Você está na página 1de 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.

Percetakan (printing) merupakan salah satu format media primer yang sulit

dicari penggantinya selama lebih dari 500 tahun. Printing bahkan dianggap sebagai

salah satu kebutuhan primer manusia (Watkins, 2012). Seiring dengan berjalannya

waktu, printing menjadi sebuah industri yang mempunyai trend permintaan global

yang meningkat. Dari tahun ke tahun, semakin banyak dijumpai produsen printing

komersial di berbagai belahan dunia tidak terkecuali di Indonesia.

Pada tahun 2012, Kementrian Perindustrian (Kemenperin) merilis sebuah proyeksi

tentang pertumbuhan industri printing di Indonesia pada tahun 2012 yang mencapai

5,3%. Proyeksi tersebut melampaui proyeksi tahun 2011 sebesar 4,7%1. Menurut Rini

Sumardi yang merupakan Direktur dari PT. Wahana Kemalaniaga (Wakeni),

pertumbuhan industri printing di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini

melampui pertumbuhan industri printing dunia. Ditengah krisis finansial yang melanda

Eropa dan melambatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat, industri printing di

Asia khususnya di Indonesia justru mengalami pertumbuhan yang pesat. Menurut

Presiden Persatuan Perusahaan Grafika Indonesia (PPGI) Jimmy Juneanto, indikator

1
. Administrator.Industri Grafika Tumbuh 5,3% (2012, 22, Juli). Kemenperin.Diakses pada tanggal 7
Desember 2014 dari http://kemenperin.go.id/artikel/759/Industri-Grafika-Tumbuh-5,3.

1
tingginya pertumbuhan industri printing di Indonesia dapat dilihat dari tingginya

konsumsi kertas dalam negeri. Berdasarkan data Asosiasi Pulp danKertas Indonesia

(Apki), 12,5juta ton per tahun dengan rerata konsumsi domestik mencapai 60%-65%

per tahun.

Industri printing sendiri menurut Coleman dan Ramchandra (2010) dapat dibagi

menjadi tiga kategori yaitu printing komersial, label dan lain-lain. Untuk kategori

printing komersial dibagi lagi menjadi beberapa sub kategori antara lain:

General commercial

Quick printing

Newspaper printing

Book printing

Financial, legal printing

Screen printing

Digital printing

Digital printing adalah salah satu sub kategori dari printing komersial yang

mempunyai keunggulan pada kecepatan pencetakan lembaran dokumen secara

langsung melalui komputer tanpa melalui bantuan perantara seperti film atau

pencetakan plat seperti yang ada pada percetakan offset konvensional (Kipphan,

2001). Keuntungan digital printing bila dibandingkan dengan printing offset

konvensional adalah kemampuannya untuk berproduksi dengan skala ekonomis

pada kuantitas kecil dengan harga yang rendah. Hal ini sangat berbeda dengan

2
pencetakan dengan menggunakan mesin offset yang skala ekonomisnya dapat

tercapai pada order dengan kuantitas besar. Karena kemampuan untuk berproduksi

dengan biaya rendah pada jumlah yang minimum itulah, digital printing perlahan-

lahan mampu menggantikan peranan percetakan offset. Meskipun kualitas

cetakannya masih sedikit berada di bawah offset namun konsumen cenderung untuk

mengabaikan karena proses pencetakan yang cepat dan biayanya murah.

Dilihat dari jenis mesinnya, digital printing dapat dibagi menjadi tiga yaitu :

1. Mesin digital printing berbasis tinta atau yang biasa disebut inkjet machine.

Contohnya ROLAND, MUTOH, MIMAKI, HP. EPSON, CANON dan printer

wide format seperti Myjet, NUR, VUTEK, SCITEX. Printer dekstop seperti Espon

R230 juga bisa dimasukkan kedalam jenis inkjet machine. Untuk mesin berbasis

tinta ini bisa dibedakan juga berdasarkan jenis tintanya yaitu :

a. Printer dengan tinta dye/pigment.

