Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Rekapitulasi harga bangunan merupakan bagian dari perhitungan rencana anggaran biaya
bangunan yang berfungsi untuk merekap hasil perhitungan analisa harga satuan sehingga
mudah dibaca dan dipahami, sebelum membuat rekapitulasi harga bangunan terlebih dahulu
dihitung harga tiap tiap item pekerjaan
contoh analisa harga satuan yang merupakan detail dari rekapitulasi harga bangunan
Pekerjaan sloof
pekerjaan kolom
pekerjaan ring balok
pekerjaan lantai beton
pekerjaan pintu
pekerjaan jendela
pekerjaan boven
dari masing-masing item pekerjaan tersebut dihitung analisa harga satuanya masing-masing
kemudian dibuat rekapitulasi harga pekerjaan
Pekerjaan persiapan
pekerjaan pondasi
pekerjaan dinding
Pekerjaan beton bertulang
Pekerjaan atap
Pekerjaan plafond
pekerjaan lantai
Pekerjaan landscape
Pekerjaan pintu dan jendela
pekerjaan lain-lain
dari semua item pekerjaan tersebut kemudian dijumlahkan harga pekerjaan secara
keseluruhan
Dari total harga keseluruhan kemudian dikalikan dengan pajak pertambahan nilai ( PPN )
sebsesar 10%
Dari harga yang sudah ditambah PPN kemudian dibulatkan kebilangan bulat
Terbilang : rupiah
Dibuat oleh
Yang menbuat
Nama / CV / PT
item pekerjaan diatas hanya sebuah contoh, yang pasti berbeda pada kondisi rumah yang lain
menyesuaikan kondisi, kebutuhan dan spesisfikasi bangunan yang akan dibangun.
Contohnya begini: kita akan membangun rumah ukuran 6m x 6m, lalu kita cari informasi
berapa harga per m2 bangunan pada daerah tersebut, misalnya kita dapatkan data harga
rumah Rp.2.500.000,-/m2 maka total biaya yang dibutuhkan untuk membangun rumah
tersebut sampai selesai adalah:
Mudah bukan? intinya kita membutuhkan dua data penting yaitu luas rumah dan harga per
m2 bangunan. Cara ini tentu punya kelebihan dan kekurangan, oleh karena itu mari kita coba
ungkap disini.
Kelebihan
1. Data yang dibutuhkan tidak terlalu banyak, sehingga bisa lebih mudah dan cepat dalam
menghitung.
2. Dapat digunakan oleh masyarakat umum yang belum mengenal ilmu rencana anggaran
biaya bangunan secara mendalam.
Kekurangan
1. Tingkat ketelitianya masih jauh dibawah sistem analisa harga satuan pekerjaan.
2. Tidak bisa dijadikan patokan untuk menghitung kebutuhan material dan tenaga bangunan.
3. Tidak bisa dijadikan sebagai dasar perjanjian kontrak kerja proyek konstruksi.
Koefisien analisa harga satuan adalah angka angka jumlah kebutuhan bahan maupun tenaga
yang diperlukan untuk mengerjakan suatu pekerjaan dalam satu satuan tertentu. koefisien
analisa harga satuan berfungsi sebagai pedoman awal perhitungan rencana anggaran biaya
bangunan, kondisi tersebut membuat koefisien analisa harga satuan menjadi kunci
menghitung dengan tepat perkiraan anggaran biaya bangunan.
misalnya untuk 1 m2 pekerjaan plesteran dinding koefisien analisa harga satuanya adalah
sebagai berikut:
angka angka diatas merupakan koefisien analisa harga satuan yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan 1m2 pekerjaan plesteran membutuhkan 0.2170 zak semen, sehingga jika kita
akan mengerjakan 100 m2 pekerjaan plesteran maka kita harus membeli atau menyediakan
semen sebanyak 0.2170 x 100 = 21,70 zak.
begitu juga dengan kebutuhan tenaga sesuai koefisien analisa harga satuan diatas untuk
menyelesaikan 1m2 pekerjaan plesteran diperlukan 0.20 hari tukang batu, maka untuk
menyelesakan 100 m2 plesteran dibutuhkan 0.20 x 100 = 20 hari kerja untuk satu tukang, nah
jika kita ingin menyelesaikan pekerjaan plesteran tersebut dalam waktu 5 hari maka
diperlukan tukang batu sebanyak 20 hari : 5 = 4 tukang batu.
