Você está na página 1de 12

Rekapitulasi rencana anggaran biaya

Rekapitulasi harga bangunan merupakan bagian dari perhitungan rencana anggaran biaya
bangunan yang berfungsi untuk merekap hasil perhitungan analisa harga satuan sehingga
mudah dibaca dan dipahami, sebelum membuat rekapitulasi harga bangunan terlebih dahulu
dihitung harga tiap tiap item pekerjaan

contoh analisa harga satuan yang merupakan detail dari rekapitulasi harga bangunan

Pekerjaan persiapan meliputi:

Pekerjaan mobilisasi alat dan bahan


Pekerjaan pembersihan lahan
Pekerjaan pemsangan bowplank

Pekerjaan pondasi meliputi:

Pekerjaan galian tanah


Pekerjaan lantai kerja
pekerjaan urugan pasir
pekerjaan pasangan batu kali
Pekerjaan urugan tanah kembali

Pekerjaan dinding meliputi:

Pekerjaan pasangan dinding bata


Pekerjaan plesteran
Pekerjaan acian

Pekerjaan beton bertulang meliputi:

Pekerjaan sloof
pekerjaan kolom
pekerjaan ring balok
pekerjaan lantai beton

Pekerjaan atap meliputi

Pekerjaan rangka atap


pekerjaan penutup atap
pekerjaan kerpus
pekerjaan lis plank

Pekerjaan plafond meliputi:

Pekerjaan rangka plafond


Pekerjaan plafond
Pekerjaan lantai meliputi:

Pekerjaan urugan tanah


pekerjaan lantai kerja pekerjaan pasir urug
pekerjaan scred lantai
pekerjaan lantai keramik

Pekerjaan landscape meliputi:

Pekerjaan urugan tanah


pekerjaan kanstin
pekerjaan paving block
pekerjaan penanaman tanaman
pekerjaan kolam taman

Pekerjaan pintu dan jendela meliputi

pekerjaan pintu
pekerjaan jendela
pekerjaan boven

dari masing-masing item pekerjaan tersebut dihitung analisa harga satuanya masing-masing
kemudian dibuat rekapitulasi harga pekerjaan

Contoh rekapitulasi rencana anggaran biaya sebuah pembangunan rumah 1 lantai

Berisi daftar Jenis Pekerjaan dan Harga

Pekerjaan struktur dan arsitektur meliputi :

Pekerjaan persiapan
pekerjaan pondasi
pekerjaan dinding
Pekerjaan beton bertulang
Pekerjaan atap
Pekerjaan plafond
pekerjaan lantai
Pekerjaan landscape
Pekerjaan pintu dan jendela
pekerjaan lain-lain

Pekerjaan Mekanikal, elektrikal dan plumbing meliputi :

Pekerjaan instalasi listrik dan titik lampu


Pekerjaan pipa plumbing
Pekerjaan AC
Pekerjaan mekanikal

dari semua item pekerjaan tersebut kemudian dijumlahkan harga pekerjaan secara
keseluruhan
Dari total harga keseluruhan kemudian dikalikan dengan pajak pertambahan nilai ( PPN )
sebsesar 10%

Harga total kemudian ditambah dengan nilai PPN

Dari harga yang sudah ditambah PPN kemudian dibulatkan kebilangan bulat

Terbilang : rupiah

Dibuat oleh

Yang menbuat

Nama / CV / PT

item pekerjaan diatas hanya sebuah contoh, yang pasti berbeda pada kondisi rumah yang lain
menyesuaikan kondisi, kebutuhan dan spesisfikasi bangunan yang akan dibangun.

