Você está na página 1de 6

Nama : Shelby Yelina Biantoro

Kelas : SA 3
NPM : 1510109666

Persamaan Konsep Dasar Akuntansi Menurut Accounting


Principles Board (APB) & Paton dan Littleton

Accounting Principles Board (APB) Paton dan Littleton

1. Entitas Akuntansi (Accounting Entity) 1. Entitas bisnis atau kesatuan usaha (The
Makna entitas atau kesatuan akuntansi adalah business entity)
perusahaan dianggap sebagai entitas ekonomi dan Bahwa perusahaan dianggap sebagai suatu
entitas hokum yang terpisah dari pihak pihak yang kesatuan atau badan usaha ekonomik yang berdiri
berkepentingan, oleh karena itu informasi akuntansi sendiri, bertindak atas namanya sendiri, dan
hanya berhubungan dengan entitas dimaksud yang kedudukannya terpisah dari pemilik atau pihak lain
membatasi kepentingan para pemiliknya. yang menanamkan dana dalam perusahaan dan
kesatuan ekonomik tersebut menjadi pusat perhatian
atau sudut pandang akuntansi
Jadi entitas akuntansi sama dengan akuntansi bisnis.
2. Usaha berlanjut (Going concern) 2. Kontinuitas kegiatan/usaha (Continuity
Suatu entitas akuntansi dipandang akan berjalan of activity)
terus apabila tidak terdapat bukti sebaliknya. Hal itu, Bahwa kalau tidak ada tanda-tanda, gejala-gejala,
berarti bahwa perusahaan sebagai suatu kesatuan, atau rencana pasti di masa datang bahwa kesatuan
dianggap akan melanjutkan usahanya usaha akan dibubarkan atau dilikuidasi maka
berkesinambungan (going Concern), dimana sejak akuntansi menganggap bahwa kesatuan usaha
saat didirikannya tidak pernah ada niatan untuk tersebut akan berlangsung terus sampai waktu yang
dibubarkan. tidak terbatas.
Jadi usaha berlanjut sama dengan kontinuitas usaha.
3. Pengukuran sumber ekonomi dan 3. Penghargaan sepakatan (Measured
kewajiban (Measurement of economic consideration)
resources and obligations)
Bahwa jumlah rupiah/agregat-harga (price-
Akuntansi keuangan, terutama berkepentingan
aggregate) atau penghargaan sepakatan (measured
dengan pengukuran (Measurement) atas seluruh
sumber-sumber ekonomi dan kewajiban-kewajiban consideration) yang terlibat dalam tiap transaksi atau
perusahaan. kegiatan pertukaran (exchange activities) merupakan
bahan olah dasar akuntansi (the basic subject matter
of accounting) yang paling objektif terutama dalam
mengukur sumber ekonomik yang masuk
(pendapatan) dan sumber ekonomik yang keluar
(biaya). Sebagai konsekuensi, elemen-elemen atau
pos-pos pelaporan keuangan diatur atas dasar
penghargaan sepakatan tersebut.
Jadi pengukuran sumber ekonomi dan kewajiban sama dengan penghargaan sepakatan.
4. Periode-periode waktu (Time periods) 4. Kos melekat (Costs attach)
Proses akuntansi keuangan ini, adalah untuk Bahwa kos melekat pada objek yang
menyajikan informasi tentang aktivitas ekonomi dipresentasinya hingga kos bersifat mudah bergerak
perusahaan dalam periode waktu tertentu. dan dapat dipecah-pecah atau digabung-gabungkan
kembali mengikuti objek yang didekati. Berbagai kos
mempunyai daya saling mengikat antara yang satu
dan yang lainnya ikatan objek-objek yang
disimbolkannya. Bila berbagai komponen
digabungkan menjadi suatu objek atau barang baru,
gabungan kos yang baru semata-mata merupakan
penggabungan berbagai kos yang melekat pada tiap
komponen tanpa memperhatikan nilai ekonomik baru
yang melekat pada barang baru.
Jadi periode-periode waktu sama dengan kosmelekat.
5. Pengukuran dalam unit uang 3. Penghargaan sepakatan (Measured
(Measurement in terms of money) consideration)
Akuntansi keuangan, menggunakan atribut Bahwa jumlah rupiah/agregat-harga (price-
pengukuran terhadap sumber-sumber ekonomi dan aggregate) atau penghargaan sepakatan (measured
kewajiban perusahaan serta seluruh perubahannya consideration) yang terlibat dalam tiap transaksi atau
dalam satuan ukur uang (Term of money). kegiatan pertukaran (exchange activities) merupakan
bahan olah dasar akuntansi (the basic subject matter
of accounting) yang paling objektif terutama dalam
mengukur sumber ekonomik yang masuk
(pendapatan) dan sumber ekonomik yang keluar
(biaya). Sebagai konsekuensi, elemen-elemen atau
pos-pos pelaporan keuangan diatur atas dasar
penghargaan sepakatan tersebut.
Jadi pengukuran dalam unit uang sama dengan penghargaan sepakatan.
6. Akrual (Accrual) 5. Upaya dan capaian/hasil (Effort and
Penentuan hasil usaha periodik, dan posisi keuangan accomplishment)
perusahaan itu, dipengaruhi oleh metode pengakuan Bahwa biaya merupakan upaya dalam rangka
dan pengukuran atas sumber-sumber ekonomi dan memperoleh hasil berupa pendapatan. Dengan kata
