(b) Qaidul Mujahidin Maulana Naima al Malabary
(c) Maulana Guthub Ulmaaly Abdurrahman Al Pasai
(d) Teungku Jakub Blang Peuria
(e) Sri Kaya Ghiyassyuddin
(f) Sayed Ali bin Makarany
(g) Bawa Kaya Ali Hasanuddin Al Mabarany
(h) Burhanuddin
(i) Syekh Ibrahim as Syami
(j) Syekh Abul Khair
(k) Maulana as Syekh Nuruddin Muhammad Jailany
(l) Syekh Muhammad Al Yamani
(m) Hamzah Fansuri
(n) Syamsudin as Sumatrani
(o) Nurudin ar Raniri
(p) Abdur Rauf Singkel
(q) Maulana Muda
(r) Makhdum Patakan
(s) Tun Hassan
(t) Sayid Abullah Al Kudsi
(u) Sayid Usman bin Syahabudin
(v) Sayid Muhammad bin Ahmad Alaydrus
(w) Sayid Husin Algadri
2) Pulau Kalimantan,antara lain
(a) Syarif Idrus bin Abdurrahman Alaydrus
(b) Syarif Ahmad
(c) Syarif Abdurrahman Assegal
(d) Syarif Habib Husein Algadri
(e) Sayid Hamzah Al Barokah
(f) Syekh Ahmad Falugah
(g) Sayid Ali bin Syahabuddin
(h) Sayid Muhammad bin Abdullah bin Abubakar Al Warsak
(i) Datori Bandang
(j) Tuan Tunggangri Parangan
3) Pulau Sulawesi, antara lain
(a) Abdul Makmur dengan gelar Datori Bandang
(b) Khatib Sulaiman dengan gelar Datori Patimang
(c) Khatib Bungsu dengan gelar Datori Tiro
(d) Sayid Jalaluddin bin Muhammad Wahid al Aidid
(e) Sayid Zen Alaydrus
(f) Syarif Ali
(g) Syarif Mansyur
(h) Alhabib Idrus bin Salim Aljufri
(i) Sayid Husein bin Saleh Binjindan
(j) Sayid Salima bin Saleh Binjindan
(k) Syekh Abdul Wahid
(l) Syarif Muhammad
(m) Firuz Muhammad
(n) Sayid Alwi
4) Kepulauan Maluku, antara lain
(a) Datu Maulana Husein
(b) Syekh Mansur
(c) Maulana Zainal Abidin
(d) Nunusaku
(e) Muhammad Lussy
5) Bali, antara lain
(a) Sayid Muhammad Alaydrus
(b) Sayid Ali bin Abubakar Alhamid
(c) Haji Sihabuddin
(d) Syarif Abdullah bin Yahya Algadri
(e) Abdul Hamid
(f) Syarif Tua
(g) Syekh Bawasir
6) Kepulauan Nusa Tenggara, antara lain
(a) Habib Husin bin Umar Almasyur Marzag
(b) Habib Abdullah Syahab
(c) Syarif Abdurrahman Aljufri
(d) Abdurrahman dari Benggala
(e) Pangeran Suryo Mataram
(f) Syarif Abubakar bin Abdurrahman Algadri
(g) Pangeran Ali Barsyah Abdul Mahmud Gondokusumo
(h) Amir Bahren
(i) K.H. Ahmad bin Alwan
(j) K.H. Abdussalam bin Jaelani
(k) Hamzah Bahren
(l) Sayid Ali Murtolo