Cara mudah menghitung RAB rumah


Ada banyak metode yang dapat digunakan untuk memperkirakan biaya untuk mewujudkan
sebuah bangunan, diantara sekian metode tersebut tentu ada yang paling gampang sekaligus
cepat, sebelumnya kita telah mengenal sistem analisa harga stuan bangunan yang biasa
disebut sebagai AHS namun untuk menghitungnya harus dibuat secara rinci pada setiap detail
masing-masing pekerjaan sehingga membutuhkan waktu dan olah pikir yang tidak sedikit,
ada juga yang hanya menggunakan harga satuan saja sehingga tinggal mengalikan volume
dengan harga pekerjaan, namun semua langkah tersebut rasanya belum terlihat mudah dan
praktis untuk digunakan oleh masyarakat umum yang tidak mendalami secara khusus tentang
ilmu teknk sipil arsitektur khususnya rencana anggaran biaya bangunan, Nah.. disini kita
akan mencoba menjelaskan cara mudah menghitung RAB rumah yaitu dengan sistem m2 luas
bangunan.

Rumus menghitung RAB secara mudah

RAB rumah = Luas rumah x harga per m2 bangunan

Contohnya begini: kita akan membangun rumah ukuran 6m x 6m, lalu kita cari informasi
berapa harga per m2 bangunan pada daerah tersebut, misalnya kita dapatkan data harga
rumah Rp.2.500.000,-/m2 maka total biaya yang dibutuhkan untuk membangun rumah
tersebut sampai selesai adalah:

Luas bangunan = 6m2 x 6m2 = 36m2.


RAB rumah = 36m2 x Rp.2.500.000,- = Rp.90.000.000,- (sembilan puluh juta rupiah).

Mudah bukan? intinya kita membutuhkan dua data penting yaitu luas rumah dan harga per
m2 bangunan. Cara ini tentu punya kelebihan dan kekurangan, oleh karena itu mari kita coba
ungkap disini.
Kelebihan

1. Data yang dibutuhkan tidak terlalu banyak, sehingga bisa lebih mudah dan cepat dalam
menghitung.
2. Dapat digunakan oleh masyarakat umum yang belum mengenal ilmu rencana anggaran
biaya bangunan secara mendalam.

Kekurangan

1. Tingkat ketelitianya masih jauh dibawah sistem analisa harga satuan pekerjaan.
2. Tidak bisa dijadikan patokan untuk menghitung kebutuhan material dan tenaga bangunan.
3. Tidak bisa dijadikan sebagai dasar perjanjian kontrak kerja proyek konstruksi.

Cara menghitung koefisien analisa harga


satuan bangunan

Koefisien analisa harga satuan adalah angka angka jumlah kebutuhan bahan maupun tenaga
yang diperlukan untuk mengerjakan suatu pekerjaan dalam satu satuan tertentu. koefisien
analisa harga satuan berfungsi sebagai pedoman awal perhitungan rencana anggaran biaya
bangunan, kondisi tersebut membuat koefisien analisa harga satuan menjadi kunci
menghitung dengan tepat perkiraan anggaran biaya bangunan.

Contoh koefisien analisa harga satuan bangunan

misalnya untuk 1 m2 pekerjaan plesteran dinding koefisien analisa harga satuanya adalah
sebagai berikut:

Analisa untuk 1 m2 pekerjaan plesteran 1 pc : 4 ps adalah

koefisien analisa bahan

0.2170 zak semen


0.02830 m3 pasir pasang

koefisien analisa tenaga

0.0125 hari mandor


0.0200 hari kepala tukang
0.2000 hari tukang batu
0.2500 hari pekerja

angka angka diatas merupakan koefisien analisa harga satuan yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan 1m2 pekerjaan plesteran membutuhkan 0.2170 zak semen, sehingga jika kita
akan mengerjakan 100 m2 pekerjaan plesteran maka kita harus membeli atau menyediakan
semen sebanyak 0.2170 x 100 = 21,70 zak.

begitu juga dengan kebutuhan tenaga sesuai koefisien analisa harga satuan diatas untuk
menyelesaikan 1m2 pekerjaan plesteran diperlukan 0.20 hari tukang batu, maka untuk
menyelesakan 100 m2 plesteran dibutuhkan 0.20 x 100 = 20 hari kerja untuk satu tukang, nah
jika kita ingin menyelesaikan pekerjaan plesteran tersebut dalam waktu 5 hari maka
diperlukan tukang batu sebanyak 20 hari : 5 = 4 tukang batu.