Tinta dye merupakan tinta waterbase atau tinta yang basisnya air. Tinta ini sangat

bagus untuk mencetak photo karena mampu menghasilkan gamut warna yang baik,

tinta ini banyak dipakai mesin-mesin seperti printer dekstop. Kekurangan tinta jenis

dye adalah kekuatannya, dimana tinta ini akan mudah luntur jika kena air atau sinar

UV, untuk itu biasanya diperlukan tambahan laminasi sebagai pelindungnya.

b. Printer dengan tinta solvent.

Tinta solvent merupakan tinta solventbase atau tinta yang basisnya minyak. Tinta

ini memiliki kekuatan jauh lebih kuat dibandingkan tinta dye karena tidak luntur

kena air dan atau sinar UV. Karena kekuatannya itulah tinta ini banyak digunakan

3
printer-printer large format untuk cetak spanduk, sticker, baliho atau giant banner.

Akan tetapi untuk kehalusan cetakan masih lebih baik dengan tinta dye walaupun

sekarang hal semacam ini bukan menjadi isu penting karena ada tinta ecosolvent

yang hasil cetakannya bisa sebagus tinta dye. Printer-printer yang sudah mengusus

ecosolvent sebagai tintanya adalah ROLAND, MUTOH, HP, MIMAKI, dan lain-

lain..

c. Printer dengan tinta UV.

Tinta uv merupakan tinta khusus yang bisa dikeringkan dengan sinar uv, jadi dalam

prosesnya ketika tinta disemprotkan oleh printer ke media cetak ketika itu pula tinta

tersebut dikeringkan menggunakan sinar UV sehingga tinta mampu menempel ke

berbagai media cetak. Oleh karena itu tinta UV bisa digunakan hampir disemua

media seperti kaca, kayu, kain, vinil, dll. Biasanya printer2 yang menggunakan

tinta UV adalah jenis printer flatbed walaupun ROLAND sudah ada yang

menggunakan tinta UV tapi tidak berbentuk flatbed. Jenis tinta UV ini jauh lebih

kuat daripada solvent atau dye. Hanya saja harga printer berbasis tinta UV masih

relatif mahal dan begitu pula biaya produksinya.

2. Mesin digital berbasis toner.

Untuk mesin yang menggunakan toner bubuk kering juga banyak sekali

macamnya. Mulai dari yang ukuran A4 s/d ukuran A0, Untuk merk nya mulai dari

HP, EPSON, Xerox, Samsung, OCE, KIOCERA, dll. Bahkan mesin-mesin digital

berbasis toner sudah ada yg dilengkapi sistem finishingnya seperti penjilidan atau

penyusunan naskah. Memang kebanyakan mesin-mesin berbasis toner lebih

4
banyak digunakan untuk layanan dokumen seperti membuat buku, cetak peta, cetak

kalkir dan sebagainya. Kelebihan dari mesin berbasis toner ini adalah dikecepatan,

dimana untuk ukuran A0 hanya perlu 17 detik.

3. Mesin digital berbasis tinta offset.

Mesin ini diproduksi untuk menemani mesin offset atau mungkin nantinya untuk

menggantikan mesin offset. Jadi dalam prosesnya mesin ini tidak memerlukan film

atau plate, dari komputer langsung dicetak. Kelebihan mesin ini pada fleksibilitas

medianya yang luas, mulai dari kertas sampai plastik dan hasilnya sangat mirip

dengan mesin offset. Contoh dari mesin ini adalah HP INDIGO, Kodak Nexpress,

hanya saja mesin ini harganya sangat mahal walaupun biaya produksinya relatif

murah. Untuk ukuran cetak A3 dengan kertas HVS hanya 25002.

Untuk dari segi aplikasi dan kebutuhannya digital printing dapat dibagi dalam

beberapa kelompok, seperti : POD (Print on Demand), Large format printer / wide

format printer, DCP (Digital Color Proofing), dan Photography Digital. Digital

printing dapat dikelompokkan lagi dalam kelompok layanan produk yang

meliputi3 :

1. Digital printing T-shirt, Mugs dan ID Card

2. Digital Printing (2013, 24 April). Diakses pada 17 Februari 2015 dari


https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=462188433856923&id=457069901035443.