b. Ulama di Pulau Jawa


Di Pulau Jawa, penyiaran agama dipelopori oleh para wali. Mereka
lebih dikenal dengan sebutan walisongo. Para wali sangat aktif
menyiarkan agama Islam di daerah tempat tinggal mereka. Nama
wali biasanya diambil dari nama tempat yang dijadikan sebagai pusat
penyebaran agama Islam atau tempat mereka dimakamkan.
Walisongo yang terkenal, antara lain
1) Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim);
2) Sunan Ampel;
3) Sunan Bonang;
4) Sunan Drajat;
5) Sunan Giri;
6) Sunan Kudus;
7) Sunan Kalijaga;
8) Sunan Gunung Jati;
9) Sunan Muria.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah ideologi agama yang paling cocok dengan logika, paling tegas di dalam
keyakinan prinsip Ke-Esaan Tuhan dan paling jelas dalam menemukan kemuliaan zat yang
Maha Tinggi dan Maha Mulia. Kepercayaan pada Tuhan Yang Maha Esa telah diajarkan oleh
para Nabi Allah, mulai Nabi Adam Saw hingga penutup kesempurnaan agama langit yaitu
Nabi Muhammad Saw. Wahyu merupakan pilar dan pondasi utama kenabiaan dan sekaligus
hal yang paling penting dalam agama-agama langit.4[1]
Islam adalah jendela bagi manusia Muslim untuk melihat alam. Islam tidak
membiarkan manusia Muslim menjadi panik dalam pencarian-pencariannya tentang sikap
yang harus diambil dalam kehidupannya, namun ia telah menggariskan sebuah sikap yag
realistis dan logis dan menuntutnya untuk berpegang teguh dengannya. Adakalanya dengan
pendidikan membuat sesuatu dari sesuatu tanpa daya tarik internal di dalam yang disebut
sesuatu.5[2] Sebagai contoh: alam bagi seorang Muslim dalam perspektif Islam adalah
medan yang harus digelutinya dengan proses historis dan kosmis sesuai kehendak Allah
SWT.6[3]
Kebangkitan dan pencerahan yang dilakukan Nabi merupakan fakta sejarah yang
memiliki pengaruh mendalam bagi manusia. Jika gerakan para Nabi sepanjang sejarah tidak
pernah terjadi, maka kondisi dunia tidak akan seperti saat ini. Kebangkitan dan pencerahan
yang tulus tidak mungkin dapat diselewengkan oleh penipu. Mencari dan memperoleh
pengetahuan mengenai masa silam akan menghasilkan pencerahan dan kepuasaan
intelektual.7[4] Pengkajian tentang kebudayaan Islam dan peradaban umat Islam merupakan
hal yang patut dihargai.
Salah satu cahaya keemasan yang paling dekat dengan kita adalah sejarah Nabi
Muhammad Saw. Merupakan fakta tentang orang yang memiliki pengaruh di seluruh dunia
nomor satu. Beliau menyebarkan Islam sendirian di Mekkah yang saat itu penduduknya
jahiliyah dan kemudian berubah menjadi masyarakat berakhlak.8[5] Adapun Islam berada di
tangan Rasulullah Saw memegang peranan dalam persoalan-persoalan dunia dan mulai besar
sejak masa-masa hidup Rasulullah Saw. Bahkan menguasai pembentukan prinsip-prinsip
yang mempengaruhi politik dunia dan masih mempengaruhi kebudayaan serta peradaban
Islam di dunia.
Sebagai tambahan bagi tanda-tanda dari Al-Quran, Nabi Muhammad juga telah
menyebutkan beberapa misi kenabiannya. Pada suatu saat ia berkata: Aku diutus tiada lain
untuk menyempurnakan akhlak manusia. Dan dalam kesempatan lain beliau mengulangi
kata-kata ini tiga kali,Aku diutus untuk memberi pengajaran9[6]
B. Rumusan Masalah.
Di dalam makalah ini akan dikemukakan beberapa segi pokok tentang Islam sebagai
ideologi agama dan kebudayaan masyarakat Islam. Maka rumusan masalah yang dibuat
sebagai berikut:
1. Apa pengertian kebudayaan Islam?
2. Prinsip-prinsip kebudayaan Islam?
3. Bagaimana perkembangan kebudayaan Islam?
4. Bagaimana kebudayaan Islam di Indonesia?
C. Tujuan Masalah.
Berdasarkan beberapa rumusan masalah di atas maka tujuan dari pembahasan ini
adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian kebudayaan Islam.
2. Untuk Prinsip-prinsip kebudayaan Islam.
3. Untuk mengetahui perkembangan kebudayaan Islam.
4. Untuk mengetahui bagaimana kebudayaan Islam di Indonesia.