Cara mencari koefisien analisa harga satuan rencana anggaran biaya bangunan ?

untuk mencari koefisien analisa harga satuan di indonesia bisa dlakukan dengan berbagai
macam cara, diantaranya adalah:

Melihat buku Analisa BOW

Koefisien analisa harga satuan BOW ini berasal dari penelitian zaman belanda dahulu, untuk
sekarang ini sudah jarang digunakan karena adanya pembengkakan biaya pada koefisien
tenaga.

Melihat Standar Nasional Indonesia ( SNI )

standar nasional ( SNI ) ini di keluarkan resmi oleh badan standarisasi nasional, dikeluarkan
secara berkala sehigga SNI tahun terbaru merupakan revisi edisi SNI sebelumya. untuk
memudahkan mengetahui edisi yang terbaru, SNI ini diberi nama sesuai tahun terbitnya misal
: SNI 1998, SNI 2002 , SNI 2007.

Melihat standar perusahaan

pada perusahaan tertentu menerbitkan koefisien analisa harga satuan tersendiri sebagai
pedoman kerja karyawan, koefisien analisa harga satuan perusahaan ini biasanya merupakan
rahasia perusahaan.

pengamatan dan penelitian langsung dilapangan.

Cara ini cukup merepotkan dan membutuhkan cukup banyak waktu, tapi hasilnya akan
mendekati ketepatan karena diambil langsung dari pengalama kita dilapangan, caranya
dengan meneliti kebutuhan bahan, waktu dan tenaga pada suatu pekerjaan yang sedang
dilaksanakan.

melihat standar Harga satuan

Harga satuan ini dikeluarkan per wilayah oleh pemerintah indonesia maupun standar
perusahaan masing masing, jika kita menggunakan harga satuan ini maka kita tidak
memerlukan koefisien analisa harga satuan karena untuk menghitung rencana anggaran biaya
kita hanya perlu mengalikan volume pekerjaan dengan harga satuan.
contoh penggunaan koefisien analisa harga satuan untuk menghitung kebutuhan material
bangunan bisa dibaca di : cara hitung kebutuhan pasir

Begitulah kurang lebih ara mencari koefisien analisa harga satuan, jika ada trik dan tips lain
dalam mencari koefisien analisa harga satuan bisa dimasukan melalui form dibawah.

Contoh hitung kebutuhan besi


Misalnya sebuah pekerjaan kolom beton bertulang ukuran 20cm x 30 cm setinggi 6 m dengan
gambar potongan besi seperti ini:

langkah perhitungan kebutuhan besi beton pada konstruksi tersebut

menghitung kebutuhan besi tulangan pokok

volume besi D10 adalah 4 bh x 6 m = 24 m


jika panjang besi perbuah dipasaran adalah 11 m maka kebutuhan besi adalah 24 m :
11 m = 2.18 buah (*panjang besi dipasaran ada yang 11m dan ada juga yang 12m).
berat per m besi D10 adalah 0.617 kg maka total kebutuhan besi D10 adalah 0.617
kg/m x 24 = 14.808 kg

Menghitung kebutuhan besi tulangan sengkang atau cincin

panjang tulang sengkang perbuah adalah 25+15+25+15+5+5 = 90 cm = 0.9 m


jumlah tulangan sengkang pada kolom setinggi 6 m dengan jarak pemasangan 15 cm
adalah 6 : 0.15 = 40 buah besi tulangan sengkang.
total panjang besi tulangan sengkang adalah 40 bh x 0.9 m = 36 m
jka panjang besi perbuah dipasaran 11 m maka kebutuhan besi tulangan sengkang 36 :
11 = 3.27 buah
berat besi per kg besi D8 pada tabel adalah 0.395 kg maka jumlah kebutuhan besi
adalah 0.395 kg/m x 36 m = 14.22 kg
Dari perhitungan diatas maka kebutuhan besi tulangan nya adalah