kewajiban perusahan, serta seluruh perubahannya lain, tidak ada hasil (pendapatan) tanpa upaya (biaya).
pada saat realisasi penerimaan atau pengeluaran Secara konseptual, pendapatan timbul karena biaya
uang. bukan sebaliknya pendapatan menanggung biaya.
Jadi akrual sama dengan upaya dan capaian/hasil.
7. Harga pertukaran ( Exchange price ) 3. Penghargaan sepakatan (Measured
consideration)
Pengukuran dalam akuntansi keuangan terutama
Bahwa jumlah rupiah/agregat-harga (price-
didasarkan pada harga pertukaran yaitu jumlah yang
aggregate) atau penghargaan sepakatan (measured
harus diterima atau dibayarkan dalam transaksi
consideration) yang terlibat dalam tiap transaksi atau
normal pada saat terjadinya.
kegiatan pertukaran (exchange activities) merupakan
bahan olah dasar akuntansi (the basic subject matter
of accounting) yang paling objektif terutama dalam
mengukur sumber ekonomik yang masuk
(pendapatan) dan sumber ekonomik yang keluar
(biaya). Sebagai konsekuensi, elemen-elemen atau
pos-pos pelaporan keuangan diatur atas dasar
penghargaan sepakatan tersebut.
Jadi harga pertukaran sama dengan penghargaan sepakatan.
8. Angka pendekatan (Approximation) 4. Kos melekat (Costs attach)
Bahwa angka-angka hasil pengukuran dalam Bahwa kos melekat pada objek yang
akuntansi merupakan pendekatan makna objek atau dipresentasinya hingga kos bersifat mudah bergerak
kejadian yang ingin diwakili oleh angka tersebut dan dan dapat dipecah-pecah atau digabung-gabungkan
bukan hasil pengukuran yang pasti. kembali mengikuti objek yang didekati. Berbagai kos
Dalam akuntansi tidak dapat dihindarkan penafsiran- mempunyai daya saling mengikat antara yang satu
penafsiran baik nilai, harga, umur, jumlah penyisihan dan yang lainnya ikatan objek-objek yang
piutang ragu, kerugian, dan sebagainya. Misalnya disimbolkannya. Bila berbagai komponen
taksiran umur aset, taksiran harga persediaan, harga digabungkan menjadi suatu objek atau barang baru,
surat berharga, penyisihan piutang ragu, dan lain gabungan kos yang baru semata-mata merupakan
sebagainya. penggabungan berbagai kos yang melekat pada tiap
komponen tanpa memperhatikan nilai ekonomik baru
yang melekat pada barang baru.
Jadi angka pendekatan sama dengan kos melekat.
9. Pertimbangan (Judgment) 6. Bukti terverifikasi dan objektif
Dalam menyusun laporan keuangan banyak (Verifiable, objective evidence)
diperlukan pertimbangan pertimbangan akuntan atau Bahwa informasi keuangan akan mempunyai
manajemen berdasarkan keahlian atau pengalaman tingkat kebermanfaatan dan tingkat keterandalan
yang dimilikinya. Misalnya judgment tentang yang cukup tinggi apabila terjadinya data keuangan
memilih FIFO, LIFO, metode garis lurus, atau didukung oleh bukti-bukti yang objektif dan dapat
double declining, klasifikasi perkiraan dan diuji kebenarannya (keabsahannya/keautetikannya).
sebagainya. Objektivitas bukti harus dievaluasi atas dasar kondisi
yang melingkupi penciptaan, pengukuran, dan
penangkapan atau pengakuan data akuntansi. Jadi,
akuntansi tidak mendasarkan diri pada objektivitas
mutlak melainkan pada objektivitas relatif yaitu
objektivitas yang paling tinggi pada waktu transaksi
terjadi dengan mempertimbangkan keadaan dan
tersedianya informasi pada waktu tersebut.
Jadi pertimbangan sama dengan bukti terverifikasi dan objektif.
10. Informasi keuangan umum (General- 6. Bukti terverifikasi dan objektif
purpose financial information) (Verifiable, objective evidence)
Informasi yang disajikan dalam laporan Bahwa informasi keuangan akan mempunyai
keuangan yang dihasilkan akuntansi keungan tingkat kebermanfaatan dan tingkat keterandalan
ditujukan buat pemakai secara umum, bukan yang cukup tinggi apabila terjadinya data keuangan
pemakai khusus. Tidak ditujukan khusus kepada didukung oleh bukti-bukti yang objektif dan dapat
banker, investor, kreditor, analisis, manajemen, atau diuji kebenarannya (keabsahannya/keautetikannya).
karyawan. Objektivitas bukti harus dievaluasi atas dasar kondisi
yang melingkupi penciptaan, pengukuran, dan
penangkapan atau pengakuan data akuntansi. Jadi,
akuntansi tidak mendasarkan diri pada objektivitas
mutlak melainkan pada objektivitas relatif yaitu
objektivitas yang paling tinggi pada waktu transaksi
terjadi dengan mempertimbangkan keadaan dan
tersedianya informasi pada waktu tersebut.
Jadi informasi keuangan umum sama dengan bukti terverifikasi dan objektif.
11. Statemen keuangan berkaitan secara 2. Kontinuitas kegiatan/usaha (Continuity
mendasar (Fundamentally related of activity)
financial statements) Bahwa kalau tidak ada tanda-tanda, gejala-gejala,