II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Kebudayaan Islam.
Kebudayaan berasal dari kata "budi" dan "daya", kemudian digabungkan menjadi
"budidaya" yang artinya upaya untuk menghasilkan dan mengembangkan sesuatu agar
menjadi lebih baik dan memberi manfaat bagi kehidupan. Lalu diberi imbuhan "ke" dan "an"
menjadi kebudidayaan atau disingkat menjadi kebudayaan.10[7] Jadi, kebudayaan adalah
upaya yang dilakukan umat manusia untuk menghasilkan dan mengembangkan sesuatu, baik
yang sudah ada maupun yang belum ada agar memberikan manfaat bagi kehidupan manusia.
Menurut Herkovits, kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hidup yang diciptakan
oleh manusia. Sebagian para ahli mengartikan kebudayaan kemungkinan besar sangat
dipengaruhi oleh pandangan evolusionisme, yaitu suatu teori yang mengatakan bahwa
kebudayaan itu akan berkembang dari tahapan yang sederhana menuju tahapan yang lebih
kompleks11[8] Dengan demikian kebudayaan berkaitan dengan aspek kehidupan manusia
yang menyeluruh baik material maupun non material.
Sebagian para ahli mengartikan kebudayaan kemungkinan besar sangat dipengaruhi
oleh pandangan evolusionisme, yaitu suatu teori yang mengatakan bahwa kebudayaan itu
akan berkembang dari tahapan yang sederhana menuju tahapan yang lebih kompleks12[9]
Dengan demikian kebudayaan berkaitan dengan aspek kehidupan manusia yang menyeluruh
baik material maupun non material.
Ada 3 bentuk kebudayaan dalam perwujudan sebagai berikut:
1. Wujud sebagai suatu komplek dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, dan peraturan.
Kebudayaan ini dapat disebut sebagai adapt istiadat yang menunjukan bahwa budaya
mempunyai fungsi mengatur, mengendalikan, dan memberi arah kepada tindakan, kelakuan,
dan perbuatan manusia dalam masyrakat sebagai sopan santun.
2. Wujud kebudayaan sebagai aktivitas dan tindakan manusia dalam masyarakat.Wujud ini
dapat disebut sistem social karena menyangkut tindakan dan kelakuan manusia.
3. Wujud ini berupa interaksi masyarakat dan aktivitas masyarakat dalam kehidupan sehari-
hari.Wujud kebudayaan sebagai benda dan hasil karya manusia.
Wujud ini bersifat fisik atau karya benda yang sifatnya paling konkret dari hal-hal kecil
hingga hal yang besar, seperti candi borobudur, kain batik, dan lain sebagainya.
Islam menurut etimologi berasal dari bahasa arab, salima yang artinya selamat dan
aslama yang artinya memelihara dalam keadaan selamat sentosa, menyerah diri, ketundukan
dan kepatuhan.13[10] Islam juga memiliki arti berserah diri.14[11] Dengan melakukan
aslama orang itu akan selamat dunia akhirat.15[12] Kata Islam adalah nama yang diberikan
oleh Allah Swt ditunjukan pada ayat Al-Quran yaitu:
(#q?r& %!$# y#n=tFz$# $tBur 3 On=M}$# !$# yY e$!$# b)
3 OgoYt/ $Jt/ O=9$# Ndu!%y` $tB t/ .`B w) |=tG39$#
>$|t:$# | !$# c*s !$# Mt$t/ 3t `tBur
Artinya: Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada
berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan
kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir
terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.
Menurut Geezt, agama adalah suatu sistem simbol yag bertindak untuk menetapkan
dorongan hati dan motivasi kuat, menembus, dan bertahan lama pada manusia dengan cara
memformulasikan berbagai konsep tentang suatu tatanan umum dari yang hidup dan
mewarnai konsep-konsep ini dengan aura faktualitas sehingga (dorongan hati dan motivasi
itu tampak sangat realistik.16[13] Dari interpretasi Geertz terdapat pada asumsi bahwa agama
sebagai suatu sistem budaya yang mengandung konsep-konsep tentang suatu tatanan umum
keberadaan yang penting bagi orang-orang beriman dalam suatu komunitas agama tertentu.
Adapun prinsip-prinsip penting agama Islam adalah (1) percaya bahwa Sang Pencipta itu Esa
atau tunggal, tak berwujud, Maha Kuasa, Penyayang dan Pengasih; (2) kedermawanan dan
persaudaraan antar umat manusia; (3) menundukkan hawa nafsu; (4) bersyukur kepada Sang
Pemberi segala kebaikan; dan (5) pertanggungjawaban manusia atas perbuatannya di
akhirat.17[14]
B. Keadaan Masyarakat Islam.
Salah satu kekayaan sejarah peradaban Islam adalah mengenal keadaan masyarakat
Islam, peradaban dan pemikiran umat manusia. Membahas sejarah Islam sangatlah luas dan
kompleks. Islam hadir di tengah masyarakat Jahiliyyah melalui Nabi Muhammad Saw. Islam
selanjutnya menyebar dengan peran keluarga dan para sahabat. Kemudian setelah itu muncul
dinasti-dinasti al-Khulafa ar-Rasyidun. Al-Khulafa Ar-Rasyidun adalah Sayyidina Abu
Bakar, Sayyidina Umar, Sayyidina Ustman, dan Sayyidina Ali yang menjadi penguasa
tertinggi bagi umat Islam setelah Nabi Muhammad Saw wafat. Mereka berhasil membuat
peradaban dan kekuatan politik yang menandingi kekuatan. Yang saat itu, yaitu Bizantium
dan Persia.
Akan tetapi ada perselisihan umat Islam yang terbesar yaitu masalah
kekhalifahan/kepemimpinan setelah Nabi Saw wafat. Perselisihan ini mengakibatkan
pertumpahan darah dalam Islam, yang sebelumnya belum pernah terjadi. Dapat dipastikan,
perselisihan tidak akan terjadi apabila Nabi Saw masih hidup. Beliau akan selalu
membimbing manusia ke jalan yang lurus.18[15]
Bahkan di masa hidup Nabi Muhammad Saw penentangan terhadap beliau dikisahkan
melalui peristiwa Usamah bin zaid. Saat itu Farwah bin Umar Al-Judzami, kepala daerah
Maan yang diangkat Kaisar Romawi, memeluk agama Islam. Mengetahui hal itu, para
penguasa Romawi sangat marah dan membunuh dengan kepalanya dipancung, lalu
diletakkan di sebuah mata air bernama Alfa di Palestina. Mengetahui kejadian tersebut,
Rasulullah SAW segera menyiapkan pasukan. Sebagai panglima perang, diangkatlah Usamah
bin Zaid bin Haritsah. Kala itu usianya baru 18 tahun. Beberapa sahabat sempat
mempertanyakan keputusan tersebut. Apalagi, turut serta dalam pasukan itu para sahabat
senior semisal Umar bin Khathab, Abu Ubaidah bin Jarrah, Saad bin Abi Waqqash, Said bin
Zaid, Amru bin Nufail, dan lainnya. Mendengar desas-desus yang seolah menyepelekan
kemampuan Usamah itu, Umar bin Khathab segera menemui Rasulullah. Beliau sangat
marah, lalu bergegas mengambil sorbannya dan keluar menemui para sahabat yang tengah
berkumpul di Masjid Nabawi. Setelah memuji Allah dan mengucapkan syukur, beliau
bersabda, Wahai sekalian manusia, aku mendengar pembicaraan mengenai pengangkatan
Usamah? Demi Allah, seandainya kalian menyangsikan kepemimpinannya, berarti kalian
menyangsikan juga kepemimpinan ayahnya, Zaid bin Haritsah..Demi Allah, Zaid sangat
pantas memegang pimpinan, begitu juga dengan putranya, Usamah. Kalau ayahnya sangat
aku kasihi, maka putranya pun demikian. Mereka adalah orang yang baik. Hendaklah kalian
memandang baik mereka berdua. Mereka juga adalah sebaik-baik manusia di antara
kalian.19[16]