3. Digital Printing dan Jenisnya (2013, 30 Oktober). Diakses pada 17 Februari 2015 dari
http://www.indonesiaprintmedia.com/kilas-berita/261-digital-printing-dan-jenisnya.html.

5
Salah satu produk yang bisa dikerjakan dengan Mesin Digital printing

adalah jenis cetak sablon (cetak saring) yang medianya sangat beragam,

seperti t-shirt, mugs, dan ID Card. Dalam proses pembuatan produk digital

printing jenis ini, pelanggan bisa membuat desain sendiri dengan format file

digital. Harga pun bisa lebih murah karena dapat memesan produk dengan

jumlah sesuai kebutuhan sehingga tidak memerlukan banyak bahan.

Keunggulan cetak digital ini adalah sifatnya yang eksklusif karena dicetak

dalam jumlah terbatas.

2. Digital printing Indoor / Outdoor

Banner, spanduk, backdrop dan lain-lain saat ini banyak digunakan

sebagai media promosi mandiri yang dicetak dalam media plastic, nylon, vinyl

dan lain-lain. Banner sifatnya fleksibel, bisa dipajang di berbagai lokasi, baik

outdoor maupun indoor, sehingga mampu menyampaikan informasi tentang

produk atau kegiatan yang ditawarkan kepada pelanggan secara lebih luas.

Karena aplikasinya berbeda, media yang digunakan untuk produk cetak indoor

dan outdoor pun berbeda spesifikasinya, masing-masing memiliki nilai plus

minus. Sebagai contoh, untuk aplikasi outdoor pencetakan dilakukan dengan

menggunakan media dan jenis tinta yang tahan terhadap paparan cahaya

matahari, Untuk untuk aplikasi indoor, karena posisi peletakannya lebih dekat

dengan mata, maka akurasi warna dan penggunaan tinta yang tidak

mengganggu kesehtan tentu lebih diutamakan. Demikian juga dengan baliho

atau media iklan dalam ukuran besar dan panjang. Saat ini, baliho dan spanduk

6
banyak digunakan sebagai media promosi outdoor. Pada awalnya, spanduk

dicetak dengan menggunakan bahan dasar kain nylon. Dengan teknologi

digital printing , spanduk dicetak menggunakan mesin digital berukuran besar

dan bahan yang lebih beragam, sehingga gambar lebih realistis dan warna yang

dicetak sesuai dengan keinginan pelanggan.

3. Digital printing (Digital Press)

Digital printing jenis ini menggunakan media kertas atau stiker yang

berfungsi sebagai pamflet, brosur, atau catalog dan terdiri dari berbagai ukuran

seperti A5, A4, atau A3. Agar pamflet terlihat menarik, maka harus dirancang

sedemikan rupa meliputi pemilihan font, komposisi gambar, tabel dan warna

dasar dari pamflet.

Pamflet biasanya ditempel pada tempat-tempat tertentu di area public, seperti:

papan pengumuman, halte bus, tiang listrik dan lain sebagainya. Fungsi

pamflet sangat diandalkan sebagai media promosi berbagai produk barang

maupun jasa dan event-event besar, seperti konser, seminar atau pameran.

Permintaan konsumen akan pamflet mengalami peningkatan yang signifikan

seiring dengan munculnya beragam usaha yang dikembangkan masyarakat.

Hal ini menjadikan pamflet salah satu produk utama usaha digital printing .

Berbeda dengan pamflet yang bersifat umum, brosur dan katalog merupakan

media promosi yang sifatnya lebih pribadi, sebab penyebaraannya dilakukan

dengan membagikan kepada setiap orang, dengan harapan orang tersebut

7
berkenan membaca isi pesan yang ada di dalam brosur. Brosur dan catalog

juga merupakan produk kecanggihan teknologi digital printing .