Cara mencari koefisien analisa harga satuan rencana anggaran biaya bangunan ?
untuk mencari koefisien analisa harga satuan di indonesia bisa dlakukan dengan berbagai
macam cara, diantaranya adalah:
Koefisien analisa harga satuan BOW ini berasal dari penelitian zaman belanda dahulu, untuk
sekarang ini sudah jarang digunakan karena adanya pembengkakan biaya pada koefisien
tenaga.
standar nasional ( SNI ) ini di keluarkan resmi oleh badan standarisasi nasional, dikeluarkan
secara berkala sehigga SNI tahun terbaru merupakan revisi edisi SNI sebelumya. untuk
memudahkan mengetahui edisi yang terbaru, SNI ini diberi nama sesuai tahun terbitnya misal
: SNI 1998, SNI 2002 , SNI 2007.
pada perusahaan tertentu menerbitkan koefisien analisa harga satuan tersendiri sebagai
pedoman kerja karyawan, koefisien analisa harga satuan perusahaan ini biasanya merupakan
rahasia perusahaan.
Cara ini cukup merepotkan dan membutuhkan cukup banyak waktu, tapi hasilnya akan
mendekati ketepatan karena diambil langsung dari pengalama kita dilapangan, caranya
dengan meneliti kebutuhan bahan, waktu dan tenaga pada suatu pekerjaan yang sedang
dilaksanakan.
Harga satuan ini dikeluarkan per wilayah oleh pemerintah indonesia maupun standar
perusahaan masing masing, jika kita menggunakan harga satuan ini maka kita tidak
memerlukan koefisien analisa harga satuan karena untuk menghitung rencana anggaran biaya
kita hanya perlu mengalikan volume pekerjaan dengan harga satuan.
contoh penggunaan koefisien analisa harga satuan untuk menghitung kebutuhan material
bangunan bisa dibaca di : cara hitung kebutuhan pasir
Begitulah kurang lebih ara mencari koefisien analisa harga satuan, jika ada trik dan tips lain
dalam mencari koefisien analisa harga satuan bisa dimasukan melalui form dibawah.
jumlah material beton yang kita perlukan dapat dilihat panduanya pada artikel cara
menghitung kebutuhan cor beton . pada pekerjaan kolom praktis diatas dapat kita hitung
volumenya yaitu : lebar 0,2m x panjang 0,3m x tinggi 6m = 0,36 m3.
Dalam perhitungan struktur bangunan maupun pembuatan bestat besi diperlukan data berat
per m sehingga dapat dihitung total berat struktur yang akan dihitung atau jumlah besi dalam
kg yang harus dibeli untuk melaksanakan sebuah kegiatan pembangunan struktur beton
bertulang. Harga besi yang terkadang naik sehingga membuat biaya pembangunan melonjak
dapat dihemat dengan cara menghitung struktur bangunan yang menggunakan besi sedikit
mungkin namun tetap kuat dan bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Berikut ini tabel berat
besi yang dapat digunakan untuk menghitung volume besi atau struktur besi.
http://www.ziddu.com/download/7747421/Tabelberatbesi.xls.html
TABEL BESI
misalnya kita akan membangun suatu bagian struktur bangunan yang membutuhkan besi
diameter 8 dengan panjang 22 meter, lalu berapa kg besi dimater 8 yang harus dibeli? karena
panjang dan diamter besi sudah kita ketahui maka kita dapat melakukan langkah pertama
yaitu melihat tabel berat besi dimana kita lihat berat/m besi diameter 8 menurut tabel adalah
0.395
Dalam batang jika panjang perbuah 11 m maka besi yang dibutuhkan adalah 22/11 = 2 batang
Jadi setelah kita hitung total keseluruhan kg besi yang harus didatangkan adalah 8,65 Kg atau
2 batang selanjutnya tinggal datang ke toko bangunan untuk membeli besi sesuai dengan
kebutuhan
Ini jika yang kita hitung adalah besi bulat dan apabila menggunakan struktur baja dengan
aneka bentuk maka bisa menuju ka artikel download tabel baja untuk perhitungan struktur
dalam format microsoft excel yang tersedia dalam berbagai macam ukuran baja sesuai ukuran
pabrik yang dijual dipasaran.
Ketika kita melakukan pekerjaan pengecoran struktur beton maka diperlukan data kebutuhan
bahan bangunan yang perlu didatangkan ke lokasi, disini kita akan mencoba menguraikan
secara sederhana sebuah contoh menghitung kebutuhan cor beton, karena ini hanya contoh
maka hasilnya tentu saja berbeda dari pekerjaan yang sedang dilakukan karena ukuran dan
bentuk strukturnya juga berbeda. jadi jadikan sebagai gambaran saja
Contoh : Kita akan mengecor plat lantai dak beton atap rumah berbentuk persegi panjang
ukuran 10 m x 16 m, tebal plat dibuat 12 cm, anggap saja bagian baloknya sudah dihitung
atau bahkan sudah di cor jadi kita hanya perlu menghitung kebutuhan beton untuk plat lantai
atap saja. rencananya kita akan membeli beton jadi dalam bentuk ready mix, jika satu truck
mixer mampu mengangkut 5 m3 beton. pertanyaanya adalah berapa truck beton yang perlu
dipesan?