Peristiwa ini menunjukkan penurunan kebudayaan masyarakat Islam bahwa ketaatan


kepada pemimpin (dalam hal ini Nabi) berkurang, apalagi kejadian ini terjadi di saat masa-
masa akhir kehidupan Nabi Muhammad yang seharusnya nilai ketaatan kepada seorang
pemimpin tertanam sempurna pada setiap sahabat-sahabat Nabi Saw.
Selain itu sejarah peradaban Islam memiliki jejak-jejak emas seperti penerjemahan
kitab-kitab kuno para filosof Yunani pada masa dinasti Abbasiah yang saat itu dikuasai oleh
Harun Ar-Rasyid dan al-Ma'mun. Selain itu ilmu pengetahuan dikembangkan oleh universitas
Fatimiah di Cairo (Dar al-Hikmah), serta melaui Umayyah II di Cordova. Kemudian setelah
jatuhnya Bagdad 656 H/1258 M ketika banyak ulama berhijrah ke Timur sebagai pelarian
dari ancaman pembantaian Mongol. Penduduk wilayah Pantai Utara mengenal Islam berkat
kedatangan mereka dan para pedagang Muslim yang datang mencari stabilitas dan keamanan.
Perjalanan Islam dilanjutkan melalui imperium baru melalui tiga dinasti yang mana ilmu
pengetahuan dipusatkan di Trans Oxiana (Chaghtai), Sarai Baru (Golden Horde) dan Tabriz
(Ilkhan)20[17]
Selain kejayaan dan sumbangsih ilmu pengetahuan dari manusia yang diberikan untuk
peradaban Islam, konflik yang menyedihkan bagi keluarga Nabi dengan kepentingan
bermadzhab karena perbedaan aliran yang sangat kental. Menurut Tonybee, Islam memiliki
dua saudara kembar yaitu masyarakat Iran dan Arab. Hal ini diungkapkan tentang
kerkuasanya khalifah Usmani terhadap negara-negara Arab. Perpecahan agama bukanlah
penyebab timbulnya perbedaan antar kedua masyarakat. Walaupun Islam terpecah menjadi
dua golongan, Ahlusunnah dan Syi'ah, tetapi perpecahan ini tidak pernah sama di setiap
periodenya. 21[18]
Dengan perpecahan masyarakat Arab Islam dan masyarakat Iran Islam, telah merobek-
robek hati masyarakat Iran Islam, ketika madzhab Syi'ah Iran berkuasa pada permulaan abad
ke enam belas Masehi, hingga madzhab ini menjadi poros dan dasar pokok masyarakat Iran
yang beragama Islam,(yang meluas ke timur dan ke barat dari Afghanistan hingga Anatolia),
dengan membiarkan madzhab Ahlusunnah berkuasa di samping poros ini, yakni di ujung-
ujung negeri Iran dan negeri Arab hingga ke selatan dan ke barat.22[19]
Perpecahan masyarakat Islam menjadi Syiah Ahlulbait dan Ahlussunnah terjadi pasca
wafat Nabi Muhammad Saw. Tanpa disadari, para musuh berusaha mengubur atau
menjauhkan keluarga Nabi yaitu Ahlulbait dari manusia dan sejarah.23[20] Maka sebagian
kelompok tak ingin sejarah Ahlulbait diangkat dan dibicarakan yang sebenarnya, karena hal
ini akan menghadapi sebuah kekuatan agenda politik duniawi tertentu. Pihak ini sadar betul,
jika sejarah ini dibuka maka kepalsuan legitimasi atau landasan yang selama ini dijadikan
instrument akan mengancam eksistensi mereka.24[21]
Dengan dapat dipastikan bahwa konsep yang disajikan oleh Rasul sejak awal sudah
didukung oleh kepemimpinan Imam Ali sebagai sosok satu-satunya di tengah masyarakat
Islam yang mampu memainkan peran sebagai pengganti Rasul dan membenahi keusakan dan
kekurangan yang diwariskan ketiga khalifah sebelumnya. Rasa hormat dan simpati tulah yang
mendorong hati masyarakat menyerahkan tampuk kepemimpinan kepadanya setelah Usman
bin Affan tewas terbunuh. Rasa cinta itu bukan lahir dari karakter spiritual maupun politik.
Seharusnya keyakinan terhadap pemimpin adalah kelanjutan dari keimanan kepada
Rasulullah.25[22]
Jika saja manusia mau belajar sejarah dan memahaminya dengan menggunakan akal
pikiran yang jernih, maka perbedaan itu tidaklah terjadi. Sebagaimana yang dituliskan oleh
mufasir kontemporer M. Quraish Shihab bahwa manusia memiliki akal yang berpotensi
mengantarkan seseoramg untuk berpikir tentang persoalan hal ini diperkuat dengan hadist
Nabi Muhammad Saw bahwa: " Agama adalah akal, dan tidak ada (tidak dianggap
ber)agama jika tidak memiliki akal. Selanjutnya yang harus dipahami bahwa tidak semua
ajaran Islam harus diyakini hanya dengan akal saja. Yang dimaksud adalah jika ajaran Islam
dapat dijangkau dan dipahami oleh nalar, maka itu adalah hal yang perlu didudukkan. 26[23]