Yogyakarta sendiri adalah salah satu daerah di Indonesia yang mempunyai

potensi bagus dalam mengembangkan usaha digital printing . Produk yang

dihasilkan dari digital printing mempunyai permintaan yang tinggi baik untuk dunia

usaha maupun kegiatan masyarakat lainnya 4. Produk yang dihasilkan oleh digital

printing dan turunannya sangat bervariasi mulai dari buku, sampul, baliho, stiker,

sablon, kaos hingga souvenir. Menurut Dody Sanjaya Public Relations dari PT.

Mimaki Indonesia, salah satu perusahaan supplier mesin digital printing,

mengatakan bahwa pasar digital printing di Indonesia khususnya di Yogyakarta

sangat cepat pertumbuhannya. Hampir di setiap sudut jalan di Yogyakarta dapat

dengan mudah dijumpai digital printing. Tingginya pertumbuhan usaha printing di

Yogyakarta juga diungkapkan oleh Candra Rudi selaku sekretaris PPGI provinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dalam sebuah wawancara dengan peneliti,

Rudi (2014) mengatakan bahwa tingginya pertumbuhan usaha printing khususnya

digital printing di DIY cukup sulit untuk diidentifikasi. Salah satu pemicunya

adalah perubahan Keppres no 23 tahun 2003 yang tidak mewajibkan lagi adanya

sertifikasi kepemilikan mesin printing sebagai syarat berdirinya sebuah perusahaan

printing. Deregulasi tersebut menurut Rudi berkontribusi signifikan dalam tingginya

4
. Menggiurkannya Bisnis Digital Printing di Yogyakarta. Kuntadi. Diakses pada 17 Desember 2014 dari
http://economy.okezone.com/read/2012/09/25/455/694670/menggiurkannya-bisnis-digital-printing-
di-yogyakarta.

8
pertumbuhan usaha printing khususnya digital printing di Yogyakarta. Tingginya

pertumbuhan usaha digital printing tersebut, menjadi semakin tidak terkendali dan

diidentifikasi karena banyak usaha digital printing yang bahkan tidak mempunyai

mesin sendiri dan hanya berperan sebagai broker (perantara) untuk memenuhi

pesanan konsumen untuk kemudian memberikan pesanan kepada rekanan mereka

yang memiliki mesin printing.

Berdasarkan keterangan dari Rudi (2014) tersebut, dapat diindikasikan bahwa

struktur pasar persaingan industri digital printing yang ada di Yogyakarta

cenderung mengarah pada persaingan sempurna. Menurut Rismayani dan

Pramudiana (2013) suatu pasar dikatakan persaingan sempurna apabila:

1. Terdapat banyak penjual dan pembeli

2. Produk dari seluruh perusahaan dalam pasar adalah homogen.

3. Terdapat moblitas sumber daya yang sempurna

4. Informasi yang sempurna tentang harga dan biaya.

Dalam kondisi persaingan sempurna, perusahaan tidak dapat menentukan harga

sepenuhnya atau disebut price taker. Dalam kondisi price taker, akan banyak terdapat

perang tarif antar perusahaan yang menyebabkan profit margin perusahaan semakin

tipis. Selain itu, free entry dan free exit dalam sebuah pasar persaingan sempurna

menyebabkan rendahnya konsentrasi persaingan pada industri tersebut. Untuk kasus

industri digital printing sendiri, akses masuk ke dalam industri ini sebenarnya tidak

9
begitu mudah. Hal ini disebabkan karena industri ini bersifat capital intensive (padat

modal) yang membutuhkan investasi awal yang relatif besar. Untuk menyediakan

layanan digital printing, pelaku usaha paling tidak harus menginvestasikan modal

minimal sekitar Rp. 300 juta hanya untuk membeli mesin cetak itupun belum termasuk

untuk sewa tempat, gaji pegawai dan biaya lain-lain5.

Apabila dikaji secara internal dari sisi prospek usaha, digital printing mempunyai

proyeksi Break Event Point (BEP) yang lebih cepat bila dibandingkan dengan kategori

lain dalam industri printing. Berdasarkan survey yang dihimpun oleh Yusroni salah

seorang pelaku usaha industri digital printing di daerah Jabodetabek, rata-rata hanya

dibutuhkan 1-1,5 tahun untuk mencapai BEP dalam industri digital printing ini6.