Besi D10 = 2.18 batang = 14.808 kg


Besi D8 = 3.27 batang = 14.22 kg
beton sebesar 0.20.36 = 0.36 m3

Penjelasan mengenai cara menghitung kebutuhan Beton

jumlah material beton yang kita perlukan dapat dilihat panduanya pada artikel cara
menghitung kebutuhan cor beton . pada pekerjaan kolom praktis diatas dapat kita hitung
volumenya yaitu : lebar 0,2m x panjang 0,3m x tinggi 6m = 0,36 m3.

Tabel berat besi

Dalam perhitungan struktur bangunan maupun pembuatan bestat besi diperlukan data berat
per m sehingga dapat dihitung total berat struktur yang akan dihitung atau jumlah besi dalam
kg yang harus dibeli untuk melaksanakan sebuah kegiatan pembangunan struktur beton
bertulang. Harga besi yang terkadang naik sehingga membuat biaya pembangunan melonjak
dapat dihemat dengan cara menghitung struktur bangunan yang menggunakan besi sedikit
mungkin namun tetap kuat dan bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Berikut ini tabel berat
besi yang dapat digunakan untuk menghitung volume besi atau struktur besi.

Untuk download file excel bisa klik

http://www.ziddu.com/download/7747421/Tabelberatbesi.xls.html

TABEL BESI

BESI BETON POLOS & ULIR


UKURAN BERAT
(mm) (Kg)
6 0.222
8 0.395
9 0.500
10 0.617
12 0.888
13 1.040
16 1.578
16 1.578
19 2.223
22 2.985
25 3.853
28 4.830
29 5.185
32 6.313
36 7.990
6p 0.22
8p 0.4
9p 0.5
10p 0.62
12p 0.89
13p 1.04
16p 1.57
16p 1.58
19p 2.23
22p 2.98
25p 3.85
28p 4.83
29p 5.19
32p 6.31
36p 7.99

Contoh perhitungan volume besi dalam kg

misalnya kita akan membangun suatu bagian struktur bangunan yang membutuhkan besi
diameter 8 dengan panjang 22 meter, lalu berapa kg besi dimater 8 yang harus dibeli? karena
panjang dan diamter besi sudah kita ketahui maka kita dapat melakukan langkah pertama
yaitu melihat tabel berat besi dimana kita lihat berat/m besi diameter 8 menurut tabel adalah
0.395

maka volume besi : V= 0.395 x 22 = 8.69 KG

Dalam batang jika panjang perbuah 11 m maka besi yang dibutuhkan adalah 22/11 = 2 batang

Jadi setelah kita hitung total keseluruhan kg besi yang harus didatangkan adalah 8,65 Kg atau
2 batang selanjutnya tinggal datang ke toko bangunan untuk membeli besi sesuai dengan
kebutuhan
Ini jika yang kita hitung adalah besi bulat dan apabila menggunakan struktur baja dengan
aneka bentuk maka bisa menuju ka artikel download tabel baja untuk perhitungan struktur
dalam format microsoft excel yang tersedia dalam berbagai macam ukuran baja sesuai ukuran
pabrik yang dijual dipasaran.

Contoh menghitung kebutuhan cor beton

Ketika kita melakukan pekerjaan pengecoran struktur beton maka diperlukan data kebutuhan
bahan bangunan yang perlu didatangkan ke lokasi, disini kita akan mencoba menguraikan
secara sederhana sebuah contoh menghitung kebutuhan cor beton, karena ini hanya contoh
maka hasilnya tentu saja berbeda dari pekerjaan yang sedang dilakukan karena ukuran dan
bentuk strukturnya juga berbeda. jadi jadikan sebagai gambaran saja

Contoh : Kita akan mengecor plat lantai dak beton atap rumah berbentuk persegi panjang
ukuran 10 m x 16 m, tebal plat dibuat 12 cm, anggap saja bagian baloknya sudah dihitung
atau bahkan sudah di cor jadi kita hanya perlu menghitung kebutuhan beton untuk plat lantai
atap saja. rencananya kita akan membeli beton jadi dalam bentuk ready mix, jika satu truck
mixer mampu mengangkut 5 m3 beton. pertanyaanya adalah berapa truck beton yang perlu
dipesan?