C. Krisis kebudayaan Islam.


Telah dipaparkan di atas mengenai krisis-krisis yang dialami Islam pada saat kehidupan
Nabi hingga akhir hayat beliau. Saat ini Islam mulai masuk pada babak berikutnya yaitu
Islam di masa modern sekitar abad 18-20 M yang mengalami masa kemunduran.
Saat itu dunia Islam kalah dan disingkirkan oleh Eropa dengan semangat gold, glory
dan gospel. Semangat penjajah Eropa bangkit untuk mengulangi kejayaan saat menakhlukkan
Islam melalui perang salib. 27[24] Lain halnya dengan pendapat Toynbee, bahwa dunia Islam
jatuh di tangan Barat dan Kaisar Rusia, karena Eropa berusaha mengulangi kejayaan mereka
saat ditakhlukkan Islam pada perang Salib.28[25] Hemat pemakalah bahwa, kaum muslimin
terlalu bangga dengan kemajuan-kemajuan dan kemenangan-kemenangan nenek moyang di
masa keemasan. Dan tidak perhatian pada Laut Tengah dan lalai menghancurkan belenggu
musuh di leher mereka, sehingga Eropa yang yang sedang bangkit menguasai Laut Tengah
dan menguasai sedikit demi sedikit wilayah kekuasaan Islam. Hingga akhirnya Islam
dianggap kalah karena memiliki wilayah sedikit di Timur.
Periode kemunduran Islam ini di mulai saat perjanjian Caltouiz, 26 Januari 1699 M
antara Turki Usmani dengan Austria, Rusia, Polandia, Venesia, dan Inggris. Perjanjian itu
melumpuhkan Turki Usmani menjadi negara kecil karena hanya menguasai beberapa negara
di Hongaria yaitu Valmartia dan Maria. Sejak saat itulah krisis abad modern dimulai.29[26]
Perubahan politik membawa Islam menjadi lumpuh. Khalifah Abbasyiah runtuh. Ahli
sejarah membuktikan bahwa terjadi pula kemunduran dunia keilmuan Islam karena faktor
internal dan eksternal. Faktor eksternal adalah karena kekalahan umat Islam dalam perang
Salib yang berkepanjangan (Hitti hanya menyebutkan antara tahun 1144-1270); dan adanya
serangan sangat dahsyat dari bela tentara mongol di bawah komando Jengis Khan (1155-
1227) dan cucunya Hulagu Khan (1217-1265). Kemudian faktor internal adalah semakin
memudarnya tali persaudaraaan umat dan munculnya fanatisme golongan.30[27]
Sementara Eropa menguasai seluruh negara Islam, Belanda menjajah Indonesia, Inggris
mengkondolisasi, kerajaan di India dan Afrika (Afrika Timur, Afrika Barat dan Nigeria). Di
sisi lain, agama dan kebudayaan hukum Islam masih dipertahankan, akan tetapi pemikiran-
pemikiran baru bermunculan dengan pengaruh ide-ide Eropa. Pada abad 18 M, orang Eropa
sudah memiliki kesadaran renaissance yang tinggi, sedangkan Turki Usmani mengalami
kemorosotan moral dan korupsi, sehingga negara Barat menyebutnya Sickman of
Europe.31[28]
Kedatangan Eropa ke dunia Islam menyadarkan para khalifah Usmani untuk
mengadakan pertahanan dan perubahan. Tak lama Kerajaan Usmani lenyap menjadi Republik
Turki yang indenpenden tanpa kekhalifahan lagi. Kebijaksanaan baru yaitu menciptakan
tentara baru yang dilatih Eropa, administrasi, perpajakan diperluas, hukum baru dikeluarkan,
memonopoli barang-barang tertentu, memproklamirkan reformasi di bidang keamanan, dan
mengontrol semua kegiatan ekonomi. Pada saat itu Turki telah mengalami penyempitan
wilayah karena kehilangan negara penting seperti Balkan dan kerajaan Rumania. Lalu
pecahlah perang Dunia I, Turki bergabung dengan Jerman dan Bulgaria, sedang Italia,
Jepang, China dan Amerika menjadi lawan Turki. Kemudian Turki dan sekutu kalah, maka
Eropa lepas menjadi negara merdeka. Berdasarkan perjanjian Versai 1919, Hijaz tetap
menjadi negara merdeka, Syam dan Lebanon milik Perancis, Inggris memiliki mandate atas
Palestina, Trans Jordan dan Irak.32[29]
Jika memperhatikan kejadian tersebut dapat dikatakan abad ke 19 sampai 20 M, hampir
seluruh dunia Islam berada di kolonia Barat, kecuali Hijaz, Afganistan dan Persia. Sedangkan
negara yang mayoritas Islam dari Maroko hingga Merauke (Indonesia) menjadi "sapi
perahan" bagi negara kolonial untuk memakmurkan dunia barat.33[30]
Menurut Abdul Qadim Zallum, sebab-sebab kemerosotan umat Islam ada beberapa hal
yang paling menonjol, yaitu:
a. Transfer filsafat-filsafat India, Persia dan Yunani, serta adanya upaya sebagian kaum
muslimin untuk mengkompromikannya dengan umat Islam, walau terdapat perbedaan
mendasar di antara keduanya.
b. Adanya manipulasi ajaran Islam oleh orang-orang yang membenci Islam. Baik berupa ide-
ide atau hukum-hukum yang sebenarny a tidak bersumber dari Islam, dengan tujuan merusak
citra Islam dan menjauhkan kaum muslimin.
c. Diabaikannya bahsa arab dalam memahami dan melaksanakan ajaran Islam pada abad ke
tujuh Hijriyah.
d. Serangan gelombang misionaris dan orientalis dalam bidang budaya, menyusul serangan
politis dari negara Barat.34[31]
D. Bangunnya Dunia Islam.
Sejak datangnya Islam, bangsa Arab yang berpusat di Mekkah yang terletak pada jalur
strategis perdagangan natara Laut Tengah dengan samudra Hindia, dikenal sebagai
pedangang. Suku Quraisy, hadir dengan mengukuhkan dan mengatur budaya dagang dengan
tuntunan-tuntunannya. Antara lain dengan mengecam riba, mendorong investasi,
memberlakukan zakat-infak, menganjurkan penghematan dan melarang kecuranga apalagi
penipuan dan sebagainya.35[32]