Menurut Rudi (2014), digital printing mempunyai keunggulan efisiensi pada kuantitas

produksi kecil dan menengah. Sedangkan untuk Offset lebih efisien pada kuantitas

produksi besar. Khusus untuk di provinsi DIY, Rudi mengungkapkan bahwa prospek

industri digital printing di Yogyakarta cukup baik untuk kisaran 10 tahun ke depan.

Ketersediaan bahan baku dengan harga relatif murah, upah minimum regional (UMR)

yang lebih rendah bila dibandingkan dengan daerah lain, kemudahan perizinan dan

potensi permintaan yang masih cukup besar menjadikan industri ini cukup atraktif

5
. Yusroni.MengulasTentang Usaha Digital Printing. (2012, 1 januari). Diakses pada tanggal 17
Desember 2014 dari ronitadp.files.wordpress.com/2012/01/mengulas-tentang-digital-printing2.pdf.

6
.Yusroni.Mengulas Tentang Usaha Digital Printing. Yusroni.(2012, 1 januari). Diakses pada tanggal
17 Desember 2014 dari ronitadp.files.wordpress.com/2012/01/mengulas-tentang-digital-
printing2.pdf.

10
sehingga banyak mengundang minat investor untuk mendirikan usaha digital printing .

Hal ini yang menyebabkan tingkat free entry dan free exit yang cukup besar pada usaha

digital printing di Yogyakarta. Rudi (2014)., menyatakan bahwa di Yogyakarta cukup

banyak perusahaan digital printing yang berdiri namun banyak juga yang tutup dengan

cepat.

Industri digital printing di Indonesia khususnya di Yogyakarta memiliki peluang yang

masih sangat besar untuk dikembangkan. Beberapa faktor pendorong seperti yang

sudah dijelaskan sebelumnya seperti ketersediaan bahan baku yang relatif murah, UMR

yang relatif lebih rendah, kemudahan perizinan dan permintaan pasar yang relatif tinggi

menjadikan industri ini mempunyai prospek yang cukup baik untuk jangka waktu

paling tidak dalam waktu 10 tahun kedepan. Namun, di dalam sebuah industri terdapat

pula ancaman yang harus menjadi perhatian para pelaku usaha di dalamnya. Menurut

Chummings dan Chhita (2004), industri printing adalah industri yang memiliki

dinamika lingkungan yang cepat berubah seperti kemajuan teknologi, perubahan

preferensi konsumen, ancaman barang subtitusi dan fluktuasi harga bahan baku yang

mana hal tesebut tentunya menuntut kreativitas para pelaku usaha di dalamnya agar

perusahaan dapat beradaptasi dengan dinamika tersebut. Disamping tuntutan untuk

terus berinovasi, para pelaku usaha digital printing khususnya di Yogyakarta tentunya

juga menghadapi lingkungan persaingan yang terindikasi mengarah ke persaingan

sempurna yang menyebabkan adanya profit margin (P>MC) yang tipis. Kondisi

11
tersebut tentunya memaksa manajemen perusahaan untuk mengambil strategi yang

tepat agar dapat dapat terus bertahan serta tumbuh berkembang.

Mangrove Printing adalah salah satu perusahaaan printing lokal asli Yogyakarta yang

sedang berkespansi di industri digital printing di Yogyakarta. Perusahaan ini didirikan

oleh Bapak Ferry Irawan pada tahun 2002. Pada mulanya perusahaan ini berkantor di

jalan Ngadiwinatan Yogyakarta dan hanya berperan sebagai perantara untuk order

cetakan hingga akhirnya bisa membeli mesin sendiri pada tahun 2010. Kemudian, pada

tahun 2010, Mangrove Printing membuka usaha riil dengan nama Mangrove

Printing yang bergerak di layanan jasa digital printing. Kemudian di tahun 2012,

Mangrove Printing berekspansi dengan membuka Mangrove Grafikayang berbasiskan

mesin offset printing. Berlanjut di tahun 2013, Mangrove Printing kembali membuka

outlet digital printing di Gejayan. Bahkan di tahun 2014, perusahaan ini terus

berekspansi dengan mendatangkan mesin cetak terbaru dan berbagai infrastruktur

pendukung untuk meningkatkan kapasitas produksinya serta memberikan pelayanan

yang terbaik untuk konsumen. Selain itu mereka juga membuka outlet pertamanya di

Jakarta. Sebagai perusahaan pendatang baru pada industri digital printing , pencapaian