Jika kita membuat adukan beton sendiri maka diperlukan data berapa rincian bahan bangunan
yang dibutuhkan, detail tentang tutorial ini bisa dilihat pada artikel yang berjudul cara
menghitung adukan beton disini , dari data tersebut maka kita dapat menghitung kebutuhan
materialnya
Semen berapa zak?
Pasir beton berapa m3?
Kerikil berapa m3?
Demikian contoh cara menghitung kebutuhan cor beton ini, jika ada koreksi, masukan atau
tambahan bisa dituliskan dibawah, semoga bermanfaat
Beban P adalah beban terpusat seperti berat kendaraan atau berat struktur terpusat
diatasnya
Bebat q adalah beban merata seperti berat sendiri struktur atau berat suatu benda yang
membebani semua bagian struktur secara merata.
Misalnya kita akan menghitung sebuah struktur balok lantai jembatan dengan bentang 10 m,
rencananya diatas lantai tersebut akan digunakan untuk lewat kendaraan truck dan beberapa
jenis alat transportasi kecil lainya, jembatan menggunakan beton bertulang tebal 20 cm, dari
kondisi struktur ini dapat kita gambarkan kondisinya sebagai berikut:
Beban terpusat p = berat 1 roda kendaraan truck, jika berat 1 truck = 16 ton maka untuk 1
roda memikul berat sebesar 4 ton.
Beban merata q = berat lantai beton + berat asphalt + berat besi tulangan ( anggap saja 0
karena disini kita belum menetapkan diameter besi dan jarak yang digunakan ).
Berat lantai beton selebar 1 m = 10 m x 1 m x 0.2 m x 2400 kg/m3 ( berat beton per m3 )=
4800 kg.
Begitulah kurang lebih cara mencari beban P dan q, pada prinsipnya mencari nilai beban
pada semua struktur hampir sama, yang membedakan adalah bentuk dan jenis material yang
digunakan saja, selain itu juga ada beban lain yang diperhitungkan seperti akibat gempa dan
angin yang contoh selengkapnya dapat dilihat pada artikel berjudul menghitung beban
struktur jembatan disini. langkah selanjutnya adalah menghitung struktur balok yang mampu
menahan beban p, selamat merencanakan struktur bangunan dengan teliti sehingga dapat
dipilih jenis dan dimensi material yang ekonomis tapi kuat
Keuntungan borongan harus dapat diterima oleh berbagai pihak yang berhubungan dengan
proses pelaksanaan konstruksi
Dalam peraturan pemerintah Indonesia besarnya keuntungan borongan ditetapkan sebesar
10% dari harga pelaksanaan proyek, namun dalam pelaksanaannya ada kemungkinan terjadi
benturan kepentingan dari pihak-pihak yang terkait pekerjaan sehingga prosentasi
keuntungan borongan dapat berubah. Berikut ini Keuntungan borongan dari berbagai sudut
pandang
Owner / pemilik proyek
Bagi pemilik proyek tentunya keuntungan borongan diupayakan sekecil mungkin agar
dibutuhkan biaya konstruksi yang murah dan efisisen, namun diperlukan tenggang rasa agar
tetap dapat memberi keuntungan bagi pihak pemborong sehingga pekerjaan dapat
berlangsung dengan kualitas yang baik sesuai dengan perencanaan sebelumnya. Biaya yang
terlalu murah dibawah standar dapat mengakibatkan pemborong secara sadar ataupun
terpaksa melakukan pengurangan kualitas pekerjaan untuk menghindari kerugian.
Kontraktor / pemborong
Bagi kontraktor atau pemborong tentunya keuntungan borongan diupayakan sebesar
mungkin, tetapi pemborong yang professional dapat menentukan besarnya keuntungan yang
baik sehingga pekerjaan dapat dikerjakan dengan kualitas maksimal dan tetap menjaga
hubungan baik dengan penilik proyek karena keuntungan yang terlalu besar dapat membuat
owner atau pemilik proyek merasa dirugikan dan hal ini dapat membuat owner berpindah ke
lain hati untuk memutuskan memilih pemborong yang lebih murah.
Pekerja proyek / karyawan proyek
Pengaruh keuntungan borongan bagi karyawan proyek ( misalnya karyawan kontraktor,
konsultan pengawas, konsultan perencana, tukang bangunan) sangat tergantung dari
kebijakan dimana karyawan tersebut bernaung.
Untuk proyek dengan sekala besar perhitungan keuntungan borongan dihitung secara total
yang biasanya sebesar Rencana anggaran biaya pekerjaan rencana anggaran pelaksanaan (
RAB RAPK )