Upaya mengembalikan kekuatan Islam dikenal dengan gerakan pembaharuan yang


didiorong dua faktor yaitu: 36[33]
1. Pemurnian ajaran Islam dari unsur-unsur asing yang menyebabkan kemunduran Islam.
2. Menimba gagasan-gagasan baru dan ilmu pengetahuan dari Barat. Karena gerakan ini telah
masuk dunia politik dan Islam bukan hanya agama semata melainkan suatu kebudayaan dan
peradaban yang utuh.
Saat itu Muhammad bin Abdul Wahab berusaha membangkitkan dan memperbaiki jiwa
Islam untuk menggapai kemegahan dan kebesaran di masa lalu. Setelah wafat pada tahun
1787, ia digantikan oleh Sa'ud muridnya yang pandai dan cakap dalam mensejahterakan
rakyatnya. Pada dasarnya gerakan wahabi semata-mata ingin memperbaiki kepincangan,
perbuatan tahayul dan kembali ke Islam Sejati. Segala bid'ah, macam tafsir, pengagungan
wali, sesajen dan mistik dilarang keras.37[34] Tauhid Islam diajarkan serba kesederhanaan
tanpa kompromi. Dan Al-Qur'an ditafsirkan secara harfiah, yang dianggap satu-satunya
pedoman tingkah laku manusia. Salat, puasa dan ibadah lainnya dilakukan secara sungguh-
sungguh. Cara hidup sederhana dilaksanakan dengan melarang berpakaian sutera, makan
mewah, rokok, kopi, bahkan seni bangunan keagamaanpun dianggap tabu. Karena itulah
kaum Wahabi membongkar kubah kuburan Rasul yang dianggap menjadi penyembahan
berhala. Jadi jelaslah walaupun memiliki moral yang tinggi tapi memiliki pandangan yang
sangat picik.38[35]
Khurafat, tahayul dan bidah bukan hanya terjadi di masa setelah kenabian, bahkan di
setiap periode kenabian kebiasaan mistik, penyembahan berhala, sihir, meramalkan nasib dan
lainnya telah mendarah daging pada masyarakat Arab jahiliyah. Islam datang membawa
ajaran tauhid menuju Tuhan Sejati yaitu Allah Swt. Segala macam kegiatan itu dilarang keras
karena dapat menyebabkan lumpuhnya keimanan kepada Allah Swt. Bahwa kekuatan Islam
berasal dari kekuatan keimanan kepada Allah Swt dan Nabi Nya.