Mentukan berapa truck mixer beton yang dibutuhkan

O.k langsung saja kita hitung soal diatas;

Volume plat lantai = 10 m x 16 m x 0,12 m = 19,2 m3.


Angka keamanan/ safety factor / wise kita buat 2,5 % x 19,2 m3 = 0,48 m3 ( ini
dimaksudkan sebagai cadangan ketika terjadi kekurangan akibat kejadian tidak
terduga seperti tumpah, kebocoran bekisting, salah hitung dll.)
Jadi total volume beton yang dibutuhkan adalah 19,68 m3 kita bulatkan menjadi 20
m3.
Jika 1 truck mixer mampu mengangkut 5 m3 maka total yang harus dipesan adalah 20
m3 : 5 m3 = 4 truck.
Jadi yang kita butuhkan adalah 4 truck mixer kapasitas 5 m3. NB: jangan heran kalau
hasil akhirnya bulat karena memang sudah direncanakan demikian

Menentukan berapa material adukan beton yang dibutuhkan

Jika kita membuat adukan beton sendiri maka diperlukan data berapa rincian bahan bangunan
yang dibutuhkan, detail tentang tutorial ini bisa dilihat pada artikel yang berjudul cara
menghitung adukan beton disini , dari data tersebut maka kita dapat menghitung kebutuhan
materialnya
Semen berapa zak?
Pasir beton berapa m3?
Kerikil berapa m3?

Demikian contoh cara menghitung kebutuhan cor beton ini, jika ada koreksi, masukan atau
tambahan bisa dituliskan dibawah, semoga bermanfaat

cara menghitung beban p q Struktur bangunan


Saat merencanakan struktur bangunan khususnya dalam perhitungan mekanika teknik kita
akan menemukan beban P yang perlu diketahui berapa besarnya, permasalahanya adalah
guru atau dosen mekanika dibangku sekolah dalam memberikan soal terkadang langsung
menyebutkan besarnya beban P sama dengan sekian ton atau kg sehingga kita tidak pernah
tahu dari mana nilai tersebut sebenarnya apalagi jika dalam memperlajari teknik bangunan
hanya sebatas teori tanpa melihat dan mengetahui secara langsung kondisi di lapangan. selain
itu juga kita kenal beban q yang juga harus diketahui, nah.. disini mari kita bahas tentang
bagaimana cara menghitung beban P struktur bangunan.

Beban P adalah beban terpusat seperti berat kendaraan atau berat struktur terpusat
diatasnya
Bebat q adalah beban merata seperti berat sendiri struktur atau berat suatu benda yang
membebani semua bagian struktur secara merata.

Misalnya kita akan menghitung sebuah struktur balok lantai jembatan dengan bentang 10 m,
rencananya diatas lantai tersebut akan digunakan untuk lewat kendaraan truck dan beberapa
jenis alat transportasi kecil lainya, jembatan menggunakan beton bertulang tebal 20 cm, dari
kondisi struktur ini dapat kita gambarkan kondisinya sebagai berikut:

Proses perhitungan beban P dan q


Nah.. dari gambar diatas dapat kita lihat dua macam beban yang belum diketahui yaitu p dan
q, beginilah cara mencarinya.

Beban terpusat p = berat 1 roda kendaraan truck, jika berat 1 truck = 16 ton maka untuk 1
roda memikul berat sebesar 4 ton.

Beban merata q = berat lantai beton + berat asphalt + berat besi tulangan ( anggap saja 0
karena disini kita belum menetapkan diameter besi dan jarak yang digunakan ).