Neraca, daftar laba rugi , dan laporan sumber atau rencana pasti di masa datang bahwa kesatuan

dan penggunaan dana mempunyai hubungan yang usaha akan dibubarkan atau dilikuidasi maka

sangat erat dan berkaitan satu dengan yang lain. Ini akuntansi menganggap bahwa kesatuan usaha

merupakan salah satu alat kontrol akuntansi sehingga tersebut akan berlangsung terus sampai waktu yang

tidak mudah melakukan rekayasa laporan begitu juga tidak terbatas.

tanpa memperhatikan hubungan satu pos (akun)


dengan pos lainnya.
Jadi statemen keuangan berkaitan secara mendasar sama dengan kontinuitas kegiatan/usaha.
12. Substansi dari pada bentuk (Substance 1. Entitas bisnis atau kesatuan usaha (The
over form) business entity)
Karena akuntansi ingin memberikan Bahwa perusahaan dianggap sebagai suatu

informasi yng dipercaya bagi pengambil keputusan kesatuan atau badan usaha ekonomik yang berdiri
sendiri, bertindak atas namanya sendiri, dan
maka akuntansi lebih menekankan penggunaan
kedudukannya terpisah dari pemilik atau pihak lain
informasi yang berasal dari kenyataan ekonomis
yang menanamkan dana dalam perusahaan dan
suatu kejadian daripada bukti legalnya. Misalnya
kesatuan ekonomik tersebut menjadi pusat perhatian
dalam akte notaris modal telah disetor penuh, tetapi
atau sudut pandang akuntansi.
kenyataan setoran belum ada maka akuntansi
berpihak pada kenyataan sebenarnya. Kalau memang
belum ada setoran yang benar-benar telah masuk ke
rekening perusahan maka belum bisa dicatat
kendatipun secara legal formal dianggap sudah
disetor penuh. Kredit bank yang sudah disetujui
tetapi belum dimanfaatkan seluruhnya akan dicatat
sebesar penggunaannya saja kendatipun secara legal
dana itu sudah dapat dimanfaatkan atau diambil.
Jadi substansi dari pada bentuk sama dengan entitas bisnis atau kesatuan usaha
13. Materialitas (Materiality) 6. Bukti terverifikasi dan objektif
(Verifiable, objective evidence)
Laporan keuangan hanya memuat informasi yng Bahwa informasi keuangan akan mempunyai
dianggap penting dan dalam setiap pertimbangan tingkat kebermanfaatan dan tingkat keterandalan
yang dilakukannya tetap melihat signifikannya. yang cukup tinggi apabila terjadinya data keuangan
Pengertian penting di sini adalah informasi dapat didukung oleh bukti-bukti yang objektif dan dapat
mempengaruhi para pengambil keputusan yang diuji kebenarannya (keabsahannya/keautetikannya).
normal. Objektivitas bukti harus dievaluasi atas dasar kondisi
yang melingkupi penciptaan, pengukuran, dan
penangkapan atau pengakuan data akuntansi. Jadi,
akuntansi tidak mendasarkan diri pada objektivitas
mutlak melainkan pada objektivitas relatif yaitu
objektivitas yang paling tinggi pada waktu transaksi
terjadi dengan mempertimbangkan keadaan dan
tersedianya informasi pada waktu tersebut.
Jadi materialitas sama dengan bukti terverifikasi dan objektif.
7. Asumsi (Assumptions)
Konsep dasar merupakan asumsi atau paling tidak
dilandasi oleh asumsi-asumsi tertentu.
Harapan atau pengalaman menjadi landasan konsep
kontinuitas usaha.
Perioda satu tahun diasumsi tidak terlalu pendek atau
panjang.
Kos sebagai pengukur dilandasi asumsi bahwa orang
bertindak rasional.
Unit moneter digunakan sebagai pengukur didasarkan
pada asumsi bahwa mata uang stabil.
Penekanan pada penentuan laba didasarkan pada
asumsi bahwa tujuan umum perusahaan adalah
mencari laba.

Tidak ada yang sama dengan konsep dasar menurut Accounting Principles Board (APB)

Você também pode gostar