Akan tetapi jika Islam hanya mengandalkan pengajaran keagamaan saja, ia juga akan
kehilangan kekuasaan politik. Beberapa mengecam dengan menunjuk gerakan Wahabi
sebagai bukti bahwa agama Islam tidak akan berkembang dan maju menurut keadaan masa
dan tidak sejalan dengan kemajuan zaman. Sekiranya jika seseorang yang berpikiran cerdas
dan bijaksana, tentunya cita-cita itu benar bahwa kita harus memegang prinsip kebenaran
Islam. Akan tetapi perlu diketahui bahwa dunia semakin berkembang dan maju menuntut
seseorang berpikiran terbuka dan memandang di segala sisi.
Menurut Dr. Jeffrey Lang, muslim Amerika yang merupakan professor Matematika di
Universitas Kansas, berdasarkan pengalaman atas gagasannya mendirikan negara Islam di
Amerika. Ide pertama adalah negara Islam (al-dawlah al-islamiyah) yang bermula
menjalankan syariat Islam dalam konteks social politik umat Islam kontemporer. Kedua,
negara negara Islam ditunjang konsep klasik dar al-islam dan dar al-harb. Dunia ini dibagi
dua. Satu bagian diperintah ajaran Islam dan satunya bukan dengan ajaran Islam.39[36]
Formulasi hukum ini tidak ada sangkut pautnya; negara islam diperintahkan kaum
muslim dengan syariat Islam sedangkan dar al-harb negara bukan dengan syariat Islam yang
mana harus ditundukkan dengan jalan, kalau perlu, penakhlukkan supaya tunduk di bawah
pemerintahan Islam. Menurut teori ini, keadaan perang dan kerusuhan akan terjadi terus
menerus antara muslim dan non muslim. Sehingga di kalangan akademis dan media Barat
memperlihatkan karakter Islam yang keras dan suka perang.
Kita tinggalkan Dr. Lang dan kembali memahami pemerintahan sistem kekhalifahan
yang menerapkan sistem syariat Islam. Kita tidak mungkin menerapkan kembali sistem
kekhalifahan, kita aplikasikan sistem kekhalifahan dengan negara modern. Bahwa Politik
Ilahiyah dan Politik Negara harus sesuai dengan ajaran Islam dan jika ada politik negara yang
tidak sesuai dengan Politik Ilahiyyah, maka harus dihapus dan ditinggalkan. Sehingga
kebudayaan Islam dan peradaban umat muslim sedunia bisa dijalankan dengan pemerintahan
Islam yang ideal.

Negara Islam sesungguhnya bukanlah ide yang asing. Dalam literatur ilmu politik
klasik kita mengenal Thomas Aquinas "raja skolastik". Pernah merumuskan negara dalam
kerangka politik keagamaan. Inti dasarnya adalah eksistensi negara bersumber dari kodrat
manusia. Hukum kodrat adalah hukum dasar moral yang mencerminkan hukum
kebijaksanaan Ilahi. Hukum positif sebagai hukum buatan manusia hanyalah sah sejauh
berdasarkan hukum kodrat. Jadi, tindakan legislatif negara hanya legitim asal sesuai dengan
norma-norma moral.40[37]
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kebudayaan Islam merupakan agama sebagai suatu sistem budaya yang mengandung
konsep-konsep tentang suatu tatanan umum keberadaan yang penting bagi orang-orang
beriman dalam suatu komunitas agama tertentu.
3. Makalah ini berusaha menyajikan berbagai data dan fakta yag terjadi dalam perjalan sejarah
peradaban Islam sebagai gambaran umum profil peradaban Islam, guna menjadi muqadimah
dalam penelitian dan pembahasan luasnya khazanah peradaban Islam. Makalah ini sengaja
tidak menyimpulkan atau condong terhadap data dan fakta tertentu, namun sebagaimaa
judulnya adalah profil umum tentang peradaban kebudayaan Islam.
4. Menurut hemat pemakalah ketika kita membicarakan profil kebudayaan Islam, maka yang
terlintas adalah sejarah Islam itu sendiri. Dan ketika kita membicarakan sejarah Islam, maka
disana akan kita akan dapati berbagai literatur sumber-sumber dan fakta-fakta sejarah yang
sangat menarik dikaji dan sifatnya tidak akan ada selesainya. Karena berdasarkan pemaparan
data-data diatas, pemakalah menyimpulkan bahwa profil peradaban Islam sebenarnya
belumlah selesai sampai saat ini. Dan fakta-fakta sejarah peradaban Islam di masa lalu
sampai saat ini menunjukkan kaya dan luasnya khazanah peradaban Islam. Dan ini juga
berarti bahwa kerberagaman fakta sejarah tersebut juga menjadi bekal bagi kemajuan dan
kesempurnaan peradaban Islam di masa yang akan datang.
Akhirnya, pemakalah memohon maaf atas kekurangan dan kesalahan dari makalah ini.
Dan pemakalah memohon saran dan masukan dari yang telah membaca makalah ini
khususnya kepada dosen Pembimbing. Agar kekurangan dan kesalahan yang sama tidak akan
terulang dikesempatan yang akan datang. Wallahu alam bi ash-shawab