Berat lantai beton selebar 1 m = 10 m x 1 m x 0.2 m x 2400 kg/m3 ( berat beton per m3 )=
4800 kg.

Begitulah kurang lebih cara mencari beban P dan q, pada prinsipnya mencari nilai beban
pada semua struktur hampir sama, yang membedakan adalah bentuk dan jenis material yang
digunakan saja, selain itu juga ada beban lain yang diperhitungkan seperti akibat gempa dan
angin yang contoh selengkapnya dapat dilihat pada artikel berjudul menghitung beban
struktur jembatan disini. langkah selanjutnya adalah menghitung struktur balok yang mampu
menahan beban p, selamat merencanakan struktur bangunan dengan teliti sehingga dapat
dipilih jenis dan dimensi material yang ekonomis tapi kuat

menghitung keuntungan borongan


Menghitung keuntungan borongan

Keuntungan borongan harus dapat diterima oleh berbagai pihak yang berhubungan dengan
proses pelaksanaan konstruksi
Dalam peraturan pemerintah Indonesia besarnya keuntungan borongan ditetapkan sebesar
10% dari harga pelaksanaan proyek, namun dalam pelaksanaannya ada kemungkinan terjadi
benturan kepentingan dari pihak-pihak yang terkait pekerjaan sehingga prosentasi
keuntungan borongan dapat berubah. Berikut ini Keuntungan borongan dari berbagai sudut
pandang
Owner / pemilik proyek
Bagi pemilik proyek tentunya keuntungan borongan diupayakan sekecil mungkin agar
dibutuhkan biaya konstruksi yang murah dan efisisen, namun diperlukan tenggang rasa agar
tetap dapat memberi keuntungan bagi pihak pemborong sehingga pekerjaan dapat
berlangsung dengan kualitas yang baik sesuai dengan perencanaan sebelumnya. Biaya yang
terlalu murah dibawah standar dapat mengakibatkan pemborong secara sadar ataupun
terpaksa melakukan pengurangan kualitas pekerjaan untuk menghindari kerugian.
Kontraktor / pemborong
Bagi kontraktor atau pemborong tentunya keuntungan borongan diupayakan sebesar
mungkin, tetapi pemborong yang professional dapat menentukan besarnya keuntungan yang
baik sehingga pekerjaan dapat dikerjakan dengan kualitas maksimal dan tetap menjaga
hubungan baik dengan penilik proyek karena keuntungan yang terlalu besar dapat membuat
owner atau pemilik proyek merasa dirugikan dan hal ini dapat membuat owner berpindah ke
lain hati untuk memutuskan memilih pemborong yang lebih murah.
Pekerja proyek / karyawan proyek
Pengaruh keuntungan borongan bagi karyawan proyek ( misalnya karyawan kontraktor,
konsultan pengawas, konsultan perencana, tukang bangunan) sangat tergantung dari
kebijakan dimana karyawan tersebut bernaung.

Contoh perhitungan keuntungan borongan upah


Pekerjaan pasangan batu bata dikerjakan oleh satu tukang dibantu dua pekerja. Harga
borongan upah per m2 Rp.12.000,00 upah harian tukang Rp.60.000,00 dan pekerja
Rp.40.000,00
Produktifitas tenaga kerja dapat dihitung dengan pendekatan sebagai berikut:
Upah perhari ( 1 tukang + 2 pekerja ) = Rp.140.000,00
Borongan per m2 Rp.13.000,00 , produktifitas tenaga 12 m3/hari
Total upah borongan per hari
12 m3 x Rp.13.000,00 = Rp.156.000,00 perhari
Keuntungan borongan perhari adalah upah tukang dikurangi harga produksi borongan =
Rp.156.000,00 Rp.140.000,00 = Rp.16.000,00 perhari

Untuk proyek dengan sekala besar perhitungan keuntungan borongan dihitung secara total
yang biasanya sebesar Rencana anggaran biaya pekerjaan rencana anggaran pelaksanaan (
RAB RAPK )

Você também pode gostar