Mangrove Printing ini terbilang sukses. Untuk ukuran perusahaan, mengacu pada

Undang-Undang no 20 Tahun 2008 yang berpatokan pada ukuran sumber daya dan

omset, Mangrove Printing tergolong ke dalam perusahaan menengah dengan perkiraan

total aset hingga tahun 2014 sebesar Rp. 25 miliar dan omset penjualan per tahun

sebesar Rp. 4-5 miliar. Sebagai catatan total aset sebesar Rp. 25 miliar tersebut didapat

12
tanpa menggunakan pinjaman dari bank atau investor tetapi didapat dari ekuitas murni

perusahaan. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Bapak Ferry Irawan yang

juga merangkap sebagai CEO Mangrove Printing pada tanggal 19 Januari 2015, ia

memaparkan bahwa secara umum strategi yang diterapkan oleh Mangrove

Printing adalah strategi yang berfokus pada pertumbuhan jangka panjang perusahaan

dengan senantiasa memberikan pelayanan terbaik dengan harga terjangkau kepada para

konsumen. Dalam pelaksanaanya, Mangrove Printing senantiasa mendatangkan mesin

terbaru dan terbaik di kelasnya agar dapat melayani konsumen dengan sebaik-baiknya.

1.2 Rumusan Masalah

Mangrove Printing sendiri mempunyai visi jangka panjang kedepan sebagai

perusahaan digital printing dengan outlet terbanyak di Indonesia. Hal ini menandakan

bahwa segenap manajemen Mangrove Printing sangat fokus pada pertumbuhan jangka

panjang yang berkelanjutan pada perusahaan. Lingkungan persaingan yang terindikasi

mengarah pada pasar persaingan kompetitif dan terfragmentasi serta dinamika

lingkungan industri digital printing yang berubah dengan cepat tentunya menuntut,

Mangrove Printing untuk terus menerus menjaga dan meningkatkan kualitas dan

pelayananya agar tetap kompetitif dan tumbuh berkembang secara berkelanjutan.

Gamble et al ( 2013) menyatakan bahwa kesuksesan yang diraih pada saat ini bukanlah

menjadi jaminan untuk meraih kesuksesan serupa di masa yang akan datang. Untuk

itulah konsistensi dan improvisasi menjadi kunci untuk bisa bertahan dan tumbuh.

Peluang untuk memperbesar pangsa pasar di Yogyakarta bahkan di Indonesia masih

13
cukup besar namun perlu disadari juga bahwa tingkat persaingan industri printing juga

akan semakin meningkat dari waktu ke waktu. Di satu sisi, Mangrove

Printing mempunyai visi strategis jangka panjang sebagai perusahaan yang mempunyai

outlet digital printing terbanyak di Indonesia.

Secara umum, Mangrove Printing menerapkan strategi quality service strategy7.Hal

tersebut menandakan bahwa manajemen Mangrove Printing ingin memberikan nilai

yang terbaik bagi para konsumennya. Menurut Irawan (2015), saat ini Mangrove

sedang mempersiapkan diri untuk terus berbenah dan meningkatkan kualitas

pelayanannya dengan harga yang terjangkau oleh konsumen. Namun, diakui bahwa

masih ada kekurangan salah satunya adalah sistem manajemen yang belum terpetakan

dengan baik untuk melihat bagaimana posisi perusahaan saat ini dan bagaimana

prospek di masa yang akan datang.

Untuk itulah, diperlukan analisis dan evaluasi strategi bisnis Mangrove Printing .