DAFTAR RUJUKAN
1. Abdul Qaim Zallum. Mengenal Gerakan Islam di Timur Tengah Hizbut Tahrir. Jakarta:al-
Khilafa
2. Al-Chaidar. 1419 H. Reformasi Prematur Jawaban Islam terhadap Reformasi Total.Darul
Falah
3. Alwi Shihab. 2009. Antara Tasawuf Suni & Tasawuf Salafi, Akar Tasawuf di Indonesia.
Cinere: Pustaka IIMAN.
4. Elly Setiadi. 2006. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta: Kencana.
5. F.R. Ankersmit.1987. Refleksi tentang Sejarah. Pendapat-pendapat Modern tentang Filsafat
Sejarah. Jakarta: PT. Gramedia.
6. Fuad Muhammad Shibel. 1977. Hadharatul Islam Fi Dirasati Toynbee Lit
Tarikh.(diterjemahkan dalam bahasa Indonesia: Kebudayaan Islam MenurutTinjauan
Toynbee) Jakarta: Bulan Bintang.
7. Ibrahim Amini. 2007. Wahyu Dar Adyan Asman.( diterjemahkan : Our Religi). Jakarta: Al-
Huda.
8. Jalaluddin Rakhmat. 2006. Islam dan Pluralisme, Akhlak Al-Quran Menyikapi
Perbedaan.Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta.
9. Javad Beheshti. My Symbol (diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia: My Symbol:
Muhammad Jati Diriku). Jakarta: Al-Huda
10. L. Stoddard. 1966. The New World of Islam (diterjemahkan dalam bahasa Indonesia: Dunia
Baru Islam)
11. M. Abdul Karim. 2009. Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. Yogjakarta: Pustaka Book
Publisher.
12. M. Quraish Shihab. 2007. Logika Agama Kedudukan Wahyu dan Batas-Batas Akal dalam
Islam. Jakarta: Lentera Hati.
13. M. Zainuddin. 2011. Filsafat Ilmu Perspektif Pemikiran Islam.Yogjakarta: Naila Pustaka
14. Muhammad Bagir Sadr.2010. Bahts Haulal Walayah (diterjemahkan: Kepemimpinan Pasca
Nabi). Jakarta: Al-Huda
15. Nasruddin Razak. 1983. Dienul Islam.Bandung: PT. Al-Ma'arif.
16. Rasul Jafarian. 2009. History of The Caliphs; From The Death of The Messenger to The
Decline of The Umayyad Dynasty (terjemahan bahasa Indonesia : Sejarah Islam oleh: Ilyas
Hasan). Jakarta: PT.Lentera Basritama.
17. Saed Zomaezam. Al-Imam al-Husain Shaghil ad-Dunya (diterjemahkan dalam bahasa
Indonesia: 10 Hari Yang Menggentarkan Dunia, Ucapan dan Komentar Tokoh Dunia For
Husein The Martyr Of Karbala.). Jakarta: Papyrus Publishing.
18. Studi Islam Sunan Ampel. 2005. Pengantar Studi Islam. Surabaya: IAIN Sunan Ampel
19. Syed Ameer Ali. 2008. The Spirit Of Islam (terjemahan bahasa Indonesia oleh
Margono&Kamilah). Yogyakarta: Penerbit Navila.
20. Ali As-Salus. 1997. Aqidah Al-Imamah inda As-Syiah Al-Isna Asyariyah (diterjemahkan:
Imamah dan Khilafah dalam Tinjauan Syari). Jakarta: Gema Insani Press.
21. Syekh Z.A Qurbani Lahiji. 2011. Imam Alis First Treatise on The Islamic Ethics and
Education (diterjemahkan:Risalah Sang Imam). Jakarta:Penerbit Al-Huda
22. http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/12/07/11/m701se-kisah-sahabat-
nabi-usamah-bin-zaid-panglima-terakhir-rasulullah-1
23. http://id.m.wikipedia.org/wiki/kebudayaan_Islam
24. http://muhammad-haidir.blogspot.com/2013/04/pengertian-sejarah-kebudayaan-islam-
html?m=1#
25. http://stkip.files.wordpress.com//2011/05/isbd.pdf
http://shirotuna.blogspot.com/2014/10/pengertian-kebudayaan-islam.html

http://prastputra.blogspot.com/

http://www.plengdut.com/2012/10/perkembangan-agama-islam.html

Você também pode gostar