Diharapkan melalui analisis dan evaluasi strategi bisnis tersebut, penelitian ini dapat

memetakan secara ilmiah implementasi strategi dan kebijakanMangrove Printing dari

sumber daya yang mereka punyai serta untuk mengetahui apakah strategi dan kebijakan

tersebut sudah tepat dan berhasil setidaknya dalam jangka pendek ini. Selain itu akan

dibahas pula bagaimana langkah antisipatif yang perlu dipersiapkan untuk menghadapi

7.
Seminar HMJM: Service Quality Strategy.(2014, 3 Januari). Diakses pada tanggal 14 Juni 2015 dari
http://uty.ac.id/2014/01/seminar-hmjm-service-quality-strategy/

14
dinamika persaingan di masa yang akan datang. Strategi bisnis yang tepat tentunya

adalah strategi yang menghasilkan keunggulan kompetitif. Keunggulan kompetitif

menurut Gamble et al (2013), adalah sebuah keunggulan yang dipunyai oleh sebuah

perusahaan dan keunggulan tersebut tidak mampu diserupai oleh kompetitornya dalam

jangka waktu panjang. Keunggulan inilah yang menjadi komponen penting dalam

mencapai visi jangka panjang yang diinginkan perusahaan.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui implementasi strategi dari kapabilitas yang dimiliki

Mangrove Printing .

2. Untuk mengevaluasi pilihan strategi Mangrove Printing dalam jangka

pendek.

3. Untuk menentukan langkah yang perlu dilakukan oleh Mangrove

Printing pada masa yang akan datang dengan melakukan pemetaan terhadap

lingkungan eksternal.

15
1.4 Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana implementasi strategi bisnis dari kapabilitas yang dipunyai

oleh Mangrove Printing ?

2. Bagaimana hasil evaluasi dari strategi yang diterapkan oleh Mangrove

Printing dalam jangka pendek?

3. Langkah apakah yang perlu dipersiapkan oleh Mangrove Printing di masa

yang akan datang dengan melihat pada analisis dinamika lingkungan

eksternal ?

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat bagi perusahaan sebagai masukan dalam membuat

kebijakan dalam rangka mempertahankan daya saing perusahaan agar dapat tumbuh

dan berkembang secara berkelanjutan untuk mencapai rencana strategis jangka panjang

mereka. Penelitian ini juga memberikan pengalaman yang berharga bagi penulis untuk

mengaplikasikan pengetahuan manajemen strategi yang didapat untuk mengevaluasi

kinerja dan langkah strategis Mangrove Printing . Di lain sisi, bagi masyarakat,

penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan untuk mengetahui seluk beluk industri

digital printing di Yogyakarta pada khususnya dan Indonesia pada umumnya

16
1.6 Sistematika Penelitian

1. BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian dan susunan penelitian.

2. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini memuat teori dan dasar dasar pemikiran yang berhubungan dengan

topik yang di teliti.

3. BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini memuat metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini

4. BAB IV : ANALISIS DATA PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini memuat hasil analisa dan evaluasi atas data data serta pembahasan

dari hasil yang diperoleh, berupa penjelasan teori secara kualitatif deskriptif .

5. BAB V : KESIMPULAN dan SARAN

Bab ini memuat kesimpulan dari penelitian yang dilakukan serta saran untuk

pengembangan ke depan.

1.7 Metode Analisis

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif untuk mengetahui strategi

apa yang diterapkan oleh Mangrove Printing dengan mengacu pada analisis sumber

daya dan kapabilitas yang dipunyai.Setelah ituakan dilihat bagaimana implementasi

strategi bisnisMangrove Printing tersebut berjalan dengan baik atau tidak degan

mengacu pada performa perusahaan pada indikator finansial dan non

17
finansial.Terakhir, akan dianalisis bagaimana langkah-langkah yang perlu diambil oleh

Mangrove Printing di masa yang akan datang dengan melihat pada analisis dinamika

lingkungan eksternal.

Untuk mengidentifikasi apakah strategi bisnis yang digunakan, penelitian ini akan

melihat pada sumber daya, kapabilitas dan aktivitas perusahaandengan melihat pada

analisis faktor kunci sukses dari Watkins (2012), analisis VRIO dan Rantai nilai. Faktor

kunci sukses digunakan untuk mengetahui bagaimana sikap, cara pandang dan

kebijakan perusahaan dalam memenuhi kriteria kunci sukses dalam industri printing.

Analisis VRIO digunakan untuk menganalisis kondisi internal perusahaan. VRIO

adalah kepanjangan dari (Valuable,Rare, Imitate Costing dan Organizing to

CaptureValue). Barney dan Hesterly (2012) menyebutkan bahwa VRIO dapat

digunakan untuk melihat perbandingan komparatif mengenai kekuatan dan kelemahan

kondisi internal perusahaan.Untuk melihat bagaimana bagaimana keseluruhan aktivitas

perusahaan, penelitian ini akan mengacu pada kerangka pikir rantai nilai. Identifikasi

pada aktivitas perusahaan menurut Jurevicius (2013) dalam Strategic Management

Insight penting untuk mengetahui orientasi perusahaan dalam menciptakan nilai bagi

konsumen dan aktivitas apa yang menjadi beban bagi perusahaan. Rantai nilai sebuah

perusahaan berperan penting dalam menciptakan nilai bagi konsumen dan seluruh

aktivitas yang berhubungan dengan bisnis perusahaan.Sesudah mengetahui hasil dari

analisis rantai nilai, maka akan diidentifikasi strategic positioning dengan

menggunakan matriks dari Porter. Setelah itu akan dilihat pula analisis SWOT

18
(Strength, Weakness, Oppurtunities dan Threat) untuk menganalisis prospek di masa

depan dari Mangrove Printing .

Untuk evaluasi strategi, akan dilihat bagaimana pencapaian Mangrove

Printing berdasarkan dua indikator yaitu indikator finansial dan non finansial. Indikator

finansial menunjukkan bagaimana implementasi strategi tersebut berpengaruh pada

tingkat profitabilitas serta pemenuhan target perusahaan. Apabila indikator finansial

tersebut menunjukkan bahwa perusahaan berada dalam kondisi yang tidak baik, dapat

diindikasikan bahwa pilihan strategi yang ada tidak tepat sasaran dan perlu sebuah

perubahan.Untuk indikator non finansial akan menggunakan balance scorecard. Dalam

balance scorecard tidak hanya akan membahas tentang performa finansial tetapi juga

proses bisnis internal, kualitas pelayanan, serta proses pembelajaran dan pertumbuhan

yang dialami perusahaan.

Berkaitan dengan perencanaan pengambilan keputusan di masa depan dengan

berpedoman pada lingkungan eksternal, penelitian ini menggunakan analisis PEST

(Political, Economy, Sosial dan Technology). Analisis ini digunakan untuk

mengetahui posisi perusahaan terhadap dinamika politik, ekonomi, sosial dan

kemajuan teknologi. Menurut Gamble et al (2013), analisis PEST ini bermanfaat untuk

mengetahui relevansi strategi terhadap perubahan lingkungan secara makro. Untuk

analisis secara mikro dalam ruang lingkup industri secara spesifik, digunakan analisis

lima model kekuatan yang dikembangkan oleh Porter (2008). Analisis lima model

kekuatan ini meliputi lima aspek sebagai berikut:

19
1. Persaingan antara pesaing dalam industri yang sama (rivalry among

competition).

2. Ancaman barang substitusi (threat of substitutions).

3. Daya tawar pembeli (bargaining power of buyers).

4. Daya tawar pemasok(bargaining power of suppliers).

5. Tingkat persaingan dalam Industri (industry rivalry)

1.8 Batasan Penelitian

Penelitian ini hanya terbatas untuk menganalisis strategi bisnisMangrove Printing .

Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif dan data penelitian bersumber dari

data primer dengan menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi

yang dilakukan terhadap manajenen Mangrove Printing International serta literatur

dan referensi ilmiah tentang industri digital printing .

Penelitian kualitatif pada dasarnya membutuhkan data deskriptif yang lengkap

mengenai kondisi perusahaan namun, tidak semuanya akan dipaparkan dalam

penelitian ini karena ada etika yang harus dijaga berkaitan dengan privasi perusahaan

yang akan diteliti.

20

Você também pode gostar